terkait saham ENERGI: Harga Batu Bara n Minyak

🍒

Reli Harga Minyak Lanjut

Investor.id – Harga minyak melejit, naik ke level tertinggi sejak awal Maret menyusul laporan persediaan minyak mentah AS turun tajam dan dolar melemah. Meskipun demikian, meningkatnya infeksi virus corona (Covid-19) membuat investor khawatir tentang prospek permintaan. Minyak mentah Brent mengakhiri sesi perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) naik 74 sen atau 1,7%, menjadi $ 45,17 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate naik 49 sen atau 1,2% pada $ 42,19 per barel. Kedua kontrak minyak itu bahkan sempat naik lebih dari 4% pada awal sesi. Menurut Biro Administrasi Informasi Energi (EIA), persediaan minyak mentah AS turun 7,4 juta barel minggu lalu. Agka itu jauh melebihi perkiraan analis 3 juta barel dalam jajak pendapat Reuters. Harga minyak juga mendapat katalis dari pelemahan kurs dolar AS yang membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Minyak juga mendapat dukungan dari tanda-tanda bahwa pembicaraan antara Gedung Putih dan Demokrat di Kongres mengenai paket bantuan coronavirus baru mengalami kemajuan, meskipun kedua belah pihak tetap berjauhan. Sementara itu, data pabrik AS minggu ini juga menunjukkan adanya peningkatan pesanan minyak, yang oleh beberapa analis dianggap sebagai petunjuk pemulihan ekonomi. Aktivitas bisnis zona euro kembali bertumbuh moderat pada bulan Juli karena beberapa pembatasan diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Investor masih dibayangi kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 yang bisa mengancam pemulihan permintaan bahan bakar. Kematian virus korona global melampaui 700.000 pada hari Rabu, menurut penghitungan Reuters, dengan Amerika Serikat, Brasil, India dan Meksiko memimpin peningkatan kematian. Di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, persediaan distilasi naik minggu lalu ke level tertinggi dalam 38 tahun untuk minggu ketiga berturut-turut. Sementara itu, distilasi Gulf Coast berada pada rekor level tertinggi, kata EIA. Stok bensin naik untuk minggu kedua berturut-turut.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Harga Minyak Melejit"

Read more at: http://brt.st/6GCC

🍓


NEW YORK, Investor.id – Harga minyak naik sekitar $ 1 per barel pada penutupan hari Selasa (Rabu pagi WIB), mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pasca Covid-19. Minyak mendapat dorongan dari kesepakatan stimulus Uni Eropa dan berita penuh harapan tentang uji coba vaksin coronavirus. Minyak mentah berjangka Brent ditutup pada $ 44,32 barel, naik $ 1,04, atau 2,4%. West Texas Intermediate (WTI) menetap di $ 41,96 per barel, naik $ 1,15, atau 2,8%. Didukung oleh kesepakatan di antara para pemimpin Uni Eropa pada dana 750 miliar euro ($ 859 miliar) untuk menopang ekonomi yang terkena virus corona. 

Kesepakatan Uni Eropa memungkinkan Komisi Eropa untuk meningkatkan miliaran euro di pasar modal atas nama semua 27 negara di kawasan itu. Tindakan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hampir tujuh dekade integrasi Eropa. Saham dunia dan euro juga mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan. Dolar, di mana sebagian besar kontrak minyak dihargai, jatuh ke level terendah sejak Maret terhadap sekeranjang mata uang. Sentimen positif lainnya dari minyak adalah data vaksin coronavirus yang menjanjikan dirilis pada hari Senin, meskipun uji klinis vaksin tahap akhir masih butuh beberapa bulan lagi. Sejumlah perusahaan sedang menguji obat baru untuk kekebalan terhadap Covid-19. Harga minyak juga mendapat dukungan dari harapan bahwa anggota parlemen AS dapat segera menyepakati paket stimulus baru, karena bantuan pengangguran yang diperpanjang untuk jutaan orang Amerika akan berakhir pada akhir bulan. "Kemajuan nyata pada kesepakatan stimulus AS, perjanjian pemulihan Uni Eropa, dan kemajuan menuju vaksin yang sukses, semuanya telah digabungkan minggu ini untuk meningkatkan permintaan untuk aset berisiko," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates. Negara-negara termasuk Amerika Serikat dan India melaporkan rekor jumlah infeksi coronavirus dan negara yang lain seperti Spanyol dan Australia sedang berjuang melawan wabah baru. Harga minyak mundur dalam perdagangan pasca-penyelesaian setelah American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, melaporkan persediaan minyak mentah AS tumbuh pekan lalu sebesar 7,5 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi untuk penarikan 2,1 juta barel. Sumber : REUTERS

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Harga Minyak Naik 1%, Cetak Rekor Tertinggi Pasca-Covid"
Penulis: Listyorini
Read more at: http://brt.st/6Fx8

🍉


NEW YORK, iNews.id - Harga minyak naik pada Rabu (1/7/2020) waktu setempat setelah data menunjukkan penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Mengutip Xinhua, Kamis (2/7/2020) minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus naik 55 sen menjadi 39,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 76 sen menjadi 42,03 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS turun 7,2 juta barel selama pekan yang berakhir 26 Juni, Badan Informasi Energi AS melaporkan Rabu. Itu diikuti kenaikan tiga minggu berturut-turut. 

Analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan penurunan pasokan minyak mentah rata-rata 2,7 juta barel. Minyak mentah berjangka AS naik hampir 92 persen pada kuartal kedua dan Brent naik sekitar 81 persen, menurut Dow Jones Market Data. 

Namun, kedua tolok ukur itu masih turun secara signifikan dari tahun ke tahun.

🍇


Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak rebound dari kerugian mingguan karena data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan menangkal kekhawatiran bahwa kebangkitan Covid-19 akan mengganggu permintaan bahan bakar.

Pada penutupan perdagangan Senin (29/6/2020), minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Agustus 2020 naik US$1,21 menuju US$39,70 per barel. Adapun, minyak Brent kontrak Agustus 2020 naik 69 sen menuju US$41,71 per barel, sedangkan kontrak September 2020 berada di posisi US$41,85 per barel.

Dikutip dari Bloomberg, harga di New York dan London ditutup lebih tinggi setelah menurun selama dua dari tiga minggu terakhir. Harga minyak juga mengikuti ekuitas lebih tinggi, karena penjualan rumah yang tertunda di AS membukukan rekor kenaikan.

Hal itu menandakan bahwa pemulihan ekonomi Amerika sedang berlangsung. Namun, prospeknya tetap tidak pasti.

"Data ekonomi terus membaik. Rilis data manufaktur China Selasa, serta potensi peningkatan perjalanan selama liburan 4 Juli AS, dapat mengubah beberapa hari ke depan menjadi penentuan harga minyak," kata John Kilduff, mitra di Again Capital.

Namun, gambaran pasar secara keseluruhan masih bearish. Stok minyak mentah di AS berada pada rekor tertinggi, konsumsi dunia tetap jauh dari tingkat pra-virus dan banyak penyuling berjuang dengan margin rendah.

Dalam indikasi lain bahwa pasokan berlimpah, minyak mentah WTI dan Brent untuk pengiriman cepat diperdagangkan dengan diskon ke kontrak yang lebih lama, dimana dikenal sebagai contango.

Kumpulan baru infeksi virus corona di seluruh AS wilayah selatan dan barat daya, termasuk Texas, memperlambat rencana pembukaan kembali. Konsumsi bahan bakar domestik turun 2,3 persen hari Sabtu dari hari yang sama minggu sebelumnya.

"Kami memiliki masalah permintaan," kata Bill O'Grady, kepala strategi pasar di Confluence Investment Management LLC. "Kecuali jika persediaan AS turun, minyak mentah West Texas Intermediate bisa jatuh, katanya. "Aku tidak akan terkejut melihat kita menguji ulang US$30."

Sementara permintaan bensin Amerika berangsur-angsur membaik, persediaan diesel telah meningkat selama 11 dari 12 minggu terakhir, menunjukkan bahwa aktivitas industri memiliki jalan panjang menuju pemulihan.

“Masalah inventaris produk mungkin merupakan faktor yang paling bearish di luar sana,” kata O'Grady. "Jika Anda melihat permintaan untuk distilasi, itu mengerikan, dan distilasi adalah faktor yang mendorong perekonomian," katanya.

Pasar telah mendapatkan dukungan dari upaya aliansi OPEC + untuk membatasi produksi. Irak sedang menilai kembali kontrak untuk memompa minyak mentah di ladang-ladang dimana biayanya tinggi karena berusaha menahan biaya sambil membatasi produksi. Hal itu juga sebagai tanda komitmen untuk mengurangi kekenyangan global.

Secara terpisah, raksasa penyulingan milik negara China dalam pembicaraan untuk membentuk kelompok pembelian bersama untuk membeli minyak mentah, sebuah langkah yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan antara penjual dan pembeli di pasar minyak. Hal itu bisa meningkatkan daya tawar bangsa Asia dan menghindari perang penawaran.

🍉


Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik sekitar 2 persen pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta), didukung oleh tanda-tanda perbaikan marginal di ekonomi AS dan kenaikan permintaan BBM. Namun kenaikan harga dibatasi oleh meningkatnya kasus virus corona di beberapa negara bagian AS.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/6/2020), harga minyak mentah Brent naik 74 sen atau 1,8 persen menjadi USD 41,05, setelah diperdagangkan di level terendah USD 39,47. Harga patokan minyak global ini sebelumnya turun 5,4 persen pada perdagangan Rabu.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 71 sen atau 1,87 persen ke level USD 38,72 per barel.

Harga minyak turun lebih awal, kemudian naik karena data menunjukkan lebih sedikit orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu dan pesanan barang modal utama rebound pada Mei.

Namun, penurunan klaim pengangguran kurang dari yang diperkirakan analis dan data lain mendukung ekspektasi bahwa PDB kuartal kedua dapat menyusut sebanyak tingkat tahunan 40 persen.

Untuk memperbaikin ekonomi dunia yang dihancurkan akibat virus corona, bank-bank sentral telah mengeluarkan triliunan dolar dalam bentuk stimulus.

🍉

NEW YORK, Investor.id - Harga minyak terus merangkak ke level lebih tinggi dengan kenaikan di atas 2% pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Faktor pendorongnya adalah pertemuan tim panel OPEC yang menyerukan agar anggotanya patuh mengikuti pemotongan pasokan minyak. Minyak mentah Brent LCOc1 berjangka berakhir di $ 41,51 per barel, naik 80 sen atau hampir 2%. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berjangka berakhir di $ 38,84 per barel, naik 88 sen, atau 2,3%. "Anda akan melihat lebih banyak kepatuhan anggota OPEC," kata Phil Flynn, analis minyak senior di Price Futures Group di Chicago. Faktor itu lebih dominan dalam mendorong harga minyak dibanding ketakutan terhadap gelombang kedua virus yang bisa menurunkan permintaan. Panel OPEC + menekan negara-negara seperti Irak dan Kazakhstan untuk mematuhi pemotongan minyak yang lebih baik. Selain itu, tim juga membiarkan “pintu terbuka” bagi perpanjangan pembatasan produksi yang tercatat mulai Agustus. Panel, yang dikenal sebagai Komite Pengawasan Bersama Gabungan (JMMC), menyarankan OPEC + dan akan bertemu lagi pada 15 Juli, ketika akan merekomendasikan tingkat pemotongan berikutnya. Pertemuan dirancang untuk mendukung harga minyak yang dihantam oleh pandemi coronavirus. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu, yang dikenal sebagai OPEC +, telah memangkas produksi sejak Mei dengan rekor 9,7 juta barel per hari (bpd) atau 10% dari pasokan global, untuk stabilisasi setelah permintaan minyak anjlok hingga sepertiga. Diskusi hari Kamis tidak mungkin untuk merekomendasikan perpanjangan pemotongan rekor menjadi Agustus, kata sumber. Kepatuhan OPEC + dengan komitmen pengurangan produksi pada bulan Mei adalah 87%, dua sumber OPEC mengatakan. Pasar juga mencermati lonjakan kasus coronavirus menyebabkan Beijing membatalkan penerbangan dan menutup sekolah. Sementara itu, beberapa negara bagian AS, termasuk Texas, Florida dan California, melaporkan peningkatan tajam dalam kasus baru. Katalis kenaikan harga juga didorong oleh data pemerintah AS yang menunjukkan persediaan bensin dan minyak sulingan lebih rendah, mencerminkan permintaan yang lebih tinggi. OPEC memperingatkan dalam laporan bulanan bahwa pasar akan tetap surplus di paruh kedua bahkan ketika permintaan meningkat. Laporan itu menyebutkan, pasokan dari luar grup OPEC diperkirakan menjadi sekitar 300.000 barel per hari lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya. Sumber : REUTERS

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Minyak Brent Tembus US$ 41/Barel"
Penulis: Listyorini
Read more at: http://brt.st/6CZN

🍉

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Batubara Acuan (HBA) kembali melanjutkan tren penurunan dari dua bulan sebelumnya. Pada bulan Juni, HBA kembali terkoreksi ke US$ 52,98 per ton, atau turun US$ 8,13 per ton dari HBA Mei yang sebesar US$ 61,11 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, minimnya pergerakan ekonomi membuat pasar permintaan batubara turut mengalami kelesuan, terutama di India dan Tiongkok.

"Stok batubara di India dan Tiongkok terbilang cukup tinggi. Mereka masih memanfaatkan produksi dalam negeri sendiri," ungkapnya sebagaimana yang dikutip Kontan.co.id, Jum'at (5/6).

Baca Juga: Harga jual batubara diprediksi masih suram, ini penyebabnya menurut analis

Agung menyebut, pengurangan suplai batubara dari Indonesia tak lepas dari adanya pengaruh kuat dampak Covid-19 yang membatasi pergerakan ekonomi masing-masing negera. Dia mengakui, HBA mengalami tren penurunan semenjak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi oleh Word Health Organization (WHO) pada pertengahan Maret lalu.

Sempat menguat 0,28% pada US$ 67,08 per ton di bulan Maret dibanding bulan Februari (US$ 66,89 per ton), HBA mengalami penurunan ke angka US$ 65,77 per ton di bulan April, dan menjadi US$ 61,11 per ton pada bulan Mei.

"Di tengah pandemi, ada kecenderungan peralihan ke sumber energi alternatif dalam negeri. Itu juga punya jadi pemicu utama selain akibat meningkatkannya hubungan Tiongkok-Australia," ungkap Agung. 

Sebagai informasi, HBA diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR.

Baca Juga: Penurunan harga migas dan minerba ancam penerimaan negara

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

🍇
NEW YORK, Investor.id – Harga minyak sempat menembus US$ 40 per barel, didorong optimisme pemulihan ekonomi yang akan meningkatkan permintaan. Katalis lainnya adalah kemungkinan OPEC+ akan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi. Minyak mentah Brent berjangka untuk Agustus ditutup naik 22 sen, atau 0,6%, menjadi $ 39,79 per barel pada Rabu (Kamis WIB). Brent sempat menduduki level tertinggi $ 40,53, rekor sejak 6 Maret. Sedangkan minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk Juli naik 48 sen, menjadi $ 37,29 per barel. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak yang dipimpin Arab Saudi dan negara sekutunya Rusia, atau yang dikenal dengan OPEC+, sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), atau sekitar 10% dari output global, menjadi Juli atau Agustus, pada pertemuan yang dijadwalkan Kamis waktu setempat. Rencana awal OPEC +, pemotongan itu hanya akan berlangsung selama Mei dan Juni. Tetapi ada tanda-tanda bahwa pemotongan produksi akan diperpanjang hingga Desember 2020. Sebuah sumber mengatakan, Arab Saudi telah mendorong anggota OPEC + untuk mempertahankan pemotongan lebih lama, kemungkinan hingga akhir tahun. "Harga menguat sejauh minggu ini di tengah berita bahwa pertemuan itu lebih awal," kata Olivier Jakob, analis minyak di Petromatrix. "Investor mencermati berita terbaru seputar pertemuan OPEC,” tambahnya. Pembicaraan OPEC+ telah difokuskan untuk menjaga tingkat pemotongan saat ini di luar Juni. Beberapa sumber mengatakan, perpanjangan kesepakatan pemotongan produksi lebih dari satu bulan. Katalis lainnya yang membuat harga minyak terus naik adalah permintaan dari Tiongkok, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, menunjukkan peningkatan seiring dengan mulai dibukanya bisnis di negara itu, sebuah survei menunjukkan. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS, menurut data dari kelompok industri American Petroleum Institute, turun 483.000 barel dalam sepekan hingga 29 Mei menjadi 531 juta barel. Sumber : REUTERS

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Harga Minyak Sempat Tembus US$ 40/Barel"
Penulis: Listyorini
Read more at: http://brt.st/6BJi
🍉


SINGAPURA, investor.id – Harga minyak mentah melonjak pada Jumat (24/4) dan berpeluang ditutup di teritori positif di akhir pekan ini. Harga minyak bangkit - setelah sempat merosot tajam sampai di bawah nol- karena produksi berkurang dan ketegangan Amerika Serikat (AS)-Iran memicu kenaikan harga, di pasar yang juga terdampak oleh pandemi virus corona Covid-19. Saat berita ini diturunkan, harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Juni 2020 naik 8,1% menjadi US$ 17,85 per barel di sesi sore bursa Asia, setelah melonjak 20% pada Kamis (23/4). Sementara itu, harga minyak acuan internasional Brent untuk Juni 2020 naik 5,7% ke level US$ 22,55 per barel. Harga minyak telah terpukul keras akibat pandemi Covid-19. Permintaan menyusut menyusul pemberlakuan aturan karantina dan pembatasan perjalanan. Harga minyak mentah AS jatuh ke teritori negatif untuk pertama kalinya pada Senin (20/4), karena kapasitas penyimpanan penuh. 
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitra-mitranya pada awal bulan ini telah sepakat untuk memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) yang dimulai pada Mei demi menopang pasar dan mengakhiri perang harga antara Arab Saudi-Rusia. ANZ mengatakan, ada tanda-tanda bahwa produsen minyak sudah mulai memangkas produksi sehingga membantu harga naik. “Kuwait mengatakan bahwa pihaknya sudah mulai memangkas produksi menjelang awal 1 Mei, sesuai rencana, dari perjanjian pasokan OPEC + baru-baru ini. Aljazair juga mengatakan kepada OPEC bahwa mereka akan segera mengurangi,” kata ANZ. Tanda-tanda pada produksi AS juga mulai menunjukkan penurunan. Menurut Badan Informasi Energi atau Energy Information Administration (EIA), produksi minyak mentah Amerika turun sedikit menjadi 12,2 juta barel per hari pada pekan lula. 
Selain itu, ketegangan di Timur Tengah yang kaya akan minyak mentah telah mendogkrak harga pasar. Setelah Presiden Donald Trump memerintahkan Angkatan Laut AS untuk menghancurkan kapal-kapal Iran yang menganggu kapal-kapal Amerika di kawasan Teluk, Garda Revolusi Iran pun pada Kamis mengingatkan akan membalas. Kawasan Teluk sendiri merupakan pintu gerbang utama bagi minyak untuk mencapai pasar internasional, dan lonjakan ketegangan AS-Iran biasanya mendorong harga lebih tinggi. Meskipun harga stabil, minyak tetap berada di posisi terendah beberapa tahun dan para analis mengatakan, jumlah permintaan minyak perlu dinaikkan lagi agar harga benar-benar pulih. 
Ahli strategi pasar global AxiCorp, Stephen Innes mengatakan, mungkin rasional untuk meredam ekspektasi karena akan membutuhkan lebih dari sekadar penyelarasan yang sempurna untuk membuat WTI bertahan di atas US$ 15 per barel bulan ini, apalagi naik tajam menjadi US$ 20 per barel. (afp)   
Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Harga Minyak Berakhir Positif" 
Penulis: Happy Amanda Amalia
Read more at: http://brt.st/6ykA

🍇


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (22/4), harga batubara Newcastle kontrak pengiriman Mei 2020 ditutup di US$ 51,50 per ton. Ini merupakan level terendah dalam hampir empat tahun terakhir.
Sebelumnya, harga batubara pernah mencapai US$ 51,30 per ton pada 19 Mei 2016 silam.
Standard & Poor's menilai belum ada sinyal kenaikan harga batubara saat ini. Pasalnya, selain terseret anjloknya harga minyak, harga batubara juga tertekan penurunan harga gas alam di Eropa. 
Perusahaan riset di sektor energi Aurora Energy Research menulis dalam risetnya, harga komoditas energi belum akan pulih dalam waktu empat tahun ke depan. Ini dengan asumsi skenario terburuk, di mana lockdown di Eropa berlanjut hingga kuartal empat nanti.
Hitungan Aurora, bila pandemi corona memukul ekonomi negara maju hingga kontraksi parah, maka harga gas baru akan pulih dalam waktu delapan tahun. Artinya, harga batubara juga berpotensi terus tertekan dalam jangka waktu lama

🍈

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Emas hitam tak lagi berharga. Untuk pertama kali dalam sejarah, harga minyak ditutup di bawah level US$ 0 per barel.
Pada perdagangan Senin (20/4) waktu Amerika Serikat (AS), harga minyak west Texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei di NYMEX sempat mencapai US$ -37,63 per barel.
Akhir pekan lalu, harga minyak WTI ditutup di US$ 18,27 per barel.
Pada perdagangan di hari tersebut, harga minyak WTI terus memecahkan rekor harga terendah sejak 1946. Menurut aturan perdagangan di NYMEX, harga kontrak memang dimungkinkan berada di bawah nol.
Penurunan tajam harga minyak WTI menunjukkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap melimpahnya pasokan minyak AS. Kesepakatan pemangkasan produksi oleh OPEC dan negara sekutu juga dianggap terlambat oleh pelaku pasar.
Sekadar informasi, penurunan harga dalam tersebut terjadi di minyak WTI kontrak pengiriman Mei. Selasa (21/4) merupakan hari terakhir perdagangan kontrak ini. Pada pukul 01.50, harga minyak WTI kontrak Mei sedikit menguat menjadi US$ -17 per barel.
Sementara harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020 turun ke US$ 20,97 per barel, Selasa (21/4) per pukul 1.50 WIB.
Analis memprediksi penurunan masih bisa berlanjut. "Kekuatan pasar akan menimbulkan dampak lebih dalam, entah harga akan jatuh mencapai dasar, atau sentimen Covid mereda, yang manapun terjadi lebih dulu, tapi sepertinya yang pertama akan terjadi duluan," tutur Michael Tran, Managing Director of Global Energy Strategy RBC Capital Markets, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara, harga minyak Brent pengiriman Juni ditutup di US$ 25,57 per barel. 
🍈

JAKARTA okezone- Harga minyak mentah berjangka makin jatuh pada perdagangan kemarin. Harga minyak berjangka AS menyentuh level terendah sejak November 2001.
Harga minyak memperpanjang penurunan karena lemahnya permintaan di tengah pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 164.000 orang di seluruh dunia.
Pasar minyak berada di bawah tekanan karena serentetan laporan tentang konsumsi bahan bakar yang lemah dan perkiraan suram dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional(OPEC).
Dalam pertemuan OPEC dengan sekutu, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari mulai Mei untuk membendung kelebihan pasokan yang meningkat karena pesanan tetap di rumah dan bisnis mengurangi permintaan bahan bakar.
Melansir Reuters, Senin (20/4/2020), kontrak berjangka bulan depan Mei turun 5,8% atau USD1,05, menjadi USD17,22 per barel. Kontrak itu berakhir pada hari Selasa, dan kontrak Juni, yang menjadi lebih aktif diperdagangkan turun 57 sen atau 2,3% menjadi USD24,45 per barel. Brent juga lebih lemah, jatuh 32 sen atau 1,1%, menjadi USD27,76 per barel.
Industri minyak telah dengan cepat mengurangi produksi dalam menghadapi perkiraan penurunan 30% permintaan bahan bakar di seluruh dunia. Pejabat Arab Saudi telah memperkirakan bahwa total pengurangan pasokan global dari produsen minyak bisa mencapai hampir 20 juta barel per hari, tetapi itu termasuk pemotongan sukarela dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Perusahaan eksplorasi dan produksi Amerika Utara telah memotong anggaran mereka sekitar 36% pada basis tahun-ke-tahun, menurut catatan dari James West, analis di Evercore ISI, sementara perusahaan internasional telah memotong anggaran sebesar 23%.
🍈

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang tengah menimpa komoditas minyak dunia disebut masih mungkin berlanjut. Mengutip Bloomberg, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex sempat menyentuh level US$ 19,85 per barel. Level tersebut merupakan level terendah harga minyak dunia sejak Februari 2002.
Harga minyak berbalik menguat 1,81% ke $20.21 per barel pada Kamis (16/4) pukul 16.15 WIB. Turunnya harga minyak dunia tadi tak terlepas dari laporan EIA yang menyatakan AS kelebihan pasokan minyak dan kenaikan persediaan sementara permintaan bahan bakar melambat, bahkan mencapai level terburuk dalam tiga dekade terakhir.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal memperkirakan, sentimen negatif masih akan membayangi pergerakan harga minyak dunia. Dia menyebut, selama pandemik corona belum membaik dan permasalahan kelebihan produksi tak segera terselesaikan, harga minyak dunia akan sulit beranjak membaik.
“Pengurangan produksi yang sudah disepakati OPEC+ tampaknya juga belum didukung oleh negara lainnya. Hingga saat ini belum ada negara yang ikut memangkas produksi,” terang Faisyal.
Faisyal menyebut bahkan AS terlihat kontradiktif dengan komitmen negara lain yang ikut memangkas produksi minyak mereka. Dia melihat lonjakan persediaan minyak AS yang mencapai 19,2 juta per barel pada pekan lalu seolah tidak mengindikasikan ada upaya pengurangan produksi.
“Oleh karena itu, jika masalah-masalah tersebut tak kunjung terlihat titik terangnya, minyak dunia akan sulit keluar dari rentang US$ 17-US$ 23 per barel,” tambah Faisyal.
Sementara analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menyebut, kondisi saat ini yakni kelebihan pasokan diiringi dengan permintaan yang melambat layaknya dua mata pisau. Wahyu menyebut kondisi ini masih akan terus menekan harga minyak dunia.
“Jika kondisi dua mata pisau ini tak kunjung selesai, level support terendah sangat terbuka menuju US$ 10 per barel. Sedangkan level resistance masih terbuka hingga US$ 40 per barel,” sebut Wahyu.
Namun, Wahyu bilang jika kondisi dua mata pisau terselesaikan, minyak dunia tetap saja masih terancam oleh resesi ekonomi global. Resesi ini dinilai Wahyu setidaknya membuat harga minyak dunia akan berada di rentang US$ 20 per barel-US$ 50 per barel.
🍓



bbc.com: Oil producers are racing to finalise a deal to reduce output by about 10% in an effort to stabilise plunging prices due to coronavirus lockdowns.
Oil producers group Opec and allies on Thursday announced the record supply cut, but the plans were cast in doubt after Mexico baulked at the cuts.
Mexico later said they would move forward, thanks to a deal with the US to help shoulder the reductions.
US President Donald Trump said he had proposed to "help Mexico along".
He said the US would reduce its output and Mexico would "reimburse" the US at some later date. He added that he wasn't sure the deal would be accepted.






Image copyrighGES

"We're working on it. I think eventually it's going to work out," he said.
Oil markets were closed on Friday, as G20 energy ministers held talks to finalise the agreement.
But the prospect of cuts had failed to boost prices a day earlier, with many analysts saying they would do little to offset the massive drop in demand as the coronavirus pandemic has grounded planes, halted travel and put a brake on industry across the world.

'Reduce the surplus'

In prepared remarks at the G20 meeting, US Energy Secretary Dan Brouillette called the situation "dire" and made worse by the price war between Russia and Saudi Arabia, after Russia would not join a plan to cut supply last month.
Mr Brouillette said America would "take surplus off the market" by storing "as much oil as possible" and predicted a fall in US output, pointing to the struggles low prices have created for US companies. But he did not promise specific reductions.
"We call on all nations to use every means at their disposal to help reduce the surplus," he said.
Government-directed supply cuts would be highly unusual in the US.
However, on Friday, Mexican President Andres Manuel Lopez Obrador said Mr Trump had spoken to him on Thursday and suggested the US would help its neighbour with the cuts.
Mr Lopez Obrador said the US would make 250,000 barrels per day in additional cuts to its oil output, allowing Mexico to cut just 100,000.






Image copyrightIMAGES

Some analysts have questioned whether any agreed cuts would succeed in boosting the price of oil, given the prospect of a sharp and possibly prolonged global economic downturn, as the International Monetary Fund and World Trade Organisation have warned.
If it does remain subdued, lower prices on the wholesale oil market could lead to cheaper production costs of some materials, such as plastic. That would potentially be reflected in prices of everyday consumer goods. However, producer countries will see sharp reductions in revenue.
Jameel Ahmad, global head of currency strategy and market research at FXTM, said the production cut "is not the ultimate answer".
"Should the current corona restrictions persist in the world economic environment, demand for oil will drop to an extent that whatever Opec+ proposes will barely manage to put a stable floor on prices, let alone achieve a stronger medium and longer-term valuation," he said.
Crude had already fallen to just over $31 a barrel at the start of the month after Saudi Arabia failed to convince Russia to back production cuts that had previously been agreed with the other members of Opec. By the end of March crude had fallen to $22.58, its lowest price in 18 years.
On Thursday Opec secretary-general Mohammed Barkindo said: "There is a grizzly shadow hanging over all of us. We do not want this shadow to envelope us. It will have a crushing and long-term impact on the entire industry."
The Opec producers' organisation and its allies said they had reached a tentative agreement to cut production by about 10% compared to what was being produced before the crisis. Another 5 million barrels is expected to be cut by other oil exporting countries.
Opec said the cuts would be eased to eight million barrels a day between July and December. They would later be eased again to six million barrels from January 2021.
A final agreement was dependent on Mexico, which had questioned the size of cuts it was asked to make.

'Move to renewables'

However, environmental campaign group Greenpeace said that the world needed to move away from using oil altogether.
Greenpeace executive director John Sauven said: "In the context of climate change, production cuts don't matter one way or the other - the overwhelming impact of oil comes from its use."
"The economics of oil have always been beholden to geopolitics, rivalries between producing countries, as well as industry interests with no regard for people or planet."
"The urgent question facing us now is how to make sure that any future recovery builds a safe, resilient and healthier economy that can withstand future shocks and avoid climate breakdown. We need to build that recovery on clean, affordable renewable energy."
🍅
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah meroket pada perdagangan Kamis (2/4/2020), setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Arab Saudi dan Rusia akan melakukan pengurangan produksi secara besar-besaran.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 ditutup melonjak US$5,01 ke level US$25,32 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah terkoreksi pada penutupan perdagangan sebelumnya (lihat tabel).
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Juni 2020 melonjak US$5,20 dan berakhir di level US$29,94 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Brent bahkan sempat melonjak hingga mencapai level 36,29 dalam sesi Kamis.
Ketidakpastian seputar volume pembatasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia ataupun mengenai realisasi pemangkasan sedikit menggoyang harga minyak pada akhir perdagangan Kamis.
Meski menuliskan dalam akun Twitter bahwa pemangkasan produksi sebesar 10 juta higga 15 juta barel mungkin untuk dilakukan, Trump tidak menentukan apakah pengurangan itu akan dilakukan per hari.
Komentarnya itu dengan cepat memicu skeptisisme, bahkan di dalam pemerintahan AS. Sumber yang mengetahui diskusi pemerintah dengan Saudi itu mengatakan ada kebingungan internal tentang apa yang dimaksud Trump dan angka-angka yang dia sebutkan mungkin tidak dapat diandalkan.
Sementara itu, juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan Presiden Vladimir Putin belum berbicara dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman ataupun setuju untuk memangkas produksi minyak guna mendorong harga.
Di sisi lain, Saudi juga tidak mengonfirmasi perihal pemangkasan ini, meskipun menyerukan pertemuan yang mendesak untuk aliansi produsen OPEC+ demi mencapai "kesepakatan adil" yang akan mengembalikan keseimbangan di pasar minyak, seperti dilaporkan Saudi Press Agency.
“Pemangkasan sebesar 10, 15 juta barel per hari tidak akan terjadi. Selain itu, Rusia memiliki sumur minyak yang lebih tua, sehingga mereka tidak dapat memulai kembali dengan cara yang sama seperti Arab Saudi,” ujar Tariq Zahir, seorang fund manager di Tyche Capital Advisors, seperti dilansir Bloomberg.
Pemangkasan produksi sebesar 10 juta barel per hari akan sebanding dengan pembatasan sebesar hampir 45 persen dari produksi Rusia dan Arab Saudi, langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Jika tindakan kolektif benar-benar menghapus produksi sebanyak itu dari pasar, maka akan setara dengan sekitar 10 persen dari permintaan dunia sebelum dampak krisis penyakit virus corona (Covid-19) melanda.
Namun, ini mungkin tidak cukup untuk menghentikan kerugian yang telah menjalar di industri energi karena penurunan permintaan akibat wabah corona melumpuhkan ekonomi di seluruh dunia.
Sebelum wacana pemangkasan produksi oleh Arab Saudi dan Rusia, harga minyak telah memperoleh dorongan dari rencana China untuk memanfaatkan kemerosotan harga minyak sebesar 60 persen tahun ini dengan mulai membeli minyak mentah demi menambah cadangannya.
Selain untuk cadangan milik negara, Beijing juga dapat menggunakan ruang penyimpanan komersial dan mendorong perusahaan untuk memenuhi pasokan masing-masing.
Target awal adalah memenuhi stok pemerintah setara 90 hari impor bersih, yang dapat diperluas hingga 180 hari termasuk cadangan komersial.
Pemerintahan Trump dikabarkan juga akan menyewa ruang di cadangan minyak darurat AS untuk produsen-produsen dalam negeri yang harus berjuang menemukan tempat untuk menyimpan kelebihan barel.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Mei 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
2/4/2020
25,32
+5,01 poin
1/4/2020
20,31
-0,17 poin
31/3/2020
20,48
+0,39 poin
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juni 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
2/4/2020
29,94
+5,20 poin
1/4/2020
24,74
-1,61 poin
31/3/2020
26,35
-0,07 poin
Sumber: Bloomberg


Bisnis.com, NEW YORK – Harga minyak naik moderat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB, 25/3/2020), tetapi menetap pada level tertinggi hari itu, karena dampak besar pandemi virus corona terhadap permintaan diimbangi harapan paket bantuan ekonomi AS yang akan datang sebesar dua triliun dolar AS. India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, memerintahkan 1,3 miliar penduduknya untuk tetap di rumah selama tiga minggu pada Selasa (24/3/2020). Pengguna bahan bakar besar terbaru itu mengumumkan pembatasan gerakan sosial yang telah menghancurkan permintaan bahan bakar bensin dan jet di seluruh dunia. Baca Juga : Sentimen Arab-AS Dorong Harga, Minyak Masih Dibayangi Surplus Pasokan Pasar minyak telah dilanda guncangan kembar. Perang harga tak terduga antara Arab Saudi dan Rusia yang telah menyebabkan banjir pasokan serta pandemi yang berada di jalur untuk mengurangi permintaan bahan bakar sebanyak setidaknya 10 persen di seluruh dunia. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei naik 0,12 dolar AS atau 0,4 persen menjadi ditutup pada US$27,15 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, naik US$0,65 atau 2,8 persen menjadi menetap pada US$24,01 per barel. Baca Juga : Indeks Dow Jones Catat Kenaikan Terbesar Sejak 1933 "Tidak ada yang tahu seberapa besar dunia akan berhenti," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, dikutip dari Xinhua. "Mungkin tidak mungkin harga minyak terus stabil." Di awal sesi, Brent dan WTI diperdagangkan naik lebih dari lima persen. Sementara bensin berjangka AS melonjak lebih dari 30 persen di awal dan ditutup naik sekitar delapan persen. Baca Juga : Penundaan Olimpiade Tokyo Jadi yang Pertama Dalam 124 Tahun Pagelaran The Fed pada Senin (23/2/2020) meluncurkan program termasuk dukungan pembelian obligasi korporasi untuk pertama kalinya. Petinggi Demokrat dan Republik mengatakan pada Selasa (24/3/2020) mereka hampir mencapai kesepakatan pada paket stimulus ekonomi virus corona senilai dua triliun dolar AS. Harga minyak telah berkurang setengahnya pada 2020, terpukul oleh guncangan permintaan yang disebabkan oleh pandemi dan upaya untuk menahannya, serta penghapusan batas pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain, termasuk Rusia, ketika kesepakatan dengan OPEC+ gagal pada awal Maret. Arab Saudi berencana untuk meningkatkan ekspor, meskipun mereka belum meningkatkannya pada Maret, sumber di perusahaan yang melacak aliran minyak mengatakan pada Senin (23/2/2020). "Ketidakseimbangan ekstrim antara penawaran dan permintaan karena pembatasan perjalanan, baru saja mulai terungkap di pasar fisik, dan dampak sebenarnya akan dirasakan dalam beberapa minggu mendatang," kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen, dalam sebuah catatan. Putaran terakhir dari laporan minyak mingguan AS diperkirakan akan menunjukkan persediaan minyak mentah naik selama sembilan minggu berturut-turut. Kelompok industri American Petroleum Institute (API) dijadwalkan akan merilis laporan pasokannya pada Selasa pukul 16.30 waktu setempat, diikuti oleh angka-angka pemerintah AS pada Rabu waktu setempat.

🍒

Bisnis.com,JAKARTA - Pergerakan sejumlah saham emiten batu bara berada terpantau berada di zona merah pada perdagangan Senin, (9/3/2020). Harga saham emiten bau bara terseret penurunan harga minyak.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2020 turun 31,23 persen atau US$12,89 menjadi US$28,39 per barel pada penutupan perdagangan, Senin (0/3/2020), pukul 11.01. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2020 terkoreksi 28,67 persen atau US$12,98 ke level US$32,39,27 per barel.
Di pasar modal domestik, laju harga saham emiten produsen minyak dan gas, PT Medco Energi Internasional Tbk., langsung mengawali perdagangan, Senin (9/3/2020), dengan koreksi 40 poin ke level Rp620. Berdasarkan pantauan hingga pukul 11.15 wib, Pergerakan berlanjut menuju ke zona merah dan sempat menyentuh level Rp550.
Sementara itu, tren negatif juga dialami oleh emiten yang bergerak di sektor produksi batu bara. Saham PT Adaro Energy Tbk. misalnya, langsung terjun bebas 100 poin ke level Rp1.060 pada sesi pembukaan perdagangan, Senin (9/3/2020).
Sampai dengan sekitar pukul 11.24, emiten bersandi itu bergerak dengan kisaran support Rp1.000 dan resistance Rp1.085. Saat ini, saham perseroan masih diperdagangkan dengan price earning ratio (PER) 6,02 kali.
Setali tiga uang, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. pada sesi pembukaan, Senin (9/3/2020) juga langsung terjerembab dengan koreksi 425 poin ke level Rp10.000 pada awal perdagangan. Sampai dengan sekitar pukul 11.26 wib, koreksi masih berlanjut. Bahkan, pergerakan saham ITMG tercatat terkoreksi 4,32 persen atau 450 poin ke level Rp9.975.
Koreksi harga juga dialami oleh emiten produsen batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk. pada pembukaan perdagangan, Senin (9/3/2020). Emiten bersandi PTBA itu mengawali perdagangan dengan koreksi 80 poin ke level Rp2.370.
Pada sesi pertama perdagangan, PTBA terpantau bergerak di teritori negatif. Sampai dengan pukul 11.29, pergerakan tercatat mengalami koreksi 160 poin atau 6,53 persen ke level Rp2.290.
Sebelumnya, Senior Analyst RHB Sekuritas Michael W Setjoadi memproyeksikan penurunan harga minyak akan semakin memberatkan kinerja emiten di sektor komoditas khususnya batu bara. Pasalnya, akan terjadi pengalihan permintaan.
🍈


(Reuters) - Wall Street’s main indexes dropped 7% and the Dow Jones Industrials crashed 2,000 points in what would be its biggest one-day fall ever, as trading resumed on Monday following a 22% slump in oil prices.
Trading on U.S. stock exchanges was halted immediately after opening on Monday, as the S&P 500 fell 7%, triggering an automatic 15 minute cutout put in place after the 2008-9 financial crisis.
Saudi Arabia’s move to raise oil production significantly after OPEC’s supply cut agreement with Russia collapsed sent ripples across global financial markets already panicking about the impact of the coronavirus outbreak.
Crude oil logged its worst day in almost three decades, sending oil majors Chevron Corp (CVX.N) and Exxon Mobil Corp (XOM.N) down more than 9%. The energy .SPNY index slumped 20.1%.
At 9:54 a.m. ET, the Dow Jones Industrial Average .DJI was down 1,791.85 points, or 6.93%, at 24,072.93 and the S&P 500 .SPX was down 195.93 points, or 6.59%, at 2,776.44. The Nasdaq Composite .IXIC was down 530.62 points, or 6.19%, at 8,045.00.
🍇

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah kembali rebound menyusul penurunan terbesar dalam hampir tujuh minggu karena investor berusaha menghitung konsekuensi ekonomi dari penyebaran cepat virus corona di luar China.
Mengutip Bloomberg, Selasa (25/2) pukul 11.00 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 14 poin atau 0,25% ke US$ 55,91 per barel. Penguatan terjadi setelah di Senin (24/20, harga minyak Brent anjlok 3,74%.
Setali tiga uang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex naik 13 poin atau 0,25% menjadi US$ 51,56 per barel. di hari sebelumnya, harga minyak WTI juga sudah terjun bebas 3,65%.
Pelemahan harga minyak mentah di awal pekan ini terjadi di tengah aksi jual pasar yang meluas usai kenaikan tajam dalam kasus dan kematian akibat virus corona di Korea Selatan, Timur Tengah dan Eropa.
Setidaknya 12 orang tewas di Iran. Sementara Kuwait dan Bahrain mengkonfirmasi kasus pertama. Hal tersebut akhirnya mengakhiri reli minyak dalam beberapa minggu terakhir, yang terjadi setelah munculnya optimisme pasar terhadap dampak ekonomi corona di China. 
Asumsi tersebut sekarang diragukan setelah penyebaran cepat selama beberapa hari terakhir.Ini juga membuat tekanan lebih besar bagi OPEC dan sekutunya untuk mengambil tindakan guna menstabilkan harga minyak.


"Sentimen negatif masih akan datang mengingat indikator pertumbuhan virus yang telah kita lihat di luar China," kata Daniel Hynes, ahli strategis komoditas di ANZ Banking Group Ltd kepada Bloomberg.
🍓

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah turun pada perdagangan Selasa (21/1/2020) di tengah menjalarnya kekhawatiran mengenai kelebihan suplai dan wabah virus corona baru dari China.
Namun, minyak mampu mengurangi sebagian penurunannya, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang gangguan suplai di Irak dan Libya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent untuk kontrak Maret 2020 ditutup turun 61 sen di level US$64,59 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Adapun minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari turun 20 sen dan berakhir di level US$58,34 per barel di New York Mercantile Exchange.
Dilansir dari Bloomberg, krisis pelabuhan Libya yang mencekik ekspor dari pemasok minyak terbesar di Afrika Utara berlanjut hingga hari keempat. Sementara itu, merebaknya kerusuhan di Irak mengancam pengiriman dari produsen nomor dua OPEC tersebut.
Pemimpin milisi Libya Khalifa Haftar telah memblokir pelabuhan-pelabuhan dalam aksi unjuk rasanya setelah para pemimpin dunia gagal membujuknya untuk menandatangani perjanjian damai.
Di Irak, aksi protes menyebabkan terhentinya produksi di satu ladang minyak. Selain itu, sejumlah roket dilaporkan menghantam Zona Hijau di Baghdad.
“Gangguan di Libya sangat signifikan karena ada banyak permintaan untuk minyak mentah light sweet di antara para penyuling yang berupaya untuk mematuhi aturan bahan bakar lebih ketat,” tutur Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group Inc.
Meski demikian, sentimen terkait melonjaknya produksi minyak shale AS tetap membebani pergerakan harga minyak. Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia, sehingga mengurangi prospek permintaan bahan energi.
Harga minyak juga tertekan karena virus corona (coronavirus) baru yang telah menelan enam korban jiwa di China dilaporkan menyebar ke AS.
“Jelas ada banyak kekhawatiran tentang virus ini di China,” ujar Josh Graves, ahli strategi pasar senior di RJ O'Brien & Associates LLC.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Februari 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
21/1/2020
58,34
-0,20 poin
20/1/2020
-
-
17/1/2020
58,54
+0,02 poin
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Maret 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
21/1/2020
64,59
-0,61 poin
20/1/2020
65,20
+0,35 poin
17/1/2020
64,85
+0,23 poin

Sumber: Bloomberg
🍉

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menetap di level terendah sejak awal Desember pada perdagangan Senin (13/1/2020) karena meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg, minyak mentah Brent untuk kontrak Maret turun 0,78 poin ke level US$64,20 per barel di ICE Futures Europe Exchange setelah melemah 5,3 persen minggu lalu.
Sementara itu, mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun 0,96 poin ke level US$58,08 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak turun 6,4 persen sepanjang pekan lalu.
Dilansir Bloomberg, ancaman perang langsung telah surut sejak Teheran menembakkan rudal ke pangkalan AS-Irak minggu lalu sebagai pembalasan atas pembunuhan jenderal utamanya oleh AS.
Di Libya, faksi-faksi yang bertikai menyerukan gencatan senjata. Tetapi situasi di Iran tetap bergejolak di tengah protes terhadap tertembaknya pesawat komersial secara tidak sengaja oleh pemerintah Iran.
"Ada perasaan yang berkelanjutan bahwa risiko geopolitik dari Iran turun secara dramatis," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc, seperti dikutip Bloomberg.
Turunnya premi risiko geopolitik sebagian disebabkan oleh pasokan minyak shale AS yang berlimpah dan semburan minyak mentah baru dari negara-negara non-OPEC termasuk Brasil, Guyana, dan Norwegia. Di sisi permintaan, AS dan China akan menandatangani kesepakatan perdagangan terbatas mereka pekan ini.
"Kami sekarang memasuki periode dengan keseimbangan pasar minyak fundamental yang lebih lunak," kata Helge Andre Martinsen, analis pasar minyak senior di DNB Bank ASA
“Kami membutuhkan gangguan pasokan aktual untuk mendorong harga mendekati level US$70. Tapi hati-hati dengan meningkatnya aktivitas di Iran dan percepatan program nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang,” lanjutnya.
Meskipun kemungkinan pecahnya perang berkurang, hubungan antara AS dan Iran masih mudah terbakar. Teheran mengatakan akan berhenti mematuhi batasan pengayaan uranium, sementara AS memberlakukan sanksi baru terhadap negara tersebut.
Sementara itu, Brasil dan Guyana akan menambah lebih dari 400.000 barel pasokan harian ke pasar tahun ini, yang akan mengimbangi sebagian besar pemotongan tambahan yang disepakati oleh OPEC dan sekutunya pada akhir 2019.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Februari 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
13/1/2020
58,05
-0,96 poin
10/1/2020
59,01
-0,55 poin
9/1/2020
59,56
-0,05 poin


Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Maret 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
13/1/2020
64,20
-0,78 poin
10/1/2020
64,98
-0,39 poin
9/1/2020
65,37
-0,07 poin



🍑

Merdeka.com - Harga minyak melonjak lebih dari 4 persen pada Selasa (7/1) malam, setelah pejabat Pentagon mengatakan Iran melakukan penyerangan ke ke pangkalan udara Irak Al Asad Rabu (8/1) pagi. Pangkalan Udara itu menampung pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak hingga USD 2,85 atau 4,5 persen ke posisi USD 65,65. Harga ini merupakan level tertinggi sejak April, sebelum menarik kembali ke USD 64,11. Benchmark internasional, minyak mentah Brent naik lebih dari 4 persen ke sesi tertinggi USD 71,75 per barel, tertinggi sejak September, sebelum mundur kembali ke USD 69,86.
"Saya pikir para pedagang sepenuhnya mengantisipasi pembalasan, tetapi tidak pada pasukan AS, yang menyebabkan para pedagang takut langkah selanjutnya oleh AS mungkin merupakan serangan balik ke Iran, yang dapat membuka kaleng cacing lain," kata kata direktur pelaksana Tudor, Pickering, Holt & Co. Michael Bradley, dilansir CNBC, Rabu (8/1).
Saham berjangka AS jatuh pada Selasa malam, dengan Dow Jones Industrial Average berjangka turun lebih dari 400 poin pada titik terendah, menunjukkan kerugian lebih besar dari 300 poin pada pembukaan Rabu. S&P 500 dan Nasdaq 100 futures menunjukkan kerugian setidaknya 1 persen.
Sementara itu, Asisten Sekretaris Pertahanan untuk Urusan Publik Jonathan Hoffman mengatakan, penyerangan Iran tersebut bisa membuat West Texas Intermediate (WTI) berada di atas USD 70.
 🍇


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia semakin mantap dan sekaligus menembus rekor tertinggi, Jumat (27/12). Terkerek optimisnya data ekonomi China dan Amerika Serikat (AS) dan kemajuan kesepakatan dagang antara kedua negara tersebut.
Melansir dari Bloomberg, pukul 20.31 WIB, minyak Brent pengiriman Februari 2020 ke  level 67,97 per barel atau naik 0,07%. Sekaligus menorehkan rekor harga tertinggi.
Senada, minyak West Texas Intermediate (WTI) ke level US$ 61,76 per barel atau naik 0,13%. Juga merupakan harga tertinggi minyak acuan AS ini.
Data ekonomi hari ini menunjukkan keuntungan di perusahaan industri China naik pada laju tercepat dalam delapan bulan pada bulan November.
Di antara sektor-sektor, industri kimia, pengolahan minyak bumi dan baja melaporkan raihan laba pada bulan lalu karena permintaan pasar yang meningkat dan kenaikan harga di tengah meredanya perseteruan Beijing dan Washington.
Asal tahu, awal Desember ini China-AS mengumumkan kesepakatan fase pertama. Imbasnya mendinginkan perang dagang yang sudah berlangsung 17 bulan.
Di AS, survei pada hari Kamis menunjukkan bahwa pembelian online pada masa liburan mencapai rekor, mengalahkan ekspektasi analis.
Asal tahu, harga minyak Brent telah melonjak lebih dari seperempat tahun ini, sementara WTI naik sekitar 35%, didorong oleh langkah negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan Rusia untuk mengetatkan produksi minyaknya.
OPEC + bulan ini memutuskan untuk memperpanjang kesepakatan pembatasan produksi minyak hingga akhir Maret dan memperdalam pemotongan untuk menyeimbangkan pasar minyak.

🍈

JAKARTA okezone- Pasokan listrik di Indonesia bakal terjamin dengan beroperasinya secara komersial (Commercial On Date/COD) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 Unit 1, pekan lalu. PLTU berbasis batubara tersebut diklaim merupakan PLTU terbesar di Indonesia dengan total kapasitas sebesar 2 X 1.000 MW dari dua unit.



Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, PLTU yang berlokasi di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang Banten ini merupakan PLTU Batubara pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC).





Baca Juga: Resmikan PLTU Cilacap 660 Mw, Presiden Jokowi: Ini Kapasitasnya Besar Sekali



“Teknologi USC diproyeksikan mampu meningkatkan efisiensi pembangkit 15 persen lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar per kWh. Ini sekaligus sebagai mitigasi penurunan emisi Gas Rumah Kaca,” ungkap Agung dilansir dari laman Setkab, Selasa (17/12/2019).



Kelebihan lain dari PLTU Jawa 7, sambung Agung, pengoperasian menggunakan SWFGD (Sea Water Fuel Gas Desulfurization). Sistem ini dinilai ramah lingkungan karena penyaluran batu bara dari tongkang menggunakan coal handling plant sepanjang 4 kilo meter sehingga tidak ada batubara yang tercecer hingga coal yard.



Listrik



Proyek ini memakai bahan bakar batu bara Low Rank yang memiliki nilai kalor 4000 hingga 4600 kCal/kg. Nantinya, pengoperasian PLTU Jawa 7 akan membutuhkan pasokan batubara sebanyak 7 juta ton per tahun dengan beroperasinya dua unit.



Lebih lanjut, Agung menjelaskan daya pembangkit PLTU Jawa 7 akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV menuju interkoneksi Jawa-Bali.



Baca Juga: Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Segera Beroperasi di 12 Daerah

“Ini bisa menopang beban puncak sistem Jawa-Bali yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini sekitar 28.000 Mega Watt, meningkat dari tahun sebelumnya 27.000 MW,” jelas Agung.

Pemerintah sendiri terus mendorong tambahan pembangkit listrik guna mempercepat program 35.000 MW. “Kami targetkan unit 2 dengan kapasitas sama (PLTU Jawa 7) beroperasi pada tahun 2020 nanti sehingga bisa menumbuhkan kegiatan ekonomi yang lebih produktif,” tutup Agung.

Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) memprediksikan bakal ada tambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebanyak total 5.000 MW pada 2020 yang masuk dalam megaproyek 35.000 MW. 
Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan pada tahun ini ada penambahan dua PLTU berkapasitas total 2.000 MW. Kedua pembangkit tersebut yakni PLTU jawa-7 dan PLTU Jawa-8. 
Adapun PLTU Jawa-8 berkapasitas 1.000 MW telah beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada November 2019. Sementara itu, PLTU Jawa-7 berkapasitas 1.000 MW telah melakukan COD pada awal Desember 2019. 
Nantinya, pengoperasian PLTU akan terus bertambah. Misalnya pada 2020, akan ada penambahan kapasitas PLTU baru sebesar 5.000 MW. 
“PLTU besar-besar akan masuk dalam tahun ini dan beberapa tahun ke depan, seperti PLTU Jawa-7 dan PLTU Jawa-8, begitu juga dengan PLTU Batang pada 2020. Total tahun ini masuk 2.000 MW PLTU dan tahun depan 5.000 MW,” katanya kepada Bisnis, Senin (16/12/2019). 
Hanya saja, PLN akan tetap mempertimbangkan pengoperasian pembangkit baru dengan kebutuhan listrik masyarakat. Hal serupa kemungkinan juga akan diterapkan pada pembangkit baru yang akan beroperasi pada 2020 maupun tahun-tahun selanjutnya. 
“Ini sangat tergantung dari ekonomi, semua ini sangat dilihat kondisi pasar,” katanya. 
Djoko juga meyakini bahwa tambahan kapasitas PLTU itu akan mengerek kebutuhan batu bara. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019—2028, proyeksi kebutuhan batu bara terus mengalami peningkatan sejak 2013. Realisasi kebutuhan batu bara pada 2013 adalah sebanyak 53,6 juta ton. 
Lima tahun kemudian, yakni pada 2018, kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mencapai 91,1 juta ton. 
Tahun ini, kebutuhan batu bara diproyeksi akan mencapai 97 juta ton. Sementara itu, pada 2020 hingga 2028 proyeksi kebutuhan batu bara akan mencapai 109 juta ton hingga 153 juta ton. 

Khusus pada 2025, proyeksi kebutuhan batu bara memang menurun sebesar 11 juta ton dari tahun sebelumnya menjadi 126 juta ton karena sejumlah PLTU lama yang berhenti beroperasi. PLTU yang telah memiliki usia lebih dari 30 tahun berhenti beroperasi dan mulai akan digantikan PLTU baru. 
🍎
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah pada Senin (16/12/2019) menguat ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Penguatan terpicu optimisme kesepakatan perdagangan parsial antara dua ekonomi terbesar dunia akan mendorong permintaan bahan bakar.
Berdasarkan data Bloomberg, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari menguat 0,14 poin ke level US$60,21 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak telah menguat sekitar 9 persen bulan ini.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Februari menguat 0,12 poin ke level US$65,34 di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London. Kontrak naik hampir 5 persen sepanjang Desember.
Minyak mentah ditutup di atas US$60 per barel untuk sesi kedua berturut-turut. Ekspektasi bullish naik paling tinggi dalam tiga tahun terakhir dalam beberapa hari menjelang pengumuman China akan membeli lebih banyak produk pertanian AS. Kesepakatan itu diharapkan akan ditandatangani dan dirilis secara publik pada awal Januari.
"Investor masih mencerna berita tentang kesepakatan awal antara AS dan China," kata Michael Loewen, Direktur Analis Komoditas di Scotiabank, seperti dikutip Bloomberg.
Pasar juga memiliki kepercayaan dari data manufaktur dan layanan AS yang dirilis sebelumnya dimana menunjukkan ekonomi yang sudah kuat.
Meskipun banyak tarif yang dikenakan selama perselisihan perdagangan masih berlaku, perjanjian awal menandakan mulai mencairnya hubungan AS-China. Sebelumnya, terjadu penurunan produksi lebih dalam dari yang diperkirakan oleh OPEC dan mitranya di awal bulan Desember 2019.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Januari 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
16/12/2019
60,21
+0,14 poin
13/12/2019
60,07
+0,89 poin
12/12/2019
59,18
+0,42 poin
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Februari 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
16/12/2019
65,34
+0,12 poin
13/12/2019
65,22
+1,02 poin
12/12/2019
64,20
+0,48 poin

 Sumber: Bloomberg
🍓

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah tergelincir dan berakhir melemah pada perdagangan Selasa (12/11/2019), di tengah kekhawatiran pasar atas ancaman isu perdagangan terhadap permintaan energi global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember 2019 ditutup turun tipis 6 sen di level US$56,80 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk kontrak Januari 2020 berakhir melemah 12 sen di level US$62,06 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,21 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Sebelum tergelincir turun, minyak WTI sempat naik tajam 1,2 persen didorong harapan pasar bahwa Presiden Donald Trump akan menyampaikan hal positif mengenai pembicaraan dagang AS dengan China dalam pidatonya di acara New York Economic Club.
“Pasar minyak begitu optimistis pada awal perdagangan bahwa Trump akan mengatakan sesuatu tentang negosiasi perdagangan,” tutur Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities, New York.
“Tapi dalam hal ini dia tidak mengatakan apakah sesuatu yang buruk atau baik akan terjadi sehingga pasar kecewa,” jelasnya.
Trump mengatakan tim perunding AS dan China hampir mencapai kesepakatan perdagangan "fase satu". Namun pada saat yang sama Trump juga menegaskan retorika tentang "kecurangan" China mengenai perdagangan, seperti dilansir Reuters.
Selain itu, Presiden ke-45 AS tersebut menyatakan bahwa pemerintah akan menaikkan tarif terhadap China secara substansial jika kesepakatan dagang tidak tercapai.
“Jika kami tidak membuat kesepakatan, kami akan secara substansial menaikkan tarif. Tarif itu akan dinaikkan dengan sangat substansial. Dan ini akan berlaku untuk negara-negara lain yang juga memperlakukan kami dengan tidak adil,” tegas Trump, seperti dikutip dari Bloomberg.
Perang perdagangan AS-China selama ini telah menggoyang pertumbuhan global yang menopang permintaan energi. Morgan Stanley dan PVM Oil Associates Ltd. memperingatkan bahwa harga minyak mentah akan merosot tahun depan kecuali OPEC dan aliansinya memperdalam upaya penurunan produksi.
Menurut Morgan Stanley, harga acuan minyak mentah internasional dapat jatuh hampir 30 persen menjadi US$45 per barel jika aliansi OPEC+ tidak membuat pengurangan pasokan lebih curam.
Kartel produsen minyak mentah tersebut dijadwalkan akan bertemu di Wina pada 5 dan 6 Desember mendatang di tengah pertanyaan tentang apakah negara-negara penghasil minyak terbesar akan mendorong lebih banyak pengurangan produksi.
Arab Saudi tampaknya tidak berminat untuk berkorban lebih lanjut, sementara negara lain dalam aliansi - terutama Irak dan Nigeria - belum memenuhi komitmen mereka saat ini. Rusia juga mengisyaratkan tidak tertarik pada pemotongan tambahan.
“Pasar minyak berada dalam pola bertahan, tidak bisa memutuskan jalan mana yang harus diambil di masa depan. Yang bisa OPEC lakukan adalah mengurangi produksi mereka tahun depan jika mereka serius tentang mengurangi stok,” ucap Tamas Varga, analis PVM di London.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Desember 2019
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
12/11/2019
56,80
-0,06 poin
11/11/2019
56,86
-0,38 poin
8/11/2019
57,24
+0,09 poin
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Januari 2020
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
12/11/2019
62,06
-0,12 poin
11/11/2019
62,18
-0,33 poin
8/11/2019
62,51
+0,22 poin
Sumber: Bloomberg

🍈

JAKARTA okezone- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia bulan Oktober 2019 berdasarkan perhitungan Formula ICP, mengalami penurunan sebesar USD1,02 per barel menjadi USD59,82 per bulan dari USD60,84 per barel pada bulan sebelumnya.
Penurunan ini, antara lain disebabkan oleh pesimisme pasar akan tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS)-China Tahap 1.
Sementara ICP SLC turun sebesar USD1,08 per barel dari USD61,06 per barel menjadi USD59,98 per barel. Demikian dilansir dari situs resmi Ditjen Migas, Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Oktober 2019, mengalami penurunan dibandingkan bulan September 2019.
Selain disebabkan oleh pesimisme terhadap kesepakatan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS)-China Tahap 1, penurunan harga minyak juga disebabkan oleh meningkatnya keyakinan pasar atas jaminan pasokan minyak mentah global (security of supply) seiring dengan semakin meningkatnya stok minyak mentah komersial negara-negara OECD, seperti dilansir oleh laporan International Energy Agency (IEA) periode Oktober 2019, yang mencapai rekor lebih dari 3 juta barel serta tambahan stok dari negara-negara anggota IEA sebesar 1,6 juta barel yang setiap saat dapat dilepas ke pasar.
"Asumsi pasar bahwa permintaan minyak mentah global akan tetap melemah seiring memburuknya pertumbuhan ekonomi global, juga menyebabkan penurunan harga minyak Oktober," papar Tim Harga Minyak Indonesia.

🍇

asia times: When House of Representatives Speaker Bambang Soesatyo finally bowed to President Joko Widodo’s request to leave four crucial pieces of legislation to the next parliament, not all of the outgoing lawmakers leapt to his command.
Under pressure from heavy hitters in the country’s US$32 billion coal industry, the parliamentary mining commission was still scheduling meetings days later, vainly trying to find a way to get the newly revised Mining Law through a plenary session of the outgoing House.
The crux of the matter is a new amendment to the 2009 Mining Law which will lift the 15,000 hectare restriction on the size of coal miners’ concessions when they are compelled to convert their expiring Coal Contracts of Work (CCoW) to new Special Business Licenses (IUPK).
“The commission members had to prove to the coal lobbyists they were doing everything possible to get it done, even if they did appear to be defying Jokowi (Widodo),” says one industry source familiar with day-to-day developments.
Although chaired by Gus Irawan Pasaribu, an opposition Great Indonesia Movement Party (Gerindra) lawmaker, 25 of the commission’s 41 members belonged to Widodo’s ruling coalition, including eight from Widodo’s Indonesian Democratic Party for Struggle (PDI-P).
They will soon be replaced by an entirely different line-up now that a new parliament has been installed. “It’s going to be a whole new ball game,” says one outgoing commission member. “There will be a whole lot of new interests involved. We have no idea what the new commission will do. It might even start all over again.”
Underlying the property restriction is a concerted move by the State Enterprise Ministry to take over the balance of concessions, currently operated by some of the largest private sector coal firms, which unlike foreign miners wield considerable political influence.
























Energy and Mineral Resources Minister Ignasius Jonan gestures during an interview in a 2016 file photo. Photo: Twitter

Over the past year, Energy and Mineral Resources Minister Ignasius Jonan, who could be replaced in the next Cabinet reshuffle, has called in coal producers one-by-one to urge them to relinquish parts of their concessions, in one case by as much as 72,000 hectares.
“There is clear evidence of an ongoing struggle between the public sector and the private sector for the control of the Indonesian coal industry,” says lawyer Bill Sullivan, who specializes in mining issues. “This is very much a battle of the giants, and it’s not clear who the winner will be.”
Coupled with ongoing global economic issues and the move away from coal to renewable energy sources, the lack of legal certainty has hard hit the industry, with companies finding it difficult to raise finance and interest potential investors.
Last March, State Enterprise Minister Rini Soemarno returned the proposed Mining Law amendment to the State Secretariat, challenging the lifting of the 15,000 ha restriction and seeking additional regulations that will give SOEs priority in taking over expiring contracts.
In an accompanying letter, she reminded the government that the country’s natural resources, including minerals and coal, belong to the state “and their commercialization must be optimized for the people’s prosperity and well-being.”
Soemarno’s job may also be on the line when the new Cabinet is announced later this month, but in the meantime she is holding tough. “State-owned companies, as an extension of the state, require a greater role in representing state control over natural resources,” she said.
State-run PT Bukit Asam is Indonesia’s seventh biggest coal company with seven subsidiaries covering 87,000 ha, in South and West Sumatra and East Kalimantan. It is currently developing a series of mine-mouth power plants to connect to the newly integrated Sumatran power grid.
Soemarno insisted in the letter that policies are needed to support the role of SOEs in downstream processing, part of a wider government effort to add value to the country’s coal and other minerals, and help boost foreign exchange reserves.
Industry sources say mining magnate Aburizal Bakrie, owner of Bumi Resources, the country’s largest producer of thermal coal, and his protege, Andi Syamsuddin Arsyad, a former motorcycle taxi driver, have been leading the charge to get the bill passed in its current form.
Kalimantan mine owner Kiki Barki, owner of PT Tanito Harum, whose CCOC was surprisingly extended by the minister of energy and mineral resources earlier this year, then revoked when the Anti-Corruption Commission (KPK) questioned its legality, is also at the forefront of the fight.
According to reports, the KPK wrote directly to Widodo in June asking him to cancel Tanito Haram’s IUPK – a clear sign that it saw the potential risk of a financial loss to the state, which the Attorney General’s Office often uses as grounds for a corruption charge even when personal enrichment is not involved.
Although the KPK has generally steered clear of such cases, Widodo supported the revisions to the new law seeking more oversight of the commission because he believes its uncompromising war on corruption is inhibiting bureaucrats from making timely business-related decisions and thus contributing to slowing economic growth.
Between now and 2025, seven other so-called “generation one” contracts are due to expire, including Kalimantan-based PT Arutmin and PT Kaltim Prima Coal, both of which fall under the umbrella of Bumi Resources, whose concessions are up in 2020 and 2021.
























A worker monitors heavy equipment used for open-pit mining at one of PT Bukit Asam’s coal mines in Indonesia. Photo: Courtesy of www.ptba.co.id

Between them, Kaltim Prime and Arutmin have a total concession area of 147,000 hectares across South and East Kalimantan, producing about 60 million tons of coal a year and with export markets across India, China and nine other Asian countries.
Other contracts due to run their course over the same period are PT Adaro Indonesia (2021), PT Kendilo Coal Indonesia (2021), PT Multi Harapan Utama (2022), PT Kindeco Jaya Agung (2023) and PT Berau Coal Tbk (2025), all owned by politically connected figures who stand to see their holdings diminished.
Mine owners don’t want to be put in the same position as US mining giant Freeport, which was forced to relinquish a controlling interest in its profitable Grasberg copper and gold mine in Papua to state-owned holding company Inalum in exchange for a contract extension.
Coal firms invariably belong to Indonesian businessmen because they are open-pit excavations with little of the expensive processing and general expertise needed for the exploitation of minerals, particularly in complex underground operations like at Grasberg.
Resource nationalization has also continued apace in the oil and gas sector, with state-owned PT Pertamina taking over the Mahakam gas block from French firm Total in late 2017. The state energy firm is now preparing to assume control of Chevron’s Rokan block, Indonesia’s biggest oil field.
Both, however, are maturing fields and Pertamina is already fighting a losing battle to maintain production at the Mahakam field, off the east coast of Kalimantan, because of a shortage of finance to drill the required number of wells each year.
🍈

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi Timur Tengah kembali memanas lagi akibat serangan 10 drone ke perusahaan minyak milik Arab Saudi, Aramco, Sabtu (14/9). Akibatnya, produksi minyak di Arab Saudi anjlok 5,7 juta barel per hari atau sekitar 50% dari total produksi Negeri Raja Minyak tersebut.
Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu mengungkapkan situasi di Timur Tengah saat ini sedang labil. Ditambah lagi, Arab Saudi dinilai memiliki banyak musuh di sekelilingnya.
"Emas hitam menjadi incaran, siapa yang menguasai minyak akan menguasai perekonomian dunia, karena minyak merupakan darah bagi industri dan pabrikan," ungkap Ady kepada Kontan.co.id, Minggu (15/9).
Selain itu, Amerika Serikat (AS) masih terus menaikkan persediaan minyaknya dengan tujuan agar harga minyak Arab Saudi tetap rendah, sekaligus untuk mengeser posisi Arab Saudi. Ditambah lagi, China dan Korea Selatan (Korsel) justru membeli minyak dan gas dari Iran yang notabene mendapat sanksi embargo dari Negeri Paman Sam.
China dan Korsel memanfaatkan kesulitan Teheran, hal bertujuan agar kedua negara mampu bersaing dengan Amerika. Ady menekankan banyak kepentingan politik yang dilakukan beberapa negara saat ini dan membuat harga minyak menjadi korban bagi permusuhan.
Dengan kondisi saat ini menurut Ady sangat sulit menebak arah harga minyak akan ke mana, karena hal ini bukan dipengaruhi oleh kebutuhan utama. 
Sedangkan pada perdagangan Senin (16/9) diperkirakan bakal terjadi gejolak harga berupa gap.
Secara teknikal, harga minyak masih berada di bawah moving average (MA)200 hari. Sehingga, kisaran transaksi masih bergerak antara support pertama dan resistance pertama.
Sedangkan, untuk indikator RSI menunjukkan sentimen negatif atau berada di bawah level 50. Untuk indikator MACD berada pada level tengah mendekati nol dari penurunan histogram, atau lebih ke arah flat.
Adapun perkiraan HFX Internasional Berjangka untuk Senin (16/9) harga minyak bakal berada di level support US$ 52,75 per barel dan US$ 50,55 per barel. Sedangkan untuk level resistance berada di level US$ 56,70 per barel dan US$ 58,75 per barel. Hingga akhir tahun harga minyak diprediksi berada di level US$ 62 per barel.

Mengutip Bloomberg, pada Minggu (15/6) pukul 20.13 WIB tercatat harga minyak mentah WTI masih mencatatkan penurunan 0,44% di level US$ 54,85 per barel.
🍅

NEW YORK okezone- Harga minyak pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), rebound dari penurunan dua hari sebelumnya, berdampingan dengan pasar ekuitas karena ekspektasi stimulus lebih lanjut oleh bank sentral membantu mengurangi kekhawatiran resesi.
Tetapi kenaikan minyak dibatasi setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan permintaan minyak global dalam prospek suram untuk sisa tahun 2019, karena pertumbuhan ekonomi melambat.
Kartel juga menyoroti tantangan pada tahun 2020 ketika saingan memompa produksi lebih banyak, membangun sebuah kasus untuk menjaga perjanjian yang dipimpin OPEC untuk menahan pasokan.
"OPEC membunuh angsa emas," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho di New York. "Kami memiliki beberapa aksi reli kecil kembali ke hijau, karena pasar mencoba untuk mengikuti ekuitas yang lebih tinggi, tetapi fundamental dalam laporan ini sangat bearish sehingga membatasi aksi reli."
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik USD0,41 atau 0,7%, menjadi ditutup pada USD58,64 per barel di London ICE Futures Exchange, setelah jatuh 2,1% pada Kamis (15/8/2019) dan jatuh 3,0% pada hari sebelumnya.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September menambahkan USD0,4 atau 1,4% menjadi menetap pada USD54,87 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 1,4% pada sesi sebelumnya dan jatuh 3,3% pada Rabu (14/8/2019).
🍈

JAKARTA okezone - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada tanggal 1 Agustus 2019 menetapkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 147 K/30/MEM/2019 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu bara Acuan untuk Bulan Agustus Tahun 2019.
Kepmen tersebut menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) dan harga acuan untuk 20 mineral logam (Harga Mineral Acuan/HMA).
Berdasarkan Kepmen tersebut, HBA Agustus 2019 ditetapkan sebesar USD72,67 per ton. Harga batu bara acuan mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, naik sebesar USD1,04% dari HBA Juli 2019 sebesar USD71,92 per ton. Sepanjang tahun ini, HBA berada dalam tren penurunan. Bahkan, HBA Juli yang sebesar USD71,92 merupakan yang terendah dalam nyaris 2,5 tahun.
Kenaikan HBA bulan Agustus 2019 dibandingkan bulan sebelumnya salah satunya dipengaruhi pasar energi global yang relatif membaik. Selain itu, permintaan (demand) batubara oleh Tiongkok dan Korea pun mengalami kenaikan. Selain itu, adanya gangguan pasokan batu bara dari tambang di Australia menyebabkan indeks Global Coal dan Newcastle mengalami penguatan pada Juli
HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada bulan sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ash 15%.
Sebagaimana diketahui, Kepmen yang mengatur HBA dan HMA yang telah ditetapkan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batu bara dan Mineral di bulan Agustus 2019.
Berdasarkan Kepmen tersebut, HMA komoditas nikel, kobalt dan timbal mengalami penurunan. Harga nikel ditetapkan USD11.874,77/dry metric ton (dmt), naik dari USD15.067,86/dmt dari HMA Juli 2019, kobalt ditetapkan USD28.527,27/dmt (turun dari USD31.386,36/dmt), dan timbal mengalami penurunan dari USD847,68/dmt menjadi USD1.929,11/dmt.
Komoditas seng dan aluminium pun juga mengalami tren penurunan. Harga seng turun dari USD2.649,66/dmt pada Juli 2019 menjadi USD2.487,86/dmt, HMA aluminium turun dari USD1.752,00/dmt menjadi USD1.787,93/dmt, sementara untuk tembaga, HMA Agustus 2019 ditetapkan USD5.937,45/dmt, naik dari USD5.852/dmt.
Di samping komoditas mineral di atas, komoditas mineral lain mengalami fluktuasi harga sebagai berikut.
1.Emas sebagai mineral ikutan: USD1.406,29/ounce, naik dari USD1.312,55/dmt dari HMA Juli 2019
2.Perak sebagai mineral ikutan: USD15,35/ounce, turun dari USD14,67/ounce dari HMA Juli 2019
3.Ingot timah Pb 300: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
4.Ingot timah Pb 200: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

5.Ingot timah Pb 100: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
6.Ingot timah Pb 050: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
7.Ingot timah 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan
8.Logam emas: sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
9.Logam perak: sesuai harga logam perak yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan
10.Mangan: USD5,13/dmt, tidak mengalami perubahan dari HMA Juli 2019
11.Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: USD1,75/dmt, naik dari USD1,49/dmt dari HMA Juli 2019
12.Bijih Krom: USD3,87/dmt, naik dari USD3,83/dmt dari HMA Juli 2019
13.Konsentrat Ilmenit: USD3,77/dmt, tidak mengalami perubahan dari HMA Juli 2019
14.Konsentrat Titanium: USD9,78/dmt, naik dari USD9,54/dmt dari HBA Juli 2019
HMA adalah salah satu variabel dalam menentukan Harga Patokan Mineral (HPM) logam berdasarkan formula yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Permen Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batu Bara. Variabel penentuan HPM logam lainnya adalah nilai/kadar mineral logam, konstanta, corrective factor, treatment cost, refining charges, dan payable metal.
Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).
(fbn)
🍅

NEW YORK okezone- Harga minyak dunia lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah memberikan dukungan, sementara keuntungan dibatasi oleh kekhawatiran atas surplus minyak mentah global.
Patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik tipis USD0,01 menjadi menetap pada USD60,21 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik USD0,20 menjadi ditutup pada USD66,72 per barel di London ICE Futures Exchange.
Kementerian Luar Negeri Iran mendesak Inggris untuk melepaskan tanker minyaknya yang disita Inggris di Selat Gibraltar pekan lalu, kantor berita resmi IRNA melaporkan pada Jumat (12/7).
"Klaim Inggris atas kapal tanker minyak secara hukum tidak sah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi kepada IRNA, dikutip dari Antaranews, Sabtu (13/7/2019).
Kamis lalu (11/7), Marinir Kerajaan Inggris di Selat Gibraltar menangkap sebuah kapal Iran yang menuju Suriah karena dianggap "melanggar sanksi Uni Eropa," lapor media Barat.

Pejabat menteri luar negeri Spanyol mengatakan penyitaan Grace 1 atas permintaan Amerika Serikat (AS).
🍇

VIENNA (Reuters) - OPEC and its allies led by Russia agreed to extend oil output cuts until March 2020 on Tuesday, seeking to prop up the price of crude as the global economy weakens and U.S. production soars.


The alliance, known as OPEC+, has been reducing oil supply since 2017 to prevent prices from sliding amid increasing competition from the United States, which has overtaken Russia and Saudi Arabia to become the world’s top producer.

Asked by reporters whether agreement had been reached, Saudi Energy Minister Khalid al-Falih said: “Yes.”

Benchmark Brent crude LCOc1 has climbed more than 25% so far this year after Washington tightened sanctions on OPEC members Venezuela and Iran, causing their oil exports to drop.

The approval of the pact extension on Tuesday follows a decision by OPEC producers the previous day.

Fears about weaker global demand as a result of a U.S.-China trade spat have added to the challenges faced by the 14-nation Organization of the Petroleum Exporting Countries.

Prolonging the output pact is likely to anger U.S. President Donald Trump, who has demanded OPEC leader Saudi Arabia supply more oil and help reduce fuel prices if Riyadh wants U.S. military support in its standoff with arch-rival Iran.

A jump in oil prices might lead to costlier gasoline, a key issue for Trump as he seeks re-election next year.

Brent was trading slightly weaker at just below $65 per barrel. [O/R]

The OPEC+ extension comes after Russian President Vladimir Putin said on Saturday he had agreed with Saudi Arabia to prolong the pact and continue to cut combined production by 1.2 million barrels per day, or 1.2% of world demand.

Oil prices could stall as a slowing global economy squeezes demand and U.S. oil floods the market, a Reuters poll of analysts found.

Saudi Arabia’s Falih said on Monday he was growing more positive about the global economy after a G20 meeting of world leaders over the weekend.


“The global economy in the second half of the year looks a lot better today than it did a week ago because of the agreement reached between President Trump and President Xi (Jinping) of China and the truce they have reached in their trade and the resumption of serious trade negotiations,” Falih said.

The meeting on Tuesday also agreed on a charter for long-term cooperation between OPEC and non-OPEC producers.


Additional reporting by Alex Lawler, Rania el Gamal, Ahmad Ghaddar, Shadia Nasralla and Vladimir Soldatkin; Writing by Dmitry Zhdannikov; Editing by Dale Hudson
🍑
Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa Newcastle berbalik melemah, sekaligus mengakhiri reli penguatan dua hari pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (9/5/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Juni 2019 ditutup melemah 1,52 persen atau 1,35 poin di level US$87,20 per metrik ton dari level penutupan sebelumnya.
Harga batu bara mengakhiri reli penguatan setelah pada perdagangan Rabu (8/5/2019) ditutup menguat 0,91 persen atau 0,80 poin ke level US$88,55 per metrik ton.
Sementara itu di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak Juni 2019 ikut ditutup melemah 2,29 persen atau 1,45 poin ke level US$61,85 per metrik ton pada perdagangan Kamis (9/5).
Sejalan dengan harga batu bara, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun pada akhir perdagangan Kamis, saat konflik perdagangan antara AS dan China membayangi kekhawatiran seputar gangguan pasokan global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 ditutup melemah 0,7 persen atau 42 sen di level US$61,70 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di sisi lain, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2019 mampu menambah sedikit kenaikan sebesar 2 sen dan berakhir di level US$70,39 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Persis sebelum AS dan China bersiap untuk mengadakan putaran baru perundingan perdagangan di Washington, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa para pemimpin China “melanggar kesepakatan” perdagangan yang selama ini ia telah kompromikan dengan mereka.
Dengan demikian, pemerintah AS berencana menaikkan tarif sebesar 25 persen dari 10 persen pada impor China senilai US$200 miliar mulai Jumat (10/5/2019) waktu setempat. Pemerintah China pun memperingatkan akan melakukan pembalasan jika AS menindaklanjuti rencana tersebut.
Sementara itu, pengiriman minyak Iran mengalami penurunan bulan ini dengan tidak ada satu pun kapal yang terlihat meninggalkan terminal minyak negara ini untuk pelabuhan-pelabuhan asing.
“Kekhawatiran atas efek dari perang perdagangan AS-China berdampak pada segala hal,” ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
“Hal itu pada khususnya sangat merusak ekonomi Asia dan menusuk jantung sisi permintaan dalam minyak,” tambahnya.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2019 di bursa Newcastle
TanggalUS$/MT
9 Mei
87,20
(-1,52 persen
8 Mei
88,55
(+0,91 persen)
7 Mei
89,05
(+0,91 persen)
6 Mei
88,25
(-0,11 persen)
Sumber: Bloomberg
🍊
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun pada akhir perdagangan Kamis (9/5/2019), saat konflik perdagangan antara AS dan China membayangi kekhawatiran seputar gangguan pasokan global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 ditutup melemah 0,7 persen atau 42 sen di level US$61,70 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di sisi lain, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli 2019 mampu menambah sedikit kenaikan sebesar 2 sen dan berakhir di level US$70,39 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Persis sebelum AS dan China bersiap untuk mengadakan putaran baru perundingan perdagangan di Washington, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa para pemimpin China “melanggar kesepakatan” perdagangan yang selama ini ia telah kompromikan dengan mereka.
Dengan demikian, pemerintah AS berencana menaikkan tarif sebesar 25 persen dari 10 persen pada impor China senilai US$200 miliar mulai Jumat (10/5/2019) waktu setempat. Pemerintah China pun memperingatkan akan melakukan pembalasan jika AS menindaklanjuti rencana tersebut.
Sementara itu, pengiriman minyak Iran mengalami penurunan bulan ini dengan tidak ada satu pun kapal yang terlihat meninggalkan terminal minyak negara ini untuk pelabuhan-pelabuhan asing.
“Kekhawatiran atas efek dari perang perdagangan AS-China berdampak pada segala hal,” ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC.
“Hal itu pada khususnya sangat merusak ekonomi Asia dan menusuk jantung sisi permintaan dalam minyak,” tambahnya.
Rally minyak mentah telah terganjal selama dua pekan terakhir setelah meningkatnya produksi dan stok minyak AS mengurangi dampak dari akhir pelonggaran sanksi AS terhadap Iran dan krisis ekonomi di Venezuela.
Sentimen laporan menyusutnya jumlah persediaan minyak AS pekan ini tidak cukup untuk mempertahankan rebound komoditas tersebut karena fokus pasar kemudian beralih pada dampak perang perdagangan terhadap permintaan.
“Penurunan harga minyak telah didorong oleh aksi jual ekuitas dan kekhawatiran risiko yang telah kita lihat,” ujar Rob Haworth dar US Bank Wealth Management AS di Seattle.
“Untuk saat ini, sentimen penghindaran risiko secara global membuat minyak di bawah tekanan kecuali kita mulai melihat tanda-tanda kekurangan,” tambahnya.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Juni 2019
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
9/5/2019
61,70
-0,42 poin
8/5/2019
62,12
+0,72 poin
7/5/2019
61,40
-0,85 poin
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Juli 2019
Tanggal
Harga (US$/barel)
Perubahan
9/5/2019
70,39
+0,02 poin
8/5/2019
70,37
+0,49 poin
7/5/2019
69,88
+1,36 poin
Sumber: Bloomberg
🍓


Bisnis.com, JAKARTA -- Suplai minyak OPEC mencapai level terendah dalam 4 tahun terakhir pada bulan lalu, setelah menyusut 900.000 barel per hari dari produksi Maret 2019.
Survei Reuters menunjukkan hal tersebut terjadi karena penurunan yang tak disengaja terkait sanksi atas Iran dan Venezuela, serta penghentian produksi oleh eksportir utama Arab Saudi.
Dikutip dari Reuters, Rabu (1/5/2019), survei tersebut memperlihatkan sebanyak 14 anggota OPEC telah memompa minyak mentah sebanyak 30,23 juta barel per hari selama April 2019. Namun, jumlah itu turun 90.000 barel per hari pada bulan sebelumnya.
Angka itu sekaligus menunjukkan suplai OPEC sudah mencapai level terendah sejak 2015. Saat itu, produksi OPEC mencapai 31,7 juta barel per hari.
Survei juga memperlihatkan bahwa Arab Saudi dan sekutunya di Teluk Arab mempertahankan pemangkasan pasokan yang lebih besar daripada yang diminta oleh kesepakatan OPEC terbaru. Hal ini pun mengabaikan tekanan dari Presiden AS Donald Trump agar organisasi itu meningkatkan produksi.
Sementara itu, minyak mentah diperdagangkan di atas level US$73 per barel dan mencapai level tertinggi selama 6 bulan terakhir, yakni di atas US$75 pada pekan lalu. Hal tersebut didorong oleh pembatasan pasokan Arab Saudi serta sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela.
“Sanksi Iran tiba menambah persediaan yang sudah rapuh dan meningkatkan kekhawatiran tentang pengetatan pasar,” kata Norbert Ruecker dari bank Swiss Julius Baer.
Survei tersebut juga mencatat Iran membukukan penurunan pasokan terbesar OPEC pada April 2019, sebanyak 150.000 barel per hari.
Adapun di Venezuela, pasokan turun 100.000 barel per hari pada bulan yang sama karena dampak sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara, PDVSA, dan penurunan produksi jangka panjang.

🍉
Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun dari posisi tertinggi dalam lima bukan pada penutupan perdagangan Selasa (rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak ini terjadi usai IMF memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global.
Selain itu, langkah Rusia yang mengisyaratkan mundur dari kesepakatan pemangkasan produksi dengan OPEC juga menjadi pendorong penurunan harga minyak.
Mengutip Reuters, Rabu (10/4/2019), harga minyak Brent yang menjadi patokan harga dunia turun 49 sen ke level USD 70,61 per barel, setelah mencapai USD 71,34 per barel yang merupakan harga tertinggi sejak November.
Sedangkan untuk harga minyak mentah AS berakhir di USD 63,98 per barel, turun 42 sen setelah juga mencapai harga tertinggi dalam lima bulan di USD 64,79 per barel.
Langkah Presiden AS Donald Trump untuk memberikan tarif pada ratusan barang Eropa menghentikan reli di pasar saham global, yang juga menyeret harga minyak berjangka ke level yang lebih rendah.

"Saya pikir IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global benar-benar tamparan terbesar hari ini yang dilihat oleh minyak berjangka," kata Phil Streible, analis senior komoditas RJO Futures, Chicago, AS.
🍑

JAKARTA okezone - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menetapkan besaran Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) untuk bulan April 2019 dengan harga biodiesel ditetapkan sebesar Rp7.387 per liter dan bioetanol sebesar Rp10.178 per liter.
Jika dibandingkan harga di bulan Maret 2019, harga biodiesel mengalami penuruan sebesar Rp16 per liter dari sebelumnya Rp7.403 per liter. Sedangkan harga bioetanol mengalami kenaikan sebesar Rp11 per liter dari harga sebelumnya Rp10.167 per liter, berdasarkan data yang dihimpun Antaranews di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
"Mulai berlaku efektif sejak 1 April 2019," ujar Direktur Jenderal EBTKE FX Sutijastoto.
"HIP BBN tersebut untuk dipergunakan dalam pelaksanaan mandatory B20 dan berlaku untuk pencampuran minyak solar baik jenis bahan bakar minyak (BBM) tertentu maupun jenis BBM umum," lanjut Sutijastoto.
Penurunan harga untuk biodiesel dilatarbelakangi oleh turunnya harga rata-rata crude palm oil (CPO) Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) periode 15 Februari hingga 14 Maret 2019 yaitu Rp7.078 per kg dari harga sebelumnya Rp7.101 per kg.
Besaran harga HIP BBN untuk jenis Biodiesel tersebut dihitung menggunakan formula HIP = (Rata-rata CPO KPB + 100 dolar AS/ton) x 870 Kg/m3 + Ongkos Angkut. Besaran ongkos angkut pada formula perhitungan harga biodiesel mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 350 K/12/DJE/2018.
Sedangkan untuk jenis Bioetanol terjadi kenaikan harga setelah dihitung berdasarkan formula yang ditetapkan, yaitu (Rata-rata tetes tebu KPB periode 3 bulan x 4,125 Kg/L) + 0,25 dolar AS/Liter sehingga didapatkan Rp10.178 per liter untuk HIP BBN bulan April 2019.
Konversi nilai kurs menggunakan referensi rata-rata kurs tengah Bank Indonesia periode 15 Februari hingga 14 Maret 2019.
Sebagai informasi, HIP BBN sendiri ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit enam bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE.
(dni)
🍒

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia mencapai level tertinggi 2019 pada Selasa (2/4). Di tengah prospek sanksi lanjutan terhadap Iran dan kondisi Venezuela yang bisa berimbas pada penurunan pasokan minyak.
Mengutip Bloomberg, pukul 22.27 WIB, minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange naik 1,27% ke US$ 62,37 per barel.

Sedangkan, minyak Brent kian mendekati level US$ 70 per barel. Harga minyak acuan internasional ini naik ke 0,51% level 69,36 per barel.
Mengutip Reuters, seorang pejabat Amerika Serikat menyebutkan Washington mempertimbangkan untuk memperpanjang pengenaan sanksi terhadap Iran, negara produsen terbesar keempat OPEC itu.
Sementara itu, negara produsen minyak lainnya Venezuela telah menghentikan operasi terminal minyak mentah utamanya karena masalah pasokan listrik .
Kondisi ini dapat memperdalam pemangkasan produksi minyak yang dipimpin OPEC terhitung berlaku Januari lalu. Pasokan minyak OPEC mencapai level terendah empat tahun pada Maret.
“Posisi harga minyak didukung oleh solidnya data ekonomi China yang meredakan kekhawatiran terhadap permintaan. Selain itu, kemungkinan adanya sanksi Amerika Serikat (AS) yang lebih banyak terhadap Iran dan terganggunya suplai Venezuela,” ujar Analis Monex Investindo Futures Faisyal.
Data yang positif dari negara-negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat dan China telah menopang kenaikan harga minyak. Data manufaktur ISM AS untuk Maret menunjukkan kenaikan ke 55,3, dengan mudah mengalahkan ekspektasi 54,5.
Angka di atas 50 dalam indeks ISM menunjukkan ekspansi di bidang manufaktur, yang menyumbang sekitar 12% dari ekonomi AS.
Stephen Innes, kepala strategi pasar dan perdagangan di SPI Asset Management mengatakan, angka indeks China telah naik secara signifikan pada tingkat bulanan sejak tahun 2012, yang seharusnya meredakan kekhawatiran di seputaran potensi ancaman permintaan minyak.
Faisyal dalam analisisnya, Selasa (2/4) mengatakan pada sisi suplai menjadi katalis penguatan harga minyak setelah info menyebutkan bahwa AS akan memperpanjang sanksi kepada Iran.
Ia memprediksi pada perdagangan selanjutnya harga minyak akan berada di level support antara US$ 61,40, US$ 60,95, dan US$ 60,60 per barel. Sementara level resistance antara US$ 62,45, US$ 62,90, dan US$ 63,30 per barel.

🍉
REYKJAVIK, iNews.id - Maskapai asal Islandia, WOW Air belum lama ini menyatakan bangkrut. Kondisi yang dialami WOW Air makin menambah daftar panjang maskapai yang tumbang pada tahun 2019.
Berdasarkan catatan iNews.id, WOW Air menjadi maskapai ketujuh yang bangkrut dalam tiga bulan pertama tahun ini. Bahkan, jika dirunut sejak 2018, ada 20 maskapai yang bangkrut.
BACA JUGA:
Dalam kurun dua tahun terakhir, kebanyakan maskapai yang bangkrut berasal dari Eropa, terutama bagian utara. Maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC) paling banyak menjadi korban.
Cobalt Air menjadi salah satu maskapai terbesar di Siprus yang mengumumkan penghentian operasi pada 17 Oktober 2018. Selain Cobalt, maskapai Eropa yang bangkrut di antaranya Primera Air (Denmark), Saratov Airlines (Rusia), dan Skywork Airlines (Swiss).
Masalah keuangan akibat tingginya harga avtur menjadi penyebab bangkrutnya maskapai. Apalagi, kompetisi di industri aviasi cukup ketat, sehingga seringkali terjadi perang harga yang membuat margin yang kecil semakin tipis.
Berikut tujuh maskapai yang berguguran sepanjang kuartal I-2019:
1. Tajik Air (Tajikistan) 14 Januari 2019
2. Asian Express Airlines (Tajikistan) 16 Januari 2019
3. California Pacific (AS) 17 Januari 2019
4. Germania (Jerman) 5 Februari 2019
5. Flybmi (Inggris) 16 Februari 2019
6. Insel Air (Curacao) 28 Februari 2019
7. WOW Air (Islandia) 28 Maret 2019

Editor : Rahmat Fiansyah
🍣

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah kembali memanas didorong upaya pembatasan produksi oleh OPEC dan aliansinya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei 2019 diperdagangkan di level US$59,97 per barel pada pukul 4.45 sore waktu setempat di New York Mercantile Exchange, setelah ditutup menguat sekitar 1,9% di level US$59,94 per barel pada perdagangan Selasa (26/3/2019).
Adapun minyak Brent untuk pengiriman Mei berakhir menanjak 76 sen di level US$67,97 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan di premium US$8,03 terhadap WTI.
Kepada awak media di Moskow, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Rusia kemungkinan akan mencapai komitmen pengurangan produksinya sebesar 228.000 barel per hari pada akhir bulan ini.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya (OPEC+) telah sepakat untuk membatasi produksi mereka guna menghadapi kelebihan pasokan global.
Sementara itu, penutupan yang telah berlangsung selama empat hari di Houston Ship Channel pascakebakaran tangki dan tumpahan bahan kimia telah mengganggu jaringan pasokan.
"Kita kembali ke dalam mode reli," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. “Kita melihat penurunan pasokan stabil yang membuat harga minyak kembali ke level US$60 dan semua orang berupaya mencari tahu dampak dari gangguan di Houston Ship Channel.”
Harga minyak telah menguat sekitar 32% sepanjang tahun ini karena OPEC dan aliansinya menerapkan pengurangan produksi demi mencegah surplus global.
Pada saat yang sama, sanksi pemerintah AS terhadap Iran dan Venezuela semakin menekan pasokan, sekaligus membuat pasar yang mengetat menjadi lebih rentan terhadap gangguan seperti di Houston.
“Ekspektasinya adalah OPEC+ akan mempertahankan rencana pengurangan [produksi minyak] sebesar 1,2 juta barel per hari selama yang diharapkan agar pasar mencapai keseimbangan,” ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities, Toronto.
Sementara itu di AS, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 1,93 juta barel pekan lalu.
API juga melaporkan peningkatan jumlah suplai minyak di Cushing, Oklahoma, sebesar 688.000 barel, sedangkan persediaan bensin dan minyak distilat masing-masing menurun 3,47 juta dan 4,28 juta. Data badan energi AS Energy Information Administratin dijadwalkan akan dirilis Rabu (27/3/2019).
🍈

New York, Beritasatu.com - Harga minyak naik mendekati level tertinggi empat bulan pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB (19/3/2019), didukung prospek perpanjangan pemangkasan pasokan minyak yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan tanda-tanda penurunan persediaan minyak mentah AS.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 0,38 atau 0,6 persen menjadi US$ 67,54 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$ 0,57 atau 1,0 persen menjadi US$ 59,09 per barel di New York Mercantile Exchange.
"Harga minyak Brent ke level tertinggi karena OPEC+ menegaskan kembali komitmen mereka untuk memangkas produksi lebih lanjut melalui sesi para menteri akhir pekan lalu," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch, dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, bertemu di Azerbaijan akhir pekan untuk memantau pakta pengurangan pasokan minyak mentah. OPEC mengatakan akan melampaui komitmen dalam beberapa bulan mendatang.
OPEC juga membatalkan pertemuan luar biasa yang dijadwalkan 17-18 April, yang berarti grup produsen tidak akan bertemu lagi sampai pembicaraan rutin berikutnya pada 25-26 Juni.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada Senin (18/3/2019) bahwa April masih terlalu dini untuk mempertimbangkan keputusan perpanjangan. Namun mereka akan terus melakukan upaya untuk mencari pasar yang seimbang.
Tanda-tanda penurunan persediaan minyak mentah di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma, juga mendukung minyak berjangka. Stok minyak mentah di Cushing, titik pengiriman untuk WTI, turun 1,08 juta barel dalam seminggu yang berakhir Jumat (15/3/2019).
Produksi minyak AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan mencapai rekor 8,6 juta barel per hari (bph) pada April, naik 85.000 barel per hari, yang akan menjadi kenaikan bulanan terkecil sejak Mei 2018, demikian perkiraan pemerintah.

Sumber: Xinhua, Antara
🍓
Liputan6.com, New York - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada hari Senin (Selasa pagi WIB) terangkat oleh komentar dari Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih yang menilai penghentian pemangkasan pasokan yang dipimpin Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak mungkin dilakukan sebelum Juni 2019.
Pernyataan al-Falih tersebut membuat pelaku pasar yakin kalau OPEC masih akan terus mempertahankan tingkat produksi minyak pada level yang telah disepakati pada Desember 2018.

–– ADVERTISEMENT ––


Dilansir dari Reuters, Selasa (12/3/2019), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 84 sen atau 1,28 persen menjadi USD 66,58 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 72 sen atau 1,28 persen menjadi USD 56,79 per barel.
Falih mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu bahwa akan terlalu dini untuk mengubah pakta pembatasan produksi yang disetujui oleh OPEC dan sekutu termasuk Rusia sebelum pertemuan kelompok itu pada Juni.
"Saudi terus mengambil pendekatan proaktif untuk mendapatkan penawaran dan permintaan dalam keseimbangan yang lebih baik," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Sepanjang tahun ini, pasar minyak telah didukung kebijakan pengurangan pasokan yang sedang berlangsung oleh kelompok yang disebut OPEC +, yang telah berjanji untuk memotong 1,2 juta barel per hari (bph) dalam pasokan minyak mentah sejak awal tahun untuk menopang harga.
Kelompok ini akan bertemu pada 17-18 April, dengan pertemuan lain dijadwalkan 25-26 Juni, untuk membahas kebijakan pasokan.
OPEC diperkirakan akan meninjau permintaan minyak dunia dan keseimbangan pasokan karena kelompok itu mempertahankan pengurangan produksi selama pertemuan April, kata seorang pejabat senior minyak Teluk, Senin.
"Kami ingin melihat stok komersial turun," kata pejabat itu di sela-sela konferensi energi CERAWeek IHS Markit.
Pejabat itu menambahkan bahwa stok minyak mentah dan produk minyak global harus turun kembali ke rata-rata lima tahun, target yang telah ditetapkan OPEC untuk mengurangi kelebihan minyak global.
Selain itu, seorang pejabat Saudi mengatakan negara itu berencana mengurangi ekspor minyak mentah pada April menjadi di bawah 7 juta barel per hari.
🌰
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ketidakpastian global ditambah isu perang dagang yang belum disepakati membuat harga komoditas batubara kian bergejolak. Analis melihat pergerakan harga batubara ini patut diwaspadai PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Apalagi emiten ini akan mengencarkan ekspornya ke China.
Analis RHB Sekuritas, Andrew Franklin Hotama menilai ada berbagai tantangan yang dihadapi ADRO termasuk gejolak harga batubara. Untuk itu, Andrew menyarankan agar ADRO fokus untuk maintain produksi dan Kestrel Mine. Juga memastikan produk tetap in-line di pasaran.


“Perusahaan yang akan mengambil peluang untuk ekspor ke China, itu langkah bagus. Dimana perkembangan bisnis di China sangat tumbuh pesat. Dan kalaupun ekspor ke China akan menambah pundi-pundi kinerjanya,” imbuh Andrew kepada KONTAN, Rabu (6/3).
Hanya saja, dengan isu pelemahan harga batubara dunia, Andrew menyebut ADRO harus bisa mengatur manajemen bisnis yang tepat. Pasalnya sepanjang tahun 2019, dia memperkirakan harga batubara berada di kisaran US$ 90 per metrik ton. Belum lagi dengan isu pembatasan impor batubara Australia ke China.
“Tetapi kalau dilihat pembatasan hanya di satu pelabuhan saja. Jadi tidak ada pengaruhnya ke Indonesia, khususnya kinerja ADRO. Kalau ada rencana ekspor ke China akan bagus ke kinerja tahun ini,” beber Andrew. Untuk itu, dia pun memperkirakan pendapatan ADRO tahun 2019 mampu capai US$ 3,325 miliar dan laba US$ 384 juta.
Sementara Robertus Hardy, analis Kresna Sekuritas mencatat tiga tantangan yang dihadapi emiten ADRO. Pertama harus bisa menjaga konsistensi produksi di kisaran 54 juta sampai 56 juta ton, tahun ini. Kedua menjaga volume penjualan, paling tidak diatas US$ 55 juta ton tahun ini.
Ketiga Robert memperkirakan harga batubara yang melemah di level US$ 90 sampai US$ 95 per metrik ton harus diwaspadi. "Setidaknya ADRO bisa fokus melakukan penjualan ke China, India, Asia Tenggara dan Asia Timur," tutur Robert.

Dia pun masih merekomendasi beli saham ADRO dengan harga Rp 1.600 per saham. Kemarin, harga saham ADRO ditutup melemah 2,86% ke level 1.360 per saham.
🍐
Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle menguat pada akhir perdagangan Senin (22/2/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak April 2019 ditutup menguat 0,10 poin atau 0,11% di level US$93,70 per metrik ton.
Harga batu bara melanjutkan penguatannya setelah berakhir naik 0,05 poin atau 0,05% di level US$93,60 per metrik ton pada perdagangan Jum’at (22/2).
Sementara itu di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif April 2019 ditutup naik 0,34% atau 0,25 poin ke level US$74,10 per metrik ton pada akhir perdagangan Senin.
Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah anjlok pada perdagangan Senin, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengomentari harga yang terlalu tinggi dan menyerukan OPEC untuk tidak terlalu agresif.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April 2019 ditutup anjlok US$1,78 di level US$55,48 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak 14 Februari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman April 2019 berakhir anjlok US$2,36 di level US$64,76 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Acuan minyak mentah global ini diperdagangkan di level US$9,28 premium terhadap WTI.
Melalui Twitter, Trump menyerukan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk tidak terlalu agresif soal harga minyak. Lewat cuitannya, Trump juga memperingatkan bahwa dunia tidak bisa menerima kenaikan harga.
Retorika Trump dengan kartel minyak tersebut telah memengaruhi perubahan harga yang besar tahun lalu, ketika ia menekan OPEC untuk menjaga minyak tetap mengalir demi membantu konsumen.
“Cuitan itu pada dasarnya menusuk balon yang telah mendorong harga naik pekan lalu,” ujar Tamar Essner, seorang analis di Nasdaq Inc., New York.
“Reli minyak sebagian besar ditopang pemberitaan bahwa Arab Saudi pada khususnya akan fokus pada pengurangan ekspor dan melampaui apa yang semula mereka janjikan pada Desember,” lanjut Essner.

Pergerakan harga batu bara kontrak Maret 2019 di bursa Newcastle
Tanggal                                    
US$/MT
25 Februari
93,70
(+0,11%
22 Februari
(93,6t0
(+0,05%)
21 Februari          
93,55
(-0,32%)
20 Februari
93,85
(+0,11%)
19 Februari
93,75
(-0,11%)
Sumber: Bloomberg

🌹


OIL PRICE.com: In Tuesday’s technical update, I discussed the breakdown in the major markets both internationally as well as domestically. Of note, was the massive bear market in China which is currently down nearly 50 percent from its peak.


What is important about China, besides being a major trading partner of the U.S., is that their economy has been a massive debt-driven experiment from building massive infrastructure projects that no one uses; to entire cities that no one lives in. However, the credit-driven impulse has maintained the illusion of economic growth over the last several years as China remained a major consumer of commodities. Yet despite the Government headlines of economic prosperity, the markets have been signaling a very different story.
In the U.S., the story is much the same. Near-term economic growth has been driven by artificial stimulus, government spending, and fiscal policy which provides an illusion of prosperity. For example, the chart below shows raw corporate profits (NIPA) both before, and after, tax.


Importantly, note that corporate profits, pre-tax, are at the same level as in 2012. In other words, corporate profits have not grown over the last 6-years, yet it was the decline in the effective tax rate which pushed after-tax corporate profits to a record in the second quarter. Since consumption makes up roughly 70 percent of the economy, then corporate profits pre-tax profits should be growing if the economy was indeed growing substantially above 2 percent.
Corporate profitability is a lagging indicator of the economy as it is reported “after the fact.” As discussed previously, given that economic data in particular is subject to heavy backward revisions, the stock market tends to be a strong leading indicator of recessionary downturns.


Prior to 1980, the NBER did not officially date recession starting and ending points, but the market turned lower prior to previous recessions.


Besides the stock market, economically sensitive commodities also have a tendency to signal changes to the overall trend of the economy given their direct input into both the production and demand sides of the economic equation.Related: Abu Dhabi’s Remarkable Energy Diversification
Oil is a highly sensitive indicator relative to the expansion or contraction of the economy. Given that oil is consumed in virtually every aspect of our lives, from the food we eat to the products and services we buy, the demand side of the equation is a tell-tale sign of economic strength or weakness. This is shown in the chart below which shows oil prices relative to economic growth, inflation, and interest rates.


All this data is noisy, so the next chart combines rates, inflation, and GDP into one composite indicator to provide a clearer comparison. One important note is that oil tends to trade along a pretty defined trend…until it doesn’t. Given that the oil industry is very manufacturing and production intensive, breaks of price trends tend to be liquidation events which have a negative impact on the manufacturing and CapEx spending inputs into the GDP calculation.


As such, it is not surprising that sharp declines in oil prices have been coincident with downturns in economic activity, a drop in inflation, and a subsequent decline in interest rates. The drop in oil prices is also confirming the message being sent by the broader market as well.

Again, given the massive input that oil has on the overall economy, declines in oil prices have a much broader impact on the overall economy than just the energy sector. But the decline in oil isn’t the only issue weighing on our outlook for the markets.
A look at Baltic Dry Index, which is just a representation of the demand to ship dry goods, shows weakness has begun to spread globally. The Baltic Dry Index, which is a non-traded index, bounced from the lows in 2016 as global central banks infused massive amounts of liquidity into the system to offset “Brexit” risks. However, the index also suggests the “reflationary” surge has now ended.


The same goes for copper which is highly correlated to overall economic strength due to its massive use throughout the production cycle both domestically and globally. The surge in liquidity in early-2016 was reflected with the “reflation” in a global economy which now appears to have ended.


Investment Implications

There are numerous signs suggesting a more pervasive economic weakness is spreading globally.
This is coming at a time where Central Banks globally are trying to remove “emergency measures” and reduce “accommodative” policies in order to rebuild their “toolkits” for the next economic downturn when it comes.
Unfortunately, the Federal Reserve’s insistence on increasing interest rates has likely accelerated the onset of the next recession. As I stated previously:
“The chart below shows nominal GDP versus the 24-month rate of change (ROC) of the 10-year Treasury yield. Not surprisingly, since 1959, every single spike in rates killed the economic growth narrative.”Related: Canada’s Crude Crisis Is Accelerating
(Click to enlarge)
The markets, oil, copper, and the Baltic dry index are all suggesting that economic growth has peaked.
Furthermore, the rise in the dollar over the last several weeks already suggests that foreign capital is flowing into the U.S. dollar for safety as the rest of globe slows. This will ultimately accelerate as global markets decline as foreign capital seeks “safety” in U.S. Treasuries (the global storehouse for reserve currencies).
As I have stated many times previously, as the economy slips into the next recession, interest rates will fall, and bonds will outperform equities as the reversion to the mean occurs.
From the equity perspective, this is a time to seriously consider reducing risk. While there is currently a rotation to more defensive areas of the market such as Staples, Utilities and Health Care currently, if a more negative overall trend develops in the markets these sectors will lose ground as well.
One of the big concerns remains overall valuations which are elevated in traditionally “more defensive” areas of the market due to the “yield chase” over the last decade. If there is a recessionary drag which causes a repricing of “value” in the market, there could be significant risk to these areas.
When there is uncertainty, particularly during a market topping process where trends are beginning to change direction, cash is the best option. It provides safety, liquidity, and opportunity. This particularly the case as the 2-year Treasury yields more than the S&P 500 index which provide an “alternative” to excessive risk.
The evidence continues to mount that “something has changed.”
The only problem with waiting for absolute confirmation is the potential for significant capital destruction. As investors, our job is simply to weigh the risk and reward of each investment opportunity. Currently, there are significant “warnings” that suggest “risk” continues to outweigh “reward.”
That outlook will eventually change, when it does, and real opportunity presents itself, having liquid cash on hand provides the ability to be a “strong buyer from weak hands.”

By Lance Roberts via Zerohedge
🐒


per tgl 21 Feb 2019:
Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak bergerak bervariasi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kekhawatiran tentang permintaan minyak mentah global dan ketidakpastian pembicaraan perdagangan AS-China melawan optimisme investor terkait pengetatan pasokan.
Mengutip Reuters, Selasa (20/2/2019), harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga dunia mengalami tekanan sedangkan harga minyak mentah AS bergerak kebalikannya dan mencetak angka tertinggi.
Harga minyak Brent tergelincir 5 sen dan menetap di USD 66,45 per barel. Angka ini turun dari rekor tertinggi sepanjang 2019 di USD 66,83 yang dicapai pada hari Senin.
Sedangkan untuk harga minyak mentah AS naik 50 sen menjadi USD 56,09 per barel, yang merupakan harga tertinggi sejak November 2018.
Analis Price Futures Group, Chicago, AS, Phil Flynn menjelaskan, kenaikan harga minyak AS terdorong oleh sanksi yang telah diberikan oleh AS kepada Venezuela yang merupakan salah satu pemasok minyak mentah terbesar bagi AS.
"Sentimen tersebut mengangkat harga West Texas Intermediate (WTI) atau minyak mentah AS. Namun ini sepertinya hanya sentimen jangka pendek," jelas dia.
Pelaku pasar tengah mencari alasan untuk terus menjadikan sentimen tersebut untuk mendorong harga minyak. Namun pada kenyataannya ketidakpastian pebicaraan perdagangan AS-China justru membebani harga minyak.
Babak baru pembicaraan perdang dagang antara Amerika Serikat dan Cina dimulai pada hari Selasa di Washington. Pembicaraan ini direncanakan selesai di akhir minggu ini. Sebelumnya, pembicaraan telah dilakukan di China.
Pelaku pasar mengaku bahwa mereka sangat berhati-hati dalam mengambil posisi yang besar sebelum ada kepastian mengenai pembicaraan tersebut.

Selain itu, bendera merah juga berkibar terkait prospek ekonomi setelah bank terbesar Eropa, HSBC, memperingatkan akan menunda beberapa investasi tahun ini karena meleset dari perkiraan laba 2018 akibat perlambatan pertumbuhan China dan Inggris.
🍅


per tgl 07 Feb 2019:
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menetapkan Harga Mineral Logam Acuan (HMA) untuk 20 mineral logam dan Harga Batubara Acuan (HBA) pada Februari 2019. 
Penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 18 K/30/MEM/2019. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan, berdasarkan Kepmen tersebut, harga batu bara acuan Februari 2019 ditetapkan sebesar USD 91,80 per ton.
"Harga batu bara acuan mengalami penurunan dari bulan sebelumnya, turun sebesar USD 0,61 dari HBA Januari 2019 sebesar USD 92,41 per ton," kata Agung melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Agung menyampaikan, HBA Februari 2019 lebih rendah daripada bulan sebelumnya. Salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan proteksi impor Tiongkok dan India.
"Kebijakan memanfaatkan produksi batubara dalam negeri oleh kedua negara tadi memiliki pengaruh terhadap penurunan HBA di bulan ini," imbuhnya.
Di samping itu, penurunan harga batu bara acuan disebabkan oleh pergerakan variabel yang membentuk HBA, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada bulan sebelumnya.
Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8 persen Total Sulphur 0,8 persen dan Ash 15 persen.
Sebagaimana diketahui, Kepmen yang mengatur HBA dan HMA yang telah ditetapkan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam penjualan langsung selama satu bulan untuk batubara dan mineral secara Free On Board di atas kapal pengangkut. 
Kepmen tersebut juga mematok HMA komoditas kobalt, timbal dan seng yang merosot. Harga kobalt ditetapkan USD 45.973,68/dry metric ton (dmt) turun dari USD 55.261,36/dmt dari HMA Januari 2019.
Selain itu, timbal ditetapkan USD 1.965,18/dmt turun dari USD 1.948/dmt, dan seng mengalami penurunan dari USD 2.517,74/dmt menjadi USD 2.631,95/dmt.

Komoditas aluminium dan tembaga pun juga mengalami tren penurunan. Harga aluminium turun dari USD 1.939,48/dmt pada Februari 2019 menjadi USD 1.854,24/dmt dan untuk tembaga, HMA Februari 2019 ditetapkan USD 5.926,24/dmt, turun dari USD 6.180,77/dmt. Sementara, HMA Nikel naik dari USD 10,890,68/dmt menjadi USD 11.046,05/dmt.

🍑


per tgl 29 Jan 2019:


Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah terjerembab pada perdagangan Senin (28/1/2019), setelah beberapa proyeksi laba perusahaan yang mengecewakan mendorong kekhawatiran tentang ekonomi global yang sudah terbebani lonjakan pasokan minyak di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2019 berakhir anjlok US$1,70 di level US$51,99 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan harian terbesarnya sejak 27 Desember.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 terpeleset ke bawah level US$60 per barel, untuk pertama kalinya dalam dua pekan, dengan berakhir anjlok US$1,71 di level US$59,93 per barel di ICE Futures Europe exchange London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$7,94 per barel terhadap WTI.
Dilansir Bloomberg, harga minyak melemah bersama pasar saham global setelah produsen microchip Nvidia Corp. dan raksasa alat berat Caterpillar Inc. mengeluarkan peringatan tentang perlambatan pertumbuhan di China dan tempat lain.
Harga minyak telah naik 15% sepanjang tahun ini ditunjang upaya Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya membatasi produksi guna mengurangi kekhawatiran kelebihan pasokan.
Kendati demikian, kenaikan harga telah dibatasi oleh rekor produksi minyak di Amerika, meningkatnya stok, dan perang dagang AS-China.
Perundingan perdagangan lebih lanjut antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut pada pekan ini dapat menjadi katalis bagi minyak mentah untuk menembus kisaran perdagangan yang sempit baru-baru ini.
"Ini adalah penghindaran aset berisiko yang meluas,” kata Ryan McKay, pakar strategi komoditas di TD Securities, Toronto. Laporan laba [Caterpillar dan Nvidia) “menjadi pertanda buruk untuk permintaan di China dan untuk pertumbuhan global secara keseluruhan, dan itu adalah kekhawatiran besar bagi pasar minyak mentah akhir-akhir ini.”
Harga minyak mentah sudah turun setelah penyedia layanan ladang minyak Baker Hughes pada Jumat (25/1) merilis data yang menunjukkan peningkatan aktivitas pengeboran di AS, untuk pertama kalinya tahun ini. Jumlah rig AS yang menargetkan minyak bertambah 10 menjadi 862 pekan lalu, berdasarkan data Baker Hughes.
Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, memperkirakan akan kembali mengurangi produksi pada Februari dan akan memompa dengan jumlah di bawah batas produksi yang disepakati dalam kesepakatan OPEC, menurut Menteri Energi Khalid Al-Falih.
“AS khususnya adalah target dari pemangkasan itu karena mengalami kelebihan pasokan yang besar dengan minyak mentah domestik,” ujar Khalid.

Menambah sentimen penurunan harga minyak adalah meredanya ketegangan politik selama akhir pekan di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro membuang keputusannya untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS.

🍋


per tgl 24 Jan 2019:


Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa ICE Newcastle kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa (22/1/2019), setelah tergelincir turun pada sesi perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak April 2019 ditutup naik 0,15 poin atau 0,15% di level US$100,25 per metrik ton, setelah melorot 1,25 poin atau 1,23% dan berakhir di level US$100,10 per metrik ton pada perdagangan Senin (21/1).
Adapun harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2020 berakhir naik 0,31% atau 0,30 poin di level US$96,85 per metrik ton pada perdagangan Selasa, setelah ditutup melemah 0,92% di posisi 96,55 sehari sebelumnya.
Harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif April 2019 juga rebound dan berakhir naik 0,60% atau 0,50 poin di posisi 83,65 kemarin, setelah anjlok 3,87% ke level 83,15 pada Senin.
Meski demikian, harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange masih terkoreksi pada hari kedua dan ditutup melemah 1,19% atau 7 poin di level 581 yuan per metrik ton pada perdagangan Selasa.
“Menghadapi perluasan inspeksi dan pengurangan produksi tambang, tambang-tambang batu bara milik negara [China] akan meningkatkan output dengan cara yang akan mencegah harga naik terlalu cepat,” terang Nanhua Futures dalam risetnya.
Sementara itu, harga minyak mentah mencatat penurunan paling tajam dalam hampir satu bulan terakhir pada Selasa (22/1) menyusul penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari IMF.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Februari, yang berakhir Selasa, turun 2,3% atau US$1,23 ke level US$52,27 di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 27 Desember. Adapun kontrak Maret 2019 yang lebih aktif ditutup melemah di level US$53,01 per barel.
Minyak Brent kontrak Maret 2019 juga berakhior melorot US$1,24 di level US$61,50 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Dilansir Bloomberg, minyak mentah mengikuti pelemahan pasar saham menyusul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) telah menolak negosiasi baru dalam konflik perdagangannya dengan China. Hal ini memperburuk sentimen setelah Dana Moneter Internasional (IMF) dilaporkan memangkas proyeksi pertumbuhan global.
IMF pada Senin (21/1) menurunkan prospek ekonomi global untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. IMF saat ini memprediksi pertumbuhan 3,5% tahun ini, terlemah dalam tiga tahun terakhir dan turun dari 3,7% yang diperkirakan pada Oktober. 
Minyak memasuki awal terpanas selama setahun sejak 2001, di tengah tanda-tanda bahwa pasokan minyak mentah akan tetap tertahan pembatasan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Namun prospek melemahnya permintaan bahan bakar dan lonjakan minyak shale di AS mengancam reli tersebut.
"Ketika saham turun karena laporan-laporan itu, hal tersebut juga turut menyeret minyak. Dengan produksi AS yang melonjak, mungkin ini saatnya untuk melakukan pullback," kata Kyle Cooper, konsultan di Ion Energy Group LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Pergerakan harga batu bara kontrak April 2019 di bursa Newcastle
Tanggal                                    
US$/MT
22 Januari
100,25
(+0,15%)
21 Januari
100,10
(-1,23%)
18 Januari
101,35
(+0,05%)
17 Januari
101,30
(+0,55%)
16 Januari 
100,75
(+2,86%)

Sumber: Bloomberg

🍦


per tgl 23 Januari 2019:
Liputan6.com, Houston - Harga minyak turun 3 persen pada penutupan perdagangan Selasa karena kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia usai China mengumumkan bahwa ekonomi di negara tersebut mengalami pertumbuhan paling lambat dalam 28 tahun.
Selain itu, ramalan pertumbuhan global yang suram oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund(IMF) membebani harga minyak mentah karena para pedagang khawatir tentang pasokan yang meningkat pada 2019 meskipun harga lebih rendah.
Ditambah lagi, sentimen kekenyangan pasokan juga menjadi dasar penurunan harga minyak. Pelaku pasar melihat produksi besar-besaran AS tidak dapat diimbangi oleh pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC dan sekutu.
Mengutip Reuters, Rabu (22/1/2019), harga miyak mentah berjangka Brent turun USD 1,82 atau 2,9 persen ke level USD 60,92 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,57 atau 2,9 persen menjadi USD 52,23 per barel.
Data dari Arab Saudi pada Senin kemarin menunjukkan ekspor minyak mentah pada November naik menjadi 8,2 juta barel per hari dari 7,7 juta barel per hari pada Oktober. Hal tersebut terjadi karena produksi naik menjadi 11,1 juta barel per hari.
"Kami melihat penurunan yang sangat besar pada rig (pengeboran minyak AS) pada Jumat, tetapi tergantung pada apakah Arab Saudi benar-benar akan melakukan pemotongan ini," jelas Tariq Zahir, managing member Tyche Capital, New York, AS.

Analis juga memperkirakan, kekhawatiran pasar atas kedalaman pemotongan produksi oleh OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, juga mendorong harga minyak lebih rendah pada perdagangan Selasa.

🍤



per tgl 03 Januari 2019: 
SINGAPURA sindonews - Pasar minyak mentah dunia mengawali tahun baru 2019 di wilayah positif pada perdagangan, Rabu (2/1/2019) ketika para pelaku pasar bersiap menghadapi tahun dengan kemungkinan bergejolak. Kondisi ini terjadi di tengah melambungnya pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS), ditambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.

Seperti dilansir Reuters, pagi ini terpantau harga minyak mentah berjangka Internasional, Brent diperdagangkan ke level USD54,31 per barel pada pukul 01.26 GMT, atau meningkat 51 sen atau 1% dibandingkan penutupan akhir tahun 2018. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 44 sen yang setara 1% menjadi USD45,85 per barel. 

Para pelaku pasar mengaku optimistis ke depannya, harga minyak mentah bakal terangkat seiring penguatan pasar saham. Meskipun secara keseluruhan sentimen pasar minyak relatif lemah. Harga minyak dunia pada 2018 berakhir dengan kerugian untuk pertama kalinya sejak 2015, pasca kuartal keempat dihantam gejolak untuk membuat pembeli meninggalkan pasar. 

Hal tersebut lantaran peningkatan kekhawatiran bakal terjadinya banjir pasokan dan sinyal variatif terkait dengan sanksi baru AS terhadap Iran. "Harga minyak mencatat penurunan tahunan pertama mereka dalam tiga tahun di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Serta kekhawatiran melimpahnya pasokan yang berkelanjutan," kata Adeel Minhas, seorang konsultan di Rivkin Securities Australia.

Sepanjang 2018, minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS merosot hampir 25% sedangkan Brent anjlok mendekati 20%. Prospek untuk 2019 yang penuh dengan ketidakpastian, kata para analis, termasuk kekhawatiran perdagangan AS dan China ditambah negosiasi Brexit, serta ketidakstabilan politik serta konflik di Timur Tengah.

Sebuah jajak pendapat yang digelar Reuters, menunjukkan harga minyak dunia diperkirakan bakal berada di bawah USD70 per barel pada 2019 karena surplus produksi, sebagian besar dari Amerika Serikat, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi melemahkan upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memotong pasokan dan menopang harga.

Di sisi produksi, semua mata akan tertuju pada peningkatan yang sedang berlangsung dalam output A.S serta disiplin kebijakan pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC dan Rusia. Produksi minyak mentah AS terakhir kali dilaporkan pada rekor 11,7 juta barel per hari pada akhir Desember 2018 untuk menjadikan Amerika produsen minyak terbesar di dunia melewati Rusia dan Arab Saudi.

(akr)
🌺


Hong Kong - Mayoritas Bursa Asia dibuka melemah di awal perdagangan hari ini, Rabu (19/12). Sebelumnya, indeks Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq menguat, sementara Euro Stoxx dan FTSE melemah. Harga minyak mentah dunia menguat dan harga emas Comex terpantau turun.
Di bursa Asia hari ini, Nikkei 225 turun 0,14 persen ke 21.085,46, Topix Tokyo turun 0,14 persen ke 1.560,35, Hang Seng Hong Kong naik 0,13 persen ke 25.847,16, CSI 300 Shanghai naik 0,15 persen ke 3.133,18, S&P/ASX 200 Australia turun 0,27 persen ke 5.575, Straits Times naik 0,36 persen ke 3.056,58.
Di AS pada penutupan sebelumnya, Dow Jones Industrial Average naik 0,35 persen ke 23.675,64, S&P 500 naik 0,01 persen ke 2.546,16, Nasdaq naik 0,45 persen 6.783,91, NYSE turun 0,26 persen ke 11.502,16.
Di perdagangan bursa Eropa, Euro Stoxx 50 turun 0,77 persen ke 3.040,13, FTSE 100 turun 1,06 persen ke 6.701,59, DAX turun 0,29 persen ke 10.740,89.
Harga minyak mentah dunia jenis WTI naik 0,56 persen ke US$ 46,5 per barel dan Brent naik 0,62 persen ke US$ 56,61. Harga emas Comex turun 0,04 persen ke US$ 1.253,1 per troy ons.


Sumber: BeritaSatu.com
🌷



Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada November 2018 sebesar USD 62,98 per barel. Angka tersebut turun USD 14,58 per barel dari USD 77,56 per barel pada Oktober 2018.
Dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Kamis (6/12/2018), penurunan juga dialami ICP SLC yang pada November 2018 mencapai USD 63,93 per barel. Angka ini turun sebesar USD 14,16 per barel dari USD 78,09 per barel pada bulan sebelumnya.
Penurunan harga minyak mentah Indonesia dipengaruhi harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami penurunan.
Beberapa faktor yang mendorong turunnya harga minyak dunia adalah melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang didukung dengan laporan International Monetary Fund (IMF). Dalam ‎laporannya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia 2018 mengalami perlambatan menjadi sebesar 3,7 persen, turun 0,2 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Faktor lainnya adalah, Amerika Serikat (AS) memberikan pengecualian kepada delapan negara untuk melakukan impor minyak mentah dari Iran, sehingga menyebabkan penurunan ekspor minyak mentah dan kondensat Iran tidak sebesar perkiraan awal sehingga menjadi salah satu penyebab berlebihnya pasokan minyak mentah global.
Selain itu penurunan harga disebabkan pengumuman Arab Saudi tentang produksi minyak mentah Arab Saudi pada November 2018 akan melebihi produksi pada Oktober 2018, akibat antisipasi berkurangnya pasokan minyak mentah global atas pengenaan sanksi kepada Iran.
Selain itu, penurunan harga minyak dipengaruhi pasokan minyak mentah global berdasarkan‎ publikasi International Energy Agency (IEA) November 2018.
Produksi minyak mentah OPEC pada Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 127 ribu barel per hari, dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan untuk proyeksi pasokan minyak mentah negara-negara Non-OPEC pada 2018 meningkat sebesar 170 ribu barel per hari menjadi 60,3 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Publikasi OPEC November 2018, bahwa produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 200 ribu barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.
🍅


Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil rebound pada akhir perdagangan Senin (26/11/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Februari 2019 ditutup rebound dengan kenaikan 0,62% atau 0,60 poin di level US$97,95 per metrik ton.
Harga batu bara Newcastle kontrak Februari 2019 rebound setelah berakhir terkoreksi 0,46% atau 0,45 poin di posisi 97,35 pada perdagangan Jumat (23/11).
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 juga mampu rebound dengan menanjak 1,56% atau 1,30 poin dan berakhir di level 84,80 kemarin.
Sebaliknya, harga batu bara thermal untuk pengiriman Januari 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange berakhir anjlok 2,21% atau 13,6 poin di level 601,8 yuan per metrik ton pada perdagangan Senin.
Menurut Analis Everbright Futures Zhang Xiaojin, fundamental pasar masih bearish karena stok di pembangkit tenaga listrik tinggi, sedangkan konsumsi harian relatif rendah. Karenanya, harga akan tetap tetap tertekan dalam jangka menengah saat kapasitas baru meningkat.
“Aksi jual dalam komoditas untuk pembuatan baja, seperti batu bara kokas, juga menyeret turun harga batu bara thermal,” kata Zhang, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, harga minyak mentah rebound dan membukukan penguatan terbesar dalam hampir dua bulan terakhir pada perdagangan Senin (26/11), setelah Arab Saudi bersiap untuk membahas pasokan global.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Januari 2019 ditutup menguat 2,4% atau 1,21 poin di level US$51,63 per barel di New York Mercantile Exchange, penguatan terbesar sejak akhir September. WTI anjlok hampir 11% pada pekan lalu.
Adapun minyak Brent untuk kontrak Januari 2019 menguat 1,68 poin dan mengakhiri sesi di level US$60,48 di bursa ICE Futures Europe London.
Minyak WTI rebound setelah berakhir anjlok 7,71% atau 4,21 poin di level US$50,42 per barel pada perdagangan Jumat (23/11), sedangkan minyak Brent rebound dari pelemahan tajamnya sebesar 6,07% atau 3,80 poin di posisi 58,80 pada Jumat.
Dilansir Bloomberg, seluruh mata tertuju pada pertemuan G20 pekan ini di Argentina yang akan dihadiri Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Acara tersebut akan diikuti oleh pertemuan penting OPEC minggu depan di Wina.
"Ada komentar yang cukup dari berbagai anggota OPEC tentang mengatasi situasi kelebihan pasokan ini, baik di G20 atau pada pertemuan OPEC mendatang," kata John Kilduff, mitra di hedge fund New Capital LLC yang berbasis di New York, seperti dikutip Bloomberg.
WTI telah turun lebih dari 20% bulan ini karena ekspor minyak Iran yang lebih besar dari perkiraan dan rekor produksi AS. Sementara itu, Arab Saudi memompa lebih banyak minyak sejak pertama kali memompa minyak 80 tahun yang lalu di tengah tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
“Rusia telah mengisyaratkan mereka tidak terlalu ingin melakukan pemotongan produksi. Jika Saudi memutuskan untuk melakukan pemotongan, hal tersebut benar-benar akan melepaskan pangsa pasar ke AS,” kata Tariq Zahir, fund manager di Tyche Capital Advisors LLC.
"Pekan ini akan bergejolak dengan Arab Saudi dan Rusia menuju G20,” lanjutnya.
Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2019 di bursa Newcastle
Tanggal                                    
US$/MT
26 November
97,95
(+0,62%)
23 November
97,35
(-0,46%)
22 November
97,80
(+0,05%)
Sumber: Bloomberg
🌷

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menuju ke pelemahan pekan ketujuh berturut-turut setelah Arab Saudi mengisyaratkan output telah mencapai rekor tertinggi, sementara stok minyak mentah Amerika Serikat yang terus meningkat memicu kekhawatiran atas potensi kelebihan pasokan.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Januari 2019 melemah 2,34% atau 1,28 poin ke level US$53,35 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 10.47 WIB.
Meskipun perdagangan hari Kamis terpengaruh oleh libur Thanksgiving di AS, kontrak minyak berada di jalur penurunan mingguan beruntun terpanjang sejak Agustus.
Sementara itu, minyak patokan global, Brent, untuk kontrak pengiriman Januari 2019 melemah 0,88% atau 0,55 poin ke level US$62,05 per barel di ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Sejak awal pekan, WTI telah melemah 5,77% dari level US$56,68 pada pekan lalu, sedangkan Brent telah melemah 6,98% dari level US$66,76 pada penutupan Jumat (16/11).
Dilansir Bloomberg, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan negaranya memproduksi lebih dari 10,7 juta barel per hari, memberikan indikasi terkuat bahwa kerajaan telah meningkatkan produksi ke rekor tertingginya.
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik untuk minggu kesembilan, kenaikan terpanjang sejak Maret 2017.
Minyak mentah telah jatuh ke tren bearish bulan ini setelah keringangan sanksi sementara oleh AS yang memungkinkan beberapa negara untuk terus mengimpor minyak Iran meningkatkan prospek peningkatan pasokan global.
Volatilitas minyak telah meningkat pekan ini ke level tertinggi sejak 2016 karena investor menghindari aset berisiko termasuk komoditas di tengah ketegangan perdagsngan antara AS dengan China, sementara Presiden Donald Trump terus menuntut harga lebih rendah.
"Harga telah merosot karena Trump terus menuntut agar harga turun untuk menekan OPEC dan Arab Saudi agar menciptakan lingkungan harga murah, ditambah dengan peningkatan cadangan di AS," kata Hong Sungki, pedagang komoditas di NH Investment & Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, harga batu bara menguat pada perdagangan kemarin, Kamis (22/11). Batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Februari 2019 ditutup menguat 0,05% atau 0,05 poin ke level US$97,80 per metrik ton.
🌻

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (21/11/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Februari 2019 ditutup melemah 0,46% atau 0,45 poin di level US$97,75 per metrik ton.
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 masih melanjutkan pelemahannya sebesar 0,12% atau 0,1 poin ke level US$83,35 per metrik ton kemarin.
Sementara itu, harga minyak mentah berhasil rebound pada perdagangan Rabu saat penurunan persediaan produk minyak olahan melebihi kenaikan dalam stok minyak mentah.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 ditutup menanjak 2,2% atau US$1,20 di level US$54,63 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah anjlok 6,59% pada Selasa (20/11).
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2019 berakhir naik 1,5% di level US$63,48 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah ikut anjlok lebih dari 6% pada Selasa.
Dilansir dari Bloomberg, badan informasi energi Energy Information Administration (EIA) AS melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah domestik sebesar 4,85 juta barel pekan lalu.
Meski demikian, angka tersebut hanya sekitar separuh lonjakan yang dibukukan pekan sebelumnya. Sementara itu, persediaan bensin dan minyak distilat turun, sehingga menunjukkan bahwa permintaan untuk minyak tetap sehat.
“Secara keseluruhan, total persediaan turun,” kata Craig Bethune, seorang manajer portofolio senior di Manulife Asset Management di Toronto. “Pasar telah mengalami kondisi yang cukup sulit dan hasil ini lebih baik daripada skenario terburuk yang diperkirakan orang-orang.”

Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2019 di bursa Newcastle
Tanggal                                    
US$/MT
21 November
97,75
(-0,46%)
20 November
98,20
(+0,05%)
19 November
98,15
(-0,20%)
16 November
106,85
(-0,60%)
15 November
102,30
(-0,15%)
Sumber: Bloomberg


🌸
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) terjerembab ke bawah level US$54 per barel untuk pertama kalinya dalam setahun.
Merosotnya harga terjadi di tengah kekhawatiran bahwa rencana OPEC untuk memangkas produksi tidak akan cukup untuk membendung lonjakan stok minyak.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januasi 2019 mengakhiri sesi perdagangan Selasa (20/11/2018) dengan anjlok 6,59% atau 3,77 poin di level US$53,43 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah berakhir menguat hampir 1% di level 57,20 pada perdagangan Senin (19/11).
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Januari 2019 ditutup anjlok 6,38% atau 4,26 poin di level US$62,53 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London pada Selasa, setelah berakhir di posisi 66,79 pada Senin. 
Laporan pemerintah AS yang akan dirilis Rabu (21/11) waktu setempat mungkin menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah AS untuk pekan kesembilan berturut-turut, menurut survei analis Bloomberg.
Aksi jual dalam ekuitas global menambah tekanan pada minyak yang telah terbebani kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan. Indeks Energi pada S&P 500 tergelincir 3,5%, dengan seluruh anggota mengalami penurunan. Saham Devon Energy Corp dan Newfield Exploration Co. mencatat penurunan terburuk, masing-masing sebesar lebih dari 7%.
“Saya rasa Anda akan melihat jenis pasar yang menghindari risiko,” ujar Tariq Zahir, pengelola dana komoditas di Tyche Capital Advisors LLC, seperti dilansir dari Bloomberg.
“Tidak akan mengejutkan untuk melihat level terendah baru pada minyak jika persediaan minyak AS melonjak.”
Pada Senin (19/11), Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa Rusia dan sekutu-sekutunya di OPEC perlu mengawasi pasar minyak dalam beberapa pekan mendatang sebelum membuat keputusan untuk mengurangi output.
Sikap pendekatan wait and see ini kontras dengan seruan untuk memangkas suplai oleh Arab Saudi sebelumnya, hanya beberapa pekan sebelum OPEC menggelar pertemuan di Wina.
Baik harga minyak mentah di New York dan London telah tertekan kekhawatiran atas kelebihan pasokan setelah pemerintah AS memberikan keringanan kepada sejumlah pembeli minyak Iran terlepas dari sanksi yang diberlakukan pada Iran.
“Sentimen dalam pasar minyak adalah volatilitas,” tutur Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol dalam sebuah konferensi di Oslo.

"Dan dengan meningkatnya tekanan geopolitik di pasar minyak yang kami lihat, kami percaya bahwa kita sedang memasuki periode ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
🌷


Jakarta detik - Harga minyak dunia terus mengalami penurunan. Mengutip Reutersharga minyak di pasar berjangka Amerika Serikat (AS) turun 7,1% ke posisi US$ 55,69 per barel. Ini adalah penurunan tertinggi sejak September 2015. 

Harga minyak terus merosot hingga 28% sejak puncak harga tertinggi pada awal Oktober tahun ini. 

Untuk harga minyak Brent turun 6,6% menjadi US$ 65,47 per barel. Analis Price Futures Group, Chicago AS Phil Flynn menjelaskan harga minyak masih akan mengalami tekanan. 
"Harga ini sudah tidak sesuai dengan harga fundamental, bahkan harga bisa terus mengalami tekanan dan jatuh sangat dalam," kata Flynn dikutip dari Reuters, Rabu (14/11/2018). 

Analis di AS menyebut penurunan harga minyak pada pekan ini terjadi karena pelemahan hari sebelumnya.

Selain itu penurunan juga terjadi karena adanya ketakutan melemahnya permintaan minyak global yang saat ini sedang kelebihan pasokan.

Sebelumnya Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih menjelaskan saat ini negara anggota OPEC berencana untuk mengurangi produksi minyak yang saat ini dianggap berlebihan. Pengurangan produksi disebut untuk mengimbangi harga minyak saat ini.

Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Presiden AS Donald Trump dalam akun Twitternya.

"Mudah-mudahan Arab Saudi dan OPEC tidak akan mengurangi produksi minyak," tulis Trump dalam cuitan di akun twitternya.

"Harga minyak harus jauh lebih rendah sesuai dengan pasokan," tambah dia.
(kil/fdl)

🍉


Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah Amerika Serikat melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (14/11/2018) karena aksi jual menyusul membengkaknya pasokan dan prospek permintaan yang tak pasti.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember melemah 0,04% ke level US$55,64 per barel setelah ditutup anjlok 7,1% atau 4,24 poin ke level US$55,69 per barel di New York Mercantile Exchange pada Selasa (13/11/2018).
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Januari ditutup turun melemah 4,65 poin atau 6,63% ke level US$65,47 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,63 dibanding WTI untuk bulan yang sama.
Dilansir Bloomberg, minyak mentah melemah setelah proyeksi OPEC untuk permintaan 2019 yang negatif datang pada saat produksi dan persediaan AS terus meningkat.
Sementara itu, kritik Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang rencana Arab Saudi untuk membatasi output dapat menghalangi anggota OPEC lainnya dari gerakan serupa, mengingat pengaruh komentarnya terhadap tindakan OPEC di masa lalu.
"Tweet (Trump) ini tentu saja tidak membantu harga. Mengingat peningkatan surplus global selama paruh pertama tahun 2019, OPEC kemungkinan akan mencoba mengabaikan Presiden Trump sebanyak mungkin.” kata Warren Patterson, analis komoditas senior di ING Bank NV, seperti dikutip Bloomberg. 
WTI telah melemah selama 12 sesi di tengah kekhawatiran bahwa pasokan yang melimpah mirip dengan surplus yang menyeret harga turun di tahun 2014. Di London, Brent futures telah menurun dalam 11 dari 12 sesi perdagangan terakhir.
Tweet Trump telah memengaruhi OPEC di masa lalu. Pada bulan Juni, Arab Saudi membujuk produsen minyak lainnya untuk mengakhiri pemotongan produksi 18 bulan dan memompa lebih banyak minyak mentah dalam menanggapi penurunan produksi di Venezuela dan Iran.
Penurunan pada hari Selasa terjadi setelah hedge fund sebagian besar menyerah pada harga yang lebih tinggi, padahal beberapa di antaranya sebelumnya memperkirakan harga dapat mencapai US$100 per barel.
Posisi gabungan fund manager di WTI dan Brent merosot ke level terendah dalam 14 bulan terakhir sejak 6 November, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi,.

“Langkah hari ini hanyalah kapitulasi,” kata Nick Gentile, managing partner NickJen Capital Management & Consulting LLC di New York. 

NEW YORK - Harga minyak mentah dunia turun hampir 1% pada penurupan perdagangan Jumat (9/11) kemarin waktu setempat, lantaran kelebihan pasokan global. Ditambah investor mengkhawatirkan perlambatan permintaan bakal menekan harga minyak AS ke penurunan harian terdalam sejak 1984.

Benchmark minyak berjangka telah anjlok sekitar 20% sejak mencapai puncaknya pada awal Oktober. "Sentimen pasar telah bergeser dari bullish dimana harga minyak diramalkan menuju USD100 per barel pada beberapa minggu yang lalu. Menuju sentimen investor terlemah sejak harga terendah di 2016," ujar Michael Tran, commodity strategist di RBC Capital Markets. 

Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka turun 47 sen atau 0,7% menjadi USD70,18 per barel. Sepanjang sesi Brent turun di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak April. Lalu. Sebanyak 20% dari empat tahun tertinggi yang dicapai pada bulan Oktober.

Brent merosot sekitar 3,6% untuk minggu ini dan lebih dari 15% pada kuartal III. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS jatuh selama 10 hari berturut-turut, untuk menjadi pelemahan beruntun terpanjang sejak Juli 1984, menurut data Refinitiv.

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 48 sen yang setara dengan 0,8% untuk menetap di posisi USD 60,19 per barel. Hal ini menjadi sesi terendah dalam delapan bulan di USD59,26 atau turun lebih dari 22% dibandingkan puncaknya di awa; Oktober. 

Penurunan itu menempatkan minyak mentah AS di wilayah tren menurun (bearish) bila menggunakan definisi pasar saham. Kekhawatiran permintaan mengikuti perkiraan bahwa pertumbuhan ekonomi bakal lebih lambat di 2019, ketika sebagian besar akibat perang perdagangan AS-China.

Pada hari Jumat, data Cina menunjukkan inflasi produsen turun pada Oktober untuk bulan keempat berturut-turut pada permintaan domestik dan aktivitas manufaktur. Laporan itu mengirim saham global menjadi kacau.

Harga minyak dunia sempat mencapai puncaknya pada awal Oktober, saat sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku minggu ini dan diyakini akan menguras persediaan minyak mentah global dan membawa kekurangan di beberapa wilayah.

Tetapi produsen besar lainnya memiliki lebih dari kompensasi untuk menganjal kehilangan barel dari Iran. Amerika Serikat, Rusia, dan Arab Saudi memompa atau mendekati rekor tertinggi, memproduksi lebih dari 33 juta barel per hari (bpd), sepertiga dari minyak dunia.

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak untuk minggu keempat dalam lima tahun terakhir, sehingga jumlah total menjadi 886, tertinggi sejak Maret 2015, seperti ditunjukkan data pada hari Jumat. Hal ini agar sanksi AS terhadap Iran tidak mengurangi pasokan sebanyak yang diprediksi.



🍉




Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak WTI (West Texas Intermediate) ditutup turun 0,86% di Bursa New York Jumat (2/11/2018) pukul 16:59 waktu setempat atau Sabtu (3/11/2018) dini hari pukul 03:59 WIB.
Menurut data Bloomberg, harga minyak WTI untuk kontrak Desember 2018 ditutup di level US$63,14 per barel atau turun 55 sen dolar, sementara itu minyak brent turun 0,08 persen ke level US$72,83 per barel untuk kontrak Januari 2019.
Reuters melaporkan, penurunan harga minyak mentah Amerika Serikat WTI itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk mengendurkan sanksi terhadap Iran.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan bahwa AS akan menghindari delapan yurisdiksi dari sanksi-sanksi terkait Iran.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan keputusan itu dalam sebuah konferensi jarak jauh. Keringanan sanksi dapat memungkinkan pembeli utama untuk tetap mengimpor minyak Iran setelah hukuman ekonomi mulai berlaku pada Senin (5/11).
"Sepertinya semua kekhawatiran tentang pengetatan pasokan karena hilangnya barel Iran di pasar telah mengering," kata Gene McGillian, direktur riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, seperti dilansir Reuters Sabtu (3/11/2018).

"Di atas itu, kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan global juga membantu ... pasar terus mencari titik terendah," lanjutnya.
🍓
Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah mengakhiri Oktober dengan kinerja terburuknya dalam lebih dari dua tahun terakhir karena kekhawatiran bahwa ekonomi global akan melambat.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember ditutup melemah 1,3% atau 0,87 poin ke level US$65,31 per barel di New York Mercantile Exchange pada rabu (31/10/2018), terendah sejak 15 Agustus.
Minyak WTI melemah 11% sepanjang bulan Oktober, terbesar sejak Juli 2018.
Sementara itu, minyak Brent untuk bulan Desemberditutup melemah 0,44 ke posisi US$75,47 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$10,16 dibandingkan WTI.
Dilansir Bloomberg, pelemahan ekuitas global dan perang perdagangan AS-China menggerakkan kekhawatiran pertumbuhan permintaan. Data pasokan AS juga menunjukkan kenaikan mingguan keenam berturut-turut dalam persediaan minyak mentah domestik.
"Ada perasaan bahwa ekonomi global mengalami sedikit perlambatan dan permintaan pada 2019 tidak cukup kuat seperti yang telah terjadi selama beberapa tahun terakhir," ungkap Brian Kessens, yang membantu mengelola aset energi senilai US$16 miliar di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.
Di atas kekhawatiran permintaan, semua mata tertuju pada dampak dari sanksi terhadap Iran yang akan berlaku 4 November, dengan banyak yang mengambil pandangan bahwa Arab Saudi dan OPEC akan memompa cukup banyak minyak untuk mengisi kekurangan pasokan.
“Kami tepat di titik ujung sanksi Iran yang berpengaruh penuh. Mereka mungkin bisa mendapatkan lebih banyak barel ke pasar dengan cara yang lebih rahasia, tetapi itu berarti wait and see,” kata Stewart Glickman, analis energi di CFRA Research.
“Di sisi permintaan, ada ketakutan besar dan ini adalah faktor yang masuk akal untuk dikhawatirkan. Ada potensi resesi yang akan menggerogoti PDB, dan tentu saja, PDB dan permintaan minyak global memiliki korelasi yang cukup baik,” lanjutnya.

Sementara itu, Energy Information Administration melaporkan stok minyak mentah AS naik 3,22 juta barel pekan lalu, sementara pasokan distilasi dan bensin menurun. Data juga menunjukkan tingkat pemanfaatan kilang meningkat untuk minggu kedua berturut-turut, menandakan pemeliharaan musiman akan segera berakhir.
🌸

INILAHCOM, New York - Harga minyak naik dalam perdagangan yang hati-hati pada Selasa (16/10/2018) karena ekspektasi hasil serpih dan persediaan serpih AS yang lebih tinggi.
Sentimen ini bercampur dengan kekhawatiran bahwa pasokan minyak mentah dari Timur Tengah dapat terganggu oleh sanksi AS terhadap Iran dan meningkatnya ketegangan dengan produsen utama Arab Saudi.
Hilangnya seorang jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi di Turki telah menekan hubungan AS-Saudi dan memicu kecaman internasional dan kekhawatiran bahwa pasokan dari eksportir minyak mentah terbesar dunia mungkin akan terpengaruh.
Senator AS, Lindsey Graham menuduh Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi dan mengatakan pangeran itu membahayakan hubungan dengan Amerika Serikat.
"Fokus dalam perdagangan minyak selama beberapa minggu ke depan kemungkinan akan terjadi di Iran dan Arab Saudi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, dalam sebuah catatan seperti mengutip cnbc.com.
"Kami tidak mengharapkan Kerajaan untuk menjadi akomodatif terhadap permintaan Gedung Putih untuk produksi yang lebih kuat," katanya.
Dia menambahkan bahwa Saudi dapat memotong sebanyak 500.000 barel per hari produksi "sebagai tembakan peringatan jika AS memilih untuk menerapkan semua jenis sanksi dalam menanggapi perkembangan Khashoggi."
Minyak mentah Brent naik 64 sen per barel menjadi US$81,42 pada jam 2:28 siang. ET. Minyak mentah ringan AS 14 sen lebih tinggi pada US$71,92.
Laporan bahwa ekspor minyak mentah Iran mungkin turun lebih cepat dari yang diperkirakan menjelang sanksi baru AS di Tehran dari 4 November memberikan dukungan.
Dalam dua pekan pertama bulan Oktober, Iran mengekspor hampir 1,5 juta bpd minyak mentah ke negara-negara termasuk India, China dan Turki, beberapa sumber industri menyarankan.
Itu adalah penurunan tajam dari 2,5 juta bph pada April sebelum Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada Mei dan memerintahkan pengenaan sanksi kembali.
Pelaku pasar mengatakan bahwa harga minyak mentah AS dibatasi oleh saham baru-baru ini di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, di mana persediaan meningkat selama tiga minggu berturut-turut.
Data dari American Petroleum Institute (API) jatuh tempo pada jam 4.30 sore. EDT (2030 GMT) sementara Departemen Energi AS akan merilis data resmi pada jam 10:30 pagi EDT (1430 GMT) pada hari Rabu.
Selain itu, margin bensin AS yang lemah dan peningkatan produksi serpih AS dapat membatasi perolehan, kata pelaku pasar.
"Minyak mentah yang melemah menyebar hampir secara global dalam menghadapi sanksi Iran kemungkinan menimbulkan kekhawatiran tentang seberapa kuat pasar sebenarnya dan apakah itu siap untuk reli lebih banyak," kata Scott Shelton, broker berjangka energi dengan ICAP di Durham, North Carolina.
Minyak mentah Brent berjangka bulan depan diperdagangkan pada premium terendah dalam lebih dari satu bulan ke depan untuk pengiriman satu tahun dari sekarang. Sementara itu, minyak mentah berjangka bulan depan AS diperdagangkan di dekat premium terkecil hingga bulan ke-12 dalam sekitar 10 bulan.
Produksi minyak dari tujuh cekungan serpih utama AS diperkirakan akan meningkat sebesar 98.000 barel per hari (bpd) pada bulan November ke rekor 7,71 juta bpd, kata Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Sekretaris Jenderal OPEC, Mohammad Barkindo mengatakan pasar minyak saat ini cukup dipasok dan seimbang, tetapi mendesak perusahaan-perusahaan produsen minyak untuk meningkatkan kapasitas dan berinvestasi lebih banyak untuk memenuhi permintaan di masa depan karena kapasitas minyak cadangan menyusut di seluruh dunia.
🍑


Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan reli pelemahan selama lima hari berturut-turut pada akhir perdagangan hari Kamis (11/10/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Desember 2018 ditutup melemah 1,24% atau 1,35 poin di level US$107,45 per metrik ton.
Adapun pada perdagangan Rabu (10/10), harga batu bara kontrak Desember 2018 berakhir di zona merah dengan pelemahan 2,20% atau 2,45 poin di level US$108,80 per metrik ton.
Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 juga ditutup di zona merah dengan pelemahan 1,47% atau 1,45 poin di level US$97,45 per metrik ton pada Kamis.
Sejalan dengan harga batu bara, harga minyak mentah mencatat penurunan terbesar dalam delapan pekan pada perdagangan Kamis saat sentimen penghindaran aset berisiko menjalar ke seluruh pasar global.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup anjlok sekitar 3% atau US$2,20 di level US$70,97 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak dalam lebih dari dua pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 21% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember anjlok US$2,83 dan mengakhiri sesi di level US$80,26 per barel di ICE Futures Europe exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan lebih tinggi US$9,45 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kian tersungkur pada perdagangan Kamis di tengah tingginya volatilitas. Indeks S&P turun pada sesi perdagangan hari keenam berturut-turut, sedangkan Nasdaq mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 9,6% dari rekor level penutupan pada 29 Agustus.
Perusahaan-perusahaan AS semakin resah dengan dampak perang perdagangan yang sedang berlangsung. Masalah yang sama mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas ekspektasi pertumbuhan global.
Pada saat yang sama, jumlah stok minyak mentah domestik naik untuk pekan ketiga berturut-turut saat kilang-kilang menjalankan pemeliharaan musiman dan memroses lebih sedikit minyak, menurut data dari Energy Information Administration (EIA).
EIA melaporkan persediaan minyak mentah komersial domestik naik 5,99 juta barel pekan lalu, sedangkan utilisasi kilang turun ke level terendah sejak Maret.
“Volatilitas yang meningkat di pasar secara umum merembes ke energi, karena investor mengurangi aset berisiko,” kata Rob Thummel, managing director di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.
“Ketika Anda memiliki pasar ekuitas yang bergejolak, perdagangan yang menghindari aset berisiko pun terjadi dan Anda melihat kenaikan [stok minyak] ketiga berturut-turut, pada umumnya itu bukan resep yang baik untuk harga minyak mentah.”

Pergerakan harga batu bara kontrak Desember 2018 di bursa Newcastle
Tanggal                                    
US$/MT
11 Oktober
107,45
(-1,24%)
10 Oktober
108,80
(-2,20%)
9 Oktober
111,25
(-2,46%)
8 Oktober
114,05
(-0,65%)
5 Oktober
114,80
(-0,52%)

Sumber: Bloomberg
🌹

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah mencatat penurunan terbesar dalam delapan pekan pada perdagangan Kamis (11/10/2018), saat sentimen penghindaran aset berisiko menjalar ke seluruh pasar global.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup anjlok sekitar 3% atau US$2,20 di level US$70,97 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak dalam lebih dari dua pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 21% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember anjlok US$2,83 dan mengakhiri sesi di level US$80,26 per barel di ICE Futures Europe exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$9,45 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kian tersungkur pada perdagangan Kamis di tengah tingginya volatilitas. Indeks S&P turun pada sesi perdagangan hari keenam berturut-turut, sedangkan Nasdaq mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 9,6% dari rekor level penutupan pada 29 Agustus.
Perusahaan-perusahaan AS semakin resah dengan dampak perang perdagangan yang sedang berlangsung. Masalah yang sama mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas ekspektasi pertumbuhan global.
Pada saat yang sama, jumlah stok minyak mentah domestik naik untuk pekan ketiga berturut-turut saat kilang-kilang menjalankan pemeliharaan musiman dan memroses lebih sedikit minyak, menurut data dari Energy Information Administration (EIA).
EIA melaporkan persediaan minyak mentah komersial domestik naik 5,99 juta barel pekan lalu, sedangkan utilisasi kilang turun ke level terendah sejak Maret.
Di sisi lain, stok pada Cadangan Minyak Strategis turun 1,31 juta barel. Sejumlah analis dalam survei Bloomberg telah memperkirakan kenaikan sebesar 2,8 juta barel dalam suplai minyak mentah.
“Volatilitas yang meningkat di pasar secara umum merembes ke energi, karena investor mengurangi aset berisiko,” kata Rob Thummel, managing director di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.
“Ketika Anda memiliki pasar ekuitas yang bergejolak, perdagangan yang menghindari aset berisiko pun terjadi dan Anda melihat kenaikan [stok minyak] ketiga berturut-turut, pada umumnya itu bukan resep yang baik untuk harga minyak mentah.”
Sebelumnya pada sesi tersebut, ukuran volatilitas pasar minyak menanjak ke level tertinggi sejak Juli.
Sementara itu, OPEC memangkas estimasi permintaan global untuk minyak mentah tahun depan akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi dan output yang lebih tinggi dari para saingan, seperti pengebor minyak shale AS.

Prospek OPEC datang di tengah tekanan pada kartel minyak ini untuk memompa lebih banyak minyak demi mengimbangi dampak dari sanksi Iran dan seruan dari Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan output.
🌸

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) pada Oktober 2018 sebesar USD 100,89 per ton. Harga ini turun dibandingkan September 2018.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, ‎HBA bulan ini turun 3,7 persen, dibandingkan HBA September yang berada di level USD 104,81 per ton.
"HBA Oktober ditetapkan USD 100,89 per ton, atau 3,7 persen lebih rendah dari September 2018," kata Agung di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Penyebab turunnya HBA karena stok batu bara yang berlebih di pasar. Meski turun, harga batu bara masih lebih tinggi di Oktober, ketimbang HBA pada awal 2018. "Stok di pasar global melebihi permintaan pada September," ujarnya.
Pada September 2018, HBA juga turun dari bulan sebelumnya sebesar USD 3,02 dari HBA Agustus 2018 sebesar USD 107,83 per ton.
Sementara itu, salah satu penyebab HBA September 2018 lebih rendah dari pada bulan sebelumnya dipengaruhi kebijakan proteksi impor Tiongkok.
"Sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara, tentu kebijakan ini berpengaruh terhadap penurunan HBA di bulan September," tandas Agung.
Formula HBA ditetapkan Kementerian ESDM berdasarkan index pasar internasional. Ada empat indeks yang dipakai, yakni Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59. Adapun bobot masing-masing index sebesar 25 persen dalam formula HBA.

 🌰


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga minyak mengawali kuartal empat ini dengan kenaikan di level tertinggi.
Senin (1/10/2018) pukul 6.50 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 73,49 per barel.
Harga ini naik 0,33% dari harga penutupan akhir pekan lalu.
Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini naik 25,88% sejak awal tahun dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2014.
Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2018 di ICE Futures pun melaju ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Harga minyak acuan internasional ini berada di US$ 83,02 per barel.
Dalam sehari, harga minyak brent menguat 0,35%. Harga minyak brent melonjak 30,45% sejak awal tahun.
Arab Saudi diperkirakan akan menambah pasokan minyak untuk menutup penurunan pasokan akibat sanksi Iran dari AS.
Menurut sumber Reuters, beberapa negara OPEC dan non OPEC mendiskusikan kemungkinan kenaikan produksi sebesar 500.000 barel per hari.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Minyak Mentah Terkerek Naik, di NYME Tembus 73,49 Dolar Per Barrel, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/10/01/harga-minyak-mentah-terkerek-naik-di-nyme-tembus-7349-dolar-per-barrel.

Editor: Choirul Arifin


🍓
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Kamis (20/9), waktu Amerika Serikat (AS), dipicu sentimen bahwa Presiden AS Donald Trump mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengerek produksi pada pertemuan di Aljazair bulan ini.

Dilansir dari Reuters, Jumat (21/9), harga minyak mentah berjangka Brent merosot US$0,78 menjadi US$78,7 per barel. Penurunan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,32 menjadi US$70,8 per barel setelah sebelumnya naik hampir dua persen pada perdagangan Rabu (19/9).

Harga acuan global diperdagangkan sedikit di bawah US$80 per barel, mendekati level tertinggi selama hampir empat tahun, karena ekspektasi turunnya pasokan global akibat pengenaan sanksi AS terhadap Iran. Sebagai catatan, Iran merupakan produsen minyak terbesar ke tiga di OPEC.



"Kita (pasar) terjebak di satu rentang (harga)," ujar Managing Member Tyche Capital Tariq Zahir di New York. 
Di satu sisi, harga mendapatkan dorongan dari pengenaan sanksi AS terhadap pasokan Iran. Di sisi lain, harga mendapatkan tekanan dari potensi pelemahan permintaan dari China.

Sanksi AS merupakan respon terhadap program nuklir Iran. Sanksi tersebut akan berlaku efektif untuk sektor perminyakan Iran pada November 2018. Namun, banyak pembeli memangkas pembelian minyak dari Iran sebelum sanksi berlaku. Hingga kini, masih belum jelas apakah produsen minyak Arab Saudi, Irak, dan Rusia dapat mengkompensasi berkurangnya pasokan minyak dari Iran.

Pada Minggu (23/9) mendatang, OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, bakal bertemu di Aljazair untuk membahas porsi kenaikan produksi masing-masing negara untuk mengimbangi berkurangnya pasokan dari Iran.


Namun, pertemuan tersebut kemungkinan tidak akan menyepakati kenaikan produksi minyak mentah secara resmi. meski mendapatkan tekanan untuk mencegah lonjakan harga.

Sementara itu, Trump terus mendesak OPEC untuk meningkatkan produksinya.

"Kami (AS) melindungi negara di Timur Tengah, mereka tidak akan aman untuk jangka waktu lama tanpa kami, namun mereka terus mendorong harga minyak lebih tinggi!Kami akan ingat. Monopoli OPEC harus menurunkan harga sekarang!" ujar Trump melalui akun Twitter resminya pada Kamis (20/9) waktu setempat.

Menurut Zahir, cuitan Trump membuat harga sedikit tergelincir di pasar. Zahir memprediksi cuitan sejenis dari Trump kemungkinan masih akan berlanjut seiring semakin dekatnya waktu pemilihan umum di tengah masa jabatan (mid-term election).


"Hal terakhir yang ia inginkan terjadi adalah harga minyak dan bahan bakar jenis solar menyentuh level tertinggi saat masyarakat pergi ke lokasi pemungutan suara," ujar Zahir.

Pemilu yang digelar pada 6 November 2018 mendatang akan menentukan apakah Partai Republik AS akan memegang kendali di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Kendati demikian, banyak pelaku pasar dan analis yang memperkirakan harga Brent bakal menembus US$80 per barel dalam waktu dekat.

"Kemungkinan (harga Brent) akan menembus (US$80 per barel) dalam waktu sangat dekat," ujar Kepala Analis Komoditas SEB Markets Bjarne Schieldrop.


Analis BNP Paribas Harry Tchilinguirian dalam Reuters Global Oil Forum menyatakan level US$80 per barel merupakan level psikologis. 

"Seiring makin banyaknya bukti ekspor Iran bakal turun tajam, pasar minyak semakin berani untuk diuji dan menerobos level ini (US$80 per barel)," ujar Tchilinguirian. (sfr/lav)
🍁

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis emerging market makin serius. Setelah, Turki, Argentina, Venezuela, Iran, India, kini Afrika Selatan juga tertular.
Hal ini membuat sentimen terhadap emerging market semakin buruk. Indonesia tentu juga kena dampaknya.


Namun, kepala riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan sentimen krisis global tersebut bukanlah penyebab utama kejatuhan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Edwin bilang yang patut dicermati adalah kondisi Indonesia yang tengah berhadapan dengan masalah defisit neraca perdagangan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) memperlihatkan current account deficit(CAD) mencapai 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau tertinggi sejak kuartal II-2014.
Tercatat, defisit sepanjang kuartal II-2018 mencapai US$ 8 miliar atau lebih tinggi dari periode kuartal I-2018 yang mencapai US$ 5,7 miliar. Angka ini juga lebih besar dibandingkan kuartal II-2017 yang hanya US$ 5 miliar.
Terjadinya defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan membuat pasokan dollar Amerika Serikat di pasar domestik seret. Selain karena devisa hasil ekspor berkurang, para eksportir juga enggan melepaskan dolar AS yang mereka miliki.
Maka Edwin bilang, sebenarnya salah satu penyebab utama kejatuhan indeks dan rupiah adalah besarnya permintaan impor subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.
"Kita tak perlu jauh-jauh melihat sentimen eksternal. Saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah mencabut subsidi BBM dan listrik atau dengan kata lain menaikkan harga BBM dan listrik sehingga bisa perbaiki dan sehatkan perekonomian indonesia yang selama ini defisit karena masih banyak aktivitas impor dan maka dengan begitu kinerja rupiah terhadap dollar akan membaik serta pergerakan IHSG akan kembali membaik," jelasnya, Rabu (5/9).
Ia menyarankan agar pemerintah berani merealisasikan kebijakan tersebut sehingga neraca perdagangan Indonesia menjadi stabil lagi dan rupiah maupun IHSG kembali membaik.
"Dengan begitu, kinerja emiten-emiten di bursa bisa bertumbuh dan tingkat kepercayaan para pelaku pasar makin bertambah," tambahnya.

Edwin menarget range pergerakan IHSG hingga akhir tahun 2018 akan berada di range 5.800 hingga 6.200.
🌼


Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah naik ke level tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir pada perdagangan Senin (3/9/2018) karena ekspor minyak mentah Iran jatuh, dengan pembeli Asia mengambil lebih sedikit kargo di negara Timur Tengah tersebut sebelum sanksi AS berlaku penuh.
Minyak Brent berjangka untuk kontrak November ditutup menguat 0,51 poin ke level US$78,15 per barel di bursa ICE Futures Europe di London, tertinggi sejak 10 Juli.
Sementara itu, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober menguat 0,30 ke level US$70,10 di New York Mercantile Exchange. Perdagangan dihentikan tepat sebelum pukul 13.00 karena hari libur Hari Buruh di AS. Total volume yang diperdagangkan mencapai 77% di bawah rata-rata 100 hari.
Dilansir Bloomberg, Iran mengekspor hanya di bawah 2,1 juta barel per hari minyak mentah dan kondensat pada bulan Agustus, level terendah sejak Maret 2016. Sementara itu, para pelaku pasar mengamati output Arab Saudi dan Rusia untuk tanda-tanda kedua negara tersebut mengisi potensi kesenjangan dalam pasokan.
Rusia terus memompa minyak mendekati level tertinggi pasca-Soviet bulan lalu, sementara output OPEC naik ke level tertinggi tahun ini.
"Mendasari sentimen bullish yang berlaku adalah pandangan pasokan yang semakin mendukung," kata analis PVM Oil Associates Stephen Brennock, seperti dikutip Bloomberg. "Ini banyak dikarenakan penurunan dalam ekspor minyak Iran."
Minyak rebound bulan lalu karena penurunan ekspor Iran menambah kekhawatiran atas produksi yang jatuh di Venezuela, membantu mengimbangi kekhawatiran bahwa perang perdagangan antara AS dan China akan mengurangi permintaan.
Giovanni Staunovo, analis di UBS Group AG di Zurich, mengatakan penghentian aktivitas di ladang minyak North Sea Buzzard, yang ditutup sejak 31 Agustus, juga kemungkinan akan menjaga pasar minyak fisik tetap ketat selama beberapa hari mendatang sampai pemeliharaan berakhir.

Pasar juga cenderung melacak jalur badai tropis Gordon yang bergerak melalui Teluk AS tahun ini, meskipun saat ini diperkirakan tidak ada gangguan, katanya.
🌲

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat adanya sumber daya 166 miliar ton dan 37 miliar cadangan batu bara nasional yang dihimpun dari dari 1.108 perusahaan atau sekitar 54% total jumlah IUP/PKP2B di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu, maka ada peningkatan signifikan dengan jumlah 125 miliar ton sumber daya dan 25 miliar ton cadangan batu bara.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diunggah di laman resmi Kementerian ESDM, volume tersebut dihimpun dari 19 provinsi yang dihuni pelaku usaha batu bara serta data PKP2B dari Ditjen Minerba.
Kepala Bidang Batubara Pusat Sumberdaya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Rita Susilawati mengatakan jika merujuk asumsi angka produksi batu bara yang ditetapkan pemerintah sekitar 485 juta ton pada 2018, maka dengan jumlah cadangan sebesar itu akan bertahan sekitar 76 tahun ke depan.
Menurutnya, kegiatan eksplorasi secara rinci dan mendalam dapat merubah status sumber daya menjadi cadangan, sehingga umur pemanfaatan batubara Indonesia juga bisa terus meningkat.
 “Keberhasilan terbesar dicatatkan oleh Dinas ESDM Provinsi Bengkulu yang telah berhasil mengumpulkan data dari seluruh pemegang IUP di provinsi tersebut, sementara Kalimantan Timur masih menjadi tantangan terbesar karena dari 800-an IUP baru sekitar 50% data yang terkumpul,” katanya.
Di samping itu, keberhasilan menjaring lebih banyak data sumberdaya dan cadangan IUP/PKP2B minerba juga meningkatkan angka cadangan minerba nasional secara signifikan dan memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap jumlah kekayaan sumber daya minerba yang dimiliki Indonesia.
Sejauh ini, setidaknya ada 8.100 IUP hingga semester I/2018, sementera berdasarkan Forum Korsup KPK dan Ditjen Minerba menghasilkan pencabutan 2.595 IUP oleh Pemda pada 2015 - 2017, sehingga mulai tahun ini ada sebanyak 6.565 IUP yang berstatus clean and clear. 
Rekonisiliasi data batu bara ini dilakukan atas kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui PSDMBP Badan Geologi bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Minerba dan Tim Koordinasi dan Supervisi (Korsup) sektor minerba KPK.
TANTANGAN PENGUMPULAN DATA
Saat dihubungi Bisnis, Minggu (2/9), Rita menjelaskan pemilik IUP di setiap regional berbeda-beda, sehingga memang sulit untuk membuat penghitungan. Akan tetapi, jika dilihat secara kuantitas, maka data pemilik IUP yang ada di Sumatra sudah paling banyak, diikuti oleh Kalimantan dan Sulawesi.
Untuk Bengkulu, jumlah pelaku yang ada di provinsi ini relatif kecil atau di bawah 100 IUP. Berbeda dengan Kalimantan Timur dengan jumlah total 800-an IUP. Menurutnya, meski masih 52%, apa yang sudah dilakukan oleh Pemprov Kaltim tetap patut diapresiasi.
“Banyak faktor kenapa hasilnya berbeda, selain karena jumlah IUP. Misalnya, kalau dahulu penyimpanan data ada di kabupaten, dan penyimpanannya tidak bagus. Lain lagi, karena memang pelaku usaha yang melaporkan,” tegasnya.
Sementara itu, untuk PKP2B dan IUP yang dimiliki pemerintah/BUMN sudah seluruhnya melaporkan data. Dia mengakui, data yang dihimpun dari PKP2B telah masuk karena langsung diawasi oleh Ditjen Minerba ESDM.
Pemerintah sendiri menargetkan rekonsiliasi data cadangan batu bara 100% dapat dihimpun dalam waktu empat tahun mendatang. Untuk data rekonsiliasi data penuh 2018 akan dilaporkan pada awal tahun depan.

“Kita masih ada dua rekonisliasi lagi, nah data 100% akan sampai pada 4 tahun mendatang. Kalau yang sekarang bisa dibilang data semester I/2018,” tambahnya.
🍒

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Selasa (24/7/2018) setelah laporan industri menunjukkan penurunan stok minyak mentah, bensin, minyak distilat dan cadangan di Cushing, Oklahoma.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September diperdagangkan pada US$68,75 per barel pada pukul 16.36 waktu setempat. setelah ditutup di level US$68,52 di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak September menguat 0,38 poin ke level US$73,44 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan pada premium US$4,92 dibanding WTI.
Dilansir Bloomberg, harga minyak menguat setelah American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah nasional turun 3,16 juta barel pekan lalu. Pada saat yang sama, API menunjukkan penurunan pasokan di pusat pipa Cushing, yang akan menjadi penurunan di minggu ke 10, jika data Enery information Administration menegaskannya pada hari Rabu.
"Ini sedikit mengejutkan. Ini jelas merupakan laporan yang bullish, pengetatan musim panas yang normal karena musim mengemudi,” kata James Williams, presiden peneliti energi WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.
Patokan minyak AS telah turun hampir 8% bulan ini di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China yang mengancam permintaan energi global.
Meskipun harga naik sesaat di tengah perang kata-kata antara AS dan Iran soal ekspor minyak, investor tetap khawatir tentang kelebihan pasokan. Produsen termasuk Arab Saudi telah berjanji untuk meningkatkan produksi untuk menebus kerugian dari negara lain.
Di AS, persediaan minyak mentah saat ini berada di sekitar 411 juta barel, mendekati level terendah sejak Februari 2015. Laporan pemerintah AS diperkirakan akan menunjukkan penurunan 3 juta barel menurut survei Bloomberg.
API juga melaporkan bahwa pasokan bensin turun 4,87 juta barel. Itu akan menjadi penurunan terbesar sejak Maret jika data EIA menegaskannya. Sementara itu, persediaan minyak distilat turun 1,32 juta barel dan pasokan di Cushing turun 808.000 barel.
🍧

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perdagangan komoditas dan pertambangan, Glencore, dikabarkan telah berhasil mencapai kespeakatan harga acuan batubara Australia (Newcastle) dengan sejumlah perusahaan pembangkit tenaga listrik Jepang. Harga acuan yang disepakati tersebut akan berlaku mulai 2018 hingga 2019 mendatang.
Berdasarkan laporan divisi komoditas Deutsche Bank (DB) Indonesia, Selasa (24/7), harga acuan yang berhasil dispeakati Glencore dengan perusahaan penyedia listrik Jepang ialah sebesar US$ 110 per ton FOB, 6.322 kcal/kg GAR. Harga acuan tersebut sudah mulai berlaku sejak April lalu hingga 12 bulan ke depan.
Mengutip Bloomberg, di antara perusahaan penyedia listrik tersebut adalah Shikoku Electrics yang telah mengonfirmasi kesepakatannya dengan Glencore. Namun, baik Shikoku maupun Glencore tidak memberi komentar terkait berapa tepatnya harga acuan batubara yang disepakati.
DB Indonesia menilai, harga acuan US$ 110 per ton ini lebih tinggi 29% dibandngkan dengan tahun lalu sehingga berpotensi memberi dampak positif bagi emiten batubara yang mengandalkan harga acuan Newcastle dalam bisnisnya.
Harga spot batubara Newcastle hingga kemarin, Senin (23/7), juga masih bertengger kuat di level US$ 118,65 per ton. "Harga batubara spot akan berkisar US$ 118-US$ 120 per ton dan tidak akan jatuh terlalu dalam karena kembali normal secara bertahap seiring dengan permintaan di musim panas," tulis DB Indonesia dalam rilisnya.
DB Indonesia meyakini, kesepakatan harga batubara antara Glencore dan perusahaan listrik Jepang akan turut memoles kinerja saham batubara di Indonesia. Seperti yang diketahui, harga yang disepakati Glencore dengan Jepang kerap menjadi harga acuan batubara untuk kawasan Asia.
Menyusul kabar kesepakatan ini, DB Indonesia menilai, emiten seperti ADROITMG dan INDY kini terbilang sangat murah dari perspektif valuasinya. Hari ini, harga saham ketiga emiten tersebut juga tampak menghijau.
Saham INDY, misalnya, mengalami penguatan 6,07% ke level 3.320 setelah terdampar ke harga terendahnya sepanjang tahun ini yakni 3.120 pada perdagangan hari sebelumnya.
Begitu pun dengan saham ITMG yang ditutup di zona hijau, naik 1,61% ke level 25.300.

Sementara, saham ADRO hari ini cenderung datar dan ditutup sama dengan harga hari sebelumnya yaitu 1.800.
🍊
Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) bergerak ke posisi lebih rendah pada perdagangan pagi ini, Rabu (18/7/2018), menyusul laporan kenaikan jumlah persediaan minyak mentah di AS, justru saat para analis memperkirakan adanya penurunan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 diperdagangkan di level US$67,77 pada pukul 4.39 sore waktu setempat di New York Mercantile Exchange, setelah ditutup di US$68,08 per barel pada perdagangan Selasa (17/7).
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 32 sen dan berakhir di US$72,16 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Dilansir Bloomberg, bursa minyak di New York beringsut lebih rendah dalam after-hours trading setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan kenaikan persediaan minyak mentah nasional sebesar 629.000 barel pekan lalu.
Di sisi lain, para analis dalam survei Bloomberg sebelumnya memperkirakan penurunan persediaan sebesar 4,1 juta barel.
Laporan API juga menunjukkan suplai minyak mentah di Cushing, Oklahoma, turun 1,34 juta barel pekan lalu. Pada saat yang sama, stok bensin bertambah 425.000 barel, sedangkan persediaan minyak sulingan naik 1,71 juta.
“Jelaslah, jika EIA mengonfirmasikan [kenaikan persediaan], maka akan memberi tekanan lebih pada minyak mentah. Kita bisa melihat penurunan lagi,” ujar James Williams, presiden perusahaan riset energi WTRG Economics.
Namun, karena laporan Energy Information Administraion (EIA) terakhir menunjukkan impor minyak mentah AS turun untuk pertama kalinya sejak awal Juni, kemungkinan akan terjadi peningkatan impor.
Fokus pasar juga tetap tertuju pada langkah sejumlah produsen minyak termasuk Libya, Arab Saudi, dan Amerika Serikat yang meningkatkan produksi ketika perselisihan perdagangan AS-China mengancam untuk menghentikan pertumbuhan dalam permintaan energi.
“Ada potensi untuk berada dalam pasar yang mengalami kelebihan pasokan dimana Saudi akan memompa sebanyak yang mereka bisa,” kata Tariq Zahir, commodity fund manager di Tyche Capital Advisors LLC. "Diperlukan penghentian suplai untuk harga bergerak lebih tinggi secara signifikan.”
 🌸


Jakarta detik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah menetapkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 1892 K/30/MEM/2018 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Juli Tahun 2018. Kepmen tersebut menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) dan Harga acuan untuk 20 mineral logam (Harga Mineral Acuan/HMA).

"Kepmen yang mengatur HBA dan HMA bulan Juli sudah keluar. HBA dan HMA yang telah ditetapkan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara dan Mineral di bulan ini." jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (6/7/2018).

HBA Juli 2018 ditetapkan sebesar US$ 104,65/ton. Ini mengalami kenaikan dair bulan sebelumnya di level US$ 96,61/ton.
"Harga batu bara acuan mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya, naik sebesar US$ 8,04 dari HBA Juni 2018 sebesar US$ 96,61/ton," tambah Agung.

Agung menyampaikan, HBA bulan Juli 2018 lebih tinggi daripada bulan sebelumnya salah satunya karena pasar energi global relatif membaik. Selain itu, harga batubara di China pun mengalami kenaikan. 

"Alasan lainnya adalah karena harga minyak naik, juga pengaruh dari kenaikan permintaan batubara di China dan Eropa Utara," jelas Agung

HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ash 15%.

Sementara HMA komoditas nikel ditetapkan US$ 15.067,86/dry metric ton(dmt), naik dari US$ 14.102,75/dmt dari HMA Juni 2018. Untuk komoditas kobalt ditetapkan US$ 86.321,43/dmt, turun dari US$ 90.062,50/dmt dari HMA Juni 2018. Harga timbal naik tipis dari US$ 2.452,33/dmt pada HMA Juni 2018 menjadi US$ 2.372,19/dmt.

Harga seng naik dari US$ 3.098,30/dmt pada HMA Juni 2018 menjadi US$ 3.128,57/dmt, sedangkan HMA aluminium turun dari US$ 2.301,43/dmt menjadi US$ 2.275,45/dmt. Untuk tembaga, HMA Juli 2018 ditetapkan US$ 6.996,69/dmt, naik dari US$ 6.837,10/dmt pada HMA Juni 2018.

Di samping komoditas mineral di atas, sebagian komoditas mineral mengalami kenaikan harga dan sebagian lainnya mengalami penurunan, daftarnya adalah sebagai berikut.

1. Emas sebagai mineral ikutan: US$ 1.295,15/ounce, turun dari US$ 1.312,51/dmt dari HMA Juni 2018

2. Perak sebagai mineral ikutan: US$ 16,62/ounce, naik dari US$ 16,53/ounce dari HMA Juni 2018

3. Ingot timah Pb 300: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

4. Ingot timah Pb 200: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

5. Ingot timah Pb 100: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

6. Ingot timah Pb 050: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

7. Ingot timah 4NINE: sesuai harga ingot timah yang dipublikasikan ICDX pada hari penjualan

8. Logam emas: sesuai harga logam emas yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan

9. Logam perak: sesuai harga logam perak yang dipublikasikan London Bullion Market Association (LBMA) pada hari penjualan

10. Mangan: US$ 5,82/dmt, turun dari US$ 6,89/dmt dari HMA Juni 2018

11. Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: US$ 0,76/dmt, turun dari US$ 0,78/dmt dari HMA Juni 2018

12. Bijih Krom: US$ 3,85/dmt, turun dari US$ 4,08/dmt dari HMA Juni 2018

13. Konsentrat Ilmenit: US$ 3,76/dmt, turun dari US$ 4,16/dmt dari HMA Juni 2018

14. Konsentrat Titanium: US$ 10,30/dmt, turun dari US$ 10,61/dmt dari HBA Juni 2018

HMA adalah salah satu variabel dalam menentukan Harga Patokan Mineral (HPM) logam berdasarkan formula yang diatur dalam Kepmen ESDM Nomor 2946 K/30/MEM/2017 tentang Formula Untuk Penetapan Harga Patokan Mineral Logam. HMA ini menjadi salah satu variabel untuk menentukan HPM. Variabel penentuan HPM logam lainnya adalah nilai/kadar mineral logam, konstanta, corrective factor, treatment cost, refining charges, dan payable metal.

Besaran HMA ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan dan mengacu pada publikasi harga mineral logam pada index dunia, antara lain oleh London Metal Exchange, London Bullion Market Association, Asian Metal dan Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX). (ara/ang)
🌸

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan reli penguatan selama empat hari berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (4/7/2018).
Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,31% atau 0,30 poin di posisi US$95,80/metrik ton.
Harga batu bara kontrak Januari 2019 melanjutkan penguatannya di hari keempat setelah pada perdagangan Selasa (3/7), harga batu bara kontrak Januari 2019 ditutup menguat 1,33% atau 1,25 poin di posisi US$95,50/metrik ton.
Harga batu bara menguat di saat harga  Harga minyak Amerika Serikat (AS) berada di kisaran level tertingginya dalam tiga tahun pada Hari Kemerdekaan AS, saat pasokan yang ketat di dalam dan luar negeri membayangi janji Arab Saudi untuk meningkatkan produksi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 naik 19 sen ke level US$74,33 per barel ketika perdagangan berhenti sekitar pukul 1 siang di New York Mercantile Exchange, kisaran level tertinggi dalam tiga tahun. Harga minyak WTI tidak ditutup pada perdagangan Rabu (4/7) karena libur Hari Kemerdekaan AS.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 48 sen ke US$78,24 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$6,28 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Sementara itu, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 4,51 juta barel pekan lalu, sedangkan pasokan di Cushing, Oklahoma, menyusut 2,6 juta barel.
Ini akan menjadi penurunan ketujuh berturut-turut pada pusat penyimpanan tersebut jika data Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya pada Kamis (5/7) waktu setempat. Sebuah survei Bloomberg memprediksi penurunan sebesar 5 juta barel dalam hal stok nasional.
Selain gangguan pasokan global, meningkatnya permintaan juga membantu mendorong harga.
“Pengilangan akan semakin kuat, dan kita terus melihat penurunan persedian yang cukup kuat, itu menunjukkan bahwa ketika kita bergerak maju, pasar ini akan menjadi kurang mendapat pasokan dari yang kita kira,” tambah Melek.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
4 Juli
95,80
+0,31%
3 Juli
95,50
+1,33%
2 Juli
94,25
+0,43%
29 Juni
93,85
(+1,46%)
28 Juni
92,50
(-0,32%)







Sumber: Bloomberg





🍊

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak Amerika Serikat (AS) berada di kisaran level tertingginya dalam tiga tahun pada Hari Kemerdekaan AS, saat pasokan yang ketat di dalam dan luar negeri membayangi janji Arab Saudi untuk meningkatkan produksi. Presiden Donald Trump pun bereaksi sengit.

“Monopoli OPEC harus ingat bahwa harga gas naik dan mereka melakukan sedikit untuk membantu. Justru sebaliknya, mereka mendorong harga lebih tinggi saat Amerika Serikat membela banyak anggotanya untuk sangat sedikit dolar. Harus ada timbal balik. KURANGI HARGA SEKARANG!”, tulis Trump dalam akun Twitternya, seperti dikutip CNBC.



Cuitan itu muncul setelah perdagangan minyak di hari libur sudah berakhir di New York. Harga minyak AS naik 0,3%, memperpanjang reli minyak mentah sebesar 15% sejak awal Juni.

Sebelumnya, para menteri energi Saudi dan Rusia menyatakan kembali kesepakatan peningkatan produksi sebesar 1 juta barel per hari yang dicapai bulan lalu di Wina, menyusul cuitan Trump selama akhir pekan bahwa ia telah menerima jaminan dari negara Timur Tengah itu mengenai peningkatan produksi.

“Bahkan jika Arab Saudi memang menyediakan banyak minyak untuk menggantikan segala kekurangan dari Iran, Libya, atau Venezuela, yang membuat pasar khawatir adalah bahwa kita akan mencapai tingkat kapasitas cadangan yang cukup rendah,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas global di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.

Arab Saudi menyatakan akan menggunakan kapasitas cadangannya ketika diperlukan untuk menghadapi perubahan pada tingkat pasokan dan permintaan minyak di masa mendatang, berkoordinasi dengan negara-negara produsen lainnya, menurut laporan Saudi Press Agency.

Terlepas dari upaya Trump yang sedang berlangsung untuk mendorong peningkatan produksi yang lebih agresif, Morgan Stanley pada Selasa (3/7) menaikkan proyeksinya untuk harga minyak mentah Brent menjadi US$85 per barel tahun depan.

“Sepertinya peningkatan pasokan tambahan dari produsen minyak di Teluk dan Rusia tidak akan dapat menggantikan barel yang hilang dari Libya, Iran, dan Venezuela,” kata Tamas Varga, seorang analis di PVM Oil Associates Ltd. Di London.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 naik 19 sen ke level US$74,33 per barel ketika perdagangan berhenti sekitar pukul 1 siang di New York Mercantile Exchange, kisaran level tertinggi dalam tiga tahun. Harga minyak WTI tidak ditutup pada perdagangan Rabu (4/7) karena libur Hari Kemerdekaan AS.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 48 sen ke US$78,24 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$6,28 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Suplai Menyusut

Sementara itu, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 4,51 juta barel pekan lalu, sedangkan pasokan di Cushing, Oklahoma, menyusut 2,6 juta barel.



Ini akan menjadi penurunan ketujuh berturut-turut pada pusat penyimpanan tersebut jika data Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya pada Kamis (5/7) waktu setempat. Sebuah survei Bloomberg memprediksi penurunan sebesar 5 juta barel dalam hal stok nasional.

Selain gangguan pasokan global, meningkatnya permintaan juga membantu mendorong harga.

“Pengilangan akan semakin kuat, dan kita terus melihat penurunan persedian yang cukup kuat, itu menunjukkan bahwa ketika kita bergerak maju, pasar ini akan menjadi kurang mendapat pasokan dari yang kita kira,” tambah Melek.


🌼


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah terus melaju. Harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange mencatat rekor tertinggi sejak November 2014.
Mengutip Bloomberg, Jumat (29/6), harga minyak ditutup menyentuh US$ 74,15 per barel, atau naik 0,95% dibanding dengan penutupan hari sebelumnya. Harga minyak terus reli pasca keputusan OPEC pekan lalu untuk meningkatkan produksi, meski belum dipastikan seberapa besar jumlahnya.
Naiknya harga minyak mentah juga dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kurangnya suplai lantaran gangguan besar terhadap output Kanada dan konflik internal di Libya. Pasca menerima sanksi lagi dari Amerika Serikat (AS), ekspor minyak Iran juga kian mengkhawatirkan.
"Sangat jelas bahwa kekhawatiran tentang pasokan ke depan membantu meningkatkan harga," kata Gene McGillian, seorang manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (30/6).
Tak hanya itu, Rabu (27/6) lalu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan stok minyak mentah AS turun sebanyak 9,89 juta barel sepanjang pekan sebelumnya. Ini merupakan penurunan stok terbesar sejak September 2016. Adapun, persediaan di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, juga menurun seiring dengan ekspor minyak mentah domestik yang melonjak.
Sementara, data dari Baker Hughs mengungkapkan, jumlah rig minyak AS pekan lalu juga terus turun dari sebelumnya berjumlah 862 menjadi 858. Jumlah rig AS terus berkurang dalam dua pekan terakhir dan ini menjadi pengurangan rig terbesar sejak Maret lalu.
Namun, di Permian Basin West Texas dan New Mexico, jumlah rig tetap stabil di 473 minggu ini. Sebagai ladang minyak AS yang paling produktif, Permian menyumbang 55% dari semua rig aktif di negara tersebut. "Data rig AS ini sedikit bullish untuk harga minyak," ujar Leo Mariani, seorang analis di NatAlliance Securities LLC.
Tampaknya, produsen minyak AS tengah bersiap untuk menghadapi ekspansi pasokan minyak global pasca anggota OPEC sepakat mengakhiri pemangkasan produksinya. Arab Saudi bahkan sempat menyatakan akan memompa lebih banyak minyak mulai bulan Juli nanti.
🌹


Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melonjak ke level tertinggi sejak tahun 2014 pada perdagangan Rabu (27/6/2018), setelah stok minyak mentah AS jatuh paling tajam dalam hampir dua tahun terakhir.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus menguat 3,2% atau US$2,23 dan ditutup pada US$72,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Ketika WTI mencapai tertinggi sejak tahun 2014, pedagang opsi minyak bertaruh pada kenaikan jangka pendek lebih lanjut.

BACA JUGA :

Sementara itu, minyak Brent berjangka untuk kontrak Agustus menguat US$1,31 dan ditutup ada US$77,62 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global berada pada premium US$4,86 dibanding WTI.
Dilansir Bloomberg, Energy Information Administration menyatakan persediaan minyak mentah AS turun 9,89 juta barel pekan lalu, karena kilang-kilang mendorong tingkat pengolahan minyak mentah dan ekspor ke rekor tertinggi.
Sementara itu, minyak mentah yang disimpan di jaringan pipa utama di Cushing, Oklahoma, menyusut selama enam minggu berturut-turut.
Harga telah menguat setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump berusaha menghalangi pembelian minyak dari Iran, produsen minyak mentah terbesar ketiga OPEC. Upaya untuk mengisolasi dan menggoyahkan Iran membayangi rencana Arab Saudi untuk menaikkan output minyak.
"Jelas, ini penurunan cadangan AS yang sangat bullish, didorong oleh rekor ekspor minyak mentah dan tingkat pengolahan kilang,” kata Nick Holmes, analis di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.
Risiko mengenai pasokan mulai dari Iran hingga Venezuela telah mendorong pasar minyak mentah, bahkan ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan rekannya seperti Rusia berjanji untuk memperlonggar batas produksi.
Sementara itu, rekor ekspor minyak mentah AS pekan lalu mengindikasikan produsen di AS mengirim lebih banyak minyak mentah dibandingkan Iran, menurut perhitungan Bloomberg.
Permintaan luar negeri untuk minyak mentah AS akan bertahan karena sanksi tersebut memangkas pangsa pasar Iran, sementara output Venezuela terus runtuh, dan Saudi memperluas kapasitas produksi mereka, kata Holmes.
"Kapasitas cadangan, secara global, cukup tipis dan itu menjadi pertanda baik untuk harga,” lanjutnya.

Setidaknya sejumlah pembeli minyak Iran mempertimbangkan untuk menyetujui permintaan Trump. Fuji Oil Co. dari Jepang dan Formosa Petrochemical Corp di Taiwan sedang mendiskusikan untuk mengakhiri impor dari negara penyumbang 10% outputOPEC tersebut, meskipun belum ada keputusan final yang dibuat.
🌳

INILAHCOM, Wina - Permintaan global akan minyak sangat tinggi saat ini sehingga dunia perlu menemukan Irak atau Laut Utara untuk menutupi kekurangan tersebut.
Demikian prediksi kepala eksekutif Crescent Petroleum kepada CNBC pada hari Kamis (21/6/2018). Berbicara pada pertemuan OPEC di Wina, Austria, Majid Jafar, CEO produsen minyak dan gas alam yang berbasis di Uni Emirat Arab, mengatakan jelas bahwa terlalu banyak uang industri akan keluar dalam bentuk dividen ketika perusahaan perlu membangun lebih banyak infrastruktur.
"Pesan besar di sini adalah industri tidak cukup berinvestasi. Investasi turun 50 persen sejak tiga atau empat tahun lalu dan belum benar-benar pulih," tambahnya.
Proyeksi menunjukkan bahwa permintaan global akan minyak akan melebihi 100 juta barel per hari pada 2019. "Sebenarnya, apa yang telah kita lihat dalam pertemuan ini adalah kita perlu menambahkan lagi Irak atau Laut Utara setiap tahun dan tidak jelas dari mana asalnya," kata Jafar.
Bos perminyakan mengatakan industri minyak saat ini memiliki masalah citra di mana publik mengira itu "sekarat dan tidak penting lagi."
Dia menambahkan bahwa kenaikan energi terbarukan itu penting, tetapi hanya menyumbang 3 persen dari total output energi dengan 60 persen masih disediakan oleh minyak dan gas.
Jafar mengatakan dia tetap bullish di Timur Tengah sebagai produsen energi karena memiliki setengah minyak dan gas dunia tetapi hanya sepertiga dari produksi dunia.
"Kami benar-benar meninju di atas berat badan kami dan masih ada jalan panjang," katanya.

Harga minyak jatuh pada Kamis karena eksportir minyak mentah di OPEC tampaknya mendekati kesepakatan untuk meningkatkan produksi.
🌹

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara mengakhiri reli pelemahan dua hari berturut-turut setelah ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin, Kamis (7/6/2018).
Pada perdagangan Kamis, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup rebound 1,21% atau 1,1 poin di posisi US$91,85 per metrik ton.
Harga batu bara rebound dari pelemahan dua hari berturut-turut setelah pada perdagangan sebelumnya, Rabu (6/6/2018), ditutup melemah 0,66% atau 0,6 poin ke level US$90,75 per metrik ton.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah mampu menguat saat investor mencermati sinyal tentang apakah OPEC dan mitranya akan mengumumkan peningkatan output resmi pada pertemuan bulan ini.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2018 ditutup menguat 1,9% atau US$1,22 di level US$65,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 4% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus menguat US$1,96 dan berakhir di US$77,32 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$11,43 terhadap WTI untuk Agustus.
Dilansir dari Bloomberg, pertemuan OPEC mendatang di Wina kemungkinan akan berakhir dengan kegagalan, mengingat posisi yang tidak selaras di antara negara-negara anggota dan kebutuhan kebulatan suara untuk setiap keputusan, menurut Sanford C. Bernstein & Co.
Pedagang juga akan mencermati pengumuman apa pun yang mungkin muncul dari pertemuan pekan depan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada pertandingan sepak bola Piala Dunia.
“Sepertinya ada kekhawatiran nyata bahwa OPEC dan Rusia akan menempatkan lebih banyak minyak pada pasar, tetapi itu bukan jaminan,” kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
“Pasar berusaha stabil dan semua orang menunggu untuk memantau pertemuan tersebut,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
7 Juni
91,85
(+1,21%)
6 Juni
90,75
(-0,66%)
5 Juni
91,35
(-1,19%)
4 Juni
92,45
(+1,48%
1 Juni
91,10
(+0,62%)







 Sumber: Bloomberg





🌲

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara mampu melanjutkan relinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (30/5/2018), di tengah berlangsungnya inspeksi lingkungan.
Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,72% atau 0,65 poin di posisi US$91,35/metrik ton.
Di China, harga batu bara thermal untuk pengiriman September di Zhengzhou Commodity Exchange naik 0,03% dan berakhir di 623,8 yuan/ton, juga kenaikan hari ketiga berturut-turut.
Dalam risetnya, Huatai Futures menerangkan inspeksi lingkungan telah menyebabkan suspensi beberapa tambang terbuka di Mongolia Dalam.
“[Selain itu] menjelang akhir bulan, pembangkit listrik kemungkinan kurang bersedia membeli batu bara dengan harga yang tinggi ini,” paparnya, seperti dikutip Bloomberg.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah menguat pada perdagangan Rabu (30/5) setelah reli dolar terhenti dan kekhawatiran atas peningkatan produksi OPEC mereda.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup menguat 1,48 poin atau 2,22% ke US$68,21 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak patokan global Brent untuk pengiriman Juli naik 2,11 poin atau 2,80% dan ditutup di level US$77,50 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
WTI menyentuh level tertinggi dalam tiga pekan terakhir, setelah kehilangan hampir 8% dalam lima sesi perdagangan. Dolar AS yang naik sejak pertengahan April dan mengancam harga komoditas bergerak melemah.
Sementara itu, pelaku pasar mereda berdamai dengan tanda-tanda Arab Saudi dan Rusia dapat membatalkan pemotongan output karena ekspor dari Venezuela dan Iran diperkirakan menurun dan OPEC melihat pasar kembali seimbang.
"Pertanyaan tentang pemangkasan produksi mendorong pasar lebih rendah," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy di Stamford seperti dikutip Bloomberg, Kamis (31/5/2018)
"Kecuali kita mendapatkan tanda-tanda bahwa lebih banyak minyak akan masuk ke pasar daripada yang diperkirakan, harga mungkin akan stabil di level ini," lanjutnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, ditutup melemah 0,79% atau 0,751 poin ke level 94,069 pada perdagangan Rabu (30/5).
Di sisi lain, presiden direktur Nalcosa dan mantan menteri energi Aljazair, Nordine Ait-Laoussine mengatakan Saudi dan Rusia akan memasuki masa-masa yang sulit dalam beberapa bulan ke depan di saat meyakinkan sekutu mereka untuk mengubah strategi dan meningkatkan output sebelum pertemuan akhir Juni di Wina, Austria.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
30 Mei
91,35
(+0,72%)
29 Mei
90,70
(+0,55%)
28 Mei
90,20
(+1,12%)
25 Mei
89,20
(-1,55%)
24 Mei
90,60
(+0,17%)








Sumber: Bloomberg



🍖

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan Selasa (29/5/2018), di tengah kekhawatiran seputar pasoknya.
Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 (kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam), ditutup menguat 0,55% atau 0,50 poin di posisi US$90,70/metrik ton.
Ada pun pada perdagangan Senin (28/5), harga batu bara kontrak Januari 2019 rebound dan berakhir menguat 1,12% atau 1 poin di posisi 90,20.
Dalam risetnya, Shanghai Cifco Futures memaparkan terdapat wacana di pasar tentang biro keselamatan kerja yang mengharuskan tambang yang berproduksi di atas kapasitas untuk menghentikan operasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan suplai.
“Jumlah persediaan batu bara yang lebih rendah pada utilitas juga membantu mendukung kontrak berjangka,” jelasnya, seperti dilansir dari Bloomberg.
Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah Amerika Serikat turun untuk hari kelima berturut-turut pada perdagangan Selasa (29/5), karena pasar terbebani prospek peningkatan produksi dari Arab Saudi dan Rusia.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup melemah 1,7% atau 1,15 poin di level US$66,73 per barel di New York Mercantile Exchange. Sesi penurunan kelima berturut-turut dan yang terpanjang sejak Februari.
Di sisi lain, Brent berjangka untuk pengiriman Juli mampu naik 0,09 poin atau 0,12% dan berakhir di level US$75,39 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, Arab Saudi dan Rusia pekan lalu mengisyaratkan akan mengembalikan sebagian output yang mereka kurangi sejak akhir 2016 saat mereka berusaha untuk menguras kelebihan pasokan global.
Saat ini, pasar sedang menunggu pertemuan OPEC dan mitra-mitranya di Wina pada akhir Juni untuk mengetahui apakah pembatasan output akan tetap berlangsung.
"Jelas, komentar dari Rusia dan Arab Saudi meletuskan gelembung itu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York, seperti dikutip Bloomberg.
“Ada beberapa skeptisisme tentang apakah mereka akan menindaklanjuti atau tidak. Akan ada kekhawatiran sampai pertemuan bulan depan," lanjutnya.
Wacana mengenai peningkatan output dari dua eksportir minyak terbesar dunia menghapuskan reli bulan ini pada WTI, yang telah dipicu oleh kekhawatiran bahwa pasokan dari Iran dan Venezuela akan menyusut.
Para menteri energi dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait berencana bertemu pada Sabtu pekan ini untuk membahas masalah-masalah OPEC, menurut sumber yang mengetahui rencana ini.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
29 Mei
90,70 (+0,55%)
28 Mei
90,20 (+1,12%)
25 Mei 
89,20 (-1,55%)
24 Mei
90,60 (+0,17%)
23 Mei             
90,45 (-1,09%) 




 Sumber: Bloomberg


🌿

What a difference a week can make.

Oil prices surged to their highest level in over three years last week, and strategists were marveling that prices had shot up so quickly. Now prices are slumping.
US crude oil futures have dropped by nearly 10% to trade around $66.50 per barrel, down from about $73 last week. Global benchmark Brent crude oil has dropped by about 6% to trade around $76, after peaking above $80.
The sharp price decline was triggered on Friday by Saudi Arabia, the biggest oil exporter in the world and de facto leader of oil cartel OPEC. Saudi energy minister Khalid Al-Falih said during a CNN-hosted panel in St. Petersburg, Russia, that he was in intensive discussions with Russia and other OPEC nations to pump more oil to ease global supply concerns.
OPEC oil producers and Russia are due to meet in Vienna on June 22 to discuss easing self-imposed supply caps, which have been in place since 2017.
"It is the intent of all producers to ensure that the oil market remains healthy, and if that means adjusting our policy in June, we are certainly prepared to do it," Al-Falih said.
Al-Falih said OPEC and Russia could supply more oil to world markets "in the near future" to make up for a collapse in Venezuelan output and the impact of US sanctions on Iran.
"The impression of easing output cuts on its own is sufficient to put a cap on [oil] prices," said Hussein Sayed, chief market strategist at FXTM. "From now and until the [June] meeting, the ongoing commentary will continue to drive prices."
The downward pressure on oil continued on Monday as traders considered data showing a jump in the number of US oil rigs, indicating potential growth in US production.
US crude production has increased by about 25% since mid-2016 as producers look to capitalize on rising prices.
Oilfield services firm Baker Hughes released data on Friday showing the rig count in North America hit its highest level of the year last week. The current global rig count now stands above the average set in 2017.
The drop in oil prices is welcome news for drivers, as well as companies and countries that buy a lot of energy. For example, airlines tend to have higher profits when their fuel prices are lower. And countries like India benefit when crude prices are tamed.
Oil markets hit something of a sweet spot earlier this year as prices bounced between $60 and $70 per barrel. Experts generally consider this price level to be high enough to sustain supply and low enough to sustain demand.
Saudi Arabia knows it has a delicate balance to strike. Higher prices help finance its government programs (and are good for its plans to privatize its state oil company, Saudi Aramco.)
But these higher prices can constrain global economic growth as individuals and companies feel compelled to cut their spending. A slower world economy ultimately leads to lower oil demand, creating a lose-lose situation for the kingdom.
🍈

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan keleluasaan kepada perusahaan Pertambangan batubara untuk bisa menentukan formula sendiri, atas harga transfer kuota batubara sebagai penentu pemenuhan kewajiban batubara dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) kepada PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN) sebanyak 25%.
Penentuan harga transfer kuota itu dilakukan bagi perusahaan pertambangan batubara yang saat ini spesifikasi batubaranya tidak sesuai dengan spesifikasi batubara Pembangkit LIstrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Gatot Ariyono mengatakan, pihaknya memberikan titah kepada Asosiasi Perusahaan Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) untuk membahas masalah transfer kuota ini. Di mana, salah satunya berkenaan dengan harga batubara yang akan dibeli. Termasuk, mengkaji peluang harga batubara tersebut dipatok, seperti halnya harga batubara yang saat ini disuplai kepada PLN dengan nilai US$ 70 per ton.
“Karena belum ketemu mereka, maka itu kita serahkan kepada pihak asosiasi agar asosiasi mengatur sendiri. Jadi mereka bicara antara yang tidak punya spek dengan yang punya spek itu harus berimbang,” terang Gatot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (28/5).
Dengan begitu, pihaknya pun berjanji memberikan landasan hukum apabila spesifikasi harga untuk transfer kuota ini sudah final dibahas oleh APBI dan para perusahaan pertambangan batubara lainnya. Yang jelas untuk saat ini pihaknya menunggu rumusan harga tersebut.
“Jadi apakah dibatasi (harganya), per dolar per ton. Jadi win-win-nya begitu, kalau nanti pemerintah yang menentukan, nanti sepihak saja. Biarkan saja mereka bicara,” ungkapnya.
Bambang pun membenarkan, bahwa pemenuhan kewajiban DMO 25% dengan patokan harga US$ 70 per ton itu bisa dilakukan tanpa hasil produksi dari lahan tambang sendiri. Maka dari itu, diperlukan transfer kuota. Supaya, spesifikasi batubara dari perusahaan yang tidak sesuai kebutuhan PLN itu bisa terpenuhi.
“Bisa dari luar, secara nature kan tidak semua perusahaan batubara memenuhi spesifikasi yang dibeli oleh PLN. Seperti yang Marunda Graha, mana ada PLN mau beli itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Bambang membantah, bahwa saat ini perusahaan pertambangan batubara belum memenuhi kewajiban DMO 25% karena didasarkan masalah transfer kuota ini.

Kesepakatan bisnis
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara (APBI), Pandu Sjahrir mengusulkan, mekanisme transfer kuota diserahkan secara business to business(B to B).
"Kita bilang ke pemerintah B to B supaya fair. Tapi pemerintah minta harga atas supaya sama. Jadi saya serahkan ke pemerintah karena harga US$ 70 ditetapkan pemerintah," katanya.
Pandu menuturkan mekanisme transfer kuota bukanlah hal baru dalam alokasi batubara domestik. Dia menyebut selama kurun waktu 2010-2011 transfer kuota sudah pernah diterapkan.
Dia menyarankan mekanisme B to B dilakukan antara pelaku tambang yang sudah berkontrak dengan PLN. Pelaku tambang tersebut jangan dibatasi kuota 25% dari produksi sebagaimana ketentuan DMO.
"Yang punya tanggung jawab ke PLN bisa jual lebih tidak 25% tapi 40% atau 50%. Sisa 25%nya bisa jual ke teman-teman yang butuh kuota tersebut," tuturnya.
“Tidak benar itu. Mereka (PLN) saya tanyakan apa yang kurang,” tandasnya.
Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso mengatakan, saat ini pemenuhan kuota DMO untuk pembangkit milik PLN sudah diperoleh. Adapun saat ini pihaknya memerlukan pasokan sekitar 92 juta ton.

“Mengenai harga juga sudah tidak ada masalah. Dan sudah semua kok itu,” tandasnya di Kantor Kementerian ESDM, Senin (28/5).
🍀

Jakarta - Harga minyak menurun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para produsen minyak mentah utama dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengurangi batas produksi yang mereka tempatkan tahun lalu.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 2,83 dolar AS menjadi menetap di 67,88 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, turun 2,35 dolar AS menjadi ditutup pada 76,44 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Menteri energi Rusia dan Arab Saudi bertemu di St. Petersburg pada Jumat (25/5) untuk meninjau kembali ketentuan pakta pasokan minyak global yang telah berlangsung selama 17 bulan, menjelang pertemuan penting Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina bulan depan.
Mereka mengatakan bahwa OPEC dan Rusia siap untuk keluar secara bertahap untuk kesepakatan pemangkasan produksi yang ada, yang bertujuan untuk mempertahankan 1,8 juta barel per hari keluar dari pasar sejak Januari 2017, menurut Reuters.
Para menteri, bersama dengan rekan mereka dari Uni Emirat Arab, membahas peningkatan produksi sekitar satu juta barel per hari, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters.
Langkah tersebut direncanakan untuk mengkompensasi penurunan produksi di Venezuela yang dilanda krisis dan mengantisipasi gangguan ekspor dari Iran, yang menghadapi sanksi baru AS.
Harga minyak mencapai tingkat tertinggi beberapa tahun awal bulan ini, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan memulihkan kembali sanksi energi terhadap Teheran.

Sumber: ANTARA
🌳


Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga batu bara terhenti pada akhir perdagangan Selasa (15/5/2018), di tengah laporan produksi yang lebih tinggi di China.
Pada perdagangan Selasa, harga batu bara untuk kontrak Juli 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, berakhir stagnan di posisi US$92,90/metrik ton.
Padahal harga batu bara kontrak Juli 2018 sempat melanjutkan penguatannya saat dibuka dengan kenaikan 0,65% di level 93,50 pada perdagangan kemarin.
Harga batu bara kontrak Juli 2018 sebelumnya telah menguat selama empat hari perdagangan berturut-turut. Adapun pada perdagangan Senin (14/5/2018), harga batu bara kontrak Juli 2018 berakhir menguat 2,20% atau 2 poin di posisi 92,90.
Dilansir Bloomberg, penambang batu bara di Cina mendorong produksi ke level tertinggi tahun ini setelah pemerintah memberlakukan pembatasan terhadap beberapa impor bahan bakar tersebut.
Tingkat produksi naik 4,4% pada bulan April dari bulan sebelumnya menjadi setara dengan 9,78 juta metrik ton per hari, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China yang dirilis pada Selasa (15/5/2018).
Data yang sama menunjukkan, tingkat produksi naik 3,8% di 1,1 miliar ton selama empat bulan pertama.
“Produksi domestik telah naik akibat membaiknya sentimen harga, yang telah didorong oleh pembatasan impor,” ujar Dennis Ip, analis Daiwa Securities Group Inc., sebelum data tersebut dirilis.
Di sisi lain, harga minyak mentah berakhir menguat pada perdagangan Selasa (15/5/2018). Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 berakhir menguat 0,49% di posisi US$71,31 per barel.
Sementara itu, minyak Brent pengiriman Juli ditutup naik 0,26% di level US$78,43 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
15 Mei
92,90
(+0%)
14 Mei
92,90
(+2,20%)
11 Mei             
90,90                               
(+0,94%)
10 Mei
90,05
(+1,29%)
9 Mei
88,90
(+0,85%)







Sumber: Bloomberg





🍁

marketwatch: Oil futures ended higher Thursday, as traders looked beyond a surprise increase in U.S. supplies, and instead focused on the possibility that the U.S. will reimpose sanctions on Iran.
June West Texas Intermediate crude CLM8, -0.13%  rose 14 cents, or 0.2%, to settle at $68.19 a barrel on the New York Mercantile Exchange, extending Wednesday’s 0.5% climb. Global benchmark June Brent LCOM8, -0.11% added 74 cents, or 1%, to $74.74 a barrel on ICE Futures Europe.
“Recent comments from French President Emmanuel Macron indicate his belief that President [Donald] Trump will move to pull the U.S. out of the Iranian nuclear deal, despite Macron’s efforts to secure continued partnership from the U.S.,” said Robbie Fraser, commodity analyst at Schneider Electric. “That move would risk some of the oil supply gains that Iran has seen following the removal of sanctions more than two years ago, and is a fundamentally bullish factor for oil futures.”
Oil prices had wobbled after Trump, following a meeting with Macron at the White House on Tuesday, signaled an interest in an unspecified potential new deal to rein in Iran’s nuclear program.
But analysts said investors will have to ride out the rhetoric, which is likely to just increase before May 12, the Iranian sanctions waiver deadline.
‘The question remains whether the U.S. would be willing to meaningfully compel other countries to abide by sanction measures.’































































































Robbie Fraser, Schneider Electric
“The question remains whether the U.S. would be willing to meaningfully compel other countries to abide by sanction measures,” said Fraser. “That will ultimately be the key test for actual market impact, given that the U.S. is not a direct importer of Iranian oil.”
On Wednesday, a report from the U.S. Energy Information Administration showed that crude oil supplies rose by 2.2 million barrels for the week ended April 20. Analysts surveyed by S&P Global Platts had forecast a decline 1.1 million barrels.
While U.S. oil production continues to set records, any event in the Middle East that impacts output in that region could push the market to fresh 3 1/2-year highs, said Rob Haworth, senior investment strategist at U.S. Bank Wealth Management. 



But “potential headwinds to further price gains include continuing growth in U.S. production, a potential conclusion to [Organization of the Petroleum Exporting Countries’] production cuts and a rising U.S. dollar,” said Haworth, in emailed comments.
“Market sentiment expects OPEC production cuts to remain in place past the planned expiration later this year,” he said. “However, almost all participants could use revenue from additional production to help balance stretched government budget needs. This creates some natural pressure for the cuts to possibly end.”
Meanwhile, “elevated prices are likely to lead to further growth in U.S. production with U.S. oil rig counts at the highest level in three years,” said Haworth.
Among other energy contracts, May gasoline RBK8, -0.02%  rose 1.1% to $2.112 a gallon, while heating oil for the same month HOK8, -0.12%  also added 1.1% to $2.16 a gallon.
Natural-gas futures finished higher after the EIA reported Thursday that U.S. supplies of natural gas fell by 18 billion cubic feet for the week ended April 20. Analysts surveyed by S&P Global Platts had forecast a decrease of 12 billion cubic feet but on average over the last five years for the same week, inventories climbed by 60 billion cubic feet.

May natural gas NGK18, +1.76% climbed 1.3% to finish at $2.821 per million British thermal units. The contract expired at the day’s settlement. The new front month June natural gas NGM18, -0.60%  rose 1.1% to $2.839.
🌳


Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (23/4/2018), sejalan dengan penguatan harga minyak mentah.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, menguat 0,59% atau 0,50 poin dan ditutup di posisi US$85,55/metrik ton.
Adapun pada perdagangan Jumat pekan lalu (20/4), harga batu bara berakhir stagnan pada level US$85,05 per metrik ton.
Penguatan batu bara ini sejalan dengan harga minyak mentah yang menguat saat perselisihan di kawasan Timur Tengah yang menjadi rumah bagi hampir separuh jumlah minyak global memburuk.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 naik 24 sen atau 0,4% dan berakhir di US$68,64 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 menguat 65 sen dan ditutup di US$74,71 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$6,07 terhadap WTI Juni.
Dilansir Bloomberg, minyak WTI berhasil mengikis pelemahan di awal sesi perdagangan dan menguat mendekati US$69 per barel, setelah kelompok pemberontak Houthis yang didukung Iran di Yaman gagal meluncurkan serangan rudal terhadap Arab Saudi, sedangkan pasukan yang dipimpin kerajaan menewaskan seorang pemimpin senior kelompok tersebut.
Pergolakan ini mengimbangi sentimen kemerosotan dalam komoditas setelah AS melunakkan posisinya atas sanksi terhadap raksasa aluminium Rusia, United Co. Rusal.
“Tampaknya akan menjadi eskalasi, tetapi Arab Saudi sangat pandai menembak jatuh rudal-rudal,” kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc. di Chicago. “Kekhawatiran terhadap minyak benar-benar datang pada apa yang terjadi jika eskalasi memukulnya?”
Minyak telah meningkat lebih dari 5% bulan ini di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Pada saat yang sama, upaya pemotongan OPEC terus mengikis kelebihan minyak di seluruh dunia.
“Tidak perlu memperpanjang upaya pembatasan suplai jika harga minyak terus naik,” ujar Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh, menurut kantor berita kementerian Shana.
Pergerakan harga batu bara kontrak Juni 2018 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
23 April
85,55
(+0,39%)
20 April
85,05
(0%)
19 April
85,05
(+1,31%)
18 April
83,95
(+2%)
17 April
82,30
(-2,66%)






Sumber: Bloomberg









🌷

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah bertahan di level tertingginya pada perdagangan Kamis (20/4), waktu Amerika Serikat (AS). Harga minyak mentah berjangka Brent naik US$0,3 menjadi US$73,78 per barel.

Sepanjang sesi perdagangan, harga acuan global tersebut sempat menyentuh level US$74,75 per barel, tertinggi sejak 27 November 2014 yang merupakan hari di mana Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk memompa minyak sebanyak mungkin untuk mempertahankan pangsa pasar.

Sementara, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) merosot tipis US$0,18 menjadi US$68,29 per barel setelah sempat menyentuh US$69,56 per barel, tertinggi sejak 28 November 2014. Harga WTI telah menanjak hampir delapan persen selama delapan hari perdagangan terakhir.


Mengutip Reuters, Jumat (20/4), panel gabungan OPEC dan non-OPEC menilai kelebihan pasokan minyak global telah dieliminasi berkat kesepakatan pemangkasan pasokan sejak Januari 2017.

"Secara keseluruhan, persamaan penawaran dan permintaan cukup seimbang," ujar Direktur Pelaksana BTU Analytics Anthony Scott di Denver.

Pada titik ini, lanjut Scott, pasar akan bergantung pada ekspektasi di mana pelaku akan mencoba melihat sinyal berikutnya, baik yang bersifat mendorong harga (bullish) maupun yang bersifat menekan harga (bearish).


Pedagang menyatakan para spekulator terus menempatkan taruhannya pada sisi atas, berharap pada potensi gangguan terhadap pasokan dan berlanjutnya penurunan stok akibat kuatnya permintaan.

Lebih dari 830 ribu kontrak awal bulan yang berpindah tangan pada New York Mercantile Exchange CME Group pada Kamis (19/4), lebih tinggi dibanding dengan rata-rata harian yang hanya sekitar 615 ribu.

Investor terus mencermati pergerakan harga minyak mentah AS ke level US$70 per barel. Namun, kemungkinan pergerakan menghadapi hambatan, khususnya seiring laju dan besarnya reli baru-baru ini yang memberikan tekanan aksi jual.


"Saya pikir, pasar dapat melihat harga US$70 per barel dengan cepat, namun saya ingin memperingatkan bahwa mungkin kita akan melihat pasar sedikit turun dalam beberapa pekan," imbuh Analis Pric Futures Group Phil Flynn di Chicago.

Sumber Reuters menyatakan bahwa Pertemuan Gabungan Komite Teknis OPEC yang berlangsung pekan ini menemukan persediaan minyak mentah di negara maju pada Maret 2018 hanya sekitar 12 juta barel di atas rata-rata lima tahunan.

Kendati demikian, Menteri Perminyakan Oman Mohammed bin Hamad Al Rumhi menyatakan ia masih berpikir bahwa kelebihan pasokan masih terjadi di pasar.


Reuters melaporkan pada Rabu lalu bahwa Arab Saudi akan senang jika harga minyak mentah dunia bisa menyentuh US$80 atau bahkan US$100 per barel. Hal ini menandakan bahwa negara eksportir utama minyak dunia ini tidak akan berupaya mengubah kesepakatan pemangkasan pasokan.

Selain itu, harga minyak juga ditopang oleh kemungkinan AS mengenakan sanksi kembali terhadap Iran, produsen minyak terbesar ketiga di OPEC, yang dapat mengurangi pasokan minyak dunia lebih jauh. (bir)
🌹

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terus melaju ke level tertinggi sejak Desember 2014. Kamis (19/4) pukul 7.27 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 di New York Mercantile Exchange menguat 0,41% ke level US$ 68,75 per barel.
Kenaikan harga masih berlanjut setelah kemarin minyak menguat 2,93% dalam sehari. Harga minyak WTI terus melaju dan mencapai level tertinggi sejak Desember 2014.
Harga minyak brent pun masih melaju hingga pagi ini. Harga minyak brent untuk pengiriman Juni 2018 di ICE Futures menguat 0,43% ke level US$ 73,80 per barel.
Kemarin, harga minyak acuan ini menguat 2,65%. Harga minyak brent ini adalah level tertinggi sejak Mei 2015.
Penurunan cadangan minyak Amerika Serikat (AS) membawa angin segar bagi pergerakan harga minyak dunia sejak kemarin. "Ini mungkin merupakan salah satu laporan paling bullish dalam beberapa waktu," ujar John Kilduff, mitra di Again Capital Management, New York seperti dikutip dari Reuters, Kamis (19/4).
Energy Information and Administration (EIA) melaporkan, untuk pekan yang berakhir 13 April pertumbuhan cadangan minyak mentah AS turun dari pekan sebelumnya 3,3 juta barel menjadi 1,1 juta barel. Padahal awalnya diperkirakan penurunannya hanya mencapai 500.000 barel saja.
Selain itu harga juga mendapat dukungan dari keyakinan Arab Saudi jika harga minyak bisa berada di kisaran US$ 80 - US$ 100 barel. Menurut tiga sumber Reuters, Saudi tidak akan mengubah kesepakatan pemotongan pasokan yang telah disepakati sebelumnya.

Apalagi harapan kenaikan harga ini semakin menguat dengan rencana Arab untuk melepas saham Aramco ke publik. "Saya tidak akan terkejut jika Arab Saudi ingin minyak mencapai US$ 100 barel sampai IPO ini keluar," tutur sumber tersebut.
🍉

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun pada akhir perdagangan Kamis (12/4/2018), di tengah kekhawatiran tercetusnya konflik akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 naik 25 sen dan berakhir di US$67,07 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 turun tipis 4 sen dan ditutup di US$72,02 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,07 terhadap WTI Juni.
Bursa minyak di New York memperpanjang kenaikannya di atas US$67 per barel, setelah menguat sekitar 2% pada Rabu, ke level tertinggi sejak Desember 2014.
Tingkat kepatuhan OPEC terhadap kesepakatan pengurangan output mencapai rekor untuk bulan kelima berturut-turut. Sementara itu, pengiriman dari anggota-anggota kelompok ini diperkirakan akan turun dalam empat pekan hingga 28 April, menurut Oil Movements.
Dilansir Bloomberg, Presiden Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan penasihat keamanan nasional untuk membahas tanggapan AS atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil oleh rezim di Suriah.
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar, pada Rabu (11/4) dikabarkan memintas sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh pemberontak Yaman pro-Iran di atas ibukotanya, hanya beberapa jam setelah Trump memperingatkan Amerika sedang bersiap untuk menyerang Suriah.
WTI namun sempat tergelincir pada awal sesi perdagangan, ketika Presiden Donald Trump dalam akun Twitter-nya menuliskan tidak pernah menentukan kapan tepatnya serangan terhadap Suriah akan terjadi.
“Pasar minyak sangat terkait dengan ketegangan geopolitik, terutama jika berada di Timur Tengah, jantung ekspor minyak global,” ujar Fatih Birol, direktur eksekutif International Energy Agency (IEA) kepada Bloomberg Television.
“Jika ketegangan terus berlanjut, maka akan terus berdampak pada pasar minyak dan harga. Tentunya, ini akan menjadi alasan untuk mendorong harga naik,” tambah Birol.
Ukuran volatilitas harga minyak yang melonjak pekan ini akibat spekulasi meningkatnya konflik di Timur Tengah dapat menghambat produksi minyak mentah dan menyurutkan pasokan global, mengerek harga.

Pada saat yang sama, tetap ada kekhawatiran bahwa melonjaknya produksi AS akan menghambat upaya OPEC dan aliansinya untuk memperketat pasar serta mendorong harga naik.
🍓
Bisnis.com, JAKARTA – Ketegangan geopolitik mencengkeram pasar minyak mentah dunia sekaligus mendorong harga minyak ke level tertinggi dalam tiga tahun pada perdagangan Rabu (11/4/2018).
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 melonjak US$1,31 dan ditutup di US$66,82 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan pada Rabu mencapai sekitar 74% di atas rata-rata 100 hari.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juni 2018 melonjak US$1,02 dan berakhir di US$72,06 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,32 terhadap WTI Juni.
Dilansir Bloomberg, Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, memintas rudal yang melewati ibukota kerajaan hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menyampaikan peringatan potensi serangan rudal Amerika terhadap Suriah.
Di sisi lain, laporan pemerintah AS tentang ekspansi persediaan minyak dalam negeri tidak banyak mempengaruhi pedagang di tengah pergolakan geopolitik.
“Pelaku pasar memperhatikan risiko geopolitik,” ujar Matt Sallee dari Tortoise di Leawood, Kansas. “Pedagang lebih tertarik pada gambaran besar.”
Dalam akun Twitternya pada Rabu, Trump memperingatkan agar Rusia bersiap-siap atas datangnya rudal.
“Rusia bersumpah akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, dengan hebat dan “cermat!”,” cuit Trump.
Sementara itu, Arab Saudi mengatakan memintas rudal balistik di atas Riyadh dan menembak jatuh dua drone di bagian lain negara itu. Ukuran volatilitas pasar minyak pun melonjak ke level yang terakhir terlihat pada pertengahan Februari.

“Risiko geopolitik telah mendongkrak pasar [minyak] ke level tertinggi tiga tahun. Ini adalah hari pertama dalam waktu yang lama bahwa arah pasar minyak mentah dan arah pasar saham telah menyimpang,” kata Thomas Finlon, Direktur Energy Analytics Group LLC di Wellington, Florida.
🍁
Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Senin (26/3/2018).
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 berakhir melemah 0,59% atau 0,45 poin di US$76,40/metrik ton.
Harga batu bara kontrak Januari 2019 telah tertekan selama empat hari perdagangan berturut-turut, sejak ditutup turun 0,32% atau 0,25 poin di posisi 78,25 pada perdagangan Rabu (21/3).
Adapun pada perdagangan Jumat (23/3), harga batu bara berakhir melemah 0,84% atau 0,65 poin di posisi 76,85.
Sejalan dengan batu hitam, harga minyak mentah berakhir negatif pada perdagangan Senin, saat meningkatnya ketegangan politik dan konflik di wilayah penghasil minyak mentah terbesar dunia gagal mendisrupsi pasokan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 turun 33 sen dan berakhir di US$65,55 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak Brent untuk pengiriman Mei 2018 juga turun 33 sen dan ditutup di US$70,12 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Dilansir Bloomberg, pemberontak Houthi yang didukung Iran melancarkan serangan rudal ke Arab Saudi pada hari Minggu (25/3) waktu setempat. Serangan ini menyebabkan jatuhnya korban namun tidak mengganggu infrastruktur minyak kerajaan.
Serangan itu terjadi dengan latar belakang kunjungan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman bersama para pemimpin Amerika Serikat (AS).
Pihak Arab Saudi menyatakan memintas tujuh rudal balistik yang ditembakkan di Riyadh dan kota-kota lain oleh pasukan Houthi di Yaman. Berbagai bandara di kerajaan Saudi juga menjadi sasaran.
“Banyak ketegangan geopolitik berdampak pada pasar pekan lalu,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, hedge fund berbasis di New York. “Wait and see. Kita [harga minyak] masih berada di level yang cukup tinggi.”
Pada awal sesi, minyak acuan AS sempat naik menjadi US$66,55 per barel, hargaintraday tertinggi sejak 25 Januari, sedangkan minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London menembus US$71.
Kenaikan harga pekan lalu di New York adalah yang terbesar sejak Juli, ketika Presiden Donald Trump menunjuk John Bolton sebagai penasehat keamanan nasional. Langkah ini menandakan AS mungkin mengambil garis keras terhadap Iran.
Pada saat yang sama, kelas aset berisiko menghadapi tantangan setelah rencana pengenaan tarif AS untuk impor logam memicu kekhawatiran tentang perang perdagangan global.
“Gambaran keseluruhan di sini adalah bahwa harga minyak telah bertahan cukup baik terlepas dari penurunan yang kita lihat di pasar ekuitas pekan lalu,” kata Jens Pedersen, analis senior di Danske Bank A/S.
Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Rotterdam
Tanggal                                    
US$/MT
26 Maret
76,40
(-0,59%)
23 Maret
76,85
(-0,84%)
22 Maret
77,50          
(-0,96%)
21 Maret
78,25
(-0,32%)
20 Maret
78,50
(+2,61%)







Sumber: Bloomberg

Comments

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    ReplyDelete
  2. Saya sangat bersyukur kepada Ibu Fraanca Smith karena telah memberi saya
    pinjaman sebesar Rp900.000.000,00 saya telah berhutang selama
    bertahun-tahun sehingga saya mencari pinjaman dengan sejarah kredit nol dan
    saya telah ke banyak rumah keuangan untuk meminta bantuan namun semua
    menolak saya karena rasio hutang saya yang tinggi dan sejarah kredit rendah
    yang saya cari di internet dan tidak pernah menyerah saya membaca dan
    belajar tentang Franca Smith di salah satu blog saya menghubungi franca
    smith konsultan kredit via email:(francasmithloancompany@gmail.com) dengan
    keyakinan bahwa pinjaman saya diberikan pada awal tahun ini tahun dan
    harapan datang lagi, kemudian saya menyadari bahwa tidak semua perusahaan
    pinjaman di blog benar-benar palsu karena semua hautang finansial saya
    telah diselesaikan, sekarang saya memiliki nilai yang sangat besar dan
    usaha bisnis yang patut ditiru, saya tidak dapat mempertahankan ini untuk
    diri saya jadi saya harus memulai dengan membagikan kesaksian perubahan
    hidup ini yang dapat Anda hubungi Ibu franca Smith via email:(
    francasmithloancompany@gmail.com)

    ReplyDelete
  3. Apakah Anda tertarik dengan pinjaman? Di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan keuangan kepada semua individu "pinjaman pribadi, pinjaman investasi, pinjaman rumah dan perusahaan pinjaman di seluruh dunia, tingkat bunga kami adalah 2% per tahun. Kami juga memberikan saran dan bantuan keuangan kepada klien kami dan pelamar. Jika Anda memiliki proyek yang baik atau ingin memulai bisnis dan memerlukan pinjaman untuk segera membiayainya, kami dapat membicarakannya, menandatangani kontrak, dan kemudian mendanai proyek atau bisnis Anda untuk Anda bersama dengan Bank Dunia dan Bank. Industri.

    Hubungi RIKA ANDERSON LOAN COMPANY hari ini untuk mata uang yang Anda inginkan.

    Kategori Bisnis

    Bisnis Merchandising.
    Bisnis manufaktur
    Bisnis Hibrid.
    Kepemilikan tunggal
    Kemitraan.
    Perusahaan.
    Perseroan terbatas.
    pinjaman pribadi.
    pinjaman investasi.
    Pinjaman Hutang.
    Kredit Pemilikan Rumah.

    PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON
    Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
    CEO Tel .: +1(914)705-7484
    Whatsapp: +1(914)705-7484
    Manajer Cabang: + 1-267-725-6459
    Manajer Cabang Whatsapp: + 1-267-725-6459

    ReplyDelete
  4. Saya ingin memberikan semua kemuliaan kepada Allah SWT untuk apa yang Dia gunakan Bunda Rahmat untuk melakukan dalam hidup saya. Nama saya adalah kemala cahyono dari kota bekasi di Indonesia, saya seorang janda dengan 3 anak, suami saya meninggal dalam kecelakaan pesawat dan sejak itu kehidupan telah sengsara.

    Sangat kejam bagi saya dan keluarga saya dan saya telah mencoba beberapa kali untuk mendapatkan pinjaman dari bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak karena saya tidak memiliki jaminan dan tidak bisa mendapatkan pinjaman dari bank dan saya sangat sedih.

    Pada hari yang didedikasikan ini ketika saya pergi melalui internet, saya melihat kesaksian Ibu Rahma bekerja tentang bagaimana dia mendapatkan pinjaman dari Ny. Grace dan saya menghubunginya untuk bertanya tentang ibu perusahaan pemberi pinjaman, Grace dan seberapa benar pinjaman itu dari Grace's ibu dan dia mengatakan kepada saya itu benar dan saya menghubungi Ms. Grace dan setelah mengajukan pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 24 jam.

    Saya mendapatkan uang pinjaman saya di rekening bank saya dan ketika saya memeriksa akun saya, uang pinjaman saya masih utuh dan saya sangat senang dan saya telah berjanji bahwa saya akan memberikan kesaksian kepada orang lain tentang rahmat ibu perusahaan pinjaman, jadi saya ingin untuk menggunakan media ini untuk memberikan saran kepada siapa saja yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi Mrs. Grace melalui email: gracealexanderloancompany@gmail.com dan Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya: cahyonokemala@gmail.com untuk informasi serta teman-teman saya Rahma Henny via email: rahmahenny45@gmail.com
    Nyonya Grace melalui email: gracealexanderloancompany@gmail.com

    ReplyDelete
  5. Halo, nama saya SALSABILLA ZULFKAR
    , memangsa hukuman di tangan kreditor palsu. Saya kehilangan sekitar Rp. 30.000.000 karena saya butuh modal besar Rp. 300.000.000, Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. Perdagangan saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini. Minggu lalu saya bertemu dengan seorang teman lama yang mengundang saya ke seorang ibu yang baik, Ms. KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp500.000,

    Ibu yang baik, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menerima ucapan terima kasih saya, dan semoga Tuhan terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan teman saya. Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberikan saran kepada orang Indonesia lainnya, ada banyak penipu di sana, jadi jika Anda memerlukan pinjaman dan keamanan dan siapa pun yang membutuhkan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany@gmail.com
    Anda masih dapat menghubungi ibu whatsApp nomor +1 (585) 708- 3478
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk informasi lebih lanjut.

    ReplyDelete
  6. Kabar baik Allah yang Maha Kuasa telah begitu setia kepada saya dan seluruh keluarga saya untuk menggunakan perusahaan pinjaman ibu Emily untuk mengubah situasi keuangan hidup saya untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih stabil sehingga sekarang saya memiliki bisnis sendiri di kotaNama saya Nur Khomariyah dari kota Sidoarjo, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu. Emily karena membantu saya dengan pinjaman yang baik setelah saya menderita di tangan pemberi pinjaman palsu yang menipu saya karena uang saya tanpa menawarkan saya pinjaman, saya memerlukan pinjaman selama 2 tahun terakhir untuk memulai bisnis saya sendiri di kota Sidoarjo tempat saya tinggal dan saya jatuh ke tangan perusahaan palsu di India yang telah menipu saya dan tidak menawarkan pinjaman kepada saya dan saya sangat frustrasi karena saya kehilangan semua uang saya ke perusahaan palsu di India, karena saya berutang kepada bank dan teman-teman saya dan saya tidak punya orang untuk dituju, sampai suatu hari teman setia saya menelepon Slamet Raharjo setelah membaca kesaksiannya tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari ibu perusahaan pinjaman Emily, jadi saya harus menghubungi Slamet Raharjo dan dia mengatakan kepada saya dan meyakinkan saya untuk menghubungi ibu emily bahwa dia adalah ibu yang baik dan saya harus memanggil keberanian dan saya menghubungi ibu emily perusahaan dan secara mengejutkan, pinjaman saya diproses dan disetujui dan dalam waktu 2 jam pinjaman saya dipindahkan ke akun saya dan saya sangat terkejut bahwa ini adalah keajaiban dan saya harus bersaksi tentang ibu pekerjaan yang baik Emilyjadi saya akan menyarankan semua orang yang membutuhkan pinjaman untuk menghubungi ibu perusahaan pinjaman Emily melalui email: emilygregloancompany@gmail.com. atau whatsapp +447860370916  dan saya meyakinkan Anda bahwa Anda akan bersaksi seperti yang telah saya lakukan dan Anda juga dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut tentang Mother Emily melalui saya email: nurkhomariyah1989@gmail.com dan Anda masih dapat menghubungi teman saya Nur Syarah yang memperkenalkan saya kepada Ms. Margaret melalui email: slametraharjo211989@gmail.comsemoga Tuhan terus memberkati dan mendukung ibu Emily yang telah mengubah kehidupan finansial saya.

    ReplyDelete
  7. kesaksian nyata dan kabar baik !!!

    Nama saya mohammad, saya baru saja menerima pinjaman saya dan telah dipindahkan ke rekening bank saya, beberapa hari yang lalu saya melamar ke Perusahaan Pinjaman Dangote melalui Lady Jane (Ladyjanealice@gmail.com), saya bertanya kepada Lady jane tentang persyaratan Dangote Loan Perusahaan dan wanita jane mengatakan kepada saya bahwa jika saya memiliki semua persyarataan bahwa pinjaman saya akan ditransfer kepada saya tanpa penundaan

    Dan percayalah sekarang karena pinjaman rp11milyar saya dengan tingkat bunga 2% untuk bisnis Tambang Batubara saya baru saja disetujui dan dipindahkan ke akun saya, ini adalah mimpi yang akan datang, saya berjanji kepada Lady jane bahwa saya akan mengatakan kepada dunia apakah ini benar? dan saya akan memberitahu dunia sekarang karena ini benar

    Anda tidak perlu membayar biayaa pendaftaran, biaya lisensi, mematuhi Perusahaan Pinjaman Dangote dan Anda akan mendapatkan pinjaman Anda

    untuk lebih jelasnya hubungi saya via email: mahammadismali234@gmail.comdan hubungi Dangote Loan Company untuk pinjaman Anda sekarang melalui email Dangotegrouploandepartment@gmail.com

    ReplyDelete
  8. selamat hari untuk semua orang di Indonesia dan juga untuk semua di Asia, nama saya Ny. Fatimah fahariah, saya ingin membagikan kesaksian hidup saya di sini di internet untuk semua warga negara Indonesia dan seluruh Asia untuk berhati-hati dengan pemberi pinjaman internet, Allah dukung saya melalui ibu yang baik, Ny. KARINA

    Setelah periode mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan ditolak sepanjang waktu, jadi saya memutuskan untuk mendaftar melalui pinjaman online tetapi saya ditipu dan saya mengganti Rp. 17.000.000 dengan pemberi pinjaman yang berbeda.

    Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, jadi saya berdiskusi dengan teman saya yang kemudian mengatakan kepada saya untuk menghubungi MRS KARINA, yang adalah pemilik PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND, jadi teman saya meminta saya untuk meminta permintaan dari Ibu KARINA , jadi saya mengumpulkan perjanjian dan menghubungi Ny. KARINA

    Saya meminta pinjaman sebesar Rp.800.000.000 dengan bunga 2%, jadi saya mendapat pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dan semuanya dilakukan dengan kredit transfer, karena tidak memerlukan jaminan dan jaminan untuk transfer. pinjaman. Saya hanya setuju untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi aplikasi mereka. untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari satu jam uang telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya dikreditkan dengan jumlah Rp. 800.000.000. Saya sangat senang karena ALLAH akhirnya menjawab doa saya dengan memberi saya permintaan hati saya.

    Semoga ALLAH memberkati MRS KARINA karena membuat hidup saya mudah, jadi saya meminta siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk dapat menghubungi MRS KARINA melalui email: karinarolandloancompany@gmail.com untuk pinjaman Anda atau whatsapp +1 (585) 708-3478

    Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar ALLAH akan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda juga.

    ReplyDelete
  9. semua berkat MRS KARINA ROLAND
    Nama saya ANNISA LOGAN, saya dari Indonesia, saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua warga negara Indonesia yang mencari pinjaman di internet bahwa mereka harus sangat hati-hati karena internet penuh dengan penipu, beberapa bulan yang lalu saya benar-benar membutuhkan pinjaman, untuk meningkatkan saloon penata rambut saya, tetapi saya jatuh ke tangan pemberi pinjaman palsu, yang hampir membuat hidup saya melarat, sampai seorang teman merujuk saya ke salah satu pemberi pinjaman bernama MOTHER KARINA, pemilik KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang saya hubungi dan dia mengatakan kepada saya bahwa jika saya dapat memenuhi syarat dan ketentuan mereka bahwa pinjaman saya akan diberikan kepada saya dalam waktu kurang dari 24 jam yang saya lakukan, setelah itu saya mengajukan pinjaman 450 juta rupiah setelah detail saya diverifikasi dalam waktu kurang dari 24 jam, rekening bank saya dikreditkan. sekarang saya sangat senang atas pekerjaan baik MOTHER KARINA dalam hidup saya dan keluarga saya, saya memutuskan untuk membagikan kesaksian saya tentang MOTHER KARINA, sehingga orang-orang dari negara saya dan kota saya dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman dalam bentuk apa pun, silakan hubungi MOTHER KARINA melalui email: karinarolandloancompany@gmail.com, atau whatsapp hanya +1 (585) 708-3478 Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: annisalogan622gan@gmail.com untuk pekerjaan baiknya dalam hidup saya dan keluarga saya.

    ReplyDelete
  10. Halo,
    nama saya Siti Aminah dari Indonesia, tolong saya sarankan semua orang di sini harus sangat berhati-hati, karena ada begitu banyak pemberi pinjaman pinjaman palsu di internet, tetapi mereka masih yang asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah ditipu oleh 4 pemberi pinjaman yang berbeda, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang karena hutang.

    Saya hampir menyerah sampai saya meminta saran dari seorang teman yang memperkenalkan saya kepada pemberi pinjaman asli dan perusahaan yang sangat dapat diandalkan yaitu Bunda Alicia Radu yang mendapatkan pinjaman saya dari 800 juta rupiah Indonesia dalam waktu kurang dari 24 jam Tanpa tekanan dan tekanan suku bunga rendah 2%. Saya sangat terkejut ketika memeriksa rekening bank saya dan menemukan jumlah pinjaman yang saya minta telah ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan sehingga saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dari Bunda Alicia Radu

    Saya ingin Anda mempercayai Bunda Alicia Radu dengan sepenuh hati karena ia sangat membantu dalam hidup saya dan kehidupan finansial saya. Anda harus menganggap diri Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, hubungi ibu Alicia Radu melalui email: (aliciaradu260@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya: (sitiaminah6749@gmail.com) jika Anda memerlukan informasi tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Ibu Alicia Radu, Anda sangat bebas untuk menghubungi saya dan saya akan dengan senang hati menjawab Anda karena Anda juga dapat membantu orang lain setelah Anda menerima pinjaman Anda.

    ReplyDelete
  11. KABAR BAIK!!!
    Nama saya Dian Pelangi dari Jakarta di Indonesia, saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk menyarankan semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, jadi banyak pemberi pinjaman di sini semuanya penipu dan mereka ada di sini Untuk menipu Anda dari uang yang Anda hasilkan dengan susah payah, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp1.000.000.000,00 dari seorang wanita di Turki dan saya kehilangan sekitar 27 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 27 juta. Namun saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang.
    Ketika pencarian saya untuk perusahaan pinjaman swasta yang dapat diandalkan terus berlanjut, saya melihat iklan lain secara online dan nama perusahaan tersebut adalah WORLD LOANS COMPANY dari Nigeria. Saya kehilangan 13 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman yang saya ajukan.
    God be the glory, seorang teman saya yang mengajukan pinjaman dan juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke sebuah perusahaan yang dapat diandalkan di mana Ny. Ana Michael sang manajer cabang bekerja, dan saya mengajukan pinjaman sejumlah Rp1.000.000.000,00, dan mereka meminta kredensial saya yang saya kirimkan dan setelah mereka selesai memverifikasi rincian saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu adalah lelucon dan mungkin itu adalah salah satu dari tindakan penipuan yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya kagum ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan suku bunga rendah 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang bahwa ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat dari mendapatkan bisnis saya terputus ke udara dan dilikuidasi dan hari ini bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakan dia tidak tahu tentang perusahaan fashion saya.
    Jadi saya menasehati semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk menyenangkan menghubungi Mars. Ana Michael melalui email: (anamichaelguarantytrustloans@gmail.com)
    Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (dianpelangiindonesia@gmail.com)
    Sekali lagi terima kasih semua untuk membaca kesaksian saya, dan semoga Tuhan terus memberkati kita semua dan memberi kita umur panjang dan kemakmuran dan semoga Tuhan melakukan pekerjaan yang sama baik dalam hidup Anda.

    ReplyDelete
  12. APAKAH ANDA MEMBUTUHKAN PINJAMAN YANG LUAR BIASA HARI INI?

    Apakah Anda seorang pengusaha atau wanita? Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk memulai usaha kecil dan menengah yang bagus? Apakah Anda memiliki skor kredit yang rendah dan Anda merasa kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda memerlukan uang untuk berinvestasi di bidang spesialisasi tertentu? Apakah Anda memiliki proyek yang belum selesai di ujung jari Anda karena dana yang tidak mencukupi? Ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pinjaman Anda hari ini untuk menyelesaikan semua masalah keuangan Anda.

    Kami telah menyediakan lebih dari $ 1 Miliar dalam pinjaman bisnis untuk lebih dari 15.000 pemilik bisnis seperti Anda. Kami menggunakan teknologi risiko kami sendiri yang ditunjuk untuk memberi Anda pinjaman bisnis yang tepat sehingga Anda dapat mengembangkan bisnis Anda. Layanan kami cepat dan dapat diandalkan, pinjaman disetujui dalam waktu 24 jam setelah aplikasi berhasil.

    Kredit kami dijamin 100% untuk keamanan maksimum adalah prioritas kami, tujuan utama kami adalah untuk membantu Anda mendapatkan layanan keuangan asli yang layak Anda dapatkan, program kami adalah cara tercepat untuk mendapatkan pinjaman yang Anda butuhkan. suku bunga murah untuk mengurangi tekanan pada pengeluaran bulanan. Dapatkan fleksibilitas untuk digunakan untuk tujuan apa pun - mulai dari liburan, pendidikan, hingga pembelian unik.
    hubungi saya untuk informasi lebih lanjut:
    (helenwilson719@gmail.com)
    WhatsApp: + 1-585-326-2165

    Kami menawarkan berbagai layanan keuangan yang meliputi: Pinjaman Pribadi, Pinjaman Konsolidasi Utang, Pinjaman Bisnis, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman yang Dijamin Pinjaman, Pinjaman Hipotek, Pinjaman Bayaran, Pinjaman Siswa, Pinjaman Komersial, Pinjaman Kredit Otomatis, Pinjaman Investasi, Pinjaman untuk Pembangunan, Pinjaman Pembelian, Pinjaman Konstruksi, dengan Suku Bunga Rendah 2% kami memberikan pinjaman kepada Perorangan, Perusahaan dan Agen. Dapatkan yang terbaik untuk keluarga dan rumah impian Anda dan skema pinjaman umum kami.


    Jika Anda tertarik untuk mendapatkan pinjaman, silakan hubungi kami dengan permintaan pinjaman Anda.
    Silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut:
    (helenwilson719@gmail.com)

    Salam,
    Nyonya HELEN WILSON
    helenwilson719@gmail.com
    WhatsApp: + 1-585-326-2165

    ReplyDelete
  13. Halo,
    nama saya Siti Aminah dari Indonesia, tolong saya sarankan semua orang di sini harus sangat berhati-hati, karena ada begitu banyak pemberi pinjaman pinjaman palsu di internet, tetapi mereka masih yang asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah ditipu oleh 4 pemberi pinjaman yang berbeda, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang karena hutang.

    Saya hampir menyerah sampai saya meminta saran dari seorang teman yang memperkenalkan saya kepada pemberi pinjaman asli dan perusahaan yang sangat dapat diandalkan yaitu Bunda Alicia Radu yang mendapatkan pinjaman saya dari 800 juta rupiah Indonesia dalam waktu kurang dari 24 jam Tanpa tekanan dan tekanan suku bunga rendah 2%. Saya sangat terkejut ketika memeriksa rekening bank saya dan menemukan jumlah pinjaman yang saya minta telah ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan sehingga saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa tekanan dari Bunda Alicia Radu

    Saya ingin Anda mempercayai Bunda Alicia Radu dengan sepenuh hati karena ia sangat membantu dalam hidup saya dan kehidupan finansial saya. Anda harus menganggap diri Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, hubungi ibu Alicia Radu melalui email: (aliciaradu260@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya: (sitiaminah6749@gmail.com) jika Anda memerlukan informasi tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari Ibu Alicia Radu, Anda sangat bebas untuk menghubungi saya dan saya akan dengan senang hati menjawab Anda karena Anda juga dapat membantu orang lain setelah Anda menerima pinjaman Anda.

    ReplyDelete
  14. Rencana investasi untuk pembiayaan proyek. Kami ingin memberi tahu Anda tentang program investasi yang mana
    membiayai proyek-proyek yang menguntungkan. Ketika itu terjadi
    Jika Anda memiliki ide inovatif untuk proyek bisnis atau bisnis, yang implementasinya tidak didanai, silakan hubungi kami langsung untuk membahas kemungkinan kemitraan dan menentukan apakah tujuan bersama dapat dicapai. Ada minat di bidang-bidang berikut.

    1. Pertanian - produksi tanaman dan hewan
    2. Pengolahan makanan
    3. Impor dan ekspor
    4. Penambangan
    5. Minyak dan gas
    6. Produksi
    7. Sektor layanan
    8. Grosir dan eceran
    9. IT dan telekomunikasi.
    10. Transportasi
    11. Kedokteran
    12. Listrik
    13. Pendidikan

    Informasi kontak: neil.macfadyeninvestment@gmail.com

    ReplyDelete
  15. Halo,
    Apakah Anda seorang pebisnis atau wanita? Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk memulai usaha kecil dan menengah yang menyenangkan? Apakah Anda memiliki skor kredit yang rendah dan Anda merasa kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda memerlukan uang untuk berinvestasi di bidang spesialisasi tertentu? Apakah Anda memiliki proyek yang belum selesai di ujung jari Anda karena dana yang tidak memadai? Inilah kesempatan untuk mendapatkan pinjaman Anda hari ini untuk menyelesaikan semua masalah keuangan Anda.

    kredit kami dijamin untuk keamanan maksimum adalah prioritas kami, tujuan utama kami adalah membantu Anda mendapatkan layanan keuangan terbaik yang layak Anda dapatkan, program kami adalah cara tercepat untuk mendapatkan apa yang Anda butuhkan dalam sekejap. Mengurangi pembayaran untuk mengurangi tekanan pada pengeluaran bulanan. Dapatkan fleksibilitas untuk digunakan untuk tujuan apa pun - mulai dari liburan, pendidikan, hingga pembelian unik

    Kami menawarkan berbagai layanan keuangan yang meliputi: Pinjaman Pribadi, Pinjaman Konsolidasi Utang, Pinjaman Bisnis, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Hipotek, Pinjaman Hari Bayaran, Pinjaman Komersial, Pinjaman Perumahan / Real Estate, Pinjaman Mobil, Kredit Kredit Otomatis, Pinjaman Investasi, Pinjaman untuk Pengembangan, Pinjaman Pembelian, Pinjaman Konstruksi, Suku Bunga Rendah Dari 2% untuk Pembatalan untuk Perorangan, Perusahaan dan Badan. Dapatkan yang terbaik untuk keluarga dan rumah impian Anda serta skema pinjaman umum kami.

    Kami menawarkan semua jenis pinjaman - berlaku Sekarang.

    Silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut:
    (victoriacarol65@gmail.com)

    Salam,
    Nyonya Victoria Carol
    victoriacarol65@gmail.com
    WhatsApp: + 1-315-284-1764
    Viber: + 1-315-284-1764

    ReplyDelete
  16. Ia luar biasa apabila saya fikir semuanya telah selesai dengan saya, nama saya susan garcia, dari phillipine, Mrs. Karina Rolanda datang untuk menyelamatkan saya hidup saya. Saya sangat terhutang budi kepada orang-orang yang saya meminjam dari geng memerangi saya dan kemudian menangkap saya akibat hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan masa tangguh diberikan kepada saya apabila saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan membuat wang untuk membayar semua hutang yang saya terima jadi saya diberitahu bahawa ada pemberi pinjaman sah secara online jadi saya harus mencari melalui blog yang saya ditipu sebelum tetapi apabila saya menemui SYARIKAT KARINA ROLAND LOAN, Tuhan mengarahkan saya untuk iklannya di blog kerana tarikan saya untuk itu benar-benar satu keajaiban mungkin kerana Tuhan telah melihat bahawa saya mempunyai banyak penderitaan itulah sebabnya dia mengarahkan saya kepadanya. Oleh itu saya memohon dengan penuh semangat selepas beberapa jam pinjaman saya diluluskan oleh Lembaga dan dalam masa 24 jam saya telah dikreditkan dengan jumlah yang tepat yang saya maksudkan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Pinjaman Peribadi ketika saya bercakap dengan anda sekarang saya boleh jelaskan semua hutang saya dan sekarang saya mempunyai supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya makan atau mengambil pembiayaan, apa jua keputusan saya tidak mempunyai urusan dengan Polis, saya kini wanita yang bebas. Anda ingin mengalami kemerdekaan kewangan seperti saya, sila hubungi Ibu menerusi e-mel syarikat: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp +15857083478 Anda tidak boleh membahaskan fakta bahawa dalam kesulitan dunia ini anda memerlukan seseorang untuk membantu anda mengatasi kewangan perolehan dalam hidup dalam satu cara atau lain, jadi saya memberi anda mandat untuk mencuba dan menghubungi Puan Karina Roland di alamat di atas supaya anda dapat mengatasi kemelesetan kewangan dalam hidup anda. Anda boleh menghubungi saya melalui e-mel berikut: (garciasusan113@gmail.com)) Sentiasa menjadi positif dengan Puan KARINA ROLAND dia akan melihat anda melalui semua cabaran kewangan anda dan kemudian memberikan anda pandangan kewangan dan kebebasan baru untuk mengatasi semua kebimbangan anda.

    ReplyDelete
  17. Halo, nama saya adalah SALSABILLA ZULFKAR yang mengutuk hukuman di tangan pemiutang palsu. Saya kehilangan sekitar Rp. 30,000,000 kerana saya memerlukan modal besar Rp. 300,000,000 ,. Saya hampir mati, saya tidak mempunyai tempat untuk pergi. Perdagangan saya telah musnah, dan dalam proses saya kehilangan anak dan ibu saya. Saya tidak boleh tahan lagi kejadian ini. Minggu lalu saya berjumpa seorang sahabat lama yang menjemput saya kepada seorang ibu yang baik, Cik KARINA ROLAND LOAN COMPANY, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp.500,000,000

    Ibu yang baik, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menerima terima kasih saya, dan semoga Allah terus memberkati ibu yang baik KARINA ROLAND dan rakan saya. Saya juga ingin menggunakan peluang ini untuk memberikan nasihat kepada orang Indonesia yang lain, terdapat banyak penipu di sana, jadi jika anda memerlukan pinjaman dan keamanan dan siapa saja yang memerlukan pinjaman harus cepat, hubungi KARINA ROLAND melalui email karinarolandloancompany@gmail.com
    Anda masih boleh menghubungi nombor whatsApp ibu +1 (585) 708- 3478
    Anda juga boleh menghubungi saya melalui e-mel: (salsabillazulfikar4@gmail.com). untuk maklumat lanjut.

    ReplyDelete
  18. SELAMAT DATANG DI KARINA ROLAND LOAN COMPANY, (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp hanya di +1(585)708-3478, tujuan kami adalah untuk menyediakan Layanan Profesional Sangat Baik.
    Apakah Anda seorang pria atau wanita bisnis? Apakah Anda berada dalam kekacauan keuangan atau apakah Anda memerlukan dana untuk memulai bisnis Anda sendiri? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk memulai Skala Kecil dan bisnis menengah yang bagus? Apakah Anda memiliki skor kredit rendah dan Anda kesulitan mendapatkan modal dari bank lokal dan lembaga keuangan lainnya?

    Pinjaman kami diasuransikan dengan baik untuk keamanan maksimum adalah prioritas kami, tujuan utama kami adalah untuk membantu Anda mendapatkan layanan yang Anda layak, Program kami adalah cara tercepat untuk mendapatkan apa yang Anda butuhkan dalam sekejap. Kurangi pembayaran Anda untuk mengurangi beban pengeluaran bulanan Anda. Dapatkan fleksibilitas yang dapat Anda gunakan untuk tujuan apa pun - mulai dari liburan, pendidikan, hingga pembelian unik

    Kami menawarkan semua jenis layanan keuangan kepada individu yang membutuhkan pinjaman yang meliputi: Pinjaman Pribadi, pinjaman konsolidasi Utang, Pinjaman Bisnis, Pinjaman Pendidikan, Pinjaman Terjamin Hipotek, Pinjaman Tanpa Jaminan, Pinjaman Hipotek, Pinjaman Gaji, Pinjaman Siswa, Pinjaman Komersial, Pinjaman Investasi , Pinjaman Pembangunan, Pinjaman Otomatis, Pinjaman Konstruksi, dengan suku bunga rendah sebesar 2% per tahun untuk perorangan, perusahaan dan badan hukum. Dapatkan yang terbaik untuk keluarga Anda dan miliki rumah impian Anda juga dengan skema Pinjaman Umum kami.

    Silakan, hubungi kami untuk informasi lebih lanjut jika Anda tertarik: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau hubungi kami hanya di +1(585)708-3478

    ReplyDelete
  19. Nama ::::: Nisrina Endang
    Email ::::::: endangnisrina@gmail.com
    Pinjaman Hibah :::::: BCA Rp250.000.000
    Alamat ::::::::: dari Makassar, Indonesia

    Saya Ny. Nisrina Endang dari Makassar, Indonesia, saya menggunakan media untuk memberi tahu saudara dan saudari saya bagaimana saya baru saja mendapat pinjaman 250 juta dari seorang ibu yang baik ketika anak saya sakit dan membutuhkan transplantasi ginjal yang saya lakukan. t memiliki semua uang, orang menolak untuk meminjamkan saya uang, bank saya menolak saya sampai saya bertemu dengan saksi Ny. Pertiwi Gesang email pertiwigesang@gmail.com dan ibu Merpati Darma dengan email merpatidarma@gmail.com yang memperkenalkan saya dengan pinjaman yang baik perusahaan bernama PERUSAHAAN RANSEL BANTUAN Ibu RIKA.

    Mereka memberi saya pinjaman untuk membayar tagihan medis anak saya dan mendirikan bisnis tanpa jaminan dengan bunga 2%, Ny. Rika adalah penyelamat hidup, semoga Tuhan terus memberkati ibu yang jujur atas kebaikannya.


    PERUSAHAAN PINJAMAN RIKA ANDERSON
    Email ;: rikaandersonloancompany@gmail.com
    WA +19147057484

    ReplyDelete
  20. Saya senang dan bersyukur saya mendapat pinjaman Rp200.000.000. Apakah Anda seorang pria atau wanita dan Anda telah mencari pinjaman, dan Anda telah ditolak oleh bank Anda. Saya ingin memberi tahu Anda hari ini bahwa Anda bisa mendapatkan pinjaman dari perusahaan online terbaik dan Anda tidak perlu mengisi banyak dokumen juga, mereka juga memiliki tingkat bunga yang baik. Saya dikenalkan dengan PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND oleh seorang teman yang telah mendapatkan pinjaman dari mereka, saya membutuhkan uang tunai dan saya mengunjungi bank saya dan mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman karena kredit buruk. Saya senang sekarang karena saya dapat mendirikan bisnis besar yang saya impikan. Pembayaran saya akan segera dimulai. Berhentilah membuang-buang waktu Anda dengan semua pemberi pinjaman di luar sana dan kunjungi PERUSAHAAN PINJAMAN KARINA ROLAND untuk mendapatkan dana pinjaman Anda. Anda dapat menghubungi mereka melalui EMAIL ATAU WHATSAPP karinarolandloancompany@gmail.com atau +15857083478

    ReplyDelete
  21. Nama saya CORINA ALVARADO, saya dari Filipina dan saya tinggal di kota dipolog. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menulis kepada orang-orang yang membutuhkan pinjaman di internet bahwa jika Anda memerlukan pinjaman nyata dan sah, ibu karina roland adalah perusahaan yang tepat untuk diterapkan dari saya ditipu oleh 2 perusahaan saya mengajukan permohonan untuk pinjaman dari dan karina roland adalah perusahaan ketiga yang saya lamar dari saya menerima pinjaman saya dari karina roland perusahaan pinjaman dalam waktu kurang dari 6 jam seperti yang dikatakan perusahaan kepada saya, jadi siapa pun yang membutuhkan pinjaman online tanpa scammed harus mengajukan permohonan dari karina roland dan menjadi yakinlah bahwa Anda akan senang dengan perusahaan ini. Anda hanya dapat menghubungi perusahaan ini melalui whatsapp +1 (585) 7083-478 atau mengirim email ke karinarolandloancompany@gmail.com. Salam kepada siapa pun yang membaca pesan ini di seluruh dunia. Anda dapat menghubungi saya melalui email untuk informasi lebih lanjut (alvaradocorina7@gmail.com)

    ReplyDelete
  22. Nama saya SHARON LOGAN, saya dari Washington, DCUSA, saya ingin menggunakan media ini untuk menulis kepada orang-orang di internet yang membutuhkan pinjaman nyata, bahwa jika Anda memerlukan pinjaman tanpa ditipu, berlaku dari KARINA ROLAND LOAN COMPANY adalah perusahaan yang tepat untuk diterapkan dari saya seorang guru. Saya ditipu 2 kali oleh perusahaan palsu yang berkeinginan menjadi pemberi pinjaman tetapi pada akhirnya scammed, tetapi sekarang saya tidak lagi khawatir karena KARINA ROLAND telah membantu saya jadi jika Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melakukan proyek atau bisnis apa pun yang akan membuat perusahaan ini tersenyum di wajah Anda. Saya juga telah memperkenalkan sebagian besar teman saya ke perusahaan ini dan hanya 2 teman saya yang mengatakan kepada saya bahwa mereka telah menerima pinjaman di sana, salah seorang teman saya menerima pinjaman $ 39.000,00 dolar dan yang lain dari teman saya menerima jumlah $ 65.000,00 dolar sehingga siapa pun yang membutuhkan pinjaman online berlaku dari perusahaan ini dan Anda akan yakin, karena perusahaan ini sangat membantu dan Tuhan akan terus menggunakannya untuk membantu orang yang membutuhkan loa n. Jika Anda memerlukan pinjaman online, ajukan permohonan dari perusahaan ini dan hubungi mereka melalui ini berarti alamat email karinarolandloancompany@gmail.com atau whatsapp hanya +1(585)708-3478 dan Anda juga dapat menghubungi saya melalui email sharonlogan023@gmail.com untuk informasi lebih lanjut. , Terima kasih semua.

    ReplyDelete
  23. Halo semuanya, Nama saya Siska wibowo saya tinggal di Surabaya di Indonesia, saya seorang mahasiswa, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman untuk sangat berhati-hati karena ada banyak perusahaan pinjaman penipuan dan kejahatan di sini di internet , Sampai saya melihat posting Bapak Suryanto tentang Nyonya Esther Patrick dan saya menghubunginya melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)

    Beberapa bulan yang lalu, saya putus asa untuk membantu biaya sekolah dan proyek saya tetapi tidak ada yang membantu dan ayah saya hanya dapat memperbaiki beberapa hal yang bahkan tidak cukup, jadi saya mencari pinjaman online tetapi scammed.

    Saya hampir tidak menyerah sampai saya mencari saran dari teman saya Pak Suryanto memanggil saya pemberi pinjaman yang sangat andal yang meminjamkan dengan pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp200.000.000 dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau tekanan dengan tingkat bunga rendah 2 %. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa rekening bank saya dan menemukan bahwa nomor saya diterapkan langsung ditransfer ke rekening bank saya tanpa penundaan atau kekecewaan, segera saya menghubungi ibu melalui (estherpatrick83@gmail.com)

    Dan juga saya diberi pilihan apakah saya ingin cek kertas dikirim kepada saya melalui jasa kurir, tetapi saya mengatakan kepada mereka untuk mentransfer uang ke rekening bank saya, karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres atau penundaan.

    Yakin dan yakin bahwa ini asli karena saya memiliki semua bukti pemrosesan pinjaman ini termasuk kartu ID, dokumen perjanjian pinjaman, dan semua dokumen. Saya sangat mempercayai Madam ESTHER PATRICK dengan penghargaan dan kepercayaan perusahaan yang sepenuh hati karena dia benar-benar telah membantu hidup saya membayar proyek saya. Anda sangat beruntung memiliki kesempatan untuk membaca kesaksian ini hari ini. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi Madam melalui email: (estherpatrick83@gmail.com)

    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (siskawibowo71@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau menginginkan prosedur untuk mendapatkan pinjaman

    Sekarang, yang saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman bulanan yang saya kirim langsung ke rekening bulanan Nyonya seperti yang diarahkan. Tuhan akan memberkati Nyonya ESTHER PATRICK untuk Segalanya. Saya bersyukur

    ReplyDelete
  24. Apakah Anda mencari pinjaman untuk memulai bisnis atau proyek yang sesuai keinginan Anda? Di KARINA ROLAND LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan keuangan untuk semua individu yang membutuhkan pinjaman seperti "pinjaman pribadi, pinjaman investasi, pinjaman rumah dan perusahaan pinjaman di seluruh dunia, suku bunga kami adalah 2% per tahun. Kami juga memberikan saran keuangan dan bantuan kepada klien dan pelamar kami. Jika Anda memiliki proyek yang baik atau ingin memulai bisnis dan memerlukan pinjaman untuk segera membiayainya, kami dapat membicarakannya, menandatangani kontrak, dan kemudian mendanai proyek atau bisnis Anda untuk Anda bersama dengan Bank Dunia dan Bank Industri.

    Hubungi KARINA ROLAND LOAN COMPANY hari ini untuk mata uang yang Anda inginkan.

    Kategori Bisnis

    Bisnis Merchandising.
    Bisnis manufaktur
    Bisnis Hibrid.
    Kepemilikan tunggal
    Kemitraan.
    Perusahaan.
    Perseroan terbatas.
    pinjaman pribadi.
    pinjaman investasi.
    Pinjaman Hutang.
    Kredit Pemilikan Rumah.
    Pinjaman hipotek
    Laon otomatis.
    Pinjaman pelajar.
    Pinjaman bayaran.
    Pinjaman Islaicm.
    Pinjaman pertanian.
    Pinjaman gereja.

     PERUSAHAAN PINJAMAN

    Kebutuhan keuangan Anda Hubungi kami melalui Email:
    Email: karinaloancompany@gmail.com atau WhatsApp saja +1 (585) 708-3478 ...

    ReplyDelete
  25. widya Tarmuji, saya ingin bersaksi tentang pekerjaan baik Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan beberapa daSaya ri kata-kata itu, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Jadi, Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman curang di internet, tetapi mereka sangat asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban 6 kreditor pemberi pinjaman, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka.

    Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya menjelaskan situasi saya, kemudian memperkena

    Jadi saya memutuskan untuk membagikan pekerjaan baik Tuhan melalui TRACYMORGANLOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinyalkan saya ke sebuWah perusahaan pinjaman yang kredibel, TRACYMORGANLOANFIRM. Saya mendapat pinjaman Rp. 800.000.000 dari TRACYMORGANLOANFIRM dengan tingkat rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman, Anda dapat menghubungi MRS melalui email: (TRACYMORGANLOANFIRM@gmail.com)

    Jika Anda memerlukan bantuan dalam proses pinjaman, Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (widyatarmuji@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka, Tn. Tonimark, email: (Tonimark28@gmail.com). Apa yang saya lakukan adalah memastikan bahwa saya tidak pernah dipenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sebagaimana disepakati dengan perusahaan pinjaman.

    ReplyDelete
  26. Negara: Indonesia
    WhatsApp: +62 838-3669-4853
    Alamat: Surabaya
    email saya: nurbrayani750@gmail.com
    nama saya Nurbrayani, saya ingin bersaksi tentang pekerjaan ALLAH yang baik dalam hidup saya, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak pemberi pinjaman palsu ada di internet, tetapi mereka sangat asli dalam pemberi pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban dari pemberi pinjaman 2 kredit yang curang, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya menjelaskan situasi saya kemudian memperkenalkan saya kepada pemberi pinjaman pinjaman yang andal. Ny. Alicia Radu Saya mendapatkan pinjaman saya sebesar Rp350.000.000 dari Ny. Alicia Radu dengan sangat mudah dalam 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk membagikan karya baik ALLAH melalui Bunda Alicia Radu dalam kehidupan keluarga saya.

    Jadi jika Anda membutuhkan pinjaman, hubungi ibu Alicia Radu melalui email: (aliciaradu260@gmail.com)

    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (nurbrayani750@gmail.com) jika Anda memerlukan informasi tentang bagaimana saya mendapatkan pinjaman dari Ibu Alicia Radu

    ReplyDelete
  27. Semua terima kasih kepada Ny. KARINA ROLAND untuk membantu saya dengan pinjaman saya setelah ditipu oleh orang-orang palsu yang telah menjadi peminjam pinjaman.
    Nama saya Annika amahle mokoena, saya dari Afrika Selatan dan saya tinggal di kota Johannesburg. Sebulan yang lalu saya sedang mencari pinjaman online dan saya melihat pemberi pinjaman pinjaman yang berbeda di internet dan saya melamar dari mereka dan semua yang saya dapatkan adalah scammers, saya melamar lebih dari 2 perusahaan dan saya ditipu sepanjang waktu. Jadi saya menyerah harapan sampai saya memutuskan untuk memeriksa lagi apakah saya akan menemukan bantuan ketika saya mencari dan saya memutuskan untuk mencari perusahaan pinjaman yang sah. Saya menemukan perusahaan ini bernama KARINA ROLAND LOAN COMPANY. Saya melihat banyak kesaksian yang dikomentari orang tentang dia tetapi karena saya ditipu beberapa kali saya pikir itu scam tapi saya melakukan apa yang saya diminta untuk lakukan dan saya menunggu pinjaman saya dan Nyonya KARINA ROLAND mengatakan kepada saya dalam waktu kurang dari 24 jam waktu Anda dengan pinjaman saya dengan aman saya tidak percaya Karena saya pikir itu juga scam sehingga hari itu malam hari di Afrika Selatan dan saya tidur di pagi hari berikutnya ketika saya bangun saya menerima peringatan dari rekening bank saya dan segera saya menelepon manajer bank saya untuk konfirmasi dan manajer bank mengatakan kepada saya untuk segera datang ke bank dan saya segera pergi begitu saya tiba di sana manajer bank memeriksa akun saya dan melihat sejumlah $ 127,000.00 USD yang merupakan Dolar Amerika Serikat dan saya menjelaskan kepada manajer saya bahwa saya mengajukan pinjaman online dan bank saya Manajer terkejut jika ada masih perusahaan pinjaman nyata dan sah secara online saya sangat senang semua berkat MRS KARINA ROLAND saya memutuskan untuk menulis di internet karena saya melihat orang lain melakukannya dan bersaksi tentang perusahaan ini itu sebabnya saya memposting pesan ini secara online kepada siapa pun yang membutuhkan pinjaman bahkan jika Anda telah ditipu sebelum mengajukan permohonan dari perusahaan ini dan yakinlah bahwa perusahaan ini tidak akan mengecewakan Anda. Salam kepada siapa pun yang membaca pesan saya dan Anda dapat menghubungi perusahaan ini melalui surat (karinarolandloancompany@gmail.com) atau whatsapp hanya +1 (585) 708-3478, Sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang membaca kesaksian ini, Anda dapat menghubungi saya juga untuk informasi lebih lanjut ..... annikaamahlemokoena@gmail.com

    ReplyDelete
  28. Apakah Anda mengalami kesulitan keuangan atau Anda ingin memenuhi impian Anda dengan dana?
    Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk melunasi tagihan Anda, Memulai atau memperluas bisnis Anda?
    Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari Pemberi Pinjaman keras atau Bank karena tingginya biaya / persyaratan pinjaman?
    Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk alasan yang sah?
    Maka khawatir kami datang untuk menawarkan pinjaman kepada pelamar yang tertarik baik lokal maupun luar negeri tidak peduli jenis kelamin atau lokasi tetapi usia harus 18 tahun ke atas.
    Kembali ke kami untuk negosiasi jumlah yang Anda butuhkan akan menjadi keputusan yang bijaksana.
    JENIS PINJAMAN KAMI
    Pinjaman ini dibuat untuk membantu klien kami secara finansial, dengan tujuan mengurangi beban keuangan. Untuk alasan apa pun, pelanggan dapat menemukan rencana pinjaman yang sesuai dari perusahaan kami yang memenuhi persyaratan keuangan.

    Data pemohon:
    1) Nama Lengkap:
    2) Negara
    3) Alamat:
    4) Seks:
    5) Bekerja:
    6) Nomor Telepon:
    7) Posisi saat ini di tempat kerja:
    8 Penghasilan bulanan:
    9) Jumlah pinjaman yang dibutuhkan:
    10) Periode pinjaman:
    11) Apakah Anda mendaftar sebelumnya:
    12) Tanggal Lahir:
    Hubungi perusahaan pinjaman Gloria S melalui email:
    {gloriasloancompany@gmail.com} atau
    Nomor WhatsApp: +1 (815) 427-9002
    Salam Hormat

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

terkait perbankan (bbri, bbca, bnii)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)