analisis teknikal n fundamental WIKA; fundamental n teknikal : jsmr
Didukung SWF, begini rekomendasi saham konstruksi
Belum Lunas, Jasa Marga Tagih Piutang ke Pemerintah Rp3 Triliun
Utang Wijaya Karya tercatat meningkat di tahun 2020, ini strategi untuk melunasinya
BUMN Karya Berdarah-darah, Bos WIKA: WIKA Jatuh Bangun, tapi Tetap Bangun Terus
WIKA: konsorsium bendungan di GOWA
Wijaya Karya Raih Fasilitas Pembiayaan Rp 1 Triliun dari BTN
WIKA: manajemen para ahli non-finansial
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) bakal menunjukkan pemulihan tahun ini
WIKA: penjualan kuartal 3/2022
KONSTRUKSI BUMN: suku bunga n IKN
Tumbuh 92,4%, Wijaya Karya (WIKA) raih kontrak baru Rp 13,16 triliun hingga Q3-2021
Wijaya Karya (WIKA) baru serap capex Rp 350 miliar hingga semester I
Progres Kereta Cepat Jakarta Bandung: Bantalan Beton Rel Resmi Dipasang
Kontrak baru jadi katalis, ini rekomendasi saham Wijaya Karya (WIKA)
WIKA: tambah modal bandara Batam
WIKA: resmi kelola Bandara Batam 1 Juli 2022
WIKA Gandeng Ditjen Dikti, UGM, dan Unisa Kembangkan Energi Terbarukan
Erick Thohir Tunjuk Ayu Widya Kiswari Jadi Direktur WIKA
WIKA: saat tertekan harga saham, rekomendasi
WIKA, tlkm: saat tertekan harga (2)
Mundur, Tol Bertingkat Terpanjang RI Ditarget Kelar ke 2024
MUNDUR (2): jsmr kluar dari GETACI
Waskita Karya Jual 30 Persen Saham Tol Medan Ke Investor Hongkong
JSMR lepas kepemilikan jalan tol
WIKA: lepas kepemilikan jalan tol
Direksi dan Komisaris Jasa Marga Dirombak Erick Thohir, Berikut Susunan Lengkapnya
Jasa Marga menjadi perusahaan karya untuk tol
JSMR: volume lalin jalan tol diandalken
JSMR: lintas tol terpanjang (2)
JSMR: jumlah kendaraan lintas tol Nataru 2023
JALAN TOL INDONESIA: jalur tol sepanjang 11.140 km
JALAN TOL INDONESIA: TOTAL 2499 km
Tol Trans Jawa: stop dulu di Besuki
JSMR: laba melonjak Kuartal 1/2022
Pembebasan Tanah Tol Serpong-Balaraja Sesi Pertama Sudah 94 Persen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasamarga Related Business (JMRB) akan melakukan ekspansi bisnis, salah satunya Toll Corridor Development (TCD) atau pengembangan koridor jalan tol. Hal ini sejalan dengan terus bertambahnya ruas jalan tol baru yang dibangun oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Oleh karena itu, PT JMRB melihat peluang bisnis pengembangan kawasan di sekitar jalan tol yang dibangun oleh Jasa Marga.
Direktur PT JMRB Cahyo Satrio Prakoso mengatakan, perusahaan tengah melakukan pengembangan TCD yang masih relevan dengan bisnis utama induk usaha yakni, bidang jalan tol.
Baca Juga: Jasa Marga kuasai 55% jalan tol di Indonesia
Cahyo menilai, pengembangan kawasan TCD memiliki potensi yang cukup besar karena berada di sekitar jalan tol yang merupakan “urat nadi” penggerak roda perekonomian.
Sebagaimana diketahui, Jasa Marga memiliki konsesi jalan tol lebih dari 1.500 kilometer dan diklaim sebagai operator jalan tol terbesar di Indonesia.
“Oleh karena itu, JMRB akan mengembangkan lini bisnisnya dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh Jasa Marga,” terang Cahyo dalam siaran pers, Selasa (18/8/2020).
Melalui pengembangan kawasan TCD diharapkan dapat dikembangkan menjadi lini bisnis yang dapat diandalkan. Sebab, kata Cahyo, konsep pengembangan kawasan TCD beragam dan tidak terpaku pada sektor tertentu.
Cahyo menjelaskan, sektor bisnis yang dikembangkan melalui TCD bisa berupa pengembangan residensial, kawasan industri, bahkan komersial.
Hal ini termasuk dekat dengan pusat transportasi maupun logistik. Dalam waktu dekat, JMRB bakal mengembangkan konsep TCD di sekitar ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan Tol Jagorawi.
Baca Juga: Lalu lintas padat, Jasa Marga menerapkan contraflow di Tol Jagorawi
Dalam menjalankan bisnisnya, JMRB akan menggandeng para investor strategis maupun pengembang besar. Pada masa depan pun JMRB berencana untuk "Go Public".
Sebelumnya, PT JMRB telah dipercaya untuk mengembangkan sejumlah bisnis yang memanfaatkan sektor utama Jasa Marga yakni, pengembangan dan pengelolaan rest area, pengelolaan media periklanan dan utilitas di Ruang Milik Jalan ( Rumija) tol maupun rest area, pengembangan gedung, serta properti hunian. (Suhaiela Bahfein)
🍊
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk bukukan laba bersih sebesar Rp 324,75 miliar di semester I-2020. Catatan itu didukung oleh penjualan perseroan sebesar Rp 7,13 triliun yang mayoritasnya disumbangkan oleh
proyek infrastruktur dan
gedung. Kontribusi lainnya berasal dari
sektor industri,
energi dan industrial plant, serta
realty dan properti.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyebutkan bahwa catatan ini menjadi bukti, perseroan masih bisa menorehkan kinerja positif di tengah terpaan pandemi global Covid-19. Menurutnya, pada kuartal II khususnya, tantangan pada sektor konstruksi memang cukup berat.
"Sejumlah proyek terhenti atau mengalami perlambatan akibat keterbatasan akses material maupun penambahan pekerja yang akan masuk ke area proyek, sehingga hasil positif pada laporan keuangan semester I ini menjadi catatan yang cukup impresif bagi kami," ungkapnya dalam keterangan pers yang diterima kontan.co.id, Rabu (19/8).
Kinerja yang positif juga sejalan dengan kondisi keuangan perusahaan yang tetap berada pada kondisi sehat. Rasio gross gearing dan net gearing perusahaan masing-masing hanya sebesar 1,26x dan 0,82x dari covenant sebesar 2,50x. Agung B.W bilang, dengan perolehan tersebut membuat lembaga rating international Fitch mempertegas Long-Term Foreign and Local Currency Issuer Default Rating (IDR) perusahaan masih tetap pada rating BB dan national long term rating pada AA- (idn).
Sementara di semester II ini disebutnya menjadi momentum bagi perusahaan untuk memulihkan ritme pekerjaan. Terlebih lagi, sektor infrastruktur dengan penyerapan tenaga kerja masif menjadi salah satu andalan pemerintah untuk memulihkan roda perekonomian sehingga menjadi peluang besar dan perlu dimanfaatkan dengan optimal.
"Kami memetakan lagi proyek-proyek yang memiliki skema pembayaran yang lebih cepat sehingga likuiditas keuangan kita tetap sehat. Untuk itu, kami lebih fokus kepada proyek yang berasal dari Pemerintah dan BUMN," paparnya.
Saat ini emiten berkode saham WIKA ini masih memiliki order book mencapai Rp 79,45 triliun yang masih bisa diproduksi hingga beberapa tahun mendatang. Salah satu proyek yang sedang dikerjakan adalah Pembangunan Jalan Tol Kunciran - Batu Ceper - Cengkareng yang dimiliki Jasa Marga.
Adapun progres pembangunannya hingga pekan II Agustus 2020 telah mencapai 87% dan kini pembangunannya sedang berfokus pada pekerjaan struktur dan perkerasan. WIKA menargetkan pembangunan tol ini dapat selesai pada akhir 2020.
Tol ini nantinya membentang sepanjang 14,19 KM dan terbagi atas empat seksi. Seksi 1 Kunciran 44 - interchange Sultan Ageng Tirtayasa, Seksi 2 interchange Sultan Ageng Tirayasa - Benteng Betawi, kemudian Seksi 3 Benteng Betawi - interchange Husein Sastranegara, serta Seksi 4 interchange Husein Sastranegara - Benda Junction.
Sementara itu, WIKA juga sedang mengerjakan Terminal Kijing, Mempawah, Kalimantan Barat milik Pelindo II. Terminal ini diproyeksikan untuk menyerupai pelabuhan-pelabuhan internasional besar lainnya di Indonesia dengan fasilitas modern. Dengan kapasitas yang mencapai 2 juta TEUs menjadikannya sebagai terminal terbesar di Kalimantan.
WIKA sendiri mengerjakan keseluruhan lingkup pada proyek pelabuhan ini seperti pembangunan onshore atau terminal di daratan, pembangunan dermaga di laut dan jalan akses penghubung dari daratan. "Saat ini pembangunannya mencapai 63% dan kami sedang fokus pada pekerjaan pemancangan dermaga dan pekerjaan bangunan fasilitas darat," bebernya.
Selain berfokus pada proyek domestik, WIKA juga kini tengah menggarap beberapa proyek di luar negeri. Salah satunya adalah Istana Kepresidenan Republik Niger yang merupakan proyek pertama perseroan di wilayah Barat Afrika. Pada proyek ini, lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab WIKA meliputi pembangunan ballroom, service building dan pavillion of president atau tempat kerja Presiden.
Saat ini tim proyek berhasil mencatatkan progres sebesar 68% hingga pekan kedua di Agustus 2020 dan tengah fokus pada penyelesaian bangunan ballroom serta mengejar target untuk segera rampung pada Februari 2021 mendatang.
🍓
JAKARTA, Investor.id - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) masih meraih laba bersih senilai Rp 105,7 miliar pada semester I-2020. Meski demikian laba tersebut turun signifikan dari perolehan peridode sama semester I-2019 yang mencapai Rp 1,06 triliun. Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan, penurunan kinerja perseroan pada semester I-2020 dipengaruhi atas pandemi Covid-19 yang berakibat terhadap penurunan trafik ruas tol.
Di sisi lain, perseroan juga mencatat peningkatan beban bunga seiring dengan pengoperasian jalan tol baru. "Ditambah dengan adanya imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) serta kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berakibat pada turunnya volume lalu lintas harian ruas tol yang dikelola perseroan," jelas dia dalam keterangan tertulis yang diterima Investor Daily pada akhir pekan lalu.
Perseroan mencatat pendapatan pada semester I-2020 sebesar Rp 6,77 triliun atau turun dari periode sebelumnya senilai Rp 13,83 triliun. Penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh pendapatan tol perseroan yang melemah hingga 17,5% menjadi Rp 3,9 triliun.
Kendati, pendapatan non tol perseroan tetap bertumbuh 4,1% menjadi Rp 433,3 miliar.
Sementara itu, EBITDA perseroan pada semester I-2020 tercatat sebesar Rp 2,6 triliun, turun 23% dibandingkan semester I-2019.
Sedangkan total aset bertumbuh 3% menjadi Rp 102,7 triliun.
Agus mengungkapkan, perseroan berkomitmen untuk terus menjaga kinerja perusahaan tetap positif di tengah pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan dengan melakukan efisiensi beban usaha dan pengendalian capex, baik belanja operasional maupun pengembangan usaha. Lebih lanjut, Agus menjelaskan, setelah adanya pelonggaran PSBB pada Juni 2020, realisasi pendapatan tol mulai meningkat.
Pada Mei 2020, pendapatan tol perseroan turun 50%, namun pada Juni 2020 penurunan hanya sekitar 20%, dibandingkan dengan pendapatan tol normal. Terkait pengembangan ruas baru, Jasa Marga berkomitmen untuk terus mengebut pembangunannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penularan Covid-19. Setelah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang Seksi 5 (Pakis-Malang) sepanjang 3,11 km di awal tahun, sebanyak lima jalan tol lainnya juga ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2020. Di luar Pulau Jawa, Jasa Marga menargetkan dua jalan tol beroperasi, yaitu Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 1 Balikpapan (Km 13) - Samboja dan Seksi 5 Sepinggan - Balikpapan (Km 13) serta Jalan Tol Manado-Bitung (Seksi 2A sd SS Danowudu). Sedangkan tiga jalan tol lainnya terletak di wilayah Jabotabek yaitu Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi 3A Simpang Yasmin-Semplak serta Jalan Tol Kunciran-Cengkareng dan Jalan Tol Cinere-Serpong yang masuk dalam jaringan Jalan Tol JORR II.
Di bidang pengoperasian jalan tol, Jasa Marga berkomitmen untuk terus mengembangkan implementasi teknologi pembayaran Nir Henti. Jasa Marga melalui anak usaha PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) terus melakukan perluasan uji coba terbatas pembayaran tol Single Lane Free Flow (SLFF) with barrier dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) berbasis server yang dikenal dengan nama FLO di Jalan Tol wilayah Jabotabek dan Bali. Jasa Marga melalui JMTO juga mengikuti tender proyek sistem transaksi Multi Lane Free Flow (MLFF) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Implementasi MLFF bertujuan untuk mengefisienkan waktu perjalanan, meningkatkan fleksibilitas, keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Dipicu Covid-19, Laba Bersih Jasa Marga Turun Menjadi 105,7 Miliar"
Read more at: http://brt.st/6GfD
🍒
JAKARTA, investor.id - Mulai normalnya trafik dan pendapatan ruas tol akan menjadi sentimen positif terhadap kinerja keuangan dan pergerakan harga saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) hingga akhir tahun ini. Dukungan juga datang dari keputusan pemerintah untuk mempercepat pembiayaan pembebasan lahan untuk infrastruktur melalui penyederhanaan verifikasi data. Analis Danareksa Sekuritas Maria Renata mengungkapkan, berdasarkan data terakhir bahwa semua ruas tol Jasa Marga telah kembali normal setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19. Kenormalan terlihat dari mulai pulihnya trafik kendaraan seluruh ruas tol perseroan atau setara dengan 80% dari kondisi normal sebelumnya. “Peningkatan trafik mendekati kondisi normal tersebut terjadi setelah adanya pelonggaran PSBB. Hal ini membuat trafik kendaraan ruas tol perseroan mencapai 80% dari kondisi normal dibandingkan selama PSBB yang rata-rata hanya 59%,” tulis Maria dalam risetnya, baru-baru ini. Peningkatan trafik kendaaraan membuat pendapatan ruas tol perseroan kembali memasuki level 80% dari kondisi normal. Sedangkan pendapatan terendah perseroan terjadi selama periode 27 April- 3 Mei 2020, yaitu pendapatan tarif tol perseroan anjlok hingga 60%. Jalon tol Jasa Marga. Foto: ilustrasi: IST Peningkatan trafik diharapkan berdampak pada pemulihan kinerja operasional dan keuangan untuk beberapa bulan ke depan. Selain faktor tersebut, menurut Maria, Jasa Marga sedang bernegosiasi dengan sejumlah bank untuk pemangkasan suku bunga pinjaman hingga 100 bps. Sedangkan pelunasan Komodo Bond perseroan senilai Rp 4 triliun yang jatuh tempo pada Desember 2020 optimistis terlaksana dengan baik, termasuk kesiapan dana untuk pembiayaan operasionalsepanjang tahun ini. Menurut dia, optimisme perseroan seiring diperolehnya fasilitas pinjaman senilai Rp 2,45 triliun. Perseroan juga sudah menandatangani pinjaman lainnya senilai Rp 2 triliun dan berdiskusi untuk mendapatkantambahan pinjaman lagi sebesar Rp 700 miliar. Jasa Marga sedang juga memproses emisi obligasi dan surat berharga komersial (commercial paper) lain dengan target berkisar Rp 1,5-3 triliun. Emisi obligasi ditargetkan terlaksana pada Agustus 2020 dan emisi commercial paper pada September 2020. Danareksa Sekuritas juga memberikan pandangan positif terhadap prospek Jasa Marga ke depan. Sikap tersebut didasari atas regulasi pemerintah untuk mempercepat pembayaran dana pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur maupun jalan tol. Jasa Marga akan mulai melaksanakan pekerjaan rekonstruksi perkerasan di Ruas Tol Jagorawi, Senin (8/6). Selama ini, pembayaran dana pembebasan lahan harus melalui proses verifikasi dari dua institusi, yaitu Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berimbas terhadap lamanya pencairan dana tersebut. “Namun, dengan regulasi baru, proses pembayaran atas pembelian lahan akan lebih mudah dan sederhana, yaitu hanya melalui satu verifikasi oleh LMAN,” jelas Maria. Jasa Marga bersama dengan operator jalan tol lainnya juga sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk mendapatkan konpensasi atas penurunan drastis pendapatan ruas tol selama PSBB. Menurut dia, kompensasi bisa saja memberikan perpanjangan masa konsesi atau menerapkan kebijakan kenaikan tarif tol. Apabila permintaan tersebut dikabulkan pemerintah, tentu berimbas positif terhadap sektor ini. Berbagai faktor tersebut mendorong Danareksa Sekuritas untuk mempertahan kan rekomendasi beli saham JSMR dengan target harga Rp 5.700. Target harga tersebut merefleksikan perkiraan PE sebesar 15,3 kali tahun ini atau di bawah rata-rata dalam tiga tahun terakhir berkisar 16,7 kali. Target harga tersebut juga telah mempertimbangkan ekspektasi penurunan laba bersih Jasa Marga menjadi Rp 2,02 triliun tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu Rp 2,21 triliun. Begitu juga dengan pendapatan diharapkan bertumbuh dari Rp 10,98 triliun menjadi Rp 11,04 triliun. Sebelumnya, Jasa Marga telah menaikkan tarif kendaraan penumpang ruas tol Jakarta Inner Ring Road (JIRR) sebesar Rp 500 dari Rp 9.500 menjadi Rp 10.000 sejak 31 Januari 2020. Kenaikan tariff dan penambahan ruas tol baru akan menjadi faktor pendongkrak pendapatan perseroan sepanjang tahun ini, meskipun kinerja keuangan perseroan kuartal II-2020 diproyeksikan melemah akibat pandemic Covid-19. Ekspektasi berlanjutnya peningkatan kinerja keuangan perseroan, ungkap Maria, juga terlihat dari keberhasilan perseroan membukukan pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang kuartal I-2020. Sejumlah proyek jalan tol baru, konstruksinya tetap ditargetkan selesai akhir tahun ini. Foto ilustrasi: IST “Relalisasi kinerja keuangan Jasa Marga sepanjang kuartal I memperkuat optimisme masyarakat terhadap kinerja keuangan Jasa Marga tahun ini, meskipun Indonesia sedang dilanda Covid-19,” sebut dia. Sementara itu, tim riset Mirae Asset Sekuritas menyebutkan bahwa trafik kendaraan ruas tol Jasa Marga diproyeksikan segera pulih setelah pelonggaran PSBB. “Kami juga memperkirakan pendapatan perseroan akan didukung pengoperasian ruas tol baru Balikpapan-Samarinda seksi IIIV dan Pandaan-Malang seksi V pada semester II-2020,” tulis tim Mirae dalam risetnya. Jasa Marga juga akan mendapatkan penurunan suku bunga pinjaman sebesar 1% yang diharapkan berdampak terhadap penurunan beban keuangan perseroan. Sedangkan DER perseroan masih berada di level 2,6 kali pada kuartal I-2020 dan rasio utang bersih mencapai 207%.
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Pulihnya Kinerja dan Saham Jasa Marga"
Read more at: http://brt.st/6FYd
🍐
JAKARTA, iNews.id - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA mendapat kepercayaan otoritas Aljazair. Sejak 2017, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang konstruksi tersebut sudah membangun 4.000 unit bersubsidi dengan total tower apartemen yang mencapai 150 bangunan.
"Tahun 2017 kita dapat di Algeria perumahan logement. Kita ambil baru 4.000 logement apartemen dapat kontrak 2018, 150 tower apartemen," ujar Manager Proyek Lodgement WIKA di Aljazair, Tumbur Butarbutar, dalam diskusi virtual, Jumat, (24/7/2020).
Tumbur menjelaskan, WIKA baru mulai mengerjakan proyek tersebut pada 2019. Proses konstruksi dilakukan di dua wilayah yang berbeda yakni, sebanyak 1.700 unit di Aljazair dan 2.250 unit di Blida dengan total anggaran sebesar Rp187 miliar.
Bahkan, kata Tumbur, kinerja WIKA menjadi contoh bagi perusahaan kontraktor lain, baik dari China, Turki dan perusahaan lokal asal negara tersebut.
"Karena yang kita banggakan dari WIKA adalah sisi kualitasnya. Kita menjadi contoh bagi kontraktor di sini, di sini kita bersaing dengan kontraktor dari China, Turki dan lokal juga," tuturnya.
Untuk memperkuat ekspansi perseroan, lanjut Tumbur, WIKA mengambil sejumlah proyek di beberapa negara lain, seperti Timor Leste dan Taiwan. Di Timor Leste, perusahaan pelat merah itu sudah membangun bandara pesawat bertaraf internasional.
Sementara di Taiwan, WIKA dipercaya menggarap jalur Mass Rapid Transit (MRT). Jalur yang diberi nama Sanying Line itu akan membentang sepanjang 14,3 kilometer (km) dan menghubungkan daerah Tucheng, Sanxia dan Yingge dengan 13 stasiun pemberhentian.
Saat ini, WIKA tengah fokus dengan ekspansi bisnisnya. Tercatat, terdapat dua kawasan menjadi fokus WIKA, yakni kawasan Asia Pasifik. Kedua, Timur Tengah dan Afrika.
🍐
Bisnis.com, JAKARTA – Upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur di tengah pandemi virus corona akan menjadi berkah bagi emiten-emiten di sektor konstruksi.
Analis Sinarmas Sekuritas, Kharel Devin Fielim dalam risetnya pada Kamis (16/7/2020), mengatakan, prospek emiten di sektor konstruksi cukup potensial. Salah satu faktor pendukungnya adalah upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur.
Komitmen pemerintah juga terlihat dari dana bantuan yang diberikan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada sejumlah BUMN karya seperti PT Hutama Karya yang mendapat Rp2,3 triliun, PT Waskita Karya Tbk (Rp3,4 triliun), PT Wijaya Karya Tbk (Rp1,2 triliun), dan PT Jasa Marga Tbk (Rp5,3 triliun).
“Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga telah merencanakan tender untuk 10 ruas jalan tol pada Juli – Agustus 2020. Lelang ini diperkirakan dapat mendorong nilai kontrk baru yang dikantongi emiten konstruksi agar mencapai target,” katanya dikutip dari riset tersebut.
Lebih lanjut, Kharel mengatakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tengah berlangsung juga akan menjadi momentum positif untuk pemulihan sektor konstruksi. Pasalnya, perusahaan dapat kembali melanjutkan pengerjaan proyek yang tertunda serta mengikuti tender guna meraup nilai kontrak baru yang lebih tinggi.
Di sisi lain, sektor konstruksi juga masih menjadi tumpuan utama pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran. Dalam rentang tahun 2017 hingga 2019, sektor konstruksi menyerap sebanyak 127,6 juta tenaga kerja. Kharel memperkirakan sektor ini akan menyerap 9,6 juta tenaga kerja Indonesia pada 2021 hingga 2025 mendatang.
Adapun, sejak pandemi virus corona terjadi, valuasi price to earning ratio emiten konstruksi telah anjlok sebesar 35 persen hingga 45 persen. Hal ini memunculkan peluang bagi investor untuk mendapatkan return yang cukup baik.
Kharel merekomendasikan saham-saham BUMN karya dengan posisi neraca keuangan yang sehat dan tingkat solvabilitas yang tinggi. Ia menyematkan rekomendasi beli untuk saham WEGE, WIKA, dan PTPP. Sementara itu, saham ADHI dan WSKT direkomendasikan untuk netral.
🍓
Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VI DPR RI menyetujui usulan besaran pencairan utang pemerintah kepada badan usaha milik negara tahun anggaran 2020 untuk disampaikan ke Badan Anggaran DPR sesuai peraturan perundang-undangan.
Komisi VI menyetujui usulan besaran pencairan utang negara ke BUMN dengan jumlah total penagihan sekitar Rp116 triliun pada Rabu (15/5/2020).
Dari total nilai Rp116 triliun, terdapat utang pemerintah kepada sejumlah BUMN konstruksi, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Secara detail, pemerintah memiliki utang Rp5,02 triliun kepada Jasa Marga. Nilai itu berasal dari kekurangan pembayaran pemerintah terkait pembelian lahan pada 2015—2020.
Selanjutnya, utang pemerintah kepada Waskita Karya senilai Rp8,94 triliun. Kewajiban itu berasal dari kekurangan penggantian pembebesan lahan proyek jalan tol.
Adapun, pencairan utang negara yang diajukan untuk Wijaya Karya senilai Rp59,11 miliar. Pemerintah memiliki kekurangan penggantian pembebasan lahan proyek jalan tol Serang—Panimbang periode 2018—2020.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terdapat utang pemerintah senilai Rp12 triliun kepada BUMN Karya dari lembaga manajemen aset negara (LMAN) atas pembebasan lahan jalan tol.
“Ini kebanyakan proyek infrastruktur atau jalan tolnya sudah jalan tetapi daripada hutang pemerintah untuk pembebasan tanahnya sendiri belum dicairkan. Akhirnya, utang LMAN ini akan dibayarkan,” jelas Erick di sela-sela rapat kerja (Raker) Komisi VI, Rabu (15/7/2020).
Sementara itu, Komisi VI DPR RI juga menyetujui pengajuan penambahan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2020.Komisi VI DPR juga memberikan lampu hijau untuk pencairan utang pemerintah serta pinjaman dana pemerintah ke BUMN.
Jumlah PMN yang disetujui Komisi VI DPR tersebar untuk 7 BUMN. Rincian PMN sebagai berikut :
- PT Hutama Karya (Rp7,5 triliun)
- PT Permodalan Nasional Madani (Rp1,5 triliun)
- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Rp500 miliar)
- PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Rp6 triliun)
- PT Perkebunan Nusantara III (Rp4 triliun)
- Perum Perumnas (Rp650 miliar)
- PT KAI (Rp3,5 triliun).
Selain itu, Komisi VI menyetujui usulan besaran pencairan utang negara ke BUMN dengan jumlah total penagihan sekitar Rp116 triliun. Pencairan utang pemerintah ke BUMN disepakati sebagai berikut :
- PT Hutama Karya (Rp1,88 triliun)
- PT Wijaya Karya (Rp59,91 miliar)
- PT Waskita Karya (Rp8,94 triliun)
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (Rp5,02 triliun)
- PT KAI (Rp257,88 miliar)
- PT Pupuk Indonesia (Rp5,75 triliun)
- Perum Bulog (Rp566,36 miliar)
- PT Pertamina (Rp45 triliun)
- PT PLN (Rp48,46 triliun)
🍊
JAKARTA, investor.id - Pemulihan aktivitas konstruksi di sejumlah proyek utama dan luar negeri akan menjadi faktor penentu kinerja keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepanjang tahun ini. Sedangkan perolehan kontrak baru diperkirakan turun drastis akibat penundaan tender sejumlah proyek pemerintah dan swasta.
Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengungkapkan, margin keuntungan bisnis konstruksi diperkirakan pulih, apabila aktivitas konstruksi pada sejumlah proyek utama perseroan, termasuk proyek di luar negeri, sudah normal. Sebagaimana diketahui, pendapatan proyek luar negeri turun sebesar 19,2% pada kuartal I-2020 dan hanya berkontribusi 2% terhadap total pendapatan. Ekspektasi peningkatan margin keuntungan didukung oleh keputusan Pemerintah Aljazair membuka pembatasan Negara tersebut dari pandemi Covid-19 sejak 7 Juni 2020. Meski demikian, perbatasan darat, penerbangan penumpang internasional, perjalanan laut, dan penerbangan domestik masih ditutup. Pembukaan tersebut diharapkan bisa memulihkan aktivitas proyek perseroan di negara tersebut. Wika memiliki proyek besar yang sedang berjalan senilai Rp 2 triliun di Aljazair. Berdasarkan data proyek konstruksi di luar negeri menghasilkan margin keuntungan yang besar atau mencapai 15,1% pada kuartal I-2020 dibandingkan dengan margin keuntungan proyek domestik dengan margin keuntungan bersih hanya 4%. wijaya karya Peningkatan margin keuntungan perseroan juga diharapkan datang dari segmen bisnis properti pada semester II tahun ini. Kenaikan didukung oleh ekspektasi pertumbuhan permintaan. Karena itu, margin kotor perseroan diperkirakan meningkat dari 12,1% pada kuartal I-2020 menjadi 12,5% sepanjang tahun ini. Terkait proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, Wika diharapkan menuntaskan pengerjaan proyek hingga 65% tahun ini dari perkiraan awal mencapai 80-85% setelah sempat mengalami penundaan akibat pandemi Covid-19. Pengerjaan proyek ini diharapkan mulai normal pada semester II tahun ini. “Meskipun pengerjaan proyek kereta cepat ini sempat tertunda, kami percaya bahwa target penyelesaian proyek tersebut tahun 2021 tetap bisa terwujud dengan asumsi tidak ada lagi hambatan dan kecepatan pengerjaan bisa dipertahankan seperti tahun 2019,” tulis Joshua dalam risetnya, baru-baru ini. Adanya penundaan pengerjaan proyek tersebut, menurut dia, mendorong Mirae Asset Sekuritas untuk mengalihkan kontribusi keuntungan bersih dari proyek kereta cepat senilai Rp 121 miliar tahun ini menjadi keuntungan tahun depan. Terkait perolehan kontrak baru Wika tahun ini, Joshua tetap mempertahankan senilai Rp 33,5 triliun atau turun 19% dari perolehan pada periode sama tahun lalu dan total kontrak yang dikerjakan mencapai Rp 114 triliun.
Target tersebut jauh di bawah proyeksi semula mencapai Rp 53,6 triliun. Bahkan dalam skenario terburuk, perolehan kontrak baru perseroan hanya mencapai Rp 13-16 triliun. Berbagai faktor tersebut mendorong Mirae Asset Sekuritas memilih untuk menurunkan rekomendasi saham WIKA menjadi hold dengan target harga dipertahankan Rp 1.250. Target harga tersebut sejalan dengan pemangkasan target kinerja keuangan perseroan tahun ini. Target harga tersebut merefleksikan perkiraan PB tahun ini mencapai 0,9 kali. Wika - wijaya karya Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan proyeksi penurunan laba bersih perseroan menjadi Rp 904 miliar tahun ini dibandingkan perolehan tahun lalu senilai Rp 2,28 triliun. Pendapatan perseroan juga diperkirakan turun dari Rp 27,21 triliun pada 2019 menjadi Rp 20,96 triliun tahun ini. Sementara itu, analis Danareksa Sekuritas Maria Renata mengungkapkan, perolehan kontrak baru Wika diharapkan mulai normal pada kuartal III dan IV tahun ini setelah penerapan new normal. “Kami memperkirakan banyak tender proyek infrastruktur dimulai pada semester kedua tahun ini dan diharapkan Wika mampu untuk memenangkan sejumlah proyek baru,” tulis dia dalam risetnya. Meski demikian, menurut dia, sejumlah proyek pemerintah yang ditenderkan tersebut kemungkinan baru dicatatkan sebagai perolehan kontrak baru perseroan tahun depan, karena proses tender akan membutuhkan waktu berkisar 3-6 bulan. Sedangkan tender proyek swasta diperkirakan mulai pada kuartal terakhir tahun ini dengan asumsi kondisi ekonomi kian membaik. Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham WIKA dengan target harga direvisi turun dari Rp 1.800 menjadi Rp 1.750. Target harga tersebut merefleksikan perkiraan PE tahun ini sekitar 7,4 kali atau di bawah rata-rata tiga tahun terakhir mencapai 9,7 kali. Target harga tersebut juga mempertimbangkan proyeksi penurunan laba bersih Wika menjadi Rp 1,61 triliun tahun ini dibandingkan perolehan periode sama tahun lalu Rp 2,28 triliun.
Pendapatan perseroan juga diperkirakan turun dari Rp 27,21 triliun menjadi Rp20,63 triliun. Maria sebelumnya mengungkapkan, dampak negatif pandemic Covid-19 telah terlihat dari penurunan laba berish perseroan sebesar 65,3% menjadi Rp 99 miliar sampai kuartal I-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai Rp 286 miliar. Penurunan tersebut sejalan dengan pelemahan pendapatan perseroan dari Rp 6,50 triliun menjadi Rp 4,19 triliun. Danareksa Sekuritas mengungkapkan bahwa realisasi pendapatan dan laba bersih tersebut di bawah ekspektasi. Pencapaian pendapatan Wika kuartal I-2020 baru mencerminkan 14,4% dari total target tahun ini. Sedangkan perolehan laba bersihnya hanya merefleksikan 4,4% dari total target laba bersih tahun ini dengan total Rp 2,24 triliun. Rendahnya realisasi kinerja keuangan Wika kuartal I-2020 dipicu atas minimnya perolehan pendapatan yang disertai dengan peningkatan beban non-operasional. Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Faktor Penentu Pulihnya Margin Keuntungan Wika"
Penulis: Parluhutan Situmorang
Read more at: http://brt.st/6Ebl
🍉
Liputan6.com, Jakarta - Sejak memasuki periode new normal serta pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi khusus di DKI Jakarta, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat adanya peningkatan lalu lintas di Jalan Tol Jasa Marga Group selama periode 5-30 Juni 2020.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, walaupun lalu lintas relatif meningkat, lalu lintas harian rata-rata (LHR) jalan tol Jasa Marga Group sepanjang Juni 2020 masih turun sekitar 27,3 persen dibandingkan rata-rata kondisi normal pada Februari 2020.
BACA JUGA
Namun, Heru menggaris bawahi bahwa dengan adanya pergerakan masyarakat di masa new normal mempengaruhi peningkatan lalu lintas.
Jika dihitung, pergerakan kendaraan di tol Jasa Marga naik 24,2 persen dibanding saat masa pandemi yang anjlok 51,5 persen.
"Bisa kita simpulkan memang ada peningkatan. Sebelumnya, pasca pemberlakuan PSBB hingga sebelum diberlakukan periode new normal, LHR di Jalan Tol Jasa Marga Group turun hingga 51,5 persen dari rata-rata kondisi normal Februari 2020," jelas Heru dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/7/2020).
PSBB Transisi
Peningkatan yang terjadi, khususnya pasca pemberlakuan PSBB transisi di DKI Jakarta, terdapat di sejumlah jalan tol yang ada di wilayah Jabodetabek.
Antara lain untuk ruas jalan tol yang mengalami recovery cukup baik yakni jalan tol radial disekitar Jakarta yaitu Jalan Tol Jagorawi, Jakarta-Tangerang, dan Jakarta-Cikampek.
Sementara itu, Jalan Tol Prof Dr Ir Soedijatmo saat ini masih belum memperlihatkan peningkatan akibat masih terbatasnya pergerakan menggunakan moda transportasi udara.
"Dengan adanya tren yang terlihat selama bulan Juni 2020, Jasa Marga memperkirakan jumlah kendaraan akan terus meningkat seiring dengan pergerakan masyarakat dalam masa new normal," ujar Heru.
🍊
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan dilonggarkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerapan new normal, sejumlah emiten pengelola jalan tol mulai mencatatkan peningkatan volume kendaraan. Sebagaimana diketahui, penerapan PSBB dan kebijakan physical distancing lainnya telah menurunkan lalu lintas di sebagian besar ruas tol.
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Mohamad Agus Setiawan mengatakan, volume kendaraan di jalan tol Jasa Marga sudah naik kembali. "Lebih tinggi dari sebelumnya, tetapi masih di bawah volume normal sebelum pandemi," ungkap Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (24/6).
Menurut dia, volume kendaraan mulai turun sejak akhir Maret 2020 seiring dengan himbauan work from home (WFH) yang dilanjutkan dengan kebijakan PSBB, pengendalian transportasi, dan larangan mudik. Hal tersebut telah menurunkan lalu lintas di ruas-ruas tol Jasa Marga sebesar 50% dari kondisi normal.
Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) bakal segera terbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun-Rp 2 triliun
Pemulihan volume kendaraan yang signifikan terlihat pada ruas tol di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Meskipun begitu, ruas tol yang mengalami pemulihan cukup baik adalah jalan tol radial di sekitar Jakarta, yaitu Jalan Tol Jagorawi, Jakarta-Tangerang, dan Jakarta-Cikampek.
Sementara itu, volume kendaraan di jalan tol penghubung DKI Jakarta dengan Bandara Internasional Seokarno-Hatta, yakni Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Soedijatmo tercatat masih stagnan. "Hal ini akibat masih terbatasnya pergerakan menggunakan moda transportasi udara," kata Agus.
Bernada serupa, sejak pemberlakuan PSBB transisi dan memasuki new normal pada awal Juni 2020, sejumlah jalan tol PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) juga memperlihatkan indikasi pemulihan. GM Corporate Affairs META Deden Rochmawaty mengatakan, kondisi lalu lintas di Jalan Tol BSD (Pondok Aren-Serpong) berangsur membaik, yakni sekitar 65.000 kendaraan per hari.
"Jumlah tersebut sudah mencapai 73% dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19," ungkap Deden. Sebagai perbandingan, selama PSBB, volume lalu lintas di Jalan Tol BSD rata-rata turun 50%-60% di bawah volume lalu lintas pada kondisi normal.
Sementara itu, untuk jalan tol milik META yang ada di Makassar, penurunan volume kendaraan selama PSBB bisa mencapai 65% dibanding sebelum pandemi Covid-19 merebak. "Namun, sejak diberlakukannya pelonggaran PSBB di Makassar, bersamaan juga telah dilakukannya proses erection girder terakhir pada 17 Mei 2020, volume mulai bertahap naik sekitar 15%," jelas Deden.
Baca Juga: Trafik Jalan Tol Mulai Meningkat 40% di Masa New Normal
Asal tahu saja, META mengelola Jalan Tol Bosowa Marga Nusantara (BMN) dan Jalan Tol Seksi Empat Makassar (JTSE) yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sayangnya, kedua emiten di atas belum dapat memprediksi, kapan lalu lintas tol dapat kembali ke angka normal dan seberapa besar kebijakan kenormalan baru dapat menolong kinerja perusahaan pada tahun ini. JSMR masih terus melakukan evaluasi dan META akan melihat tren beberapa bulan ke depan terlebih dahulu.
🍓
Bisnis.com, JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk., melalui dua anak usahanya, yaitu PT Jasamarga Kunciran Cengkareng (JKC) dan PT Cinere Serpong Jaya (CSJ) tengah berupaya mempercepat pembangunan dua ruas jalan tol yang masuk ke dalam jaringan Jalan Tol JORR II yaitu jalan tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran dan jalan tol Cinere-Serpong.
Direktur Utama PT JKC Agus Suharjanto menyampaikan bahwa pembangunan konstruksi jalan tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran hingga 16 Juni 2020 telah mencapai 83,79 persen dan progres pembebasan lahan mencapai 84,74 persen.
"Pembayaran 67 bidang tanah bisa dilaksanakan di akhir bulan Juni 2020 dan sisanya sebanyak 200 bidang tanah harus dilakukan konsinyasi," ujar Agus, dalam siaran pers, Kamis (18/6/2020).
Dia menambahkan konstruksi diharapkan dapat diselesaikan pada November 2020 sehingga di akhir tahun ini sudah siap untuk dioperasikan.
Jalan Tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran terbagi menjadi empat seksi, yaitu Seksi I Simpang Susun Kunciran - Underpass Tirtayasa (2,04 kilometer), Seksi II Underpass Tirtayasa - Underpass Benteng Betawi (3,52 kilometer), Seksi III di Underpass Benteng Betawi - Underpass Husein Sastranegara (6,57 kilometer) dan Seksi IV Underpass Husein Sastranegara - Simpang Susun Benda (2,05 kilometer).
Sementara itu, Direktur Utama PT CSJ Ayu Widya Kiswari mengatakan pembangunan konstruksi Jalan Tol Cinere - Serpong hingga 16 Juni 2020 mencapai 82,28 persen dan progres pembebasan lahan sebesar 91,08 persen.
Dia menambahkan jalan tol Serpong - Cinere memiliki total panjang 10,14 kilometer, terdiri dari dua seksi, yakni Seksi 1 Serpong - Pamulang (6,59 kilometer) dan Seksi 2 Pamulang - Cinere (3,55 kilometer).
"Ruas Jalan Tol Serpong - Cinere akan melintasi wilayah Serpong (Jombang), Serua, Ciputat, Pamulang, dan Pondok Cabe atau Cinere. Jalan Tol ini nantinya akan tersambung dengan Jalan Tol Serpong - Kunciran yang telah lebih dahulu beroperasi serta Jalan Tol Cengkareng - Batuceper - Kunciran,” jelas Ayu.
Dalam pembangunan kedua jalan tol ini, PT JKC dan PT CSJ menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagai mitigasi risiko di tengah pandemi Covid-19.
Protokol tersebut diantaranya melakukan pengukuran suhu tubuh secara rutin bagi semua orang yang berada di lingkungan proyek, menerapkan prinsip physical distancing, penyemprotan disinfektan pada sarana dan prasarana kantor dan lapangan, hingga memastikan setiap proyek menerapkan protokol tindakan isolasi dan kerjasama penanganan suspect Covid-19 dengan rumah sakit serta puskesmas setempat.
🍓
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2020 sebesar Rp 588 miliar. Sementara itu, Jasa Marga juga mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 2,73 triliun atau meningkat 8,63 persen dari kuartal I tahun 2019.
"Angka tersebut berasal dari kontribusi pendapatan tol sebesar Rp 2,53 triliun atau naik 8,29 persen dari kuartal I tahun 2019 dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 203 miliar, tumbuh sebesar 13,01 persen dari kuartal I tahun 2019," kata Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk., M. Agus Setiawan dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Juni 2020.
Adapun di tengah pandemi Covid-19, BUMN ini tetap berhasil menjaga kinerja positif pada kuartal I Tahun 2020. Hal ini dapat dilihat dari EBITDA sebesar Rp 1,90 triliun, tumbuh sebesar 4,87 persen atau sekitar Rp 88 miliar dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu.
Pada kuartal I tahun ini, Jasa Marga telah menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang Seksi 5 (Pakis-Malang) sepanjang 3,113 Km. Selain Jalan Tol Pandaan-Malang Seksi 5 (Pakis-Malang), sebanyak lima jalan tol lainnya juga ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2020 yaitu Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi 3A Simpang Yasmin-Semplak, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Seksi 1 Balikpapan (Km 13) - Samboja dan seksi 5 Sepinggan - Balikpapan (Km 13), Jalan Tol Manado-Bitung, Jalan Tol Kunciran-Cengkareng dan Jalan Tol Cinere-Serpong.
"Jasa Marga berkomitmen untuk terus mengembangkan implementasi teknologi pembayaran Nir Henti," kata dia.
Jasa Marga juga tengah memulai pengoperasian jalan tol baru dan kebutuhan pendanaan untuk penyelesaian sejumlah konstruksi proyek jalan tol.
Di awal tahun 2020, Jasa Marga melalui anak usaha PT Jasamarga Tollroad Operator melakukan perluasan uji coba terbatas pembayaran tol Single Lane Free Flow (SLFF) with barrier di Bali. Sistem pembayaran dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) ini berbasis server dan dikenal dengan nama FLO.
🍇
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Tunjuk Dirut Baru Subakti Syukur, Jasa Marga Bagi Dividen Rp 15,20 Per Saham"
Penulis: Thereis Love Kalla
Read more at: http://brt.st/6CnO
- Rp 486,33 miliar sudah jatuh tempo sebelum Rabu (20/5).
- utang kepada Bank UOB Indonesia sebesar Rp 100 miliar yang jatuh tempo pada 28 Januari 2020,
- utang kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor Indonesia-Exim Bank sebesar Rp 185 miliar yang jatuh tempo pada 26 Maret 2020, dan
- kepada Bank BNI sebesar Rp 201,33 miliar yang jatuh tempo pada 20 Mei 2020.
- Utang terbesar kepada Bank BTPN sebesar Rp 998,97 miliar yang jatuh tempo pada 28 Juni 2020.
- utang kepada Bank DKI sebesar Rp 600 miliar jatuh tempo pada 23 Juli 2020,
- Bank Mandiri sebesar Rp 283,28 miliar yang jatuh tempo pada 10 Juni 2020.
- utang kepada MUFG Bank dan Shinhan Bank Indonesia masing-masing sebesar Rp 200 miliar. Utang kepada MUFG Bank jatuh tempo pada 18 November 2020 sementara utang kepada Shinhan Bank jatuh tempo pada 26 Mei 2020.
- utang masing-masing sebesar Rp 100 miliar kepada PT Sarana Multi Infrastruktur jatuh tempo pada 21 Juni 2020, dan
- kepada BPD Jawa Barat yang jatuh tempo pada 7 November 2020.
- utang kepada BRI sebesar Rp 100,93 miliar yang jatuh tempo pada 30 November 2019 namun telah mengalami perubahan terakhir pada 15 Januari, akta notaris masih dalam proses.
- utang pembiayaan sewa Crawler Crane FUWA FWX 55 sebesar Rp 3,18 miliar kepada Bringin Srikandi Finance dengan suku bunga 13%.
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tol milik negara, PT Jasa Marga (Persero) Tbk., membukukan pertumbuhan laba bersih 0,20 persen secara tahunan pada 2019.
JAKARTA okezone– PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengambil langkah efisiensi untuk menekan biaya operasional perusahaan. Apalagi di tengah penurunan pendapatan tol akibat pandemi Covid-19 ini.
Bisnis.com, JAKARTA — Konsorsium badan usaha milik negara (BUMN bidang konstruksi dan PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (persero) atau BPUI menjadi pembeli Cilandak Town Square dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. akan memaksimalkan menggenjot kontrak yang dapat diselesaikan tahun ini di krisis akibat pandemi Covid-19 serta potensi melambatnya perolehan kontrak baru.
Baca Juga : ADHI dan WIKA Siap Pangkas Capex |
---|
JAKARTA, investor.id - Realisasi laba bersih PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepanjang 2019 telah melampaui ekspektasi analis. Pertumbuhan laba tersebut diharapkan berlanjut pada tahun ini, yang didukung oleh peningkatan perolehan kontrak baru. Wijaya Karya atau Wika membukukan kenaikan laba bersih sebesar 32,1% menjadi Rp 2,28 triliun tahun lalu dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang sebesar Rp 1,73 triliun. Sedangkan pendapatan turun 12,7% menjadi Rp 27,21 triliun pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya Rp 31,15 triliun. “Realisasi laba bersih tersebut setara dengan 101% dari target yang ditetapkan Danareksa Sekuritas, namun melampaui konsensus analis atau mencapai 112%. Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh keuntungan dari perusahaan patungan (joint venture/JV) kereta api cepat Jakarta-Bandung,” tulis analis Danareksa Sekuritas Maria Renata dalam risetnya, baru-baru ini. Wika mencatatkan laba dari JV kereta api cepat Jakarta- Bandung melonjak 76% pada tahun lalu, seiring realisasi pembangunan proyek telah mencapai 58% menjadi Rp 939 miliar hingga akhir 2019. Pertumbuhan laba bersih juga ditopang oleh penurunan beban bunga dari Rp 973 miliar pada 2018 menjadi Rp 884 miliar pada 2019. Perseroan juga berhasil mencetak kenaikan margin laba kotor sebesar 1,2% menjadi 12,8%. Begitu juga dengan margin laba bersih bertumbuh 2,8% menjadi 8,4% pada 2019.
Bisnis.com, JAKARTA — Konsorsium badan usaha milik negara (BUMN bidang konstruksi dan PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (persero) atau BPUI menjadi pembeli Cilandak Town Square dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontruksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. tak terlalu bernafsu menambah ruas tol baru pada tahun ini. Perusahaan akan lebih berfokus untuk menyelesaikan sejumlah ruas tol yang belum rampung.
Rencana ekspansi ruas tol baru oleh PT Jasa Marga (Persero) dinilai dapat terganjal tingginya tingkat leverage perseroan yang membatasi ruang gerak perseroan dalam melakukan modifikasi keuangan.
Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengklaim memiliki potensi nilai kontrak sebesar yang dapat diraup dari proses tender pada tahun ini mencapai sekitar Rp70 triliun.
JAKARTA, investor.id – Emiten-emiten berkapitalisasi besar (big cap) yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini tetap berekspansi secara moderat. Mereka optimistis tahun 2020 adalah waktu yang tepat untuk ekspansi karena perekonomian global dan domestik lebih kondusif. Emiten big cap yang memutuskan untuk tetap berekspansi tahun ini di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Langkah serupa ditempuh PT Indika Energy Tbk (INDY), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), serta PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen kepada Investor Daily di Jakar ta, Senin (6/1), mengungkapkan, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun ini berkisar 25-26% dari total pendapatan. “Sumber pendanaan capex merupakan kombinasi antara kas internal dan pinjaman ekternal,” kata dia. Emiten yang tetap ekspansif Rasio capex tersebut, menurut Harry, sedikit lebih kecil disbanding pada 2019 yang mencapai 27% terhadap pendapatan. “Tahun lalu, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar mid to high single digit atau di kisaran 5-9%,” tutur dia. Dia menambahkan, pada 2019 anggaran capex Telkom sekitar Rp 37 triliun. Hingga September 2019, emiten pelat merah itu telah menyerap capex sebesar Rp 22,13 triliun. “Untuk proyeksi pertumbuhan pendapatan di 2020 juga masih di level mid to high single digit. Kontribusi terbesar tetap dari Telkomsel, yakni 60-65% dari total pendapatan Telkom Group,” papar dia Kontribusi pendapatan selanjutnya, kata Harry M Zen, akan berasal dari segmen bisnis enterprises dan consumer, yang masing-masing sebesar 13-15%. Secara terpisah, Head of Corporate Communication Indika Energy Leonardus Herwindo menjelaskan, perseroan menganggarkan capex US$ 146 juta. Sebagian besar capex tersebut akan digunakan untuk operasional anak usaha, PT Petrosea Tbk (PTRO). Dia mengakui, angka tersebut jauh di bawah anggaran capex 2019 yang mencapai US$ 315 juta. Sampai saat ini, perseroan masih menghitung realisasi dari penyerapan capex sepanjang tahun lalu.
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Emiten Big Cap Ekspansif"
Penulis: Farid Firdaus/Gita Rossiana
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/emiten-big-cap-ekspansif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham-saham yang masuk dalam portfolio reksadana manager investasi Minna Padi Aset Manajemen (MPAM) ambles. Pada perdagangan Rabu (27/11), harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 3,70% ke level 780 per saham.
JAKARTA, Investor.id – PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melalui anak usahanya, PT Cinere Serpong Jaya, mengantongi fasilitas pinjaman senilai Rp 2,3 triliun dari tiga bank nasional. Tiga bank yang menyalurkan pinjaman tersebut terdiria tas PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Sekretaris Perusahaan Jasa Marga M Agus Setiawan mengatakan, masing-masing bank sindikasi memikul sepertiga dari total pinjaman yang diberikan. Pinjaman ini telah berlaku efektif dan memiliki tenor hingga 15 tahun, atau jatuh tempo pada Oktober 2034. “Untuk progress proyek tol Cinere-Serpong saat ini sudah mencapai 72%. Kami menargetnya ruas tersebut mulai beroperasi pada akhir semester I-2020,” jelas dia kepada Investor Daily, Selasa (19/11). Sebagai informasi, Cinere-Serpong yang memiliki total panjang 10,14 kilometer (km) merupakan bagian dari proyek jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. Ruas tol terbagi dua seksi, seksi I dari Serpong-Pamulang terbentang sepanjang 6,5 km, sedangkan seksi II dari Pamulang-Cinere terbentang sepanjang 3,6 km. Saat ini, komposisi pemegang saham ruas tol ini adalah Jasa Marga sebanyak 55%, PT Waskita Karya Tbk 35%, dan PT Jakarta Propertindo 10%. Adapun, badan usaha Cinere Serpong Jaya didirikan sejak 2008. Pinjaman ini menambah daftar penggalangan dana yang diraih Jasa Marga sepanjang 2019. Ke depan, perseroan turut mempertimbangkan alternatiff pembiayaan ekspansi, selain dari perbankan. Sebelumnya, Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan, perseroan menjajaki penerbitan KIK-EBA syariah pertama di Indonesia dengan underlying asset jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Perseroan sedang berdiskusi dengan sekuritas yang akan menangani aksi penerbitan dan menjalani proses pemeringatan. Namun, perseroan belum mengajukan rencana ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perseroan, lanjut Donny, juga belum menentukan secara spesifik berapa dana yang bisa diraih dari KIK-EBA, karena tergantung dari permintaan investor. Namun, perseroan berharap mampu menghimpun dana sekitar Rp 2 triliun. Semula, Jasa Marga sempat mempertimbangkan penerbitan zero coupon bond. Menurut Donny, rencana ini belum menjadi pilihan dalam waktu dekat lantaran pricing obligasi tersebut cenderung mahal. Sementara itu, Jasa Marga menargetkan penyelesaian sejumlah pekerjaan proyek jalan tol tahun ini. Satu dari beberapa proyek yang ditargetkan tuntas adalah proyek jalan layang Jakarta-Cikampek II yang bakal difungsikan pada Desember 2019. Pekerjaan ruas jalan tol sepanjang 36,40 km tersebut telah mencapai 98,68%. Selanjutnya, terdapat proyek jalan tol Pandaan-Malang seksi Singosari-Malang yang progress kosntruksinya mencapai 97,76%, tol Balikpapan-Samarinda telah 96,91%, dan jalan tol Serpong-Kunciran yang sudah 100%. Hingga kuartal III 2019, Jasa Marga berhasil mengoperasikan jalan tol sepanjang 1.041 Km dengan penambahan panjang jalan tol baru di tahun 2019 sepanjang 41,46 Km. Tercatat, ruas tol yang beroperasi sejak tahun lalu antara lain Medan Kualanamu-Tebing Tinggi Seksi VII (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 9,26 Km, dan Pandaan Malang Seksi Pandaan-Singosari sepanjang 30,6 Km, serta Gempol-Pandaan sepanjang 1,6 Km. Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Jasa Marga Raih Pinjaman Sindikasi Bank Rp 2,3 Triliun"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/jasa-marga-raih-pinjaman-sindikasi-bank-rp-23-triliun
Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga Tbk catat kenaikan earnings before interest, taxes, depreciation and amortization atau EBITDA sebesar 16,9 persen pada kuartal III 2019. Angka ini naik dari kuartal III 2018 sebesar Rp 4,28 triliun menjadi Rp 5 triliun pada kuartal III 2019.
sesuai dengan analisis teknikal sekira pekan pertama Oktober 2019, ekh, ternyata tren harga saham WIKA bneran naek neh n bullish, khususnya jangka pendek, tapi juga sukses bullish jangka menengah n panjang:
brikut analisis teknikal sederhana tren harga saham WIKA neh :
per tgl 28 Agustus 2019:
per tgl 12 Agustus 2019:
Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengklaim mendapatkan banyak tawaran pekerjaan konstruksi dari negara-negara di benua Afrika.
Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan promosi peluang investasi di sektor jalan tol ke investor asing di Singapura. Investor disebut bisa berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung.
Bisnis.com, JAKARTA - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. terus bergulir dan berpotensi menyumbang pendapatan sekitar Rp9,5 triliun pada 2019. Bagaimana prospek kinerja dan saham emiten BUMN berkode saham WIKA itu?
JAKARTA okezone- PT Jasa Marga (Persero) mendapatkan rating AA surat utang yang diterbitkan perseroan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Hal tersebut didorong oleh melesatnya pertumbuhan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization) PT Jasa Marga(Persero) Tbk (JSMR) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi di kuartal I/2019.
menurut investing.com:
Pivot Points17/01/2018 00:08 GMT
Nama | S3 | S2 | S1 | Pivot Point | R1 | R2 | R3 |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Klasik | 1.914 | 1.922 | 1.929 | 1.937 | 1.944 | 1.952 | 1.959 |
Fibonacci | 1.922 | 1.928 | 1.931 | 1.937 | 1.943 | 1.946 | 1.952 |
Camarilla | 1.931 | 1.932 | 1.934 | 1.937 | 1.936 | 1.938 | 1.939 |
Woodie's | 1.912 | 1.921 | 1.927 | 1.936 | 1.942 | 1.951 | 1.957 |
DeMark's | - | - | 1.925 | 1.935 | 1.940 | - | - |
Indikator Teknikal17/01/2018 00:08 GMT
Nama | Nilai | Tindakan |
---|---|---|
RSI(14) | 81,770 | Beli Berlebih |
STOCH(9,6) | 81,949 | Beli Berlebih |
STOCHRSI(14) | 92,998 | Beli Berlebih |
MACD(12,26) | 40,528 | Beli |
ADX(14) | 70,895 | Beli Berlebih |
Williams %R | -3,226 | Beli Berlebih |
CCI(14) | 132,6662 | Beli |
ATR(14) | 18,9286 | Volatilitas Tinggi |
Highs/Lows(14) | 74,6429 | Beli |
Ultimate Oscillator | 73,012 | Beli Berlebih |
ROC | 7,778 | Beli |
Bull/Bear Power(13) | 119,1280 | Beli |
Beli: 5
Jual: 0
Netral: 0
Rangkuman:BELI
|
Rata-Rata Bergerak17/01/2018 00:08 GMT
Periode | Sederhana | Eksponensial |
---|---|---|
MA5 | 1.925,0000 Beli | 1.920,0247 Beli |
MA10 | 1.884,0000 Beli | 1.892,1725 Beli |
MA20 | 1.840,7500 Beli | 1.858,4817 Beli |
MA50 | 1.796,4000 Beli | 1.788,8921 Beli |
MA100 | 1.678,7500 Beli | 1.722,7217 Beli |
MA200 | 1.629,7000 Beli | 1.709,6122 Beli |
Beli: 12
Jual: 0
Rangkuman:BELI
|
Comments
Post a Comment