analisis teknikal n fundamental sederhana : ADRO

per tgl 29 Oktober 2019, analisis teknikal prof @ ADRO neh:

JAKARTA, investor.id - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mendapat dukungan positif menyusul pengesahan UU Minerba yang baru, karena dapat menopang pertumbuhan berkelanjutan perseroan. Sedangkan upaya Pemerintah Tiongkok menjaga harga batu bara juga menjadi sentimen positif bagi Adaro. 
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengungkapkan, DPR sebelumnya telah menyetujui revisi UU Minerba. Revisi regulasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan industri hilir dan mendorong perekonomian dalam negeri dalam jangka panjang. 
“Revisi regulasi ini memungkinkan penambang, khususnya izin penambang dengan perjanjian karya pertambangan batu bara (PKP2B), memperpanjang izin operasionalnya dengan birokrasi lebih sederhana dan terpusat. Meski besaran pungutan royalti dan pajak belum dapat dipastikan,” tulis Andy dalam risetnya, baru-baru ini. 
Dia menegaskan, Adaro Energy dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan menjadi pemegang PKP2B yang paling diuntungkan ke depan atas revisi peraturan tersebut. Hal ini mendorong Mirae Asset Sekuritas merevisi naik prospek saham emiten pertambangan batu bara menjadi overweight dengan menempatkan saham ADRO dan ITMG sebagai pilihan teratas. 
Terkait harga jual batu bara tahun ini, Andy menurunkan proyeksi rata-rata harga jual batu bara global selama 2020-2021 menjadi masing-masing US$ 65 per ton (turun 7,1%) dan US$ 70 per ton (turun 6,7%). Penurunan itu dipengaruhi oleh strategi Pemerintah Tiongkok yang menyeimbangkan produksi dalam jangka pendek.
 Produksi batu bara Tiongkok direvisi lebih rendah menjadi menjadi 3,32 miliar ton tahun ini dan diharapkan meningkat menjadi 3,49 miliar ton pada 2021. 
Harga tersebut untuk menjadikan harga jual batu bara tetap berada di levelyang masuk akal dalam jangka menengah guna mendukung produsen batu bara Negara tersebut tetap bertahan. 
Sebab itu, Mirae menaikkan rekomendasi saham ADRO menjadi trading buy dengan target harga Rp 1.260. Target harga tersebut telah mempertimbangkan ekspektasi solidnya volume produksi perseroan pada kisaran 54 juta ton pada 2020 dan 2021. 
Begitu juga stripping ratio diharapkan bertahan sebesar 4,3 kali dan 4,6 kali. Meski demikian, Andy memproyeksikan penurunan laba bersih Adaro Energy menjadi US$ 316,8 juta tahun ini dibandingkan tahun lalu senilai US$ 404,2 juta. Pendapatan diperkirakan turun dari US$ 3,45 miliar menjadi US$ 2,5 miliar. Sebelumnya, analis Trimegah Sekuritas Richard Suher man mengungkapkan, ratarata harga jual batu bara telah memasuki level terendah pada kuartal II tahun ini, sehingga peluang kenaikan harga jual lebih tinggi dibandingkan penurunan, untuk beberapa bulan mendatang. Kenaikan juga didukung oleh peningkatan permintaan setelah lockdown akibat pandemi telah dibuka di sejumlah negara. “Kami memperkirakan harga jual batu bara akan berangsurangsur pulih setelah pembukaan lockdown di sejumlah negara. Namun, kenaikan relatif terbatas dan membutuhkan waktu lama. Kenaikan harga jual juga didukung oleh penurunan suplai dari Tiongkok dan Indonesia,” tulis Richard dalam risetnya. Salah satu lokasi tambang Adaro Energy Terkait permintaan batu bara global, menurut dia, diperkirakan tetap rendah. Adaro Energy menargetkan produksi berkisar 54-58 juta ton tahun ini. Sedangkan pendapatan perseroan diproyeksikan mencapai US$ 2,7 miliar tahun ini dan laba bersih sebesar US$ 280 juta. Meski kinerja operasional perseroan menghadapi tantangan, Adaro Energy memiliki kekuatan yang didukung oleh neraca keuangan yang sehat dan pengendalian biaya yang berjalan baik. Perseroan juga mencatat debt to equity sebesar 0,5 kali atau tergolong rendah. Interest rate coverage mencapai 10,9 kali. Perseroan juga membukukan kas internal yang besar mencapai US$ 1,6 miliar. “Data tersebut menunjukkan bahwa perseroan memiliki ruang yang baik untuk bertahan di tengah kondisi seperti sekarang. Perseroan juga didukung oleh faktor positif, yaitu pengendalian biaya yang baik di tengah harga jual batu bara yang rendah, seperti yang pernah dilakukan pada 2016,” ungkap Richard. Berbagai faktor tersebut mendorong Trimegah Sekuritas menaikkan rekomendasi saham ADRO dari netral menjadi beli dengan target harga Rp 1.350. Target harga tersebut mencerminkan perkiraan PE tahun ini sekitar 7 kali. Target tersebut juga mengindikasikan rasio dividen perseroan yang besar dengan perkiraan dividendyield mencapai 6% tahun ini. Target tersebut juga telah mempertimbangkan perkiraan laba bersih Adaro Energy sebesar US$ 280 juta tahun ini dan pendapatan sebesar US$ 3,45 miliar. Trimegah Sekuritas memperkirakan penurunan produksi batu bara Adaro Energy menjadi 53,9 juta ton tahun ini dibandingkan realisasi tahun lalu yang mencapai 57,7 juta. Proyeksi itu sejalan dengan penurunan stripping ratio perseroan dari 4,5 kali menjadi 4,4 kali. Begitu juga dengan rata-rata harga jual diperkirakan turun dari US$ 57,7 per ton menjadi US$ 53,9 per ton. Adaro Energy merupakan perusahaan pertambangan batu bara yang terintegrasi mulai dari kegiatan jasa perdagangan, jasa, industri, pengangkutan batu bara, bengkel, pertambangan, hingga konstruksi. Perseroan juga mengembangkan pembangkit listrik. Sedangkan PT Adaro Strategic Investments bertindak sebagai pemegang 43,91% saham Adaro. Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir pernah mengatakan, kondisi pasar batu bara diproyeksikan tetap menantang pada 2020 akibat pandemi global. “Kami melakukan upaya terbaik untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini dengan dukungan operasi, model bisnis, dan posisi keuangan yang solid,” ujarnya.. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Regulasi Perkuat Prospek Adaro Energy"
Penulis: Parluhutan Situmorang
Read more at: http://brt.st/6F47
🍉

JAKARTA, Investor.id – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menetapkan dividen tunai tahun buku 2019 sebesar US$ 250 juta. Angka tersebut mencerminkan rasio dividen sebesar 62% dari laba bersih tahun lalu mencapai US$ 404 juta. 
Dividen perseroan terdiri dari dividen tunai interim sebesar US$ 150 juta yang telah dibayarkan pada 15 Januari 2020 dan US$ 100 juta yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai final. 
Pembagian dividen ini telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Adaro Energy Rabu (20/5). Sementara itu, sisa laba bersih tahun lalu sebesar US$ 150,5 juta dialokasikan sebagai laba ditahan dan sebesar US$ 3,5 juta akan disisihkan sebagai dana cadangan. Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan, di tengah kondisi pasar yang sulit pada 2019, perseroan berhasil mencapai kinerja yang solid berkat keunggulan operasional dan pengendalian biaya yang berkelanjutan. 
Perseroan akan terus berfokus untuk meningkatkan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi. “Kami perkirakan kondisi pasar batu bara akan tetap sulit pada 2020 yang diperburuk oleh pandemi global. Kami melakukan upaya terbaik untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini dengan dukungan operasi, model bisnis dan posisi keuangan yang solid,” jelas dia dalam keterangan resmi, Rabu (20/5). 
 Dalam RUPST tersebut, para pemegang saham menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan dan laporan keuangan konsolidasi perseroan untuk tahun 2019. Para pemegang saham membebaskan dan melepaskan secara penuh (acquit et décharge) seluruh anggota direksi dan dewan komisaris perseroan dari segala tindakan kepengurusan dan pengawasan yang dijalankan selama tahun fiskal yang berakhir 31 Desember 2019. 
Pemegang saham Adaro juga menunjuk komite nominasi dan remunerasi, yang fungsinya dijalankan oleh dewan komisaris perseroan, untuk menentukan honorarium atau gaji, dan remunerasi lainnya untuk anggota dewan komisaris dan direksi perseroan untuk tahun fiskal 2020 dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perseroan. Adaro Energy mencatatkan kenaikan produksi batubara sebesar 14,41 juta ton hingga kuartal I-2020 atau naik 5% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 13,75 juta ton. Sementara itu, perseroan membukukan EBITDA operasional sebesar US$ 265 juta, dan laba inti sebesar US$ 136 juta. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Adaro Energy Tebar Dividen US$ 250 Juta"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: http://brt.st/6AzY

🍒


JAKARTA, investor.id – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan produksi batu bara sebanyak 14,41 juta ton pada kuartal I-2020 atau naik 5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 13,75 juta ton. Sementara itu, perseroan membukukan EBITDA operasional senilai US$ 265 juta dan laba inti US$ 136 juta. “Kinerja kami pada kuartal I-2020 merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam keterangan resmi. Garibaldi menegaskan, di situasi yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, perseroan senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran, dan menjaga posisi keuangan yang sehat. Sebab, pasar batu bara yang lemah semakin terpukul dengan adanya pandemi Covid-19 yang memicu penurunan aktivitas bisnis maupun industri. Adapun kenaikan sebesar 5% untuk volume produksi batu bara perseroan disebabkan oleh kuatnya permintaan pada awal kuartal I-2020, walaupun pasar batu bara mengalami kondisi yang sulit. Lebih lanjut Garibaldi mengungkapkan, pihaknya tetap bertahan di posisi yang baik untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini dengan dukungan operasi dan posisi keuangan yang solid. “Model bisnis yang terintegrasi dan efisien telah terbukti sukses dalam menghadapi siklus batu bara dan pilar-pilar non-batu bara akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro Energy serta menjadi penyeimbang volatilitas batu bara,” tutur dia. Adapun pendapatan usaha Adaro Energy pada kuartal-I 2020 mencapai US$ 750 juta atau turun 11% dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 846 juta. Penurunan harga jual rata-rata batu bara sebesar 17% menjadi penyebab turunnya pendapatan perseroan. Sedangkan beban pokok pendapatan pada kuartal I-2020 turun 5% menjadi US$ 552 juta dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 581 juta. Efisiensi tersebut disebabkan penurunan nisbah kupas yang sejalan dengan panduan perusahaan. Di sisi lain, untuk mengantisipasi kondisi yang sulit di pasar batu bara, Adaro telah menurunkan panduan untuk nisbah kupas tahunan menjadi 4,3 kali. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) turun 12% sepanjang tahun berjalan karena kenaikan produksi, penurunan nisbah kupas, dan penurunan biaya bahan bakar secara year on year (yoy). Hingga kuartal I-2020, Adaro telah menggunakan anggaran belanja modal bersih sebesar US$ 56 juta. Belanja modal digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pengembangan Adaro MetCoal Companies (AMC). Arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas pembiayaan pada kuartal-I 2020 mencapai US$ 223 juta, yang disebabkan kenaikan pembayaran dividen. Perseroan membayarkan dividen interim pada 15 Januari 2020 sebesar US$ 150 juta. Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar US$ 6,92 miliar hingga kuartal I-2020. Aset lancar naik 24% menjadi US$ 1,83 miliar, sedangkan aset non-lancar turun 8% menjadi US$ 5,09 miliar. Perseroan berhasil mempertahankan saldo kas yang sehat pada akhir Maret 2020 yang tercatat sebesar US$ 1,25 miliar. Menurut Garibaldi, di tengah pandemi Covid-19 yang menantang, perseroan berupaya untuk terus melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan untuk menjaga operasi yang aman dan andal. “Hal ini merupakan tantangan yang tidak terduga bagi kita semua, dan saya menghargai upaya para karyawan sekalian yang telah menghadapi tantangan ini,” ujarnya. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Kuartal I, Produksi Batu Bara Adaro Naik 5%"
Penulis: Thereis Love Kalla
Read more at: http://brt.st/6Agz
🍓

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dan menguat 0,21% ke level 6.265,38 pada Senin (28/10). Berikut merupakan rekomendasi teknikal tiga saham pilihan dari sejumlah analis untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (29/10).
1. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100)
Pergerakan saham BMRI muncul doji candle dengan moving average (MA) 5 di area golden cross. Untuk indikator MACD masih bergerak naik dan RSI menguat meski stochastic overbought. Selain itu, volume perdagangan juga menurun.
Rekomendasi: Buy
Support: Rp 6.800
Resistance: Rp 7.275
Achmad Yaki, Analis BCA Sekuritas
2. PT Adaro Energy Tbk (ADRO, anggota indeks Kompas100)
Saham ADRO berada pada posisi wave (c) dari wave (b), dimana harga saham masih berpotensi menguat. Hal ini juga terlihat dari MACD, stochastic dan RSI yang menunjukkan tanda-tanda penguatan. Sedangkan untuk moving average (MA), harga sudah menyentuh MA5 yang berpotnesi menguat terbatas.
Rekomendasi: Buy on weakness (BoW)
Support: Rp 1.300
Resistance: Rp 1.420
Herditya Adi Wicaksana, Analis MNC Sekuritas
3. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA, anggota indeks Kompas100)
Pergerakan harga saham JPFA terlihat pola down ward bar yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan harga saham JPFA. Potensi tersebut juga didukung indikator RSI yang menunjukkan overbought atau jenuh jual.
Rekomendas: Sell
Support: Rp 1.710
Resistance: Rp 1.880
Muhammad Nafan Aji, Binaartha Sekuritas
🍉


per tgl 26 September 2019, analisis teknikal oleh analis profesional neh : 
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound 0,14% ke level 6.146,40, Rabu (25/9). Berikut ini rekomendasi teknikal tiga saham pilihan dari sejumlah analis untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (26/9).
1. PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100)
Terlihat pola bullish inside bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan harga saham. Indikator MACD dan RSI menunjukkan sinyal positif. Namun, indikator ADX dan Williams%R mulai memperlihatkan sinyal negatif.
Rekomendasi: Hold
Support: Rp 5.500
Resistance: Rp 6.500
Muhammad Nafan Aji, Binaartha Parama Sekuritas
2. PT Adaro Energy Tbk (ADRO, anggota indeks Kompas100)
Saham ADRO ditutup membentuk pola tren bullish disertai dengan rendahnya volume perdagangan. Indikator stochastic berada di area oversold yang menandakan sinyal jenuh jual. Saham ADRO masih berpeluang bergerak variatif.
Rekomendasi: Buy on Weakness
Support: Rp 1.230
Resistance: Rp 1.380
Edo Ardiansyah, Erdhika Elite Sekuritas
3. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF, anggota indeks Kompas100)
Pergerakan minor tren masih cenderung sideways. Harga saham KLBF ditutup di bawah MA13 dengan indikator MACD negatif namun cenderung kea rah positif. Adapun indikator stochastic cenderung netral dengan volume turun.
Rekomendasi: Hold
Support: Rp 1.675
Resistance: Rp 1.690
Sukarno Alatas, OSO Sekuritas
🍒


per tgl 12 Sep 2019, tren harga saham ADRO bakal m7 1500 seh, mungkin sentuh 1505 lage: 
ati2 JENUH BLI ya. tertinggi pernah 1935 seh. 
🍓

per tgl 09 09 2019, dah dekat tertinggi lage : 
🍒


per tgl 06 September 2019:
dari analisis teknikal sederhana tampak: 
- tren kenaekan harga saham, stidaknya sjak tertekan @ 1010 (15 Agustus 2019)
- tren harga saham di atas tren SMA 5, 20 n 60
- tren stochastic slow menanjak tinggi, namun masuk JENUH BLI tuh (d atas 80)
kesimpulan sederhana n kasar: tren harga saham ADRO masuk area bullish jangka pendek, menengah, n panjang, walo saat ini agak terhenti karna stochastic uda Jenuh Bli. Mungkin 1470 bisa menjadi sasaran harga dalam 3 bulan terakhir, s/d akhir 2019. 
🍉


per tgl 14 Juni2019, analisis teknikal oleh analis prof @ adro, excl neh :
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berikut ini rekomendasi teknikal tiga saham pilihan dari sejumlah analis untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (14/6).
1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

Terlihat pola bullish inside bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham.
Hal ini didukung oleh indikator MACD yang sudah membentuk pola golden crossdi area negatif, sementara indikator RSI menunjukkan sinyal positif.
Rekomendasi: Akumulasi beli
Support: Rp 1.250
Resistance: Rp 1.300
Muhammad Nafan Aji, Binaartha Sekuritas
2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Muncul hammer candle dengan volume perdagangan meningkat namun MA3 dan stochastic death cross dan RSI melemah.
Rekomendasi: Sell on strength
Support: Rp 2.790
Resistance: Rp 2.980
Achmad Yaki, BCA Sekuritas
3. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Ada pada tren minor dalam uptrend. Harga ditutup bearish candle dan sudah berada di area everbought serta berhasil ditutup di atas moving average periode 34 hari. 
Disamping itu indikator stochastic sudah overbought dan berpotensi dead crossdengan volume turun. Harga berpotensi turun ke level 1530 dulu antisipasi taking profit.
Rekomendasi: Sell
Support: Rp 1.530
Resistance: Rp 1.655
Oso Sekuritas, Sukarno Alatas
🍒


per tgl 28 Maret 2019, teknikal saham ADRO saat publikasi kerugian SRTG neh : 


secara tren teknikal, tren harga tertinggi dalam 2 taon terakhir @ 18 Februari 2018 (2480). dalam catatan JO per tgl 28 Maret 2019: 1340, harga penutupan. Berarti dalam periode stidaknya 1 taon terakhir harga saham ADRO turun sekira 85%. Bahkan s4 s/d sekira 1190 (saat cum DIVIDEN). Saat ini scara teknikal stochastic menunjukkan gejala kuat beli saham namun tetap lom masuk area jenuh beli (61, lom k 80). Tren kenaekan harga saham jangka pendek (MA 20d) mase menghalangi kenaekan harga saham ADRO. Namun jika tembus MA 20d @ 1350, asal lom masuk area jenuh beli, maka bisa aza batas atas Bollinger Band @ 1521 bisa aza didekati n bahkan tertembus. Mungkin Semester 2/2019 pasca kepastian hasil pilpres n trade peace agreements between the USA n China.  
Scara matematika rumus keuangan aset, ekuitas n liabilitas (kewajiban), ada rumus: L + E = A. 
Artinya: E = akumulasi ekuitas (modal) tampaknya mempengaruhi akumulasi liabilitas (kwajiban, utanK, tagihan) n akumulasi total aset. Saat harga saham turun maka Ekuitas pasti anjlok. Padahal kewajiban TIDAK IKUT TURUN, maka yang IKUT TURUN itu total aset. Jika kwajiban tetap, aset turun, ekuitas turun, maka penghasilan usaha sbagai bagian aset juga turun. Penghasilan turun akan berakibat pada laba. Laba yang turun bisa aza menjadi kerugian, ujungnya. Karna rumus laba/rugi: 
Penghasilan/Pemasukan - Biaya (smua jenis biaya, termasuk pajak). 
Jadi ekuitas itu sbenernya refleksi laba juga, penghasilan juga n biaya2 juga. ADRO wajib mengendalikan biaya2, walo harga BBM dalam kondisi sedikit naek harganya. Kemampuan ADRO mengendalikan biaya terutama ditentukan oleh kapasitas n fungsi kepemimpnan direksi ADRO, walo barisan komisaris mungkin juga akan berpengaruh juga. 
🍎

per tgl 05 Feb 2018, tren harga saham ADRO @ 2580
🌸
per tgl 24 Januari 2018, tren harga saham ADRO @ 2450 neh :

ekspektasi: batas atas Bollinger Band tlah tembus @ 2251 k 2420, jauh di atas MA 20D @ 1893, support kuat tren harga saham ADRO ... namun dah masuk AREA JENUH BELI (catatan: beli itu biasanya angkat tren IHSG) @ stochastic ... secara sederhana: tren harga saham ADRO akan menguat karna tlah tembus batas atas BB sbagai breakthrough (breaking upward), namun karna dalam 2 taon terakhir ini merupakan REKOR TERTINGGI, maka ada risiko penurunan sebagai koreksi (valuasi bisa kemahalan) n profit taking k 2K, atwa bahkan k 1800an... tapi secara jangka panjang, tetap BULLISH... well, liat aza :)

Comments

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

terkait perbankan (bbri, bbca, bnii)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)