analisis teknikal sederhana n FUNDAMENTAL: bumi

per tgl 26 Juli 2022: THS bumi menctak 99 neh : 


 per tgl 08 Juli 2022: THS bumi ditutup di 70. Dalam portofolio inves JO, untuk investasi saham BUMI mase ctak laba double digits persen ya, neh : 



 
per tgl 27 Sep 2021: 58 dah disentuh oleh tren harga BUMI. moga2 ada angka2 yang lebe tinggi disentuh d Oktober 2021: 



per tgl 08 September 2021: ada kemiripan tren harga saham BUMI di akhir atwa awal taon neh : 
tampaknya bumi d kuartal IV dalam 3 taon terakhir punya kemiripan tren harga: naek. secara fundamental : per September 2021 memang ada kenaekan harga batubara global. urusan ekspor batubara yang terkendala oleh aturan DMO KEPADA PLN sudah bisa diatasi. capaian 60-65 juta metrik ton ekspor BUMI tampaknya makin mendekati fakta neh. 

🍑


per tgl 30 April 2020: analisis teknikal sederhana: (barenK JO) tekanan tren turun (bearish) jangka panjang makin melemah neh. mendekati batas tekanan jangka menengah n pendek. dah lama juga tren harga saham bumi berada dalam area AMIR JENUH JUAL. jadi: 2 tekanan ruarbiasa @ tren harga saham BUMI @ 50 bisa menjadi pertanda positif kmungkinan pembalikan arah NAEK. liat aza.
🍎

JAKARTA, investor.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) meraih persetujuan pemegang saham terkait pemberian wewenang dalam menebitkan saham baru sehubungan pelaksanaan penukaran obligasi wajib konversi (OWK). Pemegang saham juga menyetujui perubahan pada jajaran dewan komisaris perseroan. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) yang digelar pada 23 Juli 2020 telah memenuhi kuorum kehadiran. RUPST dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 26,38 miliar saham atau setara 39,29% dari seluruh hak suara. 

Ada tujuh agenda yang disetujui, salah satunya adalah rencana menerbitkan saham baru. “RUPST memberikan kewenangan kembali kepada dewan komisaris dan direksi perseroan untuk menerbitkan saham-saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi OWK sampai dengan selesainya masa konversi OWK,” jelas Dileep dalam keterangan resmi, Senin (27/7). Perseroan belum menjelaskan secara detail terkait rencana konversi OWK ke depan. 

Bumi Resources tercatat pernah meraih persetujuan yang sama dalam RUPSLB 7 Februari 2017. Ketika itu, OWK merupakan salah satu skema yang disepakati dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2020,  potensi konversi dari OWK sebesar US$ 639 juta. Salah satunya berasal dari utang separatis Bumi Resources. Sejumlah kewajiban yang termasuk kelompok utang yang diganti dengan OWK adalah utang kepada CIC dan CDB. Masing-masing senilai US$ 142 juta US$ 193 juta. OWK memiliki periode jatuh tempo selama tujuh tahun. Sementara itu, pemegang saham memberikan kewenangan kembali kepada perseroan untuk menerbitkan saham baru sehubungan dengan pelaksanaan management stock option plan (MESOP). Sebelumnya rencana ini telah memperoleh persetujuan RUPSLB 16 Juni 2017. 

Terkait dewan komisaris, kali RUPT Bumi Resources menyetujui pengunduran diri Wayne Yao dari jabatannya sebagai komisaris perseroan, dan menggantinya dengan mengangkat Benjamin Bao sebagai komisaris perseroan. Tak ketinggalan, R. Eddie Junianto Subari turut ditetapkan kembali sebagai komisaris perseroan. 

Pada 8 Juli 2020, Bumi tercatat telah melakukan pembayaran bunga ke-10 atas utang Tranche A perseroan sebesar US$ 6,51 juta. Hal ini membuat total pembayaran secara tunai yang telah dilakukan emiten Grup Bakrie ini mencapai US$ 327,82 juta. Pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada Oktober 2020. Kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 8 Juli 2020 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi. Adapun total pembayaran tunai US$ 327,82 juta terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 132,02 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar. 

Sebelumnya, Dileep mengatakan, manajemen memprediksi hanya akan membayar utang bunga Tranche A pada Juli selama kuartal II-2020. Hal ini dengan mempertimbangkan harga batu bara yang telah menyentuh level terendah selama dua hingga tiga tahun terakhir serta faktor pengetatan produksi Bumi Resources masih berpatokan pada target produksi batu bara sebanyak 85-90 juta ton sepanjang 2020. Realisasi produksi batu bara perseroan selama semester I-2020 pada kisaran 41-42 juta ton.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Bumi Resources Raih Persetujuan Konversi OWK"

Read more at: http://brt.st/6FZg


🍅

JAKARTA, investor.id – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah melakukan pembayaran bunga ke-10 atas utang Tranche A perseroan sebesar US$ 6,51 juta. Hal ini membuat total pembayaran secara tunai yang telah dilakukan emiten Grup Bakrie ini mencapai US$ 327,82 juta.

Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, pembayaran bunga ke-10 dilakukan pada 8 Juli 2020. Pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada Oktober 2020. “Kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 8 Juli 2020 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi,” jelas dia dalam keterangan resmi, Rabu (8/7).

Adapun total pembayaran tunai US$ 327,82 juta terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 132,02 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar.

Sebelumnya, Dileep mengatakan, manajemen memprediksi hanya akan membayar utang bunga Tranche A pada Juli selama kuartal II-2020. Hal ini dengan mempertimbangkan harga batu bara yang telah menyentuh level terendah selama dua hingga tiga tahun terakhir serta faktor pengetatan produksi.

Pasar batu bara telah terpukul selama April lantaran dampak pandemi Covid-19. Harga batu bara thermal turun dari US$ 68 per ton pada akhir Maret 2020 menjadi US$ 50 per ton pada akhir April 2020. Permintaan juga turun ketika Tiongkok dan India mengurangi impor secara signifikan.

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (ICMA) memperkirakan, permintaan batu bara seaborn secara industri turun menjadi 895 metrik ton dari 980 metrik ton. Alhasil, permintaan dari pasar impor menjadi 140 metrik ton dari target semula 180 metrik ton pada 2020. Selain itu, target pemerintah untuk permintaan di pasar domestik juga diturunkan menjadi 110 metrik ton dari 155 metrik ton. Hampir 220 metrik ton ekspor dari Indonesia telah dijual dengan kerugian.

“Untuk operasional perseroan, harga yang terealisasi pada April berada di level US$ 49,7 per ton, naik sedikit dibanding kuartal I-2020. Hal ini dikarenakan penjualan batu bara yang lebih tinggi,” jelas Dileep.

Sumber : Investor Daily



🍑

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah memproses pembayaran cicilan utang kesepuluh sebesar US$ 6,51 juta melalui agen fasilitas. Jumlah ini mewakili bunga pinjaman senilai US$ 6,51 juta untuk Tranche A.

Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava menjelaskan, dengan pembayaran triwulanan cicilan kesepuluh, BUMI telah membayar keseluruhan utang sebesar US$ 327,82 juta secara tunai. 

Jumlah ini terdiri atas pokok Tranche A senilai US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 132,02 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest).

Baca Juga: Sejumlah perusahaan bakal pangkas produksi batubara, ADRO dan BUMI masih kejar target

“Pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada Oktober 2020,” tulis Dileep dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (8/7).

Dileep menambahkan, kupon payment-in-kind dari 11 April 2018 hingga 8 Juli 2020 atas Tranche B dan C juga sudah mulai dikapitalisasi.

Pembayaran cicilan utang ini dilakukan saat kinerja kuartal I-2020 BUMI mengalami tekanan. Pada kuartal pertama tahun ini, emiten pertambangan batubara ini membukukan kerugian bersih hingga US$ 35,1 juta, berbanding terbalik dengan kinerja kuartal I-2019 yang masih mampu mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan senilai US$ US$ 48.4 juta.

Dileep  bilang, turunnya kinerja BUMI disebabkan oleh koreksi tajam harga batubara yang dimulai sejak akhir 2018 akibat perang dagang antara China dengan Amerika Serikat. 

Selain itu, harga batubara mencapai titik terendah di periode Januari-Maret lalu karena pandemi virus corona (Covid-19) dan karantina wilayah (lockdown) di banyak negara yang mempengaruhi permintaan batubara.

Alhasil, kinerja BUMI di sepanjang tiga bulan pertama 2020 juga ikut turun. BUMI mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 1,07 miliar, turun 4% dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,125 miliar.

Meski demikian,  kinerja operasional BUMI naik. Pada kuartal pertama lalu 2020, volume penjualan batubara BUMI naik 3% secara tahunan menjadi 21,5 juta ton. Sementara volume produksi naik 5% menjadi 20,8 juta ton.

🍊

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk. mencatatkan kerugian bersih sebesar US$35,09 juta pada kuartal I/2020.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (30/5/2020), pencapaian emiten berkode saham BUMI amat berbeda bila dibandingkan dengan catatan kuartal I/2019. Kala itu, BUMI mencatatkan laba bersih sebesar US$48,44 juta.

Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava menjelaskan, kerugian yang dialami BUMI disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penurunan tajam harga batu bara yang dimulai sejak akhir 2018 akibat perang dagang. Hal ini juga ditambah dengan komoditas batubara mencatatkan harga terendah pada kuartal I/2020 karena pandemi virus corona.

“Hal ini mempengaruhi permintaan batubara di seluruh dunia,” katanya.

Hal lain yang menjadi penyebab kerugian adalah kegiatan usaha yang dilakukan salah satu anak usaha BUMI, Arutmin Indonesia. Mereka memproduksi lebih banyak batubara berkalori tinggi sehingga menaikkan strip ratio. Selain itu, kontribusi keuntungan yang diterima dari anak usaha BUMI juga mengalami penurunan.

Penurunan juga terjadi pada laba usaha emiten. Pada kuartal I/2020, BUMI mencatatkan keuntungan US$72,3 juta atau turun 49 persen dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$141,76 juta.

Sementara itu, pendapatan BUMI pada kuartal I/2020 tercatat sebesar US$1,07 miliar. Pencapaian ini turun 4,46 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal I/2019 sebesar US$1,12 miliar

Di sisi lain, volume penjualan mengalami kenaikan 3 persen dari 20,8 juta ton pada kuartal I/2019 menjadi 21,5 juta ton pada tahun ini. Kenaikan terbesar disumbang dari anak usaha BUMI, Arutmin Indonesia yang tumbuh 9 persen menjadi 6,3 juta ton dari sebelumnya 5,7 juta ton.


🍉

JAKARTA, Investor.id – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) berencana menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) atau private placement dengan target dana Rp 729,56 miliar. Aksi ini sebagai upaya perseroan untuk melunasi utang kepada kepada Wexler Capital Pte Ltd. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Minerals Muhammad Sulthon mengatakan, perseroan memiliki kewajiban utang jatuh tempo senilai US$ 111,64 juta atau setara Rp 1,55 triliun per 31 Desember 2019. Dari nilai tersebut, sebanyak US$ 53,99 juta atau setara Rp 750,58 miliar merupakan porsi utang kepada Wexler. Berdasarkan akta pengakuan utang yang ditandatangani perseroan pada 29 Mei 2017, perseroan setuju membayar sisa utang kepada Wexler pada 29 Maret 2018. “Dalam prosesnya, perseroan melakukan dua kali perpanjangan jatuh tempo utang. Perpanjangan terakhir jatuh tempo adalah 29 Maret 2020,” kata dia dalam prospektus resmi, Selasa (19/5). Harga pelaksanaan transaksi private placement sebesar Rp 50 per saham. Sementara saham baru yang akan dikeluarkan sebanyak 14,59 miliar. 


  • Setelah transaksi penukaran utang menjadi saham ini, Wexler akan kembali mengantongi saham Bumi Minerals sebanyak 18,97% saham. Sebelumnya, Wexler tercatat telah menguasai 9,79% saham perseroan yang juga berasal dari konversi utang pada 2017. Alhasil, total saham yang akan dikuasai Wexler setelah konversi ini meningkat menjadi 26,9%. 

Sementara porsi kepemilikan pemegang saham lainnya terdilusi. Kepemilikan pemegang saham lainnya 

  • PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di perseroan akan terdilusi menjadi 28,95% dari sebelumnya 35,72%, 

kepemilikan 

  • PT Biofuel Indo Sumatra terdilusi menjadi 9,12% dari 11,26%. 

Sementara porsi pemegang saham lainnya, yakni 

  • First Financial Company Limited menjadi 18,53% dari 22,85%, 
  • Fountain City Investment Ltd menjadi 6,5% dari 8%, dan 
  • investor publik menjadi 10% dari 12,34%. 

Penerbitan saham baru ini, ungkap dia, akan memberikan beberapa manfaat bagi perseroan, yaitu rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) akan turun. Penurunan beban keuangan berpotensi meningkatkan profitabilitas perseroan. Selain itu, aksi ini dipercaya meningkatkan nilai investasi para pemegang saham. “Penurunan DER akan meningkatkan fleksibilitas perseroan dalam mencari pendanaan baru yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha di masa mendatang,” jelas dia. Manajemen memperkirakan, posisi ekuitas bersih perseroan setelah transaksi akan menjadi US$ 572,80 juta atau setara Rp 7,96 triliun, dari posisi per 31 Desember 2019 sebesar US$ 520,32 juta atau setara Rp 7,23 triliun. Dengan peningkatan tersebut, posisi DER perseroan akan membaik menjadi 0,1 kali dari sebelumnya 0,21 kali. Guna memuluskan aksi korporasi ini, Bumi Minerals akan meminta restu pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan 24 Juni 2020. Pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pengumuman rencana transaksi kepada publik akan dilakukan 29 Juni 2020. Pelaksanaan transaksi dan pengumuman hasil transaksi masing-masing dijadwalkan pada 6 Juli dan 8 Juli 2020. Sebagai informasi, kesepakatan Wexler dan Bumi Minerals sebelumnya tertuang dalam supplemental agreement yang dilakukan 28 Oktober 2016. Kesepakatan ditandatangani oleh perseroan, Credit Suisse AG dan Wexler untuk pengalihan pinjaman sebesar US$ 100,96 juta. Sehubungan dengan fasilitas kredit tersebut Wexler sempat mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap perseroan pada 23 Ferbuari 2017. Gugatan sehubungan dengan anggapan Wexler bahwa Bumi Minerals telah melakukan wanprestasi. Pada 29 Maret 2017, pengadilan memutuskan para pihak untuk mentaati perjanjian perdamaian yang mengatur sejumlah ketentuan. Dalam perjanjian, jumlah utang perseroan kepada Wexler adalah sebesar US$ 154,95 juta. Utang tersebut akan dibayarkan perseroan dengan mengkonversi utang menjadi saham. Pada 30 Mei 2017, pemegang saham Bumi Minerals memberikan persetujuan aksi konversi utang menjadi saham sebesar US$ 100,96 juta. Alhasil, sisa utang perseroan kepada Wexler berkurang menjadi US$ 53,99 juta. Tahun lalu, Bumi Minerals membukukan penjualan sebesar US$4,46 juta, melonjak 277,3%, dibandingkan dengan perolehan pada 2018 sebesar U$1,18 juta. Seiring dengan kenaikan pendapatan, perseroan juga berhasil memperbaiki tingkat profitabilitas dengan mencetak laba bersih US$1,2 juta, berbanding rugi US$103,44 juta pada 2018. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Bumi Minerals Bersiap Konversi Utang Wexler"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: http://brt.st/6ArE

🍊


Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI), produsen batu bara terbesar di Indonesia, menegaskan telah melunasi pembayaran bunga ke sembilan utang tranche A senilai US$ 7,51 juta atau Rp 120,16 miliar (kurs Rp 16.000) pada Rabu, (8/4/2020). Pembayaran dilakukan melalui agen fasilitas yang ditunjuk.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan dengan pembayaran tersebut makan perseroan telah melunasi utang sebesar US$ 321,32 juta secara tunai. Pembayaran tersebut ditujukan untuk pokok utang Tranceh A senilai US$ 195,8 juta dan bunga sebesar US$ 125,51 juta.


Baca:
Rekor! Penjualan Batu Bara BUMI Tembus 87,7 Juta Ton di 2019

"Pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada 8 Juli 2020," ujar Dileep dalam pernyataan, Rabu (8/4/2020).


Dileep juga menambahkan bahwa perseroan telah melakukan kapitalisasi dana kas untuk pembayaran kupon atas utang Tranche B dan C dari tanggal 11 April 2018 sampai 8 April 2020.

Sebelumnya BUMI mencetak rekor penjualan batu bara tertinggi sepanjang masa pada 2019 sebesar 87,7 juta ton. Dibandingkan tahun sebelumnya penjualan batu bara perusahaan naik 9% dari 80,6 juta ton pada 2018.

Penjualan ini merupakan gabungan dari dua anak usahanya yakni, PT Kaltim Prima Coal sebesar 61,8 juta ton, naik 12% dibandingkan 2018 sebesar 55,2 juta ton. Sementara PT Arutmin Indonesia mencatat penjualan sebesar 25,9 juta ton, naik tipis dibandingkan tahun sebelumnya 25,5 juta ton.

Baca:
Bumi Resources Bukukan Laba US$ 6,34 Juta di 2019


"Perusahaan juga masih bisa mencetak laba bersih hampir US$ 7 juta di tengah tantangan yang ada," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava dalam keterangan resminya, Selasa (31/03/2020).


🍊


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya virus corona (Covid-19) di beberapa wilayah di Indonesia tidak menyurutkan rencana bisnis PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Kepada Kontan.co.id, Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, sejauh ini tidak ada perubahan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex), begitu pula dengan alokasi penggunaannya.
Dileep bilang BUMI akan menggelontorkan capex sebesar US$ 50 juta hingga US$ 60 juta pada tahun ini. “Sejauh ini belum ada perubahan capex, yang secara umum akan digunakan untuk perawatan dan untuk biaya sebagian eksplorasi,” ujar dia, Kamis (26/3).
Adapun dari segi produksi, Dileep mengatakan BUMI mampu untuk memproduksi 90 juta ton – 95 juta ton tahun ini. Asal tahu, sepanjang 2019 emiten pertambangan ini berhasil mengeduk 87 juta ton batubara dari perut bumi.
Dileep membeberkan, penjualan batubara BUMI pada Januari-Februari 2020 mencapai 14,3 juta ton atau naik 7,8% secara tahunan dibanding dengan realisasi tahun lalu yang hanya 13,1 juta ton.
Dileep berharap, BUMI dapat mempertahankan tingkat penjualan tersebut pada periode bulan ini dan April 2020. Namun, dia mengatakan BUMI akan tetap memantau dampak dari pandemik Covid-19 yang sedang mewabah secara global.
🍓

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengutip Reuters, konsumsi listrik sektor industri China diproyeksi turun sebesar 1,5% akibat wabah virus corona, sementara porsi energi batubara untuk kelistrikan mencapai 60%.
Penurunan konsumsi 1,5% ini setara 73 miliar kilowatt hours (kWh) berpeluang terjadi di tahun ini. Pada tahun lalu, konsumsi listrik sektor industri di China mencapai 4,85 triliun KWh atau sekitar 67% dari total konsumsi listrik keseluruhan.
Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menyangkut potensi penurunan permintaan batubara oleh China bilang hingga saat ini belum ada dampak yang terlihat untuk pasar ekspor BUMI secara keseluruhan termasuk China. "Kami akan menaksir kondisi yang ada di China sehubungan dengan ekspor kami di sana pada kuartal berikutnya," terang Dileep kepada Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Dileep melanjutkan, pasca penilaian kondisi pada kuartal berikutnya, barulah BUMI akan memutuskan langkah apa yang perlu diambil dalam menyikapi kondisi ekspor ke China.
BUMI sendiri mengharapkan pasar ekspor ke China dapat tetap terjaga dan menyamai capaian tahun lalu. Sepanjang tahun 2019, BUMI memproduksi 86,3 juta ton batubara dengan volume penjualan sebesar 87,7 juta ton.
Dari jumlah tersebut, 19% diantaranya diekspor ke China. Dileep menjelaskan jika nantinya ekspor batubara ke China mulai terdampak, maka pihaknya berharap terjadi pertumbuhan permintaan di dalam negeri.
Sementara itu, PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Sjamsul bilang kebutuhan batubara akibat virus corona memang terpengaruh namun tidak begitu signifikan.
"China hanya impor 200 juta ton batubara dan penurunan yang terjadi diimbangi oleh pertumbuhan pasar negara lain. Jadi pasar akan mencari equilibrium baru," ungkap Adrian ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/2).
Adrian menjelaskan, pasar batubara ABMM didominasi domestik dan India. Pasar ekspor ke China tercatat sebesar 5% dari total penjualan. Dalam catatan Kontan.co.id, ABMM berhasil mencatatkan produksi batubara sebesar 11 juta ton pada tahun 2019 kemarin. Jumlah ini meningkat 10% (yoy) dibandingkan realisasi produksi batubara perseroan di tahun 2018 sebesar 10 juta ton.
Untuk tahun ini, ABMM memastikan akan menaikkan target produksi batubara menjadi 15 juta ton terlepas dari apapun kondisi pasar batubara. "Kami punya rencana jangka panjang untuk terus meningkatkan target batubara dari tahun ke tahun," ujar Adrian.
Masih menurut Adrian, jika terjadi kendala pada ekspor batubara ke China maka ABMM akan bersiap untuk mencari pasar baru. "Masih perlu dicermati lagi rencana penambahan pasar baru, karena pada dasarnya pasar batubara itu-itu saja seperti India, Vietnam, atau China," ungkap dia.
Dalam catatan Kontan.co.id, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan terjadi peningkatan ekspor pasca merebaknya virus corona yang terjadi di China dan negara lainnya.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia yang dihubungi Kontan.co.id menjelaskan, terganggunya produksi batubara di China menjadi peluang peningkatan permintaan batubara dari Indonesia.
"Akibat pembatasan perpindahan pekerja, sehingga banyak pekerja tambang yang tidak bisa kembali bekerja. Selain itu transportasi batubara di domestik China juga terganggu, sehingga pasokan ke railway sistem menurun, stok di pelabuhan juga terus menurun beberapa hari terakhir," kata Hendra.
Hendra melanjutkan, untuk beberapa bulan ke depan, permintaan diproyeksikan akan naik. Ia mengungkapkan, pihaknya berharap harga batubara juga akan terdorong naik.

🍓

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan Senin (27/1), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) anjlok 8,93% ke harga Rp 51. Sejak awal tahun ini, saham BUMI sudah terkoreksi hingga 22,73%. BUMI menjadi saham yang mengalami penurunan terdalam pada hari ini.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, penurunan saham BUMI merupakan dampak melemahnya harga batubara. Dengan penurunan harga batubara, investor mungkin melakukan perpindahan portofolio. 
“Mereka melakukan perpindahan portofolio karena melihat saham emiten batubara tidak prospek,” katanya, Senin (27/1).
Ia merekomendasikan investor untuk sell saham BUMI lantaran kemungkinan akan masuk ke saham Rp 50.
Direktur PT Bumi Resources Tbk  Dileep Srivastava berharap harga batubara segera membaik. Guna meningkatkan kinerja pada tahun ini, BUMI mengerek target produksi batubara. Ia bilang, perusahaan menargetkan peningkatan produksi batubara sebesar 5% pada tahun ini.
Sepanjang 2019, BUMI berhasil mengeduk emas hitam sekitar 87 juta metrik ton-88 juta metrik ton atau naik 10% dibanding realisasi 2018 sekitar 80 juta metrik ton.
Artinya, tahun 2020 ini, BUMI menargetkan bisa memproduksi batubara sekitar 91,35 juta metrik ton-92,4 juta metrik ton. 
Adapun target produksi 2020 masih akan didominasi produksi batubara kalori tinggi dari PT Arutmin Indonesia.
Sembari meningkatkan produksi batubara, BUMI juga memulai uji coba produksi bijih emas Citra Palu pada kuartal pertama 2020. Sebagai informasi, BUMI merupakan pemilik dari 36% perusahaan tambang mineral PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
🍉


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cicilan utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terus mengecil. Hal ini sejalan dengan masih berlangsungnya tren harga batubara dunia yang lesu.
BUMI baru saja membayar cicilan utang tranche A kedelapan senilai US$ 11,6 juta. Jumlah ini mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 4,6 juta dan bunga sebesar US$ 7 juta.
Cicilan tersebut mengecil dibanding cicilan ketujuh, US$ 31,8 juta. Nilai ini terdiri dari pokok tranche A senilai US$ 23,2 juta dan bunga US$ 8,6 juta. Keduanya dibayarkan pada Oktober 2019.
Cicilan kedelapan BUMI jika dibandingkan dengan cicilan pertama bahkan 82% lebih kecil. Wajar, saat itu harga batubara global masih hangat-hangatnya. Sehingga, BUMI mampu membayar cicilan pertama tranche A sebesar US$ 66,28 juta.
Dileep Srivastava, Direktur BUMI mengatakan, sulit untuk menentukan besaran cicilan utang untuk tahun ini. Pasalnya, besaran cicilan utang juga mengacu pada harga batubara.
Ini merupakan kesepakatan antara BUMI dengan pihak kreditur. "Kami harapkan bisa lebih, atau minimal sama seperti cicilan tahun lalu," ujar Dileep, Kamis (9/1).
Meski mengecil, total pembayaran cicilan BUMI sudah melampaui target. Sejak cicilan pertama yang dimulai pada awal 2018 hingga kemarin, total pembayarannya sudah mencapai US$ 313,8 juta.
Sebelumnya, manajemen BUMI menargetkan mampu membayar utang tranche A US$ 200 juta-US$ 250 juta hingga awal tahun ini.
Saat ini, perusahaan tengah menyiapkan pembayaran kesembilan. "Jatuh tempo selanjutnya pada 8 April," imbuh Dileep.
Tahun lalu, BUMI mencatat penjualan 88 juta ton batubara. Tahun ini, perusahaan berharap bisa meningkatkan output mencapai 5%, terutama dari produksi batubara berkalori tinggi di Arutmin.

🍓

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penurunan harga batubara, PT Bumi Resources Tbk mencatat penurunan pendapatan pada kuartal III tahun 2019.
Emiten dengan kode saham BUMI ini mencatat penurunan pendapatan sebesar 8,85% menjadi US$ 751,85 juta dibandingkan periode sama tahun 2018 yang sebesar US$ 824,85 juta.
Mengutip Laporan Keuangan BUMI yang dilansir di BEI, Kamis (31/10) penurunan pendapatan BUMI berdampak signifikan pada laba bersih perseroan. 
Tercatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 63% menjadi US$ 76 juta dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar US$ 205,2 juta.
Padahal BUMI sudah berupaya menekan beban pokok penjualan yang turun 12,44% menjadi US$ 577 juta dibandingkan tahun lalu yang US$ 659 juta. 
Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, meskipun penghasilan bersih BUMI anjlok 63% lebih rendah dari tahun lalu, tapi hal itu dapat dilihat dalam konteks kondisi ekonomi dan sektor global yang kurang mendukung pada tahun ini.
"Hal ini mengakibatkan berlanjutnya ketidakseimbangan dalam pasokan dan permintaan batubara serta harga yang lebih rendah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (1/11).
Padahal menurutnya, volume penjualan BUMI meningkat tajam sebesar 5% menjadi 63.1MT vs 60.0MT tahun lalu, penjualan KPC juga naik 12% mencapai 45.5MT, namun penjualan Arutmin sebesar 17,6MT mengalami penurunan sebesar 9% year on year (yoy).
Selanjutnya, harga realisasi juga turun 11% ke level US$ 52,6 per ton lantaran kondisi ekonomi dan sektor industri batubara. 
🍓

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Bumi Resources Tbk dinilai masih cukup menantang di sisa tahun ini seiring tren pelemahan harga batubara global. Namun, emiten berkode BUMI tersebut diyakini mampu bertahan di tengah tekanan yang ada.
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyebut, pelemahan harga batubara dunia memang berdampak cukup signifikan terhadap kinerja emiten di bidang pertambangan komoditas tersebut. Tak terkecuali BUMI.

Hal ini terlihat di kuartal I-2019 yang mana pendapatan BUMI tergerus 24,58% (yoy) menjadi US$ 234,15 juta. Begitu pula dengan laba bersih emiten grup Bakrie tersebut yang anjlok 46,27% (yoy) menjadi US$ 48,44 juta di periode yang sama.
Menurut Robertus, prospek kinerja BUMI ke depannya akan sangat bergantung pada pemulihan harga batubara dunia.
Jika berkaca pada kondisi terkini, emiten penghuni indeks KOMPAS100 ini memang masih harus menemui jalan terjal. Sebab, harga batubara dunia masih berada di level yang rendah
Mengutip Bloomberg, harga batubara dunia kontrak pengiriman Juli 2019 di ICE Futures berada di level US$ 77 per metrik ton pada Selasa (11/6). Pada 5 Juni lalu, harga batubara sempat merosot ke level terendah di tahun ini yakni US$ 73,50 per metrik ton.
Lantas, manajemen BUMI perlu pintar-pintar dalam mengantisipasi dampak tantangan bisnis tersebut sepanjang tahun ini.
“Yang paling mudah dilakukan oleh BUMI adalah menaikkan volume produksi sambil berharap akan adanya pemulihan harga batubara global,” ungkap Robertus, hari ini (11/6).
Dengan peningkatan produksi, diharapkan BUMI juga mampu menjual batubara dalam jumlah yang lebih besar. Ujung-ujungnya, upaya ini dapat mengompensasi penurunan harga jual yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Robertus sendiri yakin BUMI masih akan produktif pada tahun ini. Kontribusi terbesar diperkirakan berasal tambang di Kaltim Prima Coal (KPC) yang ditaksir bisa memproduksi batubara sekitar 59—60 metrik juta ton di tahun ini. Di waktu yang sama, produksi batubara Arutmin diproyeksikan mencapai kisaran 27—28 juta metrik ton.
“Gabungan kapasitas produksi tahunan sekitar 86—88 juta metrik ton saat ini dapat menempatkan BUMI sebagai produsen batubara terbesar di Indonesia,” terang Robertus.
Bersamaan dengan itu, ia juga memprediksi volume penjualan batubara BUMI bisa meningkat dari 80,7 juta metrik ton menjadi 87,1 juta metrik ton pada tahun ini.
Lebih lanjut, Robertus percaya proses pembayaran cicilan utang yang dilakukan BUMI tidak akan mengganggu aktivitas bisnis emiten tersebut. Justru, pembayaran utang yang lebih besar dinilai dapat mengembalikan profitabilitas perusahaan pada tahun ini.
Berdasarkan berita KONTAN sebelumnya, awal April lalu BUMI mengumumkan telah melakukan pembayaran utang untuk cicilan kelima sebesar US$ 19,85 juta. Dengan demikian, BUMI telah membayar utangnya sebesar US$ 239,39 juta secara tunai.

Robertus pun masih merekomendasikan beli saham BUMI. Namun, ia menurunkan target harga dari Rp 450 per saham menjadi Rp 400 per saham. Pendapatan BUMI diperkirakan dapat mencapai US$ 1,23 miliar pada tahun ini, sedangkan laba bersihnya mencapai US$ 259 juta.
🍇

teknikal @ tren saham BUMI (banding wika n jsmr n ihsg) per tgl 07 Mei 2019: 


🌼

secara teknikal, lom tampak 450 @ tren harga saham bumi @ grafik di atas. tapi ekspektasi tren naek ada. Stochastic 40 menunjukkan bahwa momentum jual tidak signifikan, sehingga ekspektasi daya dorong beli mase ada. Bollinger band : 146-168 menunjukkan bahwa resistensi (batas atas) tidak terlalu jauh. Moving average 20d: 157 merupakan awal tanda ekspektasi positif. Liat aza. 
🍍
Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten pertambangan batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. membidik produksi batu bara perseroan dapat menyentuh 94 juta ton pada tahun ini, dari capaian tahun lalu yang sebesar 90 juta ton. Selain itu, perseroan membidik penjualan hingga 96 juta ton sepanjang 2019. Bagaimana efeknya terhadap kinerja saham perseroan tahun ini?
Emiten dengan sandi BUMI tersebut terbilang agresif meski kondisi pasar batu bara global masih fluktuatif. Dengan proyeksi pasokan Australia ke pasar global yang tidak akan meningkat signifikan, BUMI berambisi mengambil pasar emas hitam produsen asal Negeri Kanguru.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BUMI tercatat telah menguat 51,46% sepanjang tahun berjalan. Pada penutupan perdagangan Senin (25/2/2019), harga saham BUMI melemah 1,27% atau 2 poin ke level Rp156 per lembar. Harga BUMI sempat menyentuh titik terendahnya Rp102 pada Januari 2019 lalu.
Analis Samuel Sekuritas Todd Showalter menyampaikan pada tahun ini kinerja BUMI diharapkan dapat meningkat dengan produksi batu bara kalori tinggi dari Arutmin yang dipatok lebih tinggi dari tahun lalu. Katalis lain untuk kinerja BUMI yaitu potensi perpanjangan kontrak dari klien perseroan.
"Pada semester I/2019, izin KPC dan Arutmin akan dikonversi menjadi IUKP. Selain itu, kami berekspetasi harga batu bara pada tahun ini akan lebih stabil dibandingkan tahun lalu. Salah satu risiko investasi yaitu pelemahan ekonomi global yang bisa berdampak pada pembatasan impor batu bara dari China dan India," ungkap Todd.
Todd menyampaikan restriktirisasi dari pasar China membuat harga batu bara kalori tinggi dan rendah memiliki gap yang cukup besar. Pasalnya, produksi batu bara kalori rendah juga sedang meningkat, terutama yang berkalori 4.200 dari area-area eksplorasi di Kalimantan.
Dengan fenomena tersebut, harga batu bara diprediksi bertahan pada level rata-rata US$95 per ton pada tahun ini. Samuel Sekuritas merekomendasikan beli dengan target harga Rp250 pada tahun ini.
Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyampaikan dampak dari restriksi impor oleh China akan berangsur memudar. Pada 10 bulan pertama 2018, impor batu bara China mencapai 225 juta ton, meningkat 11% dibandingkan periode sama tahun lalu.
"BUMI memliki rencana meningkatkan ekstraksi dari batu bara kalori tinggi dari area tambang Satui/Senakin milik Arutmin dan Bengalon milik KPC. Dengan ini, perseroan berpotensi memiliki ASP yang lebih tinggi," ungkap Robertus.
Oleh karena itu, perseroan diyakini akan membukukan kenaikan pendapatan dibandingkan tahun lalu. Kresna Sekuritas merekomendasikan beli saham BUMI dengan target harga sebesar Rp450.

Comments

  1. KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!! KABAR BAIK!!!

    Nama saya Liliyana. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirimkan dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka iseng, karena mereka kemudian akan bertanya pembayaran biaya lisensi atau biaya registrasi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah dengan perusahaan pinjaman palsu mereka.

    Beberapa minggu yang lalu saya tegang secara finansial dan berkecil hati, saya tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ny. Christabel Missan, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar USD100.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dan tingkat bunganya hanya 2%,

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya kirimkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji untuk membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: christabelloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan ia tidak akan mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda patuh.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: liliyanabasuki@gmail.com dan Sety diperkenalkan dan berbicara tentang Ny. Christabel, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ny. Christabel, Anda juga dapat menghubunginya melalui email: permatabudiwati@gmail.com dan Anda juga dapat menghubungi Dian Pelangi yang memperkenalkan kami lianmeylad@gmail.com, yang akan saya lakukan adalah mencoba memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke akun mereka setiap bulan

    Saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Ms. Christabel email Missan: (christabelloancompany@gmail.com) dan saya jamin
    Anda juga dapat menghubungi nomor kontak +1(561)491-6019 ibu whatsapp
    Untuk Pertanyaan, silakan Christabel Layanan Pelanggan - Pusat Layanan Pelanggan 24/7 kami whatsApp nomor +19177461022
    Anda juga dapat menghubungi email Christabel Customer Care di customerservicechristabelloan@gmail.com.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak dari Indonesia dan Malaysia

    ReplyDelete
  2. kesaksian nyata dan kabar baik !!!

    Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan

    Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar

    Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda

    untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.comdan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)

terkait fundamental saham ENERGI n TAMBANG (3) (pgas, adro, indy, bumi, antm, elsa)