terkait perbankan (bbri, bbca, bnii)

LPS Catat Kredit Perbankan Agustus 2021 Tumbuh 0,9 Persen

Berbagai Indikator menunjukkan, perbankan kini dalam kondisi sehat dengan rata-rata rasio kecukupan modal (CAR) 24,67% dan kredit bermasalah (NPL) 3,35% pada Juli 2021

BCA (BBCA) Bakal Gelar RUPST 29 Maret 2021, Ini Agenda yang Dibahas

BRI Bagi Dividen Rp 12,12 Triliun ke Pemegang Saham

Fundamental Kuat di Tengah Krisis, BRI Bagikan Dividen Rp12,1 Triliun

Pencadangan naik, begini kondisi permodalan perbankan di Indonesia

Berjaga-jaga NPL meningkat, bank BUMN tingkatkan pencadangan kredit

BCA bagikan dividen Rp 530 per saham dan angkat 2 direktur baru

Saham Bank Terbakar, Ikut Terseret IHSG

Ini Upaya BRI Mengurangi Dampak Negatif Perubahan Iklim

Daftar 10 Bank dengan Pertumbuhan Laba Bersih Tertinggi di 2020, BTN Teratas

5 Bank Terbesar Semester 1/2021

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. akan menutup seluruh operasional perbankan di Aceh. Penutupan tersebut merespon penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah nomor 11 tahun 2018.

OJK Ungkap Kondisi Industri Perbankan di Masa Pendemi Covid-19

Ekonomi Kuartal I Diumumkan BPS -0,74%, Harga Saham Bank Menguat Lagi 

Dorong pertumbuhan kredit, BCA proyeksi NIM capai 5,1% hingga 5,3% di tahun ini

Simak Kinerja 3 Bank Besar pada Kuartal I-2021, Siapa Paling Baik?

Kata Dirut BRI soal Maraknya Bank Digital di Indonesia

BBRI: mesin pertumbuhan baru

Persiapan BRI Agro Menjadi Bank Digital

BRI Gelar RUPSLB 7 Oktober, Bahas Pengunduran Diri Ari Kuncoro

Konsistensi Perbaikan Kinerja BRI

Market Cap BRI Dekati Rp 600 Triliun Setelah Rights Issue

BBRI: sukses d RI (2021)

Bisnis Perbankan: BRI dan BCA Catat Kenaikan Penempatan Dana di Surat Berharga

BRI Yakin NPL Coverge Tahun 2021 Tak Setinggi 2020

Antisipasi Masa Pandemi, Pencadangan BCA (BBCA) Melonjak 50,3 Persen

Bank Besar Tanah Air Antre Gelar Rights Issue

Hadapi Persaingan Digital, BRI Lakukan Transformasi Hybrid

Ssst! Ini Nama Bank Digital Punya BCA

Kredit menganggur di perbankan mulai menurun

Likuiditas Valas: ketat

Likuiditas Super Longgar

QE BI: likuiditas perbankan

Industri Perbankan: ANOMALI

INDUSTRI PERBANKAN: anomali (2) 

Resmi meluncur, ini andalan bank BCA digital, Blu

Tahun 1990, 1 Cabang Berisi 100 Karyawan, BCA: Sekarang Maksimalkan Teknologi

Cadangan devisa Juni 2021 naik, disumbang komponen valas dan other reverse assets

Holding UMi, Kiprah BRI Dapat Apresiasi Investor Pasar Modal

BBRI ULTRA MIKRO: Pegadaian + 3 Jt nasabah

BBRI: right issues

BBRI : lebih 50% RI

RI BBRI: aksi korporasi SANGAT BESAR

BBRI: RI terbesar

BBRI: tutup 341 kantor cabang

CAPEX BBRI @ digitalisasi

BBCA: cuan gede @ semester 1 / 2021

BBCA: stock split 1:5

BBCA: bank digital plus-plus

RUPSLB BBCA: stock split

BBCA: penggerak utama IHSG 2022

BBCA: REKOMENDASI  

BBCA, BBRI: REKOMENDASI

BANK KONVENSIONAL: dominasi investor RITEL

Di segmen pendanaan korporasi, kredit perbankan tetap jadi andalan

BBRI: tolong WSKT

Turun 2,10%, harga saham BBRI memerah di akhir penutupan bursa Rabu (8/9)

Kejahatan Siber Paling Banyak Incar Sektor Keuangan

Meski ekonomi masih tertatih, permodalan bank masih kokoh

LPS: Laba Perbankan Indonesia Capai Rp131,2 Triliun per November 2021

BBCA: laba bersih Jan-Sep 2022: Rp 29T

BBCA: NPL Rp 14,3 T

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah memukul kinerja semester I 2020 perbankan di Indonesia. Semua bank besar mengalami penurunan perolehan laba bersih akibat melorotnya margin bunga bersih (Net interet margin/NIM).

NIM semakin tergerus di tengah fokus perbankan menyelamatkan debiturnya agar bisa bertahan menghadapi pandemi. Program restrukturisasi kredit yang dilakukan bank untuk membantu debitur tersebut berimbas pada tidak diterimanya pendapatan bunga tahun ini.

Empat bank pelat merah kompak membukukan penurunan net profit. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat perlambatan terdalam yakni 41%, disusul PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan penurunan 40%, lalu BRI melorot 36,9%, dan Bank Mandiri koreksi 23,9%.

Baca Juga: ICBP raih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 2,05 miliar, ini peruntukkannya

Dari swasta, bank terbesar di tanah air PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) harus rela labanya turun 4,8%. Bank CIMB Niaga turun 11,7%, Bank Panin turun 18,8%, dan  Bank Danamon ambles 53,4%.

Meski ada relaksasi restrukturisasi kredit dari regulator, namun perbankan masih akan terus mewaspadai resiko kredit ke depan di tengah bayang-bayang ketidakpastian ekonomi. Oleh karena itu, sebagian bank memproyeksi perolehan laba di paruh kedua ini masih akan melambat dari semester pertama.

Bank BRI misalnya menargetkan laba sampai akhir tahun tidak akan bisa dua kali lipat dari capaian di paruh pertama. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, secara logika jika laba perseroan semester I mencapai Rp 10,2 triliun maka sampai ujung tahun harusnya bisa mencapai dua kali lipat.

Baca Juga: Saham big cap di bursa AS didominasi perusahaan teknologi, Indonesia perbankan

Namun, BRI tidak akan membukukan seluruh pendapatan yang diterima di paruh kedua menjadi laba untuk mengantisipasi ketidakpastian yang ada. "Kami akan mengalokasikan sebagian pendapatan itu untuk jadi pencadangan sebagai bantalan resiko di tengah ketidakpastian ekonomi," ungkap Haru, Rabu (19/8).

Meskipun restrukturisasi kredit terhadap debitur terdampak Covid-19 direlaksasi sehingga tercatat langsung dalam kategori lancar, namun rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BRI secara konsolidasi per Juni 2020 tercatat naik jadi 3,13% dari 2,52% pada periode yang sama tahun lalu.

Penyumbang utama NPL tersebut dari segmen korporasi non BUMN dan sektornya utamanya dari manufaktur dimana salah satunya sudah tercatat sebagai NPL sejak September 2019. Sunarso, Direktur Utama BRI mengatakan, akan dilakukan pencadangan cukup besar untuk mengantispasi resiko ke depan. Pada paruh pertama, bank coverage ratio bank ini mencapai 200,3%, naik dari 194,6% pada semester I 2019.

BRI melihat kebutuhan kredit masih ada terutama dari segmen UMKM yang menjadi core bisnis perseroan. Sunarso bilang, penyaluran kredit akan terus dilakukan untuk membantu pelaku usaha bangkit kembali namun tetap selektif dan penuh hati-hati.

Baca Juga: Melihat prospek tiga saham perbankan yang masuk top 10 market cap

BNI juga memperkirakan perlambatan laba masih akan berlanjut sampai akhir tahun karena dampak besar dari Covid-19. Bank ini sudah mengajukan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) ke regulator.

Direktur Keuangan BNI, Sigit Prastowo mengatakan, Covid-19 mempengaruhi pertumbuhan kredit, kemampuan perseroan melakukan pemulihan atas kredit hapus buku, dan rasio kredit bermasalah. Pada akhirnya, itu juga bakal mempengaruhi perolehan laba perseroan.

Adanya restrukturisasi dan peningkatan NPL membuat BNI harus membentuk CKPN untuk mengantisipasi resiko. "Sehingga ke depan, kita memproyeksikan profit akan tergerus cukup signifikan karena dua hal itu," ujar Sigit.

Baca Juga: OJK siapkan ketentuan lisensi bank digital, untuk merespons kebutuhan industri

Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumatir menjelaskan, tahun ini pihaknya berkomitmen untuk menjaga kinerja positif tahun ini, baik dari sisi kredit maupun dari perolehan laba. "Tentunya dengan mempertimbangkan kondisi recovery di semester II tahun ini,"ujarnya.

Tahun ini, Bank Mandiri akan fokus mendorong kredit pada Program Ekonomi Nasional (PEN) dan juga sektor yang berprospek baik. Tentunya, sambil fokus pada efisiensi biaya lewat akselerasi teknologi digital. Namun, bank ini hanya bereskpektasi kredit tumbuh satu digit tahun ini.

Bank Mandiri akan mendorong kredit ke usaha produktif samapi akhir tahun seperti farmasi, telekomunikasi dan perdagangan. Seiring dnegan itu, bank ini juga akan terus meningkatkan biaya pencadangan sejalan dengan naiknya risiko kredit. Tercatat biaya CKPN Bank Mandiri naik hingga Rp 10,29 triliun atau sebesar 65,65% secara tahunan.  

Suria Dharma, Kepala Riset Samuel Sekuritas memperkirakan laba bersih bank BUMN sampai ujung tahun akan tetap turun. Perkiraannya net profit semester II belum tentu lebih baik meskipun restrukturisasi sudah melandai dan permintaan kredit mulai naik. "Semester I itu, masih ditopang dari kuartal I yang belum ada efek restrukturisasi," ujarnya.

Baca Juga: Kecil-Kecil Cabe Rawit, di Tengah Pandemi Laba Sejumlah Bank Kecil Malah Melejit

Prediksinya, laba Bank Mandiri kemungkinan akan lebih besar tahun ini dibanding BRI yang selama ini jadi jawara. Pasalnya, restrukturisasi kredit BRI lebih besar sehingga biaya provisinya kemungkinan akan lebih besar. Apalagi, pendapatan bunag bersih bank ini di semester I sudah tumbuh negatif.

Dari sisi saham, Suria melihat saham BBNI dan BMRI lebih menarik dari sisi valuasinya.  Namun,  BBRI dinilai tetap disukai investor karena punya bobot market capital yang sangat besar. Sampai akhir tahun, ia mematok target harga saham BBNI Rp 6.000, BMRI Rp 7.700, BBRI Rp 3.500 dan  BBTN Rp1.500.

🍒

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. melaporkan laba bersih terkonsolidasi sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 10,18 triliun atau turun 37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp16,13 triliun.

Disisi laba bersih entitas induk yang digabung dengan kepentingan non pengendali Bank BRI mencapai Rp 10,20 triliun, juga turun 37% dari periode yang sama tahun lalu Rp 16,16 triliun. "Strategi yang telah diterapkan perusahaan untuk tetap tumbuh di tengah pandemi membuahkan hasil yang positif," ujar Direktur Utama BRI Sunarso di Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga: Bank BRI Punya Corporate Secretary Baru, Aestika Oryza Gunarto Gantikan Amam

Menurut dia total aset hingga semester I-2020 sebesar Rp 1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73%. Dari segi liabilities, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga double digit. Hingga akhir Juni 2020, DPK BRI konsolidasian tercatat Rp 1.072,50 triliun, tumbuh 13,49% yoy di mana pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan di bulan Juni 2020 yang tercatat sebesar 7,95% yoy. DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81%.



Di sisi lain, pandemi mampu mendorong transaksi digital di BRI sehingga mampu mendongkrak pencapaian pendapatan berbasis komisi. Hingga akhir Semester I 2020, pendapatan berbasis komisi BRI tercatat sebesar Rp 7,46 Triliun atau tumbuh 18,59% yoy. BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 86,06%, atau lebih rendah dengan LDR BRI di akhir Juni 2019 sebesar 92,81%. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal dengan CAR 20,15%.

Baca Juga: Yuk Intip! Berapa Sih Bantuan Bank BRI untuk Penanganan Corona



Dia mengatakan, krisis yang tengah terjadi saat ini menjadi akselerator transformasi yang telah dilakukan BRI sejak 2016 lalu. Transformasi yang dilakukan juga sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan UMKM dengan membawa misi membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. "Meningkatkan produktivitas UMKM artinya sama dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia," jelasnya.

🍓



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan penyaluran kredit mulai mengalami peningkatan pada bulan Juli. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat peningkatan tersebut terutama didorong oleh stimulus yang diberikan oleh pemerintah lewat penempatan dana pada perbankan dan adanya penjaminan kredit modal kerja. 

OJK mencatat kredit per Juni 2020 hanya tumbuh 1,49% year on year (yoy). Namun per  23 Juli, sudah mengalami pertumbuhan sebesar 2,27% menjadi Rp 5.576 T. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut pertumbuhan kredit pada Juni tersebut sudah merupakan level terendah tahun ini dan hingga akhir tahun akan terus meningkat.

Baca Juga: Nasabah Jiwasraya kembali surati ke Jokowi hingga Sri Mulyani, ada apa?

Sejumlah bank mengamini pernyataan OJK tersebut. Permintaan kredit dari beberapa sektor sudah mulai menggeliat dan bank tetap akan melepaskan kredit ke sektor yang dinilai bisa segera kembali  pulih setelah masa transisi pandemi Covid. 

BCA misalnya melihat masih banyak kebutuhan kredit dari beberapa sektor seperti infrastruktur, farmasi,  retail, distribusi, perkebunan, dan perumahan untuk segmen menengah ke bawah. "Untuk kredit mobil juga permintaannya sudah semakin menggeliat. Ini perlu kita tingkatkan terus," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA pada Kontan.co.id, Kamis (13/8). 

Jahja bilang, BCA akan tetap menopang ekonomi nasional dengan memberikan kredit bagi nasabah yang usahanya bisa segera pulih. Untuk sektor yang terdampak Covid-19 seperti hotel dan industri yang butuh tambahan modal kerja, BCA juga akan akan memberi dukungan. Namun, perseroan tetap berhati-hati dalam memberikan kredit bagi nasabah baru.

Ia menegaskan, BCA tetap bersemangat membantu ekonomi nasional dan itu menurutnya tercermin dari upaya perseroan menjaga eksistensi nasabah. "Ini untuk meluruskan pemberitaan-pemberitaan negatif tentang bagaimana bank bersikap pada masa pandemi," kata Jahja. 

Baca Juga: Tak mampu penuhi upaya penyehatan, OJK cabut izin usaha BPR Lugano Bekasi

Bank Woori Saudara (BWS) juga mengakui kalau pertumbuhan kredit pada Juli sudah lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Capaian kredit perseroan pada bulan Juni sudah merupakan level terendah tahun ini. 

Sadhana Priatmadja Direktur BWS menyebut, peningkatan kredit yang terbesar berasal dari sektor industri pengolahan dan kredit konsumer dari segmen pensiunan. Sampai akhir tahun, bank ini akan fokus menyasar segmen logistik, telekomunikasi, farmasi, dan konsumer dalam menyalurkan kredit. "Ditambah dengan sektor industri pengolahan secara selektif," ujarnya.

Sementara Bank Panin masih belum mencatatkan adanya pertumbuhan kredit pada bulan Juli. Herwidayatmo Presiden Direktur Bank Panin mengatakan, pertumbuhannya masih turun 1,79% YoY. 

Bank Panin berharap permintaan kredit pada bulan Agustus ini bisa lebih baik. Namun, perseroan tetap belum bisa melihat sektor-sektor apa saja yang mulai mengalami pergerakan permintaan kredit. "Belum kelihatan. Sepertinya yang mau minta kredit juga masih berhati-hati karena masih banyak ketidakpastian. Kita akan coba lihat perkembangan sebulan lagi," kata Herwidayatmo.

Baca Juga: Pinjaman fintech melejit di tengah pandemi, ini kata AFPI

Hingga 11 Agustus 2020, realisasi restrukturisasi kredit Bank Panin sudah mencapai Rp 24,3 triliun dari 13.874 debitur. Jumlah tersebut sudah 85% dari kredit yang sebelumnya diperkirakan membutuhkan restrukturisasi. 

Memasuki bulan Agustus, permintaan restrukturisasi kredit Bank Panin sudah tidak ada. Oleh karena itu, perseroan memperkirakan restrukturisasi akan terhenti angka Rp 24,3 triliun, lebih rendah dari perkiraan semula sebesar Rp 28,6 triliun dari 16.000 debitur.

Kredit CIMB Niaga juga masih melambat. Lee Kai Kwong Direktur Finance & SPAPM CIMB Niaga mengungkapkan, penyaluran kredit di bulan ketujuh tahun ini belum melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Meski melambat, kinerja bank asing masih stabil

Menurutnya, hal itu seiring dengan fokus perseroan melakukan restrukturisasi kredit guna memastikan nasabah mendapatkan dukungan dalam mempertahankan dan melanjutkan usahanya serta fokus menjaga kualitas aset.

🍐


Bisnis.com, JAKARTA - Penguatan saham-saham perbankan menopang laju indeks Bisnis-27 di zona hijau sejam selepas pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (12/8/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Bisnis-27 naik 3,71 persen atau 0,80 persen ke level 470,315. Indeks dibuka di level 466,610 dan bergerak di rentang 466,09 hingga 471,15 hingga pukul 10.11 WIB.

Saham perbankan milik negara menjadi penopang penguatan indeks Bisnis-27. saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memimpin penguatan dengan kenaikan 5,13 persen ; kemudian disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk masing-masing 2,51 persen dan 2,19 persen.

Sementara itu, sejumlah saham pertambangan terkoreksi dan membatasi laju IHSG. Saham PT United Tractors Tbk. turun 5,15 persen, disusul PT Adaro Energy Tbk. minus 2,61 persen. Saham PT Bukit Asam Tbk. juga mengalami koreksi 1,43 persen.

Secara umum, sebanyak 17 saham anggota indeks Bisnis-27 menguat sedangakan 7 saham lainnya melemah. Ada juga 3 saham lain stagnan alias posisi harga sama dengan penutupan kemarin.

Di sisi lain, IHSG juga mencetak penguatan 17 poin ke posisi 5.207,62. Sebanyak 150 mengalami penguatan, 199 saham turun, dan 157 saham stagnan. IHSG dibuka di level 5.190,166 dan bergerak di rentang 5.178,45 s.d 5.212,99.

Sementara itu, Bursa Asia dibuka menguat tipis menyusul pelemahan Wall Street akibat keraguan investor terhadap stimulus fiskal yang akan dikucurkan AS. Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (12/8/2020). indeks Topix Jepang dibuka menguat 0,6 persen pada perdagangan pagi ini. Pasar Kospi Korea Selatan juga terpantau naik tipis 0,1 persen.

Kenaikan serupa juga terjadi pada indeks S&P/ASX 200 Australia yang dibuka 0,1 persen di zona hijau. Sementara itu, indeks berjangka S&P 500 menguat 0,3 persen hingga pukul 09.06 waktu Tokyo, Jepang.

🍒

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar US$ 135,1 miliar. Posisi ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2020 yang sebesar US$ 131,7 miliar.

Lonjakan cadangan devisa ini juga menghantarkan posisi cadev Juli 2020 menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Ini memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yang sebesar US$ 131,98 miliar pada Januari 2020 silam.

Berdasarkan data yang ditampilkan Special Data Dissemination Standard (SDDS), peningkatan cadev pada bulan Juli 2020 didorong oleh peningkatan komponen-komponen pendukungnya, dengan peningkatan tertinggi pada monetary gold.

Baca Juga: Jelang pengumuman CAD kuartal kedua, IHSG diproyeksikan menguat pada Senin (10/8)

  • Komponen monetary gold pada bulan Juli 2020 tercatat sebesar US$ 4,96 miliar atau melonjak 10,96% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,47 miliar.

Monetary gold ini merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD).

Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.

Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.

  • Selain monetary gold, komponen lain yang mencatat peningkatan adalah foreign currency reserves atau valuta asing (valas), yang tercatat sebesar US$ 126,79  miliar. Posisi ini meningkat 2,27% dari posisi Juni 2020 yang sebesar US$ 123,98 miliar.

Valas ini terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Selain itu, valas juga bisa berupa surat berharga berupa penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya. Valas juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada bukan penduduk.

  • Lalu, ada juga IMF reserve position in the fund (RPF) yang tercatat sebesar US$ 1,11 miliar atau meningkat 1,83% dari posisi Juni 2020 yang sebesar US$ 1,09 miliar. Asal tahu saja, RPF merupakan cadev dari suatu negara yang ada di rekening IMF.

RPF ini juga menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya. Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund's General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.

  • Lalu, ada Special Drawing Rights (SDR) BI yang pada Juli 2020 sebesar US$ 1,57 miliar. Posisi ini juga meningkat 1,94% dari Juni 2020 yang sebesar US$ 1,54 miliar.

Baca Juga: Cadangan devisa catat rekor tertinggi sepenjang sejarah, ini pemicunya

SDR sendiri merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Tujuan diciptakannya SDR adalah dalam rangka menambah likuiditas internasional. Fasilitas ni memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadev di negara-negara anggota.

  • Terakhir, tagihan lainnya atau other reserves assets yang tercatat US$ 652,59 juta atau meningkat 0,15% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 642,50 juta. Tagihan lainnya ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.

Sebagai tambahan informasi, BI juga mengonfirmasi bahwa pencatatan nilai cadev dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.

🍎


JAKARTA, investor.id - Realisasi kinerja keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sepanjang semester I-2020 sesuai dengan ekspektasi kalangan analis, meskipun laba bersih perseroan terkoreksi sebesar 4%. 

Sedangkan kinerja keuangan perseroan semester II tahun ini diproyeksi mulai pulih sejalan dengan perkiraan peningkatan permintaan kredit segmen korporasi. Bank Central Asia atau BCA membukukan peningkatan pendapatan bunga bersih menjadi Rp 27,24 triliun pada semester I-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 24,5 triliun. 

Laba sebelum provisi juga meningkat dari Rp 18,59 triliun menjadi Rp 21,53 triliun. Sedangkan provisi perseroan naik dari Rp 2,44 triliun menjadi Rp 6,54 triliun. Hal ini menyebabkan laba bersih perseroan turun dari Rp 12,88 triliun menjadi Rp 12,24 triliun. BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5,3% pada semester I-2020, gross NPL juga meningkat dari 1,4% menjadi 2,1%. CAR perseroan turun dari 24,2% menjadi 22,9%. Begitu juga dengan LDR perseroan turun dari 83,9% menjadi 78,1%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Presiden Komisaris BCA Djohan Emir Setijoso bersama jajaran direksi serta komisaris BCA di sela-sela pemaparan kinerja keuangan BCA Semester I 2020 melalui virtual press conference yang diadakan di Jakarta, Senin (27/7). Foto: BeritaSatu Photo/Humas BCA Analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri dalam risetnya mengungkapkan, penurunan laba bersih BCA dipengaruhi oleh pelemahan segmen konsumer akibat pandemi Covid-19 yang berimbas terhadap perlambatan ekonomi domestik dan luar negeri. Perlambatan segmen konsumer terlihat dari penurunan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang hanya mencapai Rp 200-300 per bulan selama Mei dan Juni dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang mencapai Rp 2,5-3 triliun per bulan. Sedangkan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi mencapai Rp 69,3 triliun hingga Juni 2020. Sebanyak 47,9% kredit yang direstrukturisasi berasal dari segmen komesial dan usaha kecil menengah. Perseroan juga mencatat penurunan NIM menjadi 6%. Begitu juga dengan rasio NPL meningkat menjadi 2,1% sejalan dengan peningkatan biaya kredit mencapai 221 bps. Berbagai faktor tersebut mendorong Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi hold saham BBCA dengan target harga Rp 33.000 per saham. Target harga tersebut merefleksikan perkiraan PBV perseroan tahun ini sekitar 18,3 kali dan ekspektasi penurunan kinerja keuangan tahun ini.  Bank BCA Kantor Cabang Bursa Efek Indonesia, di Jakarta. 

 Danareksa Sekuritas memperkirakan penurunan laba bersih BCA menjadi Rp 21,52 triliun tahun ini dibandingkan tahun lalu mencapai Rp 28,56 triliun. 

PPOP perseroan juga diperkirakan turun dari Rp 40,88 triliun menjadi Rp 39,12 triliun. 

Sedangkan EPS perseroan tahun ini diharapkan hanya mencapai Rp 872,8. 

Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengungkapkan, realisasi  kinerja keuangan BCA hingga Juni 2020 tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi. “Realisasi laba bersih tersebut setara dengan 22,5% dari target kami dan mencapai 25,1% dari konsensus analis atau melampaui perkiraan,” tulis Young Jun dalam risetnya. 

Secara historis, dalam lima tahun terakhir, realisasi laba bersih kuartal II menyumbang sebesar 22,9-24,6% terhadap total laba bersih tahunan dibandingkan kuartal II-2020 yang hanya berkontontribusi sebanyak 22,5%. 

Namun, pencapaian tersebut tergolong baik dibandingkan perkiraan semula bahwa kuartal II tahun ini akan menjadi penurunan terbesar pada laba bersih. Laporan keuangan BCA Menurut  Young Jun, penurunan kinerja keuangan BCA pada kuartal II tahun ini dipengaruhi oleh pelemahan permintaan kredit, penurunan NIM, dan peningkatan biaya kredit selama kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Hal ini mendorong kami untuk mempertahankan rekomendasi trading buy saham BBCA dengan target harga Rp 34.370. Target harga tersebut telah mempertimbangkan penurunan laba bersih tahun ini, seiring dengan peningkatan biaya provisi,” jelas dia. Terkait semester II-2020, pertumbuhan kredit BCA akan ditopang oleh permintaan kredit korporasi yang diperkirakan meningkat dibandingkan penyaluran kredit segmen consumer yang diperkirakan turun. Sedangkan simpanan perseroan diperkirakan tetap bertumbuh. “Kami memperkirakan pertumbuhan kredit perseroan cenderung mendatar tahun ini dengan restrukturisasi kredit diproyeksikan mencapai 30% dari total kredit. Sebagian besar berasal dari kredit kendaraan bermotor,” ungkap dia. Ekspektasi mulai pulihnya permintaan kredit korporasi mendorong Mirae Asset Sekuritas untuk mempertahankan estimasi kinerja keuangan BCA sepanjang tahun ini. Kinerja keuangan tersebut juga didukung oleh mulai stabilnya bisnis, kuatnya jaringan kantor perseroan, dan adanya stimulus pemerintah.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Prospek BCA Setelah Kinerjanya Sesuai Ekspektasi"

Read more at: http://brt.st/6Gg9


🍓

JAKARTA, investor.id - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (Patami ) sebesar Rp 809,7 miliar pada semester pertama tahun ini, atau meningkat 7% secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja didukung oleh peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan.   Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, perseroan mencatat kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4% (yoy) menjadi Rp 1,2 triliun, dimana terdapat pendapatan fee non rutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee non rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka perseroan mencatat kenaikan fee 11,0%. Pendapatan dari fee global market naik tajam 116,1% menjadi Rp 374,6 miliar per Juni 2020, sementara pendapatan fee dari bancassurance, wealth management dan investasi terus mencatat pertumbuhan dengan mencatat kenaikan 29,3% menjadi Rp 122,6 miliar dari Rp 94,8 miliar tahun 2019. "Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan kami mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik," jelas Taswin dalam keterangannya, Minggu (2/8). Sementara itu, pihaknya juga mencatat marjin bunga bersih (net interest income/NIM) naik menjadi sebesar 5,0% per Juni 2020 atau lebih tinggi 18 basis poin (bps) dibandingkan dengan 4,8% pada Juni 2019 terutama didukung oleh penurunan biaya dana sebagai hasil dari kedisiplinan dalam penentuan harga dan pengelolaan pendanaan yang lebih baik. Sejalan dengan kondisi pasar saat ini, industri menghadapi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, total kredit perseroan mengalami penurunan 14,6% menjadi Rp 115,7 triliun. "Maybank terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan postur risiko yang makin diperketat mengingat situasi pandemi saat ini," ucap Taswin. Per akhir Juni 2020, meskipun kredit perbankan global turun 5,4% menjadi Rp 35,8 triliun, kredit ini berhasil tumbuh sebesar 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya didukung oleh segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sementara, Kredit non ritel community financial services (CFS) turun 22,3% menjadi Rp 42,4 triliun karena Bank menerapkan strategi untuk membatasi risiko bagi business banking untuk mengatur kembali portofolio yang tidak sesuai dengan tingkat risiko perseroan. Pinjaman ritel CFS turun 12,9% menjadi Rp 37,5 triliun yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di tengah masa yang menantang ini. Profil pendanaan Maybank terus menguat seperti tercermin dari peningkatan rasio dana murah (CASA) dari 33,1% pada Juni 2019 menjadi 40,0% pada Juni 2020, dimana tabungan meningkat sebesar 9,9%. Perseroan telah mengalihkan upaya untuk meningkatkan peluang bisnis di tengah kondisi pasar yang menantang dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U) dimana mulai banyak nasabah kini menggunakan layanan mobile app khususnya dengan adanya PSBB. Transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I 2020 sementara, terdapat 34 ribu pembukaan rekening tabungan/deposito dan lebih dari 45 ribu rekening baru dibuka melalui M2U. Di sisi lain, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio (LDR) Maybank berada pada tingkat yang sehat sebesar 94,2% sementara liquidity coverage ratio (LCR) berada pada posisi 152,4% per Juni 2020, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%. Tingkat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross Maybank di posisi 5,0% dan 2,9% (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1% (gross) dan 1,7% (net) pada Juni 2019. Peningkatan NPL tersebut disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020  dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 secara penuh efektif mulai Januari 2020. "Serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah.kami terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset," kata Taswin. Di sisi lain, posisi modal perseroan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% posisi sama tahun lalu. Restrukturisasi Kredit Taswin menjelaskan, dampak pandemi Covid-19 mulai semakin nyata terlihat pada kuartal kedua 2020, dan Bank telah secara seksama memantau asetnya di semua segmen bisnis sementara pada saat yang sama secara proaktif mengikutsertakan debitur untuk menilai dampak tersebut terhadap bisnis mereka. "Hingga saat ini, Maybank telah menyetujui pinjaman untuk dilakukan restrukturisasi dan penjadwalan ulang kepada lebih dari 22 ribu debitur dengan total pinjaman Rp 15,4 triliun," kata Taswin. Bank juga telah menyederhanakan proses dan memfasilitasi debitur ritel untuk mengajukan restrukturisasi dan penjadwalan ulang secara online melalui email, melalui call center atau website resminya. "Situasi yang menantang ini juga mendorong kami menjadi lebih kreatif dalam melakukan komunikasi dengan para nasabah melalui teknologi," papar dia. Taswin mengaku telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut terhadap portofolio Maybank atas pandemi global yang terjadi. "Kami senantiasa menjaga kualitas aset Maybank melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pendekatan manajemen risiko yang ketat," sambung dia.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Semester I, Laba Bersih Maybank Meningkat 7%"

Read more at: http://brt.st/6GlL

🍓

JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) hari ini melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah menyetujui rancangan akuisisi atas saham PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank). Diperkirakan proses akuisisi Rabobank bisa rampung pada kuartal ketiga tahun ini. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangannya mengatakan, BCA dan entitas anak PT BCA Finance berencana membeli masing-masing 3.719.069 lembar saham dan satu lembar saham dari para pemegang saham Rabobank yang mewakili 100% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor pada Rabobank. Adapun total nilai rencana akuisisi akan mengacu kepada premium yang bersifat tetap sebesar US$ 20,5 juta ditambah dengan 1 kali adjusted book value pada saat penyelesaian (closing) yang diperkirakan rampung di September 2020. "Rencana akuisisi Rabobank ini tidak memberikan dampak material pada permodalan perseroan. Kebutuhan pendanaan untuk rencana akuisisi telah dipersiapkan dari modal sendiri," kata Jahja, Kamis (30/7). Setelah memperoleh persetujuan dari RUPSLB, selanjutnya perseroan akan mengajukan permohonan izin-izin terkait rencana akuisisi Rabobank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pihaknya mengungkapkan, proses akuisisi diproyeksikan akan selesai pada kuartal III-2020.*

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "RUPSLB BCA Setujui Akuisisi Rabobank"

Read more at: http://brt.st/6GbS

🍉


JAKARTA, investor.id – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan yang cukup solid untuk periode semester I-2020 di tengah pandemi Covid -19. Laba sebelum provisi dan pajak bertumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana (CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. Laba sebelum provisi dan pajak yang solid mengimbangi peningkatan biaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit. Laba bersih pada semester pertama 2020 tercatat sebesar Rp12,2 triliun, dibandingkan Rp12,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. Kredit tumbuh sebesar 5,3% YoY menjadi Rp595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang  oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp184,6 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% YoY menjadi Rp91,0 triliun dan KKB turun 11,9% YoY menjadi Rp42,5 triliun. Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% YoY menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp146,9 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Presiden Komisaris BCA Djohan Emir Setijoso bersama jajaran direksi serta komisaris BCA di sela-sela pemaparan kinerja keuangan BCA Semester I 2020 melalui virtual press conference yang diadakan di Jakarta, Senin (27/7). Foto: BeritaSatu Photo/Humas BCA Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, menyampaikan BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. “Selama bulan Maret sampai dengan Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp115 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah. Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. Kami melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30% dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah”, papar Jahja Setiaatmadja, seperti dikutip dari laman bca.co.id. Di tengah tantangan pandemi, BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% YoY, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (ketiga kanan) dan Presiden Komisaris BCA Djohan Emir Setijoso (kedua kanan) bersama jajaran direksi serta komisaris BCA di sela-sela pemaparan kinerja keuangan BCA Semester I 2020 melalui virtual press conference yang diadakan di Jakarta, Senin (27/7). Foto: BCA Jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA. BCA terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% YoY mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online. Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% YoY mencapai Rp185,6 triliun. Secara keseluruhan total dana pihak meningkat 13,0% YoY menjadi Rp761,6 triliun. Posisi likuiditas tetap kokoh dengan LDR sebesar 73,3%. Likuiditas berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, khususnya selama masa pandemi. Pada semester pertama 2020, Perseroan berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit. Pendapatan bunga bersih naik 10,6% YoY menjadi Rp27,2 triliun. Pencapaian ini mendukung Bank untuk membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp37,8 triliun, tumbuh 10,3% YoY. Di lain sisi, beban operasional tumbuh lebih rendah, sebesar 3,8% YoY menjadi Rp16,2 triliun. Dengan demikian, laba sebelum provisi dan pajak BCA mencapai Rp21,5 triliun, tumbuh 15,8% YoY, dimana pertumbuhan yang baik tersebut telah memberikan ruang untuk mengantisipasi kenaikan biaya pencadangan kredit. Biaya pencadangan penurunan nilai aset adalah sebesar Rp6,5 triliun pada semester pertama tahun 2020, sejalan dengan peningkatan risiko potensi penurunan kualitas kredit. Secara keseluruhan laba bersih selama enam bulan pertama tahun 2020 tercatat sebesar Rp12,2 triliun dibandingkan dengan Rp12,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi, BCA tetap mampu menjaga permodalan Bank pada posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (CAR) berada pada level 22,9%, jauh di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator. Rasio kredit bermasalah atau NPL sebesar 2,1% dibandingkan 1,4% pada Juni 2019. Bank membukukan rasio pengembalian terhadap aset (ROA) 3,1% dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) 15,6% pada semester pertama 2020. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan Presiden Komisaris BCA Djohan Emir Setijoso bersama jajaran direksi serta komisaris BCA di sela-sela pemaparan kinerja keuangan BCA Semester I 2020 melalui virtual press conference yang diadakan di Jakarta, Senin (27/7). Foto: BeritaSatu Photo/Humas BCA “Di masa pendemi COVID-19 ini, kami bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mencari solusi guna mencapai pemulihan. Dalam memenuhi kebutuhan nasabah bertransaksi perbankan dari rumah (#BankingFromHome), kami terus melakukan berbagai inisiatif pengembangan digital channels yang kami miliki. Kami mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mendukung aktivitas operasional harian, baik untuk internal maupun ekternal” tutur Jahja Setiaatmadja. Sebagai upaya melindungi kesehatan para nasabah dan karyawan, BCA mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengimplementasikan protokol kesehatan, termasuk di antaranya melakukan pemeriksaan suhu di kantor cabang, mengatur physical distancing, menerapkan kebijakan work from home bergiliran, menerapkan pembagian operasional kerja (split operation), menyediakan bus khusus karyawan, dan memfasilitasi karyawan dan pengunjung dalam melakukan penilaian mandiri atas risiko Covid -19. Bagi komunitas, ‘Bakti BCA’ menyediakan dukungan sosial dan donasi, termasuk bantuan kesehatan seperti Alat pelindung Diri (APD) dan sejumlah ventilator untuk beberapa rumah sakit.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Hasil Kinerja Semester I-2020 Menavigasi BCA Lewati Masa Pandemi"

Read more at: http://brt.st/6Gai

🍓


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali bergerak lincah, setelah sempat melambat terpapar wabah corona (Covid-19).

Harga saham BBCA di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (10/7) akhir pekan lalu ditutup menguat 1,64% menjadi Rp 31.000 per saham. Dalam sepekan terakhir, harga saham perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini menguat 5,62%.

Baca Juga: Harga saham Bank BCA (BBCA) sudah melonjak 30% dalam tujuh pekan terakhir

Bahkan harga saham BBCA sudah menanjak 30,12% dibandingkan posisi tujuh pekan lalu (20 Mei 2020) yang berada di level Rp 23.825 per saham.

Di periode yang sama (tujuh pekan), nilai kapitalisasi pasar (market cap) BBCA sudah bertambah Rp 176,9 triliun menjadi Rp 764,31 triliun, per Jumat (10/7).

Pertumbuhan harga saham dan kapitalisasi pasar BBCA tak lepas dari kehadiran investor asing yang begitu masif. Dalam tiga bulan terakhir, pemodal asing agresif masuk ke saham BBCA. Mengacu data RTI, di periode tersebut, investor asing mencatatkan pembelian bersih atau net buy BBCA senilai Rp 869,3 miliar.

Baca Juga: Dalam tujuh minggu, market cap Bank BCA (BBCA) sudah menanjak Rp 176,9 triliun

Jumlah net buy BBCA tersebut adalah nilai pembelian asing tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan saham BBCA menduduki posisi puncak net buy asing dalam sebulan terakhir, seminggu terakhir dan penutupan transaksi harian per Jumat (10/7) lalu.

Harta kekayaan pemilik Grup Djarum terkerek, baca di halaman berikutnya >>

Kenaikan harga saham BBCA juga turut mengerek harta kekayaan sang pemilik. Dalam tujuh pekan terakhir, Bloomberg mencatat, nilai kekayaan pemilik Grup Djarum sudah bertambah US$ 7,4 miliar atau Rp 107,30 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS) menjadi US$ 28,8 miliar.

Baca Juga: Siap-siap meraup cuan dividen, cek 4 emiten yang jadwalkan cum dividen pekan depan

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, per Jumat (10/7), nilai kekayaan Robert Budi Hartono mencapai US$ 14,9 miliar, sementara Michael Bambang Hartono mencatatkan kekayaan US$ 13,9 miliar.

Alhasil, gabungan harta kekayaan dua bersaudara pemilik Grup Djarum, Budi Hartono dan Michael Hartono, itu mencapai US$ 28,8 miliar.

Tujuh pekan lalu atau per 24 Mei 2020, harta pemilik Grup Djarum masih di posisi US$ 21,4 miliar. Jumlah tersebut sudah merosot US$ 11,83 miliar atau Rp 171,54 triliun sejak awal tahun atau year-to-date (ytd).

🍊


Bisnis.com,JAKARTA— Harga empat saham

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) langsung tancap gas sejak awal sesi perdagangan. Dibuka stagnan Rp5.000, laju emiten berkapitalisasi Rp236,83 triliun itu terbang 1,50 persen ke level Rp5.075 hingga pukul 10:00 WIB.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengekor ke zona hijau. Laju saham perseroan menguat 1,22 persen ke level Rp1.245.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turut menguat 1,32 persen ke level Rp4.620. Bank yang pernah menjadi bank sentral itu mengawali sesi perdagangan dengan langsung menguat 30 poin ke level Rp4.590.

Emiten perbankan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (

Sampai dengan pukul 10:00 WIB, BBRI menguat 0,33 persen ke level Rp3.060. Pergerakan emiten berkapitalisasi Rp377,44 triliun itu dibayangi oleh tekanan aksi jual senilai Rp62,88 miliar.

Akhir pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 

Erick menginginkan setiap bank tetap sehat dan berfokus pada segmen pasar tertentu. Pihaknya menilai baru tiga bank BUMN yang memiliki fokus pasar jelas.

Selain penajaman empat bank BUMN, dia juga berencana melakukan penggabungan usaha antara unit usaha syariah maupun anak usaha bank syariah milik perbankan pelat merah. Ada tiga bank syariah yang sudah melakukan spin off dari induknya yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah. 

🍉


JAKARTA, investor.id – PT

Ini dilakukan dengan menjaga pertumbuhan

Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "BCA Menjaga Pertumbuhan Bisnis Tetap Sehat"
Penulis: Thomas E Harefa
Read more at: http://brt.st/6DOb

🍉


Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menempatkan uang negara pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) senilai Rp 30 triliun. Penempatan dana ini dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. 


Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saat memberikan keterangan pers kepada wartawan usai mengikuti Rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/6/2020).


BACA JUGA

Garuda Respons Putusan KPPU Soal Pelanggaran Penetapan Harga Tiket Pesawat

”Untuk dana pertama ini kita tetapkan Rp 30 triliun yang disampaikan atau ditetapkan untuk ditempatkan di Bank-bank Himbara tersebut. Dan masing-masing tentu akan kemudian menyampaikan apa rencana untuk penggunaan dana tersebut di dalam rangka pemulihan sektor riil-nya,” ujar Siru Mulyani.


Adapun landasan hukum dari penempatan dana di bank umum telah diatur dalam Undang-Undang Perbendaharaan Nomor 1 Tahun 2004 dan dengan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 yang sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 serta Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007.


Menkeu telah bersurat kepada Gubernur Bank Indonesia (BI) untuk menggunakan dana pemerintah yang memang ada di BI untuk dipindahkan kepada bank umum nasional.


Penempatan dana pemerintah di bank umum tidak diperbolehkan untuk dua hal, yaitu uang tersebut tidak boleh untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan transaksi valuta asing atau pembelian valuta asing.


”Tujuannya seperti Bapak Presiden tadi tekankan khusus untuk mendorong ekonomi dan sektor riil agar kembali pulih. Jadi ini adalah agar bank segera dan terus mengakselerasi pemberian kredit dan berbagai upaya untuk pemulihan-pemulihan sektor riil,” ungkap Menkeu.


Pada kesempatan tersebut, Menkeu menyampaikan akan melakukan perjanjian kerja sama dengan para CEO Himbara dan untuk Kemenkeu diwakili oleh Dirjen Perbendaharaan.


”Tadi Bapak Presiden minta kepada Menteri BUMN untuk ikut memonitor penggunaan dana ini di dalam rangka untuk mendorong sektor riil. Bapak Presiden meminta kami berdua dan nanti didukung oleh BPKP untuk melihat evaluasi penggunaan dana itu mendorong sektor riil per tiga bulan,” ungkapnya.


Kepada Himbara, Pemerintah akan melakukan mekanisme penempatan dana di deposito dengan suku bunga sama dengan yang diperoleh ketika ditempatkan di Bank Indonesia, yaitu 80 persen dari 7-Days Repo Rate-nya BI.


”Suku bunga yang rendah ini diharapkan akan mampu mendorong Bank-bank Himbara ini melakukan langkah-langkah untuk mendorong sektor riil melalui kredit yang diberikan kepada para pengusaha dan dengan tingkat suku bunga yang juga lebih rendah,” ujarnya.


Menurut Menkeu, Pemerintah akan melakukan terus evaluasi dan Presiden meminta kepada Kemenkeu untuk melakukan berbagai persiapan apabila langkah ini bisa betul-betul meningkatkan dana yang ditempatkan di bank umum, terutama bank-bank umum sehat yang memiliki kemampuan untuk mendorong sektor riil ke depan.


 


2 dari 3 halaman

Himbara Dapat Dana Rp 30 Triliun, Erick Thohir Pastikan Pemulihan Ekonomi Berjalan

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)

Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepMenteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)ercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. (Dok Kementerian BUMN)

Pemerintah resmi menempatkan dana Rp 30 triliun kepada 4 bank Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) guna mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).


Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, penempatan dana ini sejalan dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70/2020 tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum Dalam Rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


BACA JUGA

4 Bank Himbara Dapat Penempatan Dana Rp 30 Triliun dari Pemerintah

Didominasi UMKM, Restrukturisasi Kredit Bank Himbara Tembus 1,7 Juta Debitur

HIMBARA Dukung Kebijakan Pemerintah Menanggulangi Dampak Covid-19

Menanggapi hal itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada bank Himbara. Dirinya memastikan, pemulihan ekonomi akan berjalan dengan baik.


"Tentu ini sebuah kepercayaan yang diberikan pemerintah kepada kami, kita tahu, BUMN itu sepertiga pergerakan ekonomi nasional. Dan tentu, kami tidak berpikir untuk diri sendiri," ujarnya dalam konferensi pers bersama Menteri Keuangan dan dirut Bank Himbara, Rabu (24/6/2020).


Erick melanjutkan, pihaknya akan memastikan UKM-UKM mendapat perhatian yang lebih baik imbas adanya dampak pandemi Corona ini.


"Dipastikan apa yang kita sudah lakukan selama ini, selalu memastikan UKM yang ada di pedesaan dan perkotaan menjadi hal yang harus diperhatikan, agar bergulir kembali, atau direlaksasi," ujarnya.


Tak hanya UKM, Himbara juga akan memperhatikan korporasi, dengan catatan perusahaan tersebu memiliki track record yang baik di perbankan dan menjalankan bisnis yang bersifat padat karya.


"Insya Allah kami bersama Himbara ingin memastikan ekonomi berjalan dengan baik," jelas Erick.

🍓

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham perbankan mendorong Indeks harga saham gabungan rebound ke zona hijau setelah tersungkur dua hari berturut-turut di zona merah.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung tancap gas sejak pembukaan perdagangan, Rabu (24/6/2020). Laju indeks menembus level resistance 4.940,593 dan menguat 1,24 persen hingga pukul 09:26 WIB.

Adapun, hingga sesi I, IHSG mampu menanjak 1,81 persen atau 88,25 poin menuju 4.967,38. Sepanjang hari indeks bergerak di rentang 4.879,13 - 4.968,5.

Terpantau 265 saham menguat, 122 saham melemah, dan 140 saham stagnan. Investor asing net buy Rp137,18  miliar.

Pergerakan saham perbankan berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps mendorong penguatan IHSG pada awal perdagangan, Rabu (26/4/2020).

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 1,33 persen ke level Rp28.475. Selanjutnya, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga langsung tancap gas dengan menguat 2,99 persen ke level Rp3.100.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menguat 6,47 persen ke level Rp5.100. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga tidak ketinggalan melenggang di zona hijau dengan menanjak 7,08 persen ke level Rp4.690.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan cukup banyak sentimen positif yang mewarnai pergerakan IHSG. Dengan demikian, terbuka peluang rebound untuk pergerakan indeks.

“Di tengah secara valuasi banyak saham sangat menarik untuk dibeli, kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy, khususnya saham yang akan membagikan dividen atau swing trade,” jelasnya melalui riset harian, Rabu (24/6/2020).

Sementara itu, pergerakan bursa Asia mayoritas menguat pagi ini. Indeks Nikkei 225 menguat 0,12 persen, indeks Hang Seng menguat 0,08 persen, dan indeks Shanghai Composite menguat 0,14 persen.

Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini, didorong oleh sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri.

Dari Amerika Serikat, proposal stimulus tambahan untuk infrastruktur sebesar US$1.5 triliun sudah berada di meja parlemen AS dan akan dibahas dalam waktu dekat. Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan akan ada stimulus lanjutan yang fokus untuk membuat orang kembali bekerja.

Sentimen lain datang dari perjanjian damai dagang antara AS-China yang masih berlangsung serta penasehat ekonomi AS, Larry Kudlow yang menegaskan belum ada tanda-tanda second wave Covid-19 terjadi di AS.

Dari dalam negeri, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) mengatakan banyak anggota dari emiten anggota AEI yang mengalami kesulitan arus kas karena pendapatan yang turun sangat drastis akibat kebijakan PSBB.

Meski sudah mulai dilonggarkan, hal ini tidak serta membuat perekonomian langsung pulih. Sehingga AEI mengkhawatirkan adanya resesi di Indonesia.

“Meski demikian, IHSG hari ini kami perkirakan masih berpeluang naik terbatas, seiring pergerakan bursa global,” ungkap Samuel Sekuritas dalam risetnya, Rabu (24/6/2020).

🍒

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten big caps atau emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo masih punya prospek menjanjikan menjelang akhir periode kuartal II/2020 yang akan jatuh satu pekan mendatang. 

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan kinerja emiten-emiten big caps masih akan positif kendati harga saham tertekan. Dia menyebut, emiten di sektor telekomunikasi dan konsumer seperti Telkom dan Indofood CBP diyakini bisa mendulang kinerja moncer pada kuartal II/2020.

Frankie beralasan, pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas masyarakat terpaku di rumah memicu peningkatan layanan data untuk kebutuhan streaming dan aneka kebutuhan lainnya. 

Kendati demikian, dia menilai sektor perbankan memiliki prospek paling menjanjikan di antara jajaran emiten big caps. Dia menilai emiten perbankan mengalami diskon harga paling besar dibandingkan emiten 

Dia mencontohkan harga saham Bank Mandiri yang saat ini mencapai Rp4.880 per saham, telah terkoreksi 36,42 persen secara tahun berjalan, Dari sisi valuasi, saham emiten berkode BMRI itu hanya diperdagangkan pada level 1,31x Price to Book Value (PBV).

Padahal pada periode kuartal I/2020, perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba setelah pajak sebesar 9,44 persen menjadi Rp7,74 triliun. Dengan demikian, menurutnya penurunan harga saat ini tidak sejalan dengan fundamental perusahaan.

Frankie menyebut, kinerja pada kuartal II/2020 diperkirakan turun seiring dengan meluasnya dampak Covid-19. Namun, dia optimistis sektor perbankan memiliki kans besar untuk bangkit lebih cepat saat ekonomi memasuki masa pemulihan.

“Pada kuartal I/2020 emiten perbankan masih mencatatkan pertumbuhan, memang mungkin akan melambat tetapi dengan telah dibukanya kembali ekonomi akan mengurangi dampak penurunan ekonomi terhadap sektor perbankan,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (19/6/2020).

Dengan demikian dia menetapkan sektor perbankan sebagai pilihan terbaik di antara emiten big caps lainnya. Secara spesifik, dia menjagokan saham BMRI dan BBRI sebagai pilihan terbaik saat ini.

Untuk diketahui, dari seluruh emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), 10 emiten berkapitalisasi paling besar di antaranya berasal dari sektor perbankan. Misal,  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Central Asia Tbk.

BCA menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar paling tinggi, mencapai Rp680 triliun atau mencapai 11,9 persen total kapitalisasi pasar BEI yang mencapai Rp5.717 triliun.

Sementara itu, BRI mengekor di posisi kedua dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp379 miliar. Kapitalisasi pasar emiten berkode saham BBRI itu mencapai 6,6 persen dari total kapitalisasi pasar BEI.

Selain BCA dan

Di luar tiga emiten perbankan itu, tujuh emiten berkapitalisasi besar lainnya berasal dari berbagai sektor berbeda, seperti PT

Selain itu ada pula emiten dari sektor energi dan petrokimia seperti PT Barito Pacific Tbk., dan PT

Secara

Misal, saham 

🍉


Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk memangkas BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar  25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.

Dengan keputusan tersebut, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,00 persen.

Keputusan RDG tersebut sesuai dengan konsensus yang dikumpulkan Bloomberg memperlihatkan sebanyak 15 ekonom memperkirakan BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

Sebelumnya, BI telah menyampaikan bahwa ruang pemangkasan suku bunga masih terbuka lebar di tengah rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama pada tahun 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bank sentral masih melihat peluang penurunan suku bunga acuan seiring rendahnya tekanan inflasi, defisit transaksi berjalan dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama pada tahun 2020.

"Keputusan ini konsisten menjaga stabilitas ekonomi mendorong pemulihan ekonomi di era Covid-19," tegas Perry dalam paparan hasil RDG, Jumat (18/6/2020).

Dia menambahkan BI akan melanjutan quantitative easing dengan memberikan jasa giro yang memenuhi GWM dalam rupiah harian dan rata-rata sebesar 1,5 persen per tahun.

🍓

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan melaju kencang di zona hijau hingga akhir perdagangan sesi I. Sektor finansial menjadi penopang utamanya.

Sejak awal perdagangan, indeks langsung melesat 0,95 persen di menit pertamanya dan terus menanjak. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level 4.966,81 sebelum akhirnya parkir di level 4.961,71, menguat 3,02 persen dari perdagangan kemarin.

Dari seluruh emiten yang diperdagangkan, sebanyak 299 emiten terpantau menghijau dan hanya 115 emiten yang terkoreksi, sedangkan 140 lainnya tak bergerak dari posisi semula.

Adapun dari sisi sektoral, sektor finansial bersinar dengan penguatan mencapai 4,5 persen. Saham-saham perbankan besar melenggang di zona hijau dipimpin oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang menguat 8,10 persen.

Tak mau kalah, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 7,24 persen. Diikuti oleh saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menguat 5,93 persen dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 5,00 persen.

BBCA sekaligus menjadi saham yang paling banyak diborong asing hari ini, dengan net foreign buy sebesar Rp78,8 miliar. Emiten bank berwarna biru tersebut kini berada di level 28.875 per saham.

Di luar perbankan, saham besar lainnya seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) juga turut menguat 10,05 persen, lalu PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 5,99 persen, dan PT Astra International Tbk. (ASII) naik 5,06 persen.

Berkebalikan dengan BBCA, ASII menjadi salah satu saham yang paling banyak dilego asing pada hari ini, bersama saham PT Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk. (TLKM) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).

Ketiganya masing-masing mencatatkan net foreign sell dengan nilai RP123,6 miliar (TLKM), RP19,8 miliar (UNVR), dan Rp8,0 miliar (ASII).

Secara keseluruhan, investor asing hari ini tercatat melakukan net foreign sell dengan total Rp190,86 miliar. Adapun total transaksi di seluruh pasar hingga akhir sesi I mencapai RP4,94 triliun.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan pergerakan IHSG yang menghijau pada sesi I hari ini lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen global yang positif setelah Bank Sentral Amerika Serikat kembali beraksi.

“Pemicunya dari ekternal yaitu pembelian obligasi korporasi di pasar sekunder senilai US$750 miliar oleh The Fed,” ujarnya, Selasa (16/6/2020)

Senada, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut pasar global tengah mengapresiasi langkah The Fed tersebut, sehingga bursa-bursa di dunia bergerak positif termasuk Indonesia.

Sementara dari dalam negeri, kata Nafan, sejumlah sentimen positif juga mewarnai perdagangan hari ini, salah satunya pasar masih mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mulai membuka mal.

“Di sisi lain market juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan per Mei yang diluar ekspektasi mengalami surplus signifkan sebesar US$2,09 miliar,” tutup Nafan.

🍇

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bank mencatatkan selama Covid-19, DPK terus bertumbuh.

Misalnya, Bank BCA yang mencatatkan pertumbuhan DPK sekitar 6-7 persen di tengah pandemi Covid-19. Bank Mandiri pun optimistis menghimpun dana murah di tengah pandemi Covid-19 dengan mampu tumbuh 3-5 persen selama tahun ini.

Pandemi Covid-19 dinilai membuat nasabah menahan konsumsi sehingga dana pihak ketiga (DPK) bank berpotensi terus bertumbuh.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan hingga saat ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan perbankan.

Apabila ada permasalahan, dipastikan hanya akan terjadi pada satu hingga dua. Hal itu pun tidak akan terlalu mengganggu kepercayaan nasabah terhadap bank.

Menurutnya, nasabah hingga saat ini masih memiliki kepercayaan pada bank sehingga memungkinkan DPK untuk terus bertumbuh, meskipun terjadi pandemi Covid-19 sekalipun.

"Justru karena wabah Covid-19, di mana nasabah cenderung menahan konsumsi, DPK berpotensi terus tumbuh," katanya kepada Bisnis, Minggu (14/6/2020).

Menurutnya, seiring dengan kembali dibukanya ekonomi, konsumsi masyarakat kemungkinan akan membaik. Hal ini diproyeksi membuat DPK bank tumbuh melambat.

"Bulan-bulan lalu kan DPK tumbuhnya cukup tinggi di sekitar 9 persen, kembali dibukanya ekonomi akan membuat konsumsi sedikit meningkat dan DPK melambat," katanya.

Sementara itu, berdasarkan analis uang beredar Bank Indonesia, penghimpunan DPK pada April 2020 tercatat sebesar Rp5.883,4 triliun atau tumbuh 8 persen YoY. Walaupun masih tumbuh, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 9,6 persen YoY.

🍓



Jakarta – Mulai menguatnya IHSG setelah lama terpuruk akibat pandemi Covid -19 ke level 4.900 ini, tidak terlepas dari sejumlah kebijakan OJK yang dikeluarkan untuk mencegah transaksi pasar modal terjun terlalu dalam dan kembali ‘rebound’ di saat yang tepat.

Menguatnya IHSG juga diharapkan menjadi momentum bagi OJK untuk melanjutkan gerakan “bersih-bersih” Pasar Modal yang telah dilakukan sejak akhir tahun untuk menciptakan transaksi pasar modal yang teratur, kredibel dan transparan serta melindungi konsumen.

Menurut Pengamat Pasar Modal Prihatmo Hari, peran OJK sangat besar dalam menjaga volatilitas pasar saham ditengah pandemi virus corona (Covid-19), dengan mengeluarkan berbagai kebijakan di waktu yang tepat pada saat tekanan ekonomi global mulai mempengaruhi sektor keuangan Indonesia.

Bahkan, dirinya juga menilai, mulai membaiknya IHSG ini sejalan dengan ekosistem pasar modal yang lebih kredibel dan dipercaya oleh investor sebagai dampak dari upaya bersih-bersih Pasar Modal yang telah dijalankan OJK sejak tahun 2019.

“Supervisory action OJK sangat positif. Ini untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap industri,” ujar Prihatmo Hari kepada wartawan seperti dikutip di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020.

Untuk meningkatkan kepatuhan pelaku pasar modal, OJK telah melakukan 206 aksi pengawasan (supervisory action) selama 2019 meliputi berbagai pemeriksaan seperti transasksi efek, kepatuhan lembaga efek, kepatuhan pengelolaan investasi, kepatuhan emiten dan kepatuhan profesi dan lembaga penunjang.

Alhasil berbagai pelanggaran ditemukan dari aksi pengawasan ini seperti perdagangan semu, manipulasi harga, fixed return reksa dana, pemasar reksa dana tanpa izin, pelanggaran RUPS/RUPSLB dan lain-lainnya.

Hal senanda juga dikatakan Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee yang menuturkan, bahwa kebijakan bersih-bersih yang dilakukan OJK cukup membuat pasar saham lebih bersih dan intergritas. Langkah ini supaya para investor lokal dan asing bisa masuk ke pasar saham Indonesia.

“Saat ini sudah banyak investasi masuk ke Indonesia tentu kalau pasar lebih bersih dan transparan akan menguntungkan meskipun pelaku investor asing masuk ke pasar blue chip agar tidak terdampak manupulasi pasar,” jelasnya.

Sementara terkait tujuh kebijakan OJK di pasar modal selama pandemi Covid-19, menurut Hans Kwee, telah menekan kekhawatiran para pelaku pasar.

Untuk diketahui, Sejak Maret 2020, regulator telah mengeluarkan berbagai aturan, antara lain pelarangan short selling, Assymmetric auto rejection, Trading halt 30 menit untuk penurunan indeks 5%, Buy back saham tanpa melalui RUPS, dan Perpanjangan penggunaan laporan Keuangan untuk IPO dari 6 bulan menjadi 9 bulan.

“Contoh buyback tanpa RuPS tentu bagus karena market lagi turun banyak sehingga orang bisa melihat company artinya ada signal bagus. Asimetris seperti diketahui berita jelek mudah menyebar jadi ketakutan lebih tinggi jadi orang penurunan terbatas Ihsg. Kemudian waktu perdagangan diperpendek akibat pandemi,” ucapnya.

Selain di pasar modal, menurutnya banyak kebijakan yang bagus yang dikeluarkan OJK seperti perbankan. Hal ini dapat meredam kekhawatiran pasar, jadi butuh dukungan supaya pasarnya lebih kondusif karena market lebih bagus dan aman. (*)

🍑



Bisnis.com, JAKARTA – Restrukturisasi kredit yang didorong oleh pemerintah akibat penyebaran pandemi Covid-19, dianggap menjadi sebuah kamuflase bagi kinerja industri perbankan.


Menurut Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja, restrukturisasi akan membuat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) tidak terlihat di dalam pembukuan, artinya menjadi berstatus lancar. Padahal, hal ini tidak lantas membuat kredit bermasalah benar-benar hilang.


“Ini bahayanya restrukturisasi. Jadi restrukturisasi ini kamuflase. Artinya seluruh nasabah yang tidak sanggup bayar menjadi tetap lancar,” katanya dalam Live Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar oleh Bisnis Indonesia, Rabu (10/6/2020).


Baca Juga : Restrukturisasi Kredit UMKM di Bank Himbara Tembus Rp137 Triliun per April 2020

Ibarat make up atau aplikasi yang membuat seseorang jadi tampak cantik dan mulus, sambungnya, langkah restrukturisasi kredit bermasalah akan membuat kinerja industri perbankan tampak baik, meskipun aslinya tetap bermasalah.


Menurutnya, hal ini tidak baik. Oleh karena itu, secara internal perbankan, termasuk BCA, tetap melakukan pendalaman dengan mengecek kondisi nasabah satu per satu sebelum memberikan keringanan pembayaran kredit.


“Sebagai perbankan, secara internal kami terpaksa dalami satu per satu keadaan nasabah, apakah masalah likuditas saja tapi kemudian bisa survive, atau ada masalah serius. Dampaknya bukan hanya likuditas mereka, tapi profitabilitas dan volume industri dan lain-lain, karena ini bersifat permanen,” tuturnya.


Baca Juga : Strategi Bank Bertahan dari Pandemi Corona dan Masuki New Normal

Guna menghindari efek yang lebih jangka panjang di kemudian hari, BCA tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam memberikan restrukturisasi kredit kepada debitur.


Selain itu, emiten bersandi


“Pencadangan kami buat normal, tapi NPL tidak mungkin sebagai NPL. Kami tidak berani tidak membuat pencadangan, nanti dapat keuntungan overstated padahal nasabahnya bermasalah. Kalau di apps, ada Face App yang membuat muka tua jadi muda, tapi intinya kan kita tetap tua. Itu harus didalami dan dihitung, kami tidak mau mengelabui investor pemegang saham, tampak cantik tapi di dalamnya borok,” ujarnya.

Nasabah melakukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Revisi Rencana Bisnis


Lebih lanjut, Jahja mengatakan, BCA juga tetap berhati-hati dalam membentuk pencadangan. Pembentukan pencadangan ini juga diperkirakan akan mempengaruhi profitabilitas perseroan pada tahun ini.


Dia menyebutkan, BCA dan perbankan secara umum juga akan merevisi target kinerja dalam rencana bisnis bank (RBB) pada pertengahan tahun 2020. Pasalnya, saat RBB dirancang pada periode Agustus – Oktober 2019, belum ada perkiraan tentang merebaknya pandemi Covid-19.


“Untuk RBB, pasti [diubah]. Waktu bikin RBB kami tidak ada berpikir bakal ada Covid-19, hanya rencana dengan kondisi cabang normal. Dengan kondisi ini, kami pasti harus revisi RBB, karena tidak mungkin memenuhi RBB yang kita berikan ke OJK.”


Sebelumnya, dalam beberapa kali kesempatan, Jahja menyebutkan pertumbuhan kredit secara industri perbankan pada tahun ini kemungkinan akan sebesar 6%. Namun, BCA tetap optimistis mampu mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 5% hingga 7%.


Sementara itu, data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan hingga 2 Juni 2020 telah dilakukan restrukturisasi pada 5,94 juta debitur dengan nilai Rp609,07 triliun.


Realisasi restrurkturisasi tersebut dilakukan oleh 99 bank umum konvensional maupun syariah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,96 juta debitur merupakan sektor UMKM dengan nilai restrukturisasi Rp282,64 triliun.

🍓


Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas masyarakat yang lebih banyak di rumah saja selama beberapa bulan terakhir akibat penyebaran pandemi Covid-19 membuat transaksi elektronik sejumlah bank naik signifikan. 

Hal ini antara lain disampaikan Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja dalam Live Webinar Perbankan bersama LPS dan BCA yang digelar oleh Bisnis Indonesia, Rabu (10/6/2020).

Jahja menyebutkan saat ini belum ada inovasi terbaru yang disiapkan oleh perseroan dan lahir dari momen krisis Covid-19 ini.

“Tapi yang terbaru layanan kami bisa buka rekening ke cabang dengan video banking per hari rata-rata ada 3,000 rekening baru yang dibuka, dengan digital hanya telepon dan video banking 5.100 per hari. Ini  lebih besar dari aktivitas di kantor cabang,” ujarnya.

Selain itu, Jahja juga menyebutkan pihaknya sempat kaget melihat tingginya aktivitas transaksi yang menggunakan virtual account.

“Dengan maraknya e-commerce kita cuma dapat Rp1.000 dibagi dua, dikali jutaan transaksi per hari dan fee based income (FBI) yang bisa kita dapatkan di samping fee dari top up. Untuk setiap top up kena biaya Rp1.000 ini. Ini FBI yang luar biasa, sebab ada jutaan transaksi setiap hari. Hal-hal ini yang kita kembangkan,” paparnya.

Dia menjelaskan, saat ini dunia semakin mengarah ke perbankan digital. Hal ini merupakan salah satu hal positif di samping sejumlah efek negatif dan risiko yang dihadapi industri perbankan akibat pandemi Covid-19.

Secara perlahan, kata Jahja, dunia mengarah ke digital. Apalagi dengan suasana sekarang yang mendorong lebih banyak orang belajar mendalami digitalisasi. Misalnya untuk kegiatan sekolah yang berbentuk school from home, orang tua mau tak mau ikut mendampingi anak mengoperasikan zoom dan aplikasi lain.

“Digital payment juga melesat luar biasa. Sebelumnya hanya naik 2-3 persen per bulan, saat ini peningkatannya bisa sampai 20-30 persen secara kumulatif dan jumlah yang menggunakan jauh lebih tinggi dibandingkan pengguna ATM. Semua beralih ke digitalisasi dalam bentuk e-banking, internet banking, e-wallet, dan ini sangat membantu efisiensi kami dibandingkan melayani pembayaran tunai.”

🍎


Bisnis.com

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan kebijakan 

“Secara teknikal, mayoritas pemimpin sektor finansial hari ini keluar dari fase downtrend-nya dan jika berhasil bertahan akan ada potensi penguatan lanjutan,” katanya kepada 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia indeks sektor finansial hari ini ditutup menguat 1,42 persen ke 949,01 atau naik 13,50 poin.

Beberapa saham yang menopang penguatan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (

Hendriko mengatakan penguatan sektor finansial dapat mengerek kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saat 

“IHSG di 

Senada dengan Hendriko, Analis Panin Sekuritas William Hartanto pun mengatakan saham perbankan bakal mengalami reboun jadi layak untuk dicermati. Menurutnya BBRI bakal menguji Rp3.000 sampai Rp3.200 sedangkan BMRI Rp4.500 sampai Rp4.700.

“Untuk PT Bank Central Asia Tbk. (

Di luar itu, William mengatakan sektor telekomunikasi dan perangkat elektronik juga akan diuntungkan karena 

“Sektor konsumer akan sama aja, normal or new normal konsumsi tetap ada. Sektor Properti perlu adaptasi, karena mungkin permintaan untuk ruangan atau gedung perkantoran bisa menurun tapi tetap menjanjikan hanya saja prioritas terakhir di era 

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menambahkan IHSG dapat melanjutkan penguatan pada Selasa (2/6). Menurutnya terlihat beberapa pola 

“Resistance pertama maupun kedua memiliki rentang pada 4828.57 hingga 4975.54,” pungkasnya.

🍉

Bisnis.com, JAKARTA – Surutnya aksi profit taking terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk. yang diikuti aksi beli oleh investor asing mendorong saham bank swasta terbesar di Indonesia ini merangsek di awal perdagangan hari ini.

Hingga pukul 10.00 WIB atau, 1 jam setelah perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka, saham berkode BBCA itu terpantau menguat 5,94 persen ke level Rp26.300 per saham.

Saham BBCA, terus melanjutkan penguatan hingga mencapai level Rp26.575 per saham pada pukul 10.07 WIB. Dengan demikian, saham bank terafiliasi Group Djarum itu mengalami peguatan sebesar 7,05 persen.

Tren penguatan BBCA ini kontras dengan pergerakan harga sahamnya pada kemarin, Rabu (27/5/2020). Saham BBCA justru menjadi salah satu top laggards terhadap pergerakan IHSG kemarin dengan kontribusi -0,5 poin terhadap IHSG. Hal ini terjadi karena BBCA melemah 0,1 persen pada perdagangan kemarin.

Pendorong penguatan IHSG pada hari ini tak lain merupakan aksi beli bersih yang dilakukan oleh investor asing. Tercatat sekitar investor asing melakukan beli bersih sekitar Rp300,37 miliar.

Sebaliknya, saat investor asing rama-ramai melakukan pembelian BBCA, investor domestik justru tampak melakukan profit taking dengan membukukan penjualan bersih sebesar Rp299 miliar.

Dari sisi kinerja, BCA membukukan performa cukup mentereng di tengah pandemi Covid-19. Per akhir kuartal I/2020, perseroan masih dapat membukukan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK), masing-masing sebesar 12,3 persen dan 16,08 persen.

Di sisi lain, kinerja intermediasi tersebut juga tampak tidak memberikan isu likuiditas terhadap perseroan. Pasalnya, rasio kredit terhadap DPK, atau loan to deposit ratio (LDR) perseroan juga masih kokoh di level 77,6 persen.

Pengelolaan aset tersebut juga tertranslasikan dengan baik terhadap profitabilitas perseroan. Hal ini terlihat dari peningkatan laba bersih perseroan sebesar 17,4 persen secara tahunan menjadi Rp10,1 triliun.

Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 17,3 persen. Pendapatan bunga dan pendapatan non bunga mencatatkan pertumbuhan masing-masing 14,1 persen dan 25,5 persen, masing-masing menjadi Rp13,7 triliun dan Rp5,9 triliun.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan meski masih banyak ketidakpastian di pasar finansial, saat ini investor memang mulai tertarik dengan valuasi emiten-emiten yang ada di Indonesia.

“Dapat kita lihat Astra International dan emiten perbankan menjadi proxy indeks, menjadi saham-saham yang memimpin kenaikan belakangan ini,” katanya kepada Bisnis, Kamis (28/5/2020).

Sebelumnya, Pengamat Pasar Modal Aria Santoso telah mengatakan pelemahan saham BBCA kemarin memang lebih banyak disebabkan oleh aksi profit taking jangka pendek.

Dia menjelaskan bahwa investor cenderung memilih untuk melepas saham karena adanya kenaikan harga pada hari sebelumnya yang cukup agresif di atas 4 persen dalam satu hari.

Pelemahan yang terjadi dinilai hanya bersifat sementara dan cenderung terbatas. Sehingga, potensi penguatan masih terbuka lebar dalam perdagangan sepanjang pekan ini.

“Bank BCA merupakan Bank swasta terbesar yang dipersepsikan memiliki pengelolaan risiko terbaik sehingga para investor menyukainya walaupun dihargai premium di pasar,” katanya, Rabu (27/5/2020).

Jelang pukul 11.00 WIB, penguatan BBCA sedikit menurun menjadi 5,54 persen. Saham BBCA bertengger di level Rp26.200 per saham. Sementara itu, IHSG tetap kokoh menguat hingga 2 persen ke level 4.732,08.


Bisnis.com,JAKARTA - Saham emiten perbankan diprediksi masih akan menjadi penentu laju indeks harga saham gabungan ke depan di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan akibat penyebaran pandemi Covid-19.
Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah mengalami koreksi 27,84 persen secara year to date (ytd) sampai dengan perdagangan, Rabu (20/5/2020). Sektor saham keuangan, dengan kapitalisasi pasar Rp1.667,83 triliun, tercatat telah mengalami koreksi 34,54 persen sepanjang periode tersebut.
Sejumlah penghuni sektor saham keuangan harus mengalami tekanan jual dari investor asing. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) masing-masing mencetak net sell atau jual bersih Rp6,5 triliun dan Rp6,1 triliun.
Adapun, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga menjadi sasaran aksi jual asing dengan nilai net sell Rp2,3 triliun. 
Analis PT Kresna Securities Etta Rusdiana Putra menjelaskan bahwa sentimen yang perlu diperhatikan ke depan yakni durasi penyebaran Covid-19, risiko gelombang kedua, potensi non performing loan (NPL) yang meningkat, perubahan peringkat utang Indonesia, dan risiko meningkatnya volatilitas pasar. Kendati demikian, pihaknya masih optimistis dengan outlook jangka panjang IHSG.
Tim fundamental Kresna Securities memiliki target nilai wajar IHSG 2020 di level 5.830—5.890. Namun, risiko indeks berpotensi berada di level 3.995—4.035 atau skenario bearish apabila asumsi pertumbuhan earning per share (EPS) tidak tercapai.
Etta mengatakan arah IHSG ke depan ditentukan oleh saham perbankan. Menurutnya, investor dengan holding period panjang bisa melakukan pembelian secara bertahap.
“Tetap kalau memang trader harus dapat di harga yang paling rendah. Volatilitas masih cukup tinggi,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (25/5/2020).
Dia menyarankan untuk fokus kepada saham perbankan sebagai motor IHSG. Penilaian fundamental Kresna Securities yakni beli untuk saham BBCA, BBRI, BBNI, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Target harga untuk emiten perbankan itu yakni Rp30.800, Rp3.200, Rp4.500, dan Rp5.000.
Etta menyebut kondisi ideal yakni memiliki dana ekstra untuk dibelikan aset saham. Namun, apabila dana sudah terbatas, terdapat dua alternatif strategi.

  • Pertama, melepas saham perbankan dan fokus di saham defensif dengan risiko level diskon yang semakin terbatas dan cenderung mendekati harga wajar. 
  • Kedua, melepas sebagian saham yang telah mendapatkan keuntungan signifikan dalam jangka pendek, terutama saham defensif, untuk direlokasi ke saham perbankan.

🍈

Dampak pandemi Covid-19 berpotensi menurunkan tingkat keuntungan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tahun ini. Meski demikian, prospek perseroan diperkirakan segera membaik setelah aktivitas ekonomi kembali pulih dari ancaman pandemi. Analis Sinarmas  Sekuritas Evan Lie Hadiwidjaja mengungkapkan, realisasi kinerja keuangan BRI pada kuartal I-2020 mulai memperlihatkan dampak pandemi Covid-19, meski dampak paling besarnya diperkirakan terjadi pada kuartal II tahun ini. Pandemi akan membuat kenaikan jumlah restrukturisasi kredit dan penurunan permintaan pinjaman. Berdasarkan data perseroan, restrukturisasi kredit BRI akibat pandemi Covid-19 telah berlangsung sejak akhir kuartal I-2020. Lonjakan permintaan restrukturisasi terjadi pada April 2020. Perseroan mencatat total kredit yang direstrukturisasi senilai Rp 101,2 triliun sampai April 2020. Angka tersebut setara dengan 11% dari total kredit yang disalurkan perseroan. Berdasarkan skenario perseroan bahwa margin bunga bersih (NIM) bisa turun ke level 5,5% tahun ini dibandingkan realisasi kuartal I-2020 yang mencapai 6,6%. NPL diperkirakan mencapai 3% dan biaya kredit (cost of credit/CoC) bisa meningkat menjadi 3,5% dibandingkan kuartal I-2020 sebesar 2,6%. Bank BRI. Foto: DAVID “Perkiraan tersebut jauh di bawah ekspektasi analis. Sebab, perkiraan tersebut ditetapkan dengan asumsi PDB anjlok hingga di bawah 0%,” tulis Evan dalam risetnya, baru-baru ini. Meski perseroan menghadapi tantangan berat tahun ini, Sinarmas Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli saham BBRI dengan target harga Rp 3.170. Target harga tersebut mengimplikasikan PBV tahun depan sebanyak 1,7 kali dibandingkan posisi sekarang 1,2 kali. Target harga tersebut mempertimbangkan bahwa pemerintah akan terus mendukung perekonomian dengan berbagai program dan stimulus, kebijakan relaksasi dan restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pendekatan proaktif manajemen terkait provisi bank. “Kami memperkirakan bahwa setelah aktivitas ekonomi kembali normal dan pandemi Covid-19 bisa teratasi, laba bersih perseroan diperkirakan kembali pulih. Hal ini mendorong kami untuk mempertahankan beli saham BBRI dan menargetkan kinerja keuangan perseroan tahun 2021 akan kembali membaik,” jelas Evan. Tahun ini, Sinarmas Sekuritas memperkirakan penurunan pendapatan bunga BRI dari Rp 81,7 triliun menjadi Rp 73,78 triliun. Laba bersih juga diperkirakan turun dari Rp 34,37 triliun menjadi Rp 23,01 triliun. Sedangkan NPL kotor perseroan diperkirakan mencapai 3% dibandingkan pencapaian tahun 2019 sebesar 2,6%. Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Suria Dharma mengungkapkan, BRI telah merestrukturisasi kredit hingga Rp 101,2 triliun sampai April 2020 sebagai akibat pandemi Covid-19. Nilai kredit yang direstrukturisasi tersebut setara dengan 11 dari total kredit perseroan dan berpeluang meningkat hingga mencapai Rp 200 triliun. “Hal ini mendorong kami untuk merevisi turun target harga saham BBRI dari Rp 4.450 menjadi Rp 3.000 dengan rekomendasi dipertahankan beli. Saat ini, harga saham BBRI sudah berada di level menarik untuk dibeli, yaitu mencerminkan PBV sekitar 1,4 kali,” tulis Suria dalam risetnya. Berdasarkan data perseroan, ungkap dia, restrukturisasi kredit dilakukan dalam bentuk skenario perpanjangan jangka waktu, penundaan pokok, dan penurunan tingkat suku bunga. Hingga kuartal I-2020, sebanyak 36,2% kredit perseroan disalurkan untuk kredit mikro dan 22,4% kepada kredit komersial kecil. 
Sebanyak 15,8% dari total kredit mikro dan mencapai 22,9% dari kredit komersial kecil telah masuk dalam proses restrukturisasi perseroan. Berbagai kondisi tersebut mendorong Samuel Sekuritas untuk merevisi turun target kinerja keuangan BRI tahun 2020 dan 2021. Pendapatan bunga bersih tahun ini direvisi turun dari Rp 86,9 triliun menjadi Rp 78,54 triliun. Begitu  juga dengan perkiraan laba bersih direvisi turun dari Rp 39,08 triliun menjadi Rp 23,54 triliun. Sedangkan perkiraan kinerja keuangan BRI tahun 2021 direvisi naik, yaitu pendapatan bunga bersih direvisi naik dari Rp 81,26 triliun menjadi Rp 94,51 triliun. 
Laba sebelum provisi tahun 2021 juga direvisi naik dari Rp 55,52 triliun menjadi Rp 72,87 triliun. Sedangkan ekspketasi laba bersih direvisi turun dari Rp 42,35 triliun menjadi Rp 35,98 triliun. 
Kinerja keuangan BRI sepanjang kuartal I-2020 di bawah ekspektasi, meskipun laba operasional naik 17,3% dan laba bersih hanya turun tipis menyusul peningkatan provisi sebesar 47,2%. “Pencapaian laba bersih tersebut hanya merefleksikan 21,3% dari total target yang telah kami tetapkan,” tulis Young Jun dalam risetnya. Perseroan juga menunjukkan pertumbuhan kredit yang solid sepanjang kuartal I-2020 yang didukung oleh kenaikan permintaan kredit segmen mikro dan korporasi. “Meski tumbuh solid selama kuartal I-2020, kami memperkirakan pertumbuhan kredit perseroan tahun ini turun menjadi satu digit, seiring dengan langkah hati-hati perseroan,” terangnya. Young Jun juga mengungkapkan BRI akan menghadapi penurunan NIM tahun ini, karena perseroan akan kesulitan untuk menurunkan bunga simpanan demi menjaga likuiditas. 
Penambahan restrukturisasi kredit juga akan berimbas terhadap penurunan NIM ke depan, sehingga NIM BRI direvisi turun sekitar 78 basis poin tahun ini. 
Meski demikian, BRI memiliki kesempatan besar untuk berpartisipasi dalam program penguatan ekonomi oleh pemerintah, sehingga kredit perseroan diperkirakan tetap berada di teritori positif sepanjang tahun ini. Hal ini bisa menjadi sentiment positif terhadap pergerakan kinerja keaungan dan saham perseroan sepanjang 2020 
Berbagai faktor tersebut mendorong Mirae Asset Sekuritas merevisi rekomendasi saham BBRI dari buy menjadi trading buy dengan target harga Rp 2.650. Target harga tersebut juga mempertimbangkan ekspektasi peluang penurunan laba bersih perseroan tahun ini dan diperkirakan mulai naik tahun depan. 
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan penurunan laba bersih BRI menjadi Rp 32,9 triliun tahun ini dibandingkan pencapaian tahun 2019 senilai Rp 34,37 triliun. Laba sebelum provisi diperkirakan meningkat dari Rp 65,55 triliun menjadi Rp 68,75 triliun. Hingga kuartal I-2020, BRI meraup laba bersih konsolidasi Rp 8,17 triliun, turun tipis 0,36% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 8,2 triliun. 
Pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi penopang utama laba bersih emiten pelat merah bersandi saham BBRI itu. 
Sumber : Investor Daily


🍇


TEMPO.COJakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menguat tipis pada akhir perdagangan hari ini, Senin, 18 Mei 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.511,06 dengan penguatan tipis 0,08 persen atau 3,45 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (15/5/2020), IHSG ditutup di level 4.507,61 dengan penurunan 0,14 persen atau 6,23 poin, koreksi hari perdagangan keempat beruntun.
Indeks sempat menyentuh level 4.525,08 dengan kenaikan 0,39 persen atau 17,47 poin pada awal perdagangan Senin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.487,18-4.527,97.
Tercatat 183 saham menguat, 199 saham melemah, dan 165 saham stagnan.
Sebanyak 3 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor infrastruktur dengan penguatan 2,4 persen.
Tujuh sektor lainnya menetap di wilayah negatif, didorong oleh sektor industri dasar yang melemah 1,99 persen dan finansial yang turun 0,71 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan di awal pekan ini pelaku pasar masih wait and see, sebab mereka menunggu sejumlah data baru terkait ekonomi khususnya di dalam negeri.
Menurutnya, beberapa data yang ditunggu antara lain data penjualan sepeda motor serta data indeks keyakinan bisnis Q1 2020, yang mana keduanya diproyeksikan terkontraksi atau mengalami penurunan.
“Selain itu pasar menantikan RDG [Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia] dalam rangka menetapkan BI 7-Day Repo Rate,” ujarnya kepada Bisnis, Senin.
Di saat yang sama, kata Nafan, dari pasar global belum ada data makroekonomi yang memberikan high positive market impact sehingga indeks cenderung naik turun.
Sementara itu, indeks saham lain berakhir menguat, dengan indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing naik 0,48 persen dan 0,38 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 0,51 persen.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat masing-masing 0,24 persen dan 0,26 persen. Adapun indeks Hang Seng naik 0,58 persen.
Bursa Asia bergerak positif bersama dengan bursa Eropa menyusul dorongan dari tanda-tanda pembukaan kembali aktivitas bisnis di berbagai penjuru dunia.
Indeks Stoxx Europe 600 terpantau menguat 1,91 persen atau 6,29 poin ke level 334, 49 pada awal perdagangan hari ini, didorong oleh penguatan sektor pertambangan, energi, dan otomotif.
Investor memulai pekan ini dengan harapan untuk rebound. Selain itu, investor mengabaikan data yang melukiskan gambaran nyata kerusakan yang diakibatkan virus corona.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ekonomi AS akan pulih dari pandemi virus corona, tetapi prosesnya dapat berlangsung sampai akhir tahun depan dan bergantung pada perkembangan produksi vaksin.
"Dengan kemungkinan terburuk dari pandemi semakin berkurang, pasar ekuitas yang didukung bank sentral tidak mungkin menguji ulang posisi terendah," kata Seema Shah, kepala analis Principal Global Investors, seperti dikutip Bloomberg.
"Namun, meskipun momentum pembukaan kembali perekonomian membuat aset berisiko sedikit menguat dalam waktu dekat, lesunya laju pemulihan ekonomi dan ketidakpastian mendalam terhadap prospek virus corona menahan penguatan tersebut,” ujarnya.
BISNIS
🍓

JAKARTA, Investor.id – Dalam sepekan ini, saham-saham perbankan terus mendapat tekanan hingga harganya terdiskon sangat besar. Investor asing terus melego saham bank hingga sebagian besar mencetak rekor terendah sepanjang tahun ini. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan aset tertinggi sebesar Rp 1.416,8 triliun, disusul 
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 1.318,2 triliun, 
  • PT Bank Central Asia Tbk Rp 918,98 triliun, 
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 845,6 triliun, 
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Rp 311,77 triliun, dan 
  • PT Bank CIMB Niaga dengan aset Rp 274,5 triliun. 
Faktor yang Mempengaruhi Mantan Dirut PT Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud, menganalisa ada sejumlah faktor yang mendorong penurunan saham-saham perbankan. 1. Bank adalah industri penunjang seluruh sektor. Dalam situasi seperti saat ini, bisa diperkirakan bahwa ekspansi kredit akan turun tajam, NPL akan naik, dan banyak sekali asset yang harus direstrukturisasi. "Pemerintah, BI, dan OJK menyadari prospek tersebut. Itu sebabnya BI dan OJK melakukan banyak pelonggaran, stimulus dan quantitative easing," katanya Sabtu (16/5/2020). Untuk menggerakkan ekonomi yang rusak akibat pandemi, pemerintah telah menyadarinya. "Itu sebabnya APBN menyediakan bantuan likuiditas perbankan sebesar 70 triliun," ujarnya. 2. Pemilihan bank jangkar untuk menyalurkan fasilitas dana pemerintah memang akan kontroversi. "Bank jangkar akan mendapat kan benefit sehingga akan terjadi persaingan," ujarnya. Analis PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan, bank yang ditunjuk sebagai bank jangkar justru diuntungkan karena mendapat benefit. "Harusnya saham-saham bank justru naik karena sebenarnya bank jangkar diuntungkan," ujarnya. Alasannya: 1. Bank jangkar akan mendapat penempatan dana dari pemerintah. 2. Bank jangkar akan mendapat selisih bunga dari penempatan dana pemerintah dan pinjaman ke bank pelaksana. 3. Risikonya ditangani Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jika bank pelaksana tidak berhasil mengembalikan uang. Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyebut sejumlah manfaat yang bisa diterima buat bank jangkar alias bank peserta dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dalam rangka menghadapi pandemi. Bank jangkar misalnya bisa mendapat bunga pinjaman likuiditas yang lebih kecil dibandingkan bank pelaksana terkait pinjaman likuiditas tersebut. “Bank peserta juga bisa memanfaatkan (likuiditas) ini, sebagai salah satu insentif yang bisa diterima bank peserta,” katanya. Sumber : Investor Daily


🍓

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan April 2020 sebesar 0,08 persen month to month (mtm). Wabah corona membuat penurunan daya beli di sejumlah daerah. Bahkan ada yang mencatatkan deflasi.  
Inflasi April 2020 ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Inflasi tahun kalender per April 2020 sebesar 0,8 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,67 persen.
Dari 90 kota yang dikalkulasi BPS, 19 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Baubau 0,88 persen dan terendah di Cirebon, Depok dan Balikpapan.
"Inflasi April bulan ini mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya," ujar kepala BPS Suhariyanto, Senin (4/5/2020).
🍓


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona terbaru (Covid-19) bakal kian menekan kinerja perbankan besar tahun ini. Sebagian bank sebetulnya sudah memperkirakan bakal ada perlambatan tahun ini sebelum virus itu mencuat. Ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang jadi alasan mereka lebih konservatif pasang target.
BCA Sekuritas sudah menurunkan proyeksi laba bank besar tahun ini. Perlambatan net profit tersebut kemungkinan besar bakal sudah mulai terjadi sejak kuartal pertama mengingat kredit sudah melambat sejak awal tahun dan restrukturisasi kredit juga meningkat akibat Covid-19.
Direktur Keuangan BCA, Vera Eva Lim mengatakan, sudah sejak awal tahun perseroan memasang target kinerja secara konservatif dengan ketidakpastian situasi ekonomi. Covid-19 akan semakin menambah tantangan bank.
Hanya saja, dia tidak bersedia memberikan bocoran terkait kinerja perseroan di kuartal I. "BCA akan menyampaikan detail pencapaian perseroan kuartal pertama kepada publik sesuai jadwal yang akan diinformasikan kemudian," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (28/4).
Pada Februari 2020, laba bersih BCA sudah tergerus 14,5 secara year on year (YoY) menjadi Rp 1,42 triliun. Ini jadi perolehan laba bulan terendah yang ditorehkan bank swasta terbesar tanah air ini sejak Februari 2018. Namun, lantaran net profit perseroan di Januari masih tumbuh tinggi maka secara total laba bersih di dua bulan pertama masih tumbuh 13,7% jadi Rp 4,33 triliun.
Melambatnya pertumbuhan laba BCA di Februari terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pencadangan yang cukup tinggi dari Rp 348,2 miliar pada Februari 2019 menjadi Rp 1,09 triliun. Jika melihat dampak Covid-19 terhadap perbankan maka tantangan net profit perseroan di bulan Maret kemungkinan lebih berat.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja pada hari sebelumnya memastikan laba tahun ini perseroan tahun ini akan turun. “Tahun ini pasti laba akan negatif, sepertinya tidak akan ada bank yang labanya akan tumbuh," ujarnya.
Sementara PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk hanya membukukan laba bersih Rp 418 miliar di triwulan pertama tahun ini. Itu merosot tipis 0,7% dari periode yang sama tahun 2019.
Penyaluran kredit BJB masih tumbuh 9,1% YoY dengan kredit macet dan bermasalah (Non Performing Loan) juga berhasil ditekan pada kisaran 1,65%. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan bertumbuh 4% YoY sebesar Rp 93,8 triliun.
Direktur Utama bank BJB, Yuddy Renaldi mengatakan hasil positif tersebut di tengah pandemi Covid-19 diiringi dengan serangkaian inovasi dan pengembangan berbagai produk dan jasa layanan perseroan demi menjaga keberlanjutan usaha yang konsisten.
"Pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan tetap kami jaga, di tengah kondisi wabah Virus Korona yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi, kami masih dapat menjaga catatan laju pertumbuhan positif." papar Yuddy dalam keterangan resminya, Selasa (28/4).
Adapun Bank Jatim masih berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih di kuartal I tahun ini. Namun, Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan perseroan belum bisa menjelaskan detail perbandingannya pertumbuhannya dengan tiga bulan pertama tahun lalu. Bank Jatim belum merevisi target tahun ini "Kami masih menunggu sampai Juni, melihat progres kinerja," ujar Ferdi.
Bank Mandiri masih mencatatkan pertumbuhan laba di Februari sebesar 17,9% YoY jadi Rp 2,46 triliun (bank only). Secara total dua bulan pertama, laba perseroan Rp 4,76 triliun atau tumbuh 13,4% YoY.
Net profit BNI di Februari meningkat 27,7% YoY jadi 1,31% dan sepanjang Januari-Februari tumbuh 12,5% mencapai Rp 2,57 triliun. Sedangkan BRI mengalami penurunan laba bersih 1,5% YoY di bulan kedua, tetapi sepanjang Januari-Februari masih tumbuh 2,3%.
🍇
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengaku lebih selektif menyalurkan kredit. Meski demikian, ada sejumlah sektor yang dinilainya masih punya potensi baik.
“Minimarket, logistik, pelayaran, saat ini masih lumayan baik potensinya,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id, Senin (27/4).
Hingga kini pertumbuhan kredit bank swasta terbesar di tanah air ini juga masih tumbuh mumpuni sebesar 8,60% (yoy). Dari Rp 529,35 triliun pada Februari 2019 menjadi Rp 574,89 triliun pada Februari 2020.
Laba tahun berjalan perseroan juga tumbuh mumpuni sebesar 13,69% (yoy). Dari Rp 3,81 triliun pada Februari 2019 menjadi Rp 4,33 triliun Februari 2020.

Meski demikian, Jahja bilang hingga akhir tahun pertumbuhan laba ditaksirnya bakal tumbuh negatif. “Laba tahun ini pasti menurun, sepertinya tidak akan ada bank yang labanya bertambah,” sambungnya.

🍉

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar saham bank pelat merah berhasil mencetak peningkatan pada pekan ini, Senin-Jumat (13-17 April 2020). Hal ini menunjukkan masih cukup kuatnya fundamental bisnis bank di tengah tekanan ekonomi epidemi Virus Corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Atau BBRI menguat 1,43% ke Level Rp2.830 pada minggu ketiga April ini.
Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Atau BBTN menguat sebesar 3,23% ke Rp960 pada minggu ini. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI tercatat menguat hingga 4,00% ke Rp4.160.
Sementara itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Atau BMRI masih harus rela 6,41% ke Rp4.380 pada minggu ini.
Dari sisi transaksi Jumat (18/4/2020), frekuensi saham BBRI tercatat mencapai 37.289 kali transaksi senilai Rp1,11 triliun. Untuk transaksi saham BBTN tercatat mencapai 4.677 kali transaksi senilai Rp41.44 miliar.
Di sisi lain, frekuensi saham BBNI hari ini tercatat mencapai 9.224 kali transaksi senilai Rp184.22 miliar. Sementara frekuensi saham BMRI tercatat sebanyak 13.707 kali transaksi senilai Rp355.95 miliar.
Sebelumnya, BRI menyebutkan akan tetap mengupayakan percetakan laba positif hingga akhir tahun dengan mengandalkan mantri serta aplikasi BRISPOT-nya untuk dapat terus menyalurkan kredit secara konservatif, dan menopang percetakan laba positif.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyebutkan perseroan akan mengupayakan langah counter cyclical dengan terus menyalurkan kredit mikro BRI (yang terdiri dari KUR, Kupedes dan Briguna Mikro).
Seluruh aktivitas Mantri BRI telah didukung dengan utilisasi aplikasi digital BRISPOT sehingga proses penyaluran kredit diharapkan masih dapat berjalan normal dengan prosedur contactless yang memadai.

"Dengan utilisasi aplikasi digital BRI, proses penyaluran kredit oleh mantri-mantri kami, diharapkan bisnis masih dapat berjalan normal," katanya.
🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Roda terus berputar. Krisis moneter tahun 1997-1998, menyebabkan Grup Salim kehilangan kendali atas Bank Central Asia (BCA). Tapi roda bisnis berputar. Nah, saat krisis wabah corona, Grup Salim resmi menguasai bisnis perbankan, yakni di  Bank Ina Perdana (BINA).  Hal ini setelah Pieter Tanuri  PT Philadel Terra Lestari mengundurkan diri sebagai  ultimate shareholder dan pemegang saham pengendali Bank Ina. 
Mundurnya Pieter mengukuhkan cengkeraman Anthoni Salim dan PT Indolife Pensiontama, menjadi pemegang saham pengendali Bank Ina. Masuknya Salim, membawa ingatan kita bagaimana sang pendiri, mendiang Sudono Salim atau Liem Sioe Liong, membesarkan BCA. Tapi krisis moneter menyebabkan Salim harus melepas BCA yang kini dikuasai Grup Djarum.  

Betul Bank Ina masih relaitf kecil. Bak langit dan bumi dibandingkan BCA. Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu menjelaskan, arah kebijakan bisnis ke depan tentunya akan lebih ekspansif. Antara lain dengan melakukan sinergi dengan korporasi  induk alias pemegang saham. "Kalau dari segmen, fokus tetap di ritel baik funding (pendanaan) maupun lending (kredit)," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Sebelum mengagendakan ekspansi, manajemen masih dalam proses mempersiapkan infrastruktur untuk menunjang ekspansi. Sambil melengkapi perizinan dan administratif dari regulator terkait perubahan pemegang saham pengendali. "Nanti kalau sudah siap, pastinya akan kami jelaskan lebih detail," tuturnya. Kita nantikan saja tangan midas Salim membesut peruntungan di Bank Ina.    

🍓

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja membeli 177.835 saham perseroan untuk investasi jangka panjang.
Dikutip dari keterbukaan informai di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/4/2020), Corporate Secretary Bank Central Asia Raymon Yonarto melaporkan pembelian saham yang dilakukan oleh Jahja pada 15 April 2020. Presiden Direktur emiten berkode saham BBCA itu tercatat membeli 177.835 lembar saham dengan harga Rp27.829,07 per saham atau sekitar total Rp4,94 miliar.
Dengan adanya transaksi itu, kepemilikan saham Jahja di BBCA bertambah dari sebelumnya 7,92 juta lembar menjadi 8,10 juta lembar. Status kepemilikan saham bersifat langsung.
“Tujuan dari transaksi investasi jangka panjang,” ujar Raymon dalam suratnya yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Sebelumnya, Jahja juga melakukan pembelian saham BBCA pada 24 Maret 2020. Saat itu, jumlah saham yang dibeli sebanyak 20.000 lembar di level Rp23.000 per saham.
Tidak hanya Jahja, sejumlah jajaran Direksi BBCA juga melakukan pembelian saham perseroan pada 15 April 2020. Tercatat, Wakil Presiden Direktur BCA Suwignyo Budiman juga melakukan pembelian sebanyak 81.749 lembar di level harga Rp27.829,07 sehingga kepemilikannya bertambah menjadi 7,55 juta lembar.
Selanjutnya, Direktur BCA Subur Tan juga melakukan pembelian sebanyak 76.466 lembar di level harga Rp27.289,07. Dari situ, jumlah kepemilikan sahamnya di perseroan naik menjadi 2,84 juta lembar.
Seperti diketahui, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BBCA memutuskan pembagian dividen tunai senilai Rp555 atas kinerja keuangan 2019. Jumlah itu sudah termasuk dividen interim tunai senilai Rp100 yang telah dibayarkan perseroan pada 20 Desember 2019.
Dengan demikian, sisa dividen per saham untuk tahun buku 2019 yang akan dibayarkan perseroan senilai Rp455 per saham.
Adapun, tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen atau record date pada 22 April 2020. Pembayaran dividen tunai tahun buku 2019 akan dilakukan pada 11 Mei 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham BBCA telah terkoreksi 17,95 persen ke level Rp27.425 secara year to date (ytd) hingga penutupan perdagangan, Rabu (15/4/2020). Tercatat, investor asing telah melakukan aksi jual dengan catatan net sell Rp3,98 triliun sepanjang periode tersebut.

🍅
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ada yang menarik dalam laporan keuangan PT Timah Tbk (TINS) tahun 2019. Dipublikasikan Rabu 15/4, perusahaan negara dengan kode saham TINS itu merugi Rp 611,28 miliar. 
Bukan hanya itu saja, manajemen TINS tampaknya harus berjibaku untuk bisa melunasi utang jangka pendeknya. Pasalnya, TINS memiliki utang jumbo yang akan jatuh tempo tahun ini. Total jenderal jumlahnya mencapai Rp 8,79 triliun.
Dalam laporan keuangan TINS yang diunggah di laman Bursa Efek Indonesia, utang TINS tercatat di bank-bank swasta dan juga bank milik negara. 
Dalam daftar utang dari kreditur jangka pendek perinciannya sebagai berikut; 
Utang dalam mata uang rupiah:
1. MUFG dengan pinjaman sebesar 1,08 triliun
2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,5 triliun
3. PT CIMB Niaga Tbk(CIMB) Rp 1 triliun
4. PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 500 miliar
Utang dengan mata uang dollar AS:
1. MUFG setara rupiah Rp 875,76 miliar
2. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) setara rupiah Rp 556,04 miliar
3. PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) sebanyak Rp 396, 18 miliar
4. Bank DBS Indonesia setara dengan Rp 139 miliar
Total utang ke pihak ketiga itu sebesar Rp 6,05 triliun.
Utang lain dari pihak berelasi, dalam mata uang rupiah Rp 2,07 trliun dan dalam dollar AS yang setara rupiah sebesar Rp 668 miliar. Alhasil, utang jangka pendek TINS sebesar Rp 8,79 triliun.
Adapun perincian jatuh tempo utang-utang tersebut di tahun ini sebagai berikut: 
Utang ke Bank Mandiri (BMRI) cabang Eropa dan Hong Kong dengan jatuh tempo bervariasai mulai Februari, Mei, dan Juni 2020 .
Tercatat utang TINS di BMRI adalah utang  modal kerja Rp 1,53 triliun dan US$ 85 juta akan jatuh tempo 28 Juni 2020.
Utang ini dengan bunga antara 3,5% sampai 8,6% per tahun. 
Utang itu belum termasuk utang di Bank Mandiri cabang Hong Kong dan Eropa serta utang ke PT Bank Mandiri Syariah sebesar Rp 500 miliar. 
Khusus utang Bank Mandiri Eropa untuk sebesar US$12 juta telah mendapatkan relaksasi berupa perpanjangan tenor. Jatuh tempo pinjaman ini dimundurkan 1 tahun ke 2 Februari 2021 dengan tingkat bunga 2,75 persen.
Adapun fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk(BBCA) senilai Rp 1,5 triliun akan jatuh tempo pada 28 Juli 2020 dengan tingkat suku bunga 7,7%, sementara di BTPN  Rp 1 triliun yang jatuh tempo 30 November 2020 dengan tingkat suku bunga 7,98%-8,08% serta bunga 3,15%-3,25% atas utang dollar. 
Lalu, utang keCIMB sebesar Rp 1,4 triliun dengan bunga 8,25%  jatuh tempo 12 April lalu.
Utang ke BNLI akan 27 Juni 2020 sebesar Rp 500 miliar dengan bunga 8,2%. 
Tak hanya itu saja, utang obligasi dan sukuk yang masuk dalam kewajiban jangka pendek Timah mencapai Rp600 miliar. 
Jumlah ini terdiri dari obligasi penerbitan tahun 2017 I Seri A sebesar Rp480 miliar dengan tingkat bunga 8,5%  dan sukuk ijarah penerbitan tahun 2017 I Seri A senilai Rp120 miliar. Keduanya akan jatuh tempo 28 September 2020.
Sepanjang tahun 2019, PT Timah membukukan pendapatan sebesar Rp 19,3 triliun naik  75,13% dari pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,02 triliun. 
Kendaikan pendapatan ditopang kenaikan penjualan logam timah dari Rp 9,74 triliun menjadi Rp 17,72 triliun pada tahun 2019
Pendapatan dari tin solder sebanyak Rp 381,71 miliar, tin chemical Rp 335,02 miliar, pendapatan dari aluminium Rp 316,23 miliar, dan pendapatan bisnis rumah sakit Rp 222,37 miliar, bisnis real estat Rp 210,84 miliar, penjualan nikel Rp 74,00 miliar, jasa galangan kapal Rp 36,44 miliar, dan lain-lain sebesar Rp 178 juta. 
Hanya, kenaikan pendapatan perusahaan tersebut juga diiringi beban pendapatan usaha Timah yang melonjak 82,79% menjadi Rp 18,17 triliun dari beban pendapatan usaha 2018 Rp 9,94 triliun.
Di sisi lain, beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp 1,05 triliun pada 2019 dari tahun sebelumnya hanya Rp 829,35 miliar. 


Ini pula yang  membuat perseroan menanggung rugi bersih Rp 611,28 miliar, berbanding terbalik saat 2018 ketika perseroan mengantongi laba bersih Rp 132,29 miliar. 

🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Komisi XI DPR Andreas Eddy Susetyo dalam rapat kerja dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan saat ini ada empat bank yang menyandang status bank dalam pengawasan intensif (BDPI).
“Kita tahu sekarang ada empat BDPI, apakah bank ini nantinya tidak termasuk dalam Perppu 1/2020, karena ini mungkin sudah bermasalah sebelum adanya COVID-19,” katanya, Selasa (7/4) lalu.
Sayang, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso tak menjawab pertanyaan tersebut dalam rapat. Pun saat dikonfirmasi, “silakan konfirmasi kepada sumber di DPR tersebut,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/4).
Asal tahu, via Perppu 1/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk penanganan COVID-19, OJK diberi perluasan kewenangan untuk dapat memberi perintah konsolidasi, baik berupa penggabungan, peleburan, pengambilalihan, intergasi, dan/atau konversi kepada LJK secara tertulis.
Ketentuan ini juga berlaku mutlak, sebab bank yang ditunjuk untuk melakukan konsolidasi tak bisa mengajukan upaya hukum. Baik secara perorangan, maupun lembaga, OJK tak dapat digugat secara hukum baik perdata maupun pidana. Pun kebijakan tersebut tak dapat dijadikan objek sengketa di pengadilan tata usaha negara (PTUN).
Ketentuan tersebut juga ditambah sanksi pidana, bagi perorangan yang tak mematuhinya berupa pidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama 12 tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 10 miliar dan paling banyak Rp 300 miliar. Sementara jika pelanggaran dilakukan korporasi akan dikenakan pidana denda paling sedikit Rp 1 triliun.
Sebelum beleid ini terbit, intervensi OJK terkait konsolidasi di industri perbankan terbatas pada imbauan. Status BDPI, dan selanjutnya bank dalam penagwasan khusus (BDPK) dapat jadi acuan bagi OJK untuk memberikan tindakan pengawasan termasuk imbauan konsolidasi.
“Perppu ini jadi dasar kerangka hukum bagi OJK, karena jika mengikuti ketentuan dalam kondisi normal, kami butuh waktu untuk BDPI selama 12 bulan, kemudian BDPK selama 3 bulan. Di tengah waah COVID-19, Perppu ini merupakan antisipasi agar OJK bisa lebih preemptive melakukan supervisory action,” jelas Wimboh sebelumnya.
Meski demikian, Wimboh tak merinci apa keriteria LJK yang dapat dipaksa berkonsolidasi. Pun dalam beleid COVID-19 tersebut tak ada indikasi jelas yang dijabarkan.
Wimboh cuma menjelaskan, bank bisa dipaksa untuk melakukan konsolidasi jika membukukan kerugian, memiliki arus kas yang negatif, dan likudiitas ketat, hingga berpotensi menganggu kesehatan bank lainnya.
Sementara merujuk POJK 15/POJK.03/2017 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum, status BDPI akan disematkan kepada bank yang memiliki satu atau lebih dari indikator berikut: capital adequacy ratio (CAR) di bawah 8%, non performing loan (NPL) lebih dari 5%, kemudian rasio modal inti, giro wajib minimum (GWM) dan kesehatan bank yang tak sesuai ketentuan.
Mengacu indikator CAR, beberapa bank sejatinya mulai berada di titik nadir. PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) misalnya, akhir tahun lalu rasionya berada di kisaran 9,01%. Sejumlah kewajiban tambahan modal penyangga perseroan sama sekali belum dipenuhi perseroan.
Meski demikian Direktur Utama Bank Anten Fahmi Bagus Mahesa bilang saat ini kinerja perseroan masih dalam kondisi positif.
“Akhir Februari LDR kami masih cukup longgar sebesar 91%, pertumbuhan kredit juga sudah tumbuh 1,06% (ytd), kami juga bisa menurunkan beban bunga dengan penurunan DPK 4%, sehingga bisa menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih,” katanya kepada Kontan.co.id.
Adapun terkait paksaan konsolidasi oleh OJK Fahmi bilang hal tersebut memang perlu dilakukan pemerintah di tengah pandemi COVID-19. Meski demikian ia menekankan agar kebijakan tersebut dilakukan dengan tujuan baik, yaitu menjaga stabilitas ekonomi melalui sektor industri perbankan.
Sedangkan ihwal modal, bank di kelas bank umum kegiatan usaha (BUKU) 1 ini juga tengah menyiapkan aksi rights issue untuk mempertebal permodalan.
Perseroan akan menerbitkan 400 miliar saham baru bernominal Rp 3 per lembar. Pascaaksi, Bank Banten menargetkan bakal dapat tambahan modal maksimum hingga Rp 1,2 triliun.
🍓
TEMPO.COJakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengatakan saat ini lima sampai enam bank telah mencoba merger dengan bank besar. Aksi korporasi ini dilakukan menyusul Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.  
Dalam beleid ini, OJK menaikkan modal inti minimum (MIM) perbankan dari saat inI Rp 100 miliar menjadi Rp 3 triliun pada 31 Desember 2020. Sehingga beberapa bank besar telah mengambil alih alias mengakuisisi keenam bank tersebut. 
“Karena kalau mereka tidak bisa memenuhi sampai 2022, jadi BPR (Bank Perkreditan Rakyat),” kata Aviliani dalam diskusi online INDEF di Jakarta, Jumat, 10 April 2020.
Selain itu, Aviliani pun mengapresiasi aturan konsolidasi bank umum yang diterbitkan OJK ini. Aturan tersebut dinilai menunjukkan kesiapan OJK agar masyarakat tetap percaya pada sistem perbankan di tengah pandemi Covid-19 ini. Namun, Aviliani meminta OJK menambah sosialisasi aturan ini di masyarakat. “Karena sekarang, Grup WA lebih dipercaya orang,” kata dia.
Sebab saat ini, bank kecil tidak hanya dihadapkan dengan ketentuan modal inti yang naik, tapi juga likuiditas. Aviliani mengatakan likuiditas perbankan kecil saat ini memang cukup ketat dengan loan to deposit ratio (LDR) mencapai 97 persen. Meski demikian, Aviliani menyebut berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kepercayaan nasabah terhadap bank-bank kecil ini masih cukup tinggi di tengah virus corona.
“Karena sampai hari ini, tidak ada perpindahan dana besar-besaran,” kata Aviliani. Kepercayaan ini, kata dia, muncul karena bank yang berskala kecil ini memang selalu menjaga likuiditas mereka.
Sementara itu sejak Rabu, 25 Maret 2020, ekonom senior lainnya yaitu Chatib Basri menilai saat ini likuiditas perbankan di Indonesia memang masih stabil. Akan tetapi, kata dia, pemerintah perlu bersiap dengan kemungkinan adanya liquidity crunch yang akan berdampak pada krisis perbankan yang sistemik.
Liquidity crunch adalah situasi ketika berkurangnya suplai dana tunai ke perbankan kecil, namun terjadi permintaannya justru tinggi. Dalam kondisi ini, perbankan kecil akan mengenakan bunga pinjaman yang tinggi kepada nasabah mereka.  
Chatib mencontohkan situasi di mana nasabah bank tidak bisa membayar utang mereka ke perbankan dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan akibat virus corona. Sehingga, tidak ada pembayaran dana tunai ke perbankan. Sementara, bank tetap harus membayar bunga deposit.
Aviliani sepakat liquidity crunch harus jadi perhatian pemerintah. Namun, komisaris independen Bank Mega ini mengatakan para pemilik bank sebenarnya sudah diundang OJK di tengah situasi Covid-19 ini. OJK pun menanyakan berapa daya tahan likuiditas bank kecil ini di tengah restrukturisasi kredit yang diperintahkan OJK. “Kalau restrukturisasi 50 persen, daya tahannya berapa? Kalau 75 persen berapa?” kata dia.



JAKARTA,investor.id - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyetujui pembagian

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "BCA Bagi Dividen Rp 555 Per Saham"
Penulis: Nida Sahara
Read more at: https://investor.id/finance/bca-bagi-dividen-rp-555-per-saham
🍑


Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan adanya delapan bank yang berpotensi gagal bayar jika kondisi perekonomian RI terus memburuk hingga skenario paling berat akibat penyebaran pandemi COVID-19.
Akan tetapi, potensi delapan bank gagal tersebut dinilai hanya hasil stress test dan tidak berarti akan terjadi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan stress testing memang suatu hal yang perlu dilakukan untuk menilai berapa besar potensi hal terburuk dapat terjadi.
Namun, stress test tersebut bukan sebuah perkiraan yang akan terjadi, tetapi acuan untuk membuat contingency plan yang lebih baik dalam menghadapi krisis.
“Itu adalah stress testing. Jadi menganalisis sejauh mana ketahanan bank dalam menghadapi kondisi terburuk. Jadi bukan perkiraan itu akan terjadi,” katanya, Kamis (9/4/2020).
Dia menyebutkan bank-bank yang memiliki permasalahan dan berpotensi menjadi bank gagal dalam skenario terburuk, haruslah diperlakukan secara khusus dan ditingkatkan daya tahannya.
“Di sini fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi sangat penting sebagai lembaga pengaturan Dan pengawasan perbankan. Di sisi lain Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) juga harus meningkatkan koordinasi kebijakan mencegah terjadinya skenario terburuk,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih mengatakan jika kondisi ekonomi semakin memburuk hingga mengalami skenario paling buruk seperti pertumbuhan ekonomi mencapai minus 0,2 persen, diikuti dengan penarikan uang sekitar 0,2 persen dari jumlah dana pihak ketiga (DPK) per hari, maka setidaknya 8 bank berpotensi gagal.
“Kalau skenario berat itu terjadi, maka ada potensi sekitar 8 bank dengan kriteria gagal,” katanya, dalam rapat kerja virtual antara LPS dan Komisi XI DPR, Kamis (9/4/2020).
Akan tetapi, menurut Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah, hingga saat ini industri perbankan dan jasa keuangan lainnya masih terbilang dalam kondisi terkendali dan tidak ada bank yang menunjukkan tanda-tanda menjadi bank gagal. Meski pun begitu, berdasarkan sejumlah indikator yang dipantau LPS, kondisinya menunjukkan level normal waspada.
🍒

Jakarta, airmagz.com – Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2020 secara umum menunjukkan adanya kenaikan, meskipun jauh lebih landai dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya sehingga inflasi cukup terkendali di bulan ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, saat menyampaikan jumpa pers secara langsung (live streaming), Rabu (1/4). ”Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 Kota inflasi, pada bulan Maret 2020 ini terjadi inflasi sebesar 0,10%. Dengan demikian inflasi per kalender adalah sebesar 0,76% dan inflasi tahunan dari Maret 2020 ke Maret 2019 adalah sebesar 2,96%, berarti ada di bawah 3%,” ujar Suhariyanto seraya memberikan penekanan bahwa dari angka tersebut dapat disimpulkan bahwa inflasi pada bulan Maret 2020 cukup terkendali.
Lebih lanjut, Kepala BPS menyampaikan bahwa dari 90 kota ada 43 kota yang mengalami inflasi dan ada 47 kota yang mengalami inflasi. ”Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe di mana inflasi bulan Maret adalah sebesar 0,64% dan kalau kita telusuri lebih dalam penyebab utamanya adalah kenaikan berbagai harga jenis ikan dan kemudian juga sumbangan kenaikan harga emas perhiasan,” imbuh Kepala BPS.
Deflasi tertinggi, menurut Kepala BPS, terjadi di Timika, yaitu minus 1, 91% dan penyebab utamanya adalah turunnya tiket angkutan udara sehingga sumbangannya kepada deflasi adalah sebesar 0,77%. ”Kalau kita bandingkan inflasi bulan Maret 2020 dengan inflasi pada bulan Februari 2020.  bisa dilihat di sana bahwa inflasi bulan Maret adalah 0,10% lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan Februari 2020 yang sebesar 0,28%,” ujarnya.
Hal ini, menurut Kepala BPS, akan sama juga dengan inflasi tahunan dimana pada bulan Maret adalah 2, 96%, bulan Februari 2,98%, jadi inflasi pada bulan Maret ini lebih rendah dibandingkan bulan yang lalu. ”Satu catatan yaang perlu digarisbawahi, bahwa pada akhir minggu di bulan April kita akan mulai memasuki bulan puasa. Karena itu, kita semua perlu siap-siap untuk betul-betul menjaga ketersediaan pasokan barang, kelancaran distribusi supaya harga-harga tetap terjangkau,” kata Kepala BPS.
Dengan memperhatikan apa yang sudah dicapai pemerintah pada tahun lalu, sambung Kepala BPS, tentu diharapkan bahwa inflasi selama bulan Ramadan dan Lebaran tetap akan terkendali. ”Inflasi bulan Maret adalah 0,10% dan dari 11 kelompok pengeluaran yang ada. Ada dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok pengeluaran transportasi yang mengalami deflasi 0,43% dan kemudian kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami deflasi sebesar 0,09%,” imbuhnya.
Sementara kelompok pengeluaran yang lain, tambah Suhariyanto, mengalami inflasi meskipun tidak terlalu tinggi dan inflasi yang tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. ”Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, inflasinya adalah sebesar 0,10%, andil inflasinya adalah sebesar 0,03%,” katanya.
Ada beberapa komoditas, lanjut Kepala BPS, yang dominan memberikan memberikan andil atau sumbangan inflasi pada kelompok ini, yaitu: Pertama, adalah kenaikan telor ayam ras itu menyumbang andil inflasi sebesar 0,03%. Kedua, adanya kenaikan bawang bombay sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,03%. Ketiga, kenaikan gula pasir di mana sumbangan atau andil inflasinya adalah sebesar 0,02%. Keempat, kenaikan rokok kretek filter dan rokok putih masing-masing juga memberikan andil sebesar 0,01%.
”Di sisi lain ada komoditas-komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil kepada deflasi pada kelompok ini, diantaranya adalah hargai cabai merah sudah turun drastis sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,09%. Cabai rawit menyumbang andil inflasi sebesar 0,04%,” jelas
Kepala BPS menguraikan komoditas-komoditas dominan yang memberikan andil inflasi dan deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kemudian berikutnya, sambung Kepala BPS, yang mempunyai andil terbesar adalah kelompok transportasi pada bulan Maret 2020 ini mengalami deflasi sebesar 0,43% dan sumbangannya kepada deflasi adalah 0,05%.
”Komoditas yang paling dominan memberikan andil kepada deflasi pada kelompok ini adalah adanya penurunan tarif angkutan udara dimana andil terhadap deflasinya adalah sebesar 0,26%,” sambungnya.
Untuk kelompok penyediaan makanan, minuman, dan restoran, Kepala BPS menyampaikan bahwa terjadi inflasi 0,36% dengan dengan andil 0,03%, komoditas yang memberikan andil kepada inflasi adalah kenaikan harga untuk nasi dengan lauk pauk sebesar 0,01%.
”Berikutnya adalah kelompok pengeluaran nomor 11 yang mengalami inflasi paling tinggi, yaitu 0,99% sehingga andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,06%. Di sana komoditas yang paling dominan memberikan sumbangan kepada inflasi adalah kenaikan emas perhiasan, sehingga andilnya kepada inflasi adalah sebesar 0,05%. Jadi itu yang menyebabkan terjadinya inflasi bulan Maret sebesar 0,10%,” jelasnya.
Dari 3 komponen yang mengalami inflasi, lanjut Kepala BPS, yaitu komponen inti, dimana inflasinya adalah sebesar 0,29% dan andilnya kepada inflasi adalah 0,19%. ”Untuk inflasi inti ini yang menyumbang besar kepada inflasi adalah emas perhiasan 0,05%, bawang bombay 0,03%, dan kemudian juga gula pasir 0,02%. Kita tahu bahwa pergerakan harga emas dipengaruhi pergerakan internasional,” urai Suhariyanto.
Sementara untuk harga yang diatur pemerintah atau administrative price, menurut Suhariyanto, mengalami deflasi 0,19% dan sumbangannya kepada deflasi adalah 0,03%. ”Di sana seperti saya sampaikan tadi ada penurunan tarif angkutan udara dengan andil deflasi 0,06%, meskipun masih ada kenaikan rokok kretek dan rokok filter yang masing-masing menyumbang kepada inflasi sebesar 0,01%,” tutur Kepala BPS.
Sementara untuk kelompok floating price, menurut Kepala BPS, mengalami deflasi dengan berbagai penurunan harga seperti cabai merah dan cabai rawit. ”Jadi dari angka inflasi bulan Maret 2020 ini sekali lagi bisa saya simpulkan bahwa inflasi pada bulan Maret 2020 adalah sebesar 0, 10%. Penyebab utama inflasi pada bulan Maret 2020 adalah kenaikan harga emas perhiasan, kenaikan telur ayam ras, kenaikan bawang bombay, dan gula pasir,” tandasnya.
Sebaliknya, tambah Kepala BPS, penghambat utama inflasi akan menyebabkan deflasi kareda ada turunnya harga cabai merah, tarif angkutan udara, dan harga cabai rawit. ”Sementara dari sisi komponen inflasi pada bulan Maret ini didorong oleh inflasi inti yang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga emas perhiasan,” tuturnya menyelesaikan penjelasan terkait inflasi di bulan Maret 2020. (IMN/Setkab.go.id)

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank menyebutkan penempatan dana pada sudat berharga harus dilakukan guna melakukan pengelolaan likuiditas.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Santoso Liem mengatakan penempatan pada surat berharga merupakan strategi menjaga kecukupan likuiditas.
"Penempatan dana pada surat berharga dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat," katanya kepada Bisnis, Jumat (27/3/2020).
Sepanjang 2019, BCA mencatat dana yang ditempatkan di surat berharga mencapai Rp153,7 triliun. Nilai tersebut tumbuh tumbuh 26 persen secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp121,9 triliun.
Santoso menyebutkan di sisi lain, perseroan terus berupaya untuk menjaga posisi likuiditas tetap memadai.
Head of Corporate Secretary Division PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) Widi Hartoto mengatakan penempatan dana di surat berharga juga akan menjadi opsi perseroan untuk mengelola likuiditas.
Saat ini, rasio liuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) perseroan masih terjaga di kisaran 90 persen. Jika melihat kondisi pandemi Covid-19 akan berkepanjangan, maka bank perlu mengelola asetnya tetap produktif.

"Soal penempatan dana, kita lihat juga seberapa cepat virus ini dapat berlalu, apabila berkepanjangan tentu kami pun harus menempatkan dana dalam instrumen lain untuk menjaga agar aset dapat tetap produktif," jelas Widy.
🍉

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan harga saham Bank BCA (BBCA) tercatat paling stabil dibandingkan emiten perbankan lainnya karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Harga saham BBCA mengalami peningkatan sebesar 17,67 persen menjadi Rp26.475 per lembar saham siang ini. Sebelumnya, pada pembukaan perdagangan Kamis (26/3/2020), harga saham BBCA dibuka pada level Rp22.500 per lembar saham.
BBCA juga mencatatkan, rasio harga saham dengan laba bersih per saham (Price Earning Ratio/PER) dan rasio harga saham per nilai buku (price to book value/PBV) masing-masing sebesar 22,84 kali sedangkan PBV tercatat sebesar 3,75 kali.
Artinya, saat ini harga saham BBCA diperdagangkan dengan harga yang lebih mahal daripada nilai wajarnya.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwe mengatakan harga saham BBCA memang sulit mengalami penurunan. Harga saham BBCA hanya tercatat mengalami penurunan drastis ketika market mengalami koreksi tajam seperti yang terjadi belakangan sebagai akibat dari sentimen virus corona.
Selebihnya, ketika harga saham BBCA tercatat mengalami peningkatan, maka untuk menurunkannya perlu waktu lebih lama.
Hans memantau, jika saham BBCA naik 20 persen, tekanan yang ada hanya dapat menurunkan harga saham BBCA sebesar 7 persen. Kondisi ini membuatnya menilai BBCA memiliki liquidity provider yang menjaga harga saham tersebut.
"Saham BBCA memang susah turun, kalau market koreksi baru turun. Tetapi begitu naik dia kencang ke atas, butuh tiga hari untuk menurunkannya lagi," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (26/3/2020).
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat harga saham BBCA lebih stabil dibandingkan dengan emiten perbankan lainnya. Sebagai market leader, harga saham yang memang lebih mahal.
Selain itu, BBCA juga memiliki aset fisik yang belum direvaluasi. Kondisi ini bisa menurunkan PER dan PBV ke angka yang lebih normal.

"Kalau kita lihat valuasi, BBCA market leader dan aset belum direvaluasi. Apalagi cost of fund juga murah," katanya.
🍆

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham emiten perbankan yang berada pada bank umum kelompok usaha (BUKU) IV naik seiring dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada perdagangan Kamis (26/3/2020) siang, harga saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tercatat naik 16,80 persen menjadi Rp2.850 per lembar saham. Kenaikan harga saham juga diikuti emiten Bank Mandiri (BMRI) yang naik 16,58 persen menjadi Rp4.500 per lembar saham.
Harga saham Bank Negara Indonesia (BBNI) juga naik 13,92 persen menjadi Rp3.600 per lembar saham. Kenaikan juga terjadi pada harga saham Bank CIMB Niaga (BNGA) yang naik 8,93 persen menjadi Rp610 per lembar saham.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami peningkatan tertinggi yakni sebesar 17,67 persen menjadi Rp26.475 per lembar saham. Sebelumnya, pada pembukaan perdagangan hari ini, harga saham BBCA dibuka pada level Rp22.500 per lembar saham.
Sementara itu, BBCA juga mencatatkan, rasio harga saham dengan laba bersih per saham (Price Earning Ratio/PER) dan rasio harga saham per nilai buku (price to book value/PBV) pada Kamis (6/2/2020) tercatat sebesar 22,84 kali sedangkan PBV tercatat sebesar 3,75 kali.
Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial mengatakan PER dan PBV Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sudah sangat atraktif dengan nilai masing-masing sebesar 9,7 kali dan 1,4 kali.
Menurutnya, peningkatan harga saham tersebut karena adanya panic buying pasca dirilisnya keijakan The Fed yakni program membeli obligasi korporasi, treasury bond tanpa batas, dan mortgage-backed securities. Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga mengeluarkan insentif fiskal US$2 triliun.
"Hal itu memicu risks on asset di emerging market khususnya Indonesia," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (26/3/2020).
Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwe mengatakan stimulus fiskal pemerintah Amerika Serikat dengan menyuntikkan dana US$2 triliun untuk melawan corona direspon positif oleh market.
Menurutnya, pada perdagangan Selasa (24/3/2020), Harga saham bursa New York atau Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 11 persen. Kemudian, pada Rabu (25/3/2020), DJIA juga ditutup mengalami kenaikan 4 persen.
Peningkatan harga saham tersebut diikuti oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia.
"Kalau di luar naik kita juga respon naik," katanya.
🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai menerapkan kebijakan pemberian stimulus bagi perekonomian dengan telah diterbitkannya POJK No.11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 per hari ini.
“Dengan terbitnya POJK ini maka pemberian stimulus untuk industri perbankan sudah berlaku sejak 13 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2021.Perbankan diharapkan dapat proaktif dalam mengidentifikasi debitur-debiturnya yang terkena dampak penyebaran Covid-19 dan segera menerapkan POJK stimulus dimaksud,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (19/3).
Baca Juga: Transaksi BNI Mobile Banking meningkat 52,46% seiring imbauan work from homePOJK mengenai stimulus perekonomian ini dikeluarkan untuk mengurangi dampak terhadap kinerja dan kapasitas debitur yang diperkirakan akan menurun akibat wabah virus corona sehingga bisa meningkatkan risiko kredit yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan.
Melalui kebijakan stimulus ini, Perbankan juga memiliki pergerakan yang lebih luas sehingga pembentukan kredit macet dapat terkendali dan memudahkan memberikan kredit baru kepada debiturnya.
POJK ini juga diharapkan menjadi countercyclical dampak penyebaran virus corona sehingga bisa mendorong optimalisasi kinerja perbankan khususnya fungsi intermediasi, menjaga stabilitas system keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Mandiri Syariah siapkan layanan digital pelunasan hajiPemberian stimulus ditujukan kepada debitur pada sektor-sektor yang terdampak penyebaran virus COVID-19, termasuk dalam hal ini debitur UMKM dan diterapkan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang disertai adanya mekanisme pemantauan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dalam penerapan ketentuan (moral hazard).
Kebijakan stimulus dimaksud terdiri dari dari dua bagian, pertama penilaian kualitas kredit, pembiayaan, atau penyediaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok atau bunga untuk kredit sampai dengan Rp 10 miliar.
Kedua, restrukturisasi dengan peningkatan kualitas kredit/pembiayaan menjadi lancar setelah direstrukturisasi. Ketentuan restrukturisasi ini dapat diterapkan bank tanpa batasan plafon kredit.
Baca Juga: Akui ada sektor yang terdampak corona, bankir yakin kredit UMKM tetap stabilRelaksasi pengaturan ini berlaku untuk debitur non-UMKM dan UMKM, dan akan diberlakukan sampai dengan satu tahun setelah ditetapkan.
Mekanisme penerapan diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan masing-masing bank dan disesuaikan dengan kapasitas membayar debitur.
🍆

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan cukup dalam setelah berhari-hari merosot. IHSG tergerus 126,07 poin atau 2,83% ke 4.330,67 pada penutupan perdagangan, Rabu (18/3).
Mengutip data RTI, investor asing mencatat net sell Rp 266,69 miliar di seluruh pasar. Penjualan asing mulai mereda dibandingkan sehari sebelumnya yang tembus Rp 1 triliun.
Di tengah net sell asing, ternyata investor asing juga mulai mengoleksi sejumlah saham ini. Berikut 10 saham terbesar yang dikoleksi asing pada perdagangan hari ini.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 49,8 miliar
2. PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) Rp 35,7 miliar
3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp 16,5 miliar
4. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Rp 10,4 miliar
5. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Rp 8,9 miliar
6. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 8,.6 miliar
7. PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 7,17 miliar
8. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) Rp 6,6 miliar
9. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) Rp 6,23 miliar
10. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Rp 5,1 miliar

BBCA termasuk saham yang paling besar dikoleksi asing setelah berhari-hari dilepas investor asing. Sementara saham MDKA, UNTR dan KLBF sudah mulai dikoleksi asing dalam satu - dua hari terakhir.
🍅

JAKARTA, investor.id – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 28,56 triliun pada 2019, tumbuh 10,5% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 12,1% (yoy) menjadi Rp 50,82 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, untuk margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat naik 10 basis poin (bps) menjadi 6,2% dari sebelumnya 6,1%. Kinerja usaha BCA tetap solid di tengah konsumsi domestik yang moderat dan ketidakpastian global yang masih berlanjut. "BCA berhasil mencatat pertumbuhan kinerja yang baik tahun 2019, dengan kenaikan laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) sebesar 15,5% ditopang oleh pertumbuhan laba operasional sebesar 13,6%," jelas Jahja di Jakarta, Kamis (20/2/2020). Perseroan mencatat penyaluran kredit tahun 2019 mencapai Rp 603,74 triliun atau meningkat 9,5% (yoy) pertumbuhan tersebut berasal dari korporasi yang tumbuh 11,1% (yoy) menjadi Rp 236,87 triliun. Kemudian, kredit komersial dan UKM tumbuh 12% senilai Rp 202,89 triliun, kredit konsumer tumbuh 4,3% (yoy) menjadi Rp 158,33 triliun karena ada penurunan dari kredit kendaraan bermotor (KKB) khususnya roda dua yang minus 34,5% (yoy). "KKB ini menarik, KKB itu besar hanya di big city, jumlah penjualan mobil tahun 2018-2019 itu stagnan hanya 1 juta unit, terutama turunnya karena motor. Kami memang bukan pemain utama untuk di motor, makanya ada penurunan signifikan," ungkap Jahja. Tahun ini, BCA menargetkan pertumbuhan kredit lebih rendah dari yang diproyeksi sebelumnya, yakni menjadi 5-7% dari sebelumnya 8-10% (yoy). Hal tersebut sudah memperhitungkan adanya dampak perlambatan ekonomi global dan permintaan kredit yang melambat karena Virus Korona. "Sebenarnya kami bisa dan ada kemampuan untuk meningkatkan kredit, saya lihat kemampuan kredit growth tahun ini 5-7%. Karena situasi ini apalagi kita lihat adanya capital market seperti reksa dana, asuransi-asuransi yang terdampak kasus ini harus kami siapkan dampaknya terhadap nasabah kami," tutur Jahja. Menurut dia, apabila terdapat permintaan kredit lebih tinggi maka perseroan tidak menutup kemungkinan untuk bisa meningkatkan penyaluran dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan risiko. "Namun kredit growth tidak berani ekspektasi tinggi, nanti mendekati Lebaran dan jika semua issue sudah berlalu kami bisa tingkatkan kredit, karena likuiditas sangat cukup, LDR di 79-80%, dibanding industri yang 93%, kami likuid dan capital kita cukup untuk mendukung kredit," terang dia. Pertumbuhan kredit BCA yang berkelanjutan dapat tercapai berkat kualitas kredit yang terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian secara konsisten. NPL tercatat di level 1,3% pada Desember 2019, dibandingkan 1,4% pada tahun sebelumnya. "Tahun ini 5-7% kredit itu karena ada Korona, kasus-kasus sekitar itu. Kredit tahun ini masih di-support dari korporasi, komersial, yang jelas konsumer masih lebih kecil," imbuh dia. Di sisi pendanaan, BCA menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 704,79 triliun, meningkat 11,0% (yoy). Dari nilai tersebut, komposisi dana murah (current account saving account/CASA) mencapai Rp 532,01 triliun atau tumbuh 9,9% (yoy), sedangkan deposito tumbuh 14,4% (yoy) sebesar Rp 172,78 triliun. "Jumlah rekening DPK juga menunjukkan tren peningkatan sebesar 14,2% dan hampir mencapai 22 juta rekening pada akhir 2019, melalui layanan pembukaan rekening online maupun di cabang," lanjut dia. Lebih lanjut, Jahja mengungkapkan, Virus Korona yang terjadi sejak awal tahun berdampak ke sejumlah sektor, antara lain pariwisata, penerbangan, selain itu sektor tekstil juga terpengaruh. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "BCA Cetak Laba Bersih Rp 28,56 Triliun"
Penulis: Nida Sahara
Read more at: https://investor.id/finance/bca-cetak-laba-bersih-rp-2856-triliun



🍅

JAKARTA sindonews- PT Bank Central Asia Tbk dan entitas anak berhasil membukukan

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan kredit terutama didukung oleh segmen bisnis, termasuk kredit korporasi yang tumbuh 11,1% menjadi Rp236,9 triliun. Ditambah ada peningkatan kredit komersial & SME sebesar 12,0% menjadi Rp202,9 triliun pada Desember 2019.

"Sementara itu, kredit konsumer tumbuh 4,3% menjadi Rp158,3 triliun, di mana segmen KPR tumbuh 6,5% menjadi Rp93,7 triliun, KKB turun 1,1% menjadi Rp47,6 triliun, dan outstanding kartu kredit tumbuh 9,4% menjadi Rp14,1 triliun," kata Jahja saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/2/2020).



Pada periode yang sama, pembiayaan Syariah tumbuh 15,2% menjadi Rp5,6 triliun. Pertumbuhan kredit BCA yang berkelanjutan dapat tercapai berkat kualitas kredit yang terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian secara konsisten.

Rasio kredit bermasalah

Dengan upaya-upaya tersebut, BCA dapat mencapai pertumbuhan dana inti rasio dana murah (

What Is a Current Account Savings Account (CASA)?

A current account savings account (CASA) is aimed at combining the features of savings and checking accounts to entice customers to keep their money in the bank. It pays very low or no interest on the current account and an above-average return on the savings portion. CASA is most commonly used in West and Southeast Asia, though the CASA structure is available globally.

 

 

 
A CASA account pays no interest—or, in some cases, low interest—on the current account and an above-average return on the savings portion.
The CASA is a nonterm deposit, meaning it is used for the everyday banking and savings needs of the consumer. This type of account does not have a specific maturity or expiration date, so it is valid for as long as the account holder needs it to remain open. This is in contrast to a term deposit, which is open for a certain period of time. After the maturity date, the bank or institution pays a certain amount of interest on the principal balance.

Sementara itu, deposito mengalami pertumbuhan 14,4%, mencapai Rp172,8 triliun. Pada akhir tahun, total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,0% menjadi Rp704,8 triliun.

Direktur BCA Vera Eve Lim menambahkan, peningkatan beban operasional juga diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan operasional. Di sisi pendapatan, BCA membukukan pertumbuhan

Hal tersebut didukung oleh kenaikan

Adapun rasio kecukupan modal (

Pada tahun 2019, sambung Vera, BCA telah menyelesaikan akusisi Bank Royal. Aksi korporasi tersebut sejalan dengan program konsolidasi perbankan nasional. BCA juga telah mengakuisisi saham PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia) dari Grup Rabobank.

Transaksi ini mengikuti rencana Grup Rabobank untuk menghentikan operasional di Indonesia sejalan dengan perubahan pada strategi global grup. Akuisisi ini ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement atau CSPA) antara kedua pihak pada 11 Desember 2019 lalu, yang tunduk pada persetujuan OJK.

Memasuki tahun 2020, BCA tetap optimistis terhadap potensi ekonomi Indonesia dan soliditas sektor perbankan nasional. “Kami akan mengkaji berbagai peluang bisnis dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian di tahun 2020. BCA akan kembali berinvestasi dalam memperkuat kapabilitas di bidang
🍒


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa  Indonesia pada akhir Januari 2020 meningkat menjadi US$ 131,7 miliar. Posisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi cadev pada akhir Desember 2019 yang sebesar US$ 129,2 miliar.
"Peningkatan cadangan devisa pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan global bond  pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Jumat (7/2).
Lebih lanjut, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Untuk selanjutnya, BI optimistis cadangan devisa akan tetap memadai didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.

🍑

JAKARTA - PT

Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, mengatakan perseroan juga berhasil mencatat 

Salah satu faktor pendukung pertumbuhan kredit tersebut yakni penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit di angka 12,19% di sepanjang tahun 2019. Porsi



Dia melanjutkan, disamping kredit mikro, pertumbuhan kredit BRI juga ditopang oleh pertumbuhan 

Selain tumbuh positif dan diatas rata-rata industri, BRI juga mampu menjaga kualitas kredit di level ideal yakni rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (

Dana Pihak Ketiga

Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, menuturkan dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 57,71% dari total DPK atau senilai Rp589,46 triliun.

Di tahun 2020, BRI akan fokus menggarap 

Perseroan juga berhasil mengakselerasi 

"Dengan pertumbuhan FBI yang signifikan ini, untuk pertama kalinya bagi Bank BRI Fee Income to Total Income Ratio mencapai double digit sebesar 10%," katanya.

Melalui inovasi dan digitalisasi, perseroan terus menciptakan sumber sumber pendapatan berbasis non bunga untuk menjaga tingkat profitabilitas. Salah satu inovasi produk dan layanan yang memberikan dampak secara nyata bagi pertumbuhan FBI BRI adalah Agen BRILink.

Hingga akhir tahun 2019, tercatat BRI memiliki 422 ribu agen dengan transaksi mencapai 521 juta kali transaksi finansial dengan volume mencapai Rp673 triliun atau tumbuh 31,2% yoy. Dia menuturkan, FBI yang dihasilkan oleh Agen BRILink tercatat mencapai Rp788,7 miliar atau tumbuh 75% yoy.

Pada sisi permodalan,lanjut dia, BRI mencatat rasio 

Sebagai bank yang berkomitmen terhadap pemberdayaan segmen mikro, perseroan akan terus melakukan inovasi berkelanjutan untuk mendorong penetrasi kredit mikro sehingga menjangkau lebih banyak lagi nasabah. Melalui teknologi, kami kembangkan kredit mikro BRI menjadi go smaller, go shorter dan go faster.


Melalui platform berbasis teknologi, BRI juga mempersiapkan ekosistem mikro berbasis digital untuk melayani potensi pasar mikro yang masih terbuka luas.
🍈




KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) emas pada tahun 2019 mengalami peningkatan US$ 614,24 juta atau 19,02% dari tahun 2018. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa emas pada akhir tahun 2019 sebesar US$ 3,84 miliar, sementara pada tahun 2018 adalah sebesar Rp 3,23 miliar.
Ekonom Bank BCA David Sumual memandang kenaikan cadev emas pada tahun lalu lebih disebabkan oleh harga emas yang naik dan bukan karena adanya peningkatan dari sisi volume.
"Sepanjang tahun 2019 kemarin harga emas naik 20% - 25%. Meski memang lebih dipengaruhi oleh peningkatan harga emas, tetapi bukan berarti tidak ada kenaikan dari sisi volume," jelas David kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1).
Sementara itu, ada cadangan devisa mata uang Special Drawing Right (SDR) dan IMF Reverse mengalami penurunan. SDR tercatat turun US$ 10,95 juta dan IMF Reverse mengalami penurunan sebesar US$ 5,78 juta.
Menurut David, penurunan SDR dan IMF reverse ini tidak terlalu berpengaruh pada cadangan devisa keseluruhan.
Senada dengan David, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan bahwa penurunan SDR bukan merupakan hal yang negatif dan perlu dikhawatirkan.
"SDR bukan uang valuta asing (valas) seperti dollar Amerika Serikat. Ini merupakan uang yang diterbitkan oleh IMF secara profesional sesuai kuota yang ditetapkan oleh IMF berdasarkan reserves yang ada di IMF," jelas Piter.
Piter pun menambahkan, dengan adanya kondisi SDR yang menurun meski cadev Indonesia meningkat justru menunjukkan bahwa cadev Indonesia lebih banyak dalam bentuk foreign currencies.

Sebagai tambahan informasi, BI mencatat posisi cadev Indonesia pada Desember 2019 sebesar US$ 129,2 miliar. Posisi ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 126,63 miliar dan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 120,7 miliar.
🍇

Jakarta, CNBC Indonesia - 





🍉

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi korporasi PT Bank Central Asia Tbk. mengakuisisi PT Bank Rabobank International Indonesia tidak banyak berpengaruh pada pergerakan saham.
Menjelang penutupan perdagangan, Kamis (12/12/2019), saham emiten berkode BBCA ini terpantau Rp31.700 atau turun 0,63% dibandingkan dengan harga penutupan hari sebelumnya.
Adapun pada pembukaan perdagangan saham BBCA sempat menyentuh Rp32.000 per saham. Kemudian harga saham naik turun pada rentang Rp31.800 hingga Rp31.975 hingga akhirnya menyentuh Rp31.700 pada penutupan perdagangan.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan lazimnya aksi korporasi berpengaruh pada harga saham perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan yang menjadi investor baru lazimnya akan terpengaruh apabila nilai akuisisi terbilang besar.
“Apalagi kalau dilihat dari nilai transaksi, bagi BCA transaksi itu tidak terlalu material,” katanya kepada Bisnis, Kamis (12/12/2019).
Hans menjelaskan BCA membeli 100% saham Rabobank melalui anak usaha seharga Rp397 miliar. Nilai tersebut sangat timpang apabila dibandingkan dengan total aset bank milik grup Djarum tersebut.
Berdasarkan laporan publikasi, per September 2019, BCA melaporkan aset senilai Rp893,59 triliun. Capaian tersebut, naik 11,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Hans pun melanjutkan bahwa pasar masih akan menunggu rencana BCA terkait pengambilalihan bank asal negeri Belanda tersebut. “Pasar masih akan menunggu. Valuasi BCA itu, sebaiknya para investor hold dulu,” kata Hans.
Adapun seperti diketahui, Rabobank sempat menyatakan pamit dari Indonesia pada 22 April 2019. Keputusan tersebut merupakan bagian utama dari strategi global Rabobank Group terkait visi Banking For Food yang terfokus kepada rantai pasok internasional untuk sektor pangan dan agrikultur.
Dalam keterangan resmi, Wakil Presiden Direktur Rabobank Indonesia Soemenggrie Jongkamto mengatakan bahwa akuisisi oleh BCA ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement atau CSPA) antara kedua pihak pada 11 Desember 2019, yang tunduk pada persetujuan OJK. 

“Para pemegang saham kami dihampiri oleh beberapa pihak yang tertarik dan pada akhirnya mencapai persetujuan dengan BCA. Kami juga percaya hadirnya BCA akan semakin mendukung proses transisi  yang baik bagi semua pihak,” kata Soemenggrie.
🍈


PT Bank Central Asia Tbk berencana akan menggabungkan anak usaha perbankan yang akan diakuisisinya, PT Rabobank International Indonesia dengan institusi finansial lainnya di bawah grup usaha BCA. “Rencananya kami akan merge Rabobank dengan anak usaha finansial lainnya di bawah grup BCA. Namun kami belum bisa mengeskplor dengan institusi yang mana. Saat ini masih kami godok,” ujar Presiden Direktur PT

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "BBCA: Rabobank Akan Di-merge Dengan Anak Usaha Finansial"
Penulis: Fajar Widhiyanto
Read more at: https://investor.id/finance/bbca-rabobank-akan-dimerge-dengan-anak-usaha-finansial
🍒


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham BBCA (Bank Central Asia) menjadi salah satu saham paling diincar oleh inevstor asing sepanjang perdagangan pekan lalu.
RTI, layanan data pasar modal, mencatat nilai pembelian bersih asing terhadap saham ini pekan lalu mencapai Rp 209,45 miliar
Jumat (6/12) saham BBCA ditutup menghijau. Saat bursa menutup market, saham BBCA persis di harga penutupan Rp 31.975 per saham.
Dibandingkan dengan penutupan Kamis (5/12), harga saham BBCA naik 0,87% dari Rp 31.700. Saham BBCA dibuka sama dengan harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 31.700 per saham.
Mencatatkan harga tertinggi Rp 31.975 dan harga terendah Rp 31.600, saham BBCA ditutup naik Rp 275 per saham dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid Rp 31.850 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 31.975 per saham.
Kalau dihitung sejak 7 hari sebelumnya (29 November 2019), harga saham BBCA Jumat lalu sudah naik 1,83 % dibanding harga saat itu (Rp 31.400).
Begitu pula, jika kita hitung sejak 30 hari sebelumnya (06 November 2019), harga saham emiten bank ini naik 1,59%, dari semula (Rp 31.475).
Adapun sejak setahun lalu (6 Desember 2018) harga saham BBCA mendaki setinggi 21,58% dari harga saat itu (Rp 26.300).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai transaksi saham BBCA Jumat lalu mencapai Rp 445,50 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 139.841 lot.


Dengan EPS) alias laba bersih per saham Rp 1.131, maka price to earning ratio (PER) saham ini 28,27 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 4,69 kali.
🍓

JAKARTA, investor.id  – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri perbankan mencetak laba bersih Rp 117,59 triliun sampai dengan September 2019, tumbuh 6,64% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 110,26 triliun. 
Pertumbuhan laba bersih tersebut terutama ditopang oleh penyaluran kredit perbankan yang tumbuh 7,89% secara tahunan (year on year/yoy). “Laba perbankan itu didorong dari kredit, utamanya dari kredit investasi yang tumbuh double digit. Ke depan diharapkan trennya masih positif untuk laba perbankan,” ungkap Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo di Jakarta, Jumat (29/11). 
Sedangkan terkait proyeksi pertumbuhan laba industri perbankan tahun depan, Slamet enggan menyebutkan. Pasalnya, perbankan baru akan menyampaikan rencana bisnis bank (RBB) tahun 2020 pada akhir November ini. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia periode September 2019 yang dipublikasi OJK, realisasi perolehan laba bersih tersebut dikontribusi oleh 110 bank umum. Jumlah bank tersebut menyusut dibandingkan September 2018 yang sebanyak 115 bank. Outstanding penyaluran kredit perbankan sampai September 2019 mencapai Rp 5.524,19 triliun atau tumbuh 7,89% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 5.120,09 triliun. 
Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 5.891,92 triliun atau tumbuh 7,46% dibandingkan September tahun lalu Rp 5.482,93 triliun. 
Sementara itu,
capital adequacy ratio (CAR) per September 2019 berada di level 23,28% atau naik dibandingkan September tahun lalu 22,91%. Return on asset (ROA) di level 2,48% atau turun dibandingkan September 2018 di level 2,50%. Net interest margin (NIM) menurun dari 5,14% pada September 2018 menjadi 4,90%. Loan to deposit ratio (LDR) cenderung sama yakni 94,34% per September 2019 dibandingkan periode sama tahun lalu 94,09%. Sedangkan beban operasional terhadap pendapatan  operasionl (BOPO) di level 80,50% atau naik dibandingkan September tahun lalu 79,13%. 
Data OJK juga menunjukkan, hingga September 2019 kelompok bank asing mencatatkan pertumbuhan
Kredit Melambat, NPL Naik 
Sementara itu, OJK mencatat, sampai dengan Oktober 2019 penyaluran kredit industri perbankan hanya tumbuh 6,53% (yoy). Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan kredit per September 2019 yang meningkat 7,89% (yoy). Edy mengakui, perlambatan kredit tersebut karena permintaan yang juga melambat. “Pertumbuhan kredit per Oktober itu masih ditopang oleh kredit investasi yang tetap tumbuh dua digit di level 11,2% (yoy). Sedangkan kredit sektoral yang turun itu adalah tambang dan konstruksi. Pertambangan dan penggalian kalau dibandingkan tahun sebelumnya turun Rp 5 triliun atau minus 4% (yoy) per Oktober,” jelas Edy. Dia mengungkapkan, supply chain sektor tersebut masih belum bangkit, dari harga yang naik dapat berpengaruh jika transportasi terganggu tidak bisa meningkatkan ekspor atau produksinya. Selain itu, sektor perantara keuangan mengalami penurunan penyaluran kredit dari Rp 24 triliun pada tahun lalu menjadi hanya Rp 22 triliun pada Oktober 2019. “Sektor yang tertekan masih tambang, kalau yang lain meningkat,” ungkap dia. Perlambatan kredit tersebut juga sejalan dengan kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/ NPL) industri perbankan pada September 2019 di posisi 2,66%, naik menjadi 2,73% per Oktober 2019. Menurut Edy, kenaikan NPL tersebut merupakan dampak dari industry pengolahan yang mengalami kredit macet di perbankan. Salah satunya disebabkan oleh Duniatex Grup yang menyumbang NPL di perbankan. “Di industri pengolahan itu kena dampak dari Duniatex, bukan hanya tekstil di hilirnya, tapi di hulunya juga kena,” terang Edy. Industri pengolahan mengalami kenaikan NPL dari posisi 2,52% per Desember 2018 menjadi 4,14% per Oktober 2019. Hal tersebut karena total utang Duniatex sebesar Rp 22 triliun kepada perbankan dan nonbank dan diperkirakan masih ada kemungkinan bertambah karena kreditur masih mendaftarkan tagihannya di Penundaan Kewajiban dan Pembayaran Utang (PKPU). Selain industri pengolahan, sektor perdagangan juga mengalami kenaikan di sisi NPL, tercatat NPL Desember 2018 berada di posisi 3,57%, sampai Oktober 2019 naik ke level 3,92%. Suku Bunga Kredit Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya meminta industri perbankan mempercepat penurunan suku bunga kreditnya, karena sudah dilonggarkan likuiditasnya dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) 100 basis poin (bps) dan pelonggaran rasio intermediasi makroprudensial (RIM) menjadi 84-94%. “Kredit tahun ini terbatas, tapi akan meningkat tahun 2020 dengan suku bunga kredit yang turun dan prospek ekonomi akan semakin baik. Kami ajak bank untuk menurunkan bunga kredit yang masih sedikit dibandingkan bunga simpanan,” jelas Perry di Jakarta, Kamis (28/11) malam. Perry juga mengungkapkan, dengan perbankan menurunkan suku bunga kredit. BI juga mendorong korporasi untuk meningkatkan produksi dan investasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi tahun depan. Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT
“Suku bunga kredit investasi itu ada pergerakan sedikit. Itu dipengaruhi customer by customer. Suku bunga sektor itu (turun) sekitar 25-50 basis poin. Tapi ada customer yang sudah rendah sekali, ada yang masih bisa (potensi turun) juga,” ujar dia. Menurut Michellina, penyesuaian suku bunga kredit memang butuh waktu lebih untuk merespons kebijakan dari BI tersebut. Namun, lain hal untuk dana pihak ketiga (DPK) yang dapat direspons lebih cepat. Meski begitu, perseroan terus berupaya bisa tetap atraktif dalam kompetitif. “Sebenarnya dari segi bunga acuan sekali pun naik, bunga kredit naiknya sedikit. Begitu juga kalau turun, sedikit juga turunnya,” kata Michellina. Di sisi lain, CFO Bank Danamon Moeljono Tjandra menyebutkan, tahun 2020 masih akan cukup menantang bagi industri perbankan. Kendati demikian, pihaknya memproyeksi akan bergerak lebih agresif. Apalagi, sambung dia, kehadiran MUFG Bank memungkinkan Bank Danamon lebih ekspansif dalam mengakses nasabah korporasi. Begitu juga penggabungan dengan Bank BNP. “Aksi-aksi korporasi sudah kami lalui, tinggal kita bertumbuh saja tahun depan,” kata dia. (c04) Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "September, Perbankan Cetak Laba Rp 117,59 Triliun"
Penulis: Nida Sahara/Thomas Harefa
Read more at: https://investor.id/finance/september-perbankan-cetak-laba-rp-11759-triliun

🍓
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan membagikan dividen interim tahun buku 2019. Emiten sektor keuangan ini akan membagikan dividen interim Rp 100 per saham.
"Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham tahunan BCA 11 April 2019 dan keputusan direksi tanggal 27 November 2019 serta persetujuan dewan komisaris, dengan ini diberitahukan kepada pemegang saham BBCA bahwa BCA akan melaksanakan pembagian dividen interim tunai sebesar Rp 100 per saham untuk tahun buku 2019, periode sampai September 2019," ungkap direksi BCA dalam pengumuman pembagian dividen interim, Jumat (29/11).
Jumlah dividen yang dibagi sebesar 11,78% dari laba per saham BBCA per September 2019 yang sebesar Rp 849 per saham. Dengan besaran dividend payout ratio tersebut, BBCA menebar total dividen interim Rp 2,46 triliun dari total laba bersih hingga kuartal ketiga yang mencapai Rp 20,92 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen interim BBCA:
  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 5 Desember 2019
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 6 Desember 2019
  • Cum dividen di pasar tunai: 9 Desember 2019
  • Ex dividen di pasar tunai: 10 Desember 2019
  • Recording date: 9 Desember 2019
  • Pembayaran dividen: 20 Desember 2019
Sementara yield dividen sebesar 0,32% dengan harga saham BBCA pada hari ini pukul 9.54 WIB di Rp 31.300 per saham.

JAKARTA okezone - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bakal membagikan dividen interim untuk tahun buku 2019. Besaran dividen yang akan dibagikan adalah sebesar Rp100 per saham.
"Diberitahukan kepada pemegang saham bahwa perseroan akan melaksanakan pembagian dividen interm tunai sebesar Rp100 per saham untuk tahun buku 2019 (periode 1 Januari-30 September 2019)," demikian terungkap dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (2/12/2019).
Baca Juga: 
Dividen ini akan diberikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 9 Desember 2019 pukul 16.15 WIB (record date).
Sementara itu, tanggal pembayaran dividen ini dijadwalkan akan dilakukan pada 20 Desember.
Pembayaran dividen interm tunai kepada pemegang saham akan dikenakan pemotongan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Baca Juga:
BCA sendiri membukukan kenaikan laba bersih sebanyak 13% menjadi Rp20,9 triliun pada akhir kuartal III-2019.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit BCA, pendapatan bunga bersih meningkat 12,2% menjadi Rp37,4 triliun. Di sisi lain, pendapatan operasional lainnya naik 19,3% menjadi Rp15 triliun.
🍊

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa (26/11) saham BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk) ditutup menghijau. Saat bursa menutup hari perdagangan, saham BBRI persis di harga penutupan Rp 4.150 per saham.
Saham BBRI termasuk salah satu dari tiga saham yang paling dijual oleh investor asing, kemarin. 
Sejalan dengan kelesuan IHSG, investor asing menghindar. Mereka membukukan penjualan bersih hingga senilai Rp 1,57 triliun di seluruh pasar.
Saham-saham yang dilego asing dan turut membebani IHSG adalah PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) Rp 332,9 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 268,5 miliar. dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 142,2 miliar.
Dibandingkan dengan penutupan Senin (25/11), harga saham BBRI naik 0,48% dari Rp 4.130. Saham BBRI dibuka di atas harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada harga Rp 4.150 per saham.
Mencatatkan harga tertinggi Rp 4.180 dan harga terendah Rp 4.100, kemarin saham BBRI ditutup naik Rp 20 per saham dalam sehari.
Pada saat penutupan, harga bid Rp 4.140 per saham. Di lain sisi, harga offer terendah di Rp 4.150 per saham.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, kemarin total nilai transaksi saham BBRI mencapai Rp 921,10 miliar, sedangkan volume saham yang ditransaksikan mencapai 2.220.769 lot.
Dengan earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 268, maka price to earning ratio (PER) saham ini 15,49 kali. Adapun price to book value-nya (PBV) 2,56 kali.
🍅

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank yang menjadi kreditur Duniatex mencatatkan peningkatan eksposur kredit. Total utang enam entitas Duniatex Group dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencapai Rp 22,36 triliun yang berasal dari 144 kreditur.
Perinciannya 58 kreditur separatis (dengan jaminan) dengan nilai tagihan Rp 21,72 triliun, ditambah 86 kreditur konkuren (tanpa jaminan) Rp 641,06 miliar. Nilai ini lebih besar dari laporan Debtwire pada 25 Juli 2019 lalu yang mengutip laporan keuangan pada kuartal I-2019 dengan total utang senilai Rp 18,61 triliun.
Kuasa Hukum PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Niaga Imran Nating menyatakan, pihaknya telah mendaftarkan tagihan dalam PKPU senilai Rp 367 miliar. Sementara dalam laporan Debtwire, eksposur kredit CIMB Niaga senilai Rp 136 miliar.
Terkait hal ini, Direktur Perbankan Bisnis Bank CIMB Niaga Rahardja Alhamzah enggan banyak berkomentar. Rahardja cuma menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat pencadangan yang cukup terhadap eksposur kreditnya ke Duniatex. “Yang jelas biaya provisi secara keseluruhan meningkat, seperti yang sudah dijelaskan tadi,” katanya usai paparan publik, Senin (18/11).
Berdasarkan paparan publik BNGA, beban provisi CIMB Niaga tercatat meningkat 6,8% (yoy), dari Rp 2,32 triliun pada September 2018 menjadi Rp 2,46 triliun pada September 2019.
Hal serupa juga terjadi di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dalam PKPU tercatat Bank Mandiri memiliki tagihan senilai Rp 2,2 triliun. Angka ini lebih besar ketimbang laporan Debtwire yang hanya Rp 1,50 triliun.
Direktur Manajamen Resiko Bank Mandiri Achmad Siddik Badruddin menyatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan biaya pencadangan dan provisi terhadap eksposur kreditnya.“Biaya provisi dibentuk secara gradual, sampai akhir tahun, atau Januari tahun depan setidaknya sekitar 60%-70% yang kai siapkan. Lebih dari cukup, karena kami juga punya agunan,” kata Siddik beberapa waktu lalu.
Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dilaporkan dalam riset Mirae Asset Sekuritas pada 21 Oktober 2019 lalu punya eksposur hingga Rp 500 miliar. Nilai ini juga meningkat dibandingkan yang diumumkan BNI pada Juli 2019 lalu senilai Rp 459 miliar.
Mirae Asset juga menyatakan bahwa bank berlogo angka 46 ini juga telah meningkatkan biaya provisi terhadap eksposurnya kepada Duniatex menjadi 26%. Peningkatan provisi ini seiring dengan meningkatkan status kredit Duniate Group yang kini berada di level kolektibilitas dua alias special mention loan.
Bank yang sebelumnya tak tercatat dalam laporan Debtwire juga ikut mendaftarkan tagihannya dalam PKPU Duniatex yaitu PT Bank International Nobu Tbk (NOBU). “Betul kami telah mendaftarkan tagihan senilai Rp 88 miliar dalam PKPU Duniatex,” kata Kuasa Hukum Bank Nobu Sarmauli Simangunsong dari Kantor Hukum Nindyo & Associates kepada Kontan.co.id.
Sementara sumber Kontan.co.id membisikkan, dalam PKPU, pemilik tagihan terbesar berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) alias Indonesian Eximbank yang mendaftarkan tagihan hingga Rp 3,1 triliun.
Nilai ini tak berbeda jauh dari pengumuman perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada Juli lalu yang menyatakan punya eksposur piutang Rp 3,04 triliun.
Kemudian ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan entitas anaknya yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS) yang disebut mendaftar total tagihan Rp 2,25 triliun. Dalam laporan Debtwire BRI sebelumnya tercatat punya eksposur Rp 1,3 triliun, dan BRI Syariah senilai Rp 179 miliar.
Protes Pemegang Obligasi
Selain perbankan, sejumlah pemegang obligasi yang diterbitkan entitas Duniatex yaitu PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) juga telah mendaftarkan tagihannya.
Marx Andriyan dari Kantor Hukum Marx & Co yang merupakan kuasa hukum dari delapan pemegang obligasi menyatakan telah mendaftarkan tagihan lebih dari Rp 1 triliun.
Sebagai informasi, DMDT menerbitkan obligasi global senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4,26 triliun dengan kupon 8,625% pada Maret lalu. September lalu, DMDT dalam pengumumannya di Bursa Singapura telah menyatakan tak mampu membayar bunga obligasinya.
Terkait proses PKPU, Marx bilang pihaknya telah meminta kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang agar pemungutan suara terkait persetujuan rencana restrukturisasi dilakukan masing-masing entitas Duniatex dalam PKPU alih-alih dilakukan serempak.
Asal tahu, dalam perkara PKPU ini ada enam entitas Duniatex yaitu DMDT, PT Delta Dunia Textile (DDT), PT Delta Merlin Sendang Textile (DMST), PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST), PT Dunia Setia Sandang Asli Textile (DSSAT), PT Perusahaan Dagang dan Perindustrian Damai alias Damaitex.

“Hubungan hukum kami hanya kepada DMDT, tidak kepada entitas Duniatex lainnya. Kalau voting dilakukan dijadikan satu atas enam debitur, maka keputusannya juga akan berlaku satu, padahal ini enam subjek hukum yang berbeda. itu bisa merugikan kami,” kata Marx.
🍇

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya akan menyuntik dana senilai Rp 700 miliar kepada PT Bank Royal Indonesia.

Sebagai anak usaha, Bank Royal nantinya akan difokuskan pada segmen perbankan digital. Selain itu, upaya penyuntikan BCA ke Bank Royal juga dilakukan agar perusahaan dapat menjadi bank buku II.

Akan tetapi, syarat modal inti bank buku II sendiri ialah Rp1 triliun. Adapun bank buku II merupakan bank yang memiliki modal inti sebesar Rp1-5 triliun.


"Yang jelas kita siapkan untuk jadi BUKU 2. Karena kalau digital harus BUKU 2, jadi kita akan siapkan untuk jadi bank buku 2," tuturnya di Jakarta, Rabu (6/11/2019).

Jahja menjelaskan, saat mengakuisisi penuh saham Bank Royal Indonesia modal intinya hanya Rp 300 miliar. Sebab itu, pihaknya memproyeksi dana yang akan disuntik di kisaran Rp700 miliar.

"Tapi kita harus tetap inject, jadi Rp 1 triliun itu modal dasarnya. Nanti kita tambah Rp 700 miliar," kata dia.

Adapun penyuntikan dana dari BCA kepada PT Bank Royal Indonesia kata dia akan dilakukan secara langsung.


"Langsung, nanti kita langsung suntikan," pungkasnya.
🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) telah merampungkan proses akuisisi PT Bank Royal Indonesia. Ini ditandai dengan ditandatanganinya akta akuisisi dari kedua pihak pada Kamis (31/11) lalu.
“Seluruh persyaratan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyelesaikan transaksi telah dipenuhi oleh para pihak, termasuk memperoleh persetujuan akuisisi dari OJK” tulis Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (4/11).
BCA sendiri telah memulai proses akuisisi sejak 16 April 2019 lalu dengan menyusun perjanjian jual beli saham bersyarat dengan pemegang saham Bank Royal.
Dalam perjanjian tersebut, bank swasta di tanah air tersebut perseroan bersama entitas anaknya yaitu PT BCA Finance bakal mengempit 2.8712.000 saham Bank Royal dengan nilai akuisisi Rp 988.046.957.182.
“Tujuan akuisisi untuk mendukung program arsitektur perbankan dan mengembangkan bisnis perseroan. Bank Royal akan menjadi entitas anak perseroan yang baru dimana perseroan dan Bank Royal akan mengembangkan sinergi bisnis untuk fokus di layanan perbankan atau segmen tertentu,” sambung Jahja.


Sebelumnya Jahja juga sempat menyatakan bahwa pascaakuisisi rampung Bank Royal bakal diarahkan menjadi bank digital. Targetnya Juni 2020, Bank Royal sudah dapat menggelar operasi digitalnya.

🍑
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober sebesar 0,02% secara bulanan. Sementara secara tahunan, inflasi Oktober tercatat sebesar 3,13%. Alhasil, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 2,22%.
Salah satu pendorong inflasi adalah kenaikan harga di kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,45%. Beberapa bahan makan yang mendorong inflasi seperti daging ayam ras, dan bawang merah.    
Di sisi lain, ada penurunan harga telur ayam ras dan penurunan harga cabai merah dan cabai rawit sehingga membuat kelompok bahan pangan mencatat deflasi. Hal ini menahan laju inflasi Oktober sehingga kenaikannya tidak terlalu tinggi.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan yang berpengaruh besar pada inflasi Oktober adalah inflasi inti. "Ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup kuat," katanya dalam konferensi pers Jumat (1/11).
BPS mencatat, inflasi inti pada Oktober tercatat sebesar 0,17% dengan inflasi inti secara tahunan sebesar 3,20%.
Untuk selanjutnya, Suhariyanto mengimbau agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan harga yang mungkin akan terjadi pada bulan Desember 2019 karena musim liburan Natal dan akhir tahun.
Namun dengan melihat perkembangan inflasi hingga Oktober 2019 dan pola-pola yang sebelumnya Suhariyanto optimistis target inflasi yang ditetapkan pemerintah sebesar 3,5% akan tercapai.

"Sampai Oktober, inflasi masih terkendali dan melihat pengalaman yang lalu-lalu target inflasi tahun ini akan tercapai," kata Suhariyanto.
🍈


Bisnis.com, JAKARTA - Laba PT Bank Maybank Indonesia Tbk. turun 26,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) per September 2019, menjadi Rp1,1 triliun. Sebelumnya, atau pada kuartal II/2019, laba bank juga tercatat turun lebih dari 20% dibandingkan dengan capaian tahun lalu. 
Head Corporatate Communication Maybank Indonesia Esti Nugraheni mengatakan bahwa selain itu laba perusahaan menurun karena adanya peningkatan provisi.
“Bank menempuh langkah konservatif dalam melakukan pencadangan kredit untuk beberapa portofolio pada segmen komersial dan korporat yang terdampak oleh melemahnya kinerja keuangan perusahaan,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (29/10/2019).
Bank meningkatkan provisi kerugian kredit (loan loss provision) sebesar 59,4% menjadi Rp1,6 triliun per September 2019.  Provisi ini terutama disebabkan oleh beberapa nasabah komersial dan korporat.
Bank terus menempuh langkah proaktif untuk mendukung nasabah dalam menghadapi tantangan dan menjaga postur risikonya guna menjaga kualitas aset.  Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) kotor Maybank sendiri turun tipis, dari 2,6% menjadi 2,7% per September 2019.
Sebelumnya Direktur Manajemen Risiko Maybank Indonesia Effendi menjelaskan bahwa beberapa debitur tengah mengalami kesulitan keuangan. Pasalnya ekspansi yang dilakukan pada tahun lalu tidak terserap sepenuhnya oleh pasar.
Kualitas kredit beberapa debitur pun memburuk. Perusahaan yang sebelumnya berstatus kolektibilitas dua tahun lalu atau special mention loan (SML) turun menjadi NPL pada kuartal kedua tahun ini.
Hal itu pun sempat berdampak pada naiknya NPL bank secara individu menjadi 3,22% per Juni 2019. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Juni 2018, 2,93%. Bank memperkirakan rasio NPL hingga akhir tahun bisa ditahan sekitar 3%.
Selain peningkatan cadangan, laba bersih bank juga tertekan oleh marjin bunga bersih yang turun 27 basis poin (bps) menjadi 5,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Merosotnya margin bunga bersih membuat pendapatan bunga bersih hanya meningkat tipis, atau 1,4% yoy menjadi Rp6,1 triliun. Namun profitabilitas bank disokong oleh pertumbuhan pendapatan non bunga sebesar23,2% yoy menjadi Rp1,9 triliun.
Akan tetapi marjin bunga bersih per September 2019 lebih tinggi 14 bps apabila dibandingkan dengan posisi Juni 2019, yakni 4,8%. Hal ini merupakan upaya berkelanjutan bank dalam meningkatkan imbal hasil kredit dan mengurangi biaya dana. 
Bank juga berhasil mengurangi kelebihan likuiditas dan biaya dana yang tinggi pada semester satu yang merupakan langkah aktif untuk memastikan likuiditas yang cukup dalam memitigasi semua risiko yang tidak terduga selama dan sesudah pemilu. 
Maybank pada kuartal ketiga tahun ini menjaga rentabilitas di tengah tekanan pencadangan dengan mengendalikan biaya overhead. Bank menjaga biaya tidak naik terlampau tinggi, atau 8,4% menjadi Rp4,9 triliun.

Biaya ini termasuk insentif yang dibayarkan untuk simpanan mudharabah yang tumbuh 107,8%.  “Di luar biaya insentif tersebut, biaya operasional relatif sama hanya meningkat 0,7% hingga September 2019,” kata Esti.
🍒

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mampu menyalip PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam mengumpulkan pundi-pundi laba pada kuartal III/2019. Padahal pada dua kuartal sebelumnya Bank Mandiri lebih unggul dibandingkan dengan BCA.
Bank Mandiri tercatat membukukan laba sebesar Rp20,3 triliun atau naik 11,9% secara tahunan, sementara laba BCA unggul sebesar Rp20,9 triliun atau naik 13% yoy per September 2019.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berpendapat pertumbuhan laba di tengah kondisi apapun adalah kelebihannya bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV,  khususnya BCA.
Ketika suku bunga naik atau pun turun, menurut Piter, bank besar tetap mendapatkan pertumbuhan keuntungan yang tinggi. Salah satunya karena komposisi pendanaan mereka didominasi CASA dengan cost of fund (COF) yang sangat rendah yang membuat margin mereka tinggi.
Namun, jika dibandingkan dengan BUKU IV lainnya, imbuhnya, BCA lebih diuntungkan karena perseroan merupakan pionir transactional banking, sehingga lebih kuat dari sisi pengelolaan beban biaya .
"Karakterisik BUKU IV relatif sama, diuntungkan oleh CoF yang rendah. Akan tetapi yang paling kuat dari sisi CoF ini adalah BCA karena BCA adalah pionir transactional banking. Oleh karena itu, tingkat keuntungan BCA selalu lebih tinggi," katanya kepada Bisnis, Senin (28/10/2019) malam.
Lebih lanjut, kata Piter, komposisi pendanaan dan CoF yang rendah membuat BUKU IV memiliki alternatif penempatan dan sumber return yang beragam.
"Mereka bisa menempatkan dana di kredit, menempatkan di SBN atau di instrumen moneter. Semuanya menawarkan return yang tinggi. Belum lagi dari fee based income," tuturnya.

Piter menambahkan, meskipun pertumbuhan kredit melambat bank-bank besar, khususnya BCA tetap mengalami pertumbuhan laba yang tinggi.
🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) masih mencatat kinerja yang solid di kuartal III 2019. Per kuartal III 2019, Bank BCA berhasil meraih laba konsolidasi senilai Rp 20,9 triliun alias tumbuh 13,0% secara year on year.

Laba yang dihasilkan berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 12,2% (yoy) menjadi Rp 37,4 triliun. Sementara pendapatan operasional lainnya naik 19,3% (yoy) menjadi Rp15,0 triliun yang didorong oleh peningkatan provisi & komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.

Baca Juga: Kemenkop UKM temukan 153 investasi bodong berkedok koperasi simpan pinjam

“BCA mencatat pertumbuhan kredit di berbagai segmen, serta membukukan peningkatan dana CASA. Kepercayaan nasabah pada layanan keuangan BCA telah mendukung pencapaian kinerja bisnis BCA yang berkelanjutan. Bank terus menciptakan inovasi-inovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang.” tutur Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam paparan publik, Senin (28/10) di Jakarta.

Sementara dari fungsi intermediasi, bank swasta terbesar di tanah air ini berhasil menyalurkan kredit Rp 585 triliun dengan pertumbuhan 10,9% (yoy). Pertumbuhan terutama didukung oleh segmen korporasi yang tersalurkan Rp 232 triliun dengan pertumbuhan 16,5% (yoy), serta segmen komersial dan UMKM senilai Rp 192,2 triliun dengan pertumbuhan 10,5% (yoy).

Sedangkan segmen konsumer tercatat melandai dengan penyaluran Rp 156,29 triliun yang tumbuh 4,1% (yoy). Pemberat utamanya adalah segmen konsumer tertutama berasal dari kredit kendaraan bermotor  (KKB) yang tumbuh negatif 2,0% (yoy) senilai Rp 47,82 triliun.

Sedangkan kredit pemilikan rumah (KPR) berhasil tumbuh 6,8% secara tahunan menjadi Rp 92,13 triliun.

Baca Juga: Rasio kredit macet mengempis, bank-bank yakin biaya kredit bakal turun

“KKB melambat karena pertumbuhan transportasi massal, dan daring. Sehingga permintaan mobil berkurang, bahkan untuk motor malah tercatat negatif,” lanjut Jahja.

Sedangkan dari aspek penghimpunan dana pihak ketiga, perseroan berhasil meraih pertumbuhan 10,4% (yoy) menjadi Rp 683,1 triliun. Dari nilai tersebut komposisi current account and saving account (CASA) BCA mencapai 512,9 triliun dengan pertumbuhan 7,6% (yoy). Sedangkan simpanan deposito tumbuh 19,7% (yoy) menjadi Rp 169,2 triliun.

Sementara sejumlah rasio keuangan perseroan juga masih mencatatkan kinerja yang solid. Per September 2019, Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 23,8%, sedangkan loan to deposit ratio (LDR) 80,6%, dan return of asset (RoA) sebesar 4,0%.



“Fokus dalam menjaga posisi likuiditas dan permodalan yang solid serta kualitas kredit yang sehat akan menopang kinerja bisnis BCA secara berkelanjutan. BCA tetap mengembangkan bisnis secara hati-hati, dengan mencermati kondisi lingkungan bisnis namun mengoptimalkan peluang- peluang yang ada,” papar Jahja.
🍉


Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit perbankan berjalan terseok pada paruh kedua tahun ini. Hingga Juli 2019, hanya ada tiga sektor lapangan usaha yang mencatatkan penguatan pertumbuhan permintaan kredit baru.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada 11 sektor yang berkontribusi sebesar 77,8% terhadap fungsi intermediasi perbankan. Sebanyak sembilan di antaranya merupakan lapangan usaha, sedangkan dua lainnya bersifat konsumsi.
Melambatnya pertumbuhan kredit baru secara signifikan di antaranya dialami oleh sektor perdagangan besar dan eceran, agrikultur, serta transportasi, pergudangan, dan komunikasi.
Pada saat yang sama pertambangan dan penggalian, yang sebelumnya disebut-sebut menjadi tumpuan, justru mencatat permintaaan kredit baru yang menurun. Per Juli 2019, kredit kepada sektor ini merosot 1,0% sepanjang periode berjalan (year-to-date/ytd).
Perbankan juga tampak kesulitan mencari kredit baru dari sektor konsumsi. Penyaluran pembiayaan untuk pemilikan rumah dan kendaraan bermotor tampak tidak bergairah.
Per Juli 2019, KPR tumbuh 5,3% ytd, lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2018 sebesar 6,7%. Kredit kendaraan bermotor (KKB) mencatat perlambatan yang lebih dalam, atau dari 9,6% ytd menjadi 0,4% ytd.
Sementara itu, dua di antara tiga sektor yang masih membukukan akselerasi pertumbuhan kredit baru adalah listrik, gas, dan air serta konstrusi. Namun keduanya hanya berkontribusi 8,9% terhadap total portofolio penyaluran dana bank kepada pihak ketiga, sehingga tidak cukup kuat memberikan stimulus positif terhadap fungsi intermediasi bank secara keseluruhan.
Adapun pada tahun ini setidaknya ada dua proyek besar terkait dengan pembangunan pembangkit listrik yang mendapatkan pembiayaan perbankan. Pada awal tahun Salim Group menerima kredit sindikasi dalam mata uang rupiah senilai Rp3,96 triliun dan dalam bentuk valas senilai US$140,6 juta melalui PT Tamaris Hidro dan anak perusahaan.
Kredit akan digunakan untuk refinancing dan pembiayaan konstruksi beberapa proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH), serta kebutuhan pengembangan usaha.

Kemudian pada Juli 2019 sejumlah bank pelat merah serta anak usaha menyalurkan kredit sindikasi senilai US$689,75 juta atau setara Rp9,8 triliun kepada PT Kerinci Merangin Hidro, milik keluarga Jusuf Kalla. Pembiayaan ini bertujuan untuk pembangunan PLTA dengan kapasitas sebesar 4 x 87,5 MW (megawatt) yang berlokasi di kerinci, Jambi
🍒

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. masih mempertimbangkan melakukan aksi korporasi, yakni pemecahan nilai nominal saham atau stock split.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan stock split tidak akan dilakukan tahun ini dan aksi perseroan tersebut masih belum dapat diputuskan dalam waktu dekat.
"Pertimbangan perlu atau tidaknya stocks split baru tahun depan, jadi belum tentu keputusan stock split skan dilakukan," katanya kepada Bisnis, Senin (14/10/2019).
Karena masih jadi wacana, imbuh Jahja, aksi korporasi ini pun mungkin belum akan dimasukkan ke rencana bisnis bank (RBB) pada tahun depan.
Di samping itu, Jahja menuturkan, harga saham perseroan masih dalam kondisi yang baik hingga saat ini. Selain itu, pengetatan likuiditas pun masih belum menjadi isu perseroan. Oleh karena itu, masih dibutuhkan banyak pertimbangan untuk melakukan stock split.
"Bukan mahal murahnya, likuiditas di pasar dan apakah harganya masih baik, terlalu banyak saham beredar juga bisa menyebabkan fluktuasi sehingga tidak terkendali, itu yang mungkin jarang diamati oleh pelaku pasar," jelas Jahja.
Adapun, nilai saham bank berkode emiten BCA tersebut berada di level Rp30.650 saat pembukaan perdagangan bursa dan menurun tipis menjadi Rp30.625 saat penutupan pada Senin (14/10). Meskipun begitu, nilai saham BBCA sempat naik hingga di level Rp31.000.
Jika ditelisik ke belakang, nilai saham tersebut meningkat 19,23% sejak Desember 2018 (year-to-date/ytd). Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, nilai saham BBCA meningkat 29,44%.
Sebagai gambaran, hingga paruh pertama tahun 2019, BBCA masih menempati posisi bank swasta dengan aset terbesar di Tanah Air. Perseroan mencatat pertumbuhan aset sebesar 9,9% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp791,73 triliun pada Juni 2018 menjadi Rp870,45 triliun pada Juni 2019.
BBCA pun masih mencatatkan kinerja yang positif menutup kuartal II/2019. Portofolio kredit perseroan tercatat meningkat 11,5% yoy menjadi Rp565,2 triliun pada kuartal II/2019.
Kredit segmen korporasi menjadi penopang pertumbuhan, tercatat meningkat 14,6% yoy menjadi Rp219,1 triliun. Sementara itu, kredit konsumer tercatat meningkat hanya 6,4% yoy menjadi Rp152 triliun.

Selain itu, perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih tumbuh 12,6% yoy, meningkat dari Rp11,4 triliun pada 2018 menjadi sebesar Rp12,9 triliun pada Juni 2019.
🍓

Liputan6.com, Jakarta - Bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asial Tbk (BCA) merombak susunan direksi atau kepengurusan. Suwignyo Budiman diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur. Posisi Suwignyo ini bersama Armand Wahyudi Hartono, putra bungsu pemilik PT Djarum yang juga menduduki posisi Wakil Presiden Direktur.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa, terhitung per 3 Oktober 2019, Direktur BCA Suwignyo Budiman naik menjadi Wakil Presiden Direktur.
Sebelumnya Suwignyo Budiman bertanggung jawab atas bisnis kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua), Individual Customer Business Development dan bisnis pengelolaan kekayaan (wealth management).
Selain kenaikan Suwignyo, Inawaty Handojo juga menjabat sebagai direktur BCA yang membawahi fungsi kepatuhan menggantikan Subur Tan.

Berikut ini struktur pengurus BCA yang telah efektif:


























































Dewan Komisaris
- Djohan Emir Setijoso sebagai Presiden Komisaris
- Tonny Kusnadi sebagai Komisaris
- Cyrillus Harinowo sebagai Komisaris Independen
- Raden Pardede sebagai Komisaris Independen
- Sumantri Slamet sebagai Komisaris Independen
Direksi
- Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur
- Armand Wahyudi Hartono sebagai Wakil Presiden Direktur
- Suwignyo Budiman sebagai Wakil Presiden Direktur
- Subur Tan sebagai Direktur
- Henry Koenaifi sebagai Direktur
- Erwan Yuris Ang sebagai Direktur Independen
- Rudy Susanto sebagai Direktur
- Inawaty Handojo sebagai Direktur merangkap direktur kepatuhan)
- Lianawaty Suwono sebagai Direktur
- Santoso sebagai Direktur
- Vera Eve Lim sebagai Direktur.
Reporter : Idris Rusadi Putra
Sumber : Merdeka.com
🍒


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) kini stabil bergerak di atas Rp 30.000 per saham. Hingga penutupan perdagangan Selasa (8/10), harga saham emiten bersandi BBCA itu berakhir di posisi Rp 30.500.
Saham BBCA menembus harga penutupan di level 30.000 terjadi sejak 9 Juli lalu. Bila dihitung sejak akhir tahun 2018, di posisi Rp 26.000 per saham, hingga penutupan pasar Selasa lalu, harga saham BBCA sudah meningkat sebanyak 17,31%.
Semakin tingginya harga saham BBCA, tentu berpotensi membatasi keinginan investor ritel yang ingin berinvestasi di saham tersebut.
Salah satu jalan keluarnya adalah memecah nilai nominal saham (stock split).
Menanggapi hal tersebut, Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencoba menyampaikan pandangannya.
Baca Juga: 

Kata Jahja, harga saham BBCA sampai saat ini masih bergerak atraktif, tidak bergerak stagnan. "Performance harga saham masih cukup positif," ujar Jahja, kepada KONTAN, Selasa (8/10).
🍑

JAKARTA okezone - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27% (month to month/mtm). IHK September dinilainya lebih terkendali dibandingkan bulan Agustus 2019 yang mencatat inflasi 0,12%.
Dengan demikian maka angka inflasi tahunan kalender Januari sampai September 2019 yakni 2,2%. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun adalah sebesar 3,39% (year on year/yoy).
 Baca juga: 
"Melihat angka tahunan ini kita bisa simpulkan inflasi pada bulan September 2019 masih terkendali. Kita berharap inflasi berikutnya tetap terkendali,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Dari 82 Kota di Indonesia, lanjutnya, terdapat 70 kota alami deflasi. Sedangkan 12 kota masih mengalami inflasi.
 Baca juga: 
“70 kota mengalami deflasi dan 12 kota mengalami inflasi,” ucapnya.

Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,15% mtm. Deflasi itu utamanya bersumber dari deflasi kelompok volatile food, sedangkan inflasi inti melambat dan inflasi kelompok administered prices tercatat stabil.
 Baca juga: 
"Kelompok volatile food mencatat deflasi seiring berlanjutnya koreksi harga sebagian besar komoditas pangan," ujar dia kepada Okezone.
Dia menyebutkan, harga komoitas pangan yang cenderung turun yakni cabai merah sebesar 26,4%, beras 0,1%, daging ayam 4,0%, bawang merah 18,2%, telur ayam 3,7%, cabai rawit 14,0%, bawang putih 5,9%, daging sapi 0,3%, dan gula pasir 0,6%.
Sementara itu, inflasi inti melambat dari 0,43% mtm pada bulan Agustus 2019 menjadi 0,28% mtm, atau 3,30% yoy pada September 2018.
Berikut inflasi 2019:
Januari 2019: Inflasi 0,32%
Februari 2019: Deflasi 0,08%
Maret 2019: Inflasi 0,11%
April 2019: Inflasi 0,44%
Mei 2019: Inflasi 0,68%
Juni 2019: Inflasi 0,55%
Juli 2019: Inflasi 0,31%
Agustus 2019: Inflasi 0,12%
September 2019: Deflasi 0,29%.
(rzy)
🍎

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit sindikasi perbankan di Tanah Air masih deras. Melansir data Bloomberg per Jumat (13/9) tiga bank plat merah masih menjadi bank penyalur kredit sindikasi terbesar. Jawara kredit sindikasi yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dengan total penyaluran kredit mencapai US$ 2,3 miliar. Bank berlogo 46 ini juga mewakili 14,24% dari total pangsa pasar kredit sindikasi dengan total perjanjian kredit sebanyak 20 peminjam.
Di posisi kedua, PT Bank Mandiri Tbk tercatat telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$ 2,09 miliar atau setara 12,92% pangsa pasar dari 22 debitur. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan total kredit yang diteken sebanyak US$ 1,5 miliar dengan total peminjam sebanyak 13.
Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (15/9) malam Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menuturkan sampai Agustus 2019 pihaknya telah ikut berpartisipasi dalam kurang lebih 18 deal sindikasi. Pembiayaan tersebut terbagi dari debitur dalam negeri maupun luar negeri. 
"Umumnya Bank Mandiri selalu menjadi Mandated Lead Arranger (MLA) dalam proyek sindikasi yang kami ikuti," ujar Rohan. 
Lebih lanjut, bank berlogo pita emas ini menambahkan secara tahunan atau year on year (yoy) kredit sindikasi Bank Mandiri baru tumbuh tipis sebesar 6% per Agustus 2019.
Pertumbuhan yang relatif tipis ini menurut Rohan dikarenakan tren perlambatan di pasar kredit sindikasi, terutama di awal tahun 2019. 
Adapun, berdasarkan sektor kreditnya menurut catatan Bank Mandiri mayoritas masih berasal dari sektor jalan tol dan pembangunan infrastruktur energi. "Kami menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai fokus dari Bank Mandiri untuk saat ini," sambungnya.
Di sisi lain, BNI terpantau cukup aktif dalam menyalurkan kredit sindikasi. Yang terbaru, akhir pekan lalu (13/9) BNI baru saja meneken kerjasama kredit dengan Bank Shinhan Indonesia (Shinhan Bank) untuk pembiayaan kredit sindikasi PT J Resources Nusantara (JRN) sebesar total US$ 231 juta. Adapun, PT J Resources Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT J Resources Asia Pasifik Tbk. 
Fasilitas kredit sindikasi tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan tambang yang dioperasikan JRN dan anak perusahaannya. Dalam pembiayaan tersebut, BNI berperan sebagai Mandated Lead Arrangers dan Bookrunners (MLAB).
Pemimpin Unit Bisnis Sindikasi BNI Rommel TP Sitompul menuturkan dalam kesepakatan perjanjian kredit sindikasi ini menjadikan BNI sebagai agen fasilitas, agen escrow, dan agen jaminan yang sebelumnya telah dilaksanakan pada 12 April 2019. Bank Shinhan Indonesia kini masuk sebagai kreditur partisipan dalam pembiayaan secara sindikasi ini . 
“Usai penandatanganan dokumen kerjasama pembiayaan ini maka secara resmi telah dilaksanakan pengalihan sebagian porsi kredit sindikasi BNI pada Bank Shinhan Indonesia,” ujar Romme dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (13/9) malam.
Hingga akhir tahun 2019 ini BNI menarget dapat melakukan closing kredit sindikasi sebesar Rp 79 triliun dengan pipeline partisipasi BNI sekitar Rp 27 triliun. "Closing sindikasi yang diharapkan semester II terdiri dari proyek smelter senilai Rp 7 triliun, pembangkit listrik Rp 48 triliun, infrastruktur tol Rp 21,4 triliun dan industri manufaktur Rp 2,38 triliun," ungkap Rommel.
Sebagai tambahan, walau bank plat merah masih menduduki posisi teratas sebagai bank penyalur sindikasi, beberapa bank swasta terpantau masih cukup aktif dalam berpartisipasi dalam kredit sindikasi. 
PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya sudah mencatatkan total kredit sindikasi sebesar US$ 1,15 miliar dengan total kesepakatan sebanyak 11 peminjam. Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berada di urutan bank penyalur kredit sindikasi urutan 5 besar dengan total penyaluran kredit sindikasi US$ 920,93 juta menurut data Bloomberg.
Adapun, data Bloomberg terakhir mencatatkan total kredit sindikasi kini sudah mencapai US$ 16,21 miliar hingga mendekati penghujung kuartal III 2019.

🍊
JAKARTA okezone- Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-2 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points (bps). Dengan demikian, suku bunga acuan BI menjadi berada di level 5,50% dari level 5,75%.
 Baca Juga: 
Ini menjadi bulan kedua Bank Sentral menurunkan suku bunga acuannya, setelah sepanjang paruh pertama tahun 2019 memutuskan menahan suku bunga acuan. Adapun kini suku bunga Deposit Facility (DF) menjadi di level 4,75% dan Lending Facility (LF) pada level 6,25%.
"Dengan mempertimbangkan ekonomi global maupun domestik, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
 Baca Juga: 
Dia menyatakan, BI terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan. Penurunan ini, menurutnya, sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik.
"Serta sebagai langkah pre emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi ke depan di tengah perlambatan ekonomi global,"kata dia.
Sebelumnya, langkah Bank Sentral menurunkan suku bunga acuan ini tak sesuai dengan perkiraan sejumlah ekonom. Diantaranya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, BI akan menahan suku bunga acuannya karena didorong meningkatnya ketidakpastian ekonomi global.

Menurutnya, eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China mengurangi sentimen risiko dan menekan Rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini. Dengan pertimbangan kondisi global, menurutnya, BI akan mengoptimalkan instrumen kebijakan lainnya ketimbang suku bunga, seperti kebijakan makroprudensial, kebijakan operasi pasar terbuka.
"Sambil menunggu waktu yang tepat untuk menurunkan tingkat suku bunga kebijakan," katanya kepada Okezone.
(dni)
🍑

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah tengah bank menghadapi pengetatan likuiditas. Sementara disisi lain, bank juga didorong menurunkan suku bunga baik pinjaman maupun dana pasca Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuannya. Lalu bagaimana strategi bank untuk menjaga likuiditas dan tetap bisa menjaga perolehan laba hingga ujung tahun?
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) salah satu yang menghadapi likuiditas yang kian mengetat yang ditandai dengan rasio loan to deposit ratio (LDR) menyentuh level 96%. Untuk menjaga likuiditas, bank swasta terbesar di Tanah Air ini lebih memilih sedikit mengerem penyaluran kredit.
"Dengan ketatnya likuditas ini maka strategi kami harus memproteksi diri sendiri. Kami berharap agar pemintaan kredit tidak terlalu banyak. Sebab kalau kredit digenjot malah bahaya, bisa terjadi perang di sisi funding," kata Santoso Liem, Direktur BCA pada KONTAN, Sabtu (17/8).
Sejalan dengan penurunan bunga acuan, BCA sebetulnya sudah mulai melakukan penyesuaian dengan memangkas bunga kredit terutama di sektor konsumer. Biasanya penurunan itu akan mendorong pertumbuhan permintaan kredit. Itulah sebabnya, BCA memilih mengerem.
Begitu pula dengan bunga deposito, BCA tetap melakukan penyesuaian. BCA sudah memnurunkan sekitar 25 basis poin-50 basis poin mengikuti kebijakan BI. Namun, perkiraan Santoso, bunga dana ini tidak akan turun banyak hingga akhir tahun dengan kondisi likiditas yang ketat tadi.

Di samping mengerem kredit, BCA juga akan mengoptimalkan penghimpunan dana murah atau current account saving account (CASA) sebagai strategi menjaga likuiditas. Sementara untuk menjaga perolehan laba di tengah rencana penyaluran kredit yang tak terlampau agresif, BCA bakal lebih fokus mengoptimalkan perolehan pendapatan non bunga atau fee based income (FBI).
🍉

JAKARTA sindonews - PT

Sementara itu, kredit perbankan global juga membukukan pertumbuhan yang kuat sebesar 25,6% menjadi Rp37,8 triliun dari Rp30,1 triliun. Capaian itu terutama didukung kredit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi papan atas untuk pembiayaan infrastruktur dan investasi. 

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, kredit Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Mikro, Usaha Kecil & Menengah (UKM) dan Business Banking tumbuh 1,6% menjadi Rp54,6 triliun, sedangkan kredit CFS Ritel tercatat sebesar Rp43,0 triliun per Juni 2019. 



"Bank mengelola turunnya eksposur dari commercial accounts yang menyebabkan peningkatan Non-Performing Loans (NPL) dan telah secara aktif melakukan restrukturisasi," kata Taswin di Jakarta, Senin (29/7/2019).

Perseroan juga menjaga posisi

Rasio Loan-to-Deposit (

"Angka ini jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%," ungkap dia. 

Pendapatan operasional

Pertumbuhan pendapatan operasional terutama didukung peningkatan

Sementara itu,


Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan

Taswin menambahkan, perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 14,1% menjadi Rp1,2 triliun pada Juni 2019 dibandingkan Rp1 triliun pada Juni 2018. 

Peningkatan ini didukung oleh fee global market, bancassurance, administrasi kredit, pemulihan kredit dan layanan lain yang disediakan bank.
(ind)
🍓

JAKARTA, investor.id - Tingkat likuditas dana yang kuat akan menjadi faktor penopang pertumbuhan kinerja keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) hingga akhir tahun. Sedangkan realisasi kinerja keuangan perseoran hingga semester I-2019 telah sesuai dengan harapan sejumlah analis.
Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengatakan, realisasi kinerja keuangan BCA bertumbuh sesuai harapan. Hal ini didukung atas pertumbuhan kredit yang solid, peningkatan margin bunga bersih (net interest margin/NIM), dan berlanjutnya kenaikan pendapatan di luar bunga.
Hanya saja, ungkap dia, biaya kredit perseroan menunjukkan peningkatan di luar ekspektasi, walaupun kenaikannya tersebut masih terkeola dengan baik.
“Kami yakin bahwa BCA mampu untuk mempertahankan likuiditas yang baik hingga semester II tahun ini atau sama dengan realisasi tahun lalu. Dengan demikian, perseroan akan mendapatkan manfaat lebih besar pada paruh kedua tahun ini,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Pihaknya juga meyakini bahwa pertumbuhan kredit bisa dipertahankan di atas level dua digit, yaitu sekitar 11-13% hingga akhir 2019. Begitu juga dengan NIM perseroan diharapkan cenderung naik pada semester II tahun ini. Tren peningkatan telah terlihat dari kuartal I-2019 ke kuartal II-2019 dengan pertumbuhan sekitar 5 basis poin.
Dia menjelaskan, faktor pegerek NIM datang dari penurunan biaya pendanaan. Sebagaimana diketahui perseroan telah memangkas bunga deposito berjangka sekitar 25 basis poin per 1 Juli 2019. Kuatnya likuditas pendanaan perseroan juga memperkuat peluang untuk menaikkan NIM pada paruh kedua tahun ini.
Faktor tersebut mendorong Mirae Asset Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham BBCA dengan target harga Rp 34.500. Target tersebut mempertimbangkan likuiditas dana perseroan masih kuat, memiliki cabang yang kuat, dan tren pertumbuhan sektor perbankan pada paruh kedua tahun ini. Target harga ini juga merefleksikan PB tahun ini sekitar 4,5 kali.
Baca selengkapnya di https://subscribe.investor.id/

Sumber : Investor Daily
🍓

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. mencatat pertumbuhan laba bersih meningkat 12,6% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp11,4 triliun pada 2018 menjadi Rp12,9 triliun pada Juni 2019.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba yang positif tersebut ditopang oleh kinerja operasional yang solid.
Pendapatan operasional bank yang terdiri dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dan pendapatan operasional lainnya meningkat 16,1% menjadi Rp34,2 triliun pada semester I/2019.
Khususnya pendapatan bersih meningkat 13,1% yoy menjadi Rp24,6 triliun. Sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 24,5% yoy menjadi Rp9,6 triliun hingga semster I/2019.
"BCA melihat adanya pemulihan kredit investasi sejak tahun 2018 dan terus berlanjut pada semester pertama 2019. Hal ini merupakan indikator positif bagi iklim usaha dan ekonomi dalam jangka panjang sehingga BCA mencatat pertumbuhan yang positif pada berbagai segmen kredit," katanya, Rabu (24/7/2019).
Jahja melanjutkan, perseroan juga menjaga rasio keuangan yang solid. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat pada level 23,6%.
Selain itu, likuiditas perseroan tercatat cukup longgar pada semester I/2019 ini. Rasio kredit terhadap DPK tercatat pada level 79,0%.
Dengan laju DPK yang cukup kencang pada semester I/2019, perseroan mengharapkan laju penyaluran kredit bisa meningkat pada semester II nantinya.
Perseroan mencatatkan portofolio kredit meningkat 11,5% yoy menjadi Rp565,2 triliun pada paruh pertama tahun 2019.
Jahja mengutarakan, kredit korporasi tumbuh paling kencang, meningkat 14,6% yoy menjadi Rp219,1 triliun. Selain itu, kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) meningkat 12,5% yoy menjadi Rp189,2 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer tercatat meningkat hanya 6,4% yoy menjadi Rp152,0 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, kredit beragun properti tercatat tumbuh lebih kencang, meningkat 11,2% yoy menjadi Rp90,7 triliun.
Sedangkan kredit kendaraan bermotor tercatat turun 1,5% yoy menajdi Rp48,2 triliun, dipengaruhi oleh penurunan pembiayaan kendaraan roda dua.
Di samping itu, perseroan berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di level 1,4% hingga juni 2019. Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah berada pada level 183,7%.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BCA berhasil menghimpun dana sebesar Rp673,9 triliun atau naik 8,6% yoy.
Jahja memaparkan, CASA tetap menjadi penopang dana pihak ketiga BCA dan berkontribusi sebesar 75,7% dari total DPK.
BCA mencatat pertumbuhan dana giro dan tabungan sebesar 5,9% yoy menjadi Rp510,4 triliun. Jahja mengatakan, hal tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah transaksi khususnya pada e-channels.

Sementara, dana deposito perseroan tercatat meningkat signifikan, tumbuh 18,1% yoy menjadi Rp163,5 triliun.
🍒


JAKARTA okezone- Perusahaan tekstil Duniatex Group tengah menjadi pembicaraan hangat saat ini, setelah terdapat kabar potensi gagal bayar (default) oleh anak usahanya, PT Delta Merlin Dunia Textile yang baru saja menerbitkan obligasi senilai USD300 juta.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, apa yang terjadi dengan Duniatex tak berarti mencerminkan kondisi industri tekstil secara keseluruhan. Sebab, beberapa perusahaan tekstil lainnya bahkan mendapatkan peluang pesanan baru dari Amerika Serikat.
Baca Juga:
Hal ini imbas dari impor tekstil China yang terhambat ke Negeri Paman Sam lantaran adanya perang dagang antar kedua negara tersebut.
"Kalau bicara tekstil, saya dapat informasi pengusaha tekstil yang mengatakan, kalau mereka bisa mendapatkan new order dari Amerika Serikat sebagai substitusi karena enggak bisa impor dari China," ujar Jahja dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Baca Juga: 
Memang untuk bisnis spinning atau pemintalan, lanjut Jahja, terjadi masalah karena harga bahan pokok kapas yang beberapa waktu belakangan mengalami penurunan, setelah sebelumnya mencapai harga tertingginya.
Kondisi ini membuat beberapa pengusaha berspekulasi dan memasok kebutuhan bahan pokok kapas secara besar-besaran. Di mana pada akhirnya malah membuat ongkos produksi mereka jadi melonjak.

"Seperti kurs atau emas, ketika (harga kapas) mulai turun ada yang spekulasi, takutnya harga naik lagi. Mereka beli banyak buat inventory, ternyata malah turun terus harga, jadi margin mereka terus tergerus, karena bagaimana pun harga jual produk mengikuti pasar," jelas dia.
Meskipun demikian, Jahja mengaku, kondisi tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap seleksi penyaluran kredit BCA. Sebab, pada dasarnya BCA cenderung berhati-hati dan konservatif dalam memilih debitur.
"Kita berhati-hati dalam pengajuan, khususnya industri tertentu, kalau ada potensi masalah, ada syarat tambahan, seperti cashflow perusahaan yang harus terjaga," ujarnya.
Dia menekankan, meski berhati-hati menyalurkan kredit namun khusus untuk industri tekstil sendiri tak ada pengecualian. Dia meyakini, memang masih banyak perusahaan tekstil yang terus berkembang baik bisnisnya.
"(Industri tekstil) Tidak kita blacklist dari daftar penyaluran kredit. Tidak ada industri yang kita blacklist," katanya.
(fbn)
🍎

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (19/7/2019), bersama dengan nilai tukar rupiah.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,49 persen atau 31,59 poin ke level 6.434,88 pada pukul 09.05 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (18/7), IHSG berhasil rebound dan berakhir naik 0,14 persen atau 8,68 poin di level 6.403,29. Penguatan indeks mulai berlanjut pagi ini dengan dibuka naik 0,22 persen atau 14,15 poin di level 6.417,44.
Seluruh sembilan sektor bergerak positif pagi ini, dipimpin sektor properti (+0,80 persen), tambang (+0,71 persen), dan barang konsumsi (+0,49 persen).
Dikutip riset dari laman resminya, tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi penguatan IHSG pada perdagangan hari ini di tengah optimisme pasar akan dimulainya kembali era suku bunga rendah pada pasar global.
Pada perdagangan Kamis (18/7/2019), bursa AS menguat setelah pemimpin Federal Reserve Bank of New York mengindikasikan bahwa The Fed butuh bertindak lebih cepat terkait penurunan suku bunga.
Hal ini direspons pasar sebagai meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Juli. Indeks S&P 500 pun naik 0,36 persen, Nasdaq naik 0,27 persen, sedangkan Dow Jones cenderung flat 0.01 persen.
Bank Sentral Indonesia, Korea Selatan, dan Afrika Selatan masing-masing telah mengambil langkah terlebih dulu dalam hal penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Pada Kamis (18/7), Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan menurunkan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen, setelah 8 bulan mempertahankan level 6 persen.
Sejalan dengan IHSG, nilai tukar rupiah pun lanjut menguat 47 poin atau 0,34 persen ke level Rp13.913 per dolar AS, setelah rebound dan berakhir terapresiasi 23 poin atau 0,16 persen di posisi 13.960 pada Kamis (18/7).
Sementara itu, indeks Bisnis-27 berhasil bangkit dari koreksinya dan menguat 0,54 persen atau 3,03 poin ke level 567,87 pukul 09.05 WIB, setelah ditutup turun tipis 0,05 persen atau 0,25 poin di posisi 564,84 pada Kamis (18/7), penurunan hari ketiga berturut-turut.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga menguat pagi ini, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menanjak 1,69 persen dan 1,55 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,99 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 0,79 persen dan 0,96 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1,13 persen pukul 09.05 WIB.
🍓


Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah bank masih mengalami perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) pada periode Januari – Mei 2019. Kendati begitu, beberapa bank masih mampu tetap mempertahankan kinerja penyaluran KMK yang baik.
Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit untuk modal kerja per Mei 2019 sebesar 10,8% (secara year on year) lebih rendah dibandingkan dengan April yang mencapai 11,1% (YoY). Sepanjang tahun ini, segmen KMK memang menunjukkan perlambatan melanjutkan kondisi pada kuartal IV tahun sebelumnya.
Sebagai gambaran, sejak Mei 2017, pertumbuhan kredit KMK berfluktuasi di level 7% - 8% dan baru mencapai dua digit pada Mei 2018 di kisaran 10,4%. Lalu, pada semester II/2018, pertumbuhannya terekskalasi dengan puncaknya sebesar 14,2% pada Oktober 2018.
Kondisi perlambatan pertumbuhan KMK tersebut dialami oleh beberapa bank. Salah satu di antaranya yakni PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. yang berkode saham BJTM.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengatakan realisasi pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi di perseroan masih belum maksimal karena masih banyak fasilitas kredit yang belum ditaik (undisbursed loan).
“Banyaknya fasilitas modal kerja yang belum ditarik karena tender masih proses kualifikasi dan pencairan fasilitas investasi yang mensyaratkan minimal progress pembangunan fisik secara bertahap, di samping persyaratan legal dan koordinasi pihak terkait yang lain, menyebabkan pertumbuhan kredit modal kerja dan investasi cenderung rendah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (2/7/2019).
Ferdian mengungkapkan, realisasi kredit investasi dan kredit modal kerja pada April 2019 hanya tumbuh tipis dibandingkan bulan sebelumnya, yakni masing-masing sebesar 1,33% dan 3,35% secara month to month.
KMK dan KI mengambil porsi 35% dari total kredit BJTM dan 65% sisanya atau mayoritas kredit perseroan adalah dari segmen konsumer.
“Proyeksi kredit modal kerja dan investasi secara keseluruhan tumbuh sebesar 8,49% [per akhir semester I/2019],” ujarnya.
Adapun, total kredit yang disalurkan BJTM hingga Mei 2019 mencapai Rp34,76 triliun, tumbuh 8,16% (YoY). Pertumbuhan tersebut dimotori oleh kredit komersial dan small medium enterprises (SME) serta konsumer masing-masing tumbuh 17,79%, 11,72% dan 4,22%.
Kondisi berbeda ditunjukkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Bank pelat merah berkode saham BBNI itu menyatakan laju pertumbuhan kredit modal kerja pada awal tahun masih cukup kencang.
“Penyaluran KMK BNI per Mei 2019 tumbuh sebesar kurang lebih 40% dari periode yang sama tahun lalu (YoY),” kata Direktur Bisnis Korporasi Bank BNI Putrama Wahju Setyawan.
Putrama menjelaskan, sektor ekonomi yang mendorong pertumbuhan kredit modal kerja di perseroan antara lain perdagangan, industri, pertanian dan pertambangan.
Hingga akhir tahun 2019, Bank BNI memproyeksikan penyaluran KMK tumbuh di kisaran 7,5% hingga 10%.
Untuk mendorong target KMK tersebut, perseroan akan tetap berekspansi pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi seperti sektor perdagangan dan industry. “Caranya antara lain lewat skema supply chain financing ke mitra nasabah korporat,” paparnya.
Dihubungi terpisah, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengatakan realisasi penyaluran kredit perseroan per Mei 2019 juga masih mampu tumbuh dua digit yakni di level 14% (YoY).
“Penopangnya yakni oleh kredit produktif baik segmen korporasi, komersial dan SME,” kata Corporate Secretary Bank BCA Jan Hendra.
Bank swasta dengan aset terbesar di Indonesia tersebut membidik total pertumbuhan kredit secara sebesar 8% - 10% sepanjang 2019 dengan bertumpu pada pertumbuhan kredit produktif pada semua segmen yang ada.
Kendati begitu, ekspansi kredit dan pembiayaan akan dilakukan dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.
“Namun, kami tetap memperhatikan pertumbuhan dengan kualitas kredit yang terjaga,” tambahnya.
🍐

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berikut merupakan beberapa rekomendasi berbagai analis terhadap empat saham sektor perbankan Tanah Air, hingga akhir 2019.
1. PT Bank Central Asia (BBCA)
BBCA (anggota indeks Kompas100) berencana untuk membeli 2,8 juta saham atau setara 99,99% modal disetor milik PT Bank Royal. Sementara sisa satu saham atau setara 0,01% akan dikempit entitas anaknya yakni PT BCA Finance. Rencana akuisisi Bank Royal juga sudah mendapat restu dari para pemegang saham, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar BCA pada Kamis (20/6).


Rekomendasi:
Henry Wibowo, RHB Sekuritas: Neutral, Rp 28.400
Franky Rivan, Kresna Sekuritas:  Buy, Rp 30.850
Melissa Kuang, Goldman Sachs: Neutral, Rp 30.700
Mulya Chandra, Morgan Stanley: Overweight, Rp 31.680
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
BBRI (anggota indeks Kompas100) akan membeli 90% saham PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur (BRINS) dengan nilai mencapai Rp 1,04 triliun. BBRI membeli saham perusahaan ini dari Dana Pensiun (Dapen) BRI, di mana ini termasuk transaksi afiliasi, mengingat BRI merupakan pendiri Dapen.
Adapun pemilihan BRINS sebagai calon investee, karena BRINS memiliki pertumbuhan dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata asuransi umum dan perbankan.
Rekomendasi:
Henry Wibowo, RHB Sekuritas: Buy, Rp 5.000
Franky Rivan, Kresna Sekuritas: Hold, Rp 4.010
Suria Dharma, Samuel Sekuritas: Hold, Rp 4.450
Willy Suwanto, BCA Sekuritas: Buy, Rp 4.900
3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
BBNI (anggota indeks Kompas100) mendapatkan kenaikan rating kredit dari lembaga pemeringkat Standard and Poor (S&P) dari level BB+ menjadi BBB- dengan prospek stabil. Perbaikan peringkat utang tersebut, lantaran bisnis waralaba BBNI yang dianggap kuat di pasar domestik. Selain itu, kuatnya penyangga modal yang didukung dengan profitabilitas yang sehat.
Rekomendasi:
Henry Wibowo, RHB Sekuritas: Buy, Rp 11.500
Franky Rivan, Kresna Sekuritas: Hold, Rp 8.900
Raphon Prima, UOB Kay Hian: Buy, Rp 10.600
Prasetya Gunadi, BCA Sekuritas: Buy, Rp 11.000
4. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
BNGA (anggota indeks Kompas100) menggunakan 20% laba bersihnya sebagai dividen tunai, dengan begitu tahun ini BNGA berhasil membagikan total dividen kepada pemegang saham sebanyak Rp 696,5 miliar. Tahun lalu, BNGA membukukan laba bersih Rp 3,5 triliun atau tumbuh 16,9% (yoy) dari capaian 2017.

Rekomendasi:
Alvin Baramuli, RHB Sekuritas: Buy, Rp 1.550
Willy Suwanto, BCA Sekuritas: Buy, Rp 1.230
Nurulita Harwaningrum, MNC Sekuritas: Buy, Rp 1.375.
🍉

Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan Bank Indonesia akan melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini. 

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi, BI akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. 


Namun, lanjut dia, kebijakan suku bunga oleh otoritas moneter Indonesia itu akan mempertimbangkan arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve. 


"Prediksinya suku bunga acuan akan turun 25 basis poin sebagai langkah follow the curves-nya The Fed," kata Bhima, kepada CNBC Indonesia, Sabtu (15/6/2019). 



Menurut dia, dengan menurunkan suku bunga hal ini akan berdampak positif bagi perbankan memberikan bunga kredit yang lebih rendah. Selain itu, tekanan dari dunia usaha juga kian mencuat agar BI mulai merelaksasi kebijakan suku bunga. 

"Selama setahun terakhir ini BI sudah pro stabilitas dengan menaikkan bunga acuan, sekarang saatnya pro sektor riil," kata Bhima melanjutkan. 

Meski ada risiko capital inflow yang membayangi dengan diturunkannya suku bunga acuan, ia menyebut, kenaikan rating utang oleh Standard & Poor's dapat mengompensasinya. Investor akan tetap percaya untuk berinvestasi di Indonesia. 



Ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) tengah dinantikan pelaku pasar. Termasuk pelaku pasar keuangan di Indonesia. 


Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja menilai jika The Fed menurunkan suku bunga acuan dan diikuti oleh BI maka perlu diperhatikan kondisi likuiditas di dalam negeri. 

"Kita lihat Fed saja, kalau Fed memang akan turunkan bunga saya kira pressure terhadap bunga, dari segi suku bunga acuan (khsusnya) dari luar negeri, saya rasa tidak ada ya. Tapi kita lihat likudiitas dalam negeri saja kecukupannya," ungkap Jahja di Jakarta, Rabu (12/6/2019). 

🍇
MI: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali dinobatkan oleh Majalah Forbes sebagai Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia.
Hal ini terungkap dalam daftar Global 2000 The World’s Largest Companies yang dirilis pada 15 Mei 2019 lalu.
Dalam daftar tersebut, Bank BRI menempati peringkat ke 363 dari 2000 perusahaan publik terbaik di dunia. Peringkat tersebut merupakan peringkat tertinggi dari sebuah perusahaan di Indonesia yang masuk dalam daftar.
Hal itu juga mempertegas posisi Bank BRI yang memperoleh penghargaan tersebut sejak tahun 2015 atau lima tahun berturut turut.
Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto menyebutkan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja Bank BRI di sepanjang tahun 2018.
“Pengakuan ini menunjukkan bahwa keberadaan dan kinerja BRI semakin diakui dan diperhitungkan di kancah internasional,” kata Bambang Tribaroto dalam keterang tertulisnya.
Global 2000 : The World’s Largest Companies merupakan ajang pemeringkatan tahunan yang dilaksanakan sejak tahun 2003 oleh Forbes kepada perusahaan yang melantai di bursa saham (listed) di seluruh dunia. Pemeringkatan dilakukan berdasarkan empat komponen utama penilaian, yaitu penjualan, keuntungan, aset dan market value.
BRI meraih laba bersih Rp32,4 triliun pada tahun lalu. Bank yang memiliki fokus pada UMKM itu meraih pendapatan bunga bersih Rp78,6 triliun.
Pada kuartal I-2019, BRI mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 8,2 triliun atau tumbuh 10,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total aset perseroan tercatat Rp 1.279,86 triliun tumbuh 14,35%.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan perolehan laba bersih ini karena didorong penyaluran kredit yang mencapai Rp 855,47 triliun atau tumbuh 12,91% dibanding kuartal I-2018 Rp 757,68 triliun. (A-3)
🍅

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fokus menjaga rasio pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) agar tidak turun, analis proyeksikan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100 ini) masih menarik untuk dibeli.
Di kuartal I 2019 terjadi penurunan NIM pada industri perbankan, tetapi BBCA berhasil catatkan pertumbuhan NIM jadi sebesar 6,1%.

Lee Young Jun, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan, BBCA akan menjaga NIM tetap stabil di sepanjang tahun ini seiring dengan strategi BBCA yang cenderung menahan penyaluran kredit meski peminatnya banyak.
"Di tahun lalu kami mengekspektasikan NIM BBCA tumbuh dan ini sudah terjadi di kinerja kuartal I 2019, sedangkan untuk kuartal II dan III saya perkirakan NIM bergerak cenderung flat, ada pertumbuhan tapi tidak banyak," kata Young Jun, Rabu (8/5).
Lebih lanjut, Young Jun menjelaskan BBCA akan sedikit menahan pertumbuhan kredit karena ingin menjaga rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau loan to deposit ratio (LDR) di di bawah 85%. Di kuartal I 2019, BBCA berhasil menjaga LDR di level 81%.
"Jika pertumbuhan kredit terlalu cepat, maka BBCA harus menaikkan jumlah DPK dan suku bunga deposito yang ujungnya membuat likuiditas semakin ketat dan NIM menurun, jadi karena BBCA ingin likuiditas terjaga makan pertumbuhan kredit juga harus dijaga karena BBCA tidak mau mengorbankan NIM turun," kata Young Jun.
Young Jun merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 31.900 per saham.
🍓


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan April 2019 sebesar 0,44% atau secara tahunan 2,83%. Dengan demikian inflasi Januari-April 2019 tercatat 0,80%.
"Catatan saya pada bahan makanan dan transportasi penyebab utamanya kenaikan tarif angkutan udara," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (2/5).


Angka inflasi tersebut lebih tinggi bila dibandingkan Maret 2019. Tercatat inflasi Maret 2019 sebesar 0,11% secara bulanan atau 2,48% secara tahunan. Sedangkan, inflasi April 2019 jauh lebih tinggi bila melihat tren inflasi pada periode yang sama di tahun 2017 dan 2018 yang masing-masing sebesar 0,09% dan 0,10%
Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan penyebab utamanya antara lain karena harga bahan pangan yang mengalami inflasi 1,45% dengan andil 0,31% dan transportasi, komunikasi, jasa keuangan yang mengalami inflasi 0,28% dengan andil 0,05%.
BPS mencatat harga bawang merah naik 22,93% dengan andil 0,13%, bawang putih naik 35% dengan andil 0,09%. Sisanya, yang menyebabkan inflasi adalah cabai merah 0,07%, telor ayam ras dan tomat sayur dengan andil 0,02%. Sedangkan kenaikan harga tiket pesawat terjadi di 39 kota.
Sementara itu, BPS juga mencatat adanya penurunan harga listrik paska bayar sebesar 0,22% sehingga menyumbang deflasi 0,06%.
"Pada 1 Maret 2019 pemerintah memberi insentif harga listrik. Untuk yang pra bayar ter-cover di Maret 2019 sedangkan paska bayar di April 2019," imbuh dia.
Berdasarkan komponen, Suhariyanto menjelaskan inflasi April 2019 disebabkan oleh harga pangan bergejolak atau volatile food sebesar 1,95% secara bulanan dengan andil 0,30%. Komoditasnya antara lain bawang merah, bawang putih, cabai merah telur ayam ras dan tomat sayur. Sedangkan beras menyumbang deflasi dengan andil 0,06%.
BPS mencatat inflasi inti mencapai 0,17% secara bulanan atau 3,05% secara tahunan. Andilnya terhadap inflasi April 2019 sebesar 0,10%. " Inflasi inti masih bagus," jelas Suhariyanto.
Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah alias administered price tercatat 0,16% secara bulanan atau 3,17% secara tahunan. Andil terhadap inflasi sebesar 0,04%.
Ke depan, Suhariyanto menjelaskan pemerintah perlu mewaspadai kenaikan harga di bulan Mei 2019. Sebab, berbeda dengan tahun lalu, Ramadhan jatuh pada awal bulan sehingga peningkatan menumpuk hanya di bulan Mei.
Sedangkan tahun lalu kenaikan harga maupun permintaan tersebar dalam dua bulan. Pun dengan harga tiket pesawat yang bisa menyebabkan lonjakan inflasi mengingat akan ada lonjakan permintaan tiket saat lebaran.

Dari 82 kota, BPS mencatat ada 77 kota yang mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Medan sebesar 1,30%, sedangkan deflasi terendah di Maumere sebesar 0,04%.
🍏

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR) mendapat pinjaman dari sindikasi perbankan sebanyak Rp4,25 triliun.
Direktur Utama WTR, Herwidiakto mengatakan penandatanganan perjanjan kredit dilakukan pada 24 April 2019. Pinjaman dari sindikasi perbankan ini merupakan tahap pertama dari total fasilitas sebanyak Rp6,64 triliun.
Pada fasilitas pinjaman tahap pertama, PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Perseroan) Tbk., PT Bank Negara Indonesia Syariah,  dan  PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk, menjadi Join Mandated Lead Arranger & Bookrunner.
Sementara itu, sebanyak tujuh bank pembangunan daerah (BPD), satu bank syariah, dan lima unit usaha syariah BPD turut menjadi kreditor untuk mendanai proyek jalan tol sepanjang 26,33 kilometer.
"Penyelesaian proyek tol ini akan memberikan konstribusi dengan tersambungnya ruas Cinere – Jagorawi, ruas Jakarta – Bogor - Ciawi, ruas Jakarta - Cikampek, dan ruas Cibitung – Cilincing.”, ujar Herwidiakto dalam siaran pers, Kamis (25/4/2019).

Saat ini, progres jalan tol Cimanggis - Cibitung telah mencapai 84,98 persen di Seksi I dan 31,84 persen di Seksi II. Secara keseluruhan, jalan tol ini dijadwalkan beropersi pada 2020. Jalan tol yang menjadi bagian dari Jakarta Outer Ring Road 2 diharapkan dapat mengurai kemacetan di ruas tol JORR 1 .
🍇

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan kinerja keuangan selama triwulan I 2019. Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp6,1 triliun atau tumbuh 10,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,5 triliun.
Pendapatan operasional bank terdiri dari bunga bersih dan operasional lainnya tumbuh 13,7% menjadi Rp16,7 triliun pada triwulan l-2019 dibandingkan Rp14,7 triliun pada tahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih meningkat 11,2% year on year (you) menjadi Rp12,0 triliun, sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 20,7% yoy menjadi Rp4,7 triliun pada triwulan l 2019.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, BCA dan entitas anak mencatat pertumbuhan pendapatan operasional (top-line) yang positif pada kinerja keuangan triwulan I-2019, ditopang oleh pertumbuhan kredit dan peningkatan fee-based income.
"Kami melihat adanya peningkatan jumlah transaksi sebesar 25,8%, terutama didukung pertumbuhan transaksi mobile banking dan internet banking," ujarnya di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Baca Juga: 
Dia menuturkan, pada triwulan I-2019 portofolio kredit meningkat 13,2% yoy menjadi Rp532 triliun, ditopang oleh pertumbuhan kredit usaha pada segmen korporasi sebesar 15,8% yoy menjadi Rp207,8 triliun dan komersial dan UKM yang meningkat 14,7% yoy menjadi Rp184,7 triliun.
"BCA mencatat laju pertumbuhan kredit investasi yang tinggi sebesar 20,3% yoy pada Maret 2019. Meskipun dihadapkan oleh tantangan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, kredit konsumer tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp139,7 triliun," tutur dia.
Pada segmen konsumer, KPR tumbuh 11,3% yoy menjadi Rp86,5 triliun dan KKB (termasuk entitas anak) meningkat 0,4% yoy menjadi Rp48,0 triliun di triwulan l 2019.
"Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit tumbuh 9,0% yoy menjadi Rpa12,9 triliun," ungkap dia.
Rasio Kredit Bermasalah BCA di Level 1,5%
Jahja mengatakan rasio kredit bermasalah atau non- performing loan (NPL) berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima pada level 1,5%.
"Rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (loan loss coverage) tercatat pada level yang memadai sebesar 171,4%," ujarnya.
Dia menjelaskan, dengan mempertahankan keunggulannya dalam perbankan transaksi, BCA dapat membukukan pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sebesar 7,2% year on year (yoy) menjadi Rp483,7 triliun.
"Berkontribusi 76,8% terhadap total dana pihak ketiga," ungkapnya dia.
Baca Juga: 
Dia menuturkan, deposito naik 10,1% yoy menjadi Rp145,9 triliun. Total dana pihak ketiga tercatat sebesar Rp629,6 triliun, tumbuh 7,9% yoy. "Secara konsisten, kami mencermati dinamika bisnis," tutur dia.
Dia menambahkan, posisi permodalan yang kuat, kecukupan likuiditas dan kualitas kredit yang sehat merupakan faktor utama bagi pertumbuhan bisnis ke depannya.
"Sejalan dengan kemajuan teknologi serta perubahan kebutuhan nasabah, BCA terus mengembangkan produk dan Iayanan dengan berfokus pada peningkatan customer experience dan kenyamanan nasabah," kata dia.

(fbn)
🍒

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) bersama anak usahanya, PT BCA Finance mengakuisisi 2,872 juta saham PT Bank Royal Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp 1,01 triliun. Analis Mega Capital Helen Vicentia menilai, langkah akuisisi BCA sejalan dengan arsitektur perbankan Indonesia yang mendukung perampingan, kinerja yang efisien, mendorong daya saing yang lebih tinggi, dan mendukung agar perbankan Tanah Air dapat menggarap pasar di Asia Tenggara.
🍅
Jakarta
Ia mengatakan, dengan catatan dari 82 kota inflasi yang dipantau 51 kota inflasi sementara 31 kota deflasi.


(ang/eds)
🍒


JAKARTA, iNews.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, kinerja intermediasi perbankan pada awal tahun ini cukup baik. Per Februari 2019, penyaluran kredit tumbuh 12,13 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2018.
"Pertumbuhan kredit didorong oleh tingginya pertumbuhan kredit untuk kegiatan investasi yang memberikan harapan peningkatan aktivitas ekonomi ke depan," kata Deputi Komisioner Stabilitas Sistem keuangan OJK, Yohanes Santoso di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Yohanes menyebut, pertumbuhan penyaluran kredit yang cukup baik tersebut juga ditopang oleh kualitas kredit yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan 2,59 persen secara gross dan 1,17 persen secara netto.
Selain itu, kata dia, likuiditas perbankan juga cukup kuat. Hal ini tercermin dari liquidity coverage ratio dan non-core deposit ratio masing-masing 218,45 persen dan 107,25 persen. Pada Februari 2019, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,57 persen.
"Jumlah total aset likuid perbankan yang mencapai sebesar Rp1.162 triliun pada akhir Februari 2019, dinilai berada pada level yang memadai untuk mendukung pertumbuhan kredit ke depan," ujar Yohanes.
Kondisi permodalan juga cukup kuat. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) per Februari 2019 mencapai 23,96 persen, berada jauh di atas standar yang ditetapkan.
Secara umum, Yohanes menuturkan, dinamika pasar keuangan domestik relatif membaik. Kurs rupiah sepanjang Februari 2019 memang melemah 0,64 persen namun sejak awal tahun masih terapresiasi 1,5 persen.
"Di sektor keuangan, mudah-mudahan rupiah lebih stabil, IHSG akan naik secara moderat dan yield obligasi mudah-mudahan sooner bisa turun sedikit lebih sedikit. Sehingga beban pemrintah karena dia mengeluarkan banyak biaya juga tidak akan terlalu berat," ucap Yohanes.


Editor : Rahmat Fiansyah
🍅


Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Maybank Indonesia Tbk. berencana merilis Penawaran Umum Berkelanjutan atau PUB sebesar Rp5 triliun untuk periode 2 tahun ke depan. Hal ini sebagai diversifikasi sumber dana mengingat dana pihak ketiga atau DPK semakin mahal.
Direktur Keuangan PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Thilagavathy Nadason mengatakan bahwa Februari lalu, perseroan telah menghabiskan jatah PUB dengan penawaran terakhir sekitar Rp1 triliun. Alhasil, saat ini Maybank telah mengajukan kembali dan menunggu persetujuan dari pihak regulator.
"Harapan kami Mei sebelum Lebaran sudah bisa menerbitkan meski tidak besar sebagai bagian dari registrasi saja. Mungkin untuk pertama hanya Rp100 miliar sampai Rp200 miliar," katanya usai Maybank Economic Outlook 2019, Senin (11/3/2019).
Thila mengemukakan bahwa penggalangan dana yang sebenarnya akan dilakukan pada semester II/2019. Dengan harapan pada kuartal III/2019 akan meraup sebesar Rp1 triliun dan kuartal IV/2019 sekitar Rp500 miliar.
Menurut Thila, ke depan penerbitan obligasi ini akan menjadi fokus perseroan di samping pinjaman jangka panjang dari Bank Luar Negeri dan upaya peningkatan DPK yang tahun ini dipatok tumbuh 10% atau sama dengan target pertumbuhan kredit perseroan.
Sementara itu, penyaluran kredit pada Januari 2019 sebesar Rp115,8 triliun atau naik 8,1% dari periode yang sama tahun lalu Rp107,1 triliun. .  Adapun, DPK periode bulanan Januari tercatat Rp94,9 triliun turun 10,8% dari periode yang sama tahun lalu Rp106,5 triliun.

"Januari jika dibandingkan dengan Desember memang turun, tetapi sampai Februari sudah tambah Rp4 triliun lagi jadi naik sekitar 10%," ujar Thila.
🍝

JAKARTA- BUMN pembiayaan infrastruktur, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) memastikan dukungan pembiayaan terhadap pembangunan dua jalan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu Cibitung-Cilincing di Jawa Barat dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar di Jawa Timur (Jatim).

"Komitmen ini merupakan salah satu wujud dukungan terhadap upaya meningkatkan konektivitas antardaerah yang akan mendorong terciptanya manfaat berkelanjutan bagi masyarakat," kata Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini dalam pernyataan yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu.

Untuk pembangunan proyek tersebut, telah disepakati kredit investasi infrastruktur jalan tol untuk PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) sebesar Rp6,8 triliun dan PT Waskita Bumi Wira (WBW) dengan nilai Rp3,96 triliun.

Dukungan PT SMI dalam proyek jalan tol ini adalah dengan menyediakan produk pembiayaan yang memahami kebutuhan dari pemilik proyek melalui pembiayaan subordinasi yang akan memperkuat produk pembiayaan perbankan lainnya.

Selain itu, perseroan juga memberikan dukungan untuk mewujudkan profil keuangan debitur yang lebih sehat, sehingga menarik bagi para investor serta kalangan perbankan untuk berinvestasi pada proyek infrastruktur di Indonesia.

Untuk jalan tol Cibitung-Cilincing, PT SMI bersinergi dengan Bank Mandiri, BNI, BRI dan CIMB Niaga, Bank Panin, Bank DKI, dan Bank Jatim untuk mengucurkan pembiayaan bagi CTP dalam membangun ruas tol sepanjang 34,02 kilometer.

Keberadaan infrastruktur ini akan mendukung arus lalu lintas barang di kawasan industri Cibitung dan terkoneksi langsung dengan jaringan tol Trans Jawa dan Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga menciptakan distribusi logistik yang lebih efisien.

Ruas jalan tol Cibitung-Tanjung Priok dapat berperan besar dalam penghematan waktu tempuh dari sekitar 60-90 menit melalui JORR I atau tol dalam kota, menjadi hanya sekitar 30 menit dengan asumsi kecepatan 60 km per jam, untuk menghemat biaya operasional kendaraan.

Untuk ruas jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, PT SMI merupakan salah satu pemimpin sindikasi pembiayaan yang bersinergi dengan Bank BNI, BRI, dan CIMB Niaga Syariah, Bank Jatim dan Bank Jatim Syariah, Bank Bali, Bank Riau Kepri, Bank NTT, Bank Maluku Malut, Bank Papua, Bank Kalsel, Bank Sumsel Babel, Bank Kalbar, dan Bank Bengkulu.

Jalan tol sepanjang 38,29 kilometer ini merupakan lingkar luar kota Surabaya yang menghubungkan kawasan Industri di Gresik dan sekitarnya dengan koneksi langsung dengan jalan tol Trans Jawa di wilayah Jawa Timur.

Ruas tol ini akan menjadi akses utama dari dan ke pelabuhan dan kawasan Industri Java International Port and Estate (JIIPE) di Gresik, yang merupakan kawasan industri terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia, sehingga mampu mendukung kelancaran distribusi barang nasional.

Pembangunan proyek infrastruktur yang dilakukan oleh WBW ini nantinya akan menghemat waktu tempuh Krian menuju Manyar selama kurang lebih satu jam yang juga berdampak pada penghematan biaya operasi kendaraan.

Dalam proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, PT SMI mendukung struktur pembayaran pokok dan bunga yang dibuat lebih fleksibel menyesuaikan dengan aliran kas (cash flow) proyek. (gor)
🍒




JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi pada 10 Februari 2019 dan penurunan komoditas bahan makanan menjadi penyebab utama deflasi Februari 2019 sebesar 0,08%.

"Komoditas yang berikan andil deflasi itu untuk bensin khususnya yang nonsubsidi, antara lain dari penurunan harga Pertamax, Pertamax Turbo," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Jumat.

Pada 10 Februari 2019 PT Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi seri Pertamax dengan besaran penurunan yang bervariasi hingga Rp800 per liter.

Penurunan harga BBM nonsubsidi ini mengurangi tekanan harga dari berbagai tarif kelompok transportasi. Pasalnya, di kelompok yang sama, tarif transportasi angkutan udara dan transportasi mobil menyumbang inflasi masing-masing 0,03% dan 0,01%.

Secara keseluruhan, pergerakan harga di kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan terjadi inflasi 0,05% dengan andil inflasi sebesar 0,01%.

Penyumbang deflasi lainnya pada Februari 2019 adalah kelompok bahan makanan. Pergerakan harga di kelompok bahan makanan ini terjadi deflasi 1,11%.

Komoditas bahan makanan yang deflasi, kata Yunita, antara lain daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, wortel, dan jeruk.

"Tidak semua bahan makanan terjadi deflasi, ada juga yang terjadi inflasi antara lain, beras mi kering, mi instan, bawang putih, meskipun andilnya kecil 0,01% di masing masing komoditas," ujar dia.

Dengan dinamika harga kelompok bahan makanan menyumbang deflasi 0,24%.Sedangkan, kelompok pengeluaran lainnya yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tercatat inflasi 0,31% dengan andil 0,06% terhadap inflasi secara keseluruhan.

"Komoditasnya yang berikan andil inflasi antara lain nasi dengan lauk dengan andil 0,01%, rokok kretek filter dengan andil inflasinya 0,01%," ujar Yunita.

Kemudian, kelompok pengeluaran sandang terjadi inflasi 0,27% dengan andil terhadap inflasi keseluruhan 0,01%.

Pada kelompok pengeluaran kesehatan juga terjadi inflasi 0,36% dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,01%.

"Sedangkan untuk kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga inflasinya 0,11% dan andil terhadap inflasi secara keseluruhan 0,01%," ujarnya.

Selanjutnya, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berikan inflasi 0,25%, dengan kontribusi terhadap inflasi secara keseluruhan 0,06%.

Dengan demikian, secara keseluruhan di Indonesia terjadi deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (mtm) pada Februari 2019. Pergerakan harga konsumen itu berbalik dari dinamika harga barang jika dibandingkan Februari 2018 yang infasi 0,17% (mtm) dan Februari 2017 yang inflasi 0,23% (mtm).

Dengan deflasi 0,08% pada Februari 2019, maka secara tahun berjalan terjadi inflasi 0,24% hingga Februari 2019 (year to date/ytd) dan secara tahunan 2,57% (year on year/yoy). (ant/gor)
🍉

JAKARTA okezone- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08% (month to month/mtm). Realisasi ini lebih terkendali dari bulan Januari 2019 yang mengalami inflasi sebesar 0,32%.
Adapun inflasi tahun kalender Januari-Februari 2019 tercatat 0,24% (year to date/ytd). Sementara, inflasi tahunan Januari 2019 sebesar 2,57% (year on year/yoy).
"Perkembangan IHK pada Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Yunita Rusanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
 Baca Juga: 
Dia menyatakan, perkembangan laju IHK bulan ini lebih terkendali dari periode yang sama di dua tahun sebelumnya. Di mana pada Februari 2017 terjadi inflasi sebesar 0,17% dan di 2018 inflasi sebesar 0,23%.
"Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang di Februari mengalami inflasi, tapi tahun ini mengalami deflasi," katanya.
Yunita menjelaskan, BPS telah melakukan pemantauan di 82 kota di Indonesia. Dari 82 kota tersebut, sebanyak 69 kota mengalami deflasi, sedangkan 9 kota mengalami inflasi.
Pantauan BPS menyebut, deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,11% dan deflasi terendah di Serang sebesar 0,02%. Sebaliknya, inflasi tertinggi ada di Tual sebesar 2,98% dan inflasi terendah di Kendari sebesar 0,03%.
 Baca Juga: 
Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pada Februari 2019 terjadi deflasi sekitar 0,05% mtm. "Deflasi pada bulan lalu dipengaruhi oleh tren deflasi kelompok volatile food di mana sebagian besar harga komoditas pangan cenderung turun," katanya kepada Okezone.
Komoditas yang mengalami penurunan harga yakni daging ayam sebesar -6,5% mtm, telur ayam -3,9% mtm, bawang merah -11,4% mtm, cabai merah -11,5% mtm, dan cabai rawit -10,8% mtm.
Lebih lanjut, Josua bilang andil deflasi juga dikontribusi oleh kelompok harga yang diatur pemerintah. "Di mana sejalan dengan kebijakan pemerintah memangkas harga BBM non-subsidi serta melakukan penyesuaian harga BBM RON88 pada bulan lalu," katanya.
(dni)

🍑

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,23% ke level 6.521,66 pada perdagangan Jumat (8/2). Penurunan IHSG menyusutkan pula kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi Rp 7.410 triliun dari hari sebelumnya sebesar Rp 7.428 triliun.
Hingga akhir pekan ini, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih tercatat sebagai emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar. Per Jumat (8/2), market cap BBCA mencapai Rp 674 triliun.

Menyusul di belakangnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan kapitalisasi pasar Rp 475 triliun. Bank-bank besar yang masuk kelompok BUKU IV memang mendominasi 10 besar emiten dengan market cap terbesar. Selain BBCA dan BBRI, ada juga PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang top 10 market cap.
Sebagai catatan, 10 emiten tersebut menguasai sekitar 46,87% kapitalisasi pasar BEI. Berikut 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar per Jumat (8/2) dari data statistik BEI:
Kode EmitenKapitalisasi Pasar (Rp triliun)
BBCA674
BBRI475
HMSP436
TLKM381
UNVR380
BMRI350
ASII330
BBNI166
GGRM156
CPIN125

🍈

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Integrasi platform sistem pembayaran Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dengan LinkAja tak cuma soal QR Code. Kelak seluruh platform sistem pembayaran digital bank pelat merah hanya akan punya satu merek: LinkAja.
"Iya nanti akan pakai brand LinkAja," kata General Manager eBanking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Anang Fauzie kepada Kontan.co.id, Kamia (7/2).

Anang menambahkan, di tahap awal integrasi memang akan dilakukan terhadap uang elektronik server based. Misalnya e-cash milik PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), T-Bank milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Termasuk yap! dan Uniqku milik BNI.
"Sedangkan kategori uang elektronik card-based beserta use case, atau merchantnya akan direncanakan untuk dimasukkan ke tahap integrasi berikutnya sambil menunggu kesiapan infrastruktur dan kesiapan teknologi merchant terkait," lanjut Anang.
Artinya kartu elektronik milik anggota Himbara tadi, misalnya TapCash (BNI), Brizzi (BRI), dan e-money (Mandiri) akan berubah menjadi LinkAja. LinkAja merupakan transformasi dari layanan pembayaran milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), T-Cash. Kelak LinkAja akan dikelola oleh perusahaan bentukan Telkomsel, yaitu PT Fintek Karya Nusantara (Finarya).

🍥


Per Desember 2018, BRI mencatatkan aset konsolidasi mencapai Rp 1.296,9 triliun, tumbuh 15,2% dibandingkan dengan Desember 2017 yang senilai Rp 1.126,2 triliun. Dengan pencapaian tersebut, aset BRI merupakan yang terbesar di antara bank nasional.
Di bawah BRI ada PT Bank Mandiri Tbk yang memiliki aset konsolidasi perseroan sebesar Rp 1.202,3 triliun dan PT Bank BNI Tbk dengan total aset sebesar Rp 808,57 triliun pada akhir tahun lalu.
“Dari sisi aset, kami sudah nomor satu secara konsolidasi. Sejak tahun lalu BRI sudah tidak tertekan lagi baik secara konsolidasi maupun bank only,” kata Suprajarto.
Dia berkeyakinan, dengan BRI yang sudah incorporated sekarang ini maka hal itu akan mendorong aset BRI akan tumbuh semakin pesat lagi. Apalagi dengan didukung dua anak usaha BRI di sektor perbankan, yakni bank BRI Syariah yang sudah go public dan bank BRI Agro.
Alhamdulillah harga saham BRI Syariah akhir-akhir ini sudah mulai naik. Kita juga punya bank BRI Agro. Ke depan kita akan mendorong mereka menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (Buku) III. Insya allah tahun ini mudah- mudahan tidak ada aral melintang BRI Agro dan BRI Syariah menjadi bank Buku III. Kita akan dorong terus pertumbuhan mereka. Karena apa yang kita miliki, yang induknya miliki, value chain-nya luar biasa yang bisa mereka manfaatkan,” kata dia.
Kemudian, dari sisi permodalan, lanjut Suprajarto, tidak akan ada kesulitan karena banyak yang bisa digelontorkan dari perusahaan induk ke anak usaha. Hal ini menjadi suatu keuntungan bagi anak perusahaan BRI, termasuk BRI Life yang tahun lalu mencatatkan marjin terbesar di antara industri asuransi.
Dia menambahkan, tahun ini pihaknya merencanakan menambah satu atau dua anak perusahaan lagi. “Kami juga berkeinginan memiliki general insurance dan memliki yang lain dan sedang kami kaji untuk dalam waktu dekat dapat direalisasikan,” katanya. (nid/jn)

🍥


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 32,4 triliun pada 2018. Laba bersih ini naik 11,6% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 29 triliun.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, laba bersih ini didorong oleh penyaluran kredit ke sektor UMKM. Juga didorong oleh pertumbuhan fee based income yang naik 22,7% yoy menjadi Rp 23,4 triliun dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp 19,1 triliun.

“Realisasi penyaluran kredit BRI sampai kuartal IV-2018 sebesar Rp 843,6 triliun atau naik 14,1% yoy dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 739,3 triliun,” kata Suprajarto dalam paparan kinerja, Rabu (30/1).
Penyaluran kredit ini didorong oleh segmen UMKM sebesar Rp 645,7triliun atau 76,5% dari total kredt BRI.
Seiring pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah atau non performing loan(NPL) BRI sampai kuartal IV-2018 sebesar 2,27%. Nilai ini membaik dari periode yang sama di 2017 sebesar 2,23%.
Dengan kinerja ini, total aset BRI pada 2018 sebesar Rp 1.296,9 triliun naik 15,2% yoy dari tahun 2017 yang sebesar Rp 1.126,2 triliun.
🍓


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melandai 0,15% pada hari ini, Selasa (27/11). Tetapi, investor asing masih gemar mengoleksi saham domestik. 
Ini terlihat dari net foreign buy sebesar Rp 346 miliar di pasar reguler, serta Rp 155 miliar di pasar keseluruhan. Ini artinya, investor asing masih lebih banyak membeli pada hari ini ketimbang menjual kepemilikannya. 


Saham yang paling banyak dibeli asing hari ini berasal dari sektor perbankan. Sektor finansial, alhasil, hari ini memimpin penguatan di IHSG, dengan kenaikan 1,05%. 
Saham yang paling besar dibeli asing antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy Rp 341,2 miliar
Diikuti saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan net buy Rp 130,3 miliar. 
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatat net buy Rp 93 miliar. Tak ketingalan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatat pembelian bersih asing masing-masing sekitar Rp 42 miliar. 
Saham-saham perbankan juga menjadi penggerak IHSG hari ini. 

BBRI dan BBCA menyumbang kenaikan IHSG masing-masing 6 poin, menjadi kontributor terbesar bagi indeks. Saham BBNI dan BMRI juga ikut menyetor masing-masing lebih dari 3 poin untuk indeks. 
🌳

Bisnis.com, JAKARTA - OSO Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang menguat dengan pergerakan pada hari Kamis ini (22/11/2018) pada kisaran 5.926-6.036.
Pada perdagangan kemarin (21/11), IHSG ditutup melemah sebesar 0,06 ke level 5,948.05. Delapan dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam zona merah, dimana sektor Pertambangan dan Perkebunan memimpin pelemahan masing-masing sebesar 3,57% dan 1,58%. Adapun saham yang menjadi pemberat  indeks diantaranya: BBRI, BMRI, UNTR, BBCA, ADRO
Penurunan pada indeks disebabkan oleh pelemahan cukup besar yang terjadi terhadap emiten pertambangan batubara, tercatat saham ADRO turun sebesar 11,78%, INDY melemah 10,29% dan ITMG merosot 9,08%. Adapun pelemahan tersebut dikarenakan turunnya harga batubara kebawah level US$100 per ton, hal ini merespon adanya kabar bahwa China sebagai importir batubara terbesar telah menetapkan pembatasan dan penundaan custom clearence bagi batubara impor.
Pelaku pasar asing mhembukukan aksi jual bersih (Netsell) sebesar Rp 587 miliar Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,10% ke level 14,603
Sementara itu, indeks utama bursa Wall St ditutup flat diakhir perdagangan kemarin (21/11). Indeks Dow Jones Stagnan di level 24,464, S&P naik 0.30% ke level 2,649, dan Nasdaq menguat 0.92% ke level 6,972.
Pergerakan indeks sedikit datar dengan mayoritas berada dalam zona hijau. Salah satu sentimen penggerak yakni reboundnya harga minyak mentah yang turut mendorong sektor energy S&P. Minyak rebound dikarenakan rilisnya data API Crude oil stock change per 16 Nov yang dilaporkan turun sebesar 1.5 juta barel yang menandakan masih kuatnya permintaan.
Adapun data yang rilis pada perdagangan semalam diantaranya data initial jobless claims per 17 Nov sebesar 224k atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 221k, kemudian data Durable Goods Orders bulan Oktober (MoM) turun -4.4% dimana penurunan ini lebih besar dibandingkan sebelumnya yakni -0.1%. Kedua data negatif tersebut menjadi salah satu penahan atas pergerakan indeks semalam.
IHSG ditutup melemah sebesar 0.95% ke level 5,948. IHSG ditutup candle bullish setelah sempat menyentuh support dynamic dengan indikator Stochastic di rasio 71%, MACD line masih bergerak bullish dengan volume meningkat. Kami perkirakan IHSG berpeluang menguat dengan pergerakan di kisaran 5,926 - 6,036.
Rekomendasi saham hari ini:
BBRI: Recommendation : Buy
Target Price : 3.470
Support : 3.350
Cutloss : 3.340
BBTN: Recommendation : Buy
Target Price : 2.460
Support : 2.330
Cutloss : 2.320
BMRI: Recommendation : Buy
Target Price : 7.325
Support : 7.125
Cutloss : 7.100
BSDE: Recommendation : Buy
Target Price : 1.280
Support : 1.215
Cutloss : 1.210
PTPP: Recommendation : Buy
Target Price : 1.605
Support : 1.510
Cutloss : 1.505

TLKM: Recommendation : Buy
Target Price : 4.080
Support : 3.900
Cutloss : 3.890
🌸

Bisnis.com, JAKARTA — Bank nasional yang dimiliki oleh pemodal asing masih belum menunjukkan kinerja positif dibandingkan dengan bank pelat merah dan bank swasta nasional. Bahkan, sejumlah bank mencatatkan penurunan kinerja.
Kinerja bank yang dimiliki pemodal menjadi topik headline koran cetak Bisnis Indonesiaedisi  Kamis (22/11/2018). Berikut laporannya.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, per kuartal III/2018, ada dua bank yang merugi, yakni PT Bank Rabobank International Indonesia dan PT Bank Resonia Perdania. Keduanya, secara berurutan, membukukan kerugian Rp132,2 miliar dan Rp13,4 miliar. Kinerja dua bank ini melanjutkan tren negatif dari kuartal ketiga tahun lalu.
Di level bank papan atas yang melantai di bursa, seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII), PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP), dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) juga terlihat tren perlambatan pertumbuhan dalam mencetak laba. (Lihat infografis)
Ketiga bank asal negeri Jiran ini dalam 3 tahun terakhir berjibaku menghadapi kredit bermasalah di segmen komersial, ritel, dan konsumer. Kondisi mereka kini mulai positif setelah melakukan restrukturisasi dan penajaman lini bisnis.
Selaras dengan kinerjanya, harga saham BNGA, NISP, dan BNII dalam setahun terakhir melorot masing-masing 28,29%, 18,45%, dan 29,15%. Hanya BDMN yang harga sahamnya naik 38,41%, dipicu oleh sejumlah aksi korporasi, seperti masuknya investor baru, Mitsubishi UFJ Financial Group.
Beberapa bank lokal lain yang dimiliki oleh pemodal asal Korea Selatan, Singapura, India, China, dan Jepang pun juga mengalami kondisi yang naik turun dalam 3 tahun terakhir.
PT Bank DBS Indonesia, misalnya, capaian labanya terus merosot. Pada September 2016, perusahaan yang merupakan bagian dari kelompok DBS Group di Singapura ini mencatat pertumbuhan laba hingga 390,1%, menjadi Rp449,1 miliar.
Kemudian pada kuartal III/2017, perusahaan mencetak laba Rp101,3 miliar atau turun 13,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Puncaknya pada kuartal ketiga tahun ini, pendapatan bersih setelah pajak perusahaan anjlok 97,0% menjadi Rp13,5 miliar.
Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna menjelaskan, perseroan mempunyai strategi jangka panjang setelah melakukan akuisisi unit bisnis ANZ Group. Hal itu seiring dengan langkah perseroan menuju bank digital dan ritel agar memberikan dampak terhadap biaya operasional.
“Terutama pascaakusisi bisnis ritel ANZ,” ujar Paulus kepada Bisnis, Rabu (21/11/2018).
Kendati demikian, Paulus optimistis merosotnya pendapatan perusahaan akan memberikan dampak positif di kemudian hari. Pengembangan bisnis ritel dan perbankan digital akan secara menyeluruh memberikan tambahan pendapatan bunga serta efisiensi beban operasional.
Adapun, Direktur Keuangan Bank Danamon, Satinder Ahluwalia, sempat menyampaikan laba yang stagnan utamanya disebabkan oleh strategi konsolidasi internal dalam beberapa tahun terakhir.
Satu di antaranya adalah pembersihan dan penagihan kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) dengan total portofolio mencapai Rp3,5 triliun per akhir September 2018 lalu.
Dia menambahkan bahwa perseroan juga melakukan pelepasan dana mahal untuk menekan biaya dana (cost of fund). Hal ini diharapkan mampu membangun fondasi yang baik untuk pertumbuhan perseroan pada tahun depan.
Begitu pula dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. yang juga tengah melakukan kalibrasi ulang portofolio kredit. Laba perseroan hanya tumbuh 18% per September 2018, kontras dengan tahun lalu yang melesat 69,2%.
PT Bank OCBC NISP Tbk. juga mencatat perlambatan pertumbuhan laba. Bank asal Singapura itu tergerus oleh merosotnya margin bunga bersih di tengah kenaikan suku bunga acuan BI.
“Proyeksi pertumbuhan laba pada kuar­­tal IV/2018 sekitar 20% yoy. Kami akan meningkatkan porsi dana murah dan efisiensi beban operasional,” kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Analis Bursa Efek Indonesia Poltak Hotradero menyampaikan, bank milik asing akan sulit bersaing dengan bank pelat merah dan swasta milik pemodal lokal, apabila hanya mengandalkan bisnis komersial atau penyaluran kredit.
“Karena pemodal asing itu, harapannya ketika investasi di Indonesia adalah bisa masuk pada bisnis universal banking. Jadi tidak hanya bermain pada bisnis commercial bank. Mereka akan kalah bersaing dengan bank BUMN dan lokal,” ujarnya dalam Focus Group Discussion di Bali, pekan lalu.
Menurutnya, saat ini regulator belum melegalkan bisnis bank secara universal. Pasalnya, bank masih diarahkan untuk membiayai sektor riil. Universal banking adalah bisnis bank terkait dengan pembiayaan atau penyertaan korporasi secara luas di pasar modal.
Direktur PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. Anika Faisal menyampaikan kunci untuk memenangkan persaingan bank lokal milik asing dengan bank yang sudah mapan pada bisnis komersial adalah dengan terjun ke digital.
KONDISI MENANTANG
Direktur Riset Centre of Economic Reform (CORE) Pieter Abdullah mengatakan dalam 3 tahun terakhir bisnis perbankan di dalam negeri kian menantang. Terlebih lagi bank milik pemodal asing yang rata-rata tidak memiliki basis nasabah luas.
“Bank yang dimiliki asing umumnya BUKU III yang tengah memiliki rasio LDR tinggi,” kata Pieter.
Naiknya rasio LDR tinggi bukan karena penyaluran kredit yang terlampau besar, melainkan penghimpunan dana nasabah di Tanah Air yang melambat. Keterbatasan likuiditas pada akhirnya membuat eks-pansi kredit secara masif menjadi hal yang sulit. Alhasil pendapatan bunga yang ikut tergerus menjadi masalah selanjutnya.
Sementara itu tidak semua bank milik pemodal asing bernasib buruk. PT Bank of India Indonesia Tbk. terus menjaga perbaikan pendapatan bersih. Setelah merugi pada 2016 dan 2017 karena kredit bermasalah, tahun ini perusahaan mulai membukukan laba.
Direktur Operasional Bank of India Indonesia Ferry Koswara mengatakan bahwa perbaikan rasio kredit bermasalah memberikan dampak signifikan terhadap laba bank. Hal ini sempat membuat BOI Indonesia optimistis menutup tahun dengan laba sebesar Rp60 miliar.

Akan tetapi melihat capaian kuartal III/2018, di mana laba BOI Indonesia sebesar Rp34,1 miliar, perusahaan pun melakukan revisi. “Ada revisi . Akhir tahun sekitar Rp40 miliar sampai Rp50 miliar,” kata Ferry.
🍓

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya bank sentral menaikkan suku bunga secara agresif pada Rapat Dewan Gubernur pertengahan November ini dipercaya ampuh menekan defisit transaksi berjalan ke kisaran yang lebih rendah dari 3%. 
Data Bank Indonesia yang diterima dari sumber Bisnis menunjukkan defisit transaksi berjalan dengan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 15 November 2018 lalu menjadi 6% dapat mengerem pelebaran defisit ke kisaran 2,8% terhadap PDB atau sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yakni 2,9%.
Namun, agresifitas bank sentral dalam menaikkan suku bunga dan upaya pemerintah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan tidak akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang diperkirakan akan tetap tumbuh di kisaran 5,2% tahun ini dan tahun depan. 
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual menuturkan selama sektor konsumsi dan inflasi tetap stabil, maka pertumbuhan ekonomi tidak akan turun drastis sebagai dampak dari penurunan defisit transaksi berjalan. 
"Apalagi kalau FDI dan ekspor masih tumbuh," tegas David, Minggu (20/11/2018).
Sejauh ini, pertumbuhan ekonomi di dalam negeri memiliki kualitas yang baik. Bahkan, daya serapnya terhadap tenaga kerja jauh lebih tinggi dibandingkan ketika Indonesia tumbuh di kisaran 5,6% - 5,7%. 
Dia meyakini kenaikan suku bunga yang diputuskan Bank Indonesia pada RDG lalu akan memberikan kontribusi pada penurunan defisit transaksi berjalan pada tahun depan ke arah 2-2,5% terhadap PDB dan ini juga upaya untuk menarik pembiayaan dari portofolio yang sangat dibutuhkan saat ini. 
Direktur Riset CORE Indonesia Piter R. Abdullah membenarkan bahwa kenaikan suku bunga dapat berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi. Namun, dia melihat kenaikan suku bunga tidak akan berpengaruh signifikan dalam menahan laju pertumbuhan dan investasi, karena karakteristik ekonomi Indonesia yang bertumpu pada barang-barang komoditas. 
Di sisi lain, Piter melihat kenaikan suku bunga acuan tidak bisa menekan defisit transaksi berjalan. 
"Kenaikan suku bunga acuan akan menyebabkan melebarnya interest rate differentialsekaligus membuat surat-surat berharga kita menjadi terlihat murah dan menguntungkan," ujar Piter. 
Dengan demikian, aliran modal asing akan masuk. Ini ditunjukkan aliran modal masuk di pasar SBN sejalan dengan terjaganya yield spread SBN. Harapan BI dengan masuknya modal asing, neraca modal akan surplus besar dan mampu menutup defisit transaksi berjalan melebar hingga 3 % terhadap PDB.
Kebijakan suku bunga tinggi yang diambil BI seperti dijelaskan diatas memang akan menarik aliran modal asing. Namun, Piter mengungkapkan risikonya juga besar. Pertama, aliran modal yang masuk dalam bentuk portfolio memiliki risiko pembalikan mendadak atau sudden reversal yang jika ini terjadi akan menyebabkan pelemahan rupiah. 
Kedua, besarnya modal asing yang masuk akan menyebabkan meningkatnya pembayaran dividen dan atau bunga kupon kepada asing sehingga memperbesar defisit neraca pendapatan primer. Dengan demikian, defisit transaksi berjalan justru akan melebar.
🌷


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, tingkat persaingan memperebutkan likuiditas di sektor perbankan sangat tinggi. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, kondisi ini akan membuat perbankan, terutama bank-bank kecil melakukan konsolidasi atau merger secara alami.
Di sisi lain, lanjut Kartika, bank besar dengan skala cabang, EDC, ATM dan digital banking yang kuat akan banyak diuntungkan karena bisa menghimpun dana murah dengan murah dan mudah.
“Bank selain itu seperti bank kecil akan susah untuk mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK),” kata Kartika dalam acara outlook 2019 yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni), Jumat (16/11).
Dalam beberapa tahun ke depan, menurut Kartika, proses merger dan akusisi diperkirakan akan semakin banyak. Ini juga seiring masuknya modal dari investor asing.
Ia mencontohkan Sumitomo Mitsui yang akan masuk ke Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dan melakukan merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Selain itu, MUFG juga akan masuk ke Bank Danamon dan melakukan merger dengan Bank BNP Parahyangan dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc (MUFG).
Bahkan, menurut Kartika, dalam waktu dekat Bank of China akan melakukan akuisisi terhadap bank menengah. Konsolidasi ini bertujuan untuk memperkuat permodalan.
Secara industri, dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tidak berkorelasi terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Sehingga meskipun PDB trennya naik, namun DPK malah sebaliknya trennya melambat.

Menurut Kartika, ini menjadi pertanyaan beberapa ahli ekonomi. Beberapa hipotesis terkait ini adalah karena efek setelah program pengampunan pajak atau tax amnesty.
🍋

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. pada September 2018 mencatat pertumbuhan aset 8,0% secara tahunan atau (year-on-year/yoy), menjadi Rp798,9 triliun.
Pertumbuhan tersebut di bawah rata-rata industri perbankan yang membukukan kenaikan 8,6% yoy.
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Santoso Liem mengatakan bahwa hal itu disebabkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melambat tahun ini.
“Di pasiva itu dana pihak ketiga terjadi kenaikan. Naik tapi lebih rendah daripada kenaikan kredit,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Kendati demikian perseroan berharap pertumbuhan aset tahun ini bisa mencapai 15% dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun aset menjadi satu isu bank papan atas tahun ini. Pertumbuhan DPK yang tidak sekencang penyaluran kredit membuat likuiditas mengetat. Hal ini pun berpengaruh terhadap aset perbankan.
Tercatat, ada 13 bank kelas kakap yang menguasai lebih dari 70% aset perbankan termasuk bank perkreditan rakyat (BPR) di Tanah Air. Aset mereka mencapai  Rp5.516 triliun per September 2018, atau naik 8,3% yoy. Pada periode yang sama industri naik 8,6% menjadi Rp7.768,9 triliun.
Sementara itu hingga triwulan ketiga 2018, aset industri perbankan termasuk BPR melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data Otoritas jasa Keuangan (OJK), aset naik 8,6% yoy, sedangkan periode yang sama tahun lalu tumbuh 10,6% yoy.
Akan tetapi capaian tahun ini masih lebih baik dibandingkan dengan 2016. Pada tahun itu aset industri perbankan pada kuartal ketiga tumbuh 5,2% yoy.
🌲

Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan perolehan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp23,5 triliun per kuartal III/2018. Nilai tersebut tumbuh 14,6% dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp20,5 triliun.
Peningkatan laba turut mengerek aset secara konsolidasi BRI beserta perusahaan anaknya mencapai Rp1.183,4 triliun per kuartal III/2018, naik 13,9% dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, pencapaian kinerja tersebut disokong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan Indonesia. Hingga akhir September 2018, BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp808,9 triliun atau naik 16,5% (yoy). “Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit perbankan nasional pada September 2018 sebesar 12,6%,” kata Haru di kantor BRI, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Selain kredit, kinerja bisnis ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BRI per September 2018 tercatat sebesar 70,6%, lebih rendah dibandingkan September 2017 yakni 73,2%. “Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya,” kata Haru.
Haru menambahkan, pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat FBI tumbuh 18,4% secara year on year.

Adapun dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh dua digit sebesar 13,3%, menjadi Rp 872,7 triliun. Dana murah (CASA) masih mendominasi dengan proporsi 56,5%.
🍃

Jakarta - Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) kuartal III 2018 tercatat Rp 23,5 triliun atau tumbuh 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 20,5 triliun. 

Direktur keuangan BRI Haru Koesmahargyo menjelaskan aset perseroan secara konsolidasi tercatat Rp 1.183,4 triliun, naik 13,9% year on year. 

Menurut dia kinerja ini disokong oleh penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan Indonesia. Hingga akhir September penyaluran kredit BRI tercatat Rp 808,9 triliun atau naik 16,5% dibandingkan September 2017 Rp 694,2 triliun. 
"Angka ini lebih tinggi dibanding kredit perbankan nasional pada September 2018 12,6%," kata Haru dalam konferensi pers di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (24/10/2018). 

Dari sisi komposisi kredit, untuk kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) senilai Rp 621,8 triliun atau sekitar 76,9% dari total kredit BRI disalurkan ke segmen UMKM hingga akhir September 2018. "Secara year on year, kredit ke segmen UMKM tumbuh 16,5%. Ini bukti komitmen BRI untuk terus memberdayakan UMKM di Indonesia," imbuhnya. 

Sebagai bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan porsi terbesar, BRI terus mendorong penyaluran KUR ke sektor produktif. Hingga akhir September 2018, tercatat BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 69 triliun atau 86,6% dari target penyaluran tahun 2018 sebesar Rp 79,7 triliun. KUR tersebut disalurkan kepada lebih dari 3,4 juta debitur.

Dari total Rp 69 triliun KUR yang berhasil disalurkan selama sembilan bulan, 42% di antaranya disalurkan ke sektor produktif. "Komposisi penyaluran KUR akan terus kami fokuskan ke sektor produktif sesuai arahan Presiden Jokowi," ujar Haru.

Untuk rasio kredit bermasalah, yakni NPL Gross BRI, yang tercatat sebesar 2,5%. NPL BRI tercatat lebih kecil daripada NPL industri, di mana NPL industri perbankan di Indonesia berada di kisaran 2,7%.


Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga BRI tercatat Rp 872,7 triliun, tumbuh 13,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 770,6 triliun. Dana murah (CASA) masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi 56,5%.

Kinerja bisnis positif di atas ditunjang oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. Rasio BOPO Bank BRI di akhir September 2018 tercatat sebesar 70,6%, lebih rendah dibandingkan dengan BOPO di posisi akhir September 2017 yakni 73,2%. Ini tak lepas dari strategi perusahaan yang terus berinovasi melakukan digitalisasi baik dalam produk dan layanannya.

Fee Based Income (FBI) serta pendapatan operasional lainnya juga memiliki peran penting mendorong pendapatan perseroan. Tercatat FBI tumbuh 18,4% secara year on year. "Dengan sisa tiga bulan hingga bulan Desember, kami optimistis mampu mencapai target yang telah dicanangkan," pungkas Haru.(kil/zlf)
🌹


Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga rating Moody's mengubah outlook sistem perbankan Indonesia dari positif menjadi stabil setelah menaikkan peringkat sejumlah bank Indonesia pada April-Juni 2018.
 
Outlook baru ini menggambarkan kualitas aset yang makin stabil di tengah perkembangan situasi makroekonomi dan menebalnya buffer dari kerugian seiring menguatnya profitabilitas.
 
"Outlook stabil merefleksikan asesmen kami bahwa dalam 12-18 bulan ke depan bank-bank di Indonesia akan menunjukkan kualitas aset yang makin stabil di tengah perkembangan situasi makroekonomi," ujar Vice President dan Senior Analyst Moody's Simon Chen dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Rabu (8/8/2018).
 
Outlook stabil ini didasarkan pada enam faktor yakni sistem operasional (stabil), risiko aset (stabil), modal (stabil), pendanaan dan likuiditas (stabil), profitabilitas dan efisiensi (stabil), dan dukungan pemerintah (stabil).
 
Pertumbuhan ekonomi yang kuat diyakini bakal mendukung operasional perbankan selama 12-18 bulan ke depan. Secara khusus, Moody's menilai kebijakan makroekonomi pemerintah akan mampu mengerek pertumbuhan PDB menjadi 5,2% pada 2018-2019. 
 
Pertumbuhan kredit juga diyakini bakal berada di kisaran 10%-12% per tahun dalam periode 2018-2019, lebih baik dari 8,2% pada tahun lalu. 
 
Chen melanjutkan kualitas aset akan stabil dalam periode yang sama seiring dengan menguatnya performa ekonomi yang mengerek naiknya pendapatan. Tingkat kredit bermasalah pun diyakini tetap rendah.
 
Selain itu, Moody's menyatakan terus meningkatnya pendapatan bank dan menurunnya ongkos kredit akan membuat bank lebih mumpuni dalam menyediakan modal untuk mendukung pertumbuhan aset. 
 
Di sisi likuiditas, lanjut Chen, naiknya simpanan akan membantu merelaksasi tekanan terhadap pembiayaan. Meski pertumbuhan kredit yang besar akan menekan pembiayaan bank, tapi pengetatan pembiayaan dinilai tetap terjaga karena simpanan juga meningkat dengan kecepatan yang sama.
 
Hal itu, terangnya, didukung oleh pertumbuhan pendapatan korporasi.
 
Tingkat profitabilitas bank juga diproyeksi terjaga, sejalan dengan tingkat marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bank-bank Tanah Air yang berada di level 5% atau di atas rata-rata perbankan Asia Tenggara.
 
Dukungan dari pemerintah terhadap sektor perbankan pun diyakini tetap kuat. Menurut Chen, naiknya rating Indonesia pada April 2018 menunjukkan bahwa pemerintah telah meningkatkan kapasitas untuk mendukung sektor ini.
 
Terlebih, ada aturan Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) yang mampu menyediakan dasar hukum untuk keamanan sektor ini. 
 
Pada April 2018, Moody's telah menaikkan rating sejumlah bank BUMN dan bank swasta dari Baa3 menjadi Baa3 dengan outlook stabil dari sebelumnya positif. 
 
Moody's juga sudah menaikkan asesmen kredit untuk tujuh dari sembilan bank yang masuk dalam monitor lembaga tersebut untuk periode April-Juni 2018. Kesembilan bank itu berkontribusi 66% terhadap total aset perbankan nasional per Maret 2018. 

🍊

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 39 miliar pada pagi hari ini. Aksi beli investor asing terjadi seiring dengan rupiah yang diperdagangkan menguat. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,06% melawan dolar AS di pasar spot ke level

Ketika rupiah bergerak menguat, berinvestasi dalam instrumen berbasis rupiah menjadi lebih menarik lantaran ada potensi keuntungan kurs yang bisa diraup.

Berbicara mengenai pilihan saham, terlihat bahwa saham-saham emiten perbankan, utamanya yang masuk dalam kategori BUKU IV, menjadi primadona bagi investor asing pada perdagangan pertama di pekan ini.


Dari 5 emiten perbankan yang masuk kategori BUKU IV, 4 diantaranya masuk dalam jajaran 15 besar saham yang dikoleksi investor asing yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/

Selain karena penguatan nilai tukar, aksi beli atas saham-saham perbankan dilakukan investor asing menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 sebesar 5,125% YoY, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar 5,06% YoY maupun kuartal II-2017 yaitu 5,01% YoY.

Momentum Ramadan-Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni diperkirakan menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI kuartal lalu. Periode Ramadhan-Idul Fitri memang merupakan puncak dari konsumsi masyarakat Indonesia dan sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. 

Investor asing berharap bahwa akan ada kejutan dari rilis data tersebut. Jika data pertumbuhan ekonomi bisa mengalahkan atau setidaknya menyamai ekspektasi para ekonom, besar kemungkinan saham-saham emiten perbankan akan menjadi buruan, mengingat memang posisinya yang sangat sensitif terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Mereka pun mengantisipasinya dengan melakukan aksi beli terlebih dahulu.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
🍋
TEMPO.COJakarta - PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA selama semester pertama tahun ini membukukan laba bersih Rp 11,4 triliun. Angka tersebut naik 8,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 10,5 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, kenaikan laba bersih itu di antaranya disumbang dari pendapatan operasional BCA. Pendapatan operasional tersebut terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tercatat meningkat 7,6 persen menjadi Rp 29,5 triliun pada semester pertama 2018. Pendapatan operasional itu naik dibandingkan Rp 27,4 triliun pada semester pertama 2017.
”Kami meyakini bahwa Indonesia memiliki fondasi perekonomian yang kokoh dan prospek perekonomian yang positif ke depannya meskipun saat ini sedang dihadapkan pada kondisi makro ekonomi yang dinamis," kata Jahja di Hotel Indonesia Kempinski, Kamis, 26 Juli 2018.
Jahja mengatakan posisi neraca yang solid dan penerapan praktik perbankan yang berhati-hati akan terus menjadi fondasi yang dalam pertumbuhan BCA ke depannya. Kepercayaan nasabah pada bisnis perbankan transaksi BCA telah mendukung kenaikan dana giro dan tabungan (CASA) yang merupakan fakta pendorong pertumbuhan dana pihak ketiga.
CASA BCA meningkat 12,7 persen menjadi Rp 481,3 triliun dan tetap merupakan porsi utama dari dana pihak ketiga, yaitu sebesar 78,2 persen pada akhir Juni 2018. Dalam komposisi CASA, dana tabungan tumbuh 13,2 persen menjadi Rp 315,1 triliun, sementara dana giro meningkat 11,8 persen mencapai Rp 166,2 triliun.
Adapun dana deposito di BCA tercatat sebesar Rp 134,3 triliun atau turun 7,6 persen. Meskipun mengalami penurunan secara year on year, dana deposito meningkat dibandingkan dengan posisi Maret 2018, sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito. "Dengan demikian, secara keseluruhan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7,6 persen menjadi Rp 615,6 triliun pada akhir Juni 2018," kata Jahja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 8,4 persen year on year (yoy) pada semester pertama 2018. Laba perseroan tercatat Rp 11,4 triliun dari sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun.
catatan: jumlah saham beredar:  24.408.459.120 unit.
untuk pembagian dividen: tunggu RUPS memutuskan payout dividend berapa persen dari seluruh laba bersih, lalu dibagi per unit saham.  
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pendapatan operasional BCA yang terdiri atas pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya meningkat 7,6 persen. Nilainya menjadi Rp 29,5 triliun pada semester pertama 2018 dibandingkan Rp 27,4 triliun pada semester pertama 2017 
BCA optimis ke depan masih bisa meningkatkan kinerjanya. "Jadi perekonomian positif ke depannya meski saat ini sedang dihadapkan pada kondisi makro ekonomi yang dinamis. Posisi neraca yang solid dan penerapan praktik perbankan yang berhati-hati akan terus menjadi pondasi dalam pertumbuhan BCA ke depannya," jelas Jahja, di Jakarta, Kamis, (26/7).
Pada semester I 2018, dana giro dan tabungan (CASA) BCA naik 12 persen menjadi Rp 481 triliun. Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap mendominasi sebesar 78,2 persen pada akhir Juni 2018.
Dalam komposisi CASA, dana tabungan tumbuh 13,2 persen menjadi Rp 315,1 triliun. Sementara, dana giro meningkat 11,8 persen mencapai Rp 166,2 triliun. 
Adapun dana deposito, tercatat sebesar Rp 134,3 triliun atau turun 7,6 persen yoy. Meski mengalami penurunan secara yoy (year over year), dana deposito meningkat dibandingkan posisi Maret 2018, sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito. Maka secara keseluruhan DPK (dana pihak ketiga) tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp 615,6 triliun pada akhir Juni 2018. 
🍒
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), lindung nilai atau hedging menjadi pilihan bagi korporasi menjaga risiko dari fluktuasi kurs. Berdasarkan data Bloomberg, dalam sepekan terakhir saja nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 1,16% menjadi 14.545 pada Selasa (24/7). Adapun dalam sebulan, rupiah telah melemah 2,72%.
Nanang Hendarsah, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) mengatakan, seiring dengan pelemahan rupiah, permintaan produk hedging bank dasar, seperti spot dan forward meningkat.
Agar produk hedging semakin terjangkau oleh perbankan di tengah fluktuasi rupiah yang tinggi seperti sekarang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk menghapus margin 10% bagi transaksi hedging. Nanang berharap, dengan langkah ini biaya hedging akan semakin murah. "Jika begitu maka akan meningkatkan manajemen risiko terutama pada saat rupiah mengalami tren pelemahan seperti saat ini," ujarnya, Selasa (24/7).
Sebagai gambaran, BI pada tahun lalu sudah meluncurkan produk hedging dengan biaya yang cukup rendah. Produk tersebut bernama call spread. Volume transaksi produk hedging BI saat ini sebesar US$ 500 juta. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 100 juta.
Tantangan saat ini adalah mendorong perusahaan menyadari risiko nilai tukar dan bisa melakukan transaksi hedging sesuai kebutuhan. BI mencatat saat ini sebanyak 11 bank callspread sudah bisa memberikan fasilitas lindung nilai.
Jan Hendra, Sekretaris Perusahaan Bank Central Asia (BCA), mengatakan, seiring pelemahan nilai tukar rupiah, bank membutuhkan layanan hegding agar bisa meningkatkan mitigasi risiko. Strategi BCA saat ini berusaha memenuhi kebutuhan nasabah untuk hedging dari sisi produk dan ikut mengedukasi untuk pendalaman pasar.


🍧
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memutar otak mencari cara demi menekan biaya dana (cost of fund) di tengah kenaikan bunga deposito. Strategi peningkatan giro dan tabungan menjadi cara perbankan untuk menghimpun dana.
Bank CIMB misalnya, akan mempertahankan rasio current account and saving account (CASA) di level 55% hingga akhir tahun 2018. Saat ini, rasio CASA sebesar 56% terhadap DPK di semester I-2018.
Dengan mempertahankan rasio CASA di level minimal 55%, Bank CIMB Niaga mampu menurunkan biaya dana. Dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun, peningkatan CASA berhasil menurunkan biaya dana sebesar 2%. "CASA mampu tumbuh 12,5%," Lani Darmawan, Direktur Konsumer Bank CIMB Niaga, Senin (23/7). Bank berkode saham BNGA ini telah menghimpun dana murah sebesar Rp 100,45 triliun per Mei 2018.
Senada, Bank Tabungan Negara (BTN) berambisi untuk menggenjot dana murah. Targetnya, porsi dana murah BTN akan mencapai 50% terhadap DPK di penghujung tahun 2018 ini.
Budi Satria, Direktur Konsumer BTN mengatakan, target porsi dana murah dapat tercapai. Pasalnya, komposisi dana murah sebesar 46,46% atau senilai Rp 88,09 triliun terhadap total DPK Rp 189,62 triliun di paruh pertama.
Harapannya, peningkatan dana murah dapat menekan biaya dana. Bank milik pemerintah ini berencana untuk menekan biaya dana hingga ke level 4,5% tahun ini.
Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim), mengatakan porsi CASA mencapai 70,47% atau sebesar Rp 34,89 triliun di semester I-2018. Angka tersebut melebihi target CASA sebesar 70,37% di akhir tahun.
Dana murah ini menghasilkan penurunan biaya dana bank pembangunan daerah ini menjadi 2,13% di Juni 2018, menurun dari 2,45% dibanding sama tahun lalu.
Tambok P. Setyawati, Direktur Konsumer Bank BNI juga tengah fokus mendorong pertumbuhan CASA. Bank berlogo angka 46 ini mencatat porsi dana murah sebesar menjadi 63,8% pada separuh pertama 2018.
🌳

Hingga kuartal pertama 2018, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan berada di level 23,6%. "CAR 23,6% sudah kelebihan modal, harusnya tidak perlu terbitkan subdebt lagi karena cost-nya mahal," kata dia.

Dengan menerbitkan obligasi subordinasi tersebut, pihaknya mengaku tambahan CAR tidak besar. Sampai akhir tahun ini pihaknya juga menyebut posisi CAR akan tergantung pada pertumbuhan kredit.

Dia mengungkapkan, dana dari penerbitan obligasi subordinasi tersebut akan digunkan untuk pengembangan usaha terutama pemberian kredit. Penerbitan obligasi subordinasi ini akan menambah alternatif investasi dari instrumen-instrumen keuangan yang diterbitkan oleh BCA bagi para investor dan para nasabah BCA.

Selain itu, komitmen penerbitan obligasi tersebut juga telah masuk dalam ketentuan perbankan internasional atau dikenal dengan Basel III. "Ini juga telah kami sampaikan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada akhir tahun lalu," tambah dia.
Jahja menyebut, pihaknya akan segera merampungkan rencana akuisisi bank kecil. Rencana tersebut akan diumumkan dalam tiga bulan mendatang. Menurut dia, saat ini terdapat beberapa calon bank yang sudah dibidik perseroan untuk menjadi target akuisisi.

BCA telah menyiapkan alokasi dana sekitar Rp 4,5 triliun untuk keperluan penambahan modal anak usaha. "Fleksibel tergantung kebutuhan, kalau kami pakai akuisisi, ya anak perusahaan kita gak tambah nanti. Sementara ini kami lihat anak usaha belum perlu tambahan, jadi bisa dialokasikan ke semua," lanjut dia. (nid)



🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor diminta untuk tidak khawatir terhadap risiko emiten yang banyak mencari sumber pendanaan tahun ini lewat utang atau obligasi. Meskipun, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali menjadi 50 basis poin ke level 4,75% dan berpotensi meningkatkan beban bunga pinjaman emiten.
"Utang itu sebetulnya bagus untuk ekspansi bisnis, jadi enggak terlalu dikhawatirkan, karena profit operating yang dihasilkan akan lebih besar," ujar Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra kepada Kontan.co.id, Jumat (1/6).
Selain itu, kenaikan BI 7DRRR ke level 4,75% dinilai Aditya masih rendah, sehingga investor tidak perlu khawatir dengan prospek emiten. Bahkan, ke depan investor bisa fokus pada emiten yang gencar meningkatkan kinerja bisnisnya meskipun modalnya berasal dari penerbitan utang.
"Justru sinyal yang akan dirasakan ke depan dari sisi harga saham bisa lebih stabil. Tapi investor perlu khawatir jika emiten fokus ekspnsif cari utang untuk bayar utang, itu yang harus dikhawatirkan," jelasnya.
Salah satu emiten yang berencana untuk menerbitkan obligasi tahun ini adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebesar US$ 750 juta. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan.
Sebanyak 60% approval pembiayaan akan jatuh tempo. Rinciannya, sebanyak Rp 2 triliun jatuh tempo pada Juli 2018 dan US$ 500 juta pada 2020. "Kalau Garuda, saya rasa belum (untuk dilirik). Posisinya serba salah, Garuda masih kurang menarik pendapatannya juga masih tertekan," ujarnya.
Aditya menekankan, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian investor, pertama selama emiten masih lakukan ekspansi maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan investor. Kedua, investor perlu memastikan apakah emiten sudah menghitung secaara efisien atau belum ekspansi yang akan dijalani.
"Terakhir, emiten tidak melakukan penerbitan obligasi untuk membayar itu. Emiten begitu enggak menarik," tandasnya.
🍁
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%. Sayangnya, kebijakan tersebut tak direspons positif oleh pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot 57,27 poin atau setara 0,94% ke level 6.011,05 pada Rabu (30/5).
Senior Analis Pramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, dengan adanya kebijakan tersebut, arah bursa ke depan masih sesuai target awal, yakni 6.700 hingga akhir tahun ini.
"Hanya saja, volatilitasnya akan semakin tinggi," kata William kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).
Untuk menekan risiko pelemahan indeks lebih dalam, William meminta pemerintah fokus pada pertumbuhan neraca dagang. Terutama, dengan meningkatkan ekspor, agar impor tidak mendominasi dan menyebabkan defisit. Meskipun defisit tinggi lantaran impor untuk pembangunan infrastruktur.
Lanjut William, arahnya harus pada peningkatan investasi, sehinga bisa memberi indikasi membaiknya iklim usaha di Tanah Air. Tingginya penanaman modal asing di kuartal I-2018 juga memberi pemahaman bahwa iklim usaha semakin membaik, sehingga impor meningkat.
"Tapi tetap, fokus pemerintah seharusnya bagaimana bisa meningkatkan nilai ekspor, bukan menaikkan BI 7DRR," tukasnya.
Dengan proyeksi arah bursa bakal semakin volatil, investor disarankan mencari saham-saham murah dengan kinerja baik. Menurut William, ini momentum yang tepat dan dapat dimanfaatkan untuk membeli saham-saham yang sudah di level bottom.
"Ada konstruksi seperti WSKT dan WSBP. Untuk emiten CPO ada TBLA. Serta sektor properti. Tapi, dengan syarat  BI memberikan kelonggaran aturan loan to value (LTV)," tuturnya.
🌸
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu (30/5) memutuskan kenaikan BI 7 Days Repo sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. Kenaikan tingkat suku bunga ini membuat nilai tukar rupiah tertahan di bawah level Rp 14.000 per dollar AS.
Meski demikian, mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot  pukul 19.00 WIB, hanya menguat tipis 2 poin ke level Rp 13.993 per dollar AS.
Meski mampu menjaga nilai tukar rupiah di bawah level Rp 14.000, namun analis Senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, kebijakan BI tersebut tidak baik untuk perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Nilai tukar yang menguat atau stabil yang dicapai lewat kenaikan suku bunga memang sedikit banyak bisa membantu beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama emiten-emiten yang memiliki struktur utang dalam dollar AS yang tinggi atau emiten yang sangat mendalkan bahan baku impor. Bagi emiten-emiten ini kenaikan suku bunga memang cukup tepat, namun secara keseluruhan tidak bakal membantu perekonomian.
Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah lebih berkorelasi dengan neraca perdagangan Indonesia yang defisit. Jika melihat dari kaca mata pesimistis, tentu bisa dibilang dampak dari kenaikan BI Rate ini tidak akan terlalu signifikan, namun mengingat keadaan saat ini maka tidak ada cara lain selain menaikkan suku bunga untuk menstabilkan nilai rupiah.
“Kebijakan ini akan mengorbankan sisi konsumsi masyarakat dan sektor properti tahun ini,” ujar William, Rabu (30/5).
Dalam jangka menengah-panjang, William memandang, kenaikan tingkat suku bunga ini justru berdampak buruk, sepanjang masalah utama tidak dibereskan. Permasalahan utama rupiah adalah defisit neraca perdagangan, artinya dari sisi fiskal.
Nah, jika dari sisi fiskal tidak segera dibenahi, maka apapun kebijakan yang diambil dari sisi moneter hanya akan membawa kestabilan jangka pendek terhadap rupiah. Ia berharap pemerintah fokus membenahi sisi fiskal, sebab jika, tidak maka kenaikan tingkat suku bunga justru akan menyengsarakan perekonomian.
Sektor yang terhantam tentunya sektor konsumsi, sektor properti dan keuangan. Dari sektor keuangan misalnya, jika tingkat suku bunga naik tentu akan berpengaruh pada suku bunga pinjaman dan pembiayaan. Nah, ini tentunya bakal menurunkan minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman atau pembiayaan, baik kredit konsumtif maupun kredit produktif, yang ujung-ujungnya akan membuat perekonomian berjalan lamban.
Pemerintah memang tengah fokus pada kestabilan kurs, namun kata William, itu berakibat konsumsi masyarakat diuji tahun ini. PDB sebesar 5,06% yang tidak sesuai ekspektasi, seharusnya menjadi perhatian bahwa jika suku bunga dinaikkan tentu menimbulkan pertanyaan atau kekhawatiran akan konsumsi pada tahun ini.


🌰
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa akan menjaga likuiditas di pasar agar tetap cukup. Dengan begitu, kenaikan suku bunga acuan tidak mempengaruhi suku bunga di perbankan.
"Kalau likuiditas cukup, tidak ada alasan bank berlomba-lomba berebut dana dengan menaikkan bunga. Dari pasar uang, likuiditas cukup sehingga mengurangi tekanan bank-bank untuk bersaing dan jor-joran menaikkan suku bunga," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (30/5).
Oleh karena itu, BI tak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit untuk 2018. Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 tetap diproyeksi sebesar 5,2% dan kredit diperkirakan tumbuh 10-12%.
Perry juga mengimbau kepada masyarakat dan pelaku industri keuangan agar tidak perlu khawatir terkait likuiditas.
"Jadi jangan serta-merta kalau suku bunga naik kemudian laba bank turun, pertumbuhan anjlok. Kami juga terus mempercepat relaksasi kebijakan makroprudensial agar pertumbuhan ekonomi terjaga," ujarnya.
Ia pun mengatakan, kenaikan suku bunga acuan butuh waktu untuk tertransmisikan ke suku bunga kredit. Sebab, suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) terlebih dahulu.
“Setelah itu baru ke suku bunga deposito, baru ke kredit, baru berdampak ke ekonomi. Transmisinya panjang," jelasnya.
Transmisi itu, menurutnya, membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun, “Misalnya kondsi likuiditas, semakin ample maka semakin kecil dan lama. Kemudian perilaku risiko dari bank, kalau terlalu risk averse ya susah juga (tertransimi). Kemudian permintaannya, sekarang masih di bawah potensi. Sehingga saya sampaikan dampak kenaikan suku bunga akan memakan waktu lama dan elastisitas lebih kecil," kata dia.

Asal tahu saja, pertumbuhan ekonomi sampai akhir kuartal I-2018 adalah 5,06%. Sementara, kredit sendiri baru tumbuh 8,5% per akhir Maret 2018.

🌹

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keungan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan risiko kredit yang ditunjukkan dengan Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan.

"Risiko kredit yang ditunjukkan oleh NPL perbankan tercatat 2,79 persen. Ini trennya sudah menurun dibanding periode tahun lalu di atas 3 persen," kata Wimboh, di Gedung Kementerian Keuangan RI, Senin (28/5/2018).


Wimboh mengungkapkan, pada periode-periode sebelumnya seperti 2015-2016 angka kredit bermasalah cukup tinggi.

Tingginya NPL, lanjutnya, disebabkan beberapa harga komoditi yang mengalami penurunan. "Memang NPL meningkat, ini terkait penurunan harga komoditi di beberapa sektor," ujarnya.

Dia menyatakan bahwa NPL kali ini menurun sebab perbankan sudah melakukan restrukturisasi. "Kita sudah minta perbankan melakukan restrukturisasi kreditnya." jelas Wimboh.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu


Sumber: Merdeka.com
🍊


Jakarta detik




🍒



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan perbankan. Pasalnya, pelemahan rupiah akan berdampak pada risiko kredit bermasalah di pinjaman valuta asing (valas).
Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan, kurs rupiah terhadap dolar berada di level Rp 13.900,00 per 24 April 2018, atau melemah dibandingkan posisi Rp 13.894,00 di 23 April 2018.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, secara umum fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar berpengaruh pada perbankan. Untuk itu, BNI memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko kurs. "BNI punya kebijakan menjaga komposisi aset valas maksimal pada limit tertentu dari total aset," katanya, Selasa (24/4).
Untuk menjalankan kebijakan tersebut, BNI mempunyai unit risk management. Divisi ini mempunyai peran menjaga net open position masih dalam batasan yang ditentukan.
Terkait risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) kredit valas, Anggoro mengaku, rasio NPL kredit ini masih bisa terjaga. Ini karena komposisi pinjaman valas BNI maksimal 15%–17% dari total kredit.
Kredit valas yang disalurkan BNI spesifik untuk pembiayaan proyek yang memiliki cashflow dalam valas. Sebagai informasi, bank berplat merah ini mencatat NPL kredit valas relatif rendah di level 0,2% dari total kredit BNI.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jan Hendra mengatakan, risiko pelemahan kurs rupiah ini tergantung struktur kredit valas masing-masing bank. Misalnya, selama debitur memiliki pendapatan dalam valas maka akan tetap memiliki kemampuan bayar yang baik.
BCA tak terlalu besar menggelontorkan pinjaman valas. Posisi kredit valas BCA hanya sekitar 6% dari total kredit. "Debitur yang mempunyai eksposur di valas ini juga memiliki pendapatan dalam valas," terangnya.
Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pelemahan rupiah ini disebabkan dua faktor. Pertama, banyaknya pembayaran dividen pada Maret–April 2018. Kedua, keluarnya dana asing dari bursa saham.
Untuk mengatasi risiko, kata Kartika, pihaknya meminta debitur terutama terkait valas melakukan hedging.

Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman menuturkan, dampak pelemahan rupiah ke perbankan bergantung pada posisi devisa neto. Saat ini, posisi devisa neto masih rendah dibandingkan batas maksimum sebesar 20% dari modal.
🍂

JAKARTA, KOMPAS.com—Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) pada April lalu telah menetapkan penambahan bank berdampak sistemik menjadi 15 bank. OJK pun meminta bank-bank itu membuat rencana penyelamatan atau recovery plan. "Bank ini wajib membuat recovery plan yang dikenal dengan istilah bail-in," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam keterangan tertulis, Jumat (4/5/2018). 
Menurut Anto, pemilik dan manajemen bank harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Tujuannya, penggunaan dana publik terhindarkan sejauh mungkin untuk penyelamatan bank.
Penetapan kategori bank berdampak sistemik merupakan amanat Undang-Undang tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UUPPKSK). Kriterianya, sebut Anto, diukur antara lain dari nilai peningkatan total aset, jumlah kredit dan atau dana pihak ketiga (DPK), dan aspek risiko lain. Saat ini, lanjut Anto, bank-bank yang tercantum sebagai bank sistemik merupakan bank dengan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. 
Penilaian bank sistemik ini dilakukan oleh OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Anto juga memastikan kondisi industri perbankan secara keseluruhan termasuk 15 bank yang berdampak sistemik tersebut dalam kondisi sehat dan aman. OJK menetapkan jumlah bank berdampak sistemik setiap April dan September. 
Sejak UU PPKSK terbit, jumlah bank berdampak sistemik pun dinamis, yaitu: 
Maret 2016 sebanyak 12 bank 
Sept 2016 sebanyak 12 bank 
Maret 2017 sebanyak 12 bank 
Sept 2017 sebanyak 11 bank 
April 2018 sebanyak 15 bank

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "OJK Minta Bank Berdampak Sistemik Buat "Recovery Plan"", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/04/141049526/ojk-minta-bank-berdampak-sistemik-buat-recovery-plan
Penulis : Ridwan Aji Pitoko
Editor : Palupi Annisa Auliani

🍦

Laporan Reporter Kontan, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemegang saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersiap mendapat rezeki nomplok. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BCA, Kamis (5/4/2018), memutuskan membagi dividen dengan payout ratio sebanyak 27% dari laba 2017 yang sebesar Rp 23,3 triliun.
Nilai dividen yang ditebar emiten berkode saham BBCA ini sekitar Rp 6,29 triliun, atau setara Rp 255 per saham.
Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengungkapkan pembayaran dividen ini akan dibayarkan pada akhir April 2018.
Jumlah dividen pay out ratio yang diberikan untuk tahun buku 2017 itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang sebanyak 24% atau sekitar Rp 4,9 triliun.
Pertimbangannya, tahun lalu, BCA membukukan laba cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun lalu BCA mencetak pertumbuhan laba 13,1% dari 2016 yang sebesar Rp 20,6 triliun.
Selain dividen, RUPST BCA tersebut juga menyetujui penetapan recovery plan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.14/POJK.03/2017.
Beleid ini mewajibkan bank berkategori sistemik menyusun dan menyampaikan rencana aksi penambahan modal sebagai bagian recovery plan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, besaran recovery plan disesuaikan sesuai kebutuhan BCA.
"Kami cuma minta persetujuan, tidak ada batasannya, sesuai kebutuhan saja," ujarnya, Kamis (5/4/2018).
Yang jelas, tahun lalu, permodalan bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini masih cukup tebal.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BCA masih berada di posisi 23,1% di akhir 2017. Jumlah tersebut setara dengan posisi CAR secara industri yakni 21,18% pada tahun 2017.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dividen BCA Sundul Rp 6,29 Triliun, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/06/dividen-bca-sundul-rp-629-triliun?page=2.

Editor: Choirul Arifin


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dividen BCA Sundul Rp 6,29 Triliun, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/04/06/dividen-bca-sundul-rp-629-triliun.

Editor: Choirul Arifin

JAKARTA, KOMPAS.com - Musim bagi-bagi dividen tahun buku 2017 telah tiba. Beberapa emiten telah mengumumkan rencana pembagian dividen. Salah satunya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BCA, Kamis (5/4/2018), memutuskan membagi dividen dengan payout ratio sebanyak 27 persen dari laba 2017 yang sebesar Rp 23,3 triliun. Nilai dividen yang ditebar sekitar Rp 6,29 triliun, atau setara Rp 255 per saham. Mengutip Kontan.co.id, Jumat (6/4/2018), ajang bagi-bagi dividen tersebut tentu menguntungkan bagi pemegang saham. Di antaranya, PT Dwimuria Investama Andalan, yang merupakan bagian Grup Djarum memegang 13.545.990.000 saham atau setara 54,94 persen saham BBCA. Dari dividen saja, setidaknya PT Dwimuria Investama Andalan bakal mengantongi cuan Rp 3,45 triliun Itu baru dari dividen. Cuan lain yang didapat juga berasal dari kenaikan harga saham BBCA. Terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 5 April 2018, saham BBCA telah naik sekitar 5,25 persen ke level Rp 23.050 per saham. Nah, dari selisih kenaikan harga saham saja, harta Grup Djarum sudah bertambah sekitar Rp 15.58 triliun. Apabila ditotal dengan jumlah dividen tadi, tahun ini, dari saham BBCA, Grup Djarum mengantongi cuan Rp 19,03 triliun. Dwimuria Investama Andalan merupakan perusahaan yang berkedudukan di Kudus, Indonesia. Perusahaan ini masih dalam naungan Grup Djarum, salah satu grup konglomerasi di Indonesia. Pemegang saham perusahaan terdiri dari nama-nama besar, diantaranya Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono. Robert Budi Hartono merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum, yaitu Oei Wie Gwan. Pengusaha Indonesia ini lahir di Semarang, 28 April 1940. Sedangkan saudaranya, Michael Bambang Hartono, yang juga pengusaha perusahaan rokok kretek Djarum, lahir di Kudus, 2 Oktober 1939. Tak heran bila keduanya, masuk dalam daftar urutan teratas pengusaha paling tajir di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2018. Disebutkan, bahwa kekayaan R Budi Hartono senilai 17,4 miliar dollar AS, sedangkan Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan senilai 16,7 miliar dollar AS. (Dede Suprayitno)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Grup Djarum Raup Rp 19,03 Triliun dari Dividen dan Kenaikan Saham BCA", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/06/150105426/grup-djarum-raup-rp-1903-triliun-dari-dividen-dan-kenaikan-saham-bca

Editor : Bambang Priyo Jatmiko

🍇
media indonesia: PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia / BNII) menetapkan penggunaan laba bersih perseroan pada tahun buku 2017 antara Iain untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Kantor Pusat Maybank Indonesia, Jakarta, kemarin.
"Pembagian dividen tunai sebesar 20% dari laba bersih dengan total maksimal sebesar Rp360 miliar atau sebesar Rp5,33 per saham. Sebesar 5,4% dari laba bersih atau Rp96,71 miliar digunakan untuk dana cadangan umum dan sisanya 74,6% atau Rp1,3 triliun sebagai laba ditahan perseroan," jelas Taswin.
Taswin melanjutkan pemegang saham yang berhak menerima dividen tunai tahun buku 2017 ialah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 18 April 2018, dan dividen tunai akan dibayarkan pada 4 Mei 2018.
RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali anggota direksi dan dewan komisaris yang berakhir masa jabatannya dengan ketentuan masa jabatan Dhien Tjahajani selaku direktur kepatuhan, corporate secretary, dan direktur independen menjadi berakhir pada 25 Juni 2018.
Sementara itu, RUPSLB menyetujui rencana penambahan modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) yang akan disebut sebagai penawaran umum terbatas 8 (PUT 8) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 12,8 milar saham seri D dengan nilai nominal Rp22,50 per saham.
Seluruh saham seri D hasil PUT 8 itu memiliki hak sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham-saham seri lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas dividen.

Perseroan akan menyampaikan pernyataan pendaftaran atas rencana PUT 8 ini kepada Otoritas Jasa Keuangan pada April 2018. PUT 8 ditargetkan bisa selesai pada semester pertama tahun ini. "Aksi korporasi ini bertujuan memperkuat permodalan dan mendukung ekspansi bisnis ke depan," pungkas Taswin.
🍂
RAPAT Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Perseroan) menyetujui dan mengesahkan Laporan Keuangan dan Laporan Laba/Rugi Konsolidasian tahun buku 2017.

RUPS juga menetapkan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2017, antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham.

Sebesar 5,4% dari laba bersih Perseroan atau Rp96,71 miliar digunakan sebagai dana cadangan umum guna memenuhi ketentuan dalam Pasal 70 ayat 1 Undang-undang Perseroan Terbatas dan pasal 25 Anggaran Dasar Perseroan.

“Sebesar 20% dibagikan sebagai dividen tunai dengan total maksimal sebesar Rp360,80 miliar atau sebesar Rp5,33 per saham. Sisanya sebesar 74,6% atau Rp1,3 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan perseroan,” ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria melalui rilis yang diterima, Jumat (6/4).

Pemegang saham yang berhak menerima dividen tunai tahun buku 2017 adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 18 April 2018 dan dividen tunai akan dibayarkan pada 4 Mei 2018.

RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali anggota direksi dan dewan komisaris yang telah berakhir masa jabatannya, dengan ketentuan masa jabatan Dhien Tjahajani selaku Direktur Kepatuhan, Corporate Secretary serta Direktur Independen akan menjadi berakhir pada 25 Juni 2018.

Sementara itu, RUPSLB menyetujui rencana penambahan modal melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang akan disebut sebagai penawaran umum terbatas 8 (PUT 8) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 12,8 milar saham seri D dengan nilai nominal Rp22,50 per saham.

“Seluruh saham seri D hasil PUT 8 ini memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham-saham seri lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak atas dividen,” ujarnya.

Perseroan berencana akan menyampaikan pernyataan pendaftaran atas rencana PUT 8 ini kepada Otoritas Jasa Keuangan pada April 2018. PUT 8 ini ditargetkan dapat diselesaikan pada semester pertama tahun ini.

”Aksi korporasi ini bertujuan mendorong modal dan ekspansi bisnis ke depan dalam rangka memperkuat posisi Maybank Indonesia sebagai salah satu penyedia layanan keuangan terkemuka di Indonesia” tutup Taswin. (OL-3)


 🍓

JAKARTA okezone - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan pembayaran dividen sebesar Rp255 per saham atau setara dengan 27,5% dari laba tahun 2017 sebesar Rp23,3 triliun. Jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp80 yang telah dibayarkan oleh perseroan pada Desember 2017.
Mengutip keterangan tertulis perseroan di Jakarta, Kamis (5/4/2018), keputusan tersebut telah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari ini.
RUPST juga mengambil keputusan-keputusan antara lain persetujuan atas Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan.
Dengan disetujuinya laporan-laporan tersebut, RUPST memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan sepanjang tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Baca Juga: 
Di samping itu, RUPST telah memberikan wewenang kepada Direksi (dengan persetujuan Dewan Komisaris), jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan serta dengan mempertimbangkan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk menetapkan dan membayar dividen interim tahun buku 2018 kepada Pemegang Saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lebih lanjut, Dewan Komisaris telah diberi kuasa dan wewenang oleh RUPST untuk menunjuk Akuntan Publik Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan memeriksa pembukuan keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Dalam prosesnya, Dewan Komisaris perlu memperhatikan rekomendasi Komite Audit dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan juga melakukan penunjukan direktur baru yaitu Vera Eve Lim yang akan menjabat sebagai Direktur Perseroan. Sebelumnya, Vera menjabat sebagai Direktur di Bank Danamon.
Masa jabatan berlaku sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diselenggarakan pada tahun 2021.
Baca Juga:
Penunjukan Vera Eve Lim selaku Direktur Perseroan berlaku efektif sejak tanggal OJK memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut. Dengan demikian, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang menjabat adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris: Djohan Emir Setijoso
Komisaris: Tonny Kusnadi
Komisaris Independen: Cyrillus Harinowo
Komisaris Independen: Raden Pardede
Komisaris Independen: Sumantri Slamet
Direksi:
Presiden Direktur: Jahja Setiaatmadja
Wakil Presiden Direktur: Eugene Keith Galbraith
Wakil Presiden Direktur: Armand Wahyudi Hartono
Direktur: Suwignyo Budiman
Direktur Kepatuhan: Subur Tan
Direktur: Henry Koenaifi
Direktur Independen: Erwan Yuris Ang
Direktur: Rudy Susanto
Direktur: Inawaty Handoyo
Direktur: Santoso
Direktur: Lianawaty Suwono
Direktur: Vera Eve Lim.


    (mrt)
    🍒
    Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) membagikan dividen senilai Rp6,29 triliun kepada pemegang saham.
    Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra mengatakan, nilai dividen yang dibagikan tersebut diambil dari 27% laba tahun lalu. Pada Desember 2017 laba BCA tercatat senilai Rp23,3 triliun.
    "Dibayarkan kemungkinan akhir bulan ini," katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Kamis (5/4/2018).
    Jika dibagi terhadap lembar saham, setiap lembar saham bernilai Rp255. Jan menerangkan, persentase dividen yang dibagikan tahun ini meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar 24%.
    Sepanjang tahun lalu, BCA membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 13,1% secara year on year menjadi Rp23,3 triliun.
    Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengklaim bahwa pihaknya berhasil memanfaatkan berbagai peluang bisnis di tengah proses pemulihan ekonomi Indonesia. Profitabilitas perseroan didukung oleh berbagai program efisiensi serta pembentukan cadangan kredit bermasalah yang lebih rendah.
    “Kami membukukan kinerja yang baik dengan memanfaatkan berbagai peluang bisnis di tengah proses pemulihan ekonomi Indonesia. Cadangan kredit bermasalah jadi lebih rendah sejalan dengan kualitas kredit yang terjaga,”ujarnya.
    Sepanjang tahun lalu pendapatan operasional BCA, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lain, tumbuh sekitar 6% (yoy) menjadi Rp57 triliun. Pendapatan bunga bersih naik 4,1% ke level Rp41,8 triliun sedangkan pendapatan operasional lain meningkatn 11,5% menjadi Rp15,1 triliun.
     🍜
    Suara.com - Total dana masyarakat atau simpanan di bank umum per Februari 2018 naik 0,38 persen, dari Rp5.314 triliun di Januari 2018 menjadi Rp5.334 triliun di Februari 2018, demikian pernyataan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
    Sedangkan total rekening simpanan per Februari mencapai 250.866.218 rekening, naik 4.572.841 rekening atau 1,86 persen dibanding posisi jumlah rekening pada Januari 2018, yang sebanyak 246.293.377 rekening, menurut data di statistik LPS yang dikutip di Jakarta, Sabtu (31/3/2018).
    Untuk simpanan dengan nilai saldo sampai dengan Rp2 miliar, jumlah rekeningnya meningkat sebesar 1,85 persen (dibandingkan bulan sebelumnya/MoM), dari 246.041.976 rekening menjadi 250.615.670 rekening di Februari 2018.
    Jumlah nominal simpanannya naik 0,027 persen (MoM), dari posisi akhir Januari 2018 sebesar Rp2.309 triliun, menjadi Rp2.309 triliun pada akhir Februari 2018.
    Sedangkan untuk simpanan dengan nilai saldo di atas Rp2 miliar, jumlah rekeningnya turun 0,34 persen (MoM), dari 251.401 rekening di Januari 2018 menjadi 250.548 rekening di Februari 2018.
    Sementara itu, untuk jumlah nominal simpanannya naik sebesar 0,65 persen (MoM), dari Rp3.005 triliun di Januari 2018 menjadi Rp3.024 triliun di Februari 2018.
    Apabila dilihat dari jenis simpanan, jenis simpanan yang jumlah rekeningnya mengalami kenaikan paling tinggi adalah giro. Kenaikannya mencapai 4,77 persen dari 3.071.363 rekening di Januari 2018, menjadi 3.217.788 rekening di Februari 2018.
    Sementara itu, giro juga mengalami kenaikan nominal tertinggi dibandingkan jenis simpanan lain, yaitu 1,72 persen, dari Rp1.267 triliun pada Januari 2018 menjadi Rp1.289 triliun per Februari 2018.
    Pada Februari 2018, untuk jumlah rekening dan nominal simpanan dalam Rupiah meningkat. Sementara itu, untuk jumlah rekening dan nominal dalam Valas menurun.
    Jumlah rekening simpanan dalam Rupiah meningkat 1,87 persen (MoM), dimana per Januari 2018 berjumlah 245.282.973 rekening, menjadi 249.858.135 rekening per akhir Februari 2018.
    Untuk jumlah rekening simpanan yang dijamin dalam Valas menurun 0,23 persen, di mana per Januari 2018 jumlahnya 1.010.404 rekening menjadi 1.008.083 rekening di Februari 2018.
    Dilihat dari nominalnya, simpanan dalam Rupiah naik 0,50 persen (MoM), dari sebesar Rp4.576 triliun di Januari 2018 menjadi Rp4.599 triliun di Februari 2018.
    Sementara untuk simpanan dalam Valas, jumlahnya menurun 0,35 persen (MoM) dari sebesar Rp737,65 triliun di Januari 2018 menjadi Rp735,05 triliun di Februari 2018.
    Bank umum peserta penjaminan per Februari 2018 berjumlah 115 bank, yang terdiri atas 102 bank umum konvensional dan 13 bank umum syariah.
    Bank umum konvensional, terdiri atas empat bank pemerintah, 25 bank pemerintah daerah, 64 bank umum swasta nasional dan sembilan kantor cabang bank asing. (Antara)
    🌵

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan peraturan yang mewajibkan bank sistemik untuk segera memupuk modal baru atau capital surcharge. Ini tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.03/2018 tentang Penetapan Bank Sistemik dan Capital Surcharge yang mulai berlaku pada 26 Maret 2018.
    Kewajiban ini didasarkan pada karakteristik bank sistemik yang secara aset, modal, luas jaringan atau kompleksitas dan keterkaitan dengan sektor keuangan lain yang dapat menyebabkan kegagalan bank tersebut atau sektor jasa keuangan lain.
    Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, dalam aturan tersebut ada beberapa bank sistemik yang telah diminta OJK untuk membuat capital surcharge terhadap modal tier 1. "Semakin besar (bank sistemik) semakin besar modalnya. Ini untuk memperkuat perbankan, karena aset mereka besar, kompleksitas usahanya, interkoneksi banknya," ujarnya, Kamis lalu (29/3).
    Menurut Heru, sejauh ini bank-bank yang masuk dalam golongan sistemik tersebut seluruhnya sudah menyampaikan rencananya ke OJK.
    Heru menjelaskan, dengan penambahan modal oleh bank sistemik tersebut akan berimbas pada kemampuan menyerap kerugian yang lebih meningkat. Sehingga, bila salah satu bank tersebut mengalami kerugian yang cukup dalam, dampak terhadap bank maupun industri jasa keuangan bisa diminimalisir.
    Merujuk POJK itu, OJK menetapkan capital surcharge dalam lima kelompok. Pertama, sebesar 1% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR) untuk bank sistemik yang digolongkan ke kelompok satu. Kedua, 1,5% dari ATMR bagi bank sistemik yang digolongkan dalam kelompok dua.
    Ketiga, 2% dari ATMR bagi bank sistemik yang masuk kelompok tiga. Keempat, 2,5% dari ATMR bagi bank sistemik yang digolongkan ke kelompok empat. Serta, 3,5% dari ATMR bagi bank sistemik yang digolongkan dalam kelompok lima.
    Hexana Tri Sasongko, SEVP Global Treasury Bank BRI mengatakan, BRI sudah memenuhi regulasi OJK ini. "Capital surcharge BRI 2%, masih tercukupi oleh rasio kecukupan modal kami sebesar 21,5%," kata Hexana.
    🍁

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bearish masih membayangi pasar modal domestik. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah menyusut 3,38% menjadi 6.140,84.
    Penurunan IHSG sejalan dengan keluarnya dana asing dari pasar saham (capital outflow). Pada perdagangan Rabu (28/3), asing keluar sebanyak Rp 696,64 miliar.
    Di pasar reguler, asing mencatatkan net sell Rp 562,45 miliar. Sejak awal tahun, net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 24,33 triliun dan selama setahun terakhir senilai Rp 27,63 triliun.
    Tekanan jual asing tercermin dari koreksi beberapa saham blue chips. BBRI, misalnya, mengalami tekanan jual asing Rp 6,6 triliun sejak awal tahun ini. Jumlah itu setara 27% dari total dana asing yang keluar di pasar reguler.
    Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, fundamental bisnis emiten yang dijauhi asing sebenarnya kokoh. TLKM misalnya masih tumbuh, meski di bawah ekspektasi konsesus analis. "Labanya naik dan positif, tapi pasar melihat TLKM hanya tumbuh tipis," kata William kepada KONTAN, kemarin.
    Menurut analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji, meski ada tekanan jual asing, saham big caps masih bisa mencetak gain. Secara teknikal, BBRI masih berpotensi rebound.
    Laju BBRI memang tak jauh berbeda dengan IHSG. Namun melihat dalam jangka panjang, saham ini bisa menembus target Rp 3.900 per saham.
    Saham ASII juga tertekan oleh aksi jual asing. Nafan bilang, faktor daya beli turut mempengaruhi investor dalam melihat prospek ASII. Belum lagi, sektor otomotif masih penuh tantangan.
    Arwani Pranajaya, Chief Investment Papillon Group, melihat asing tak sepenuhnya keluar dari pasar finansial Indonesia. Asing memilih instrumen yang lebih aman seperti pasar uang dan obligasi pemerintah. "Ini hanya perubahan strategi portofolio, maka banyak saham yang drop akhirnya," tutur dia.
    🍓
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. berada di peringkat teratas dari daftar “The Most Valuable Bank Brands” di Indonesia. BRI juga menempati peringkat empat dari daftar merek bank paling berharga di seluruh Asia Tenggara, mengutip hasil riset “Brand Finance Top 500 Most Valuable Bank Brands 2018.”
    Secara keseluruhan, Bank BRI menempati peringkat 82 atau naik dibandingkan dengan posisi tahun lalu yakni 89. Prestasi ini tak lepas dari meningkatnya nilai merek BRI yang ditaksir sebesar US$ 3,2 miliar atau senilai Rp 44 Triliun, tumbuh 24% dibandingkan tahun lalu.
    Bambang Tribaroto, Corporate Secretary BRI menyatakan bahwa hasil riset ini merupakan sinyal positif akan keberadaan BRI yang kian diakui di kancah internasional. “Dinobatkan sebagai bank dengan merek paling bernilai di Indonesia tentu merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan bagi kami. Pencapaian ini juga semakin memotivasi kami untuk terus fokus terhadap pemberdayaan UMKM serta mengakselerasi digitalisasi” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (28/3).
    Brand Finance Banking 500 adalah studi tahunan yang dilakukan oleh Brand Finance, konsultan penilaian merek dan strategi terkemuka di dunia, dan diterbitkan dalam majalah ‘The Banker’. Dalam penelitian ini, bank-bank terbesar dunia diberi peringkat berdasarkan nilai merek mereka, dengan hasil yang mencerminkan tren industri dan menunjukkan perkembangan di masa depan.
    South Asia’s Most Valuable Banks 2018
    Ranking GlobalNegaraMerekNilai Merek
    40SingapuraDBSUS$ 6,5 miliar
    64SingapuraOCBCUS$ 4 miliar
    66SingapuraUOBUS$ 3,7 miliar
    82IndonesiaBRIUS$ 3,2 miliar
    83MalaysiaMaybankUS$ 3,1 miliar
    101IndonesiaBCAUS$ 2,3 miliar
    105IndonesiaMandiriUS$ 2,2 miliar
    111MalaysiaCIMBUS$ 2 miliar
    113ThailandSCBUS$ 1,9 miliar
    117MalaysiaPublic BankUS$ 1,5 miliar
    🍊
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit yang belum ditarik pada Januari 2018 ini tercatat tumbuh landai. Hal ini berdasarkan data statistik perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dipublikasikan (20/3) lalu.
    Berdasarkan data OJK ini, kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) pada Januari 2018 sebesar Rp 1.467 triliun atau naik 5,39% dibanding bulan yang sama tahun 201. Kredit yang belum ditarik ini porsinya sebesar 32% dari total kredit bank.
    Jika dilihat kredit yang belum ditarik ini mayoritas 74% berasal dari uncommited loan. Sedangkan sisanya 25% berasal dari commited loan.
    Pertumbuhan kredit yang belum ditarik dari commited loan pada Januari 2018 melonjak cukup tajam yaitu 16%, atau lebih tinggi dari uncommited loan 2% yoy.
    Kredit yang belum ditarik ini jika dilihat kelompok banknya masih didominasi oleh bank menengah BUKU III yaitu 53% diikuti oleh kelompok bank BUKU IV sebesar 40%. Yang termasuk golongan ini adalah bank-bank besar di Tanah Air dengan modal di atas Rp 5 triliun.
    Pertumbuhan kredit di BUKU IV sampai 21% yoy. BUKU III mencatat pertumbuhan kredit yang belum ditarik sebesar 2,43%.
    🌼

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun 2017 senilai Rp 106,75 per saham.
    Mengutip situs Kustodian Sentral Efek Indonesia, Senin (26/3), batas akhir perdagangan saham BBRI dengan hak dividen alias cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 29 Maret 2018.
    Sedangkan, cum dividen di pasar tunai pada 4 April 2018. Recording date atau pencatatan daftar pemegang saham yang berhak atas dividen juga akan dilakukan pada 5 April mendatang.
    Selanjutnya, bank pelat merah ini akan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham pada 25 April 2018.
    Hingga Senin (26/3), saham BBRI ditutup di level Rp 3.600 per saham. Jika mengacu harga tersebut, maka dividen yield BBRI sekitar 2,97%.
    🍈


    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
    Dalam rapat tersebut, BRI menyetujui pembayaran dividen 45 persen dari laba bersih tahun 2017 sebesar Rp 13,04 triliun yang terdiri dari 30 persen dividen reguler senilaiRp 8,69 triliun dan 15 persen dividen spesial senilai Rp 4,34 triliun.
    “Angka ini naik dibandingkan dengan dividen yang dibagikan oleh BRI pada tahun lalu sebesar Rp 10,47 triliun,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto, dalam keterangan tertulis.
    Selain pembagian dividen, dalam rapat tersebut juga disahkan Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan, Persetujuan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Pengesahan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017.
    Selain itu juga Pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan serta pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama Tahun Buku yang berakhir pada 31 Desember 2017.
    Selain itu, RUPST perusahaan dengan kode saham BBRI tahun ini juga menyetujui Perubahan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan serta perubahan nomenklatur jabatan Direksi Perseroan.
    Berikut susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank BRI yang baru:
    Dewan Komisaris
    Komisaris Utama/Komisaris Independen : Andrinof A. Chaniago
    Wakil Komisaris Utama/Komisaris: Gatot Trihargo
    Komisaris Independen : A. Fuad Rahmany
    Komisaris Independen : A. Sonny Keraf
    Komisaris Independen : Rofikoh Rokhim
    Komisaris Independen : Mahmud
    Komisaris : Nicolaus Teguh Budi Harjanto
    Komisaris : Jeffry J. Wurangian
    Komisaris : Hadiyanto
    Anggota Direksi
    Direktur Utama : Suprajarto
    Direktur Corporate Banking : Kuswiyoto
    Direktur Retail dan Menengah : Supari
    Direktur Mikro dan Kecil : Priyastomo
    Direktur Konsumer : Handayani
    Direktur Jaringan dan Layanan : Osbal Saragi Rumahorbo
    Direktur Keuangan : Haru Koesmahargyo
    Direktur Teknologi Informasi dan Operasi : Indra Utoyo
    Direktur Hubungan Kelembagaan : Sis Apik Wijayanto
    Direktur Manajemen Risiko : Mohammad Irfan
    Direktur Human Capital : R. Sophia Alizsa
    Direktur Kepatuhan : Achmad Solichin Lutfiyanto


    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BRI Bagikan Dividen Rp 13,04 Triliun, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/03/22/bri-bagikan-dividen-rp-1304-triliun.
    Penulis: Syahrizal Sidik
    Editor: Sanusi
    🌿
    Jakarta - Seiring kenaikan harga saham, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menargetkan kapitalisasi pasar (market capitalization) menembus Rp 700 triliun pada tahun 2022 mendatang. Adapun, saat ini kapitalisasi pasar bank dengan kode saham BBRI tersebut mencapai Rp 483,52 triliun. Pencapaian ini, menjadikan Bank BRI memiliki kapitalisasi pasar terbesar keempat di Asia Tenggara.
    Tercatat, pada penutupan perdagangan bursa pada hari Rabu (24/1), BBRI menyentuh harga Rp 3.830 per saham. Ssehari menjelang pemaparan kinerja Triwulan IV tahun 2017, harga saham BRI meningkat hingga menyentuh angka tertinggi sepanjang masa yakni Rp 3.920 per lembar.
    "Kita akan capai Rp 700 triliun secara bertahap dari saat ini Rp 438 triliun. Kapitalisasi pasar tinggi bukan berarti kita harus stock split," ujar Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta, Rabu (24/1).
    Untuk informasi, sejak melakukan stock split kedua pada pertengahan November 2017, harga saham Bank BRI naik cukup signifikan. Pada perdagangan saham perdana sejak stock split kedua November lalu, harga saham Bank BRI di angka Rp 3.280 dan saat ini telah mencapai Rp 3.920 yang berarti dalam kurun waktu 2 bulan, harga saham BBRI telah meningkat 19,5 persen.



    Sumber: Suara Pembaruan
    🌴

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sehari menjelang pemaparan kinerja Triwulan IV tahun 2017, harga saham milik PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) meningkat hingga menyentuh angka tertinggi sepanjang masa.
    Tercatat, pada penutupan perdagangan bursa pada hari Selasa (23/01), BBRI menyentuh harga Rp 3.920 per unit saham, sehingga kapitalisasi pasar BBRI mencapai Rp 483,52 Triliun. Pencapaian ini, menjadikan Bank BRI dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-empat di Asia Tenggara.
    “Alhamdulillah, pencapaian merupakan respon positif dari pasar atas kinerja Bank BRI yang terus tumbuh secara berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo.
    Sejak melakukan stock split kedua pada pertengahan November 2017, harga saham Bank BRI terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
    Pada perdagangan saham perdana sejak stock split kedua November lalu, harga saham Bank BRI per unitnya berada di angka Rp 3.280 dan saat ini telah mencapai Rp 3.920 yang berarti dalam kurun waktu 2 bulan, harga saham BBRI telah meningkat 19,5%.
    Sayangnya hari ini sampai pukul 15.00 WIB, saham BBRI justru berbalik arah terkoreksi dalam 2,04% ke level Rp 3.840
    🐃
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, (15/1) ditutup naik 0,19% atau setara 12,130 poin. Dengan demikian, IHSG bertengger di level 6.382,12. Sepanjang perdagangan, Indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.390,889.

    Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor pertambangan mencatat kenaikan tertinggi sebesar 1,53%. Selanjutnya disusul sektor perbankan yang naik 0,6% dan sektor property yang naik 0,61%. Sementara itu, sektor konsumer mengalami penurunan paling tajam yakni turun 0,53%.

    Adapun saham penggerak indeks dengan kenaikan tertinggi adalah IKAI, BMTR, BHIT, TRAM, dan MNCN. Di perdagangan hari yang sama, asing masih mencatatkan aksi beli bersih sebesar Rp 2,33 triliun. Secara year to date (ytd), tercatat aksi beli bersih asing sebesar 5,03 triliun.

    Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar bilang,IHSG bergerak sideways. Hal ini sehubungan dengan respon netral pelaku pasar atas rilis data neraca perdagangan Indoenesia. Pasalnya, William mencatat bahwa di neraca perdagangan Indonesia terdapat surplus secara tahunan, namun defisit secara bulanan.

    Sejalan, analis Reliance Sekuirtas Lanjar Nafi menjelaskan bahwa data komposisi Ekspor akhir tahun dibawah ekspektasi 6.93% dari 14.32%. Dus, neraca perdagangan bulan desember defisit US$ 0.27 miliar jauh dibawah ekspektasi surplus US$ 0.64 miliar.

    Adapun pada perdagangan Selasa (16/1), William melihat IHSG melanjutkan potensi penguatan. Pasalnya pelaku pasar masih dierpa euphoria neraca perdagangan. Selain itu, di minggu ini investor juga menantikan arah kebijakan Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada Rabu dan Kamis.

    “Saya tidak yakin suku bunga akan naik. Sepertinya masih akan flat. Seminggu kedepan IHSG masih akan bergerak sideways karena belum ada rilis data yang berpengaruh signifikan pada PDB,” lanjut William. Dengan demikian indeks pada perdangangan besok menurutnya akan menguat terbatas di rentang resistance 6.441 dan support 6.372. William sarankan investor perhatikan saham pertambangan hingga ahkhir kuartal I-2018.

    Secara teknikal, Lanjar melihat bahwa IHSG kembali bergerak terkonsolidasi pada Moving Average 5days dengan support fractal dikisara 644 sebagai konfirmasi pergerakan bearish jangka pendek. Indikator stochastic bergerak negatif setelah dead-cross.

    Momentum indikator RSI yang overbought, memberikan signal mahalnya kondisi IHSG saat ini hingga butuh koreksi wajar. Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung menekan dengan range pergerakan 6325-6410. Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya APLN, BBNI, BBRI, CPIN, JSMR, BJBR.
    🍕
    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan merealisasikan penurunan suku bunga, sebagai respon atas kebijakan suku bunga rendah Bank Indonesia. Setelah memangkas bunga deposito, perbankan mulai menggunting bunga kredit.
    Sekadar mengingatkan, pada Agustus 2017 bank sentral menurunkan 7-days reverse repo rate (BI 7DRR) menjadi 4,50% dari sebelumnya 4,75%. Sebulan kemudian, BI 7DRR kembali dipangkas jadi 4,25% dan bertahan hingga Desember tahun lalu.
    Kini sejumlah bank mulai menyesuaikan suku bunga acuan. Bahkan, suku bunga kredit beberapa bank seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Central Asia (BBCA) mulai turun ke level single digit di awal tahun ini.
    Sejumlah analis melihat, langkah tersebut bakal jadi sentimen positif bagi saham perbankan. Analis Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido Hutabarat menilai, penurunan suku bunga kredit mendorong nasabah mengajukan kredit. "Sehingga meski bunganya turun, bank masih mampu meningkatkan volume kredit," ujar Kevin kepada KONTAN, Minggu (14/1).
    Saham perbankan juga masih berpotensi tumbuh di sepanjang tahun ini. Minat investor asing mengoleksi saham perbankan cukup tinggi. Hal ini lantaran net interest margin (NIM) perbankan di Indonesia masih terjaga. Di saat yang sama, kemampuan bank mengelola kredit macet atau non-performing loan (NPL) di bawah 5% turut mendongkrak prospek kinerja bank.
    Meski demikian, kalangan bank harus tetap berhati-hati. Rendahnya suku bunga kredit saat ini membuat bank harus selektif memilih calon debitur agar NPL terjaga di level aman. "Jika tidak, porsi kredit macet akan meningkat dan bisa berdampak negatif ke kinerja perbankan," kata Kevin.
    Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada juga mengemukakan, penurunan suku bunga kredit tidak selamanya positif. "Jika aktivitas bisnis masyarakat masih lesu, dampak positif penurunan bunga kredit ini tak akan terasa oleh saham perbankan," ujar dia.
    Efek The Fed
    Para investor juga perlu mewaspadai sentimen global. Rencana The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan atau Fed fund rate (FFR) sebanyak tiga kali pada tahun ini juga berpotensi menekan saham perbankan.
    Sentimen negatif bisa makin kuat bila BI ikut menaikkan bunga acuan. "Hal ini bisa mengganjal pertumbuhan saham bank. Sebab, kenaikan suku bunga BI bisa memicu kenaikan bunga kredit, sehingga permintaan kredit berkurang," terang Reza.
    Namun, Kevin masih optimistis sektor perbankan bisa tumbuh tahun ini. Daya beli masyarakat yang membaik bisa mendorong volume kredit perbankan. Price to earning ratio (PER) beberapa bank masih di kisaran 10 kali–15 kali. misal BBRI, Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Tabungan Negara (BBTN). Artinya, penguatan harga saham perbankan masih terbuka.
    Kevin menjadikan BBNI dan BBTN sebagai saham pilihannya. BBNI menarik karena masih bisa menjaga NPL di level rendah. Sedangkan BBTN lantaran harga sahamnya masih murah. BBTN juga berencana ekspansi ke kredit konstruksi dan infrastruktur.
    Sedangkan Reza memprediksi, laju pertumbuhan saham perbankan masih akan sama seperti tahun lalu. Pertumbuhan ini pun akan didominasi oleh saham-saham bank yang berkapitalisasi besar (big cap) dan memiliki bobot besar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia.
    Untuk saham bank dengan kapitalisasi pasar jumbo, Reza memilih BBRI, BBNI dan BBCA. Adapun untuk saham bank lapis kedua (second liner), saham yang masih menarik untuk dilirik antara lain BBTN, Bank Permata (BNLI) dan Bank Danamon Indonesia (BDMN).

    Comments


    1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

      Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

      Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

      Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

      Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

      ReplyDelete
    2. semua berkat mrs karina roland
      Nama saya annisa logan, saya dari indonesia, saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu semua warga negara Indonesia yang mencari pinjaman di internet bahwa mereka harus sangat hati-hati karena internet penuh dengan penipu, beberapa bulan yang lalu saya benar-benar membutuhkan pinjaman, untuk memperbaiki saloon penata rambut saya, tetapi saya jatuh ke tangan pemberi pinjaman palsu, yang hampir mengacaukan hidup saya, sampai seorang teman merujuk saya ke salah satu pemberi pinjaman bernama Ibu. karina, pemilik perusahaan pinjaman roland karina, yang saya hubungi dan dia mengatakan kepada saya bahwa jika saya dapat bertemu dengan syarat dan ketentuan mereka bahwa pinjaman saya akan diberikan kepada saya dalam waktu kurang dari 24 jam seperti yang saya lakukan, setelah itu saya mengajukan pinjaman 450 juta rupiah setelah rincian saya diverifikasi dalam waktu kurang dari 24 jam rekening bank saya dikreditkan. sekarang saya sangat senang atas pekerjaan baik Ibu. Karina dalam hidup saya dan keluarga saya, saya memutuskan untuk membagikan kesaksian saya tentang Ibu. karina, sehingga orang-orang dari negara saya dan kota saya bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman dalam bentuk apa pun, silakan hubungi Ibu. karina melalui email: karinarolandloancompany@gmail.com, Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: annisalogan@gmail.com untuk kerja bagusnya dalam hidup saya dan keluarga saya.

      ReplyDelete
    3. Promo www.Fanspoker.com :
      - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
      - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
      - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
      || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

      ReplyDelete
    4. KABAR BAIK!!!

      Nama saya Lady Enny, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka penipu, karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi waspadalah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang.

      Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

      Beberapa bulan yang lalu saya tegang dan putus asa secara finansial, saya ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya kepada pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar $ 300.000 dalam kurang dari 24 jam tanpa pembayaran atau tekanan konstan dan tingkat bunga hanya 2%.

      Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

      Karena saya berjanji akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

      Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan dengan rahmat Tuhan, dia tidak akan mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

      Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Setymin yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ms. Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

      Apa yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pembayaran pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke akun perusahaan setiap bulan.

      Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

      ReplyDelete
    5. PROGRAM PINJAMAN MUDAH
      Selama masa ekonomi yang tidak pasti ini, banyak orang mendapati diri mereka dihadapkan pada situasi di mana mereka dapat menggunakan bantuan keuangan. Apakah itu untuk keadaan darurat, perbaikan rumah, konsolidasi utang atau bahkan liburan keluarga - pinjaman pribadi berbunga rendah adalah cara yang aman dan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan keuangan Anda. Di Alta Finance LLC, kami berspesialisasi dalam program pendanaan Pinjaman yang andal dan efisien. Hubungi kami hari ini menggunakan email perusahaan kami: altafinancellcfunding@gmail.com atau melalui teks +1 702 805-0119

      ReplyDelete
    6. Nama saya, jayachandra fadhlan
      dari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk menipu orang. menipu Anda dengan uang hasil jerih payah Anda, saya mengajukan pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang. Ketika saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu adalah PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan. Teman baik saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana Ibu KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka selesai memverifikasi rincian saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya lelucon, dan mungkin ini adalah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya tertegun. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan tingkat bunga rendah 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang bahwa ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. tahu tentang perusahaan mode. Jadi saya menyarankan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk menghubungi Mrs. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau hanya Whatsapp +15857083478 Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) Sekali lagi terima kasih telah membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kami dan memberi kami umur panjang dan sejahtera.

      ReplyDelete
    7. Halo semuanya
      Nama saya JOSEPHINE JUMAWAN CABALLO, saya tinggal di orion bataan, phillipine. Saya ingin berterima kasih kepada ibu yang baik KARINA ROLAND karena telah membantu saya mendapatkan pinjaman yang baik setelah saya mengalami pinjaman pinjaman online palsu yang menipu saya untuk mendapatkan uang tanpa memberikan pinjaman, saya membutuhkan pinjaman selama 2 tahun yang lalu untuk memulai bisnis saya sendiri di kota orion bataan tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di dubai yang menipu saya dan tidak menawarkan saya pinjaman. dan saya sangat Frustrasted karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di dubai, karena saya berutang bank dan teman-teman saya dan saya tidak punya apa-apa untuk dijalankan, pada hari yang sangat setia teman saya memanggil susan Ramirez setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Mrs. KARINA ROLAND LOAN COMPANY, jadi saya terpaksa menghubungi Susan Ramirez dan dia mengatakan kepada saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi Mrs. KARINA ROLAND bahwa dia adalah ibu yang baik dan saya dipaksa untuk bersikap berani dan saya menghubungi Mrs. KARINA ROLAND dan saya terkejut dengan pinjaman saya yang diproses dan diteruskan dan dalam waktu 6 jam pinjaman saya ditransfer ke akun saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah keajaiban dan saya harus memberikan informasi tentang kerja yang baik dari Ny. KARINA ROLAND jadi saya menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi email Mrs. KARINA ROLAND LOAN COMPANY: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp hanya +1 (585) 708-3478 dan saya menjamin Anda bahwa Anda akan memberikan informasi seperti yang saya miliki selesai dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang Mrs.karina Roland email saya: (josephinejumawancaballo@gmail.com) semoga Tuhan terus memberkati dan mencintai ibu KARINA ROLAND untuk mengubah kehidupan finansial saya.

      ReplyDelete
    8. kesaksian nyata dan kabar baik !!!

      Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan

      Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar

      Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda

      untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.comdan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com

      ReplyDelete
    9. selamat hari untuk semua orang di Indonesia dan juga untuk semua di Asia, nama saya Ny. Fatimah fahariah, saya ingin membagikan kesaksian hidup saya di sini di internet untuk semua warga negara Indonesia dan seluruh Asia untuk berhati-hati dengan pemberi pinjaman internet, Allah dukung saya melalui ibu yang baik, Ny. KARINA

      Setelah periode mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak sepanjang waktu, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya ditipu dan saya mengganti Rp. 17.000.000 dengan pemberi pinjaman yang berbeda.

      Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya yang kemudian mengatakan kepada saya untuk menghubungi MRS KARINA, yang adalah pemilik PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND, jadi teman saya meminta saya untuk meminta permintaan dari Ibu KARINA , jadi saya mengumpulkan perjanjian dan menghubungi Ny. KARINA

      Saya meminta pinjaman sebesar Rp.800.000.000 dengan bunga 2%, jadi saya mendapat pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dan semuanya dilakukan dengan kredit transfer, karena tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk transfer. pinjaman. Saya hanya setuju untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi aplikasi mereka. untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari satu jam uang telah disetorkan ke rekening bank saya.

      Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah Rp. 800.000.000. Saya sangat senang karena ALLAH akhirnya menjawab doa saya dengan memberi saya permintaan hati saya.

      Semoga ALLAH memberkati MRS KARINA karena membuat hidup saya mudah, jadi saya meminta siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk dapat menghubungi MRS KARINA melalui email: karinarolandloancompany@gmail.com untuk pinjaman Anda atau whatsapp +1 (585) 708-3478

      Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar ALLAH akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda juga.

      ReplyDelete
    10. Halo, nama saya SALSABILLA ZULFKAR memangsa hukuman di tangan kreditor palsu. Saya kehilangan sekitar Rp. 30.000.000 karena saya butuh modal besar Rp. 300.000.000, Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. Perdagangan saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini. Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman lama yang mengundang saya ke seorang ibu yang baik, Ms. KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp.500.000.000,00

      Ibu yang baik, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menerima ucapan terima kasih saya, dan semoga Tuhan terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan teman saya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan saran kepada orang Indonesia lainnya, ada banyak penipu di sana, jadi jika Anda memerlukan pinjaman dan keamanan dan siapa pun yang membutuhkan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany@gmail.com
      Anda masih dapat menghubungi ibu whatsApp nomor +1 (585) 708- 3478
      Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk informasi lebih lanjut.

      ReplyDelete
    11. vMy name is CORINA ALVARADO, i am from Philippine and i live in the dipolog city. I want to use this opportunity to write to the people who are in need of loans on the internet that if you need a real and legit loan, mother karina roland is the right company to apply from i was cheated by 2 companies i applied for a loan from karina roland was the third company i applied from i received my loan from karina roland loan company in less than 6 hours time as the company told me, so anyone who needs an online loan without getting scammed should apply from karina roland and be rest assured that you will be happy with this company. You can only contact this company via whatsapp +1 (585) 7083-478 or email karinarolandloancompany@gmail.com. Regards to anyone who reads this message all over the world. you can contact me via email for further information (alvaradocorina7@gmail.com)

      ReplyDelete
    12. Saya senang dan bersyukur saya mendapat pinjaman Rp200.000.000. Apakah Anda seorang pria atau wanita dan Anda telah mencari pinjaman, dan Anda telah ditolak oleh bank Anda. Saya ingin memberi tahu Anda hari ini bahwa Anda dapat memperoleh pinjaman dari perusahaan online terbaik dan Anda tidak perlu mengisi banyak dokumen juga, mereka juga memiliki tingkat bunga yang baik. Saya dikenalkan dengan PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND oleh seorang teman yang telah mendapatkan pinjaman dari mereka, saya membutuhkan uang tunai dan saya mengunjungi bank saya dan mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman karena kredit buruk. Saya senang sekarang karena saya dapat mendirikan bisnis besar yang saya impikan. Pembayaran saya akan segera dimulai. Berhentilah membuang waktu Anda dengan semua pemberi pinjaman di luar sana dan kunjungi PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND untuk mendapatkan dana pinjaman Anda. Anda dapat menghubungi mereka melalui EMAIL ATAU WHATSAPP karinarolandloancompany@gmail.com +15857083478

      ReplyDelete
      Replies
      1. Salam
        Tolong kalian semua harus membaca apa yang saya katakan. . . .

        Biarkan saya perkenalkan dulu diri saya, Nama saya Adhityas Kripsiani, saya berasal dari kota Bandung, saya bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Yogyakarta.
        Harapan saya dan impian tertinggi saya adalah ingin memiliki bisnis atau toko sendiri, tetapi jika Anda hanya mengandalkan gaji Anda, mungkin butuh waktu yang sangat lama di mana biaya sewa dan anak-anak yang telah terakumulasi hanya akan lebih sulit dan lebih lama mimpi itu tidak akan terwujud
        Saya mencoba "buka internet dan saya melihat tulisan orang-orang sukses yang dibantu oleh seorang klerus dari sana saya mencoba untuk menghubunginya, pada awalnya saya terus mengirim sms sampai saya mendapat balasan dari perusahaan yang merupakan awal kesuksesan saya. Jika Anda mau untuk mendapatkan cara yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT MEMBAYAR HUTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI LAINNYA, TANPA KEBUTUHAN RITUAL, CEPAT CEPAT. Saya mencoba menghubungi Perusahaan Pinjaman Rebacca Alma dengan kompensasi yang sama untuk impian saya dan untuk membayar hutang, terima kasih Tuhan kepada Tuhan yang maha kuasa melalui bantuannya. Saya sekarang membuka bisnis distribusi di Bandung. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Irlina Tuty Sartika untuk merujuk saya ke perusahaan pinjaman tempat saya mencapai impian saya sekarang.
        Hubungi ibu yang baik REBACCA ALMA LOAN COMPANY melalui emailnya rebaccaalmaloancompany@gmail.com Untuk penjelasan lebih rinci, silakan. Anda juga dapat menghubunginya melalui Whatsapp 14052595662
        Anda mungkin ingin mengajukan pertanyaan, hubungi saya melalui email saya adhityaskripsiani@gmail.com. Anda juga dapat menghubungi wanita yang merujuk saya ke perusahaan pinjaman yang sah ini, Mrs. irlinatutysartika15@gmail.com
        Anda tidak perlu ragu atau dibodohi dan dikejar-kejar oleh hutang lagi, sekarang saya berbagi pengalaman yang saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin ...

        Delete
      2. Salam
        Tolong kalian semua harus membaca apa yang saya katakan. . . .

        Biarkan saya perkenalkan dulu diri saya, Nama saya Adhityas Kripsiani, saya berasal dari kota Bandung, saya bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Yogyakarta.
        Harapan saya dan impian tertinggi saya adalah ingin memiliki bisnis atau toko sendiri, tetapi jika Anda hanya mengandalkan gaji Anda, mungkin butuh waktu yang sangat lama di mana biaya sewa dan anak-anak yang telah terakumulasi hanya akan lebih sulit dan lebih lama mimpi itu tidak akan terwujud
        Saya mencoba "buka internet dan saya melihat tulisan orang-orang sukses yang dibantu oleh seorang klerus dari sana saya mencoba untuk menghubunginya, pada awalnya saya terus mengirim sms sampai saya mendapat balasan dari perusahaan yang merupakan awal kesuksesan saya. Jika Anda mau untuk mendapatkan cara yang mudah untuk SOLUSI MUDAH, CEPAT MEMBAYAR HUTANG ANDA, DAN MASALAH EKONOMI LAINNYA, TANPA KEBUTUHAN RITUAL, CEPAT CEPAT. Saya mencoba menghubungi Perusahaan Pinjaman Rebacca Alma dengan kompensasi yang sama untuk impian saya dan untuk membayar hutang, terima kasih Tuhan kepada Tuhan yang maha kuasa melalui bantuannya. Saya sekarang membuka bisnis distribusi di Bandung. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Irlina Tuty Sartika untuk merujuk saya ke perusahaan pinjaman tempat saya mencapai impian saya sekarang.
        Hubungi ibu yang baik REBACCA ALMA LOAN COMPANY melalui emailnya rebaccaalmaloancompany@gmail.com Untuk penjelasan lebih rinci, silakan. Anda juga dapat menghubunginya melalui Whatsapp 14052595662
        Anda mungkin ingin mengajukan pertanyaan, hubungi saya melalui email saya adhityaskripsiani@gmail.com. Anda juga dapat menghubungi wanita yang merujuk saya ke perusahaan pinjaman yang sah ini, Mrs. irlinatutysartika15@gmail.com
        Anda tidak perlu ragu atau dibodohi dan dikejar-kejar oleh hutang lagi, sekarang saya berbagi pengalaman yang saya rasakan dan buktikan. Semoga bermanfaat. Amin ...

        Delete
    13. NAMA: Titin yuni Arlini
      ACCOUNT NUMBER: 61670235108
      NAMA BANK: bank central asia (BCA)
      PINJAMAN PINJAMAN: Rp 250.000.000
      EMAIL SAYA: titinyuniarlini@gmail.com

      Selamat siang !!!
      Saya hanya tersenyum seperti saya memposting ini karena KARINA ELENA PERUSAHAAN PINJAMAN ROL telah membuat saya dan keluarga saya keluar dari hutang. Semua berawal dari kompilasi saya memerlukan pinjaman sebesar Rp250.000.000 untuk menyimpan semua pinjaman saya, tidak ada yang membantu karena saya mengembalikan suamiku hingga saya menemukan kontak emailnya di internet jadi saya memutuskan untuk meminjamkan pinjaman dari MOTHER KARINA dan saat ini saya sangat senang dan senang atas bantuan IBU KARINA karena memberi saya pinjaman saya.
      Sekarang saya memiliki bisnis sendiri dan saya merawat keluarga saya dengan baik karena bantuan dari KARINA ELENA PERUSAHAAN LOAN ROLAND yang memberi saya pinjaman tanpa stres. Tuhan Yang Mahakuasa akan terus memberkati kerja keras yang baik dari IBU KARINA.
      Anda dapat menghubungi mereka sekarang melalui email atau whatsapp oke: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp +15857083478

      ReplyDelete
    14. RAMADHAN / COVID-19 PINJAMAN PEMBERDAYAAN, MEI 2020

      Di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan keuangan untuk semua individu, suku bunga kami adalah 2% per tahun. Kami juga memberikan saran dan bantuan keuangan kepada kami klien dan pelamar. Jika Anda memiliki proyek yang baik atau ingin memulai bisnis dan membutuhkan pinjaman untuk segera membiayai, kami dapat mendiskusikannya, menandatangani kontrak, dan kemudian mendanai proyek atau bisnis Anda untuk Anda bersama dengan Bank Dunia dan Bank Industri.

      Kategori Bisnis

      Bisnis Merchandising.
      Bisnis manufaktur
      Bisnis Hibrid.
      Kepemilikan tunggal
      Kemitraan.
      Perusahaan.
      Perseroan terbatas.
      pinjaman pribadi.
      pinjaman investasi.
      Pinjaman Pinjaman.
      Kredit kepemilikan rumah.

      PERUSAHAAN PINJAMAN
      Situs web: rikaandersonloancompany.webs.com
      Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
      Panggilan Saluran Bantuan Layanan Pelanggan: +1 (323) 689-3663
      Layanan Pelanggan Whatsapp: + 1-323-689-3663
      Facebook: Rika Anderson Alfreda
      Instagram: Rikaandersonloancompany.alfred
      Twitter: #Rikaanderson
      Kantor Pusat: 228 Park Ave S, New York, NY 10003-1502, AS
      Pajak / CAC /: 1095/0730/2028
      Mahkamah Agung Kabupaten New York, NY9016 34001

      ReplyDelete
    15. Saya menandai webster dengan nama saya seorang perwira polisi dan saya tinggal di kentucky tenggara di A.S., Beberapa hari yang lalu saya sedang mencari pinjaman online dan saya hanya menemukan orang-orang menipu saya dengan uang saya. Saya sangat membutuhkan pinjaman ini untuk sebuah proyek di Kolombia dan saya telah ditipu beberapa kali suatu hari ketika saya sedang tidak bertugas saya memutuskan untuk mencari lagi kali ini untuk perusahaan sejati yang memberikan pinjaman saya menemukan perusahaan ini bernama PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND dan banyak orang telah bersaksi tentang perusahaan ini pada awalnya saya tidak percaya tetapi saya memutuskan untuk mengajukan pinjaman yang saya cari adalah jumlah $6.000.000,00 saya melamar dari perusahaan ini dan mereka memberi tahu saya semua yang perlu dilakukan saya mempercayai mereka dan saya melakukan apa mereka mengatakan kepada saya untuk melakukannya dan mereka meyakinkan saya bahwa dalam waktu 7 jam saya akan dengan aman dengan pinjaman saya, saya tidak pernah percaya mereka tetapi saya menunggu pinjaman saya tepat dalam waktu 7 jam saya mendapat telepon dari perusahaan bahwa jika saya telah menerima pinjaman saya belum dan saya berkata Tidak. Mereka mengatakan kepada saya untuk pergi ke bank saya dan memeriksa akun saya bahwa bank saya mungkin tidak mengirimi saya peringatan, saya patuh dan saya pergi ke bank saya dan memeriksa akun saya dengan terkejut ketika sampai di sana saya melihat saya pinjaman $6,000,000.00 di akun saya uang yang saya miliki di akun saya sebelumnya bijih adalah $1.000.000,00 dan sekarang saya menemukan $7.000.000.00 pulsa uang saya dan pinjaman saya adalah $7.000.000,00 saya sangat senang dan saya berterima kasih kepada perusahaan ini karena mereka hebat. Saya ingin menggunakan sedikit waktu saya untuk menulis kepada orang-orang di Amerika Serikat dan orang-orang di seluruh dunia bahwa jika Anda membutuhkan pinjaman nyata, karina roland adalah perusahaan yang tepat untuk melamar dari perusahaan ini tidak tahu saya melakukan ini jadi jika ada yang membutuhkan pinjaman Anda dapat menghubungi saya melalui surat markwebster023@gmail.com  atau hubungi perusahaan melalui alamat surat adalah karinarolandloancompany@gmail.com,  +1585 708-3478   hal terbaik.

      ReplyDelete
    16. SELAMAT TAHUN BARU! SELAMAT TAHUN BARU!! SELAMAT TAHUN BARU!!!
      DAPATKAN PENAWARAN PELUANG PINJAMAN DENGAN BIAYA MURAH UNTUK TAHUN BARU INI.......

      Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin mewujudkan impian Anda dengan dana?
      Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau mengembangkan bisnis Anda?
      Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari Pemberi Pinjaman atau Bank karena biaya/persyaratan pinjaman yang tinggi?
      Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk alasan yang sah?
      Kemudian khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
      Kembali kepada kami untuk negosiasi tentang jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan yang bijaksana.
      JENIS PINJAMAN KAMI
      Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban finansial. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.

      Data pelamar:
      1) Nama Lengkap:
      2) Negara
      3) Alamat:
      4) Jenis Kelamin:
      5) Pekerjaan:
      6) Nomor telepon:
      7) Posisi saat ini di tempat kerja:
      8 Pendapatan bulanan:
      9) Jumlah pinjaman yang dibutuhkan:
      10) Jangka waktu pinjaman:
      11) Apakah Anda melamar sebelumnya:
      12) Tanggal Lahir:
      Hubungi perusahaan pinjaman Gloria S melalui email:
      {gloriasloancompany@gmail.com} atau
      Nomor WhatsApp: +1(815) 427-9002
      Salam Hormat

      ReplyDelete
    17. Selamat Siang Semuanya!!!

      Nama saya Mr Rashid Husaen dan saya dari Jawa Barat, indonesia dan saya berbicara sebagai salah satu orang paling bahagia di dunia hari ini dan saya berkata pada diri sendiri bahwa pemberi pinjaman menyelamatkan keluarga saya dari situasi buruk kami, saya akan memberitahu namanya kepada dunia dan saya sangat senang untuk mengatakan bahwa keluarga saya kembali selamanya karena saya membutuhkan pinjaman sebesar Rp300.000.000,00 untuk memulai hidup saya sejak saya adalah seorang ayah tunggal dengan 5 anak dan dunia sepertinya mengandalkan saya ketika saya mencoba untuk mendapatkan pinjaman Dari bank dan bank online menolak pinjaman saya, mereka mengatakan bahwa penghasilan saya rendah dan saya tidak memiliki jaminan untuk pinjaman jadi saya online dan segalanya menjadi lebih sulit karena mereka merobek uang saya dari saya dengan janji manis untuk membantu saya


      Sampai saya melihat postingan ibu nyonya maria dari sebuah blog dan saya memohon padanya, dia memberi saya semua syarat dan ketentuan dan saya setuju dan dia mengejutkan saya dengan pinjaman yang mengubah hidup saya dan keluarga saya, dan pada awalnya saya berpikir ini tidak mungkin karena pengalaman masa lalu saya dan janji-janji palsu tetapi yang mengejutkan saya, saya menerima pinjaman saya sebesar Rp300.000.000,00 dan saya akan menyarankan siapa pun yang benar-benar membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Nyonya Maria Alexander wanita kata-katanya, melalui email : ( mariaalexander818@gmail.com ) karena mereka adalah pemberi pinjaman yang paling pengertian dan baik hati. siapa pun yang ingin pinjaman atau cara mendapatkan pinjaman asli, harus menghubunginya Via

      email: ( mariaalexander818@gmail.com )
      whatsapp: (+1 254-276-8402 )

      Anda dapat menghubungi saya Pak Rasyid untuk informasi lebih lanjut (rashidhusaen18@gmail.com)

      Allah Maha Besar
      Terima kasih semuanya

      ReplyDelete
    18. CERITA HIDUPKU

      Ada begitu banyak kegembiraan dalam keluarga saya sejak saya mendapat pinjaman dari IBU MARIA ALEXANDER dan hidup saya menjadi lebih baik. Saya telah menjadi ayah yang diberkati untuk keluarga saya dan istri saya tercinta, anak-anak saya merasa sehat dan bisnis saya berkembang pesat seperti yang direncanakan dan istri saya memiliki pabrik Padi sendiri dengan karyawan


      Semuanya dimulai ketika istri saya kehilangan pekerjaannya selama fase pertama pandemi Virus Corona sehingga kami semua bergantung pada bisnis saya untuk bertahan hidup tetapi dalam waktu singkat bisnis tersebut gulung tikar karena saya dan anak-anak saya makan dari bisnis dan sebagian besar dari saya kebaikan diperoleh. manja selama penguncian jadi saya tersesat yang menyebabkan banyak kelaparan bagi saya dan keluarga saya

      Kami kelaparan dan kami harus pindah kembali ke desa sehingga kami bisa bertani dan mencari nafkah untuk anak-anak tetapi bertani tidak sesulit yang kami inginkan karena kami hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang pertanian dan tidak ada uang untuk membeli bahan kimia untuk pengendalian hama. tanaman kami mati dan kami menjadi lelah selama bertahun-tahun sampai saya membaca kesaksian seorang wanita bernama KABU LAYU dan PRIA lainnya bernama RASHID HUSAEN yang mendapat pinjaman dari PERUSAHAAN PINJAMAN MARIA ALEXANDER

      INFORMASI KONTAK PERUSAHAAN

      Jumlah Pinjaman ::: Rp1000,000.000,00

      Alamat Email Perusahaan ::: mariaalexander818@gmail.com

      Nama Perusahaan :: MARIA ALEXANDER LOAN COMPANY

      Perusahaan WHATSAPP:  (+1 254-276-8402 )

      Nama Saya ::::: YUDA BUDIWATI

      Email Saya :::: yudabudiwati@gmail.com

      negara Indonesia

      Jadi saya mengajukan pinjaman dan istri saya menolak pinjaman online karena dia memiliki pengalaman tentang pinjaman online tetapi bagi saya ini adalah pertama kalinya saya mendapatkan pinjaman online jadi saya menghubungi PERUSAHAAN PINJAMAN MARIA ALEXANDER dan melalui proses mereka termasuk kredensial saya sehingga mereka memberi tahu saya menunggu persetujuan pinjaman bahwa jika aplikasi pinjaman saya telah diperbarui dan disetujui mereka akan kembali kepada saya yang mereka lakukan, demi kemuliaan ALLAH saya diberi pinjaman
      Saya sangat senang dan saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada PERUSAHAAN PINJAMAN MARIA ALEXANDER

      DOAKU DIJAWAB, SEMOGA ALLAH MEMBERKATI IBU MARIA ALEXANDER YANG MENGUBAH HIDUPKU DAN KEHIDUPAN SELURUH KELUARGAKU HARI INI

      ReplyDelete
    19. Halo

      Nama saya INDAH BERKAH dari kota Bontang, Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu semua orang di grup ini yang mencari pinjaman untuk berhati-hati karena ada scammer di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu, saya mengalami kerugian finansial dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Man di Singapura dan saya ditipu oleh orang-orang di singapura. Saya hampir putus asa sampai seorang teman saya menghubungi saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal dan tulus bernama Mrs MARIA ALEXANDER, pemberi pinjaman pribadi yang meminjamkan saya pinjaman sebesar 3 MILIAR tanpa tekanan pada tingkat bunga 2% yang merupakan bunga yang terjangkau tingkat bagi saya.

      Setelah transfer pinjaman saya ke rekening bank saya, saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya ajukan telah dikirim langsung ke rekening saya oleh Ibu MARIA ALEXANDER tanpa penundaan. Karena saya berjanji kepada ibu bahwa saya akan membagikan kabar baik agar orang-orang dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Mrs.MARIA ALEXANDER. Perusahaan Pinjaman Ibu sangat sah, mudah mendapatkan pinjaman, dapat diandalkan, terkenal dengan situs web perusahaan.

      HUBUNGI: IBU MARIA ALEXANDER
      Email ( mariaalexander818@gmail.com )
      ATAU whatsapp: +1 (254) 276-8402.


      Saya meluangkan waktu untuk menginformasikan semua bahwa Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: indahberkah011@gmail.com
      dan Ibu AMISHA CHAHAYA yang memperkenalkan saya dan bercerita tentang Ibu MARIA ALEXANDER, Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu MARIA ALEXANDER, Tahun baru ini 2022, Anda Juga dapat menghubunginya melalui email:( amishachahaya8@gmail.com ) Sekarang , yang akan saya lakukan hanyalah berusaha memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirimkan langsung ke rekening bulanan.

      HUBUNGI: IBU MARIA ALEXANDER
      Email ( mariaalexander818@gmail.com )
      ATAU whatsapp: +1 (254) 276-8402.

      Saya ingin berterima kasih kepada ALLAH SWT karena telah menggunakan Ms. MARIA ALEXANDER untuk mengubah kisah keuangan saya dan sekarang saya adalah pemilik yang bangga dengan bisnis saya, semoga Allah terus memberkati Ms.MARIA ALEXANDER dan terus menggunakannya untuk membantu kita semua dalam keuangan
      kesulitan.

      SEMOGA ALLAH MEMBERKATI KALIAN SEMUA.

      ReplyDelete

    Post a Comment

    Popular posts from this blog

    onlineisasi-digitalisasi (5)

    analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)

    terkait fundamental saham ENERGI n TAMBANG (3) (pgas, adro, indy, bumi, antm, elsa)