terkait saham INFRASTRUKTUR (2): isu fundamental (tlkm, jsmr, wika, excl)

πŸššπŸšπŸš›πŸš™

20 Saham Paling Perkasa Sepanjang 2021, Ada DCII hingga BBYB

Sinyal Kuat Lonjakan Laba XL

EXCL Rilis ‘XL SATU Fiber’, Layanan Konvergensi Pertama di Indonesia

EXCL: rencana akuisisi link-net

EXCL: antara LINK n FREN

EXCL: akusisi LINK 2022

EXCL: imbas akuisisi LINK 2022

EXCL: pendapatan kuartal 1/2022 tumbuh 

Meski pendapatan turun, analis rekomendasikan beli saham XL Axiata (EXCL)

Tetap rekomendasikan buy EXCL, Samuel Sekuritas turunkan target harga jadi Rp 3.000

XL Tak Khawatir Kualitas Layanan Dipantau Kemenkominfo

Disney akan menutup 18 kanal saluran TV, Ini Tanggapan XL Axiata (EXCL)

Dampak Persaingan di Industri Telekomunikasi terhadap XL

EXCL: jual kepemilikan saham

EXCL: kurangi saham data center

EXCL: sinergi + bank digital

EXCL Gandeng Suryacipta Swadaya Gelar Jaringan Fiber Optik dan Solusi Bisnis di Kawasan Industri Suryacipta Karawang

Kehadiran sistem komunikasi kabel bawah laut (SKKL) Google-Facebook akan membuat seluruh masyarakat Indonesia memiliki pengalaman yang sama dalam mengakses internet cepat, sehingga diharapkan terjadi pemerataan ekonomi digital

Pendapatan Pendapatan naik tipis, laba bersih Telkom Indonesia (TLKM) tumbuh 11,5% pada 2020naik tipis

Diterpa sentimen lelang frekuensi 5G, ini rekomendasi saham TLKM, FREN, EXCL & ISAT

Siap-Siap Dividen Triliunan, Telkom (TLKM) Mau RUPST

Tingkatkan Digitalisasi Pariwisata, TLKM Jalin Kerja Sama dengan Sabre

Gojek Dipercaya Bergerak Eksponensial Usai Raih USD300 Juta

Wow! WEGE Lifting Atap Jakarta International Stadium Seberat 3.900 Ton

11 Bank Beri Pembiayaan Rp 11 Triliun untuk Jalan Tol Serang-Panimbang

Bisnis Indihome TLKM terancam lagi, kini giliran Jasa Marga (JSMR) bisnis Internet

Dilebur jadi Telkomsel Prabayar, begini nasib pelanggan Simpati, Kartu AS, Loop

TLKM: sinergi Microsoft

Tak hanya andalkan Jalan Tol, Jasa Marga (JSMR) kini ekspansi ke bisnis internet

Axiata Group Bhd, induk usaha dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dikabarkan sedang dalam diskusi lanjutan untuk mengakuisisi saham Link Net.

Telkom Bidik Pembangunan Data Center Hyperscale Tahap I Rampung 2021

TLKM: digitalisasi bikin puas

Mitratel: anak usaha TLKM di bidang MENARa

TLKM: prospek jangka panjang Mitratel

Mitratel ditargetkan gelar IPO sebelum akhir tahun 2021

TLKM: jadwal IPO mitratel

MTEL: IPO Rp 800 per saham

IPO Mitratel Selangkah Lagi, Dirut Telkom Beberkan Alasan di Baliknya

Tren harga saham tlkm dekat rekor: 

Per tgl 22 Desember 2021: 

Per tgl tsb : 4170 diincar lage




RAPBN 2022: anggaran infrastruktur NAEK

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona yang menekan berbagai lini bisnis nyatanya justru menjadi katalis positif bagi emiten sektor telekomunikasi. Dengan penerapan kebijakan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH), penggunaan data dan internet pun meningkat sehingga menjadi katalis positif untuk sektor telekomunikasi.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, secara umum pendapatan sektor telekomunikasi mengalami kenaikan. PT Indosat Tbk (ISAT) misalnya, emiten ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 13,45 triliun. Perolehan tersebut naik 9,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 12,39 triliun.

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan pada semester I-2020. FREN mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,30 triliun atau naik 41,98% secara year on year (yoy). 

Baca Juga: TOWR Tetap Ekspansif, Belanja Modal Sudah Terserap 65%

Sementara PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) justru mengalami penurunan pendapatan. TLKM tercatat memperoleh pendapatan konsolidasi sebesar Rp 66,85 triliun pada enam bulan terakhir. Jumlah tersebut turun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana TLKM mencatatkan Rp 69,34 triliun.

Sedangkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) hingga saat ini belum merilis laporan keuangan semester I-2020. Namun, pendapatan EXCL pada kuartal I-2020 mengalami kenaikan sebesar 9% menjadi Rp 6,4 triliun.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan perbedaan kinerja emiten telekomunikasi pada semester I mengindikasikan ketatnya kompetisi. Hal tersebut tercermin dari kinerja pemain yang lebih kecil seperti ISAT dan FREN berhasil menunjukkan perbaikan kinerja sementara pemain besar seperti TLKM justru kesulitan menjaga pertumbuhan pendapatan.

“Perbedaan kinerja antara pemain besar dan pemain kecil ini mengindikasikan konsumen masih sensitif dengan harga, terlebih ketika ekonomi sedang melambat seperti saat ini. Dengan kompetisi semakin ketat, efisiensi jaringan dan operasional akan menjadi penentu bagi kelangsungan bisnis emiten telekomunikasi,” ujar Etta kepada Kontan.co.id, Sabtu (8/8).

Baca Juga: Turun tipis, Telkom cetak pendapatan Rp 66,9 triliun dan laba bersih Rp 10,99 triliun

Etta melihat hal ini tercermin dari kinerja TLKM yang berhasil menjaga laba bersih karena mencatatkan penurunan beban operasional sebesar 25% secara year on year. Sementara ISAT dari segi beban operasional hanya turun 1,52% sedangkan FREN justru naik 11,83%. 

Sementara analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani mengatakan sejatinya TLKM bisa membukukan kenaikan laba bersih pada paruh pertama ini. 

“Hal tersebut disebabkan TLKM kembali mencatatkan rugi penurunan nilai investasi atas kepemilikan di Tiphone (TELE) sebesar IDR 342 miliar. Jika tidak disertai rugi ini, sebenarnya TLKM dapat mencatatkan peningkatan laba,” ujar Selvi.

🍊



Bisnis.com,JAKARTA — PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom mencetak laba bersih Rp10,98 triliun pada semester I/2020. Jumlah tersebut turun tipis dibandingkan dengan pencapaian pada semester I/2019.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020 yang dipublikasikan Jumat (7/8/2020), Telkom Indonesia mengantongi pendapatan Rp66,85 triliun per 30 Juni 2020. Realisasi itu turun 3,58 persen dari Rp69,34 triliun periode yang sama tahun lalu.

Sejumlah beban yang dikeluarkan oleh emiten berkode saham TLKM itu tercatat menurun secara tahunan pada semester I/2020. Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi turun 25,53 persen menjadi Rp16,22 triliun per 30 Juni 2020.

Beban pemasaran perseroan juga turun 26,90 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,45 triliun per 30 Juni 2020. Beban umum dan administrasi perseroan juga turun 2,89 yoy menjadi Rp2,89 triliun pada semester I/2020.

Dengan sejumlah penurunan beban itu, TLKM mencetak laba usaha Rp22,25 triliun per 30 Juni 2020. Pencapaian itu naik 0,19 persen dari Rp22,21 triliun pada semester I/2019.

Sayangnya, biaya pendanaan emiten telekomunikasi milik negara itu naik 12,92 persen yoy menjadi Rp2,31 triliun. Perseroan juga membukukan rugi penurunan nilai investasi Rp342 miliar.

Dengan demikian, TLKM membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp10,98 triliun pada semester I/2020. Pencapaian itu turun 0,80 persen dari Rp11,07 triliun periode 30 Juni 2019.

Di sisi lain, saham TLKM ditutup melemah 40 poin atau 1,32 persen ke posisi 2.980. Saham TLKM dibuka di level 3.020 dan bergerak di rentang 2.970 hingga 3.030 sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (7/8/2020).

Saham TLKM diperdagangkan sebanyak 15.884 kali dengan volume 78,35 juta lembar senilai Rp234,19 miliar. Dalam sepekan terakhir, saham TLKM tercatat turun 4,18 persen. Bila dibandingkan dengan periode awal tahun, saham TLKM tergerus 24,94 persen.

πŸ’


JAKARTA, iNews.id - Menteri BUMN, Erick Thohir meminta perusahaan pelat merah bisa berkiprah di mancanegara. Dengan begitu, Indonesia tidak melulu menjadi target pasar melainkan, bisa menjadi produsen bagi pasar global. 

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, Erick tengah menyiapkan kejutan dalam program BUMN go global. Sinergi antar perusahaan akan didorong untuk memperkuat bisnis di pasar luar negeri.

"Yang pasti akan membuat BUMN kita sangat kuat di luar negeri dan akan lebih kompak mengatur market bersama-sama, bisa melihat peluang bersama-sama, dan sambil memanfaatkan kekuatan BUMN," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, sebenarnya ada beberapa BUMN yang sudah berekspansi ke pasar luar negeri. Berdasarkan catatan iNews.id, setidaknya ada enam BUMN yang mulai go global:

1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Tak hanya jago kandang, BUMN konstruksi ini sudah mengembangkan jaringan bisnis di luar. WIKA banyak menggarap proyek di Afrika seperti Senegal, Niger, dan Aljazair.

Di Senegal, WIKA menggarap gedung perkantoran 33 lantai, Goree Tower. Perusahaan juga merenovasi Istana Presiden di Niger. Sementara pada 2017, WIKA memperoleh kontrak pembangunan rumah subsidi di Aljazair sebanyak 150 tower apartemen dengan kapasitas 4.000 unit tempat tinggal.

Selain itu, WIKA membangun bandara internasional di Timor Leste. Baru-baru ini, perseroan juga ikut bagian dalam proyek MRT di Taiwan.

2. PT Pertamina (Persero)

Pertamina cukup aktif mencari cadangan migas di luar negeri. Ekspansi bisnis itu dilakukan lewat anak usaha, Pertamina Internasional EP (PIEP).

Saat ini, Pertamina mengelola aset migas di 12 negara, yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Colombia dan Angola. Total produksi migas lapangan luar negeri ini sekitar 99.000 ribu barel per hari dan gas bumi 261 juta setara minyak.

Selain menambang minyak, Pertamina juga aktif menjual produk pelumas di pasar global. Sejauh ini, sudah ada 17 negara termasuk Australia dan Afrika Selatan yang menjadi tempat penjualan Pertamina.

3. Perum Peruri 

Perusahaan percetakan mata uang pelat merah ini punya sejarah panjang bisnis di luar negeri. Negara-negara yang pernah dicetak mata uangnya di antaranya Thailand, Filipina, Malaysia, Bangladesh, serta Nepal.

Baru-baru ini, Perum Peruri memperoleh kepercayaan mencetak uang Peru untuk tiga pecahan dari total empat pecahan yang ditenderkan. Tak hanya mata uang, Perum Peruri juga mencetak paspor, kartu pintar, prangko, dan dokumen-dokumen penting lainnya.

4. PT INKA (Persero)

PT Industri Kereta Api (Persero) atau yang dikenal dengan sebutan INKA juga sudah go global. Perusahaan yang bermarkas di Madiun, Jawa Timur itu memenangkan tender pengadaan lebih dari 1.050 gerbong kereta api di Bangladesh pada 2020.

Proyek tersebut bukan yang pertama kali terjadi. Pada 2019 juga memenangkan tender pengadaan 250 kereta api di Bangladesh. Perusahaan itu kini tengah membidik pasar di negara Afrika lainnya dan Asia Tenggara.

5. PT Kimia Farma (Persero) Tbk

BUMN farmasi, Kimia Farma juga melebarkan sayap ke Arab Saudi lewat anak usaha, Kimia Farma Dawaa. Di sana, Kimia Farma memiliki 19 apotek yang tersebar di Mekkah, Madinah, Jeddah, dan Thaif.

Ekspansi apotek Kimia Farma di Arab Saudi untuk membidik pasar para peziarah, baik haji dan umrah. Selain itu, warga lokal juga menjadi target pasar Kimia Farma.

6. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Telkomcel, cucu usaha Telkom, didirikan pada 2013 untuk ekspansi bisnis ke Timor Leste. Telkom membangun jaringan telekomunikasi di negara bekas bagian dari Indonesia itu.

Telkomcel yang didirikan untuk pasar luar negeri itu siap mengembangkan bisnis ke berbagai negara. Pasalnya, jaringan telekomunikasi Telkom sudah mencapai 250.000 km dari New York-Indonesia dan Los Angeles-Indonesia.

πŸ“


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per Selasa (7/7), Telkom Group (TLKM) akhirnya membuka akses platform video on demand (VOD) Netflix setelah hampir empat tahun diblokir.

Pembukaan akses Netflix ini merupakan apresiasi emiten pelat merah tersebut yang dilakukan dengan komitmen Netflix untuk mengikuti sejumlah penyesuaian untuk pasar Indonesia.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menilai, keputusan ini bakal menguntungkan kedua belah pihak, baik TLKM maupun Netflix.

Sebab, TLKM adalah operator telekomunikasi terbesar di Indonesia sementara Netflix adalah perusahaan streaming terbesar yang beroperasi di Indonesia dan dilaporkan bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga lalu lintas internet di Amerika Serikat.

Baca Juga: Usai buka akses Netflix, ini rencana Telkom (TLKM) selanjutnya

Namun, Etta menilai hal ini akan menghasilkan manfaat yang lebih besar untuk TLKM. Sebab, TLKM  dapat memperoleh pendapatan dari bisnis Enterprise (yaitu colocation server), dan penghematan biaya dari bandwidth.

Sementara itu, pengguna akan merasa tergugah untuk berlangganan ke layanan fixed broadband TLKM, yakni IndiHome. Hal ini karena Indihome memiliki fitur download (unduh) yang lebih murah dibandingkan dengan streaming langsung

Etta juga menilai, pembukaan akses ini dapat menjadi peluang TLKM untuk mengembangkan produk baru termasuk paket keluarga.

“Kemitraan baru ini akan membuka peluang untuk menjual paket bundling baru, yang bisa lebih murah daripada membelinya secara terpisah,” tulis Etta dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (8/7).

Etta mencontohkan, operator seluler asal Negeri Jiran yakni Maxis telah mengadopsi paket keluarga dengan menawarkan fiber optik tanpa batas (mulai dari MYR 89 per bulan dengan kecepatan 30 Mbps), layanan seluler, dan perangkat gratis. Etta menilai, cepat atau lambat hal ini dapat diterapkan di Indonesia, terutama pasca konsolidasi jaringan.

Baca Juga: Netflix dan lima penyedia layanan digital asing jadi pemungut pajak

Dengan menimbang keuntungan yang diperoleh TLKM dari adanya kerjasama ini, Etta mempertahankan rekomendasi beli untuk TLKM.

“Kami mempertahankan target EV/EBITDA kami menjadi 6,3x (+0,5 stdev), yang mencerminkan nilai wajar Rp4,950. Rekomendasi beli dengan 52,3% upside,” pungkasnya.

Namun, ada pula beberapa risiko utama yang membayangi saham TLKM, mulai dari persaingan ketat dan perang harga, pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat, dan daya beli konsumen yang menurun. 

🍊


Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten tengah mempersiapkan pelunasan surat utang baik obligasi maupun medium term notes yang akan jatuh tempo sepanjang semester II/2020.

Terdekat, Emiten telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) harus melunasi Obligasi II Telkom Tahun 2010 Seri B dengan jumlah pokok Rp1,99 triliun pada 6 Juli 2020.

Selanjutnya, Telkom juga memiliki total dua MTN yang akan jatuh tempo total Rp496 miliar September 2020. Artinya, perseroan memiliki surat utang jatuh tempo hampir Rp2,5 triliun.

VP Corporate Finance & Investor Relations Telekomunikasi Indonesia Andi Setiawan mengatakan telah mempersiapkan dana internal untuk melunasi obligasi dan MTN yang akan jatuh tempo. Pihaknya mengklaim likuiditas emiten berkode saham TLKM itu tetap baik.

“Memang ada sedikit pengaruh akibat pandemi, khususnya di segmen enterprise. Namun, segmen lain yaitu mobile seluler dan consumer [Indihome] masih tetap baik,” jelasnya kepada Bisnis.

Dikutip dari keterangan yang disampaikan perseroan melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/7/2020), Telkom menyatakan kesiapannya melakukan pembayaran pokok Obligasi II Telkom Tahun 2020 Seri B.

“Kami telah mempersiapkan sumber dana pelunasan yang berasal dari dana internal perseroan,” tulis manajemen dalam surat yang ditandatangani oleh VP Corporate Finance & Investor Relation Andi Setiawan.

Untuk diketahui, obligasi tersebut memiliki tingkat bunga tetap 10,2 persen per tahun dengan tanggal penerbitan 6 Juli 2010. Pembayaran kupon surat utang tersebut dilakukan setiap triwulan dengan wali amanat PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA).

Adapun, hasil pemeringkatan PT Pefindo untuk obligasi tersebut adalah idAAA (Triple A) dengan outlook stabil.

Obligasi tersebut tidak dijamin dengan agunan khusus berupa benda, pendapatan atau aktiva lain serta tidak termasuk dalam program penjaminan bank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan lembaga penjaminan lainnya.

Sebagai gambaran, emiten bersandi TLKM ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp34,19 triliun sepanjang kuartal pertama tahun 2020. Perolehan tersebut menyusut 1,85 persen secara tahunan dibandingkan pendapatan perseroan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp34,84 triliun.

Dari situ, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik perseroan juga menurun 5,82 persen secara tahunan menjadi Rp5,82 triliun.

Sementara itu pada pos liabilitas, kewajiban TLKM terpantau membengkak 10,97 persen, dari yang semula Rp103,95 triliun menjadi Rp115,36 triliun. Pun, kewajiban tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp64,04 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp51,31 triliun.

Adapun, ekuitas perseroan juga tercatat naik 7,93 persen menjadi Rp126,54 triliun dari sebelumnya Rp117,25 triliun.

Kemudian pada pos aset, per kuartal I/2020 perseroan membukukan aset sebesar Rp241,91 triliun, naik 9,36 persen dari total aset yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp221,20 triliun.

Kas bersih dari aktivitas operasi sepanjang kuartal I/2020 tercatat meningkat signifikan yakni 34,84 persen menjadi Rp17,60 triliun dari semula Rp13,05 triliun. Di sisi lain, kas bersih untuk aktivitas investasi keluar lebih sedikit yakni mencapai Rp5,08 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp6,20 triliun.

Sementara untuk aktivitas pendanaan, Telkom tercatat melakukan pengeluaran berkali lipat pada kuartal I/2020 dibandingkan kuartal I/2019, yang mana di kuartal tahun ini kas bersih untuk pendanaan sebesar Rp6,85 triliun, sedangkan sebelumnya hanya Rp898 miliar.

Adapun kas setara kas akhir tahun TLKM naik 4,21 persen, dari yang semula Rp23,28 triliun menjadi 24,36 triliun.

πŸ‰


Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom mengalami aksi jual-beli yang pesat dari investor asing. Setelah menjadi top net foreign buy pada awal perdagangan, TLKM berbalik menjadi top net foreign sell.

Setelah terkoreksi 1,25 persen pada perdagangan Kamis (18/6/2020), IHSG dibuka menguat 0,79 persen ke level 4.964,39 pada perdagangan hari ini.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menjadi yang paling laris diborong oleh investor asing, dengan pembelian sebanyak Rp10,9 miliar. Hasil ini juga membawa saham TLKM naik 0,91 persen ke Rp3.300.

Namun, pada pukul 10.13 WIB, saham TLKM berbalik melemah 0,91 persen menjadi Rp3.250. Investor asing pun berbalik melakukan net sell Rp28,1 miliar. Bahkan, TLKM menjadi saham yang paling banyak dibuang asing.

Sepanjang hari ini, saham TLKM bergerak di rentang Rp3.250 - Rp3.340. Total transaksinya mencapai Rp203,61 miliar.


Dikutip dari pengumuman pemanggilan RUPST tahun buku 2019 yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, Telkom akan menggelar RUPST pada Jumat (19/6/2020) di Auditorium Telkom Landmark Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pukul 14.00 WIB.

Rapat juga akan dilaksanakan menggunakan fasilitas e-proxy meski tetap dilakukan dengan pertemuan fisik dengan menerapkan protokol kesehatan.

Lebih lanjut, perseroan menyebutkan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPST tersebut adalah mereka yang tercatat sebagai pemegang saham hingga penutupan pasar Rabu (27/5/2020).

Dalam mata acara rapat tersebut, perseroan akan meminta persetujuan dari pemegang saham untuk menetapkan penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2019.

Sebagai informasi, pada tahun lalu, Telkom memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp16,23 triliun. Angka tersebut setara dengan 90 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2018 sebesar Rp18,03 triliun.

Adapun, emiten yang tercatat dalam indeks IDX High Dividend 20 tersebut mencatatkan laba bersih Rp18,66 triliun pada tahun 2019. Torehan tersebut tumbuh 3,5 persen dari capaian periode tahun sebelumnya.

Walhasil, jika perseroan konsisten membagikan rasio pembayaran dividen sebesar 90 persen pada tahun ini, maka kemungkinan perseroan akan membagikan dividen tunai sekitar Rp16,8 triliun atau setara Rp169 per lembar saham.

Satu lagi mata acara yang menjadi pusat perhatian publik adalah perubahan susunan pengurus perseroan.

Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Co-founder dan Presiden Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid diperkirakan bakal masuk jajaran direksi emiten pelat merah tersebut.

Dikutip dari Tempo.co, sejumlah sumber menyebutkan, Fajrin telah mengikuti assesment untuk menjadi direktur perusahaan milik negara itu.

“Hasilnya bagus sekali,” kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya, dengan alasan Telkom adalah perusahaan terbuka.

Saat dihubungi, Fajrin menolak berkomentar dengan penegasan bahwa dirinya masih aktif sebagai Presiden Bukalapak.

Di lantai bursa, pergerakan saham TLKM terpantau positif dengan kenaikan sebesar 2,18 persen atau 70 poin ke level Rp3.280 pada penutupan perdagangan Kamis (18/6/2020). Selama seminggu terakhir, saham TLKM juga sudah melesat 10,43 persen.

πŸ…

JAKARTA, investor.id - Indonesia saat ini dinilai sudah sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi seluler terbaru, yakni generasi kelima (5G). Kapasitas dan lebar pita (bandwidth) 5G diyakini lebih memadai di tengah kebutuhan internet yang semakin meningkat dibandingkan 4G LTE yang mulai terbatas kemampuannya.     Ketua Bidang Industri 4.0 Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Teguh Prasetya mengatakan bahwa kapasitas dan keterjangkauan (coverage) jaringan telekomunikasi 4G LTE yang dikembangkan oleh operator seluler saat ini sudah tak mencukupi lagi untuk kebutuhan masyarakat. Untuk daerah perkotaan dan industri seperti di Jabodetabek saja, layanan jaringan 4G sudah tidak mencukupi. Teknologi 4G dinilainya belum bisa menjanjikan koneksi yang banyak dan bandwidth yang besar. Karena itu, kehadiran jaringan 5G dibutuhkan. “Saat ini, kebutuhan 5G sudah mutlak dan mendesak diimplementasikan di Indonesia. Karena, teknologi 5G menjanjikan koneksi yang lebih banyak dengan bandwidth lebih besar,” ujar dia, dalam keterangannya, Kamis (18/6). Menurut Teguh, operasi perangat internet of things (IoT) sangat membutuhkan konektivitas yang bagus. Saat ini, penerapan IoT di Tanah Air tengah menghadapi masalah ketersediaan dan kapasitas jaringan di beberapa wilayah yang belum mencukupi. Operator telekomunikasi seluler diakuinya sudah menggembangkan jaringan telekomunikasi 4G hingga pelosok Tanah Air. Namun, kualitas dan coverage jaringannya masih belum merata. “Jangankan untuk wilayah yang jauh di luar kota (remote), ketika work from home (WFH), kualitas internet di wilayah Jabodetabek mengalami penurunan,” tambahnya. 

Saat ini, pengembang IoT yang ingin mengimplementasikan usahanya pun terkendala ketersediaan dan kualitas jaringan yang bagus. Karena itu, Teguh mendukung rencana pemerintah segera mengimplementasikan teknologi 5G di Tanah Air. Sementara itu, potensi yang paling mudah untuk penerapan teknologi 5G dengan menggunakan frekuensi 2.600 MHz. Hanya saja, frekuensi tersebut masih dimanfaatkan oleh TV berbayar hingga tahun 2024. Pemerintah pun disarankan berbicara dengan penyelenggara TV berbayar yang masih menggenggam frekuensi tersebut agar dapat segera bisa dilakukan penataan (refarming) untuk jaringan 5G. 

“Saat ini, utilisasi dan pemanfaatan frekuensi 2.600 MHz oleh TV berbayar tersebut rendah. Terlebih lagi, PNBP (penerimaan negara bukan pajak) di sektor TV berbayar dibandingkan dengan industri telekomunikasi jauh lebih kecil. Pemanfaatan frekuensi 2.600 MHz (untuk 5G) akan berdampak positif bagi APBN,” tegas Teguh. Network Sharing   Pada kesempatan tersebut, Teguh juga menyampaikan, untuk implementasi 5G yang efektif dan efesien, penerbitan regulasi berbagi jaringan (network sharing) sangat dibutuhkan. Sebab, implementasi 5G membutuhkan lebar pita frekuensi yang besar. Selain itu, teknologi 5G membutuhkan jarak antar-base transceiver station (BTS) yang  semakin dekat dibandingkan 4G LTE. Karena itu, investasi yang dibutuhkan untuk menggembangkan 5G tidak sedikit. “Jika tidak melakukan network sharing, maka akan sulit menerapkan 5G yang efisien dan efektif. Penerapan network sharing seharusnya di teknologi baru dan area baru untuk penggembangan jaringan telekomunikasi. Tujuannya agar digital economy di Indonesia dapat segera tumbuh dan menarik investasi asing,” terang Teguh. Harapannya, aturan network sharing untuk teknologi baru tersebut bisa diatur dengan jelas melalui RUU Cipta Kerja yang saat ini tengah dibahas antara pemerintah dan DPR. “Kita ingin agar regulasinya benar-benar jelas. Kerangka hukumnya harus ada terlebih dahulu. Tujuannya agar tidak ada lagi kasus pidana seperti yang pernah dialami oleh IM2,” tuturnya. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Indonesia Sudah Sangat Butuh Jaringan 5G"
Penulis: Abdul Muslim
Read more at: http://brt.st/6CY0

🍊


Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 15,26 triliun atau 81,78% dari total laba bersih yang diraup pada 2019.

Setiap pemegang saham Telkom akan mendapatkan Rp 154,06/saham.

Sepanjang tahun 2019, emiten berkode saham TLKM itu membukukan laba bersih Rp 18,66 triliiun. Angka tersebut tumbuh 3,5% dari capaian periode tahun sebelumnya.


Dividen ini lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Pada tahun lalu, Telkom memutuskan membagikan dividen Rp 16,23 triliun kepada pemegang saham atau Rp 183/saham. Jumlah itu setara dengan 90% dari laba bersih perseroan tahun 2018.

Secara rinci, pembagian dividen ini terdiri dari dividen tunai, yakni 60 persen dari laba bersih 2019, atau sejumlah Rp 11,19 triliun, atau Rp 113,03 per saham.

Selanjutnya, dividen special senilai 21,78% dari laba bersih atau Rp 4,64 triliun.

"Sedangkan, sebesar 18,22% atau Rp 3,43 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan yang digunakan untuk pengembangan usaha perseroan," kata Rhenald Kasali, Komisaris Utama Telkom, Jumat (19/6/2020).

Rhenald melanjutkan, investor yang berhak menerima dividen adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per 1 Juli 2020 pukul 16.15 WIB. Dividen akan dibayarkan secara sekaligus selambat-lambatnya pada 23 Juli 2020.

Sebagai informasi saja, pada 2019, Telkom membukukan laba bersih Rp 18,66 triliiun. Angka tersebut tumbuh 3,5% dari capaian periode tahun sebelumnya.

πŸ‘


Bisnis.com,JAKARTA— PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat kredit idAAA dan outlook stabil untuk PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA terhadap perusahaan bersandi saham TLKM tersebut. Hasil pemeringkatan yang sama juga ditegaskan untuk Obligasi II Seri B Tahun 2010, Obligasi Berkelanjutan I Tahun I Tahun 2015, dan Medium Term Notes (MTN) I Tahun 2018.

Pada saat yang sama, Pefindo juga menegaskan peringkat idAAA terhadap MTN I Tahun 2018 Seri B senilai Rp200 miliar dan peringkat idAAA(sy) terhadap MTN Syariah Ijarah I Tahun 2018 Seri B senilai Rp296 miliar yang akan jatuh tempo pada September 2020. Perseroan akan berencana melunasi kedua instrumen itu dengan menggunakan kas internal.

Analis Pefindo Niken Indriarsih dan Qorri Aina menjelaskan bahwa obligor berperingkat idAAA merupakan yang tertinggi diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligasi dengan peringkat itu untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligasi Indonesia lainnya, adalah superior.

“Peringkat mencerminkan posisi bisnis perusahaan yang superior didukung dengan bisnis yang terdiversifikasi dan jaringan yang luas, marjin profitabilitas yang kuat, dan ukuran proteksi arus kas yang sangat kuat didukung oleh struktur permodalan yang sangat konservatif,” tulis Tim Analis Pefindo melalui siaran pers, Senin (15/6/2020).

Kendati demikian, Pefindo menggarisbawahi peringkat TLKM dibatasi oleh persaingan dalam industri telekomunikasi. Namun, emiten telekomunikasi itu diprediksi tetap unggul dalam jangka pendek hingga menengah.

“TLKM didukung dengan infrastruktur dan jaringan yang mapan sebagai keunggulan kompetitif yang penting dalam bisnis telekomunikasi,” ujar Pefindo.

Pefindo dapat menurunkan peringkat TLKM jika dalam pandangan kompetisi semakin ketat atau investasi pada masa depan berdampak buruk terhadap profil bisnis dan keuangan perusahaan. Akan tetapi, industri telekomunikasi dinilai memiliki eksposur rendah terhadap isu Covid-19.

“Namun, pemain di industri mungkin masih mendapatkan dampak tidak langsung seperti jangka waktu pembayaran yang lebih lama dari pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan dan daya beli yang lebih rendah sebagai dampak dari Covid-19,” imbuh Pefindo.

Sepanjang 2019, emiten bersandi saham TLKM itu membukukan pendapatan Rp135,56 triliun, naik 3,66 persen secara tahunan. Dari jumlah itu,  TLKM mampu membukukan laba bersih Rp18,66 triliun pada 2019. Pencapaian itu tumbuh 3,50 persen dari Rp18,03 triliun periode 2018.

πŸ‰


TEMPO.COJakarta - Direktur Utama PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini mengatakan industri telekomunikasi tidak imun terhadap dampak pandemi Covid-19. "Kita juga tidak imun terhadap impact negatif karena belum tahu berapa lama berlangsung dan dampak ke ekonomi," ujar dia dalam diskusi di instagram @tempodotco bertajuk "Apa Kabar Bisnis Telekomunikasi?" Senin, 15 Juni 2020.

Dian mengatakan kalau imbasnya jangka panjang dan penghasilan masyarakat berkurang, maka pendemi pun akan berimbas pula kepada industri. Kendati demikian, ia tidak memungkiri dalam beberapa bulan terakhir memang terjadi lonjakan trafik pengguna internet lantaran masyarakat mulai mengalihkan aktivitasnya ke dunia virtual.

"Orang mesti berinteraksi dengan digital, bekerja, sekolah digital memang kebutuhan akan internet meningkat," ujar Dian. Karena itu, bukan hanya harus cepat, ia mengatakan operator harus bisa cepat, dapat diakses 24/7, stabil, dan robust lantaran kebutuhan yang tinggi.

Namun demikian, ia mengatakan ke depannya pandemi masih tidak bisa diprediksi karena kondisi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Namun kebutuhan akan internet yang stabil, cepat, dan robust akan menjadi kebutuhan yang harus tetap dipenuhi ke depannya.

Dian hingga saat ini masih mempelajari apakah ada perubahan kebiasaan dari masyarakat. Misalnya saat ini penggunaan internet masih dilakukan di suatu tempat. Namun, bisa saja nanti masyarakat beraktivitas kembali dengan mobilitas. 

Pada Triwulan I 2020, XL melaporkan pertumbuhan pendapatan 8,88 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp6,49 triliun. Kenaikan itu ditunjang oleh pendapatan layanan data yang tumbuh 17 persen. Pada saat yang sama, beban EXCL menciut 18,36 persen menjadi Rp4,32 triliun. Penurunan dipicu oleh biaya infrastruktur yang merosot 12,3 persen menjadi Rp2,03 triliun.

Sejalan dengan penurunan beban dan penjualan menara, laba bersih emiten telekomunikasi ini melesat dari Rp 57,19 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 1,51 triliun per 31 Maret 2020. EBITDA perseroan juga meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang didorong oleh pertumbuhan revenue, efisiensi biaya dan implementasi International Financial Reporting Standard (IFRS) 16.

πŸ‰


Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. siap menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang akan digelar Jumat (19/6/2020) pekan depan.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), RUPST akan dilaksanakan melalui fasilitas e-proxy meski tetap dilakukan dengan pertemuan fisik dengan menerapkan protokol kesehatan.

Lebih lanjut, perseroan menyebutkan pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPST tersebut adalah mereka yang tercatat sebagai daftar pemegang saham hingga penutupan pasar Rabu (27/5/2020).

Sebagai informasi, pada tahun lalu, Telkom memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp16,23 triliun. Angka tersebut setara dengan 90 persen dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2018 sebesar Rp18,03 triliun.

Emiten yang tercatat dalam indeks IDX High Dividen 20 tersebut memang konsisten membagikan rasio pembayaran dividen diatas 70 persen sepanjang tiga tahun terakhir.

Adapun, emiten berkode saham TLKM tersebut mencatatkan laba bersih Rp18,66 triliiun pada tahun 2019. Torehan tersebut tumbuh 3,5 persen dari capaian periode tahun sebelumnya.

Jika perseroan konsisten membagikan rasio pembayaran dividen sebesar 90 persen pada tahun ini, maka kemungkinan perseroan akan membagikan dividen tunai sekitar Rp16,8 triliun atau setara Rp169 per lembar saham.

πŸ‡



JAKARTA, investor.id – Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah di sejumlah daerah yang jadi epicentre penyebaran Covid-19 diperkirakan akan memompa penggunaan data operator selular terutama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). 
Kendati begitu pada sisi lain pendapatan segmen enterprise dengan profil pelanggan korporasi, pemerintah dan UMKM diyakini bakal tergerus, sebab kebijakan PSBB membuat segmen institusi ini memberlakukan work from home (WFH). 
Asumsi ini terungkap dalam riset PT Samuel Sekuritas Indonesia yang diterbitkan pada 12 Juni 2020. Khusus TLKM, Analis Samuel Sekuritas Calista Riva Muskitta menulis segmen entrprese TLKM dengan porsi pelanggan korporasi memegang porsi 56%, kemudian pemerintah 29% dan UMKM sebesar 15%. 
“Pada tahun buku 2019, kontribusi segmen korporasi tercatat sebesar 13,8%,” tulisnya dalam riset tersebut. Secara umum Calista meyakini, penurunan pendapatan segmen entrprise akan ditutup oleh kenaikan penggunaan data segmen mobile dan consumer. 
Dua segmen ini memberi kontribusi pendapatan masing-masing sebanyak 65,1% dan 13,1% pada pendapatan TLKM di 2019 lalu. “Sehingga kami proyeksi pendapatan data FY20F tetap tumbuh +6% yoy. Kami proyeksi harga saham TELE kembali tertekan sehingga FY20F TLKM akan kembali membukukan impairment loss sebesar Rp 438 miliar,” urainya 
Kendati demikian laba bersih TLKM di akhir tahun 2020 ini diyakini Samuel tetap tumbuh sebesar 9,8% yoy dengan marjin 14,3% atau naik lebih dari 50 bps secara year on year. 
Pangkas Target 
Sebagai catatan pada sepanjang tahun 2019 lalu, TLKM membukukan pendapatan Rp 135,57 triliun naik 3,7% YoY dengan laba bersih Rp 18,66 triliun, naik 3,5% YoY. 
Sementara di kuartal IV-2019, TLKM membukukan pendapatan Rp 32.9 triliun atau naik 4,3% YoY dan minus 1,1% dibanding kuartal sebelumnya (qoq). Laba bersih BUMN ini tercatat Rp 2,22 triliun atau menurun 42% yoy dan minus 59% qoq. 
Pada kuartal IV-2019, TLKM juga mengakui rugi penurunan nilai investasi sebesar Rp 1,17 triliun atas kepemilikan 24% TELE sebagai akibat dari penurunan harga saham. Kendati demikian, TLKM tetap mampu menjaga marjin laba bersih di 2019 di level 13.8% (FY18: 13.8%) dan dapat mencapai marjin hingga 14.6% bila tanpa impairment loss dengan kondisi cateris paribus. 
“Kinerja pendapatan dan laba bersih TLKM di 2019 hanya mencapai 98,7% dan 85% proyeksi SSI. Proyeksi di akhir 2020 ini kami revisi menyesuaikan basis kinerja di 2019. Pendapatan dan laba bersih 2020 kami revisi -3.1% dan -13.1% dari proyeksi sebelumnya,” ujarnya.   
Sumber : Majalah Investor

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Pendapatan Enterprise TLKM Bakal Tergerus, Laba Diramal Tumbuh 9,8%"
Penulis: Mashud Toarik
Read more at: http://brt.st/6Cwp
πŸ“

Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. kinerja perseroan masih berlangsung baik saat masa pandemi Covid-19.

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu (30/5/2020), manajemen TLKM menjelaskan pandemi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap kelangsungan usaha perseroan. Kondisi keuangan perseroan pun tidak terganggu.

"Secara umum kelangsungan usaha saat ini masih tetap baik, tetapi ada beberapa kendala," paparnya.

Manajemen mencontohkan, kendala tersebut terjadi di sektor consumer. Pasalnya, dengan adanya pembatasan fisik, terdapat kendala dalam pemasangan instalasi IndiHome ke rumah-rumah pelanggan.

Sebelumnya, manajemen TLKM menyampaikan akan terus berupaya mengembangkan berbagai layanan digital untuk menjadi motor pertumbuhan bagi perseroan pada masa mendatang.

Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan realisasi kinerja 2019 menunjukkan bahwa perseroan berada di jalur yang tepat menjadi digital telecommunication company dan berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital.

Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia.

Di segmen mobile, TLKM melaporkan bahwa Telkomsel masih menjadi operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia sebanyak 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data sebanyak 110,3 juta pelanggan. Kontribusi pendapatan dari bisnis digital naik dari 53 persen tahun sebelumnya menjadi 64 persen pada 2019.

Dari sisi konsumer, TLKM mengklaim IndiHome terus melanjutkan momentum positif dan menjadi pendorong pertumbuhan perseroan. IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 28,1 persen menjadi Rp 18,3 triliun.

Untuk segmen enterprise, TLKM melakukan perubahan kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi yang bersifat recurring atau berulang.

Sepanjang 2019, profil bisnis segmen enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan sebesar Rp18,7 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan konsolidasian.

Sementara itu, segmen wholesale dan international business pada 2019 menunjukkan kinerja yang cukup baik dan menjadi enabler bagi segmen lainnya. TLKM mencatat pendapatan segmen ini senilai Rp10,61 triliun atau tumbuh 5,2 persen secara year on year dan memberikan kontribusi sebesar 8 persen terhadap total pendapatan konsolidasian.

Adapun, total belanja modal perseroan pada tahun 2019 tercatat senilai Rp36,59 triliun atau 27,0 persen dari total pendapatan. Dana itu digelontokan untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband.

“Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali TLKM. Melalui berbagai segmen bisnis kami, perseroan terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform. Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi TLKM di masa mendatang,” jelas Ririek melalui siaran pers, Selasa (26/5/2020).

Dalam laporan keuangan 2019 yang dipublikasikan Selasa (26/5/2020), emiten bersandi TLKM itu membukukan pendapatan Rp135,56 triliun pada 2019. Realisasi itu naik 3,66 persen dari Rp130,78 triliun periode 2018.

Dari situ, TLKM mampu membukukan laba bersih Rp18,66 triliun pada 2019. Pencapaian itu tumbuh 3,50 persen dari Rp18,03 triliun periode 2018.

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis mengestimasikan TLKM akan mengantongi pendapatan Rp137,406 triliun pada 2019. Artinya, realisasi tahun lalu masih dibawah ekspektasi para analis.

Sementara itu, TLKM diperkirakan akan mampu mengantongi laba bersih Rp20,49 triliun pada 2019. Dengan demikian, capaian laba bersih senilai Rp18,66 triliun masih di bawah konsensus.

🍏



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan Rp 135,57 trilliun sepanjang 2019. Jumlah ini naik 3,7% dibanding pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 130,78 triliun.
Emiten berkode saham TLKM ini turut mencatatkan peningkatan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 9,5% year on year (yoy) menjadi Rp 64,83 triliun. Laba bersih TLKM juga naik 3,5% yoy menjadi Rp 18,66 triliun.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, kontributor utama pertumbuhan ini adalah bisnis digital Telkomsel dan IndiHome yang meningkat signifikan. Memang, pendapatan bisnis digital Telkomsel naik 23,1% yoy menjadi Rp 58,24 triliun,  berkebalikan dengan pendapatan telepon yang turun 16,8% yoy ke Rp 27,98 triliun dan pendapatan Short Messaging Services (SMS) yang merosot 23,1% yoy menjadi Rp 7,06 triliun.
Menurut Ririek, kenaikan pendapatan bisnis digital Telkomsel terdorong oleh semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital. Buktinya, trafik data Telkomsel melesat 53,6% yoy menjadi 6.558 petabyte (PB).
Terlebih lagi, Telkomsel masih menjadi operator seluler dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yakni 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data sebanyak 110,3 juta pelanggan.
  • Per akhir 2019, kontribusi bisnis digital terhadap pendapatan Telkomsel juga naik menjadi 64%, dari 53% pada tahun sebelumnya. “Ini seiring dengan pengembangan berbagai layanan digital seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution, dan Mobile Payment,” tutur Ririek dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/5).

Ririek menyampaikan, pada 2019, Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik sehingga mampu meningkatkan margin EBITDA menjadi 54,0% dari tahun sebelumnya 53,2%.
  • Tak mau ketinggalan, bisnis segmen consumer Telkom, yakni IndiHome juga mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 28,1% yoy menjadi Rp 18,3 triliun pada 2019. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% secara tahunan menjadi 7 juta pelanggan per akhir tahun lalu. “Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global,” kata Ririek.

Pada segmen enterprise, Telkom mengubah kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi yang bersifat recurring. Telkom mengutamakan layanan enterprise solutions seperti enterprise connectivity, data center, dan cloud.

  • Sebaliknya, Telkom mengurangi dan tidak memprioritaskan solusi bisnis yang memiliki tingkat margin relatif rendah dan non-recurring. Alhasil, sepanjang 2019 profil bisnis segmen enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan sebesar Rp 18,7 triliun atau setara 14% terhadap pendapatan konsolidasian.
  • Segmen wholesale and international business pada tahun 2019 turut menunjukkan kinerja yang cukup baik dan menjadi enabler bagi segmen lainnya. Di segmen ini, Telkom memberikan layanan kepada operator telekomunikasi, internet service provider, dan digital player baik domestik maupun global. Pendapatan segmen ini tumbuh 5,2% yoy menjadi Rp 10,61 triliun atau berkontribusi 8% terhadap pendapatan konsolidasian.
JAKARTA, investor.id – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 135,57 trilliun, atau tumbuh 3,7% dibanding tahun 2018 sebesar Rp 130,78 triliun. Sementara itu, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan tahun 2019 tercatat Rp 64,83 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun, atau masing-masing tumbuh 9,5% dan 3,5% dibanding 2018. Telkom melalui anak usahanya Telkomsel, masih menjadi operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yaitu 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan. Semakin besarnya kebutuhan layanan data mendorong trafik data tumbuh 53,6% menjadi 6.558 petabyte. Alhasil, pendapatan bisnis digital Telkomsel tumbuh cukup signifikan sebesar 23,1% pada tahun lalu. Pertumbuhan bisnis digital tersebut tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi secara industri pada 2019 sehingga pendapatan bisnis digital Telkomsel menjadi Rp 58,24 triliun. Kontribusi pendapatan bisnis digital Telkomsel meningkat menjadi 64% dari total pendapatan Telkomsel, dari 53% pada tahun sebelumnya. Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik, sehingga mampu meningkatkan EBITDA margin menjadi 54% dari sebelumnya 53,2%. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan bahwa perseroan berada pada jalur yang tepat untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital. “Telkom melakukan antisipasi terhadap perkembangan industri yang disruptive saat ini melalui pengembangan 3 perspektif domain bisnis digital, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital service,” jelas dia dalam keterangan resmi, Selasa (26/5). Di segmen consumer, IndiHome melanjutkan momentum positif dan menjadi pendorong pertumbuhan Telkom. IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 28,1% menjadi Rp 18,3 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% jika dibanding akhir 2018 menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019. EBITDA margin IndiHome mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global. Sementara pada segmen enterprise, Telkom melakukan perubahan kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi. Bisnis ini bersifat recurring terutama pada layanan enterprise solutions seperti enterprise connectivity, data center, dan cloud. Telkom secara selektif mengurangi dan tidak memprioritaskan solusi bisnis yang memiliki tingkat margin relatif rendah dan non-recurring. Sepanjang tahun 2019 profil bisnis segmen enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan Rp 18,7 triliun dan memberikan kontribusi 14% terhadap pendapatan konsolidasian. Tahun lalu, Telkom menghabiskan belanja modal sebesar Rp 36,59 triliun atau 27% dari total pendapatan. Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital. Perseroan membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, serta keperluan bisnis menara. Berpotensi Meningkat Ririek menjelaskan, pertumbuhan mobile broadband di masa mendatang masih berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna mobile data. Rata-rata konsumsi mobile data saat ini masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan. Melihat hal tersebut, Perseroan memperkirakan bahwa trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Sementara untuk fixed broadband, Telkom berkeyakinan bahwa permintaan akan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini penetrasi fixed broadband di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15% dari populasi rumah tangga. Tak ketinggalan, Telkom terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti Cloud, Big Data dan Internet of Things sesuai kebutuhan para pelanggan. “Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang,” jelas Ririek. Sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang tercatat di Bursa Efek New York, Telkom wajib menyusun laporan keuangan barbasis IFRS. Tahun ini, perseroan telah mengadopsi standar akuntansi pelaporan keuangan baru yaitu IFRS 16, yang turut mempengaruhi kompleksitas penyusunan laporan keuangan Perseroan. Penyampaian kinerja ini masih sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.   Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Telkom Kantongi Laba Bersih Rp 18,66 Triliun"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: http://brt.st/6B0S
πŸ“


JAKARTA, investor.id – PT XL Axiata Tbk (EXCL) tetap mempertahankan target ekspansi jaringan tahun ini, meskipun terjadi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19. 
Sementara itu, perseroan untuk pertama kalinya membagikan dividen kepada pemegang saham dalam periode lima tahun terakhir. 
Plt Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan, pembangunan base transceiver station (BTS) dan jaringan serat optik atau fiberisasi tidak mengalami penyesuaian lantaran target tersebut merupakan target tahunan. 
Sepanjang 2020, XL menargetkan penambahan 6.000 BTS baru dan pembangunan fiberisasi pada 7.000-10.000 site. “Sekarang, total BTS XL sebanyak 18.000 dan akan menjadi 24.000 BTS tahun ini. 
Jaringan tersebut akan kami upgrade teknologinya, sehingga memperkuat layanan data dan internet,” jelas dia saat konferensi virtual di Jakarta, Senin (18/5). 
Hingga kuartal I-2020, XL mencatat belanja modal yang telah dibayarkan dan barangnya menjadi aset (capitalized capex) sebesar Rp 1,78 triliun. Sementara itu, sepanjang 2020, XL mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 7,5 triliun. 
Menurut Gede, layanan trafik data perseroan terus mengalami peningkatan sejak kebijakan bekerja dari rumah diterapkan dan ditambah faktor Ramadhan. Kenaikan trafik tercatat sebanyak 21%-25% dibandingkan sebelum penerapan berkerja dari rumah. 
Meskipun ekspansi berjalan, XL belum dapat memastikan ada atau tidaknya penyesuaian target pendapatan dan laba bersih tahun ini. Pasalnya, belum ada kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. 
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, pandemi Covid-19 akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Perseroan pun telah melihat gejala tersebut saat ini, yang tercermin dari berhentinya pelanggan menggunakan layanan atau churn rate. “Kalau ada yang bilang operator telekomunikasi mendapat untung dari pendemi. Saya kira komentar itu kurang tepat. Selama pandemi seluruh operator terus bekerja keras memberikan layanan terbaik,” jelas dia. Dengan demikian, lanjut Dian, layanan internet menjadi krusial lantaran kebijakan social distancing dan work from home. Perseroan menilai, kini layanan internet bukan hanya soal bisnis dan keuntungan saja, tapi juga pemerataan dan kualitas jaringan. Bagi Dividen Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) XL Axiata menyepakati untuk mengalokasikan 30% laba bersih 2019 sebagai dividen yang akan dibagikan ke pemegang saham. Jumlah dividen setara dengan Rp 20 per saham. Dian mengatakan, dari total laba bersih yang berhasil diraup sepanjang tahun lalu sebesar Rp 712,5 miliar, pihaknya sepakat untuk membagi dividen sebesar Rp 215,7 miliar. Adapun sisa laba sebesar Rp 496,7 miliar akan dicatat dalam saldo laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha XL Axiata. Pada 2019, XL berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp712,5 miliar. Setelah penyesuaian one-off item, perseroan membukukan keuntungan setelah penyesuaian sebesar Rp 719,1 miliar. Selain itu, RUPST juga sepakat untuk mengangkat dua komisaris dan satu direktur baru. RUPST mengangkat Dato’ Mohd Izzadin Idris dan Dr. Hans Wijayasuriya masing-masing sebagai Komisaris baru XL Axiata menggantikan Kenneth Shen dan Peter J. Chambers. RUPST juga mengangkat David Arcelus Oses, menggantikan Allan Russell Bonke yang telah mengajukan penguduran dirinya sejak tanggal 23 Maret 2020. Hingga kuartal I-2020, XL berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 6,5 triliun, tumbuh 9% secara tahunan.  Hal ini sejalan dengan EBITDA perseroan yang meningkat 40% menjadi Rp 3,18 triliun. Perusahaan berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone hingga 86% per akhir kuartal I-2020.  Keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17% secara tahunan. Bahkan, saat ini pendapatan data berkontribusi 91% terhadap total pendapatan layanan (service revenue) perseroan. XL membukukan kenaikan signifikan pada keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara dari Rp 105,72 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,62 triliun pada kuartal I-2020. Alhasil, laba bersih perseroan meroket signifikan dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020. Proyeksi Kalangan analis memperkirakan tren peningkatan trafik data dapat penopang pertumbuhan kinerja keuangan XL Axiata. Terlebih, mayoritas pendapatan perseroan dikontribusi oleh penjualan dari segmen data. Sedangkan sengitnya persaingan usaha bisnis telekomunikasi diperkirakan menjadi faktor penghambat kinerja tahun ini. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani mengungkapkan, peningkatan trafik data diharapkan menjadi penopang pertumbuhan kinerja keuangan XL tahun ini. Lonjakan trafik data perseroan diperkirakan berlangsung pada kuartal II tahun ini. “Peningkatan kebutuhan data oleh pelanggan untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan akses hiburan digital diharapkan menjadi penopang penjualan,” tulis Selvi dalam risetnya, baru-baru ini. Dia memproyeksikan kenaikan pendapatan XL dari Rp 25,13 triliun pada 2019 menjadi Rp 27,73 triliun tahun ini. EBITDA juga diproyeksikan menguat dari Rp 9,96 triliun menjadi Rp 11,39 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan bertumbuh menjadi Rp 1,02 triliun tahun ini dibandingkan realisasi tahun 2019 senilai Rp 713 miliar. Dengan kontribusi segmen penjualan data mendominasi terhadap total pendapatan, XL akan menjadi operator telekomunikasi yang paling diuntungkan atas peningkatan trafik data tersebut ke depan. Berdasarkan data hampir 77% pendapatan perseroan bersumber dari penjualan segmen data. Ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan didukung oleh inisiatif perseroan untuk meluncurkan fitur baru guna menarik pelanggan. Fitur baru yang diluncurkan adalah paket data unlimited untuk merebut pangsa pasar dari sengitnya persaingan bisnis telekomunikasi di dalam negeri. Produk tersebut menyasar layanan yang marak dimanfaatkan pengguna telekomunikasi, seperti media sosial dan hiburan. Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham EXCL dengan target harga Rp 3.500 per saham. Target tersebut mengimplikasikan perkiraan EV/EBITDA XL tahun ini sekitar 4,2 kali. Target harga tersebut juga telah mempertimbangkan potensi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan perseroan. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "XL Axiata Pertahankan Target Ekspansi"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: http://brt.st/6AnE
🍈


1. Ini Alasan Sekuritas Jagokan Saham Telkom (TLKM)

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) masih menjadi pilihan utama sekuritas di sektor telekomunikasi.
CAGR
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun mengatakan CAGR (Compound annual growth rate), trafik data akan meningkat 60 persen pada 2019-2022. Menurutnya peningkatan disebabkan oleh naiknya pengguna smartphone dan naiknya konsumsi data untuk konten video.

🍎

JAKARTA, investor/id - Tren peningkatan trafik data diharapkan menjadi penopang pertumbuhan kinerja keuangan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Terlebih, mayoritas pendapatan perseroan dikontribusi oleh penjualan dari segmen data. Sedangkan sengitnya persaingan usaha bisnis telekomunikasi diperkirakan menjadi faktor penghambat kinerja tahun ini. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Selvi Ocktaviani mengungkapkan, peningkatan trafik data diharapkan menjadi penopang pertumbuhan kinerja keuangan XL tahun ini. Lonjakan trafik data perseroan diperkirakan berlangsung pada kuartal II tahun ini. “Peningkatan kebutuhan data oleh pelanggan untuk mengakses informasi, berkumunikasi, dan akses hiburan digital diharapkan menjadi penopang penjualan,” tulis Selvi dalam risetnya, baru-baru ini. Dia memproyeksikan kenaikan pendapatan XL dari Rp 25,13 triliun menjadi Rp 27,73 triliun tahun ini. EBITDA juga diproyeksikan menguat dari Rp 9,96 triliun menjadi Rp 11,39 triliun. Sedangkan laba bersih diperkirakan bertumbuh menjadi Rp 1,02 triliun tahun ini dibandingkan realisasi tahun 2019 senilai Rp 713 miliar. Dian Siswarini, Presiden Direktur & CEO XL Axiata. Dengan kontribusi segmen penjualan data mendominasi terhadap total pendapatan, XL akan menjadi operator telekomunikasi yang paling diuntungkan atas peningkatan trafik data tersebut ke depan. Berdasarkan data hampir 77% pendapatan perseroan bersumber dari penjualan segmen data. Ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan didukung oleh inisiatif perseroan untuk meluncurkan fitur baru guna menarik pelanggan. Fitur baru yang diluncurkan adalah paket data unlimited untuk merebut pangsa pasar dari sengitnya persaingan bisnis telekomunikasi di dalam negeri. Produk tersebut menyasar layanan yang marak dimanfaatkan pengguna telekomunikasi, seperti media sosial dan hiburan. Terkait realisasi kinerja keuangan XL tahun lalu, menurut Selvi, realisasi pendapatan perseroan yang senilai Rp 25,1 triliun menjadi rekor terbaru sepanjang masa. Perseroan juga kembali meraih keuntungan dengan perolehan Rp 713 miliar. “Meski demikian, perlu diwaspadai pertumbuhan pendapatan flat perseroan pada kuartal IV-2019,” jelasnya. XL mencatatkan total pengguna bertumbuh menjadi 56,7 juta pelanggan hingga akhir tahun lalu. Angka tersebut menunjukkan penambahan sebanyak 1,2 juta pelanggan dari total pelanggan perseroan hingga kuartal III-2019 mencapai 55,5 juta. Hal ini membuktikan terjadi pengurangan pembelian dari pelanggan higher-end subscriber menjadi pembelian dari segmen lowerend subscriber. Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham EXCL dengan target harga Rp 3.500 per saham. Target tersebut mengimplikasikan perkiraan EV/EBITDA XL tahun ini sekitar 4,2 kali. Target harga tersebut juga telah mempertimbangkan potensi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan perseroan. Pandangan tentang pertumbuhan kinerja keuangan XL tahun ini juga disampaikan tim riset Sinarmas Sekuritas. Teknisi merawat BTS XL Axiata. (IST) Pendapatan XL diharapkan bertumbuh dari Rp 25,13 triliun menjadi Rp 26,45 triliun. EBITDA juga diproyeksikan meningkat dari Rp 9,96 triliun menjadi Rp 11,18 triliun. Begitu juga dengan laba bersih diproyeksikan naik pesat dari Rp 713 miliar menjadi Rp 1,56 triliun. Analis Sinarmas Sekuritas Richardson Raymond mengungkapkan, bisnis telekomunikasi memang masih menghadapi tantangan, meski demikian kinerja XL diproyeksikan tetap konstruktif tahun ini. Tantangan datang dari tingginya persaingan industri yang menawarkan beragam paket data menarik unuk menarik pelanggan. Richardson yakin XL mampu mempertahankan kenaikan rerata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU), meski cenderung melambat. Menurut dia, kenaikan ARPU akan mendorong berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan, seperti pendapatan dan laba bersih. “Manajemen perseroan juga telah memposisikan brand Axis untuk mengimbangi pesatnya penawaran program unlimited dari beberapa operator. Axis secara agresif menyesuaikan tariff untuk menghalau penawaran jor-joran dari operator lainnya,” ungkap dia. Selain faktor tersebut, penjualan sebanyak 2.782 menara telekomunikasi kepada Protelindo dan Centratama dengan nilai transaksi sebesar Rp 4,05 triliun juag mempengaruhi kinerja XL. Perseroan diberikan kesempatan sebagai penyewa utama menara yang dijual tersebut dalam jangka waktu 10 tahun. Berdasarkan perhitungan  Sinarmas Sekuritas, keuntungan yang diperoleh perseroan dari pelepasan menara tersebut yang disertai penyewaan kembali berkisar Rp 3,25triliun. Sinarmas Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham EXCL dengan target harga Rp 3.000.    Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "XL Paling Diuntungkan dari Peningkatan Trafik Data"
Penulis: Parluhutan Situmorang
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/xl-paling-diuntungkan-dari-peningkatan-trafik-data
πŸ“

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat 188,40 poin atau 4,07% ke 4.811,93 pada akhir perdagangan Senin (6/4). Berikut merupakan rekomendasi teknikal tiga saham pilihan dari beberapa analis untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (7/4).
1. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
Pergerakan BBTN telah menunjukkan munculnya pola three white soldiers pattern candle. Sementara indikator RSI terlihat menguat dan diiringi volume perdagangan yang meningkat. Namun hati-hati jika belum mampu break level 1.040.
Rekomendasi: Hold
Support: Rp 960
Resistance: Rp 1.080
Achmad Yaki, BCA Sekuritas
2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Pergerakan EXCL membentuk pola candle bullish continuation. Indikator stochastic nampak berada pada areal overbought yang mengindikasikan bagi EXCL telah memasuki fase jenuh beli sehingga berpotensi akan terjadinya pelemahan.
Rekomendasi: Sell on strength
Support: 
Rp 2.240
Resistance: Rp 2.550
Ivan Kasulthan, Erdikha Elit Sekuritas
3. PT PP Tbk (PTPP)
Pergerakan PTPP menunjukkan adanya konfirmasi pola double bottom dengan break out neckline resistance di 625. PTPP berpotensi melanjutkan penguatan dengan menguji target double bottom di level 770.
Rekomendasi: Speculative buy
Support: 
Rp 700
Resistance: Rp 770

Lanjar Nafi, Reliance Sekuritas

πŸ’
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi salah satu emiten yang memiliki rencana aksi pembelian kembali (buyback) saham. Emiten telekomunikasi ini menyiapkan anggaran buyback sebanyak-banyaknya Rp 1,50 triliun atau paling banyak 20% dari modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.
Buyback ini sesuai dengan Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.
Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, pembelian kembali saham akan dilakukan secara bertahap dalam periode tiga bulan terhitung sejak tanggal 30 Maret 2020 hingga 29 Juni 2020.
Meski tidak menyebut angka pasti, namun Arif menegaskan TLKM telah memulai aksi pembelian kembali saham. “Kalau dilihat dari periodenya, kami sudah mulai melakukan buyback,” ujar Arif kepada Kontan.co.id, Senin (6/4).
Arif menambahkan, dalam melakukan aksi korporasi ini TLKM terus memantau kondisi pasar dan juga kondisi makroekonomi agar buyback ini berjalan optimal.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham TLKM ditutup menguat 4,06% ke level Rp 3.330 per saham. Dalam sepekan, saham TLKM telah menguat 6,05%. Sejak awal tahun saham emiten pelat merah ini masih anjlok 16,12%.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang tergabung di dalam indeks High Dividen 20 diperkirakan masih akan mengguyur pemegang saham dengan dividen besar pada tahun ini.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan porsi dividen besar menjadi jurus emiten untuk menunjukkan komitmen kepada pemegang saham, sekaligus memamerkan kepercayaan diri kepada investor di pasar modal.
“Hal ini menunjukkan emiten masih cukup kuat, karena ada perolehan laba besar dan diberikan kepada pemegang saham,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Alfred mengatakan, dengan prospek ekonomi yang menantang pada tahun ini, emiten akan cenderung menahan ekspansi. Walhasil, penyerapan belanja modal pun tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Di samping itu, emiten juga diperkirakan enggan memarkir perolehan laba di neraca keuangan karena akan menjadi aset yang tidak produktif. Kendati demikian, Alfred menilai hal ini akan tergantung pada posisi arus kas masing-masing emiten.
Di lain pihak, pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai pembagian dividen tahun ini, paling tidak akan sama dengan tahun sebelumnya. Dia menyebut, hanya dalam kondisi tertentu, emiten akan menurunkan porsi dividen dengan alasan yang rasional.
“Paling tidak mereka akan mempertahankan dividen rasionya, kecuali mereka punya rencana untuk buyback, kalau tidak ada kenapa harus diturunkan, karena hal itu hanya akan jadi sentimen negatif buat sahamnya,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2020).
Dia menambahkan, prospek ekonomi yang kurang menentu juga akan menambah alasan emiten untuk membagikan dividen dalam jumlah besar. Pasalnya, kebutuhan ekspansi tahun ini tidak akan massif.
Di antara indeks High Dividen 20, Alfred menyebut saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. menjadi top picks. Menurutnya, emiten berkode saham TLKM ini memiliki potensi imbal dividen paling tinggi.
“TLKM harga sahamnya sudah terkoreksi, sementara dari proyeksi kami, labanya akan tumbuh sekitar 18 persen di 2019. Dengan pertumbuhan laba itu, pembagian laba akan semakin tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, Budi menilai emiten di sektor perbankan akan menjadi emiten dengan dividen cukup tinggi pada tahun ini. Hal itu juga sudah terlihat dari langkah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang telah mengumumkan besaran pembagian dividen pada tahun ini sebesar 60%.
Selain perbankan, Budi mengatakan saham operator telekomunikasi, dan konsumer juga akan membagikan dividen besar karena pertumbuhan bisnis yang cukup baik pada tahun lalu. Di sisi lain, saham-saham yang erat kaitannya dengan komoditas akan cenderung menahan dividen karena laba yang dicetak tidak cukup baik.

🍎
Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi Nonot Harsono mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda industri telekomunikasi dipacu oleh disrupsi.
“Itulah yang sudah 10 tahun terakhir dikhawatirkan. Bahkan, XL Axiata sudah lebih dari 5 tahun yang lalu melakukan PHK besar. Kemudian, Indosat ini justru yang pertama melepas 1.000 orang sekitar 9 tahun yang lalu,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Minggu, (16/2/2020).
Menurutnya, kini atmosfir disrupsi mengancam industri telekomunikasi. Bila perusahaan telekomunikasi ingin tetap aman berada di tengah-tengah, ekosistem baru yang sedang berevolusi, mereka harus beradaptasi dengan beragam tren baru yang kompleks.
“Jika tidak, mereka beresiko menjadi hanya sebagai penyedia komoditas murah dan mudah tergantikan, yang biasa disebut dengan data-transmission bandwidth,” ungkap Nonot.
Saat ini disrupsi menjadi ancaman, industri telekomunikasi berganti aktor, dari network operator beralih ke apps/platform. Kemudian, operasional network semakin tergantikan oleh software.
Nonot juga mengatakan bahwa meskipun bukan faktor yang utama, namun saat ini industri telekomunikasi juga mengalami komplikasi, yang mana persaingan antar operator yang tidak sehat makin percepat dan memburuk situasi.
Dikatakan, ada saran dan solusi klasik yang dapat dilakukan oleh operator dalam menghadapi disrupsi teknologi.
“Ada peluang bagi para operator untuk meng-eksplore metodologi terkini, misalnya machine learning, digitalisasi proses manajemen, analytics, dan artificial intelligence, untuk merapikan data-data manajemen yang tidak rapih agar dapat menjadi tertata dan mendukung kecepatan dan akurasi penentuan putusan dan policy, dan meningkatkan kepuasan pelanggan,” terangnya.
Hal ini bukanlah proses natural yang lambat, namun harus menjadi transformasi yang massive dan cepat. Para Operator harus menjalani ini dengan mindset bahwa hal ini perlu, bermanfaat, dan harus dijalankan, mencapai yang diharap.
“Operator dapat mengelola networks dengan teknologi terkini, manfaatkan machine-learning untuk tingkatkan efficiency, kemudian dapat menggunakan software untuk kinerja yang lebih baik digitalisasi operasional bisnis dan puaskan pelanggan,” ungkap Nonot.
Selain itu, operator juga dapat untuk melakukan otomasi dan penyederhanaan di sisi back-office, digitalisasi pada divisi customer-support, melakukan predictive analytics pada divisi marketing, memulai transformasi menuju perusahaan digital.
 “Serta, membentuk mind-sets baru dan merombak organisasi dan fokus pada eksekusi tahapan yang telah dibuat,” ujarnya.

πŸ‰


TRIBUNNEWS.COM -- PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meraih pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yaitu Rp 25,15 triliun. Pencapaian yang tercatat dalam laporan kinerja sepanjang tahun 2019 ini meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya, yang didorong oleh peningkatan pendapatan layanan sebesar 15% YoY.
Dalam rilis laporan keuangan XL yang diperoleh Senin (10/2/2020), pertumbuhan pendapatan yang diraih sebesar 9% tersebut melampaui pendapatan rata-rata industri yang diperkirakan para analyst sebesar 4%. Peningkatan pendapatan layanan ini terutama ditopang oleh pendapatan dari layanan data yang meningkat sebesar 28% YoY.
Secara total, kontribusi pendapatan layanan data terhadap pendapatan layanan perusahaan juga semakin besar, mencapai 89% di tahun 2019. Untuk pencapaian EBITDA, perusahaan juga berhasil mencatatkan pencapaian tertinggi selama ini, yaitu sebesar Rp 9,97 triliun, meningkat 17% YoY, yang didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan efisiensi melalui fokus perusahaan pada keunggulan operasional (operational excellence). Perusahaan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 713 miliar dari tahun sebelumnya mengalami kerugian.
Presiden Direktur & CEO XL AxiataDian Siswarini mengatakan, XL fokus dan konsisten dalam menerapkan strategi yang mengutamakan layanan data, yang kini berhasil dengan sangat baik sehingga mencetak pertumbuhan pendapatan diatas rata-rata industri serta EBITDA yang kokoh. Pertumbuhan pendapatan didorong oleh pertumbuhan pendapatan layanan dengan data sebagai motor utama.
"Kami berhasil mendorong program-program upselling, dengan meningkatkan penerapan analisa perilaku kebutuhan pelanggan dengan menggunakan platform Omni Channel. Sementara itu, EBITDA yang tumbuh lebih pesat dari pendapatan, dan mendorong peningkatan marjin EBITDA, menunjukkan keunggulan efisiensi XL Axiata dari sisi operasional. Neraca keuangan perusahaan saat ini juga dalam posisi sangat sehat dengan rasio net debt to EBITDA at 1.1x,” ujarnya.
Dian menambahkan, perusahaan juga terus konsisten dengan strategi dual brand dengan menggunakan merek “XL” dan “AXIS” untuk menyasar segmen pasar yang berbeda, dengan penawaran produk-produk inovatif yang disesuaikan karakteristik masing-masing konsumen. Kedua merek tersebut terus tumbuh dan mendapatkan daya tarik dari segmen pelanggan masing-masing sebagaimana dibuktikan oleh Net Promoter Scores (NPS). Di tahun 2019, nilai NPS XL dan AXIS juga terus tumbuh sehingga memperkuat posisi strong number two di masing-masing segmen. Keberhasilan dalam melakukan upselling dapat dilihat dari ARPU blended yang meningkat 9% menjadi Rp 35.000 dari sebelumnya Rp 32.000.
Sepanjang tahun 2019, XL Axiata juga terus melakukan perluasan jangkauan dan kapasitas jaringan terutama di wilayah luar Jawa. Hingga akhir 2019, total jumlah BTS XL Axiata meningkat menjadi lebih dari 130 ribu, termasuk lebih dari 40 ribu BTS 4G. Layanan 4G XL Axiata saat ini telah tersedia di 425 kota/kabupaten.
XL Axiata juga terus berinvestasi dalam fiberisasi jaringan untuk melayani trafik data yang terus meningkat dengan pesat. Selain itu, investasi pada transmisi, backhaul, modernisasi jaringan, dan peningkatan jaringan lainnya untuk melayani pertumbuhan trafik data sehingga dapat memberikan stabilitas pada koneksi, memperluas kapasitas jaringan, dan meningkatkan kualitas layanan data secara umum juga terus dilakukan.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Penghasilan XL Axiata Tembus Rp 25 Triliun Pada 2019 Lalu, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/02/10/penghasilan-xl-axiata-tembus-rp-25-triliun-pada-2019-lalu.

Editor: Hendra Gunawan


Britama.com – XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan pendapatan sebesar Rp25,15 triliun sepanjang 2019, meningkat 9% YoY, melampaui ekspektasi rata-rata industri yang diperkirakan para analis sebesar 4%.
Pencapaian tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan layanan sebesar 15% YoY dimana peningkatan pendapatan layanan tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan pendapatan layanan data sebesar 28% YoY.
Secara total, kontribusi pendapatan layanan data terhadap pendapatan layanan mencapai 89% di tahun 2019. Untuk pencapaian EBITDA perseroan membukukan sebesar Rp9,97 triliun, meningkat 17% YoY, didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan efisiensi melalui fokus pada keunggulan operasional (operational excellence).

EXCL juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp713 miliar pada 2019 dari tahun sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp3,29 triliun.
πŸ“



Britama.com – Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) melalui anak usahanya, Centratama Menara Indonesia (CMI), memenangi tender penjualan sebanyak 1.054 menara telekomunikasi yang digelar XL Axiata Tbk (EXCL).
Dengan memperhitungkan lease back yang akan dilakukan EXCL untuk penempatan perangkatnya, menara-menara yang diakuisisi tersebut berpotensi memberikan kontribusi tambahan revenue tahunan sekitar Rp215 miliar.

Melalui pertumbuhan anorganik, CENT dapat memperoleh manfaat dari economies of scale yang dicapai serta positioning yang lebih baik lagi sebagai mitra penyedia infrastruktur.
πŸ‡

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan sektor telekomunikasi kompak menguat. Analis memproyeksikan ruang pertumbuhan sektor halo-halo masih terbuka lebar seiring meningkatnya tren penggunaan data. Emiten sektor ini pun jadi menarik karena termasuk sebagai sektor defensif. 
Mengutip laporan keuangan kuartal III-2019, PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih 15,65% secara tahunan menjadi Rp 16,46 triliun. Sementara, pendapatan naik tipis 3,45% secara tahunan menjadi Rp 102,63 triliun. 
Di periode yang sama, PT XL Axiata (EXCL) juga berhasil membukukan laba bersih Rp 498,41 miliar. Jumlah tersebut membaik karena di kuartal III-2018, EXCL sempat merugi Rp 144,81 miliar. 
Perbaikan kinerja juga ditunjukkan PT Indosat (ISAT) yang berhasil mengikis kerugian sebesar 81,51% secara tahunan di kuartal III-2019 menjadi Rp 284,59 miliar dari rugi bersih tahun lalu Rp 1,25 triliun. 
Membaiknya kinerja sektor telekomunikasi tersebut banyak disokong dari pertumbuhan pendapatan bisnis data, alih-alih bisnis SMS dan telepon cenderung menurun. 
Lihat saja, pertumbuhan bisnis internet dan jasa teknologi informasi TLKM berhasil tumbuh 12,7% secara tahunan menjadi Rp 60,06 triliun hingga kuartal III -2019. Bisnis data dan seluler TLKM juga meningkat 28,73% secara tahunan menjadi Rp 41,42 triliun. 
ISAT juga mencatat pendapatan tumbuh 12,4% menjadi Rp 18,85 miliar berkat dukungan bisnis selular yang naik 14,5% menjadi Rp 15,08 triliun. Sementara, pertumbuhan pendapatan dari bisnis multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) tumbuh 7,61% menjadi Rp 3,25 miliar. 
Begitu pun kinerja EXCL turut disokong oleh naiknya pendapatan rata-rata per pelanggan atawa average revenue per user (ARPU) menjadi Rp 36.000 dari Rp 34.000 pada kuartal sebelumnya. Pendapatan EXCL di kuartal III-2019 berhasil tumbuh 10,82% menjadi Rp 18,72 triliun.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia Marolop Alfred Nainggolan mengatakan sektor telekomunikasi yang kini fokus mengembangkan bisnis data masih memiliki potensi kenaikan kinerja. 
"Penggunaan data per kapita Indonesia jauh lebih rendah dari regional, penetrasi yang belum maksimal bisa jadi peluang yang cukup besar untuk meningkatkan kinerja," kata Alfred, Jumat (13/12). 
Tren penggunaan data yang semakin kuat juga menjadi katalis positif bagi sektor halo-halo. Alfred pun menjadikan sektor telekomunikasi sebagai sektor favorit karena sifat bisnis yang defensif. 
Ranjan Sharma Analis J.P. Mogran Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengatakan persaingan bisnis sektor telekomunikasi akan membaik dengan ISAT yang mulai menaikkan tarif paket data sekitar 10%-40%. Dengan begitu perang tarif bisa mereda dan memungkinkan TLKM di kemudian hari bisa menaikkan tarif juga untuk mempertahankan tarif premiumnya. 
Secara kuartalan, hanya EXCL yang total jumlah pelanggannya menurun sebesar 2%. Sementara, total jumlah pelanggan TLKM tumbuh 2% dan ISAT tumbuh 4%. 
"Tren penurunan pelanggan di EXCL perlu dipantau secara ketat karena kehilangan pangsa pasar di sebagian kawasan Jawa," kata Ranjan. Bila penurunan total pelanggan membawa dampak kerugian lebih lanjut, Ranjan mengatakan baiknya investor berhati-hati. Oleh karena itu pula, Ranjan mengalihkan preferensinya dari EXCL ke TLKM
Ranjan merekomendasikan overweight ke TLKM di target harga Rp 4.850 per saham. Namun, Ranjan juga masih merekomendasikan overweight untuk EXCL di target harga Rp 3.950 per saham. 
"EXCL masih bisa memanfaatkan keuntungan dari registrasi SIM card untuk menambah market share, kami yakin EXCL mampu meningkatkan pendapatan data seiring dengan perbaikan tarif di sektor ini," kata Ranjan. 
Sementara, TLKM menjadi emiten yang Alfred jagokan karena memiliki market share tertinggi dibanding kompetitornya. Alfred juga menyukai pertumbuhan kinerja TLKM yang stabil. 
"Meski pertumbuhan pendapatan TLKM cenderung stabil dan tidak memberi pertumbuhan yang lebih tinggi dari kompetitornya, untuk kondisi 2020 dengan proyeksi pelemahan ekonomi global, emiten yang kinerjanya stabil lebih menarik," kata Alfred. 

Alfred merekomendasikan buy untuk TLKM di target harga Rp 5.000 per saham. 
πŸ“

Liputan6.com, Jakarta - Selama tahun 2019, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom / TLKM) konsisten memberikan layanan terbaik bagi konsumennya dan terus menjadi pemimpin pasar.
“Kemampuan Telkomsel dan IndiHome dalam memimpin pasar menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas layanan dari TelkomGroup,” ujar Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen dalam keterangannya, Rabu (4/12/2019).
Pada segmen seluler, pembangunan jaringan secara berkesinambungan hingga ke pelosok nusantara telah menghasilkan jumlah pelanggan 171 juta dengan 112 juta di antaranya merupakan pengguna layanan mobile broadband.
Pendapatan dari mobile broadband sendiri pada sembilan bulan pertama 2019 tumbuh 28,4 persen dibandingkan September 2018 menjadi Rp 9,1 triliun. Pertumbuhan ini didorong lonjakan di trafik layanan sebesar 55,2 persen.
Layanan mobile broadband masih akan menjadi mesin pertumbuhan Telkomsel ke depannya mengingat konsumsi rata-rata pengguna data yang masih rendah di kisaran 5-6 GB per bulan dibandingkan dengan konsumsi di negara tetangga yang lebih dari 10 GB per bulan.
Trafik data tumbuh seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang makin massif dalam menggunakan media sosial, layanan video, musik, game, serta pengguna 2G yang beralih ke layanan 3G maupun 4G. Seiring peralihan ini pula, porsi layanan legacy akan semakin berkurang dan digantikan oleh layanan data. Hal ini tentunya menguntungkan bagi Telkom Indonesia.



Gaet Pasar Milenial


















Selain itu, Telkomsel juga berupaya untuk memperkuat posisinya di segmen milenial, yang akan menjadi high value customers di masa mendatang.
“Telkomsel menawarkan berbagai layanan dengan kualitas terbaik dan terluas dengan strategi pricing yang rasional melalui konsep more-for-more, sehingga profitabilitas tetap terjaga. Hal ini penting untuk memastikan kami dapat berinvestasi kembali untuk memastikan keberlanjutan bisnis di masa mendatang,” tambah Harry.
Sementara itu, IndiHome sebagai mesin pertumbuhan Telkom lainnya terus mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.
Sampai dengan September 2019, pelanggan IndiHome telah mencapai 6,5 juta dengan pendapatan sebesar Rp 13,7 triliun atau tumbuh 52,1 persen dibanding periode yang sama di 2018. Hal ini tercapai dengan berbagai inovasi dan pengembangan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan.
Di akhir triwulan III, terdapat 4,5 juta add-on yang digunakan oleh pelanggan. IndiHome juga menawarkan berbagai pilihan bandwidth untuk pelanggan residensial sampai dengan 200 Mbps dan 300 Mbps.
πŸ…
Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh di kisaran 5 persen.
Direktur Utama TLKM, Ririek Adriansyah mengatakan kondisi di tahun ini membaik dibandingkan tahun lalu karena dampak penerapan kebijakan registrasi kartu SIM prabayar tak lagi terasa. Dia pun memproyeksikan perseroan bisa meraup pertumbuhan pendapatan pada tahun ini di kisaran 5 persen.
Sebagai gambaran, pada 2018, perseroan meraup pendapatan sebesar Rp130,78 triliun atau tumbuh sebesar 1,97 persen. Dengan demikian, bila pertumbuhan bisa mencapai 5 persen, pendapatan perusahaan menyentuh Rp137,14 triliun.
Revenue [tahun ini] masih tumbuh, sekitar mid-single digit,” ujarnya usai menghadiri Kompas CEO Forum, Kamis (28/11/2019).
Lebih lanjut, untuk mengejar Rp34,51 triliun pada kuartal IV/2019, pihaknya bakal menggenjot penjualan segmen ritel, konsumer dan enterprise. Namun, dia tak memperinci strategi yang akan dilakukan.
“Ada beberapa program baik dari sisi ritel, konsumer dan enterprise,” katanya.
Dia juga membantah bahwa salah satu cara untuk mengerek pendapatan di tahun ini dihasilkan melalui kenaikan harga data seluler. Adapun, dalam riset terbarunya, J.P. Morgan menyebut TLKM telah menaikkan tarif data mulai November. Analis J.P. Morgan, Ranjan Sharma menyebut dalam hasil risetnya bahwa kenaikan tarif data yang dilakukan TLKM menyusul keputusan yang ditempuh PT Indosat Tbk. (ISAT).

Untuk paket bulanan, rentang kenaikan tarif data mulai dari 3 persen hingga 8 persen di wilayah Jakarta. Adapun, ISAT tercatat menaikkan tarif cukup signifikan pada paket Yellow yakni dari rentang 11 persen hingga 40 persen.
πŸ…


JAKARTA, investor.id – Grup Djarum melalui PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) berminat mengikuti lelang 3.300 menara telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL). Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom (TLKM) melalui PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) masih melakukan review terkait menara XL tersebut. Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari mengatakan, jika memang XL menjalankan proses penjualan menara melalui proses tender, perseroan berminat ikut serta. Namun, dia tidak menyebutkan, apakah perseroan mengincar seluruh menara yang dilelang atau hanya sebagian. “Sesuai dengan strategi perusahaan, maka kami akan berpartisipasi,” kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (14/11). Adam menambahkan, perseroan memiliki cukup ruang pendanaan untuk mendapatkan pinjaman yang efisien sebagai modal ekspansi. Rating investment grade BBB dari Standard & Poor’s (S&P) yang disematkan kepada perseroan dinilai cukup baik menunjang akses pendanaan melalui perbankan ataupun pasar modal. Baru-baru ini, Sarana Menara melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) mendapat tambahan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi Rp 2 triliun. Protelindo sebelumnya mendapat fasilitas pinjaman dari BCA sebesar Rp 500 miliar pada Desember 2016. Sekretaris Perusahaan Sarana Menara Nusantara Irfan Ghazali mengatakan, pinjaman ini memiliki jangka waktu 48 bulan sejak penarikan pertama. “Pinjaman ini akan digunakan untuk keperluan umum perusahaan, namun tidak terbatas pada akuisisi yang diperbolehkan, pengeluaran kegiatan operasional dan talangan arus kas Protelindo,” ujar Irfan. Sebagai informasi, pinjaman ini sudah mengalami perubahan empat kali sejak perjanjian pertama pada 21 Desember 2016. Perubahan pertama pada 6 September 2017. Kemudian, diubah lagi pada 19 September 2018 dan 21 Mei 2019. Pada September 2017, perseroan menaikkan nilai pinjaman menjadi Rp 750 miliar dibandingkan dengan perjanjian kredit perseroan pada 21 Desember 2016 yang hanya sebesar Rp 500 miliar. Di lain pihak, Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, pihaknya belum dapat membeberkan informasi lebih lanjut karena masih melakukan review terkait lelang menara XL. Saat ini, Mitratel dan Protelindo diketahui sama-sama sedang menunggu penyelesaian akuisisi menara PT Indosat Tbk (ISAT). Keduanya diumumkan sebagai pemenang atas lelang dan melakukan perjanjian jual-beli 3.100 menara Indosat bernilai Rp 6,39 triliun pada 14 Oktober 2019. Rinciannya, Mitratel membeli 2.100 menara dengan nilai Rp 4,44 triliun, sedangkan Protelindo mengakuisisi 1.000 menara dengan nilai Rp 1,95 triliun. Penutupan transaksi ini harus melewati restu pemegang saham Indosat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 21 November 2019. Indosat menginisiasi rencana investasi yang signifikan selama 2018-2019 untuk mendukung pertumbuhan pasar dan tujuan transformasi. Untuk mempercepat rencana investasi tersebut, perseroan mengevaluasi kontribusi yang dapat dicapai dari penjualan tower untuk memenuhi persyaratan ini. Transaksi ditargetkan selesai sebelum akhir 2019. Atas hasil evaluasi, Indosat mengadopsi model sales & leaseback untuk 3.100 tower dengan tujuan memanfaatkan nilai tower, menghasilkan uang tunai secara organik dan meningkatkan kemampuan peminjaman dengan mengendurkan persyaratan keuangan. Lelang XL Sementara itu, XL resmi membuka lelang menara telekomunikasi pada 5 November 2019. Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan mengatakan, jumlah menara telekomunikasi yang akan dilepas sekitar 3.200-3.300 unit. “Penjualan aset ini ditargetkan rampung pada kuartal I-2020. Hasil penjualan menara sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja tahun depan,” jelas Adlan, baru-baru ini. Rencana transaksi ini diperkirakan berpotensi sebagai transaksi material. Hal ini berarti nilai transaksinya lebih dari 20% ekuitas perseroan. Tercatat, total ekuitas perseroan mencapai Rp 18,89 triliun per 30 September 2019. Dengan demikian, nilai penjualan menara ini berpotensi mencapai lebih dari Rp 3,8 triliun. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Grup Djarum Siap Beli Menara Telekomunikasi XL"
Penulis: Farid Firdaus
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/grup-djarum-siap-beli-menara-telekomunikasi-xl

πŸ‰


Bisnis.com, JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membukukan pertumbuhan laba sebesar 15,65% pada periode Januari-September 2019 bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dikutip dari laporan keuangannya, Rabu (30/10/2019), emiten telekomunikasi itu meraup laba periode berjalan yang dapat diatribusikan sebesar Rp16,46 triliun pada 9 bulan pertama 2019 atau tumbuh sebesar 15,65% dari Rp14,23 triliun per kuartal III/2018.
Kendati laba bersih emiten berkode saham TLKM itu tumbuh cukup tinggi, tetapi pertumbuhan yang dicapai pada periode kali ini belum mampu melampaui pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 20,6%.

Laba yang menggemuk ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang dibukukan oleh perusahaan pelat merah itu.
TLKM mencatatkan pendapatan sebesar Rp102,63 triliun selama 9 bulan pertama 2019 atau tumbuh 3,45% dibandingkan dengan pendapatan pada periode yang sama tahun 2018 yakni Rp99,20 triliun.
Kendati tumbuh tipis, pertumbuhan pendapatan yang dicapai perseroan kali ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal III/2019, yakni sebesar 2,3%.

Adapun, pendapatan tersebut disokong oleh internet dan jasa teknologi informasi dan komunikasi yang berkontribusi sebesar 88,6%.
Pendapatan dari bisnis internet dan jasa TIK mencapai Rp60,06 triliun atau tumbuh 12,7%. Pertumbuhan yang cukup besar pada bisnis ini didukung oleh bisnis data dan seluler yang berkontribusi 62,43%.

Bisnis data dan seluler pada kuartal III/2019 menyumbang pendapatan sebesar Rp41,24 triliun atau tumbuh sebesar 28,37% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.

Sebaliknya, bisnis lain seperti SMS turun 23,35% dari Rp7,11 triliun menjadi Rp5,45 triliun. Begitu juga dengan bisnis telepon yang pada kuartal III/2019 turun 17,19% menjadi Rp23,14 triliun dari Rp27,95 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
🍏


KONTAN.CO.ID -  ENDE. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus melanjutkan pembangunan jaringan telekomunikasi dan data di daerah-daerah terpencil melalui skema USO (Universal Service Obligation) di tahun 2019 ini.
Guna menandai pembangunan jaringan USO di Nusa Tenggara Timur dan  Kawasan Timur Indonesia lainnya, manajemen XL Axiata dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meresmikan salah satu BTS USO di Desa Aewora, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, NTT, pada Senin (28/10).
Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D. Yosetya, mengatakan, program USO pemerintah memiliki spirit yang sejalan dengan visi pemerintah dalam menyediakan jaringan telekomunikasi dan data/internet bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil.
"Agar mereka segera dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mengejar ketertinggalan dari daerah lain dan memajukan wilayahnya tersebut. Ini sekaligus mempercepat pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah,” ujarnya.
XL Axiata tahun ini menargetkan pembangunan 289 titik jaringan BTS USO di berbagai provinsi yang sebagian besar di wilayah Timur, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Adapun yang sudah terbangun sebanyak 64 titik jaringan atau tower.
Yessie menambahkan, semua titik BTS USO yang dibangun XL Axiata tahun ini berada di 51 kabupaten, di antaranya ada di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, termasuk Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
Pembangunan jaringan USO di titik-titik tersebut telah mulai dilaksanakan sejak Oktober 2019 dan ditargetkan selesai akhir tahun ini. Dari seluruh 289 BTS USO yang dibangun merupakan BTS 4G.
XL Axiata berharap akan bisa melanjutkan pembangunan BTS USO di tahun 2020 di area yang semakin luas. Selain itu, XL Axiata juga akan mengelola dan mengembangkan semua jaringan USO yang dibangun menjadi jaringan yang benar-benar mampu melayani masyarakat semaksimal mungkin agar memberikan nilai ekonomi dan bisnis.
Untuk itu, seiring dengan pembangunan jaringan USO ini, juga akan dibangun ekosistem pendukung sehingga masyarakat setempat semakin mudah mengakses dan memanfaatkan semua jenis layanan XL Axiata.
“Area luar Jawa, memiliki potensi perluasan jaringan terutama karena penggunaan data internet yang sangat tinggi," imbuh Yessie.
Dia menyebut berdasarkan data APJII, pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan hingga 500%  dari 29 juta menjadi 171 juta di tahun 2018. Di mana 44% penggunanya berada di luar Jawa.
πŸ‘
Bisnis.com, JAKARTA- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. melalui anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah menandatangani perjanjian jual beli 2.100 menara PT Indosat Tbk. senilai Rp4,44 triliun.
Dalam keterbukaan informasi Selasa (15/10/2019), VP Investor Relations Telkom Andi Setiawan mengungkapkan bahwa perjanjian tersebut diteken pada 14 Oktober 2019.
"Pembelian 2.100 menara telekomunikasi ini akan memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel, sekaligus sejalan dengan rencana jangka panjang Mitratel," tulisnya.
Dengan pembelian ini, terhitung sejak terpenuhinya segala kewajiban berdasarkan perjanjian termasuk ditandatanganinya akta pengalihan antara para pihak, jumlah menara telekomunikasi Mitratel bertambah 2.100 menjadi lebih dari 15.800 menara.
Mitratel merupakan anak perusahaan emiten berkode saham TLKM yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Saat ini, Mitratel telah mengelola menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia.
Selain menjual menara telekomunikasi kepada Mitratel, Indosat juga melego 1.000 menara kepada PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) yang merupakan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR). Nilai penjualan 1.000 menara itu mencapai Rp1,95 triliun.

πŸ‡

Rumor XL Axiata Merger dengan Tri, Ini Jejak Historisnya

Harga saham XL Axiata kembali melonjak setelah muncul isu ketertarikan Hutchison, pemilik operator seluler Tri berkolaborasi dengan emiten berkode EXCL. Menilik ke belakang, EXCL beberapa kali berpindah tangan kepemilikan dan sekali melakukan merger loh. Berikut kisahnya.

Ahmad Rifai - Bisnis.com17 September 2019  |  16:36 WIB
Rumor XL Axiata Merger dengan Tri, Ini Jejak Historisnya
XL Axiata Selalu Diburu Rumor Akuisisi. - Ilham Mog
Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT XL Axiata Tbk. sempat jatuh bangun sepanjang bulan ini. Isu merger dari induk usaha sampai perseroan menjadi pemicunya.
Sampai penutupan perdagangan Selasa (17/09/2019), harga saham EXCL naik 1,78% menjadi Rp3.440 per saham dengan kapitalisasi pasar senilai Rp36,77 triliun. 
Isu ketertarikan CK Hutchison Holdings Ltd. untuk berkolaborasi dengan Axiata Grup Bhd. pada sektor telekomunikasi di Indonesia menjadi salah satu pendongkrak harga saham emiten berkode EXCL.
Hutchison adalah salah satu pemegang saham dari PT Hutchison 3 Indonesia. Artinya, kolaborasi bisnis Hutchison dengan Axiata di Indonesia adalah terkait Hutchison 3 Indonesia dengan XL Axiata.
Isu itu menjadi angin segar bagi harga saham EXCL yang sempat anjlok gara-gara batalnya negosiasi merger antara Axiata Grup dengan Telenor, perusahaan asal Norwegia, pada awal bulan ini.
Selain itu, ungkapan ketertarikan Hutchison seolah mengonfirmasi rumor yang sempat mencuat setelah Hutchison 3 Indonesia mendapatkan suntikan dana segar Rp47 triliun pada April 2019.
Setelah mendapatkan dana segar itu, operator seluler Tri itu diprediksi bisa mengakuisisi satu perusahaan operator seluler di Indonesia seperti, XL Axiata. Namun, kisah itu masih sebatas rumor yang belum terealisasi hingga saat ini.

Sempat Didepak dari Perhitungan IHSG

Sementara itu, XL Axiata yang berdiri dengan nama PT Grahametropolitan yang dimiliki oleh Grup Rajawal sempat hampir dikeluarkan dari perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2005 gara-gara porsi saham publik atau free float menciut dari 20% menjadi 0,13%.
EXCL yang berubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama pada1994 resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga penawaran Rp2.000 pada 29 September 2005. Saat itu, Excelcomindo Pratama melepas 20% sahamnya ke publik.
Namun, 16,8% saham publik EXCL justru dibeli oleh Khazanah Bhd. Artinya, saham yang benar-benar dibeli oleh investor ritel berada di bawah 4%. Untuk itu, BEI sempat mengeluarkan EXCL dari perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan.
Alasannya, jumlah jumlah saham publik yang kecil sangat berisiko untuk digoreng sehingga bisa menganggu perhitungan IHSG. BEI pun meminta kepada manajemen EXCL untuk menambah porsi saham publik.
Kala itu, komposisi pemegang saham EXCL antara lain, 48%  dimiliki PT Telekomindo Primabhakti, 25% dimiliki Telekom Malaysia melalui Indocel Holding Sdn. Bhd., 10,14% AIF (Indonesia) Ltd., Khazanah Nasional 16,81%, dan sisanya dimiliki oleh publik.
Khazanah disebut siap menambah porsi saham publik dengan melepas beberapa saham EXCL yang dimilikinya. Namun, Telekom Malaysia sempat menyatakan enggan menambah porsi saham publik dengan melepas kepemilikannya. Perusahaan asal Negeri Jiran itu justru ingin menambah kepemilikan sahamnya menjadi 60% pada Desember 2015.
Lalu, sebulan kemudian, Telekom Malaysia justru mengaku siap melepas 100 juta lembar sahamnya yang setara 0,014% saham dari EXCL ke publik.
Kini, komposisi pemegang saham EXCL antara lain, 66,36% dimiliki oleh Axiata Investment Sdn., Bhd dan sisanya dimiliki oleh publik.  

XL Axiata Akuisisi dan Merger Axis

Medio 2014-an, XL Axiata membuat heboh setelah mencaplok salah satu operator seluler pedatang baru Axis. 
Menurut catatan Bisnis.com, EXCL mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia senilai US$865 juta. Dalam proses akuisisi itu, EXCL mendapatkan dana US$500 juta dari pemegang saham, sedangkan US$365 juta berasal dari pinjaman dari tiga bank, yakni Bank UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan Bank DBS.
EXCL mengambil alih Axis dari tangan pemegang saham mayoritasnya, yakni Saudi Telecom  Company. Setelah itu, XL Axiata meleburkan diri dengan perusahaan telekomunikasi yang baru dicaploknya tersebut.
Namun, rencana merger XL Axiata dengan Axis itu sempat terhambat akibat masalah perpindahan penggunaan frekuensi. Pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian saat itu Hatta Rajasa meminta agar aksi merger kedua operator seluler itu tidak sampai melanggar aturan.
Menteri Komunikasi dan Informasi saat itu Tifatul Sembiring berbeda pendapat terkait akuisisi merger EXCL dengan Axiata. Dia justru menilai bisa memberikan keuntungan kepada negara jika biaya hak penggunaan frekuensi Axis yang tertunggal senilai Rp1 triliun bisa dibayarkan.
“Namun, frekuensi itu harus dikembalikan dulu kepada negara, baru kemudian dilakukan tender ulang. Jika tanpa tender ulang, negara justru bisa rugi karena tidak bisa mendapatkan pendapatan maksimal,” ujarnya dalam catatan Bisnis.com pada 19 Februari 2014.
Nah, jika Tri dan EXCL benar-benar melakukan kolaborasi seperti, konsolidasi atau merger, kira-kira bakal berpolemik seperti saat XL merger dengan Axis enggak ya?


JAKARTA, investor.id – PT Hutchison 3 Indonesia siap melangsungkan merger dan akuisisi dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Perusahaan yang dijajaki adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT), dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Wakil Direktur Utama Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansyah mengatakan, perseroan sudah melakukan pembicaraan dengan tiga perusahaan telekomunikasi yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut. "Diskusi untuk saling menjajaki (sudah dilakukan), namun belum ada diskusi formal," kata dia kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (23/9). Danny menegaskan, penjajakan tersebut dilakukan sesuai imbauan pemerintah untuk melakukan konsolidasi di antara perusahaan telekomunikasi. Perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk semua opsi konsolidasi. "Semua skema konsolidasi open for discussion,” ujar dia. Adapun menurut laporan Bloomberg, perusahaan asal Hong Kong CK Hutchison Holdings Ltd berencana melakukan konsolidasi bisnis seluler di Indonesia dengan unit bisnis Axiata Group Bhd di Indonesia, yakni XL Axiata. Hutchison memegang kendali atas Hutchison 3 Indonesia, pengelola operator merek 3. Namun, Chief Executive Officer (CEO) Axiata Group Jamaludin Ibrahim menolak berkomentar mengenai hal ini. Secara terpisah, Direktur Keuangan XL Axiata Mohamed Adlan juga enggan menyatakan pendapatnya. “Pertanyaan soal kabar itu (Hutchison) bisa ditanyakan langsung kepada Axiata Group selaku pengendali XL,” jelas dia kepada Investor Daily. Adapun, menurut Jamaludin, saat ini perseroan fokus pada efisiensi operasional. Pihaknya menyakini keuntungan serta arus kas perseroan dalam keadaan tidak cukup baik, lantaran industri telekomunikasi yang melambat. “Selama tiga tahun terakhir, kami telah berbicara dengan pihak-pihak di kedua negara (Malaysia dan Indonesia). Salah satu aksi yang direncanakan yakni hampir terjadinya merger dengan Telenor,” pungkas dia. Pada awal September lalu, Axiata dan Telenor sepakat mengakhiri diskusi untuk konsolidasi aset dan operasi di Asia. Semula, penggabungan aset infrastruktur ini perkirakan menghasilkan pendapatan US$ 13 miliar dan laba sebelum bunga dan pajak (EBITDA) hingga US$ 5,5 miliar. Di sisi lain, XL Axiata menjajaki peluang penjualan 4.500 menara telekomunikasi miliknya. Jika berhasil dieksekusi, aksi ini akan menjadi yang ketiga kalinya, setelah perseroan berhasil melepas 6.000 menara pada 2014 dan 2016. Semula, aset 4.500 menara ini masuk dalam kelompok aset strategis. Disebut strategis lantaran perseroan cukup bergantung pada menara dalam rancangan jaringan telekomunikasinya. Namun, seiring berjalan waktu, kini ketergantungan tersebut telah berkurang karena arsitektur jaringan XL lebih terdistribusi. Pada 2014, XL Axiata telah menjual 3.500 menara melalui proses lelang seharga Rp 5,6 triliun kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Selanjutnya, perseroan mengantongi Rp 3,56 triliun dari hasil penjualan 2.500 menara kepada anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), pada 2016. Sumber : Investor Daily

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Siap Merger dan Akuisisi, Hutchison 3 Dekati XL, Indosat, dan Smartfren"
Penulis: Gita Rossiana
Read more at: https://investor.id/market-and-corporate/siap-merger-dan-akuisisi-hutchison-3-dekati-xl-indosat-dan-smartfren

πŸ“

JAKARTA okezone - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp11,07 triliun pada semester I/2019. Raihan tersebut meningkat 27,36% dari raihan Rp8,69 triliun pada semester I/2018.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Kamis (1/8/2019), pencapaian tersebut didasari oleh pendapatan Semester I-2019 sebesar Rp69,35 triliun naik dibandingkan periode yang sama di 2018 sebesar Rp64,37 triliun.
Pendapatan tersebut didominasi dari data, internet, dan jasa teknologi yang sebesar Rp44,23 triliun naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di Rp37,61 triliun. Sementara itu, pendapatan telepon mengalami penurunan, tercatat pada semester I-2019 sebesar Rp15,52 triliun turun 17,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp18,69 triliun.

Kendati pendapatan dari usaha telepon cenderung turun, pertumbuhan pendapatan dari interkoneksi yakni Rp3,3 triliun atau naik 39,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Di sisi profitabilitas, emiten berkode saham TLKM itu meraup di semester I-2019, total liabilitas Telkom tercatat Rp107,35 triliun, sedangkan ekuitasnya Rp108,34 triliun. Adapun total aset perusahaan BUMN itu mencapai Rp215,69 triliun pada semester I/2019.
(rzy)
🍐
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operator telekomunikasi PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) telah membangun sekitar 16.000 base transceiver station (BTS) 4G baru per Juni 2019.
Sementara itu, sepanjang tahun ini, Telkomsel berencana membangun sekitar 20.000 BTS 4G. Dengan begitu, Telkomsel sudah mencapai 80% dari target pembangunan BTS 4G-nya.
Direktur utama induk usaha Telkomsel, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100 ini) Ririek Ardiansyah mengatakan, tahun ini perusahaannya memang fokus menambah BTS 4G. “Telkomsel sudah tidak menambah BTS 3G maupun 2G,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/7).
General Manager Radio Network Planning Telkomsel Suharno menambahkan, pembangunan BTS 4G hingga akhir tahun masih berjalan sesuai rencana. “Kami targetkan dapat tercapai seluruhnya pada Oktober 2019,” ucap dia.
Dengan adanya penambahan pembangunan BTS 4G tersebut, saat ini, cakupan jaringan Telkomsel terhadap populasi sudah mencapai 94%. Hingga akhir tahun, perusahaan ini menargetkan jaringannya bisa mencapai 95% populasi masyarakat Indonesia.
Menurut Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi, penambahan BTS 4G Telkomsel akan memberikan sentimen positif pada saham TLKM.
Michael mengatakan, Telkomsel perlu mengupayakan cakupan jaringan sampai 100% populasi. “Jika tidak, kompetitor yang akan ambil pangsa pasar Telkomsel jika tidak tambah BTS,” ucap dia.
Baca Juga: IndiHome kejar target 7,5 juta pelanggan tahun ini
Per perdagangan Senin (29/7), saham TLKM ditutup pada level Rp 4.200 per saham atau naik 12% secara year to date. Ia memprediksi, saham TLKM masih bisa naik lagi ke depannya.
Alasannya, kinerja perusahaan ini ia prediksi akan tetap bagus karena Telkomsel sempat menaikkan tarif layanan datanya pada Mei dan Juni 2019. "Kenaikan tarif ini akan membawa dampak positif ke kinerja kuartal III-2019," ucap Michael.
Sebagai gambaran, per kuartal I-2019, TLKM mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,73% secara tahunan, dari Rp 32,34 triliun menjadi Rp 34,84 triliun. TLKM juga meraup laba bersih sebesar Rp 6,22 triliun. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba bersih TLKM adalah Rp 5,73 triliun.
Oleh karena itu, Michael merekomendasikan investor untuk buy saham TLKM dengan target harga akhir tahun Rp 4.300. Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan sell on strength saham TLKM dengan level support Rp 4.000 dan level resistance Rp 4.300.
Untuk perdagangan Selasa (30/7), secara teknikal, Herditya memprediksi saham TLKM akan terkoreksi untuk membentuk wave [c]. “Hal ini juga nampak dari indikator MACD dan RSI yang masih bergerak turun,” ucapnya.
🍏

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah loyo di awal pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit dan naik  0,57% menjadi 6.388,32, Selasa (9/7). Saham TLKM (anggota indeks Kompas100) menjadi saham dengan nilai transaksi terbesar, kemarin.
Kemarin, perdagangan saham termasuk ramai. Sebanyak 17,53 miliar saham ditransaksikan dengan nilai transaksi Rp 7,64 triliun. Sedangkan frekuensi transaksi perdagangan saham mencapai 465.293 kali.


Dari nilai transaksi, saham TLKM menjadi jawaranya. Merujuk data RTI, nilai transaksi saham TLKM mencapai Rp 539,23 miliar, Selasa (9/7).
Di bawah ini, 10 saham dengan nilai transaksi terbesar di perdagangan Selasa (9 Juli 2019):
10 Saham dengan Nilai Transaksi Terbesar, Selasa (9 Juli 2019)
KodeNilai Transaksi (Rp)PEREPSPBV
TLKM539.227.393.00017,332513,42
BMRI349.648.655.00012,746201,9
BBRI284.625.790.00016,642652,79
BBCA283.993.637.50030,529834,66
POOL171.820.687.500-171,67-124,92
INKP170.373.017.50011,737610,89
HOME159.980.136.400-56-17
ASII157.750.932.50014,135151,63
ERAA154.355.751.50033,22591,28
TRAM136.168.814.4006021,11

Sumber: RTI
🍈


Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyetujui revisi alokasi pengadaan tanah proyek strategis nasional berupa jalan tol Tahun Anggaran 2018 dan 2019.
Persetujuan itu termaktub dalam surat Menteri Keuangan Nomor S-492/MK.06/2019 yang ditujukan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat per 21 Juni 2019, bersifat sangat segera.
Sebelumnya, Basuki dalam suratnya bernomor PR 02 01-Mn/925 tanggal 8 Mei 2019 mengusulkan revisi alokasi pendanaan pengadaan tanah PSN berupa jalan tol TA 2018 dan 2019.
Surat Menkeu itu menyebutkan bahwa pada prinsipnya Kementerian Keuangan menyetujui usulan revisi alokasi pendanaan pengadaan tanah proyek strategis nasional berupa jalan tol anggaran 2018 dan 2019 serta skema penggunaan dana badan usaha terlebih dahulu untuk pembangunan proyek strategis.
“Untuk mempercepat dan mempermudah proses penggantian dana badan usaha yang sudah digunakan terlebih dahulu, maka mohon bantuan Saudara melalui unit terkait untuk memastikan kelengkapan dokumen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,” kata Sri Mulyani dalam surat tersebut.
Keputusan Menkeu disambut positif oleh badan usaha jalan tol. Salah satunya adalah PT Waskita Toll Road yang sampai dengan saat ini pengembalian dana talangan untuk kedua ruas jalan tolnya belum dibayarkan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto mengatakan bahwa Menteri PUPR sedang mengajukan dua hal, yakni pertama, dana yang tidak bisa dibayarkan LMAN dapat dialokasikan ke dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian PUPR.
Kedua, ada revisi peraturan Menkeu agar dana anggaran dapat digunakan fleksibel secara tahun jamak.
"Saya belum paham yang mana yang disetujui. Intinya dua-duanya okelah, kepastiannya sudah jelas. Kalau yang disetujui revisi PMK senang karena tidak perlu ada dana hangus, misalnya, yang disetujui yang alokasi dana DIPA akhirnya bisa dibayarkan," ujar Herwi ketika dimintai tanggapannya berkaitan dengan ternitnya surat Menkeu tersebut, Senin (8/7/2019).
Menurutnya, ruas tol yang tidak bisa diganti oleh LMAN dapat diambil alih oleh APBN. Bila diambil alih oleh dana DIPA, tetap harus memperhatikan biaya dana (cost of money), yang berarti harus ditambahkan.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Jasa Marga Tbk. M. Agus Setiawan mengatakan bahwa persetujuan Menkeu tersebut memberi harapan karena menjadi jaminan untuk BUJT.

"Dengan adanya surat dari Bu Menkeu tersebut jadi jaminan buat BUJT bahwa alokasi dana pemerintah untuk pengembalian dana talangan yang diberikan oleh BUJT sudah tersedia dan dialokasikan," ujarnya, Senin (8/7/2019).
πŸ…
Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Marga Tbk. berniat terjun ke bisnis pengembangan lahan industri dengan menggandeng PT Surya Semesta Internusa Tbk. Ekspansi ini merupakan bagian dari pengembangan kawasan di sekitar jalan tol atau toll corridor development.
Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) Adrian Priohutomo mengatakan bahwa perseroan bakal mengembangkan lahan industri di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Di wilayah itu, perseroan dan PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) juga bakal membangun jalan tol akses Patimban yang terkoneksi dengan jalan tol Cikopo—Palimanan.
"Kami ada rencana ke sana [mengembangkan lahan industri] dalam rangka diversifikasi usaha. Kami akan kembangkan konsep TCD [toll corridor development]," ujar Adrian kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Saat ini, Jasa Marga memang memilik lini usaha properti melalui PT Jasamarga Properti (JMP). JMP sejauh ini telah mengembangkan gedung perkantoran, perumahan, dan tempat istirahat & pelayanan.
Kontribusi lini usaha properti sejauh ini masih minim. Per Maret 2019, pendapatan properti dan sewa lahan mencapai Rp37,83 miliar atau hanya 1,50% dari total pendapatan Jasa Marga.
Jasa Marga dan Surya Internusa sebelumnya telah bermitra di konsorsium pengusul jalan tol akses Patimban.
BUMN jalan tol itu memegang porsi saham 55%, sedangkan Surya Internusa 25%. Adrian mengatakan bahwa saat ini Jasa Marga tengah membuat studi baru perencanaan jalan tol akses Pelabuhan Patimban.

Dalam studi terdahulu, jalan tol akses Patimban sepanjang 37,70 kilometer akan menelan biaya investasi sebanyak Rp6,35 triliun.
πŸ“

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang membangun jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Nantinya kereta cepat ini memiliki kecepatan hingga 200 kilometer per jam dan melintas di bawah tanah menuju ke jalur layang.
Diprediksi perjalanan dari Jakarta-Bandung hanya memakan waktu 35 menit Namun demikian, upaya pembangunan ini terganjal oleh izin Pemerintah Daerah (Pemda).
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara enggan mengakomodir proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebab, PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) belum berkomitmen terhadap pemerintah daerah.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pehubungan Budi Karya Sumadi akan menindaklanjuti terkait masalah izin yang diberikan oleh pemerintah daerah tersebut. Pihaknya akan menerjunkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan KCIC untuk selesaikan.
"Saya akan tugaskan Dirjen Kereta dan Direktur KCIC untuk menyelesaikan masalah ini masalah komunikasi saja," tutur Budi saat ditemui di Kantor Kemaritiman, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Seperti diketahui proyek pembangunan kereta cepat ini dimulai 2018 lalu. Proyek dimulai dari kawasan Halim Perdanakusuma hingga kawasan Tegal Luar, Kabupaten Bandung.
Berdasarkan catatan merdeka.com, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA sendiri mencatat konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah mencapai 9,2 persen sampai dengan Februari 2019. Perusahaan menargetkan pembangunan KCJB mencapai 55 persen pada tahun ini.
"Kereta cepat itu sekarang progresnya 8 hampir 9,2 persen. Sampai akhir bulan lalu 9,2 persen," ujar Direktur Utama WIKA, Tumiyana, Senin, 25 Maret 2019.
Pembebasan lahan menjadi salah satu kendala pengerjaan KCJB. Namun kini perkembangan  pembebasan lahan sudah menyentuh 94 persen. Adapun sisanya enam persen merupakan proses fasos dan fasum.
"Kita pembebasan tanahnya sudah 94 persen. Sekarang sisa yang 6 persen itu adalah fasos dan fasum. Tapi kita coba forecast mudah-mudahan tanahnya bisa rampung sampai dengan awal Juni ini," kata Direktur Utama WIKA, Tumiyana.

Dia menegaskan, pekerjaan proyek KCJB masih berlangsung terus hingga hari ini.


🍎

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekerjaan pembangunan tol layang Jakarta Cikampek (Japek) terus berlangsung. Pada Senin malam, 24 Juni 2019, pihak kontraktor yakni kerjasama operasi antara Waskita, Acset dan Bukaka dan sub kontraktor PT PT Freyssinet Total Technology sudah memasang sambungan jembatan pertama di P74 Km 18. Setelah melakukan pemasangan sambungan tersebut, maka rencana pemasangan sambungan jembatan dengan total panjang sekitar 5.500 meter di bagian yang lain bisa segera dikerjakan.
Pemasangan sambungan jembatan tol tersebut memakai material expansion jointmodern yang sudah dipakai di negara Eropa. Pihak kontraktor sengaja memilih material sambungan jembatan tersebut untuk bisa mengakomodir pergerakan besar akibat gempa.  Struktur jalan layang tol Jakarta Cikampek didesain khusus dengan menggunakan perletakan anti gempa. Penggunaan perletakan ini mengakibatkan adanya pergerakan besar dalam kedua arah Jembatan guna mendapatkan efek perlindungan gempa yang efisien.


Tipe sambungan jembatan yang digunakan harus dapat mengakomodir pergerakan besar selain mempunyai kekuatan optimal dalam menahan beban kendaraan kecil atau pun besar. Lantas jika ada perbaikan diklaim tidak menimbulkan kemacetan.

Seperti diketahui jalan tol layang Japek ini merupakan jalan tol bertingkat pertama di Indonesia yang menghubungkan Cikunir hingga Karawang sepanjang 39 km. Tol ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan di salan satu jalan tol terpadat di Indonesia. Maka, pihak Waskota, Acset, Bukaka dan Freyssinet berupaya memenuhi target yang diberikan pemerintah untuk menyelesaikan proyek tersebut.
πŸ…

Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Telkomsel Smart Office, Jakarta pada Rabu (29/5/2019). RUPST menunjuk Emma Sri Martini sebagai Direktur Utama Telkomsel menggantikan Ririek Adriansyah.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom) dan Singapore Telecommunications Ltd. (SingTel) selaku pemegang saham Telkomsel tidak hanya menunjuk bos baru, tetapi juga mengganti beberapa anggota dewan direksi Telkomsel.
Dalam daftar direksi baru, muncul nama Emma Sri Martini yang ditunjuk menggantikan Ririek Adriansyah sebagai Direktur Utama. Emma sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak 2009. Ririek telah diangkat menjadi Direktur Utama Telkom beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, dalam keputusan RUPST Telkomsel ditemukan juga beberapa nama baru yang menempati posisi jajaran direksi Telkomsel seperti Ririn Widaryani sebagai Direktur Sales menggantikan Sukardi Silalahi dan Iskriyono sebagai Direktur Network menggantikan Bob Apriawan.
Dalam rilis yang diterima Bisnis disebutkan penetapan susunan baru direksi Telkomsel sejalan dengan strategi Telkomsel dalam melanjutkan transformasi perusahaan menjadi digital telco company yang siap mengakselerasi negeri dengan mengembangkan ekosistem digital di Indonesia.

Berikut susunan Direksi Telkomsel selengkapnya:

  • President Director                                           :  Emma Sri Martini
  • Director Sales                                                    :  Ririn Widaryani
  • Director Finance                                               :  Herry Supriadi
  • Director Human Capital Management                     :  Irfan A Tachrir
  • Director Network                                                              :  Iskriono Windiarjanto
  • Director Planning & Transformation                         :  Edward Siew Ying
  • Director Information Technology                              :  Bharat Alva
  • Director Marketing                                         :  Alistair Johnston
πŸ‡

Jakarta - Astra Infra melalui PT Astra Tol Nusantara pada hari ini (17/05) mengumumkan akuisisi 44,5% saham PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM), pemegang konsesi jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) sepanjang 36,3 km.

Akuisisi saham tersebut, yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli saham JSM dari PT Moeladi sebesar 24,2% dan PT Wijaya Karya Tbk sebesar 20,3%. Hal ini merupakan upaya Astra Infra untuk memperkuat portofolio investasi di ruas tol Trans Jawa.

Dengan selesainya proses akuisisi ini, Astra Infra kini memiliki 44,5% saham JSM, sedangkan selebihnya sebesar 55,5% dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

"Akusisi saham tol Surabaya-Mojokerto ini akan menambah kontribusi Astra Infra di Tol Trans Jawa menjadi sepanjang 338,6 km atau sekitar 30% dari total panjang tol Trans Jawa," kata Group CEO Astra Infra Djap Tet Fa dalam keterangan resminya, Jumat (17/5/2019).

Adapun kontribusi Astra Infra di Tol Trans Jawa meliputi ruas tol Tangerang-Merak (72,5 km), Cikopo-Palimanan (116,8 km), Semarang-Solo (72,6 km), Jombang-Mojokerto (40,5 km) dan Surabaya-Mojokerto (36,3 km).



Ruas jalan tol Sumo yang tersambung dengan tol Jombang-Mojokerto dan tol Surabaya-Gempol ini telah beroperasi penuh sejak 19 Desember 2017. Ruas tol Sumo menjadi salah satu jalur tol Trans Jawa yang strategis karena menghubungkan kota Surabaya dengan wilayah Jawa Timur bagian barat. 

Keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sepanjang jalur Surabaya-Mojokerto, meningkatkan konektivitas serta menjadi jalur utama logistik nasional, sehingga akan meningkatkan potensi ekonomi daerah Mojokerto, Jombang dan sekitarnya pada khususnya, serta Jawa Timur pada
umumnya.

Saat ini Astra Infra memiliki 6 ruas jalan tol dimana 5 ruas telah beroperasi penuh di tol Trans Jawa dengan total panjang 338,6 km.

Selain ke-5 ruas tol di Trans Jawa tersebut, Astra Infra juga memiliki ruas tol Serpong-Kunciran yang merupakan bagian dari JORR 2 (Jakarta Outer Ring Road).

(eds/fdl)
🍈

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya (persero) Tbk., PT PP (Persero) Tbk., dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.. membidik tambahan dana segar dari divestasi kepemilikan saham di proyek investasi perseroan untuk memperkuat neraca keuangan dan menjaga pertumbuhan kinerja.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan divestasi kepemilikan saham perseroan di proyek investasi masih berjalan. Pihaknya mengharapkan proses penjualan kepemilikan di ruas tol Surabaya—Mojokerto (Sumo) dapat rampung pada Mei 2019.
“Kami akan lepas seluruh kepemilikan di ruas tol Sumo,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (16/5/2019).
Ade belum membeberkan berapa dana yang didapat lewat divestasi tersebut. Akan tetapi, pihaknya menyebut investor yang membeli kepemilikan perseroan berasal dari dalam negeri.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, emiten berkode saham WIKA itu mengempit kepemilikan 20% di ruas tol Sumo. Sisanya, kepemilikan dipegang oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 55% dan PT Moeladi 25%.
Manajemen WIKA menjelaskan bahwa divestasi dilakukan untuk semua investasi yang bersifat jangka panjang. Salah satu objek yang masuk kategori tersebut yakni jalan tol.
Divestasi merupakan salah satu strategi untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan perseroan. Lewat opsi yang ditempuh, WIKA mengklaim akan memperbesar kapasitas balance sheet atau neraca keuangan.
Adapun, WIKA memproyeksikan dapat mengantongi Rp700 miliar melalui divestasi kepemilikan perseroan di sejumlah objek investasi pada 2019.
Sementara itu, Agus Purbianto, Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP menjelaskan bahwa perseroan akan melakukan divestasi kepemilikan saham perseroan di ruas jalan tol Pandaan—Malang. Pihaknya ingin menurunkan porsi kepemilikan hingga menjadi sekitar 17,5%.
Seperti diketahui, jalan tol Pandaan—Malang membentang sepanjang 38,48 kilometer dari Pandaan, Kabupaten Pasuruan sampai Sawojajar, Kota Malang. Ruas ini dimiliki oleh PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) yang didalamnya terdiri atas PP, Jasa Marga, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).
“Kami upayakan tahun ini [semester II/2019] selesai [divestasi Pandaan-Malang],” ujarnya.
Selain jalan tol, dia menyebut emiten berkode saham PTPP itu akan melakukan divestasi kepemilikan di pelabuhan. Menurutnya, terdapat beberapa proyek investasi dengan kepemilikan di atas 20% yang bakal didivestasi pada tahun ini dengan target perolehan dana sekitar Rp500 miliar.
Sebelumnya, Director of Finance and Strategy Waskita Karya Haris  Gunawan sebelumnya mengungkapkan tengah melakukan pembahasan divestasi jalan tol dengan calon investor untuk tiga ruas mayoritas perseroan yang berada di Trans-Jawa. Calon investor tersebut yakni badan usaha milik negara (BUMN) Fund (private investment firm) yang diiniasi oleh Kementerian BUMN, PT Bandha Investasi.
Haris mengatakan Bandha Investasi akan berkolaborasi dengan Macquarie Group dan Jasa Marga untuk membeli kepemilikan saham di tiga ruas milik perseroan yakni Kanci—Pejagan, Pejagan—Pemalang, dan Pasuruan—Probolinggo. 
“Mereka [Bandha Investasi] menyiapkan dana sekitar US$600 juta,” ujarnya.
Untuk mengempit kepemilikan di tiga ruas tersebut, dia menyebut investor akan membeli reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) yang telah diterbitkan. Selain itu, pihaknya juga akan menawarkan sisa kepemilikan 30% yang dimiliki oleh perseroan melalui PT Waskita Toll Road (WTR).
Selain ruas tol mayoritas, Haris menyebut perseroan juga telah mendapat non binding offer (NBO) dari calon investor asal Hong Kong. Rencananya, sang pemodal akan membeli kepemilikan WSKT di tiga ruas kepemilikan minoritas perseroan yakni Solo—Ngawi, Ngawi—Kertosono, dan Semarang—Batang.
Secara terpisah, analis Kresna Sekuritas Andreas Kristo Saragih menilai langkah yang ditempuh oleh ketiga emiten kontraktor pelat merah itu sudah tepat. Pasalnya, bisnis utama mereka yakni perusahaan konstruksi bukan pemilik konsesi jalan tol.

“Dampaknya juga saya kira akan bagus untuk mereka karena kan membukukan laba lain-lain dari hasil penjualan,” jelasnya.
🍊

Bisnis.com, MALANG -- Sejalan dengan pengoperasian Tol Pandaan-Malang, kawasan segitiga Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu, siap mengakselerasi pembangunan ekonomi.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi komitmen pemerintah pusat atas realisasi pembangunan tol sepanjang 38 kilometer (km) tersebut. Mulai Senin (13/5/2019), Tol Pandaan-Malang Seksi 1-3 sudah bisa dioperasikan, yakni dari Pandaan hingga pintu tol Singosari.
“Dengan pembangunan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Presiden atas penguatan pembangunan di Jatim,” ungkapnya dalam sambutan peresmian tol, Senin (13/5).
Khofifah mengatakan dengan keberadaan tol tersebut, maka mobilitas masyarat serta barang dan jasa di kawasan ini semakin lancar. Terlebih, jika seksi 4-5 sudah tuntas hingga dapat menyambungkan tol dengan pusat kota. 
Dia menyampaikan keberadaan tol yang terkoneksi dengan bandara pada akhirnya akan mengerek perkembangan ekonomi kawasan Malang Raya, terutama di segitiga Malang Raya. Wilayah Kabupaten Malang, Kota Malang, serta Batu diyakini bakal makin berkembang.
Kepadatan lalu lintas antar kota dan kabupaten yang menghubungkan Surabaya-Malang bisa mencapai puncaknya dengan 65.000 kendaraan roda empat dalam sehari. Kehadiran tol ini diharapkan mampu mengikis volume itu.
“Kami memperkirakan 7,2 juta wisatawan akan kembali berkunjung,” sebut Khofifah.
Pembangunan Tol Pandaan-Malang dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) yang sahamnya dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 60 persen, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. sebesar 35 persen, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar 5 persen. Biaya investasinya tercatat sebesar Rp5,9 triliun. 
Beroperasinya Tol Pandaan-Malang diklaim mampu mempercepat waktu tempuh dan mengurangi biaya mobilisasi orang serta barang antara Surabaya dan Malang. Jalan tol ini juga diharapkan semakin menunjang sektor pariwisata, seperti kawasan wisata dan Taman Safari Prigen, kebun teh Wonosari, Candi Singosari dan kawasan wisata Batu.

Tol Pandaan-Malang juga akan meningkatkan akses bagi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari dan Bandara Sultan Abdul Rachman Saleh.
πŸ“

Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. kembali mencetak laba pada awal 2019 setelah membukukan rugi nyaris Rp3,3 triliun pada tahun lalu. Perbaikan kinerja tersebut ditopang oleh agresivitas XL memacu penggunaan layanan data di jaringan.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini mengatakan kenaikan pendapatan layanan data XL menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan penggunaan data dan kesuksesan perusahaan dalam memonetisasi layanan data.
“Ini terutama terjadi karena kami terus fokus dan konsisten untuk mendorong layanan data,” katanya dalam rilis yang diterima Bisnis, Senin (6/5/2019).
Selain memacu penggunaan data, XL juga terus memperluas jaringan untuk menambah pengguna baru. Hingga akhir Maret 2019, XL mengoperasikan 122.000 base transceiver station (BTS) termasuk 52.000 BTS berteknologi 3G dan 33.000 BTS berteknologi 4G.
Secara bersamaan, XL memperkuat infrastruktur pendukung yaitu transmisi dan backhaul untuk meningkatkan kapasitas, menambah stabilitas, dan memperbaiki kualitas layanan data seluler. XL juga berinvestasi besar dalam fiberisasi jaringan sebagai antisipasi ledakan pertumbuhan trafik sekaligus sebagai persiapan penggelaran jaringan 5G dalam waktu yang akan datang.
Dalam memo investor yang dirilis perusahaan, XL Axiata melaporkan pendapatan Rp5,97 triliun pada kuartal I/2019, tumbuh 9% dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp5,5 triliun tetapi turun 1% dibandingkan dengan pendapatan Rp6,06 triliun yang dilaporkan pada kuartal IV/2018.

XL Axiata membukukan laba bersih Rp57 miliar pada kuartal I/2019, berbalik dari kerugian Rp3,15 triliun yang ditanggung pada kuartal IV/2018 dan naik 271% dibanding laba bersih Rp15 miliar yang dibukukan pada kuartal I/2018.
πŸ“

JAKARTA- Laporan Keungan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2018 menyatakan bahwa XL Axiata sukses mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4% dibandingkan  2017.

“Pencapaian ini merupakan prestasi tersendiri karena operator lain merasakan dampak yang lebih berat dari penurunan kinerja layanan warisan masa lalu tersebut,” kata Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini kepada pers usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT XL Axiata Tbk di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan bahwa pertumbuhan XL Axiata didorong dari pendapatan layanan data yang meningkat 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 (YoY).
Peningkatan tersebut memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan hingga 80% pada 2018, yaitu meningkat dari 69% di tahun sebelumnya.
Menurut Dian, peningkatan pendapatan dari data yang sangat pesat tersebut tidak hanya lebih tinggi dari perolehan industri, melainkan juga mampu menutup dampak negatif dari penurunan pendapatan layanan voice dan SMS.
Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa pencapaian kinerja yang positif tersebut bahkan melampaui pencapaian secara rata-rata industri telekomunikasi di Indonesia yang mengalami penurunan.
“Tahun lalu (2018), industri telekomunikasi di negara kita tumbuh secara negatif yaitu minus 7,5% dan EBITDA minus sekitar 16,3%. Tapi disini XL justru bisa mencapai 0,4% dengan EBITDA 2,3%,” jelasnya.
Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar dua persen YoY dengan margin naik satu ppt menjadi 37%.

“Capaian ini terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya,” ujar Dian. (ant/gor)
πŸ…

JAKARTA okezone - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu keputusan telah dicapai mengangkat kembali anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang sudah habis masa jabatannya tahun ini.
“Dengan memperhatikan keputusan di atas, maka susunan anggota Direksi serta Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan,” ujar Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, dalam keterangannya, Senin (29/4/2019).
Berikut susunan direksi sebagai berikut:
Direksi :
Presiden Direktur : Dian Siswarini
Direktur : Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin
Direktur : Allan Bonke
Direktur : Abhijit Jayant Navalekar
Direktur : Yessie Dianty Yosetya
Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Dr. Muhamad Chatib Basri
Komisaris : Ybhg. Tan Sri Jamaludin bin Ibrahim
Komisaris : Vivek Sood
Komisaris : Kenneth Shen
Komisaris : Peter John Chambers
Komisaris : Dr. David Robert Dean
Komisaris Independen : Yasmin Stamboel Wirjawan
Komisaris Independen : Muliadi Rahardja
Komisaris Independen : Julianto Sidarto

Selanjutnya di dalam Rapat disampaikan beberapa pemberitahuan kepada Pemegang Saham antara lain tidak adanya pembagian deviden serta laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi dan sukuk ijarah PT XL Axiata Tbk.

Dia mengatakan, XL Axiata juga mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4% atau lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu.
“Ini terutama didorong oleh pendapatan dari layanan data yang meningkat 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Peningkatan ini memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan menjadi 80% di 2018, meningkat dari 69% di tahun sebelumnya,” ujar
Dian menyebutkan bahwa peningkatan pendapatan dari data yang sangat pesat tersebut tidak hanya lebih tinggi dari perolehan industri, namun juga mampu menutup dampak negatif dari penurunan pendapatan layanan tradisional voice dan SMS. Pencapaian ini juga merupakan prestasi tersendiri karena operator lain merasakan dampak yang lebih berat dari penurunan kinerja kedua layanan warisan masa lalu tersebut.
“Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 2% YoY, dengan margin naik 1 ppt menjadi 37,0%. Capaian ini terutama terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya,” ujarnya.
Dalam rapat ini, Dian juga menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi dan sukuk ijarah PT XL Axiata Tbk. untuk belanja modal atau capital expenditure dalam upaya pengembangan jaringan data secara masif di seluruh Indonesia.
Pada realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I XL Axiata tahap I tahun 2018, sampai dengan 31 Desember 2018, dari hasil bersih sebesar Rp 994,1 miliar telah dipergunakan dana sebesar Rp 947,4 miliar untuk belanja modal berupa radio base station, optical project (atau fiber optic), dan belanja modal lainnya.
Sisa dana sebesar Rp 46,7 miliar telah ditempatkan sebagai deposito di PT Bank Bukopin Tbk dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 9,25%. Sisa dana ini selanjutnya telah dipergunakan seluruhnya untuk belanja modal sampai dengan 31 Januari 2019 dan akan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada periode pelaporan berikutnya Juni 2019.
Pada saat bersamaan, untuk realisasi penggunaan dana hasil bersih penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan II XL Axiata tahap I tahun 2018 sebesar Rp994,4 miliar sampai dengan 31 Desember 2018.
“Perusahaan telah mempergunakan dana seluruhnya untuk belanja modal berupa radio base station, optical project (atau fiber optic), dan belanja modal lainnya,” tuturnya.
Selanjutnya, untuk realisasi penggunaan dana hasil bersih penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I XL Axiata tahap II tahun 2019 dan penawaran umum berkelanjutan sukuk ijarah berkelanjutan II XL Axiata tahap II tahun 2019 dengan masing-masing sebesar Rp631,5 miliar dan Rp637,7 miliar sampai dengan 31 Maret 2019, Perseroan telah mempergunakan dana seluruhnya untuk belanja modal berupa base station subsystem (BSS) dan transmisi fiber optic.
(fbn)
🍐

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menanggung tekanan kinerja dari kebijakan registrasi SIM Card di tahun lalu, sejumlah analis memproyeksikan kinerja sektor telekomunikasi di tahun ini akan membaik.

Bahkan, sinyal positif dari kinerja sektor halo-halo ini sudah terlihat dengan melonjaknya harga saham emiten operator komunikasi ini.

Sejak awal tahun hingga Jumat (5/4) harga saham PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100 ini) melonjak 55,49%. Kompak, PT Xl Axiata Tbk (EXCL, anggota indeks Kompas100 ini) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100 ini) juga harga sahamnya naik 32,83% dan 8% di periode yang sama.

Gani Analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan pelaku pasar mulai kembali melirik saham halo-halo karena tekanan dari kebijakan registrasi kartu perdana prabayar yang berlaku sejak akhir 2017 silam mulai mereda. Perang tarif antar operator pun Gani proyeksikan juga akan berangsur mereda.

Mengulas sedikit, sejak kebijakan registrasi SIM Card di terapkan emiten operator berlomba mendapatkan pelanggan dengan cara menurunkan tarif dan memberi banyak bonus pada paket nomor baru. Namun, Gani memproyeksikan kondisi tersebut tidak akan terulang di tahun ini.

"Sektor telekomunikasi di tahun ini akan recovery karena tarif data tidak mengalami penurunan jadi harusnya pendataan emiten operator bisa tumbuh," kata Gani, Jumat (5/4).

Senada, Analis Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan nasib kinerja sektor telekomunikasi di tahun ini akan lebih positif dibanding tahun lalu.

"Tahun ini akan lebih positif karena tren kenaikan tarif di beberapa paket data meski belum naik signifikan paling tidak, tidak akan turun seperti di tahun lalu," kata Niko, Jumat (5/4).

Tercatat, awal tahun, ISAT menaikkan harga Paket Yellow sebesar 25% menjadi Rp 2.500 per GB. Sementara, TLKM telah menaikkan tarif pada Oktober 2018 ketika paket kuota besar yang lebih dari 10 GB naik 2%-10%.


Selain margin yang bisa tumbuh karena kenaikan tarif, Gani menyampaikan rencana pemerintah untuk mendorong perusahaan telekomunikasi agar berkonsolidasi memberi sentimen positif pada sektor ini.


"Rencana merger diharapkan juga bisa menghapus masalah tarif data untuk mencegah predatory pricing di antara perusahaan operator ini," kata Gani.
🍧

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai 52,89 persen pada 2018.

PT Wijaya Karya Tbk meraup laba bersih Rp 2,07 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,36 triliun.

Penjualan perseroan tumbuh 19,03 persen dari Rp 26,18 triliun pada 2017 menjadi Rp 31,16 triliun pada 2018. Penjualan itu belum termasuk proyek kerja sama operasi/KSO).

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 27,55 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,30 triliun.

Hal itu mendorong laba kotor perseroan tumbuh 25,32 persen menjadi Rp 3,60 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,87 triliun.


Beban penjualan perseroan naik menjadi Rp 10,44 miliar pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,95 miliar. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan lain-lain dari Rp 416,73 miliar pada 2017 menjadi Rp 1,12 triliun pada 2018. Laba usaha tercatat naik menjadi Rp 3,83 triliun pada 2018 dari periode 2017 sebesar Rp 2,32 triliun.

Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham dasar naik menjadi 193,02 pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 134,10.

Peningkatan laba bersih dan penjualan itu didukung oleh penerapan teknologi dan inovasi yang menghasilkan efisiensi pada beberapa proyek di antaranya penerapan teknologi BIM dan inovasi simulai WEB cyclone pada proyek new development of oecusse airport project.

Net profit margin (NPM) pada 2018 mengalami kenaikan sebesar 6,65 persen pada 2018 dibandingkan 2017 sebesar 5,18 persen.

Melihat kondisi itu, semakin kuat dengan dicatatkannya arus kas operasi yang positif sebesar Rp 2,72 triliun.

"Perolehan ini semakin memperkuat keyakinan Wijaya Karya untuk merealisasikan target pada 2019 ini," ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2019).

Selain itu, aset perseroan tumbuh 29,65 persen menjadi Rp 59,23 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 45,68 triliun. Sementara itu, perseroan mencatatkan total liabilitas naik menjadi Rp 42,01 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,05 triliun. 

"Performa WIKA selama tahun 2018 menunjukkan bahwa kami sudah on track menghasilkan efisiensi dan berpotensi untuk terus bertumbuh secara finansial maupun portofolio proyek. Kami bersyukur bahwa WIKA telah dipercaya untuk menangani berbagai proyek strategis sehingga ruang PT Wijaya Karya Tbk untuk berkembang masih sangat luas," lanjut Tumiyana.

Secara rasio finansial, posisi hutang berbunga dibandingkan ekuitas perseroan (Gross Gearing Ratio) tercatat berada di level yang rendah yaitu hanya sebesar 0,79 kali, dengan batas hutang berbunga (debt covenant) sebesar 2,5 kali.

Bahkan apabila hutang berbunga dikurangi dengan posisi kas setara kas perusahaan dan dibandingkan dengan jumlah ekuitas, perseroan tercatat berada di posisi -0,02 kali.

Hal tersebut berarti PT Wijaya Karya Tbk memiliki kas setara kas Rp 13,97 triliun yang lebih tinggi dibandingkan dengan total hutang berbunga sebesar Rp 13,59 triliun.



2 dari 2 halaman
Ekspansif di Mancanegara

Perseroan juga makin ekspansi di luar negeri pada 2018. Saat ini PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah berekspansi hingga sembilan negara, antara lain: Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar di belahan Asia Tenggara. Niger, Nigeria, Senegal, Aljazair di Benua Afrika. Uni Emirat Arab dengan Dubai sebagai representasi terbaik Timur Tengah, serta Taiwan di Asia Timur.

Tidak kurang dari 3.570 tenaga kerja atau duta bangsa, demikian kami menyebutnya diproyeksikan akan mengisi berbagai proyek di negara-negara itu dalam kurun 2018-2019.  Aljazair, merupakan negara yang akan menyerap para duta bangsa paling besar (1.800 orang) guna berkiprah dalam pembangunan social housing (logement) 5.000 unit di 4 kota; Harrach, Barakhi,  Ain de Fla, dan Khemis Miliana.

Selain Aljazair, kiprah para duta bangsa WIKA di Afrika juga akan tersebar di Niger untuk Proyek Presidential Palace sebanyak 120 orang (30 orang 2018, 90 orang 2019). Kemudian Nigeria sebanyak 150 orang (2019) untuk Proyek Konstruksi Smelter Timah. Lalu, Proyek Mixed Used Building, The Goree, Senegal dengan kebutuhan 500 orang duta bangsa (2019)

Untuk Timur Tengah, sejak 2018, 100 duta bangsa telah berkontribusi membangun Villa Bateen Al Samar di Dubai, Uni Emirat Arab. Bergeser ke Asia Timur, WIKA berekspansi membangun Kinmen Bridge dan Dajiang Bridge di Taiwan, dengan nilai kontrak masing-masing USD 7 juta dan USD 21 juta.

Total tenaga kerja pada kedua proyek jembatan bertipe cable stayed tersebut adalah 100 orang duta bangsa (25 orang 2018, 75 orang 2019)

Asia Tenggara menjadi wilayah yang tak kalah potensialnya. Timor Leste menjadi pemasok duta bangsa Indonesia terbesar dengan total 600 orang pada 2018. Mereka tersebar pada proyek-proyek seperti; Manatutu Road, Comoro Bridge, Soilbada Bridge, Oecusse International Airport, dan Road Rehabilitation of Natarbora.


Negara jiran lainnya yang menjadi tujuan kiprah professional para duta bangsa kita adalah Malaysia, 150 orang (25 orang 2018, 125 orang 2019) untuk Limbang Bridge Cable Stayed, Sarawak; Filipina untuk Proyek Reconstruction of Clarin Bridge, sebanyak 25 orang (5 orang 2018, 20 orang 2019), dan Myanmar sebanyak 25 duta bangsa (20 orang 2018, 5 orang 2019) untuk Proyek Maubin Pyapon Road Rehabilitation.
🍎

Merdeka.com - Jasa Marga mencatat laba bersih sepanjang 2018 mencapai Rp 2,20 triliun. Hal ini juga didukung oleh keberhasilan Perseroan dalam menjaga pertumbuhan EBITDA yang pada tahun 2018 mencapai nilai Rp 6,02 Triliun atau tumbuh sebesar 10 persen dari tahun 2017, sedangkan untuk Margin EBITDA sebesar 61,56 persen.
Hal ini merupakan pencapaian Jasa Marga untuk tetap menjaga kinerja positif. Dari sisi Pendapatan usaha di luar konstruksi tercatat sebesar Rp 9,78 triliun, tumbuh 9,67 persen dari tahun 2017, dengan kontribusi dari Pendapatan tol senilai Rp 9,04 triliun, naik 9,12 persen dari tahun 2017 dan Pendapatan usaha lain Rp 748,12 miliar, naik 16,82 persen dari tahun 2017.
"Pertumbuhan pendapatan tol tetap tumbuh sesuai dengan tren pertumbuhan volume lalu lintas setiap tahunnya secara konsolidasi. Selain itu, ruas-ruas jalan tol baru yang mulai beroperasi dari tahun 2016 hingga 2018 juga telah menyumbang pendapatan tol," kata Corporate Secretary Jasa Marga M. Agus Setiawan di Jakarta, Senin (18/3).
Di sisi lain, ruas-ruas jalan tol baru menyumbang pertumbuhan Aset dari sisi Hak Pengusahaan Jalan Tol yang mencapai Rp 6,29 triliun atau meningkat sebesar 11,24 persen dari tahun 2017, sehingga Total Aset Jasa Marga pada tahun 2018 tercatat Rp 82,42 triliun.
Jasa Marga juga terus konsisten melakukan ekspansi guna menjaga pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Total 7 (tujuh) jalan tol baru sepanjang 318,75 Km berhasil dioperasikan oleh Jasa Marga di tahun 2018, sehingga hingga akhir tahun 2018 Jasa Marga berhasil mengoperasikan total 1.000 Km jalan tol. Tujuh jalan tol baru yang beroperasi di tahun 2018 adalah:
1. Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi Segmen Simpang Susun (SS) Tanjung Morawa-SS Parbarakan sepanjang 10,75 Km
2. Bogor Ring Road Segmen Kedung Badak-Simpang Yasmin sepanjang 2,65 Km
3. Batang-Semarang sepanjang 75,00 Km
4. Semarang-Solo Segmen Salatiga-Kartasura sepanjang 32,65 Km
5. Solo-Ngawi sepanjang 90,43 Km
6. Ngawi-Kertosono-Kediri Segmen Ngawi-Kertosono sepanjang 87,02 Km
7. Gempol-Pasuruan Segmen Rembang-Pasuruan (Grati) sepanjang 20,25 Km
"Dengan beroperasinya jalan tol baru dimaksud, Jasa Marga juga turut menyumbang pencapaian masif bisnis jalan tol di tahun 2018, yaitu tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa dari Merak hingga Pasuruan (Grati)," tambah Agus.
"Dari total 933 Km Jalan Tol Trans Jawa yang telah beroperasi, Jasa Marga mengoperasikan 583 Km atau sebesar 63 persen dari total Panjang Jalan Tol Trans Jawa saat ini," tandasnya.

Reporter: Ilyas Istianur Praditya
πŸ‘

Bisnis.com, JAKARTA — Konsolidasi dan perbaikan harga telah menjadi perbincangan yang menarik bagi bisnis telekomunikasi Indonesia, namun secara tahun berjalan (year-to-date) saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. hanya mampu naik 1,33%.
Lalu bagaimana prospek saham emiten berkode saham TLKM tersebut pada tahun ini?
Berdasarkan riset yang dirilis oleh J.P Morgan mengindikasikan bahwa konsolidasi kemungkinan tidak akan terjadi pada tahun ini. Untuk penetapan tarif pada tahun ini relatif stabil meskipun belum ada kenaikan harga yang signifikan pada tahun ini.
TLKM menargetkan pertumbuhan penggunaan data 60%–70%. Namun, untuk penggunana data nirkabel relatif moderat. Pertumbuhan pelanggan IndiHome tetap kuat dan bisa melebihi 30%.
Perubahan regulasi terkait dengan persaingan tarif sedang dalam tahapan awal pembahasan, tetapi hal tersebut dapat menjadi stimulus untuk persaingan industri yang lebih sehat dalam jangka menengah.
Pemerintah sedang mempertimbangkan tiga perubahan pada regulasi terkait dengan tarif promosi yang lebih transparan, melarang tarif dihargai di bawah biaya layanan, dan membatasi praktik penetapan harga yang monopolistik.
Sementara itu, setelah target pertumbuhan pemakian data pada 2018 telah tercapai 100%, pada tahun ini TLKM menargetkan pertumbuhan 60%--70% pemakaian data nirkabel. Pertumbuhan penggunaan data diprediksi mengalami penurunan 10% hingga 20% pada 2019.
Namun, pendapatan dari penggunaan data diprediksi tumbuh sebesar 30% pada 2019. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, TLKM berencana untuk menambah BTS-nya hingga 20.000--21.000 pada 2019 untuk layanan 4G.
Adapun, J.P Morgan menyematkan rating overweight (OW) untuk saham TLKM yang diperdagangkan pada price earning ratio (PE) 1 tahun ke depan 16,6x, dengan target harga hingga 30 Juni 2019 Rp4.600.
Sementara itu, Ciptadana Sekuritas Asia dalam risetnya menyebutkan bahwa perlambatan di segmen bisnis perusahaan pada kuartal IV/2018, diperkirakan mengalami penurunan.
Perseroan menyatakan bahwa beberapa proyek yang awalnya diharapkan dapat berkontribusi pada kuartal IV/2018 diperkirakan tidak dapat memberikan kontribusi ke pendapatan perseroan karena beberapa masalah administrasi. Selain itu terdapat beberapa proyek perseroan yang mengalami penundaan.
Lebih lanjut, dalam risetnya, Ciptadana Sekuritas Asia menjelaskan bahwa belakangan ini kenaikan tarif hanya dilakukan oleh dari ISAT yang menaikkan harga Paket Yellow sebesar 25% menjadi Rp2.500 / GB pada Januari 2019.
Saat ini, TSel lebih memilih menunggu dan melihat perkembangan situasi dan dengan mencoba untuk menghasilkan laba secara lebih strategis dengan cara kerja di beberapa daerah dengan menggunakan basis cluster dan penawaran yang dipersonalisasi.
Terakhir kali TSel menaikkan tarif adalah pada Oktober 2018 ketika paket kuota besar (lebih dari 10GB) dengan kenaikan 2%—10% meskipun sebagian besar pendapatan didapatkan oleh paket kuota kecil, yang lebih laris.
“Karena tidak ada peningkatan yang jelas dalam penetapan harga, kami percaya pertumbuhan pendapatan data akan melambat QoQ pada kuartal IV/2018, karena menurut kami pertumbuhan akan sangat tergantung pada peningkatan konsumsi data per pelanggan,” jelasnya.
Adapun, Ciptadana Sekuritas Asia menurunkan target harganya (target price/ TP) menjadi Rp4.375 per saham yang sebelumnya Rp4.600 per saham. Namun demikian, rekomendasi beli untuk saham TLKM tetap dipertahankan.

“Terlepas dari rekomendasi beli kami, kami pikir konsensus masih terlalu optimistis pada TLKM, penurunan penghasilan dapat menimbulkan risiko terhadap kinerja harga saham. Namun demikian, TLKM tetap menjadi pilihan kami di antara operator telekomunikasi,” pungkasnya.
🍧
JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (jokowi) dijadwalkan meresmikan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar pada Jumat (8/3/2019) pagi. Ruas tol itu terbentang sepanjang 140,9 kilometer dan merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Trans-Sumatera yang dibangun oleh PT Hutama Karya (Persero). Setelah diresmikan, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar akan beroperasi penuh. Namun, tarifnya belum diberlakukan hingga satu bulan ke depan. Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo mengatakan, target penyelesaian pembangunan selanjutnya adalah ruas tol dari Terbanggi Besar di Lampung sampai ke Palembang di Sumatera Selatan. “Selanjutnya Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, Kayu Agung-Palembang,” ucap Bintang kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2019) malam. 
 Dia mengungkapkan, pekerjaan jalan tol sepanjang 365 kilometer itu dijadwalkan rampung pada Juni tahun ini. Apabila tol dari Bakauheni hingga ke Palembang tersambung dan beroperasi penuh, bakal memangkas waktu tempuh perjalanan maksimal enam jam. “Sebelum ada tol, Bakauheni-Palembang ditempuh dalam 12 jam. Dengan diselesaikannya tol ini, maka dapat ditempuh paling lama lima sampai enam jam saja. Jaraknya 365 kilometer,” tambah Bintang. Untuk diketahui, Tol Trans-Sumatera merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditugaskan pemerintah kepada Hutama Karya berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 117 Tahun 2015 yang merupakan revisi atas Perpres Nomor 100 Tahun 2014. Jalan yang membentang dari Bakauheni hingga Banda Aceh ini dirancang sepanjang 2.765 kilometer yang terbagi dalam 24 ruas. Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar(Dok. Kementerian PUPR) Taksiran nilai investasinya sebesar Rp 476 triliun. Dari total 24 ruas tersebut, tujuh di antaranya merupakan ruas prioritas dengan nilai investasi Rp 81,09 triliun.  Ruas-ruas tersebut yakni Medan-Binjai sepanjang 17 kilometer, Palembang-Simpang Indralaya (22 kilometer), Bakauheni-Terbanggi Besar (140 kilometer), Pekanbaru-Dumai (131 kilometer), Palembang-Tanjung Api-api (70 kilometer), Indrapura-Kisarana (47 kilometer), dan Terbanggi Besar- P Panggang-Kayu Agung (185 kilometer). Adapun ruas tol lainnya adalah Kualatanjung-Tebing Tinggi-Parapat (143 kilometer), Pekanbaru-Bukit Tinggi (186 kilometer), Bukit Tinggi-Padang (69 kilometer), dan Binjai-Langsa (110 kilometer). Baca juga: Tarif Tol Trans-Sumatera Diusulkan Rp 840 Per Kilometer Kemudian Langsa-Lhokseumawe (130 kilometer), Lhokseumawe-Sigli (157 kilometer), Sigli-Banda Aceh (73 kilometer), Simpang Indralaya-Muara Enim (199 kilometer), dan Muara Enim-Lahat-Lubuk Linggau sepanjang 106 kilometer. Selanjutnya Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu (102 kilometer), Dumai-Sp Sigambal-Rantau Prapat (175 kilometer), Rantau Prapat-Kisaran (100 kilometer), Betung-Tempino-Jambi (191 kilometer), Jambi-Rengat (191 kilometer), dan Rengat-Pekanbaru membentang 175 kilometer. Terakhir, Parapat-Tarutung-Sibolga sepanjang 102 kilometer dan Batu Ampar-Bandara Hang Nadim sejauh 25 kilometer.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tersambung Tol, Bakauheni-Palembang Cuma 6 Jam", https://properti.kompas.com/read/2019/03/07/212655221/tersambung-tol-bakauheni-palembang-cuma-6-jam
Penulis : Erwin Hutapea
Editor : Hilda B Alexander

πŸ’

JAKARTA − PT Timah Tbk (TINS) dan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), menambah modal anak usaha dengan skema inbreng aset. Telkomsel melakukan inbreng bisnis TCASH kepada PT Fintek Karya Nusantara, sedangkan Timah mengalihkan kepemilikan lahan kepada PT Rumah Sakit Bakti Timah.
Sekretaris Perusahaan Timah Amin Haris Sugiarto menyatakan, perseroan telah melakukan inbreng aset tidak bergerak, yakni sertifikat hak guna bangunan atas sejumlah lahan di tiga wilayah kepada Rumah Sakit Bakti Timah. Untuk sertifikat hak guna bangunan di lahan yang pertama, menurut dia, nilainya setara dengan Rp 53,83 miliar. Adapun lahan tersebut berlokasi di kelurahan Taman Bunga, Bangka Belitung.
Selanjutnya, Timah juga mengalihkan sertifikat hak guna bangunan atas lahan yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Bangka Belitung dan setara dengan nilai Rp 3,97 miliar. Kemudian, perseroan juga mengalihkan sertifikat hak guna bangunan atas lahan senilai Rp 13,19 miiar.
”Untuk nilai lahan, sesuai dengan penilaian Kantor Jasa Penilai Publik Felix Sutandar dan Rekan,” ujar Amin dalam keterangan resmi, Selasa (26/2).
Seiring dengan inbreng tersebut, Timah telah menyertakan modal tambahan senilai Rp 70,99 miliar kepada Rumah Sakit Bakti Timah. Menurut Amin, sejauh ini kepemilikan saham Timah di Rumah Sakit Bakti Timah menjadi 99,99% dari 99,90% pada kuartal III-2018.
Sebab, melalui inbreng aset, perseroan telah menambah kepemilikan sebanyak 7.098.600 saham. Dengan demikian, secara total perseroan menggenggam 22.098.350 saham di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, VP Investor Relations Telkom Andi Setiawan mengemukakan, perseroan melalui Telkomsel telah melakukan penyertaan modal nontunai atau inbreng atas bisnis layanan uang elektronik TCASH kepada Fintek Karya Nusantara (Finarya). Keputusan pengalihan inbreng bisnis tersebut telah efektif sejak 22 Februari lalu.
“Sejauh ini, Telkomsel menjadi pemegang saham 99,99% di Finarya. Adapun layanan TCASH beralih menjadi LinkAja,” ujar Andi dalam keterangan resmi.
Mengenai perubahan TCASH menjadi LinkAja, hal tersebut merupakan bentuk sinergi antara badan usaha milik negara (BUMN). Sebab, Grup Telkom melalui layanan uang elektronik LinkAja berkolaborasi dengan layanan uang elektronik e-Cash milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), UniQu milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan TBank Milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Untuk implementasi tersebut, sebelumnya Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Maryono menyatakan, pengguna layanan uang elektronik di Bank Himbara sudah dapat menggunakan layanan LinkAja per 1 Maret 2019. (dka)
🍈

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor konstruksi menarik untuk diamati tahun ini. Sejumlah kontrak besar yang telah berlangsung mampu menstimulus kinerjanya. Di tahun ini tantangan kian seru, sebab proyek mendatang tidak sebesar yang sebelumnya di tengah tahun politik.
Analis PT Indo Premier Sekuritas, Joey Fauzian memperkirakan pertumbuhan sektor ini akan melambat. Prospek pendapatan yang lebih lambat karena pertumbuhan pesanan proyek yang lebih rendah dan utang yang tinggi. Ia memperkirakan pendapatan sektor konstruksi akan tumbuh sebesar 14% pada akhir 2018. Sedangkan tahun ini turun menjadi 7%, dan pada 2020 diramal terkoreksi 8%.

Kontrak baru dan pertumbuhan pemesanan kontrak proyek akan melambat menjadi 4% damn 13% karena kendala pembiayaan, meningkatnya biaya keuangan. “Pertumbuhan anggran pemerintah terkait infrastruktur pada tahun 2019, juga akan berkurang,” tulis Joey dalam risetnya 13 Februari 2019.
Sebelumnya, kontrak baru dan pesanan kontraktor empat perusahaan besar Badan Usaha Miliik Negara (BUMN) telah tumbuh sebesar 23% dan 31% pada periode 2012-2017. Di mana masing-masing. dengan pertumbuhan puncaknya 68% untuk kontrak baru dan 58% pesaran kontraktor pada tahun 2016.
Joey memperkirakan perusahaan kontraktor BUMN akan membukukan arus kas operasional yang positif ke depan. Didukung oleh penerimaan pembayaran turnkey yang dijadwalkan untuk penyelesaiannya pada kuartal IV 2018 dan kuartal I 2019.
Meskipun kini pemerintah tidak begitu fokus terhadap penetapan anggaran infrastruktur ia percaya perusahaan kontraktor BUMN akan lebih fokus pada pelaksanaan kontrak proyek yang sedang berjalan. Adapun anggaran infrastruktur pemerintah diramal hanya naik 2% pada tahun ini.
Akan tetapi bukan mengesampingkan kontrak baru, sebab itu bisa menjadi stimulus arus kas. Serta fokus terhadap ekspansi yang telah dikontrak pada peroiode sebelumnya.
“Kami percaya penciptaan holding BUMN akan berdampak positif bagi sektor ini sehingga menjadi katalis konstruksi,” kata Joey. Ia menambahkan penyediakan lebih banyak kapasitas pendanaan untuk BUMN kontraktor.
Di sisi lain, holding perumahan akan menyediakan pekerjaan konstruksi PT Waskita Karya Tbk. (WIKA) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (PTPP) untuk transit oriented development (TOD) dan transit corridors development (TCD) di sepanjang proyek infrastruktur baru.
Ke depan, holding akan memiliki beberapa merger di tingkat anak perusahaan dalam kategori bisnis yang sama yang diharapkan menciptakan efisiensi melalui pembelian bahan baku mentah sehingga pendanaan lebih terjangkau.
WIKA di tahun 2019, menargetkan perolehan kontrak baru dari proyek luar negeri sebesar Rp 3,49 triliun atau naik 16,3% dari target 2018 yang sebesar Rp 3 triliun. Hingga Desember 2018, WIKA telah mengerjakan proyek-proyek infrastruktur prestisius dan gedung mulai dari Asia hingga Afrika.
Proyek tersebut di antaranya seperti Limbang Bridge di Malaysia senilai Rp 225,65 miliar, Yangon Mandalay Railway di Myanmar senilai Rp 364 miliar, Kinmen Bridge di Taiwan senilai Rp 95,95 miliar, 4.400 unit Logement di Aljazair senilai Rp 1,73, Renovasi Istana Presiden di Republik Niger senilai Rp 575 miliar dan Mixed Used Building di Senegal sebesar Rp 3,50 triliun.
Joey memertahankan WIKA dan PTPP sebagai pilihan utama dalam sektor ini. Meskipun kontrak proyek pemesanan lebih rendah dari prospek pendapatan, sektor ini masih bisa berkembang karena tingkat utang dan arus kas operasi secara bertahap membaik pada 2019 ke depan.
Kedua emiten tersebut terbilang masih sehat yang mana memiliki prospek pendapatan yang lebih baik. Mengingat kemampuan mereka untuk mengeluarkan lebih banyak utang untuk mengambil beberapa proyek besar di masa depan seperti MRT fase II dan Jakarta-Cikampek Selatan.

Joey merekomendasikan beli saham WIKA dengan target price (TP) Rp 2.300 per saham. Sedangkan PTPPT direkomendasikan beli saham di TP Rp 2.600 per saham sampai akhir tahun ini.

🍊
Merdeka.com - Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal angkat bicara mengenai tarif tol Trans Jawa yang dinilai mahal. Menurutnya, pihak Jasa Marga tidak ambil untung selama beberapa tahun dari tarif yang ditentukan saat ini.
"Bertahan saja sudah berat. Kira-kira 5 hingga 7 tahun kita berusaha untuk tutup operasional, bayar bunga. Itu memang biasa, nature of business. Awal-awal memang belum bisa untung," ujar Donny di Graha CIMB Niaga, Selasa (19/2).
Dia mengungkapkan penentuan tarif tol Trans Jawa sudah didasarkan pada biaya konstruksi, kemampuan membayar dan manfaat. Apalagi dari segi manfaat, tol Trans Jawa bisa mempercepat pengiriman.
Selain itu, Jasa Marga memang tidak bisa langsung menikmati untung, karena investasi membutuhkan waktu yang lama, bahkan mungkin akan balik modal dalam waktu 50 tahun.
"Itu (investasi) bukan buat anak-anak kita, cucu kita itu, 50 tahun lagi. Saat ini kita fokus melewati negative cashflow dulu," ungkapnya.
Reporter: Athika Rahma
πŸ‹

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatatkan kerugian Rp 3,30 triliun pada tahun 2018 silam, hal ini berbanding terbalik dari capaian kinerja di tahun 2017, pasalnya pada tahun 2017 EXCL berhasil membukukan laba Rp 375 miliar.
Analis Panin Sekuritas, Nico Laurens menganggap kerugian bersih EXCL masih dalam tahap yang normal. Selama EBITDA EXCL masih tumbuh maka kerugian tersebut masih dalam tahap yang wajar. Memang, menurut Nico kerugian ini bisa mempengaruhi kinerja laba bersih EXCL. Tetapi, EXCL melakukan monetisasi data dan menaikkan kinerja data lewat pengalihan 2G ke 4G.

“Intinya mereka sudah heavy investment untuk 4G tower. Karena trafik 2G tidak besar, hanya 5%. Nah, dengan ke 4G, Interest of Cost akan turun, dan perlahan data sentrik naik 82%,” kata Nico kepada KONTAN, Senin (18/2).
Dengan melakukan pengalihan jaringan 2G ke 4G, Nico mencatat laba bersih EXCL akan naik 7,7% tahun ini. Untuk kedepannya, Nico menilai neraca keuangan EXCL akan terus bertumbuh.

Jika sebelumnya dia melihat kinerja perlahan naik dari registrasi SIM, kini dengan memonetisasi data, bisnis akan berkembang. Strategi yang bisa dilakukan menurut Nico cukup melakukan konsolidasi dengan penerapan 4G, dan tindakan agresif ekspansi di luar pulau Jawa juga bisa menyokong kinerja EXCL.

Ia pun merekomendasikan beli saham EXCL dengan harga Rp 3.000 per saham. Sekedar informasi saja, harga saham EXCL hari ini ditutup di level Rp 2.530 atau naik 8,12%.
🍐

JAKARTA okezone - Sepanjang 2018, PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan rugi bersih hingga Rp3,29 triliun. Kerugian yang diraih disebabkan dampak dari penutupan seluruh layanan 2G.
Namun demikian, emiten operator telekomunikasi ini berhasil membukukan kenaikan pendapatan yang ditopang pendapatan data.
Disebutkan, pertumbuhan pendapatan tahun kemarin naik 0,4% ke level Rp23 triliun, dari posisi Rp22,90 triliun pada tahun 2017. Pertumbuhan tersebut terpantau lebih kecil ketimbang pertumbuhan pada 2017 yang sebesar 7,1%.
CEO dan Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan tahun lalu memang tahun yang berat bagi industri telekomunikasi di Indonesia seiring dengan hadirnya kebijakan registrasi kartu sim prabayar dan perang tarif.
“Namun, XL Axiata tetap dapat mempertahankan posisinya sebagai operator terbesar kedua di Indonesia,” katanya, dikutip dari Harian Neraca, Jakarta, Senin (18/2/2019).
Adapun, pendapatan layanan data EXCL tumbuh sebesar 13,77% secara yoy menjadi Rp14,89 triliun, dari sebelumnya Rp13,08 triliun.Kontribusi dari pendapatan layanan data tersebut juga naik menjadi 80% terhadap total pendapatan pada akhir 2018, dari sebelumnya yang tumbuh 69%. Sedangkan beban pokok pendapatan mengalami penurunan tipis dari Rp14,55 triliun menjadi Rp14,42 triliun.
Adapun kewajiban perseroan tercatat sebesarRp39,2 triliun atau naik 13% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp34,69 triliun. Sementara ekuitas perseroan tercatat sebesarRp18,34 triliun atau turun 15% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat Rp21,6 triliun. Ada pun aset perseroan tercatat sebesarRp57,6 triliun atau naik 2% dibandingakhirtahun 2017 yang tercatat sebesarRp56,3 triliun.
It states that assets minus liabilities equals stockholders' equity. Theoretically,stockholders' equity (also known as shareholders' equity, or book value), is the value left over for shareholders if a company (or any entity) would utilize its assetsto meet its liability obligations. The rest is equity.  39.2+18.34= 57.6 tuh
Sebagai informasi, buntut dari penutupan seluruh layanan 2G oleh perseroan merupakan konsekuensi dari upaya strategi transformasi XL untuk lebih fokus ke bisnis data dan penyediaan internet seluler. Sejak awal tahun lalu, EXCL telah memberhentikan layanan 2G di beberapa area dan mengurangi penggunaan jaringan di beberapa area lainnya. Langkah tersebut pun membuat perseroan dapat memperbarui spektrum jaringannya menjadi 4G dari 2G.
Per akhir tahun lalu, tercatat penetrasi ponsel pintar EXCL mencapai 80% dan layanan jaringa 4G LTE mencapai 400 kota dan mengoperasikan 118.000 BTS.  
(fbn)
πŸ…


Jakarta, Beritasatu.com - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) sepanjang 2018, mencatat pertumbuhan pendapatan 0,4 persen dari tahun lalu. Pertumbuhan terutama didorong pendapatan dari layanan data yang meningkat 13%.
Peningkatan ini memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan menjadi 80 persen per akhir 2018, atau meningkat dari 69 persen di tahun 2017.
“Sepanjang 2018 merupakan periode yang berat bagi industri telekomunikasi Indonesia. Kami harus menghadapi penerapan registrasi kartu SIM prabayar dan persaingan harga yang ketat. Namun, XL Axiata berhasil mengungguli para kompetitor dan memperkuat posisi sebagai operator nomor dua di Indonesia," kata CEO & Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini melalui keterangan resmi yang diterima Beritasatu.com, Jumat (15/2).
Dian menyebutkan bahwa peningkatan pendapatan dari data yang sangat pesat tidak hanya lebih tinggi dari perolehan industri, namun juga mampu menutup dampak negatif penurunan pendapatan layanan tradisional SMS dan voice.
Hingga akhir tahun 2018, jaringan 4G XL Axiata telah melayani sekitar 400 kota/kabupaten dengan hampir 30.000 base tranceiver station (BTS) 4G. Sementara itu, jaringan 3G ditopang lebih dari 51.000 BTS. Jumlah total BTS milik XL Axiata saat ini mencapai 118.000 BTS.
Seiring perluasan jaringan, XL Axiata juga telah meningkatkan kualitas jaringan dengan menerapkan beberapa teknologi inovatif di sepanjang 2018. XL Axiata tahun ini juga melakukan uji coba teknologi 5G dan WiGig pertama di Kota Tua, Jakarta.
Saat ini, XL Axiata memiliki total 54,9 juta pelanggan, di mana 43,9 juta atau 80 persen di antaranya sudah menggunakan smartphone. Jumlah pengguna smartphone ini meningkat 15 persen dari periode yang sama di tahun lalu. Adapun pelanggan XL Axiata yang aktif menggunakan layanan data saat ini juga telah mencapai 82 persen dari total pelanggan.
Total lalu lintas di seluruh jaringan XL Axiata telah mengalami peningkatan 76 persen YoY di 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama didorong oleh pertumbuhan lalu lintas data yang meningkat dibandingkan dengan penurunan lalu lintas dari layanan legacy (SMS dan percakapan).

Hingga tutup tahun 2018, EBITDA mengalami peningkatan sebesar 2 persen YoY, dengan margin naik 1 ppt menjadi 37,0 persen. Menurut Dian, capaian ini terutama terdorong oleh peningkatan pendapatan dan lebih berfokusnya perusahaan pada efisiensi biaya.
πŸ’


bisnis: Namanya Rini Soemarno, Menteri Negara BUMN, pembantu utama Presiden Joko Widodo. Di balik posisi strategisnya itu, Rini justru lama “dicekal” oleh politisi di DPR. Tak boleh menghadiri rapat-rapat kerja resmi dengan institusi legislatif yang mewakili rakyat. Sejak awal menjabat.
Namun, Rini orang kuat. Bahkan amat kuat. Meskipun banyak pihak berharap Presiden mencopotnya dari kursi panas Menteri BUMN, toh Rini tetap di kursi panasnya. Sampai hari ini.
Gosip dan gunjingan politik, di era Internet dewasa ini, menjadi makanan kita sehari-hari. Jangankan kursi menteri, kursi Presiden pun diperebutkan dengan cara menebar aneka gosip sana-sini. Bahkan banyak yang sukarela menjadi peternak hoax alias informasi palsu.
Namun Rini tidak terpancing. “Saya tidak ingin reaksioner,” begitu kata Rini suatu ketika. Ia tidak ingin reaktif menanggapi berbagai tudingan dari sana-sini. Faktanya, Rini tidak banyak omong. Meski dituding BUMN bangkrut, utangnya menggunung, dan banyak gosip lainnya lagi, Rini cenderung diam.
Rini memang bukan orang sembarangan. Dia pernah memimpin Astra Internasional, yang berhasil keluar dari lubang jarum krisis 1998.  Rini juga pernah menjabat Menteri Perdagangan di era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Saya mencatat, sejak menjabat Menteri BUMN akhir 2014 silam, Rini tak lepas dari berbagai gunjingan politik. Hampir setiap semester selalu muncul isu reshufflekabinet, yang didorong-dorong untuk mencopot Rini. Gunjingan dan isu reshuffle baru reda tahun lalu. Sampai akhir 2018, nyaris tidak ada lagi gunjingan soal Rini.
Hari ini, faktanya Rini masih dipercaya oleh Presiden Jokowi mengurus BUMN. Tentu ada “udang” dibalik itu semua. “BUMN harus menjadi global player. Kalau semua BUMN bagus, nggak ada negara lain yang bisa ngalahin,” itulah mimpi yang selalu diyakininya.
Lebih dari itu, dia tidak ingin mewariskan persoalan yang tidak tuntas. “Saya tidak mau ninggalin masalah di bawah karpet,” katanya.

***

Suka tidak suka, BUMN memang selalu menjadi isu seksi. Di masa lalu, BUMN dijuluki sebagai “sapi perah” penguasa dan partai politik.
Kini BUMN kembali hot, karena menjadi ujung tombak percepatan berbagai pembangunan infrastruktur selama 4 tahun terakhir.
Maka, muncullah berbagai gunjingan dan gosip: BUMN diambang bangkrut, terlilit utang, salah urus, proyek infrastruktur yang dibangun BUMN mangkrak, dan berbagai isu lainnya.
Rini memang datang dengan pendekatan yang lain. Korporatisasi terkesan begitu kuat, yang dipadukan dengan peran BUMN sebagai agen pembangunan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Secara korporasi, BUMN juga harus untung.
Yang jelas, kinerja BUMN selama 4 tahun terakhir tak bisa dibilang buruk. 
  • Pada tahun 2018 yang baru saja lewat, aset BUMN telah mencapai Rp8.000 triliun lebih. Ini kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang ‘hanya’ Rp7.200 triliun.

Lonjakan aset BUMN dari tahun ke tahun bukanlah hoax
  • Pada tahun 2015 awal, aset BUMN baru mencapai Rp5.700 triliun. 
  • Artinya, aset BUMN selama 4 tahun terakhir melonjak Rp2.300 triliun.

Faktanya, BUMN telah menjadi motor percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Aktornya adalah BUMN Karya dan perbankan yang mendanainya.
Sekadar contoh saja, di luar sebagian ruas tol Trans-Jawa, BUMN juga ambil peran besar dalam pengerjaan jalan tol Bakauheni-Palembang sepanjang 380 km yang akan segera berfungsi pertengahan tahun ini.
  • Proyek tol bagian trans Sumatra itu dibangun mulai dari nol sejak pembebasan lahan mulai kuartal II tahun 2015, dan akan selesai akhir Juni 2019 . “Itu rekor pembangunan jalan tol (tercepat), hanya 4 tahun,” ujar Rini Soemarno.

BUMN Karya juga berperan dalam konsorsium pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek itu diharapkan tuntas pada 2021 mendatang. Saat ini, progress konstruksi telah mencapai 8,2%, dan pembebasan tanah mencapai 90%.
Lahan untuk trase (jalur rel kereta) sudah tersedia 100%, sedangkan sisa yang dalam proses pembebasan adalah untuk fasilitas umum dan stasiun. Kini, bahkan sudah ada 
  • satu terowongan di jalur kereta cepat –dari total 13 tunnel—yang  hampir selesai.

BUMN juga berperan signifikan dalam pengembangan ekonomi rakyat melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). 
  • Akumulasi KUR dalam 4 tahun terakhir telah mencapai Rp300-an triliun.

BUMN juga telah membantu pengembangan Badan Usaha Milik Desa. Salah satu contoh adalah pengelolaan Pertashop (SPBU Mini) di banyak daerah, melalui Pertamina. Ditargetkan 
  • sampai akhir tahun ini akan terbangun 10.000 Pertashop di seluruh Indonesia.

Di luar itu, Pertamina juga menjadi enabler dalam merealisasikan kebijakan BBM satu harga di seluruh Indonesia, utamanya di Papua dan Indonesia bagian timur.
Selama ini, harga BBM yang terlalu mahal di Papua telah menjadi beban berat bagi mereka, sehingga perekonomian relatif tidak berkembang. 
Strategi ini akan menggairahkan aktivitas masyarakat, sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi Papua. Apalagi didukung pemerataan infrastruktur yang memperbaiki konektivitas dan logistik di pulau paling timur Indonesia tersebut.
Benefit infrastruktur ini juga diperkuat oleh upaya PLN mempercepat ketersediaan energi listrik yang lebih merata. Kini 
  • rasio elektrifikasi juga kian meningkat dan sudah melampaui angka 90%, termasuk dengan mengandalkan renewable energi atau energi terbarukan.

***

Di tengah penugasan dan misi membangun negeri, kinerja BUMN justru semakin membaik.
  • Kinerja BUMN Karya yang mendapatkan banyak sorotan pada umumnya bahkan membaik. Kinerja BUMN perbankan juga kian kinclong. Tiga besar bank BUMN, yakni Bank BRI, Mandiri dan BNI masing-masing membukukan laba Rp32 triliun, Rp25 triliun dan Rp14 triliun pada tahun 2018.

Secara keseluruhan, laba BUMN terus naik. 
  • Prognosa laba BUMN pada tahun 2018 diperkirakan melampaui Rp188 triliun, 
  • naik tipis dibandingkan laba tahun 2017.

Ekspansi belanja modal (Capex) BUMN tahun lalu memang naik drastis karena perlu bertindak ekspansif dalam investasi. 
  • Belanja modal naik drastis dari Rp315 triliun pada tahun 2017 
  • menjadi Rp487 triliun pada tahun 2018. 

Strategi ekspansi ini menekan laju kenaikan profitabilitas tahun lalu.
Namun, strategi ini akan semakin memperkuat profitabilitas dalam jangka menengah. Diperkirakan pada 2020, ketika proyek-proyek BUMN sudah banyak on-stream, laba perseroan akan naik signifikan.
Saya ingat pandangan Prof Rhenald Kasali, guru besar manajemen strategi Universitas Indonesia. BUMN janganlah jadi perusahaan malas alias lazy company.
BUMN seyogianya tidak takut melakukan ekspansi yang terukur. Tujuannya bukan cuma akan memperbesar kapasitas, memaksimalkan pembiayaan dan leverage aset. Lebih dari itu, akan memberi nilai tambah lebih besar bagi perekonomian nasional dan masyarakat luas.
Lantas Anda mungkin khawatir dengan beban utang BUMN. Ternyata, “normal-normal” saja. Pada tahun 
  • 2015 awal, utang BUMN mencapai Rp1.300 triliun. 
  • Selama 4 tahun terakhir, terjadi kenaikan utang BUMN sebanyak Rp1.100 triliun, sehingga total utang BUMN pada 
  • akhir 2018 mencapai Rp2.390 triliun.

Utang BUMN itu telah menghasilkan aset produktif dan manfaat ekonomi lebih besar. Contoh kasat mata adalah percepatan infrastruktur strategis lewat tangan-tangan BUMN. Maka, apabila ada yang bilang infrastruktur BUMN bakal mangkrak, rasanya terlalu berlebihan. Pun lebih ngawur lagi jika dibilang infrastruktur yang saat ini dibangun, tidak diperlukan.
Bahkan kita perlu menggunakan paradigma baru: trade follow infrastructureindustry follow infrastructure. Perdagangan dan industri akan berkembang sejalan dengan ketersediaan infrastruktur, bukan sebaliknya.
Akan lebih keren lagi: infrastructure create culture. Peradaban dan perikehidupan yang lebih tertib dan teratur, disiplin, dan lainnya akan terbangun dengan ketersediaan infrastruktur. 
Maka, saya nggak percaya kalau ada yang bilang banyak BUMN bangkrut. Utangnya menumpuk. Salah kelola. Lebih nggak percaya lagi, jika ada yang bilang membangun infrastruktur tak ada gunanya. Cuma membebani keuangan negara. Itu sih, bualan mereka yang tak peduli masa depan bangsa.

Nah, bagaimana menurut Anda? (*)
🍐


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyebutkan, tiga ruas tol baru akan beroperasi pada semester awal 2019.
Ketiga ruas tol tersebut tersebut adalah jalan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro), Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
Basuki menjelaskan, tol Paspro sepanjang 31,3 kilometer telah dibuka secara fungsional saat periode libur Natal dan Tahun Baru 2018. Menurutnya, tidak perlu adanya peresmian terlebih dahulu untuk setiap ruas tol Trans Jawa yang dioperasikan.
"Paspro mungkin tidak perlu diresmikan, tapi tinggal dioperasikan saja," kata Menteri Basuki di kantornya, Selasa (12/2/2019).
Hal serupa untuk Tol Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 141 kilkmeter dan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,8 kilometer.
"Jadi semester I itu Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Bakauheni-Terbanggi Besar sama Paspro," sebutnya.
Selain ketiga ruas tol tersebut, Basuki menyebutkan sejumlah jalan tol yang ditargetkan bisa beroperasi pada tahun ini, antara lain Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 km, Tol Manado-Bitung 39,9 km, dan Tol Bakauheni-Palembang sepanjang 363,11 km.
Untuk Tol Bakauheni-Palembang ditargetkan bisa beroperasi mulai Juni 2019. Awalnya jalan tol itu dimint rampung lebih awal pada Maret 2019.
"(Bakauheni-Palembang) bukan mundur, itu jadwalnya. Tadinya kita minta tol dipercepat, tapi ternyata ada konstruksi-konstruksi yang vakum sehingga tidak bisa dipercepat," pungkas Menteri Basuki.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tiga Ruas Tol Baru akan Beroperasi di Semester Pertama 2019, http://www.tribunnews.com/bisnis/2019/02/13/tiga-ruas-tol-baru-akan-beroperasi-di-semester-pertama-2019.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin


πŸ“
JAKARTA okezone - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ‎kediaman Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga yang juga mantan Kepala Divisi PT Waskita Karya, Desi Arryani, di Jalan Rausin, Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Senin, 11 Februari 2019, kemarin.
‎Penggeledahan di kediaman Desi Arryani terkait kasus dugaan korupsi pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya.
Selain ‎kediaman Desi Arryani, tim juga menggeledah r‎umah dua pensiunan PNS Kementerian PUPR di Jalan Selawah Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur dan di Jalan Wirabakti, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Penggeledahan di rumah Pensiunan PNS tersebut dilakukan pada hari ini.
"Dalam dua hari ini, Senin hingga Selasa, KPK melakukan rangkaian penggeledahan di tiga lokasi di Jakarta,‎" kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2019).

Menurut Febri, penggeledahan dilakukan sebagai bagian dari proses penyidikan terhadap tersangka Fathor Rahman. Dalam penggeledahan tersebut, tim penyidik menyita sejumlah barang bukti berupa dokumen.
"Dari Penggeledahan tersebut disita sejumlah dokumen untuk kebutuhan pembuktian dugaan kontraktor fiktif di sejumlah proyek yang dikerjakan PT. Waskita Karya," terangnya.
Sejauh ini, KPK baru menetapkan mantan Kepala Divisi (Kadiv) II PT Waskita Karya, Fathor Rachman (FR) dan mantan Kepala Bagian (Kabag) Keuangan dan Risiko Divisi II PT Waskita Karya, Yuly Ariandi Siregar (YAS) sebagai tersangka.
Kedua pejabat Waskita Karya tersebut diduga telah memperkaya diri sendiri, orang lain, ataupun korporasi, terkait proyek fiktif pada BUMN. Sedikitnya, ada 14 proyek infrastruktur yang diduga dikorupsi oleh pejabat Waskita Karya.
Proyek tersebut tersebar di Sumatera Utara, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur, dan Papua.
Fathor dan Ariandi diduga telah menunjuk empat perusahaan sub kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi yang dikerjakan Waskita Karya.
Empat perusahaan sub kontraktor yang telah ditunjuk Ariandi dan Fathor tidak mengerjakan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Namun, PT Waskita Karya tetap melakukan pembayaran terhadap empat perusahaan sub kontraktor tersebut.
Selanjutnya, perusahaan-perusahan sub-kontraktor tersebut menyerahkan kembali uang pembayaran dari PT Waskita Karya kepada sejumlah pihak termasuk yang kemudian diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Fathor dan Ariandi.
Diduga, telah terjadi kerugian keuangan negara sekira Rp186 miliar. Perhitungan kerugian keuangan menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut merupakan jumlah pembayaran dari PT Waskita Karya epada perusahaan-perusahaan sub kontraktor pekerjaan fiktif.
Atas perbuatanya, dua pejabat PT Waskita Karya itu disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 199c9 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1, Juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.

(edi)

πŸ’


Jakarta, Beritasatu.com – Tarif ruas jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo mulai tanggal 14 Februari 2019 pukul 00.00 dinaikkan alias berlaku tarif baru. Kenaikkan itu sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 121/KPTS/M/2019 tanggal 6 Februari 2019 tentang Penyesuaian Tarif Tol pada Ruas Tol Prof Dr Ir Sedyatmo.
Ruas Tol Prof Dr Ir Sedyatmo merupakan ruas tol yang menghubungkan DKI Jakarta dengan Bandara Internasioal Soekarno-Hatta. Ruas tol ini melintasi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kota Tangerang.
Kepala Humas PT Jasa Marga, Dermawan Heru, dalam siaran persnya, Senin (11/2), mengatakan, penyesuaian tarif tol ini telah diatur dalam Pasal 48 ayat (3) Undang-Undang (UU) Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PP Nomor 30 Tahun 2017 tentang perubahan ketiga atas PP Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol.
“Berdasarkan regulasi tersebut, evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap dua tahun berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi,” kata Dermawan Heru.
Ada pun besaran tarif pada Ruas Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo per 14 Februari 2019, pukul 00.00 WIB adalah :
Gol I : Rp 7.500 dari sebelumnya Rp 7.000
Gol II : Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 8.500
Gol III: Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 10.000 Gol IV: Rp 11.000 dari sebelumnya Rp 12.500
Gol V: Rp 11.000 dari sebelumnya Rp 15.000

Selain itu, penyesuaian tarif juga berlaku pada Gerbang Tol Ruas Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo yang terintegrasi seperti:

1. Gerbang Tol Kapuk (terintegrasi dengan Tarif Jalan Tol Dalam Kota Jakarta)
Gol I: Rp 17.000,- dari sebelumnya Rp 16.500
Gol II: Rp 21.500 dari sebelumnya Rp 20.000
Gol III: Rp 25.500 dari sebelumnya Rp 25.500
Gol IV: Rp 30.000,- dari sebelumnya Rp 31.500
Gol V: Rp 34.000 dari sebelumnya Rp 38.000
2. Gerbang Tol Kamal 1 Integrasi dan Kamal 3 Integrasi (terintegrasi dengan Tarif Jalan Tol JORR)
Gol I: Rp 22.500 dari sebelumnya Rp 22.000
Gol II: Rp 32.500 dari sebelumnya Rp 31.000
Gol III: Rp 32.500 dari sebelumnya Rp 32.500
Gol IV: Rp 41.000 dari sebelumnya Rp 42.500
Gol V: Rp 41.000 dari sebelumnya Rp 45.000.

Dermawan Heru, mengatakan, pada dua gerbang tol di atas, penyesuaian hanya dilakukan pada besaran tarif ruas Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo dan tidak dilakukan penyesuaian pada besaran tarif Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta ataupun Jakarta Outer Ring Road (JORR) Integrasi.
Menurut Dermawan Heru, Jasa Marga Regional Jabodetabek Jabar terus melakukan perbaikan guna peningkatan pelayanan kepada pengguna ruas jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo. Seperti peningkatan kapasitas melalui pekerjaan pembangunan Ramp 2 InterchangePenjaringan dengan penambahan satu lajur transaksi pada Gerbang Tol (GT) Kamal 1 sepanjang 200 m, reposisi serta modifikasi island (pulau tol) GT Kamal 1 sehingga gardu yang saat ini berjumlah 7 gardu operasi menjadi 9 gardu operasi dan penambahan 1 lajur pada akses tol to tol dari arah Pluit menuju Jalan Tol JORR W1 sepanjang 600 m. Selain itu, peningkatan pelayanan dilakukan dengan penambahan 7 gardu OAB (Oblique Approach Booth) pada GT Cengkareng serta pengoperasian 18 unit mobile reader.
Dermawan Heru mengatakan, Jasa Marga Regional Jabodetabek Jabar juga melakukan pemeliharaan kondisi perkerasan melalui pekerjaan pemeliharaan periodik scrapping filling overlay dan rekonstruksi.
Tercatat pekerjaan dimulai km 20+150 sampai dengan km 33+000 untuk di kedua jalurnya, dan untuk mengantisipasi genangan dampak curah hujan tinggi, Jasa Marga Regional Jabodetabek Jabar telah melakukan antisipasi dengan memastikan kondisi saluran/drainasedan tanggul berfungsi dengan baik, memastikan pompa selalu dalam kondisi siaga dan melakukan pekerjaan normalisasi reservoir Simpang Susun Penjaringan (KM 26+000).
Menurut Dermawan Heru, Jasa Marga Regional JabodetabekJabar juga melakukan kegiatan penataan jalan tol melalui program beautifikasi di Ruas Jalan Tol Prof Dr Ir Sedyatmo dengan melakukan penataan lansekap pada area GT Kapuk dan KM 20+150 hingga KM 32+000.
πŸ”

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berencana akan melakukan penyesuaian tarif harga tol untuk 15 ruas jalan tol pada tahun ini. Adapun 15 tol proyek Jasa Marga yang akan melakukan penyesuaian tarif adalah Makassar Seksi IV, Gempol-Pandaan, Cikampek-Palimanan, Bali Mandara (Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa).
Kemudian Tol Dalam Kota Jakarta, Surabaya-Gempol, Palimanan-Plumbon-Kanci, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Serpong-Pondok Aren, Tangerang-Merak, Ujung Pandang Tahap I dan II, Jakarta-Tangerang, Jakarta-Bogor-Ciawi, Padalarang-Cielunyi, Cikampek-Purwakarta-Padalarang.


Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perubahan Rakyat (PUPR) mengatakan ada 18 ruas tol yang tarifnya akan dinaikan, namun ketiga ruas tol seperti Semarang ABC, Jakarta Outer Ring Road (JORR) dan Pondok Aren-Ulujami baru saja terintegrasi, sehingga pada keputusan akhir penyesuaian tarif akan dilakukan di 15 ruas saja.
Sebagai informasi, Februari ini Jasa Marga berencana menyesuaikan tarif PT Jasa Marga Tbk (JSMR) resmi melakukan penyesuaian tarif untuk jalan tol Sudyatmo, Kapuk Muara Jakarta Utara. Aturan ini akan berlaku Kamis (14/2) jam 00.00 WIB.
Golongan 1 naik menjasdi Rp 7.500 dari sebelumnya Rp7.000, golongan II naik Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 8.500. Sementara golongan III tarifnya tetap yakni Rp 10.000, adapun golongan IV mengalami penurunan tarif dari sebelumnya Rp 12.500 menjadi Rp 11.000, begitupun dengan golongan V dari sebelumnya Rp15.000 menjadi Rp 11.000.
Selain itu, penyesuaian tarif juga berlaku pada Gerbang tol Ruas Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sudiyatmo yang terintegrasi seperti: Gerbang tol Kapuk (terintegrasi dengan Tarif Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Rinciannya adalah sebagai berikut : Golongan I naik menjadi Rp 17.000 dari sebelumnya Rp16.500, Golongan II menjadi Rp 21.500 dari sebelumnya Rp 20.000 dan golongan III tetap yakni Rp25.500
Sementara golongan IV dan V mengalami penurunan. Golongan IV menjadi Rp 30.000 dari sebelumnya Rp 31.500 dan golongan V menjadi Rp 34.000. Kenaikan tarif ini juga akan berimbas kepada gerbang tol Kamal 1 Integrasi dan Kamal 3 integrasi atau terintegrasi dengan tarif jalan tol JORR.
Analis Ciptadana Sekuritas Fahressi Fahalmesta mengatakan, rencana JSMR untuk menaikkan tarif jalan tol secara umum dapat menggerek pertumbuhan pendapatan perseroan ke depannya pasalnya golongan yang mengalami kenaikan tarif biasanya terjadi pada golongan I dan II, dimana mayoritas pengguna jalan tol tersebut adalah masyarakat bukan logistik saja.
Sebagaimana diketahui, golongan I terdiri dari Sedan, Jip, Pick Up atau truk kecil dan bus dan golongan II terdiri dari truk dengan II gandar. Langkah JSMR untuk menyesuaikan atau menaikkan tarif tol dianggapnya adalah langkah yang tepat untuk menaikkan kinerja perusahaan, pasalnya tidak ada hukum yang melarang dan telah diatur di dalam UU No. 38 tahun 2004, "Jalan tol kan memang harus dinaikin 2 tahun sekali, ini akan menjadi katalis positif untuk Jasa Marga," jelasnya.
Namun, menurutnya penyesuaian tarif untuk tol Sudiyatmo tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan JSMR sebab kontribusi tol sudiyatmo terhadap total pendapatan JSMR tidak terlalu besar.
Dia mengatakan untuk jangka panjang JSMR masih sangat prospektif meski tahun ini mengeluarkan capex yang cukup besar, "Saat ini memang ada capex cycle tapi nanti kalau tol-tol sudah mulai beroperasi dan traficnya mulai bagus ini akan terasa untuk Jasa Marga," katanya.
Sementara itu Analis Binaartha Sekuritas menilai, meski JSMR menaikkan tarif hal ini tidak menjadi sentimen negatif untuk perseroan karena setiap orang mau tidak mau membutuhkan jalan tol, tentu hal ini akan menggerek pertumbuhan pendapatan JSMR untuk beberapa tahun kedepan.

Berdasarkan perhitungan fundamental yang dilakukan oleh Tim Riset Binaartha Sekuritas, Nafan menyebutkan pendapatan JSMR pada 2018 dapat meningkat 13,7% secara year on year (yoy) dan pendapatan tahun 2019 dapt meningkat 9% secara (yoy).

πŸ…


JAKARTA okezone - Asosiasi Logisitik Indonesia (ALI) mengeluhkan tingginya tarif Tol Trans Jawa. Mereka menyebut jika tarif Trans Jawa untuk truk pengangkut logisitik mencapai Rp1,3 juta.
Corporate Finance Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) Eka Setia Adrianto mengatakan, pihaknya bisa saja menurunkan tarif tol sesuai kemauan para pengusaha. Akan tetapi, pemerintah harus memberikan insentif agar perusahaan tidak merugi.
"Iya (harus ada insentif) agar return-nya terjadi, jadi win-win lah. Kalau deal itu agar sama-sama senang," ujarnya.
(fbn)

πŸ‘


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (28/1). Agenda yang diputuskan dalam RUPSLB tersebut adalah menyetujui perubahan status Persero menjadi Non-Persero. Perubahan status ini merupakan langkah menuju holding BUMN Perumahan dan Pengembangan Kawasan.  
Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, keputusan tersebut menjadi langkah awal bagi penguatan BUMN sektor perumahan yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas. Tumiyana percaya pengembangan bisnis di sektor perumahan dan pengembangan kawasan bakal menghadirkan dampak besar bagi publik dan perusahaan lantaran kebutuhan akan perumahan terus meningkat ke depan.

"Sinergi antar BUMN dalam holding tersebut akan menambah kapabilitas untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang berkualitas dengan harga terjangkau. Di sisi lain, harga properti terus menanjak sehingga sangat menguntungkan bagi perusahaan di masa depan," paparnya dalam konfrensi pers, Senin.
Tumiyana melanjutkan, masuknya WIKA ke dalam holding tersebut turut membuka ruang untuk lebih siap berekspansi di sektor Transit Oriented Development (TOD) dan bangunan serta gedung. Untuk itu, WIKA kini telah diperkuat oleh lini bisnis terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dengan melibatkan entitas anak sehingga secara konsolidasi mampu memberikan keuntungan yang lebih besar.
Sebagai kontraktor, WIKA memiliki pengalaman yang cukup untuk mengerjakan proyek infrastruktur, bangunan dan gedung. Portofolio WIKA diisi dengan proyek-proyek strategis nasional seperti pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong dan PLBN Aruk di Kalimantan Barat, Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati.
Kini proyek yang sedang digarap WIKA pada sektor bangunan dan gedung meliputi revitalisasi sekolah-sekolah di Jakarta, Masjid Raya Al-Jabbar di Jawa Barat dan Mandiri University.
Sementara itu, anak usaha PT Wika Gedung Tbk (WEGE) berhasil mengembangkan inovasi terbaru dalam wujud produk modular yang baru perdana diperkenalkan di Indonesia. Selain itu, di sektor hilir, WIKA tengah fokus untuk mengembangkan bisnisnya sebagai investor di sektor properti dan perumahan melalui anak usaha PT Wijaya Karya Realty.
Direktur Keuangan WIKA Steve Kosasih menambahkan, WIKA Realty memiliki portofolio perumahan dan kawasan yang sangat besar baik di daerah Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
"Termasuk di dalamnya lokasi TOD yang berdekatan dengan stasiun Senen, juga Benhill yang berdekatan dengan MRT, kawasan Pulomas yang terintegrasi dengan LRT Jakarta dan kawasan MT Haryono yang letaknya dekat dengan LRT Jabodetabek," paparnya.
WIKA Realty sendiri adalah pengembang terkemuka yang mengusung brand Taman Sari sebagai salah satu brand properti terkemuka. Pada tahun 2018, WIKA Realty sukses mencatatkan pra penjualan sebesar Rp 1,4 triliun dan menargetkan akan bertumbuh dua kali lipat di 2019 menjadi Rp 3,1 triliun.
Dengan kekuatan produk, merek serta keuangan yang dimiliki, WIKA Realty bakal melepas 25% sahamnya ke lantai bursa melalui IPO yang bakal dilakukan di semester I 2019.

"WIKA Realty akan menjadi andalan bagi WIKA untuk mengembangkan bisnis di sektor perumahan dan pengembangan kawasan. Oleh sebab itu, kami yakin dukungan para investor saat IPO bakal mendongkrak kinerja WIKA Realty ke depan," ujar Steve.

πŸ‘

































































Britama.com – Moody’s Internasional Service menegaskan kembali peringkat Baa1 dengan outlook stabil terhadap Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Peringkat tersebut menunjukkan posisi perseroan sebagai operator telekomunikasi terintegrasi terbesar di Indonesia dan perusahaan dengan peringkat investasi yang kuat.
Namun, peringkat tersebut masih dibatasi oleh beberapa faktor, yaitu perkembangan strategi akuisisi, penyesuaian terhadap lingkungan operator yang kompetitif, dan risiko intervensi kebijakan dari Pemerintah Indonesia.
🌹

JAKARTA ID-  PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menargetkan perolehan laba sebesar Rp3,01 triliun pada tahun 2019. Target tersebut ditopang oleh penjualan yang diproyeksikan akan mencapai Rp42,13 triliun hingga akhir 2019. Optimisme WIKA pada tahun 2019 juga tercermin dari kontrak baru yang ditargetkan tumbuh 32% menjadi Rp66,74 triliun dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp50,65 triliun.

Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan bahwa guna mencapai target tersebut, Perseroan telah menyiapkan strategi yang terintegrasi. Bisnis WIKA pada sektor infrastruktur dan bangunan yang telah sustain, terang Tumiyana akan mendukung pertumbuhan pada sektor energi & industrial plant, industri serta properti di tahun 2019.

Optimisme itu, sejalan dengan rencana WIKA untuk berinvestasi lebih agresif pada lini bisnis energi, properti dan infrastruktur. “Dengan demikian, kontrak baru akan datang dari proyek-proyek investasi kita. Selain itu, investasi di sektor tersebut akan men-generate recurring income dan memperbesar rasio laba WIKA,” terang Tumiyana.

Tumiyana mengakui bahwa masuknya WIKA pada investasi sektor-sektor tersebut di atas, dipertimbangkan setelah melihat peluang besar di masa akan datang. Pada sektor properti, WIKA melalui entitas anak PT WIKA Realty, kini tengah aktif membangun kawasan hunian di lokasi strategis yang berada di Pulau Jawa dan Bali. WIKA Realty juga menjadi pemain penting pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di jalur strategis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Pada saat yang bersamaan, WIKA juga akan mengembangkan portofolionya di sektor energi dengan meningkatkan kepemilikan saham pada pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia. Dari sektor  industri, WIKA saat ini sedang mendorong produksi massal motor listrik GESITS yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2019. Proses produksi ini akan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi dengan target 60.000 unit.

Sederetan target itu akan menjadi lebih rasional untuk direalisasikan mengingat serangkaian prestasi luar biasa yang telah dicapai pada 2018. WIKA, sepanjang tahun lalu berhasil menyelesaikan dengan baik banyak mega infrastruktur.

Sebut saja diantaranya, venues Asian Games berkelas global seperti, Jakarta International Velodrome, Jakarta International Equestrian Park, Stadion Madya, Lapangan Baseball & Softball, Basket hingga Squash Field. Menyiapkan moda transportasi modern berbasis kereta, seperti LRT dan MRT yang akan siap digunakan pada triwulan-1 2019. Terdepan dalam konstruksi Dam dengan membangun 16 bendungan se-antero Indonesia, menyelesaikan Bandara Internasional Oe-cusse, Timor Leste,  dan masih banyak lainnya.

Pada saat yang sama, pada 2018, WIKA juga mencatatkan kontrak-kotrak baru proyek raksasa, antara lain: Terminal Kijing Mempawah, Logement 4.400 unit di Aljazair, Flyover Teluk Lamong, Pelabuhan Patimban, Bendungan Sadawarna, hingga Bendungan Randu Gunting.

Peningkatan kinerja Perseroan pada 2019 akan semakin komprehensif melalui pembaharuan lima aspek manajemen yang menjadi KPI utama; quality, time, cost, financial, dan human development. Kolaborasi kesemuanya diyakini akan semakin meningkatkan efisiensi dan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi Perusahaan.

Melalui pendekatan lima aspek itu, seluruh kegiatan manajemen proyek dan seluruh elemen dalam organ WIKA yang dilaksanakan harus dapat memenuhi biaya sesuai anggaran (tepat biaya), dapat memenuhi target (tepat waktu), memenuhi kualitas sehingga bisa diandalkan (tepat mutu), dapat memberikan dampak pada cash flow positif (tepat keuangan) dan mendorong adanya pengembangan diri yang lebih baik (tepat manajemen human development)

Selain itu pada 2019 ini, Perseroan melalui gelaran konsolidasi seluruh WIKA Grup yang dijembatani oleh CEO Talk telah menyatakan komitmennya untuk menyempurnakan kualitas pekerjaan, keselamatan kerja dan juga dari aspek finansial. Salah satunya melalui standardisasi kualitas pekerjaan, zero rework, regenerasi engineer unggul, dan implementasi BIM (Building Information Modelling)

"Kalau pekerjaan bagus, rasio margin akan lebih baik dan diharapkan dapat semakin mengangkat brand WIKA di mata publik khususnya owner proyek. Itu semua akan berdampak bagi kesejahteraan kita bersama," ungkap Tumiyana.

Multiplayer Efffect BIM
Menjadi salah satu future engineering tool dalam konteks konstruksi digital, WIKA meyakini bahwa implementasi BIM akan mampu memberikan keuntungan dari sisi biaya, mutu dan waktu. Program ini mampu melaksanakan beberapa tahap perencanaan engineering secara bersamaan, mulai dari desain, model, visualisasi dan simulasi.

Tahun 2018, implementasi BIM mampu mengakomodir 7 proyek strategis WIKA dari 2 target yang diberikan, mengakomodir program di 14 proyek WIKA, mengakomodir 1 pilot project untuk BIM Level 2 serta mendapatkan sertifikasi PII.

Beberapa kesuksesan implementasi BIM diantaranya mampu menemukan clash detection di beberapa proyek seperti Harbour Road 2 Ancol, Jalan Tol Serang – Panimbang, Jalan Tol Pekanbaru, Mandiri University dan Bendungan Sukamahi. Clash detection ini berfungsi bagi tim proyek untuk mengungkap potensi masalah di awal dan mengintegrasikannya.

Pada tahun keduanya pada 2019 ini, BIM WIKA bersiap menjawab tantangan dengan strategi baru menyusul kesuksesan sepak terjang di tahun 2018 lalu. Setelah tahun lalu berhasil meraih 2 penghargaan internasional, tahun ini BIM dituntut untuk lebih memberikan manfaat nyata bagi proyek–proyek WIKA.

BIM WIKA meyakini akan mampu mengimplementasikan program level 1 pada sebagian besar proyek, serta mengembangkan program BIM bagi seluruh karyawan dan publik eksternal melalui BIM Academy dan publikasi.

Keunggulan yang dimiliki BIM WIKA adalah bersifat open program yaitu tim WIKA dapat mengadopsi program–program BIM sesuai kebutuhan. Hal ini menjadi kekuatan bagi WIKA karena selain mampu menemukan clash detection, BIM juga mampu memperbaiki desain sebelum proses konstruksi dimulai.

BIM WIKA juga mengadopsi program survei yang dapat mengklarifikasi desain dan memperbaiki desain yang dapat dilakukan bersamaan dengan proses BOQ. Laporan desain yang dihasilkan lebih akurat dan aktual. Gabungan dari seluruh kelebihan tersebut berujung pada optimalisasi dan efisiensi biaya pada proyek–proyek yang dikerjakan. (gor)


πŸ‰


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pemeringkat investasi Moody's Investors Service menegaskan peringkat Baa1 ke perusahaan telekomunikasi Tanah Air, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular, Senin (14/1).
"Peringkat Baa1 Telkom mencerminkan posisi yang ditetapkan perusahaan sebagai operator telekomunikasi nirkabel terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar 50%," kata Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's Nidhi Dhruv dalam keterangannya.


Peringkat tersebut, sekaligus mencerminkan kekuatan neraca keuangan Telkom, diikuti likuiditas yang baik. Pada saat yang sama, perusahaan tersebut masih harus menghadapi persaingan lingkungan bisnis, belanja modal atau capex yang besar dan menghasilkan dividen untuk pemegang saham.
Moody's memperkirakan, TLKM akan mempertahankan belanja modal sekitar 25% dari total pendapatan dalam beberapa tahun ke depan. Belanja modal ini bisa didanai oleh aliran kas dan kas dari operasional. Menurut Moody's Telkom mempertahankan profil finansial yang kuat meski menghabiskan belanja modal lebih dari Rp 20 triliun per tahun sejak 2013.
Hal ini tampak pada rasio debt/EBITDA yang berada di bawah 1 kali dalam empat dari lima tahun terakhir sejak 2013. Sedangkan RCF/debt berada di atas 40% pada periode yang sama. "Kami memperkirakan, Telkom akan mempertahankan profil finansial dengan rasio debt/EBITDA di bawah 1,5 kali dan RCF/debt di atas 25%," imbuh Dhruv.
Pada sektor seluler, Moody's memperkirakan, pertumbuhan pendapatan sektor telekomunikasi Indonesia mencapai 3%-4% tahun ini. Ini didukung adanya kompetisi tipis dan pertumbuhan penetrasi ponsel pintar. Setelah, 2018 perusahaan itu bertahan untuk di tengah penurunan lalu linta suara, SMS dan penerapan pendaftaran kartu prabayar.
Moody's juga memperkirakan tahun ini belanja modal Telkomsel masih akan bertahan di kisaran 20% hingga dua tahun ke depan. "Meskipun ada tekanan kompetisi dan belanja modal yang cukup besar, utang Telkomsel relatif stabil, dengan debt/EBITDA 0,4 kali per September 2018," ujarnya.
Sementara itu, CLSA Sekuritas merekomendasikan investor untuk membeli saham TLKM dengan target harga Rp 3.710. Dengan jaringan yang kuat, TLKM diprediksi masih akan menguasai pangsa pasar 2019.
"Kami berharap Telkomsel akan memberikan  pertumbuhan pendapatan tertinggi di antara tiga besar dan harus mampu mempertahankan pangsa pelanggannya, didukung jaringan dan branding yang unggul di luar Jawa," menurut pernyataan CLSA.

Hari ini, harga saham TLKM turun 0,26% ke Rp 3.850 per saham.


🌾
JAKARTA okezone– Mengurangi porsi beban utang, PT XL Axiata Tbk (EXCL) bakal bayar utang senilai USD 200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman. “XL akan melakukan refinancing loan untuk membayar utang dan rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah,” kata Group Head Corporate Communication EXCL, Tri Wahyu Ningsih dilansir dari Harian Neraca, Rabu (12/12/2018).
Menurutnya, dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya ratio utang EXCL tidak berkurang. Namun sayang, dia belum dapat menyebutkan berapa jumlah refinancing yang akan dilakukan. Sebelumnya, perseroan telah melunasi sukuk ijarah berkelanjutan I PT XL Axiata Tbk (EXCL) tahap I tahun 2015 untuk seri B yang jatuh tempo pada 2 Desember 2018 sebesar Rp258 miliar.
Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan mengatakan, salah satu faktor perusahaan melakukan refinancing adalah karena belum tercukupinya dana untuk melunasi utang. Dirinya menilai, sejatinya tidak ada pilihan lain untuk EXCL dalam membayar utang yang akan jatuh tempo pada waktu dekat kecuali dengan melakukan refinancing. Alasannya karena dari sisi kinerja perusahaan ini masih mengalami kerugian. “EXCL tidak punya pilihan lain kecuali refinancing kinerja masih rugi bersih, sehingga dari sisi operasional tidak mencukupi untuk membayar utang yang segera jatuh tempo, makanya mereka menerbitan utang baru,” jelasnya.
Memang jika melihat laporan keuangan priode 9 bulan pertama, perseroan masih membukukan rugi sebesar Rp144,81 miliar. Oleh karena itu, Alfred menyarankan agar Investor wait and see terlebih dahulu saham ini karena pesaingnya masih membukukan laba, selain itu walaupun valuasi EXCL dibawah 10 kali namun Alfred menganggap valuasi EXCL tidak dapat dijadikan acuan oleh Investor untuk mengoleksi saham emiten berkode sandi EXCL, lantaran kinerjanya yang masih merugi,
Secara book value, kata Alfred memang murah, tapi karena merugi pertimbangan book value masih belum cukup kuat untuk bisa menjadi alasan sahamnya murah sehingga layak untuk dibeli. Disamping itu Analis Ciptadana sekuritas Gani melihat, langkah yang dilakukan EXCL dengan melakukan refinancing dari dollar AS ke rupiah akan menjadi positif kedepannya, sebab dia menduga cara tersebut dilakukan dilakukan EXCL untuk menghindari fluktuasi dari segi kurs.”Setiap tahun perusahaan teleko akan nambah terus hutangnya karena terus melakukan ekspansi, jadi ya bagus kalau melakukan refinancing dalam bentuk rupiah,” ujarnya.
Namun dia tidak menyarankan investor untuk mengoleksi saham ini, sebaiknya investor wait and see saham ini hingga tarifnya lebih baik dari kompetitornya.

(kmj)
🌸
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp34,24 triliun hingga bulan November 2018.
Sekretaris Perusahaan WIKA, Puspita Anggraeni, mengatakan kontrak baru tersebut tidak lepas dari kontribusi segmen infrastruktur dan gedung serta properti yang tumbuh signifikan di bulan November. Segmen infrastruktur dan gedung tercatat berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp26,17 triliun; diikuti segmen industri sebesar Rp4,62 triliun; segmen properti sebesar Rp1,78 triliun; dan segmen energi dan industrial plant sebesar Rp1,67 triliun.
"Proyek-proyek yang berhasil diraih perseroan hingga November 2018 di antaranya Proyek Pembangunan Bendungan Sadawarna Paket 1 sebesar Rp617,48 miliar; Proyek Bendungan Randu Gunting Jawa Tengah sebesar Rp550 miliar; Proyek Pembangunan enam Ruas Tol dalam Kota sebesar Rp549,58 miliar; dan Pembangunan Pabrik Pupuk Amonium Nitrat (KAN) sebesar Rp441,60 miliar," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/12/2018).
Berdasarkan project owner mayoritas kontrak baru perseroan berasal dari sektor private yaitu sebesar 52,57%; dilanjutkan sinergi BUMN sebesar 26,33%; dan pemerintah sebesar 21,11%.
"Hal ini membuktikan bahwa WIKA telah dipercaya oleh sektor private sebagai perusahaan kontraktor yang andal," sebutnya.
Ia menambahkan bahwa hingga November 2018, perseroan telah mencatatkan progres signifikan dalam pencapaian kontrak baru. Tercatat pertumbuhan kontrak baru pada November 2018 naik 20% dari capaian bulan sebelumnya, atau senilai Rp5,7 triliun.

"WIKA meyakini sejumlah proyek dari sektor infrastruktur akan berhasil diraih pada akhir Desember 2018 sehingga target kontrak baru tahun 2018 dapat tercapai," pungkasnya.

🌼

NUSA DUA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memastikan, pihaknya ikut memonitor utang Badan Usaha Milik Negara ( BUMN). Sebab, menurut Sri Mulyani, BUMN merupakan agen pembangunan yang kinerjanya pun harus dipantau. Berdasarkan data Kementerian BUMN, total utang seluruh BUMN mencapai Rp 5.271 triliun hingga kuartal III 2018. Adapun, pada periode yang sama, total aset BUMN mencapai Rp 7.718 triliun. "Soal utang BUMN, saya dan Menteri BUMN terus monitor kesehatan BUMN, karena mereka adalah agent of development," ujarnya di Nusa Dua, Kamis (6/12/2018). Baca juga: Per September 2018, Utang BUMN Mencapai Rp 2.488 Triliun Selain agen pembangunan, sejumlah BUMN, kata Sri Mulyani, pun mendapatkan dana dari pemerintah melalui suntikan dana Penanaman Modal Negara (PMN) di APBN. Oleh karena itu, imbuh dia, monitoring oleh Kementerian Keuangan terhadap keuangan BUMN menjadi sangat penting. "Jadi harusnya neracanya harus kita jaga. Saya yakin Menteri BUMN akan terus monitor kinerja BUMN," ungkap Sri Mulyani. Baca juga: Ini 10 BUMN dengan Utang Terbesar, Ada yang Tembus Rp 1.000 Triliun Sebelumnya Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyebutkan, total utang seluruh BUMN mencapai Rp 5.271 triliun hingga kuartal III 2018. Adapun asetnya mencapai Rp 7.718 triliun. Sementara itu, ekuitas seluruh BUMN Rp 2.414 triliun. Adapun laba bersih hingga kuartal III 2018 hanya Rp 79 triliun. Di BUMN sektor keuangan, utangnya mencapai Rp 3.311 triliun. Adapun 74 persennya merupakan simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK). Baca juga: Dirut Mandiri: Kalau Dana Pihak ketiga Dilaporkan Sebagai Utang Ya Susah... Sementara itu, utang BUMN sektor non keuangan mencapai Rp 1.960 triliun. Di mana 26 persennya utang BUMN sektor listrik dan 27 persennya BUMN sektor migas. Meski utang BUMN membengkak, Aloysius mengatakan bahwa kesanggupan BUMN membayar utang masih aman. Artinya BUMN diyakini masih bisa membayar utangnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tembus Rp 5.271 Triliun, Sri Mulyani Monitor Utang BUMN", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/06/143613626/tembus-rp-5271-triliun-sri-mulyani-monitor-utang-bumn
Penulis : Yoga Sukmana
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan
πŸ‰


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan pantauan di RTI pada Jumat (30/11) pukul 14.43 WIB, harga saham JSMR berada di Rp 4.160 per saham, turun 34,11% secara year to date (ytd). Sepanjang tahun 2018, saham emiten BUMN naik turun hingga menyentuh level terendah di angka Rp 3.820. Padahal, pada pembukaan perdagangan awal tahun ini, harga saham masih berada di angka Rp 6.115.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menyebut, turunnya harga saham perseroan merupakan imbas dari ketidakstabilan kondisi makro ekonomi. Ketidakstabilan tersebut menyebabkan pasar modal menjadi tidak kondusif. “Itu dari makronya. Kalau harga saham itu ada dua, fundamental sama marketnya, fundamental kami kan baik–baik saja, artinya kami terbawa kondisi pasar,” kata Desi usai meninjau proyek Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) di Bekasi, Kamis (29/11).

Desi melihat, ketidakstabilan kondisi makro ekonomi ini melalui keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate (7DRR) sebanyak total 175 basis poin (bps) sepanjang tahun 2018. Pada 15 November lalu BI kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6%.
Keputusan tersebut diambil sebagai respon atas rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya di akhir tahun 2018.

Desi optimistis kondisi pergerakan saham emiten BUMN sektor infrastruktur bisa kembali membaik. “Kalau nanti sudah normal baru akan naik lagi, fundamental sudah bagus, saya dengar di tahun 2019 ketidakstabilan makro ekonomi ini akan selesai, cuma tidak tahu di bulan apa,” kata dia.
πŸ†

JAKARTA id – Sentimen positif pasar yang mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) rebound di atas level psikologis 6.000, hanya menimpa emiten-emiten sektor tertentu. Emiten BUMN infrastruktur, konstruksi, dan sejumlah sektor lain misalnya, justru mengalami penurunan harga saham cukup dalam dan kini sudah undervalued.
Sejumlah saham BUMN dan anak usaha di infrastruktur, konstruksi, properti, dan semen yang sudah undervalued dinilai layak dikoleksi karena sudah murah, yang tercermin pada price to earnings ratio (PER) yang rendah, di bawah 20 kali. Saham-saham ini harganya berpotensi meningkat setelah terkoreksi 11,04-44,97% year to date, di tengah kinerja perusahaan yang umumnya bagus.
Saham-saham BUMN pilihan yang direkomendasikan itu berasal dari emiten konstruksi bangunan PT Waskita Karya Tbk dengan PER 3,64 kali, PT Wijaya Karya Tbk 16,78 kali, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk 6,81 kali, PT Adhi Karya Tbk 17,13 kali, dan PT PP Tbk 15,50 kali. Selain itu, emiten properti PT PP Properti Tbk dengan PER 17,33 kali, emiten infrastruktur jalan tol PT Jasa Marga Tbk 13,63 kali, emiten infrastruktur telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 17,32 kali, emiten konstruksi nonbangunan PT PP Presisi Tbk 19,67 kali, serta emiten semen PT Waskita Beton Precast Tbk 4,28 kali dan PT Wijaya Karya Beton Tbk 13,54 kali.
Demikian rangkuman keterangan analis Danareksa Maria Renata, analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Aurelia Barus dan Namira Lahuddin, Associate Director Kiwoom Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, analis Bank Mandiri Dendi Ramdani, dan analis PT Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama. Mereka memberikan keterangan secara terpisah. (ajg/jm)


🌹


Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Desi Arryani menyatakan akan mempercepat proses pengerjaan proyek pembangunan tol layang (elevated). Proyek tersebut ditargetkan rampung sebelum Idul Fitri 2019.
"Ini baru 57,5 persen. Target di Mei sebelum Lebaran. Sebelum mudik ya. Kita masih upaya 42,5 persen ini tidak ringan, cukup berat," kata Dessy di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/11/2018).
Dessy mengakui, pengerjaan proyek elevated telah dilakukan secara rutin setiap hari. Dengan demikian, perencanaan proyek ini diharapkan tidak meleset dari target.
Di sisi lain, pengawasan terhadap proyek tersebut juga terus ditingkatkan. Sebab waktu pengerjaan tak hanya berlangsung siang hari tetapi juga malam hari. Sehingga risiko kecelakaan kerja dinilai besar. Jumlah personil tenaga kerja pun ditambah.

"Ini bisa dibayangkan setiap hari kita begadang begitu. Sehingga harus ganti-gantian. Supaya dengan ganti-gantian apa yang diprogramkan jangan sampai meleset. Kalau satu orang meng-handle semua itu berat. Jadi ini banyak memang yang dibutuhkan," jelas dia.


🍁
JAKARTA okezone - Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan prioritas pada percepatan pembangunan infrastruktur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan aksesibilitas antar daerah dan menghindari keterisolasian.

Empat tahun berjalan, efek pembangunan infrastruktur pun mulai terasa. Salah satu efek yang terasa adalah diakuinya perkembangan pesat Indonesia dalam pembangunan infrastruktur di mata dunia.


Kepala Biro Perencanaan Kementerian Perhubungan I Gede Pasek Suardika mengatakan, pembangunan infrastruktur yang dibangun begitu masif membuat Indonesia menempati posisi tiga dengan Infrastruktur terbaik di Asia Tenggara (ASEAN). Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia yang menempati peringkat pertama dan kedua. Pemeringkatan ini dikeluarkan langsung oleh lembaga independen dunia Internasional Monetary Fund (IMF).

"Infrastruktur kita terbaik ketiga di ASEAN. Ini di publikasi resmi dari IMF. Itu disampaikan orang lain bukan kita sendiri yang menilai. Lembaganya independen," ujarnya dalam acara Forum Perhubungan bersama MNC Group di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Rabu (7/11/2018).



Menurut Gede, hal tersebut merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Meskipun dirinya mengakui jika infrastruktur Indonesia masih di bawah negara tetangga Singapura yang memang infrastrukturnya sudah lama maju.

"Pasti yang terbaik pertama adalah Singapura lah ya. Tapi kan luar biasa kita terbaik ketiga Asean. Luar biasa orang enggak percaya itu," jelasnya.

Pembangunan infrastruktur Indonesia juga membuat peringkat global competitiveness Indonesia naik. Peringkat global competitiveness Indonesia sendiri pada tahun 2017 naik dari peringkat 41 menuju peringkat 36.



Tak hanya itu, peringkat kemudahan Berusaha (Easy of Doing Business/EoDB) Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 peringkat EoDB Indonesia naik dari peringkat 91 menuju 72 dan naik lagi pada tahun 2019 menjadi peringkat 40.

Tentunya ini menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Sebab biasanya para investor baik dalam maupun luar negeri akan mengandalkan data tersebut sebagai acuan ketika akan menginvestasikan uangnya.

"Jadi mohon bantuannya untuk mempromosikan kepada para investor biar mau masuk ke Indonesia," ucapnya.


(kmj)
🌱

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi tengah menggelayuti pasar saham Indonesia. Aksi jual asing yang sampai Rabu (31/10) mencapai Rp 54,8 triliun diperkirakan belum selesai.
Sejatinya, fundamental Indonesia, baik makroekonomi maupun kinerja emiten bisa dibilang kinclong. Tetapi kenapa asing masih melakukan aksi jual?

Tae Yong Shim, Direktur Pasar Modal Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebut, aksi jual investor asing lebih didorong arus dana keluar. Bukan karena kondisi fundamental Indonesia yang buruk.
"Fund manager asing tak terlalu mempertimbangkan fundamental pasar Indonesia. Ketika mereka membutuhkan uang untuk shift ke pasar yang lebih baik, mereka menjual yang sudah dimiliki," kataTae Yong yang kerap dipanggil Taye Shim ini, Selasa (30/11).
Salah satu pendorongnya, menurut dia, adalah rebalance penghuni MSCI. Menariknya pasar saham China mendorong aksi jual saham-saham Indonesia yang lebih terpapar, yaitu penghuni MSCI. Sebut saja TLKM, ASII, atau BBRI. Sementara IHSG turun single digit, saham-saham ini bisa turun dua digit. 
Alasan kedua adalah kekhawatiran pasar akan perang dagang Amerika Serikat - China, dan konflik geopolitik, pemberian citra buruk pada pasar emerging oleh ekonomi Turki, Argentina, juga menjauhkan asing dari pasar yang lebih berisiko dan mencari aset lebih aman. 
Faktor lainnya adalah rencana pemilu Indonesia di tahun 2019 mendatang. 
"Investor asing belum siap membeli lagi karena belum tahu apa yang terjadi selanjutnya," kata Taye. Dia memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir tahun 2018 bisa berada di level 6.150. Rabu (31/10), IHSG berada di level 5,831.
Di tengah kondisi ini, Taye melihat, justru selisih Indeks LQ45 dan IHSG semakin rapat. "Kami melihat daya tarik nilai yang besar di saham large-cap ketimbang pertumbuhan saham small-cap," katanya. 
Mirae memperkirakan, fundamental Indonesia tetap tumbuh positif. Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan tumbuh 5,2%, jika pertumbuhan ekonomi kuartal III menyentuh 5,1%. Sedangkan bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan mengekor pergerakan The Fed, dan akan naik menjadi 6%. Saat ini, bunga acuan BI 7-day reverse repo rate di level 5,75%, yang artinya ada peluang kenaikan 25 basis poin lagi di sisa tahun ini.

🌸
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno sebelumnya menyatakan keinginan mengratiskan penggunaan tol. Mengenai hal tersebut, Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Tito Sulistio menilai apa yang dinyatakan apa yang diungkapkan Sandiaga tidak tepat.
Tito menjelaskan menggratiskan tarif tol sama sekali tidak mungkin bisa dilakukan karena tidak semua tol milik pemerintah. "Ada juga tol dikerjakan dengan pihak swasta tidak hanya pemerintah pusat," kata Tito, Selasa (30/10). 
Terlebih, Tito menegaskan dengan menggratiskan tarif tol maka hal tersebut berpeluang tidak sejalan dengan fungsi penggunaan tol. Menurut Tito, tol pada dasarnya merupakan jalan alternatif yang juga pada pembangunannya melibatkan swasta. 
Sebab, setiap perusahaan swasta yang terlibat dalam pmbangunan tol memiliki kontrak yang sudah disepakati. "Ada perjanjian kontrak kerja sama. Bahkan kontraknya selama 30 sampai 35 tahun atau bisa sampai 45 tahun," tutur Tito. 
Untuk itu, jika tol digratiskan maka akan merugikan pihak-pihak terkait terutama perusahaan swasta. Sebab menurut Tito perusahaan swasta juga harus mengambil untung dengan kepastian waktu kerja sama yang sudah disepakati dalam kontrak. 
Selain tidak tepat, Tito menganggap pernyataan Sandiaga sama sekali tidak sesuai kecuali ada beberapa keadaan yang memungkinkan bisa digratiskan. "Itu kalau jalan tol ternyata milik pemerintah sepenuhnya," ujar Tito. 
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo resmi menggratiskan jembatan Suramadu dari jembatan tol menjadi jembatan nontol. Menanggapi hal tersebut, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sebaiknya tidak hanya Suramadu saja yang digratiskan namun juga tol lain. 

"Ada jalan tol yang dibangun puluhan tahun di tempat lain dan menurut perhitungan dari beberapa pengamat sudah balik modal sampai dua tiga kali mungkin itu layak juga digratiskan dalam keadaan sekarang dimana beban masyarakat tinggi," ujar Sandiaga usai menghadiri deklarasi dukungan relawan Rhoma Irama di Depok, Jawa Barat, Ahad (28/10).


Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan usulan untuk menghapuskan tarif di sejumlah ruas tol terbuka untuk diwujudkan. Namun, pembebasan tarif tol harus menempuh evaluasi dan perhitungan yang cermat.
Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan pembebasan tarif bisa dilakukan sepanjang masa pengusahaan atau konsesi jalan tol telah berakhir.
Sebelumnya, pemerintah telah menghapus tarif tol di Jembatan Suramadu sekaligus mengubah statusnya menjadi jembatan nontol. Adapun, kontrak operasi dan pemeliharaan Jembatan Suramadu oleh Jasa Marga sudah berakhir sejak 1 Januari 2017.
"Kalau sudah habis [konsesi], boleh digratiskan tergantung pemerintahnya. Kecuali, ada pengembangan lain seperti Jagorawi yang ditambah dari 2 line menjadi 4 line," jelas Basuki di Jakarta, Rabu (31/10).
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol, konsesi Jagorawi baru berakhir pada 2044 atau 40 tahun sejak pembaruan konsesi pada 2005. Dalam catatan Bisnis.com, hanya ada dha ruas tol yang masa konsesinya berakhir dalam waktu sepuluh tahun mendatang. Kedua ruas tol itu yakni Tol Wiyoto Wiyono pada 2025 dan Tol Seksi I dan Seksi II Makassar pada 2028.
Basuki menuturkan, pembebasan tarif tol untuk ruas atau jembatan yang dibangun anggaran negara lebih mudah karena pemerintah punya wewenang penuh. Sementara itu, pada ruas tol yang dibangun, pembebasan tarif perlu perhitungan matang karena melibatkan dua pihak.
Sebelum pembebasan tarif Jembatan Suramadu, pemerintah pada 2003 juga pernah melakukan hal serupa di Jembatan Citarum Rajamandala dan Jembatan Tol Mojokerto. Ini tertuang dalam Keputusan Presiden No.37 Tahun 2003.
Sebagaimana diketahui, usulan pembebasan tarif tol mengemuka setelah Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menyatakan bakal membebaskan tarif tol di ruas-ruas yang kondisinya sudah berjalan 30 tahun.
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Haryo juga mengusulkan pembebasan tarif tol Surabaya -Sidoarjo yang menjadi bagian dari ruas Surabaya - Gempol.
"Misalnya ini  dibebaskan tentu membawa dampak lebih besar daripada Jembatan Suramadu. Jadi tolong Tolong dibebaskan pak," ujarnya dalam rapat Komisi V bersama empat direktorat jenderal Kementerian PUPR, Senin (29/10).
🌷

Comments

  1. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete
  2. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

    Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
    Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

    Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

    Sepatah kata cukup untuk orang bijak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

terkait perbankan (bbri, bbca, bnii)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)