Rupiah

๐ŸŒน
per tgl 27 Februari 2019: Rupiah d bawah 14K
per tgl 05 Juni 2020: 
๐Ÿˆ

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus menguat hingga perdagangan siang hari ini, Jumat (5/6). Pukul 11.45 WIB, rupiah di pasar spot ada di Rp 13.885 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 1,51% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.095 per dolar AS.

Rupiah masih memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS hingga siang hari ini. Selain rupiah, won Koreajuga menguat 0,73%, peso Filipina menguat 0,46%, dolar Taiwan menguat 0,37%, dolar Singapura menguat 0,35%, ringgit Malaysia menguat 0,34%, baht Thailand menguat 0,26% dan rupee India menguat 0,25% terhadap dolar AS.

Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI menguat ke Rp 14.100 per dolar AS pada Jumat (5/6)

Sementara itu, yuan China menguat 0,20%, yen Jepang menguat 0,01% terhadap dolar AS dan dolar Hong Kong stagnan.

Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 96,64, turun tipis dari sehari sebelumnya yang ada di 96,67.

๐Ÿ‰

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksi cenderung menguat dan lebih stabil pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal I/2020. Hal itu dinilai akan membantu emiten yang terhantam risiko selisih kurs untuk memperbaiki kinerja di tengah pandemi virus corona (Covid-19)).
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang kuartal II/2020 berjalan rupiah telah berhasil terapresiasi 4,86 persen dan parkir di level Rp14.905 pada perdagangan Selasa (12/5/2020). Hal itu pun berbanding terbalik dengan kinerja rupiah pada kuartal I/2020 yang justru terdepresiasi sekitar 17 persen.
Bahkan, rupiah pun sempat menyentuh level terendahnya dalam 20 tahun terakhir di kisaran Rp16.430 per dolar AS pada awal Maret 2020. Adapun, kinerja rupiah pada kuartal I/2020 itu menjadi kinerja nilai tukar terburuk di antara mata uang Asia lainnya.
Kendati demikian, kinerja rupiah pada kuartal I/2020 masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja mata uang pasar berkembang lainnya di Amerika Latin dan Afrika, seperti real Brasil yang terdepresiasi hingga 30 persen terhadap dolar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan kinerja rupiah pada tiga bulan pertama, saat ini mata uang Garuda berhasil lepas dari jeratan level Rp16.000 per dolar AS. Hal ini didukung oleh langkah mayoritas bank sentral, termasuk Bank Indonesia, dan pemerintah negara mengeluarkan stimulus dalam jumlah yang cukup besar.
Stimulus tersebut berhasil meredakan kekhawatiran pasar terhadap ketersediaan likuiditas dolar AS di tengah prospek pelemahan akibat pandemi Covid-19. Ketersediaan likuiditas menjadi pangkal kekhawatiran pelaku pasar dan menjadi sentimen sentimen bagi pergerakan rupiah dan mayoritas aset berisiko lainnya sepanjang kuartal I/2020.
Indeks volatilitas untuk satu bulan rupiah pun telah mereda yaitu berada di kisaran rata-rata 13,49. Pada penutupan Selasa (12/5/2020), volatilitas berada di level 15,905.
Untuk diketahui, pada akhir Maret volatilitas rupiah untuk satu bulan sempat menyentuh level tertingginya 33,235, sangat berbanding terbalik dengan awal tahun ini volatilitas rupiah sempat berada di level 4,56.
“Ini menunjukkan bahwa investor asing sudah mulai  percaya diri  dan  beranjak masuk ke pasar Indonesia, walaupun jumlah yang masuk belum menutupi jumlah arus yang keluar pada kuartal I/2020. Setidaknya pasar sudah cenderung pulih,” ujar Josua saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/5/2020).
Sementara itu, secara fundamental pun cadangan devisa dalam negeri juga telah menunjukkan perbaikan yang dapat menjadi bantalan kuat untuk menambahkan kepercayaan investor asing masuk ke Indonesia.
Angka dan kurva penyebaran Covid-19 secara global di sisi lain pun sudah mulai melandai. Hal ini  tercermin dari beberapa negara yang sudah mulai membuka perekonomiannya kembali. Maka, optimisme pelaku pasar pun kembali pulih.
Dengan pelonggaran tersebut, kata Josua, menjadi hal yang harus diperhatikan pasar karena ancaman adanya gelombang kedua penyebaran Covid-19 sebelum akhirnya vaksin dan obat ditemukan.
“Namun, selama volatilitas berhasil d reda,  penguatan ini akan terdorong lebih lanjut. Jadi Volatilitas adalah kunci. Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.750-Rp15.250 per dolar AS sepanjang kuartal II/2020,” papar Josua.
Perbaikan Kinerja 
Di sisi lain, penguatan rupiah dan pergerakannya yang diproyeksi cenderung lebih stabil dinilai sedikit-banyak membantu sejumlah emiten untuk memperbaiki kinerjanya pada kuartal II/2020.
Untuk diketahui, tidak sedikit emiten yang laba bersihnya pada kuartal I/2020 tergerus akibat membengkaknya beban kerugian selisih kurs. Bahkan, terdapat emiten yang mengalami kenaikan kerugian selisih kurs hingga 2.502,9 persen sehingga laba turun hingga 88 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. (lihat tabel).
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta  mengatakan bahwa penguatan rupiah setidaknya telah mengurangi  katalis negatif yang dapat membuat kinerja keuangan emiten melemah.
“Efek dari pandemi covid-19 masih menjadi tantangan utama bagi para emiten khususnya,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis.
Sementara itu, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan bahwa untuk nilai tukar rupiah pada kuartal II/2020 sepertinya tidak terlalu berbeda pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan, termasuk yang memiliki eksposur utang luar negeri yang cukup kecil.
Dia mengatakan bahwa pada kuartal II/2020 lebih baik fokus terhadap top line atau penjualan dari setiap emiten. Hal itu dikarenakan pada awal kuartal II/2020 dampak wabah terhadap ekonomi baru saja akan dimulai.
Oleh karena itu, Frederik menilai  emiten sudah cukup berhasil bila mampu mempertahankan pertumbuhan pendapatan pada kuartal II/2020. Kinerja pendapatan, lanjutnya menjadi perhatian utama karena mencerminkan perkembangan bisnis emiten.
“Bila pada kuartal I/2020 masih mampu membayar kewajiban, tapi pada kuartal II/2020 penjualan menurun drastis. maka kewajiban tidak akan terbayarkan meskipun nilai tukar rupiah menguat,” ujar Frederik kepada Bisnis.
Dia menilai emiten yang dapat mencetak kinerja dengan cukup baik pada kuartal II/2020 adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang akan didukung penjualan yang tidak akan turun akibat kebutuhan komunikasi yang tinggi di tengah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Adapun,Corporate Communications PT  Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) Joy Citradewi mengatakan bahwa   pergerakan rupiah yang cenderung lebih stabil pada kuartal II/2020 tentu akan berdampak baik pada kinerja perseroan. Kerugian selisih kurs yang semula membengkak dapat berkurang.
Pengaruh baik rupiah itu akan dimanfaatkan perseroan untuk memperbaiki kinerja di tengah pandemi Covid-19 yang menjadi katalis negatif kinerja.
“Selain itu, strategi perseroan menjaga kinerja pada kuartal  ini adalah dengan meningkatkan melalui penjualan PPE coverall dan masker,” ujar Joy kepada Bisnis.
Joy menuturkan permintaan pembelian masker dan alat pelindung diri yang diproduksi Sritex oleh masyarakat masih tetap tinggi.Emiten tekstil itu pun masih optimistis dengan kinerjanya pada 2020, yaitu yakin akan membukukan pertumbuhan top line  6-8 persen.

Pengaruh Kerugian Kurs Terhadap Kinerja Empat Emiten, Kuartal I/2020
SRILMNCNPGASASII
PendapatanUS$316,61 jutaRp2,01 triliunUS$873,8 jutaRp54 triliun
Rugi Selisih KursUS$556,93 ribuRp244,42 miliarUS$63,21 jutaRp463 milia
LabaUS$28,22 jutaRp332,74 miliarUS$47,77 jutaRp4,81 triliun
Perubahan Laba0,62 %-43%-26,62-7,77%
๐Ÿ‡

JAKARTA okezone- Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian mengaut hingga akhir perdagangan di bulan ini. Rupiah naik di kisaran Rp14.000-an per USD.
Mengutip Bloomberg Dollar Index, Kamis (30/4/2020) pukul 17.25 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 413 poin atau 2,7% ke level Rp14.881 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.881-Rp15.162 per USD.
Sementara itu, Yahoo Finance mencatat Rupiah menguat 72 poin atau 0,46% ke Rp15.412 per USD. Rupiah tercatat bergerak di kisran Rp15.350-Rp15.484 per USD.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan nilai tukar Rupiah sekarang ini sudah menguat. Bahkan, kini nilainya sudah di bawah level psikologis Rp15.000 per USD.
“Kami confident bahwa Rupiah akan menguat dan mengarah ke Rp15.000 di akhir tahun. Itu pertanyaan minggu lalu dan sekarang sudah di bawah Rp15.000,” jelas Perry.
“Rata-rata nilai tukar, Alhamdulillah hari ini sudah menguat di bawah Rp15.000 sekarang diperkirakan kurang lebih di trading Rp14.800 sampai Rp14.950,” tambah dia.
๐ŸŠ
bisnis.com : 30 April 2020: Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 275 poin atau 1,80 persen ke level Rp15.020 per dolar AS pagi ini.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,061 poin atau 0,06 persen ke level 99,626 pada pukul 10.05 WIB.
NEW YORK okezone - Dolar Amerika Serikat (AS) terjatuh pada perdagangan Rabu (29/4/2020) waktu setempat. Hal ini dikarenakan Federal Reserve (The Fed) tak merubah suku bunga bank.
Melansir Reuters, Jakarta, Kamis (30/4/2020), indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang turun 0,32% menjadi 99,544. Tetapi bertahan di atas terendah dua minggu di 99,44 yang dicapai pada hari Selasa.
"Federal Reserve berkomitmen untuk menggunakan berbagai alat untuk mendukung ekonomi AS di masa yang penuh tantangan ini, dengan demikian mempromosikan lapangan kerja maksimum dan tujuan stabilitas harga," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan di akhir kebijakan dua hari. pertemuan.
Ahli strategi makro global senior di State Street Global Market,s Marvin Loh mengatakan, The Fed dinilai tidak ingin mengecewakan pasar. "Mereka berusaha keras untuk mengatakan bahwa mereka akan terus melakukan apa yang mereka lakukan, "kata Marvin.
Dolar telah melemah lebih dari 3% setelah mencapai puncak lebih dari tiga tahun di 102,99 pada akhir Maret karena bank sentral global meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran untuk melindungi ekonomi dari pandemi coronavirus.
Pernyataan The Fed muncul setelah data sebelumnya pada hari Rabu menunjukkan bahwa ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama.
Departemen Perdagangan mengatakan produk domestik bruto turun pada tingkat tahunan 4,8% pada periode Januari-ke-Maret setelah berkembang pada tingkat 2,1% dalam tiga bulan terakhir 2019.
Greenback juga melemah pada peningkatan sentimen risiko setelah Gilead Sciences mengatakan remdesivir obat antivirus eksperimental membantu meningkatkan gejala pada pasien COVID-19 yang diberi obat lebih awal.
Itu menambah optimisme bahwa bisnis di seluruh dunia lebih dekat dengan pembukaan kembali.
“Kami melihat semakin banyak obrolan tentang ekonomi yang terbuka di seluruh dunia, sehingga itu akan menyarankan bahwa reboot ekonomi global dapat terjadi lebih cepat daripada nanti,” kata Manimbo.

Dolar Australia, yang dipandang sebagai proksi untuk pertumbuhan global, melonjak 0,83% menjadi USD0,6544. Ini sebelumnya mencapai USD0,6551, tertinggi sejak 10 Maret.
๐ŸŠ

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya pada perdagangan pekan depan. Potensi itu bisa terjadi lantaran kembali naiknya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia di tengah pandemi corona atau Covid-19.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pernyataan IMF bahwa Indonesia salah satu negara di Asia yang akan tahan terhadap resesi akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan pasar kembali tertarik terhadap pasar Indonesia sehingga arus modal asing berpotensi akan kembali masuk ke pasar dalam negeri.
Selain itu, rencana pemerintah untuk menerbitkan tiga surat utang global senilai US$4,3 miliar atau setara Rp68,6 triliun dengan asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS dan dengan tenor terpanjang 50 tahun juga direspon positif oleh pasar.
“Pernyataan baik oleh IMF maupun Pemerintah membawa angin segar bagi perekonomian dalam negeri dan semua tau bahwa fundamental ekonomi cukup bagus sehingga dalam perdagangan Senin (13/4/2020) kemungkinan akan diperdagangkan menguat di level Rp15.700-Rp16.000 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (12/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan akhir pekan, Kamis (9/4/2020), rupiah berhasil parkir di level Rp15.880 per dolar AS, melesat 2,28 persen. Kinerja tersebut pun menjadi yang terbaik di antara mata uang Asia lainnya.
Selain itu, kinerja harian itu menjadi kinerja terbaik rupiah sejak 7 Oktober 2015, yang kala itu rupiah terapresiasi 3,1 persen. Adapun, sepanjang pekan ini rupiah berhasil menguat 3,66 persen terhadap dolar AS, lagi-lagi menjadi kinerja terbaik di antara mata uang Asia lainnya.
Secara year to date, rupiah telah bergerak melemah sekitar 13 persen.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini berada di level undervalued atau berada di bawah dari nilai seharusnya secara fundamental. Dia mengharapkan rupiah dapat melanjutkan kenaikan tajamnya terhadap dolar AS dan bergerak di kisaran Rp15.000 per dolar AS.
“Penguatan rupiah pada perdagangan Kamis (9/4/2020) yang lebih dari 2 persen terhadap dolar AS adalah mosi kepercayaan dari pasar setelah otoritas membuat kebijakan merespon pandemi Covid-19”, ujar Perry seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (12/4/2020).
Perry pun mengatakan bahwa saat ini risiko terhadap ekonomi global sudah mulai mereda.
Chang Wei Liang, ahli strategi makro di DBS Group Holdings Ltd. di Singapura, mengatakan bahwa rupiah mendapatkan katalis yang sangat positif setelah pengumuman obligasi global Indonesia bertenor 50 tahun dan stimulus kredit senilai US$60 miliar dari New York Federal Reserve.
“Pandangan saya adalah bahwa valuasi rupiah terhadap dolar AS yang sangat undervalued sebelumnya kini telah terkoreksi, dan akhirnya rupiah bisa lebih dekat dengan nilai wajarnya sekarang,” ujar Chang
๐Ÿ‘

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak penyebaran virus corona (Covid-19) tidak hanya terlihat dari sisi kesehatan tetapi juga dari sisi ekonomi. Hal itu menjadi bahasan KTT Luar Biasa G20 tentang penanganan Covid-19.
Kondisi ekonomi sejumlah negara saat ini tertekan dalam nilai tukar dan mengalami capital flight atau outflow alias dana asing yang keluar dari pasar keuangan domestik. "Sedang dilakukan upaya meningkatkan direct swap line dari IMF kepada negara dunia yang alami capital flight," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani yang ikut mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri KTT LB G20 secara virtual di Istana Bogor, Kamis (26/3).
Langkah tersebut diungkapkan Sri pertama kali dilakukan dan belum pernah terjadi. Terobosan itu untuk mencegah negara yang menghadapi risiko nilai tukar.
Sri Mulyani hal tersebut masih disiapkan oleh IMF. Sehingga nantinya swap line bisa dilakukan ke seluruh bank sentral.
G20 sepakat untuk berkolaborasi untuk sinkronisasi kebijakan ekonomi. Menkeu bilang, seluruh negara melakukan kebijakan untuk menjaga ekonomi dan membuat jaring pengaman bagi masyarakatnya.
Termasuk Indonesia yang juga menyiapkan hal itu dengan merombak fokus kegiatan dan alokasi anggaran. Kebijakan pengaman tidak hanya bagi golongan miskin, juga bagi pihak yang terkena dampak ekonomi dari Covid-19. "Tak hanya kepada kelompok miskin namun juga kepada yang PHK, yang alami pengurangan jam kerja, dan tak bisa bekerja di luar rumah," terang Sri.

Dukungan dunia usaha juga diperlukan dalam penanganan Covid-19. Berbagai relaksasi bisa diberikan mulai dari fasilitas kredit, pembayaran pinjaman, hingga perpajakan. "Ini semuanya merupakan satu hal yang di Indonesia sedang rumuskan," kata Sri.


๐Ÿ‰
JAKARTA okezone- Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat pada perdagangan pagi ini. Rupiah masih berada di level Rp16.000-an per USD.
Mengutip Bloomberg Dollar Index, Kamis (26/3/2020) pukul 09.19 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 209 poin atau 1,27% ke level Rp16.290 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp16.205-Rp16.290 per USD.
Sementara itu, Yahoo Finance juga mencatat Rupiah ke Rp16.481 per USD. Dalam pergerakan hari ini, Rupiah berada di kisaran Rp16.481-Rp16.481 per USD.
Sebelumnya, kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama dunia lainnya pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat karena RUU stimulus USD2 triliun meningkatkan selera risiko dan mengurangi permintaan untuk mata uang safe haven.
Indeks dolar turun 0,81% menjadi 101,87. Sementara Sterling melonjak 1,33% menjadi USD1,1913. Euro naik 0,91% versus greenback menjadi USD1,0885.

(dni)
๐Ÿ’

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD terus mengalami pelemahan. Sore tadi Rupiah ditutup melemah 155 poin atau 1,05 persen menjadi Rp14.933 per USD dari sebelumnya Rp14.778 per USD.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menilai pelemahan Rupiah dipicu dari penyebaran virus corona. Dalam kondisi ini dia tidak mempermasalahkan nilai harga Rupiah yang hampir tembus di angka Rp15.000.
"Ya saya kira juga harus terjadi, tapi tidak apa-apa juga," kata Luhut dalam konferensi pers lewat akun instagram @kemenkomarves , Jakarta, Senin (16/3).
Apalagi harga saham juga terjun bebas hingga turun 136,1 poin atau 2,87 persen ke posisi 4.753,58. Di awal, perdagangan IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.904,53 dan terendah 4.726,25.
Sebanyak 170 saham melemah, kemudian 25 saham menguat dan 63 saham diam di tempat.

"Ya memang berat, harga saham kita terjun," ujar Luhut.
๐Ÿ‡

Jakarta - DETIK
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Hal ini disebut karena dampak pasar keuangan global yang mengalami ketidakpastian akibat mewabahnya virus corona.
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah kemarin sore tembus level Rp 14.500. Penguatan dolar AS terhadap rupiah kemarin mencapai 492 poin atau 3,5%. Kemarin pagi, nilai tukar mata uang Paman Sam terhadap rupiah baru parkir di level Rp 14.108.
Hingga pukul 17.25 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.
Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.
Bank Indonesia (BI) sendiri telah memborong surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder sebesar Rp 100 triliun sejak awal 2020. Hal ini demi menahan gejolak rupiah dari sentimen negatif yang saat ini didorong oleh penyebaran wabah virus corona.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan sejak awal tahun, rupiah telah melemah 1,08% (ytd). Menurut Perry, pelemahan ini masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

"Negara lain relatif lebih rendah. Won Korea melemah 5,07% (ytd), baht Thailand melemah 6,42% (ytd), Singapore dolar melemah 3,76% (ytd), ringgit Malaysia melemah 2,91% (ytd)," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

๐Ÿ“

JAKARTA sindonews - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) jatuh 24 poin atau 0,18% menjadi Rp13.704 per USD pada sesi I perdagangan Rabu (15/1/2020). Awal dagang, rupiah di indeks Bloomberg, melemah 4 poin menjadi Rp13.684 per USD, berbanding penutupan Selasa di Rp13.680 per USD.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok kurs tengah rupiah pada Rabu ini di Rp13.705 per USD, melemah 52 poin atau 0,38% dibandingkan posisi Rp13.654 per USD pada Selasa kemarin.

Melemahnya nilai tukar rupiah merespon mata uang kawasan yang jungkir balik akibat pernyataan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin. Meski AS dan China sedang bersiap menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama, tetapi "belum membahas masalah struktural". Mnuchin mengatakan tarif untuk barang-barang China masih akan tetap berlaku sambil menunggu pembicaraan lebih lanjut.



Komentar Mnuchin ini langsung menjungkirbalikkan mata uang emerging market, terutama mata uang Asia, seperti yuan China yang kemarin bersinar cemerlang. Pernyataan ini menguntungkan mata uang safe haven, terutama yen Jepang.

Melansir dari Reuters, yen Jepang menguat ke 109,92, mendekati level tertinggi sejak 23 Mei. Franc Swiss juga mencapai level tertinggi di 0,966 per USD karena statusnya sebagai mata uang safe haven. Yuan China melemah menjadi 6,89 per USD, setelah menguat di 6,87 per USD, level terkuat sejak 11 Juli.

Sementara itu, indeks dolar AS diperdagangkan mendatar di level 97,384 melawan enam mata uang utama, setelah sesi sebelumnya berada di 97,562.

Selain faktor eksternal, belum ada kabar baik dari dalam negeri ikut mendorong pelemahan rupiah. Data neraca perdagangan Indonesia masih berkutat di level negatif, dimana sepanjang tahun 2019, neraca perdagangan mengalami defisit USD3,20 miliar. Hal ini ikut melemahkan rupiah.
๐Ÿ‡

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan di pasar spot Senin (13/1), rupiah masih melanjutkan penguatan dari pekan sebelumnya. Asal tahu saja, pada  Jumat (10/1), rupiah berada pada level Rp 13.675. Hari ini, rupiah menguat 0,72% ke level Rp 13.673 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan penguatan ini menjadi sentimen positif bagi emiten yang menggunakan dolar sebagai beban Harga Pokok Penjualan (HPP) atau importir.
"Karena dengan menguatnya rupiah terhadap dolar, saham-saham ini berpotensi mengurangi biaya2 dan meningkatkan keuntungan emiten tersebut," kata Hendriko ketka dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/1).
Adapun Hendriko menyarankan investor untuk melirik sektor-sektor property dan konstruksi. Di antaranya, 
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dengan target teknikal di Rp 1.560 hingga Rp 1.650,
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan target teknikal di Rp 2.400.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dengan target teknikal Rp 1.070 hingga Rp 1.100, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan  target teknikal Rp  600 hingga Rp 610.
Sementara itu, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas melihat penguatan rupiah akan menguntungkan bagi emiten-emiten yang  bisnisnya bergantung pada impor.
Di antaranya, emiten farmasi seperti 
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang bergantung pada impor bahan baku. Penguatan rupiah akan menekan biaya bahan bakunya menjadi lebih murah.
Selain itu, ada pula emiten otomotif seperti
PT Astra International Tbk (ASII) dan
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), sebab bahan-bahan atau spare part-nya merupakan barang impor.
Baca Juga: Tahun ini, rupiah berpeluang mendekati level Rp 12.000Tidak ketinggalan, industri ritel seperti
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan
PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) juga  mengalami keuntungan, karena harga jual produknya menjadi lebih fleksibel.
"Saran, bisa memanfaatkan trading buy pada saham-saham tersebut.  Untuk target, saya lebih ke potensial upside saja 5% hingga 10%," kata Sukarno ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (13/1). 


Ia juga menyarankan untuk memperhatikan pergerakan teknikal saham-saham tersebut jika akan entry, buy, atau sell saham. 
๐Ÿˆ

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terus menguat terhadap dolar AS. Bahkan, Senin (13/1), rupiah di level terkuat dalam 21 bulan terakhir ditopang optimisme pasar karena Amerika Serikat (AS)-China akan meneken perjanjian dagan fase pertama di pekan ini.
Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah masih menguat 0,71% ke level Rp 13.673 per dolar AS. Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, saat ini rupiah sedang dalam tren bulish.
Tren bulish ini sudah terjadi saat rupiah menembus level support Rp 13.873 yang merupakan level terkuat rupiah sejak 4 Februari 2019.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyebut, rupiah terus menguat karena pasar menanti penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama  AS-China di Washington pada 15 Januari 2020.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi pasar valas juga membuat rupiah menguat tajam.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menambahkan, dalam jangka pendek maupun menengah, rupiuah masih berpotensi menguat.
Secara teknikal, kata dia, tren rupiah sudah bullish semenjak menembus support 13.873, yang merupakan level support terkuat sejak 4 Februari 2019. "Dengan tembus support tersebut, maka tren jangka pendek dan dan jangka menengah terkonfirmasi bullish," kata Alwi, Senin (13/1).
Alwi mengatakan, jika level Rp 13.873 dapat bertahan hingga kuartal I 2020, dalam jangka menengah rupiah akan tetap bulish.
"Level support berikutnya kemungkinan berada di kisaran 13.202, yang merupakan support jangka panjang. Sementara untuk jangka pendek, penguatan rupiah kemungkinan akan tertahan terlebih dahulu di level support 13.560," kata Alwi.
Meski dibanjiri sentimen positif, pasar masih mewaspadai ancaman perlambatan ekonomi global.
Dari dalam negeri, Alwi menyebut, rupiah ditopang sentimen positif seperti data inflasi yang masih stabil di 3%, tingkat pengangguran yang turun di angka 5,28%, pertumbuhan ekonomi yang masih bertahan di level 5%.
Ibrahim memperkirakan, di tahun 2020 ini rupiah dapat mendekati level Rp 12.000 jika perang dagang maupun geopolitik tidak kembali memanas. Dalam jangka pendek, rupiah akan menguat ke level Rp 13.600.
Sementara untuk jangka menengah dan panjang, Ibrahim menebak, rupiah akan berada di kisaran Rp 12.700 dan Rp 12.000.


๐Ÿ‰

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mata uang emerging market dinilai sejumlah analis sudah sangat murah. Menurut Pacific Investment Management Co, kesepakatan dagang antara AS dan China yang akan terjadi sebentar lagi berarti ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli mata uang emerging.
Roland Mieth, emerging market portofolio manager Pacific Investment di Singapura mengatakan, pihaknya lebih menyukai rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia, sekaligus mempertimbangkan untuk menambah posisi yuan China.  
"Berdasarkan model valuasi kami, mata uang emerging market semakin mendekati level termurahnya dalam dua dekade terakhir. Ini merupakan sesuatu yang kami lihat dan mencari kesempatan untuk menambah mata uang tersebut," kata Mieth kepada Bloomberg.
Aset-aset emerging market terus mencatatkan reli seiring kian positifnya kesepakatan dagang antara AS dengan China. Pada Kamis pekan lalu, penasihat Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan perundingan fase pertama dengan China sudah menuju ke tahap final.
Mengutip Bloomberg, JPMorgan Asia Dollar Index, yang mengukur kekuatan 10 mata uang regional terhadap dollar AS, sudah melaju 2,3% sejak melorot ke level terendahnya dalam 10 tahun terakhir pada September lalu.
Pimco bilang, saat tensi perdagangan global mereda akan mendorong aset-aset emerging market, beberapa aset menawarkan nilai yang lebih baik dibanding lainnya.

๐ŸŠ

JAKARTA okezone - Nilai tukar Rupiah terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini. Rupiah masih berada di level Rp13.800-an per USD.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa nilai tukar rupiah sepanjang pertengahan Juli mengalami stabil. Di mana suplai dan demand rupiah bergerak stabil sehingga mencapai Rp13.850/USD.
"Pada Minggu ketiga Juli 2019, nilai tukar rupiah kecenderungan menguat supply dan demand bergerak aktif," ujar dia di Gedung BI Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Dia menuturkan mekanisme pasar berjalan dengan baik yakni di bawah Rp13.900. "Bahkan Rp13.850 hal ini melihat importir koperatif yang beli," ungkap dia.
Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Jumat (19/7/2019) pukul 09.23 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 55 poin atau 039% ke level Rp13.905 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp13.909 per USD – Rp13.945 per USD.

(rzy)
๐Ÿ…

Jakarta, CNN Indonesia -- Rupiah ditutup di level 14.008 per dolar AS pada perdagangan Jumat (12/7). Posisi tersebut menguat 0,42 persen dibandingkan Kamis (11/7) yang di Rp14.067.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah di posisi Rp14.085 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin yakni Rp14.089 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah berada di dalam rentang Rp14.008 hingga Rp14.090 per dolar AS.Sore hari ini, pergerakan mata uang utama Asia bervariasi terhadap dolar AS. Terdapat mata uang yang menguat seperti Ringgit Malaysia menguat 0,08 persen, yen Jepang menguat 0,15 persen, dan peso Filipina menguat 0,35 persen. Artinya, rupiah menduduki peringkat pertama Asia hari ini.Namun di sisi lain, terdapat mata uang yang melemah seperti dolar Singapura 0,08 persen, yuan China sebesar 0,11 persen, baht Thailand sebesar 0,31 persen, dan won Korea Selatan sebesar 0,47 persen. Sementara itu, dolar Hong Kong bergeming terhadap dolar AS sore ini.


Sementara itu, mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS seperti euro sebesar 0,1 persen, poundsterling Inggris sebesar 0,15 persen, dan dolar Australia menguat sebesar 0,36 persen.Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen global dan internal.Dari sentimen global, pasar ternyata masih bereaksi setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga acuannya akhir bulan ini.Di dalam risalah The Fed, tertulis bahwa beberapa anggota komite pasar federal terbuka (FOMC) melihat bahwa pemangkasan suku bunga acuan Fed Rate dalam waktu dekat dapat membantu meminimalisir dampak dari guncangan terhadap ekonomi di masa depan.

๐Ÿ…
Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat Nilai Tukar Rupiah semakin stabil dan menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan tersebut diantaranya terdorong derasnya aliran modal asing yang masuk (capital inflow).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan dalam dua hari terakhir ini Rupiah terus menguat terhadap Dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (21/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.130 per Dolar AS (USD), menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di angka 14.182 per USD. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke level 14.095 per Dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.110 per Dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.236 per Dolar AS.
"Alhamdulillah nilai tukar terus stabil bahkan menguat. Kemarin ditutup menguat di 14.180 bahkan hari ini juga sempat turun di bawah 14.100 ya meskipun sekarang sedikit di atas 14.100," kata dia saat ditemui di mesjid BI, Jakarta, Jumat (21/6).
Dia menjelaskan, banyaknya modal asing yang masuk menjadi salah satu faktor menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS (USD).
"Jadi, faktornya seperti tadi saya sampaikan aliran modal asing masuk yang semakin tinggi," ujarnya.
Selain itu, faktor lainnya yang turut menyumbang penguatan Rupiah adalah membaiknya persepsi risiko atau prospek terhadap ekonomi Indonesia.
"Dan tentu saja langkah - langkah kita untuk lakukan stabilisasi nilai tukar," ujarnya.
Berdasarkan data BI, Sejak awal tahun, aliran modal asing masuk telah mencapai Rp 130,24 Triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp 72,96 Triliun, dan saham Rp 58,95 Triliun.
 Reporter:Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com
๐Ÿ‘

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat di perdagangan pasar spot hari ini, dan penguatannya mungkin cukup signifikan.  

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF hari ini, Jumat (21/6/2019), dibandingkan kala penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:

PeriodeKurs 20 Juni (15:58 WIB)Kurs 21 Juni (07:41 WIB)
1 PekanRp 14.183,5Rp 14.112,5
1 BulanRp 14.231Rp 14.160
2 BulanRp 14.296Rp 14.207
3 BulanRp 14.356Rp 14.257,5
6 BulanRp 14.532Rp 14.460
9 BulanRp 14.726Rp 14.635
1 TahunRp 14.918,5Rp 14.845
2 TahunRp 15.668,1Rp 15.655,6
 Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 20 Juni pukul 08:26 WIB: 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.375
3 BulanRp 14.480
 Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi 0,6%. Sepertinya penguatan rupiah akan berlanjut hari ini, sehingga rantai apresiasi berpeluang genap empat hari. 

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.  Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

๐Ÿ‘

JAKARTA sindonews- Kementerian keuangan telah menetapkan beberapa asumsi makro pada tahun 2020. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengusulkan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.000-Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (USD).

Lalu, harga minyak mentah Indonesia diperkirakan berada di level USD60-70 per barel. Sedangkan pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,6%.

"Pertumbuhan ekonomi kisaran 5,3%-5,6%, nilai tukar rupiah Rp14.000 hingga Rp15.000 per USD, lifting gas sebesar 1.191-1.300 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD)," terang Sri Mulyani di Jakarta, Senin (20/5/2019).



Untuk mencapai ini, Sri Mulyani akan menempuh tiga strategi makro fiskal di tahun 2020. Strategi pertama yakni mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal.

Kemudian strategi kedua adalah kebijakan spending better untuk efisiensi belanja dan meningkatkan belanja modal pembentuk aset.

"APBN akan dijaga pada tingkat yang tepat. Pemerintah menempuh 3 strategi makro fiskal, mobilisasi pelebaran ruang fiskal, kebijakan belanja pembentuk aset, dan mitigasi risiko," jelasnya.

(ven)
๐Ÿ“

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Tanda-tanda apresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). 

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF hari ini, Selasa (21/5/2019), dibandingkan kala penutupan pasar spot hari sebelumnya, mengutip Refinitiv:
PeriodeKurs 20 Mei (15:58 WIB)Kurs 21 Mei (07:15 WIB)
1 PekanRp 14.528,9Rp 14.500,5
1 BulanRp 14.622,4Rp 14.593,5
2 BulanRp 14.703,8Rp 14.672
3 BulanRp 14.797,4Rp 14.768,5
6 BulanRp 15.019.9Rp 14.991
9 BulanRp 15.227,9Rp 15.198,5
1 TahunRp 15.422,4Rp 15.416
2 TahunRp 16.106Rp 16.106
 Berikut kurs Domestic NDF (DNDF), yang kali terakhir diperbarui pada 20 Mei pukul 15:36 WIB: 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.501
3 BulanRp 14.615
 NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.  Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah. Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing. 


๐Ÿ’

ID: Bagi orang non ekonomi, real effective exchange rate (REER) adalah makhluk misterius, padahal pada hakikatnya REER adalah salah satu indikator ekonomi utama dan merupakan indeks keuangan internasional yang sangat penting. REER adalah indeks yang men-tracking perbedaan harga barang dan jasa yang diproduksi suatu negara terhadap negara-negara mitra dagangnya.

Dengan mengasumsikan variabel lainnya tetap (ceteris paribus), maka meningkatnya REER (apresiasi riil) suatu negara menunjukkan melemahnya daya saing perdagangan negara tersebut. Konsekuensinya: meningkatnya ketidak-seimbangan transaksi berjalan suatu negara sangat terkait dengan penyimpangan nilai REER aktual terhadap nilai REER ekuilibriumnya.



Mengingat REER sangat penting dalam kebijakan ekonomi, maka perumus kebijakan dari berbagai bank sentral dunia dan lembaga keuangan internasional telah mencurahkan berbagai upaya untuk menghitung dan menganalisis indikator nilai tukar ini. Namun kebanyakan metode mereka telah kedaluwarsa tatkala implementasi global value chains (GVCs), atau rantai produksi global semakin meluas. Karena itu, kami mencoba mengajukan alternatif perhitungan REER yang memasukkan fenomena global value chains sehingga analisisnya akan semakin tepat dalam penentuan nilai tukar yang tepat bagi suatu perekonomian. Sehingga kelemahan metode perhitungan REER yang konvensional dapat diatasi.



Selama ini penghitungan standar REER yang dilakukan berbagai bank sentral dan lembaga statistik mengasumsikan bahwa ekspor suatu negara adalah barang-barang akhir (final goods). Tetapi GVC telah mendeferensiasikan perbedaan tahapan produksi suatu barang di antara berbagai negara. GVC dapat melakukan tahapan–tahapan proses produksi tersebut dikarenakan perkembangan teknologi, hambatan perdagangan yang semakin rendah dan semakin dekatnya integrasi negara-negara emerging markets ke dalam ekonomi global. Karena itu, mengabaikan realitas tersebut dapat mengarah pada salah ukur REER yang mendasar, yang berakibat pada diragukannya efektivitas kebijakan ekonomi yang telah dibuat.



Untuk membuktikan bahwa pendekatan yang digunakan untuk penghitungan REER konvensional selama ini adalah kurang tepat adalah perhatikan contoh rantai produksi global pembuatan telepon genggam (handphone). Asumsikan Jepang memproduksi komponen dan mengapalkan ke Tiongkok, di mana telepon genggam tersebut dirakit dan diekspor ke pasar internasional sebagai produk akhir.

Model REER tradisional akan mengasumsikan bahwa Jepang mengekspor produk akhir (final goods) ke Tiongkok, dan kedua negara dianggap saling berkompetisi. Karena itu, depresiasi yen akan dianggap meningkatkan daya saing Jepang dan merugikan Tiongkok.



Dalam kasus ini, akan tetapi, melemahnya yen akan membuat komponen handphone yang diimpor dari Jepang akan semakin murah. Sehingga harga telepon genggam yang dirakit di Tiongkok tersebut akan semakin murah, yang ujung-ujungnya akan meningkatkan permintaaan handphone Tiongkok tersebut, yang berarti meningkatkan daya saing produk-produk Tiongkok. Contoh ini menunjukkan bahwa perhitungan REER konvensional selama ini tidak hanya salah dalam menetukan besarannya, tetapi juga salah dalam penentuan arahnya.

Dalam kasus ini, kalau Jepang menginginkan daya saingnya meningkat terhadap Tiongkok, maka Jepang seharusnya membiarkan yen menguat. Karena itu, REER yang memasukkan faktor GVC, akan mengatasi masalah ini, sehingga mampu menjadi salah satu solusi ketimpangan dagang bilateral ataupun secara multilateral. Di samping itu, metode REER yang memasukkan variabel GVC dapat mengukur REER berdasarkan klasifikasi sektor dalam suatu proses produksi dalam suatu negara.

Dengan demikian metode ini memungkinkan analisis daya saing dari berbagai sektor ekonomi suatu negara, dan dapat menentukan sektor-sektor mana yang menjadi penggerak utama keseluruhan REER suatu negara.



Dalam penjelasan ini saya akan mengambil kasus REER dan hubungan bilateral perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). Dengan memasukkan variabel GVC dalam perhitungan REER, akan mengubah pengertian kita tentang bilateral REER antara renmimbi dan dolar AS.

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa Tiongkok telah meningkatkan perdagangan globalnya secara masif sejak diterima sebagai anggota WTO (World Trade Organization) pada tahun 2001. AS, terutama Presiden AS Donald Trump sudah sejak lama menyalahkan Tiongkok sebagai manipulator mata uang (currency manipulator) sehingga mengakibatkan defisit neraca transaksi berjalan AS semakin meningkat baik secara bilateral maupun secara multilateral.

Tuduhannya adalah secara riil Tiongkok telah mendevaluasikan renmimbi terhadap dolar AS dalam waktu yang sangat lama. Walaupun ekspor Tiongkok ke AS sangat spektakuler –berada pada kisaran US$ 600 miliar per tahun dan akan terus meningkat,-- sebagian besar produk-produk ekspor Tiongkok adalah merupakan produksi hilir dalam rantai produksi global atau “downstream global value chain”. Fakta ini, misalnya dapat dilihat pada produk-produk telepon genggam dan barang–barang elektronik.



Sebagai akibatnya, sebagian besar produk-produk ekspor Tiongkok memakai bahan baku yang diimpor dari negara-negara lain, termasuk pangsa impornya dari AS, dalam memproduksi produk-produk tersebut sangat signifikan.

Di samping itu, daya saing ekonomi AS terhadap Tiongkok lebih banyak tergantung pada harga-harga sektor yang diperdagangkan (tradable sectors), seperti barangbarang elektronik daripada sektor yang tidak diperdagangkan atau non-tradable sectors seperti real estate. Tetapi standar perhitung agregat REER konvensional tidak memungkinkan untuk melakukan pembedaan antara sektor tradable dan non tradable.

Karena itu dengan menggunakan metode GVC, REER dengan memasukkan berbagai faktor di atas, analisis kita menunjukkan bahwa REER Tiongkok terhadap AS konsisten dan signifikan menunjukkan tren apresiasi (lihat grafik).

Sebaliknya, dengan menggunakan REER konvensional (warna merah), secara riil renminbi mengalami depresiasi sampai dengan periode di mana Tiongkok meninggalkan kebijakan nilai tukarnya yang dijangkarkan dengan dolar (exchange-rate peg policies) pada tahun 2005. Kemudian renmimbi sedikit terapresiasi sejak itu, walaupun lebih kecil dari GVC REER.

Dari uraian di atas, baik secara teoritis maupun aplikatif, penentuan nilai REER yang tepat adalah sangat relevan dalam penentuan kompetitifnya suatu ekonomi suatu negara. Dengan demikian, menghitung REER dengan lebih akurat dapat mengurangi risiko salah memutuskan kebijakan ekonomi. Yang berarti mengurangi risiko perumus kebijakan salah dalam menyimpulkan kondisi ekonomi sehingga salah pula dalam mengambil kebijakan yang harus ditempuhnya.

Karena itu, sekali lagi penetapan nilai tukar, baik kebijakannya maupun cara mengukurnya, sangat menentukan daya saing perekonomian suatu negara. Di sini dituntut kehati-hatian dan keakuratan dalam mengukur dan menetapkan nilai tukar riilnya (REER).

Tri Winarno, Penulis buku: Indonesia Responding The Dynamic of Global Economy

Sumber: Investor Daily
๐Ÿง

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko menjelaskan ihwal nilai tukar Rupiah uang melemah sekitar 8 hari ini. Menurut dia, salah satu faktor yang membuat Rupiah melemah adalah banyaknya perusahaan multinasional yang membagikan dividen, bunga, dan pembayaran pokok lainnya pada April-Juni ini.
Menurut Onny, sebetulnya langkah BI mempertahankan menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate, adalah cara agar menjaga stabilitas eksternal supaya ada uang masuk. "Untuk jaga suplai dolarnya kan ada DNDF diperlonggar, sehingga suplai dolarnya ada. Diharapkan nilai yang saat ini memang lemah bisa balik lagi terkendali, jadi emang itu ada musiman, sama kaya inflasi," kata Onny di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.
Onny juga mengatakan bahwa sentimen risk off masih mewarnai pasar keuangan global seiring dengan rilis data ekonomi negara maju. Hal itulah yang memperkuat kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan turunnya inflasi, serta berlanjutnya pelemahan nilai tukar Argentina Peso dan Turkish Lira.
"Sentimen risk off memicu pelemahan indeks saham global diikuti penguatan tajam nilai tukar USD (DXY) naik ke level tertinggi sejak Mei 2017," kata Onny.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.245 pada Kamis, 2 Mei 2019. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 228 poin dari nilai pada 18 April yang masih sebesar Rp 14.016.


Sejak 18 April itu, nilai tukar Rupiah terus melemah. Pada 22 April, tercatat nilai tukar Rupiah berada di Rp 14.065 dan sehari kemudian menjadi Rp 14.080 per dolar AS. Pelemahan Rupiah berlanjut pada 24 April, menjadi Rp 14.112 per dolar AS. Pada 25 April sebesar Rp 14.154. Sedangkan pada 26 dan 28 April nilai tukar rupiah berada di Rp 14.188. Pada 30 April, nilai tukar Rupiah berada di kisaran Rp 14.215.
๐Ÿ‰

SINGAPURA sindonews - Republik Rakyat China merayu negara-negara ASEAN dan Asia Timur untuk menambahkan mata uang yuan dan yen Jepang ke dalam jaring pengaman pertukaran mata uang senilai USD240 miliar.

Langkah ini untuk mengurangi ketergantungan negara-negara ASEAN dan Asia Timur terhadap penggunaan dolar Amerika Serikat (USD), sekaligus meningkatkan kekuatan ekonomi China.

Melansir dari Nikkei Asian Review, Jumat (26/4/2019), 10 negara-negara ASEAN ditambah China, Jepang, dan Korea Selatan akan membahas penggunaan yuan dan yen dalam Chiang Mai Initiatiive yang akan dihadiri para menteri keuangan dan gubernur bank sentral pada 2 Mei mendatang di Fiji.




China yang memimpin pertemuan bersama dengan Thailand, telah menambahkan rancangan pernyataan bersama soal penggunaan mata uang lokal ke dalam kelompok ini.

Para negara peserta nantinya dapat mengakses penggunaan mata uang Asia dalam keadaan darurat, termasuk cadangan devisa. Gagasan ini sekaligus untuk mengantisipasi kenaikan permintaan jangka panjang atas yen dan yuan dalam investasi dan perdagangan regional.

China sendiri melihat langkah ini sebagai cara internasionaliasi yuan dan memperluas pengaruh ekonominya di wilayah Asia. Namun, proposal ini diperkirakan tidak akan mudah. Amerika Serikat tentunya akan mempersulit langkah Beijing dalam memperluas peran mata uangnya karena bisa meninggalkan dominasi dolar AS di Asia.

Selama ini, greenback--sebutan untuk dolar AS--masih menjadi mata uang populer untuk pembayaran internasional, dengan pangsa pasar 45,6%. Sedangkan yuan hanya menyumbang 1,2% dari pangsa pasar uang dunia. Dan yen berada di angka 4,3% menurut catatan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication.

Sementara itu, dengan penggunaan yen maka Jepang bisa meraup keuntungan komersial lebih besar. Saat ini, sekitar 45% ekspor Jepang ke negara-negara Asia dibayar dalam bentuk yen. Penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dapat membantu perusahaan-perusahaan Jepang mengurangi risiko nilai tukar mata uang asing ketika melakukan bisnis di wilayah Asia.



Didirikan tahun 2000, Chiang Mai Initiative bertujuan untuk mencegah terulangnya krisis mata uang Asia di 1997. Dalam kerangka kerja ini, negara-negara yang berada dalam kesulitan keuangan dapat mengakses kumpulan dolar AS untuk dijual demi menopang kejatuhan mata uang mereka.

Dan strategi memasukkan mata uang Asia lainnya, juga bisa menambah lapisan ke jaring pengaman jika terjadi krisis. Negara-negara ASEAN sendiri telah membangun cadangan mata uang asing mereka sejak krisis 1997, namun hal tersebut belum berjalan maksimal.

Yen dan yuan sendiri telah masuk dalam perjanjian perdagangan di Asia. Dan dengan Chiang Mai Initiative ini akan semakin memberikan fleksibilitas lebih lanjut bagi kedua mata uang Asia ini.

(ven)
๐ŸŠ

Jakarta detik- Indonesia dengan Malaysia dan Thailand telah menyepakati untuk menggunakan local currency settlement (LCS) untuk perdagangan bilateral. Ini artinya perdagangan ketiga negara tak lagi menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai alat transaksi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menjelaskan transaksi terus meningkat setiap tahunnya. 

"Pada kuartal I-2019, total transaksi perdagangan melalui LCS menggunakan Baht tercatat Rp 185 miliar meningkat dibandingkan periode 2018 Rp 96 miliar," kata Onny dalam keterangannya, Jumat (5/4/2019).

Sementara itu untuk transaksi LCS menggunakan Ringgit setara dengan Rp 1 triliun meningkat tajam jika dibandingkan periode 2018 sebesar Rp 83 miliar.

Bank Indonesia (BI) dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan. 

BI dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antar otoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.

Bank sentral negara tersebut meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran Pimpinan Bank Sentral maupun dalam tataran teknis. (kil/ara)

๐ŸŽ
JAKARTA, iNews.id - Penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dalam kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Thailand menunjukkan hasil yang positif. Untuk dua bulan pertama tahun ini, total transaksi LCS antara kedua negara telah mencapai 272 juta baht atau setara Rp121 miliar.
"Meningkat tajam dari periode yang sama tahun lalu sebesar 69,5 juta baht (setara Rp30 miliar)," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam keterangannya, Senin (25/3/2019).
Sejak diimplementasikan pada 11 Desember 2017, total transaksi perdagangan melalui LCS telah menunjukkan peningkatan. Sepanjang 2018, total transaksi perdagangan melalui LCS mencapai rata-rata THB130 juta (setara Rp58 miliar) per bulan.
Perkembangan implementasi LCS tersebut menjadi salah satu topik yang mengemuka dalam diskusi pertemuan bilateral Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Thailand Veerathai Santiprabhob pada 23 Maret 2019 di Jakarta.
Selain LCS, pertemuan strategis tersebut membahas mengenai perkembangan perekonomian kedua negara serta arah dan implementasi kebijakan bank sentral terutama di bidang sistem pembayaran. Kedua bank sentral menekankan pentingnya optimalisasi manfaat perkembangan ekonomi dan keuangan digital dengan berbagai inovasi teknologi terkini (termasuk penerapan QR Code), dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara. Optimalisasi manfaat ditempuh dengan tetap memitigasi potensi risiko yang mungkin terjadi, termasuk dari sisi stabilitas sistem keuangan, serta Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT).
BI dan Bank of Thailand secara rutin melakukan tukar pandangan dan pengalaman sehingga dapat memperkaya dan memperkuat kapasitas kedua belah pihak dalam mengelola risiko dan tantangan ke depan.
Bank Indonesia dan Bank of Thailand meyakini bahwa penguatan kerja sama antar otoritas di tingkat bilateral, regional, dan multilateral menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di tengah ketidakpastian perekonomian global yang tinggi.
Ke depan, kedua Gubernur meneguhkan komitmen untuk terus memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua bank sentral, termasuk melanjutkan pertemuan bilateral dalam tataran Pimpinan Bank Sentral maupun dalam tataran teknis.
๐Ÿ“

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian Brexit menyeret turun nilai tukar mata uang Garuda. Kemarin, kurs spot rupiah melemah 0,09% menjadi Rp 14.278 per dollar Amerika Serikat (AS). Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia masih menguat 0,11% ke level Rp 14.253 per dollar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, hasil pemungutan suara parlemen Inggris yang menolak kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa jadi katalis utama. Akibatnya euro dan poundsterling melemah terhadap dollar AS. Rupiah pun sebagai bagian emerging market ikut terdampak, kata dia, kemarin.

Untungnya, pelemahan rupiah tidak terlalu dalam. Mengingat data-data ekonomi Negeri Paman Sam juga kurang memuaskan. Alhasil potensi perlambatan ekonomi AS kian nyata, sehingga The Federal Reserves diperkirakan akan mengerem kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini.
Di sisi lain, analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menuturkan, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi rilis data neraca dagang. Defisit neraca dagang Indonesia diprediksi menyempit dan positif bagi rupiah.
Deddy memperkirakan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.210–Rp 14.290 per dollar AS. Sedangkan Mikail memprediksi, mata uang Garuda hari ini bergerak dalam kisaran Rp 14.190–Rp 14.290 per dollar AS.

๐Ÿ

JakartaCNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Pelemahan rupiah pun lumayan dalam. 



Pada Jumat (8/3/2018) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.230. Rupiah melemah 0,67% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Hari Raya Nyepi. 




Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 08:45 WIB:
PeriodeKurs
1 PekanRp 14.235
1 BulanRp 14.290
2 BulanRp 14.361
3 BulanRp 14.425
6 BulanRp 14.622
9 BulanRp 14.775
1 TahunRp 14.965
2 TahunRp 15.665

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang terakhir diperbarui pada 6 Maret pukul 10:42 WIB: 
 
PeriodeKurs
1 BulanRp 14.175
3 BulanRp 14.280

Berikut kurs dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 08:47 WIB:
BankHarga BeliHarga Jual
Bank BNIRp 14.050Rp 14.210
Bank BRIRp 14.080Rp 14.220
Bank MandiriRp 14.020Rp 14.270
Bank BTNRp 14.050Rp 14.200
Bank BCARp 14.040Rp 14.340
CIMB NiagaRp 14.020Rp 14.220





(aji/aji)

๐Ÿ

Nilai tukar rupiah masih nyaman bergerak di zona merah. Padahal, sudah lima hari berturut-turut rupiah mengalami koreksi mendalam sehingga tidak berlebihan jika kebangkitan rupiah menjadi suatu hal yang dinantikan. 
Sebenarnya, pada pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah sudah terapresiasi tipis 0,04%. Namun, apresiasi itu bak harapan palsu karena tak berselang lama, rupiah kembali berbalik mendapat koreksi. Bahkan, pada pukul 09.00 WIB tadi, depresiasi rupiah menebal hingga angka 0,14% ke level Rp14.145 per dolar AS.
Sebagai informasi, setidaknya gerak rupiah untuk bangkit masih terganjal oleh dua sentimen global, yaitu pertumbuhan ekonomi China dan kebijakan The Fed. Asal tahu saja, di tahun 2019 ini, China memutuskan untuk memangkas target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi dalam kisaran 6%-6,5%. 
Target tersebut dipatok menyusul capaian pertumbuhan PDB di tahun 2018 lalu yang hanya mencapai 6,6%, di mana angka tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 1990. Tentu saja, gambaran perekonomian China yang demikian memberi kekhawatiran bagi pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Bagaimanapun, China masih menyandang status sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia sehingga sering djadikan kiblat bagi prospek perekonomian negara-negara di benua kuning. 
Selain datamg dari China, sentimen negatif lainnya datang dari The Fed. Kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebenarnya menjadi ekor dari upaya damai dagang AS-China. Kenaikan suku bunga dilakukan guna menahan inflasi.
Meskipun dibayangi sentimen-sentimen tersebut, tak ada salahnya untuk tetap memberi kepecryaan kepada rupiah. Pasalnya, pada pukul 10.05 WIB, rupiah berhasil mengikis depresiasi menjadi 0,07% ke level Rp14.140 per dolar AS. 
Tak hanya itu, kini rupiah juga mulai beranjak naik meninggalkan zona terbawah sebagai mata uang terlemah di Asia. Rupiah berhasil unggul 0,09% terhada yen, 0,09% terhadap ringgit, unggul 0,02% terhadap dolar Singapura, dan unggul 0,20 terhadap baht. 
๐Ÿ…


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) menguat pada sesi pembuka perdagangan Selasa (26/2/2019).
Di pasar spot, menurut data Bloomberg, mata uang garuda terapresiasi 28 poin atau 0,20 persen ke level Rp 13.989 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pagi ini bergerak di kisaran Rp13.975 hingga Rp13.982 per USD.
Nilai tukar rupiah menurut daya Yahoo Finance berada di posisi Rp13.781 per USD. Kurs rupiah terhadap dolar US jatuh pada akhir perdagangan sebelumnya di posisi Rp 14.017 per USD.
Rupiah perkasa usai berakhirnya perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rupiah Menguat 28 Poin, 1 USD Dibanderol Rp 13.989, http://www.tribunnews.com/bisnis/2019/02/26/rupiah-menguat-28-poin-1-usd-dibanderol-rp-13989.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
๐Ÿ‡


Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat tipis di perdagangan hari ini, Senin (25/2). Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp 13.995 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.057 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah kembali melemah tipis usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar Rupiah berada di Rp 14.005 per USD.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar Rupiah terhadap USD masih berpotensi untuk terus stabil menguat ke depannya.
"Nilai tukar Rupiah ke depan akan bergerak stabil dan Rupiah saat ini masih undervalued," kata Perry saat ditemui di Masjid BI, Jakarta, Jumat (22/2).
Perry mengungkapkan, ada 4 faktor yang akan menjadi pendorong stabilitas Rupiah di tahun ini.
"Jadi ke depan stabilitas Rupiah akan didukung oleh 4 hal, yakni masuknya aliran modal asing tambah suplai valas (valuta asing) dalam negeri, kedua fundamental ekonomi lebih baik dari sisi pertumbuhan, inflasi rendah dan CAD yang juga menurun," ujarnya.
Perry mengungkapkan, ada 4 faktor yang akan menjadi pendorong stabilitas Rupiah di tahun ini.
Selain itu, kenaikan suku bunga AS atau FFR yang dilakukan oleh The Fed tidak akan seagresif tahun lalu. Hal itu membuat posisi Rupiah semakin aman di pasar. "Tentu saja ketiga FFR yang kan lebih rendah semula 3 kali, kemudian diturunkan 2 kali dan diperkirakan tahun ini hanya naik 1 kali FFR," jelasnya.
Terakhir adalah mekanisme pasar yang dinilai semakin membaik. "Keempat mekanisme pasar yang terus semakin baik, baik di swap, dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)," tutupnya. [idr]
๐Ÿ

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otot rupiah mengencang ke level terkuatnya di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) perdagangan Kamis (31/1). Mengutip Bloomberg, rupiah pasar spot pukul 10.58 WIB pada level Rp 14.033 per dollar AS atau 0,69% dari posisi sebelumnya Rp 14.131 per dollar AS.
Sejalan, rupiah kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga berotot ke Rp 14.72 per dollar AS atau menguat 0,28% dari posisi Rp 14.112 per dollar AS.


Penguatan ini pasca-kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menyebutkan dolar kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainnya setelah tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate bertahan pada angka 2,25-2,5 persen tadi malam (30/1).
Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan, Fed akan lebih bersabar dalam menaikkan tingkat suku bunga tahun ini, akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus menyusul berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.
Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun empat basis poin kemarin.
"Selain itu, 'yield' SUN yang cukup atraktif diperkirakan masih akan mendorong investasi portofolio asing masuk ke pasar obligasi dan memperkuat rupiah," kata Ahmad dikutip dari Antara.

Ia memprediksi rupiah pada Kamis ini akan bergerak menguat ke level Rp14.000 sampai dengan Rp 14.030 per dollar AS.

๐ŸŒฝ


Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan yang telah dibukukan sebelumnya. Optimisme kesepakatan AS dengan China mendorong penguatan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Selasa (8/1/2019), rupiah dibuka di angka 14.059 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.082 per dolar AS. Menuju siang, rupiah terus menguat hingga menyentuh 14.002 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di rentang 14.002 per dolar AS hingga 14.059 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 2,43 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.031 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang di angka 14.105 per dolar AS.
Untuk data kurs Reuters, rupiah dibuka di 14.075 per dolar dan sempat menyentuh level 13.986 per dolar AS. Namun kemudian rupiah kembali ke kisaran 14.050 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, optimisme pelaku pasar terhadap negosiasi dagang antara AS dengan China akan tercapai kesepakatan menjadi faktor penopang bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
"Di tengah minimnya data ekonomi, pelaku pasar terlihat optimis akan adanya progres pada pertemuan kali ini," katanya dikutip dari Antara.
Di tengah situasi itu, ia menambahkan, mata uang berisiko seperti rupiah kembali membuka peluang untuk melanjutkan penguatannya.
Selain itu, lanjut dia, sentimen dovish mengenai prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) tahun ini turut menjadi faktor yang menopang mata uang berisiko.
"Sikap dovish The Fed mengenai pengetatan kebijakan pada 2019 memicu peralihan dana ke aset berisiko," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan mata uang kuat Asia, seperti yen Jepang, dan dolar Singapura menguat terhadap dolar AS, itu menjadi sentimen penguatan rupiah.

"Diproyeksikan rupiah menuju kisaran antara Rp13.950-Rp14.000 per dolar AS pada hari ini," katanya.

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum bosan menguat. Membanjirnya sentimen positif di dalam dan luar negeri memuluskan jalan rupiah di jalur hijau. Pada Selasa (9/1/2019), dolar AS memulai perdagangan pasar spot di posisi Rp 14.045. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin menguat. Pada pukul 08:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.995 di mana rupiah menguat 0,64%. Dolar AS sudah di bawah Rp 14.000 dan rupiah menyentuh titik terkuat sejak 21 Juni 2018. Dalam 2 hari perdagangan terakhir, rupiah bukan sekedar menguat tetapi terapresiasi signifikan. Pagi ini, jalan ke arah sana kembali terbuka. Pasalnya, rupiah masih mempertahankan takhta sebagai mata uang terbaik Asia. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, tidak ada mata uang Benua Kuning yang sebaik rupiah. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:07 WIB: 

Dolar AS Sudah di Bawah Rp 14.000!

๐Ÿ“

Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tengah hari perdagangan hari ini, Senin (7/1), terpantau menguat mendekati kisaran Rp 13.900-an.
Menurut data Bloomberg, rupiah pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange berada di level Rp 14.024 per dolar AS atau terapresiasi 246 poin (1,72 persen) dibandingkan perdagangan sebelumnya Rp 14.270. Transaksi rupiah hari ini diperdagangkan dalam kisaran Rp 14.021,5-Rp 14.184 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 1,56 persen ke Rp 16.025,86, rupiah terhadap pound sterling terapresiasi 1,09 persen ke Rp 17.881,65, rupiah terhadap yen menguat 1,88 persen ke Rp 129,6, rupiah terhadap yuan menguat 1,2 persen ke 2.048,87, rupiah terhadap dolar Singapura menguat 1,28 persen ke Rp 10.343,21.
Menurut data IMQ21, rupiah siang ini berada di level Rp 14.087 atau terapresiasi 183 poin (1,28 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.270. Rupiah berada di level terlemah di Rp 14.180 dan terkuat di Rp 14.080.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada perdagangan hari ini berada di kurs tengah Rp 14.105 atau terapresiasi 245 poin dari perdagangan sebelumnya Rp 14.305. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.176 (kurs jual) dan Rp 14.034 (kurs beli).


Sumber: BeritaSatu.com

๐ŸŒผ

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, kesepakatan Amerika Serikat dan Cina untuk meredakan tensi perang dagang dapat berdampak positif bagi Indonesia. Dampak tersebut akan dirasakan baik dari sisi perdagangan maupun pasar keuangan.
Di sektor perdagangan, kata Piter, Indonesia memiliki peran sebagai bagian dari rantai pasokan produk-produk Cina dan AS. Dua negara itu juga merupakan tujuan ekspor utama Indonesia.
"Dengan penundaan ini setidaknya ekspor Indonesia ke dua negara tidak lebih buruk dari saat ini," kata Piter ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (2/12).
Selain itu, sentimen positif juga akan terus membantu rupiah yang sedang dalam tren menguat. Piter menilai, perang dagang yang mereda dan keputusan Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga akan mendorong aliran modal asing masuk ke Indonesia.
"Setidaknya kita bisa meyakini tidak ada gejolak global yang akan menekan rupiah sampai akhir tahun ini," kata Piter.
Dia mengatakan, penguatan rupiah bisa terus berlangsung meski kecil kemungkinan untuk bisa menembus level Rp 13 ribuan per dolar AS. Apabila rupiah bisa mencapai level itu, dia meyakini hal itu tidak berlangsung lama dan rupiah akan kembali ke posisi di atas Rp 14 ribu per dolar AS.
Ke depannya, Piter meminta pemerintah dan bank sentral untuk memanfaatkan sentimen positif dari eksternal tersebut. Pemerintah juga diminta untuk tidak membuat langkah kebijakan ceroboh yang justru membuat sentimen negatif pada pasar.
"Jangan membuat kebijakan yang bikin gaduh seperti relaksasi DNI (Daftar Negatif Investasi) kemarin," kata Piter.

Sebelumnya diberitakan, Cina dan Amerika Serikat bersepakat untuk meredam tensi perang dagang. Hal itu dicapai usai Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu di sela-sela pertemuan pemimpin negara G20 di Buenos Aires, Argentina.
๐ŸŒธ

Jakarta detik - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasutionmemprediksi bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih memiliki peluang ke level Rp 13.000. Darmin cukup meyakini hal itu.

"Kita masih punya ruang untuk penguatan rupiah. Masih bisa tembus ke arah Rp 13.000, punya, kita masih punya ruang itu," kata Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (30/11/2018).

Darmin mengatakan, peluang tersebut dengan catatan kondisi perekonomian global sudah tidak lagi menciptakan ketidakpastian yang berasal dari ketegangan perang dagang dan The Fed tidak melakukan normalisasi bunga acuan.
"Dengan catatan nggak ada kejadian aneh-aneh lagi, kelihatannya kalau The Fed arahnya mungkin dia nggak menaikkan (suku bunga) pada bulan Desember," jelas dia.

Oleh karena itu, Mantan Dirjen Pajak ini berharap pada pertemuan G20 yang berlangsung di Argentina terdapat titik terang usai Presiden AS Donald Trump dan Presiden China XI Jinping melakukan pertemuan.

Pasalnya, kata Darmin, pertemuan dua kepala negara itu memberikan sinyal bagi pasar.

"Saya bilang ada ruang, saya nggak bilang kapan. Kita masih punya ruang untuk itu. Dan itu dipengaruhi oleh ada atau tidaknya berita jelak atau apa," ujar dia.

Dapat diketahui, nilai rupiah terhadap dolar AS terus menguat dari kisaran Rp 15.200, hari ini berada di Rp 14.305(hek/ara)

๐ŸŽ


Emerging market currencies have recovered sharply in November and we expect the trio of the Indian rupee (INR), the Indonesian rupiah (IDR) and the Philippine peso (PHP) to continue outperforming over the forecast period. The IDR and PHP have bounced back by 3.7% and 1.1%, respectively, since the start of the month and given the prevailing global landscape coupled with the domestic outlook for Indonesia and the Philippines, we are revising lower our forecasts for the IDR and PHP as central banks remain hawkish going into 2019.    








































Bloomberg and ING IDR and PHP movement in 2018
Bloomberg and ING
IDR and PHP movement in 2018

Hawkish central banks

Bank Indonesia (BI) has stayed on point, holding firm to its hawkish stance by saying it would remain “preemptive and ahead of the curve” even after delivering 175 basis points worth of rate hikes in 2018 to safeguard financial market stability. Meanwhile, the Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) showed a readiness “to adjust as necessary to keep inflation expectations well-anchored” even after revising 2019 inflation forecasts to 3.5% from 4.3% at the last BSP meeting. Given their hawkish disposition, we expect both BI and the BSP to hike by 50 basis points throughout 2019, with the Fed still expected to continue its policy normalisation, albeit at a less aggressive pace.

The oil slick and the current account reprieve

The IDR, INR and the PHP struggled in 2018 partly due to concerns about widening trade gaps and resultant deep current account deficits. With oil no longer threatening to jump to $100/barrel, we can expect some reprieve on the external front for both Indonesia and the Philippines, as their oil import bills may no longer swell in 2019. Indonesia and the Philippines will still see current account deficits next year but the oil slick will lend them some reprieve to help ease pressure on the PHP and IDR.     
54.45

end-2019 USD/PHP forecast

revised from 54.95

Forecasts revised

We now forecast PHP to settle at 53.50 by end-2018 (from 54.0) and 54.45 in 2019 (from 54.95) while the IDR is set to close 2018 and 2019 at 14500 (from 15000) with the Fed expected to be less aggressive in its rate hike cycle while the BI and BSP maintain their hawkish rhetoric and hike 50 basis points each. The combination of this hawkish bias and actual rate hikes suggest the two currencies will face only mild depreciation pressure in the coming months. Market expectations of a blowup in the current account deficits of Indonesia and the Philippines have also subsided, which translates to less pressure on their respective currencies.
14500

end-2019 USD/IDR forecast

revised from 15000

Risks to the outlook

Despite the current outlook, risks stem mostly from the geopolitical scene, which can alter sentiment rapidly and dictate the direction of financial flows. As of this writing, the US and China remain in negotiations ahead of the G20 meeting in Buenos Aires. The result of the planned meeting between Trump and Xi will set the tone for portfolio flows into or out of emerging markets and could alter our forecasts going forward. Meanwhile, despite oil’s recent plunge to annual lows, any conflict in the Middle East or substantial cuts by OPEC leaders at the 6 December meeting could revive concerns about current account deficits. Lastly, despite the market’s outlook on the Fed dot plots, the US central bank may decide to maintain its current pace of three rate hikes in 2019 should the tight labour market push up wage inflation in the coming months.       





JAKARTA okezone- Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan tipis pada pembukaan perdagangan pagi ini. Meskipun mengalami pelemahan, Rupiah masih berada di level Rp14.400-an per USD.
Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Selasa (27/11/2018) pukul 09:35 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp14.492 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.485 per USD – Rp14.495 per USD.
Sementara itu, YahooFinance mencatat Rupiah melemah 20 poin atau 0,14% ke Rp14.490 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.470 per USD – Rp14.515 per USD.
Untuk diketahui, indeks dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan 26 November 2018. Kurs dolar AS naik di tengah ketidakpastian dan kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa.
Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah mendekati USD1,1329 dan pound Inggris meningkat menjadi USD1,2811 dari USD1,2808 di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik ke USD0,7228 dari USD0,7226.
Dolar AS membeli 113,64 yen Jepang, lebih tinggi dari 112,88 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9991 franc Swiss dari 0,9974 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3241 dolar Kanada dari 1,3230 dolar Kanada.

(kmj)
๐ŸŒน

Bisnis.com, JAKARTA - Berikut laporan Live kurs rupiah terhadap dolar AS yang diperbarui perkembangannya mulai pembukaan sampai penutupan perdagangan pasar spot hari ini Selasa (27/11).
Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat setelah sempat melemah pada saat pembukaan perdagangan lantaran harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan tajam.
Pada penutupan perdagangan Senin (26/11) rupiah tercatat menguat 69 poin atau 0,47% menjadi Rp14.475 per dolar AS setelah dibuka di posisi Rp14.650 per dolar AS. Sepanjang 2018, rupiah mencatatkan pelemahan 6,35% di hadapan dolar AS.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menuturkan bahwa pelamahan pada awal perdagangan karena tertekan oleh dolar AS yang menguat menuju hasil kepastian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa terkait dengan Brexit.
“Kuatnya perpecahan di internal kabinet Perdana Menteri Theresa May membuat pasar khawatir akan hasil voting sehingga mendorong pelaku pasar memilih aset safe haven termasuk dolar AS,” papar Deddy, dikutip Bisnis dalam laporan harian, Senin (26/11).
Namun memasuki sesi siang, rupiah langsung tancap gas karena harga minyak mentah yang mengalami pelemahan ke level terendah selama satu tahun terakhir.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) mengalami penguatan 0,73 poin atau 1,45% menjadi US$51,15 per barel dan mencatatkan penurunan hingga 15,34% secara year-to-date (ytd). Adapun, harga minyak Brent menguat 1,10 poin atau 1,87% menjadi US$59,90 per barel dan turun 10,42% ytd.
Meskipun mengalami kenaikan, harga tersebut masih menjadi yang terendah sepanjang tahun ini dan mencatatkan penurunan lebih dari 20% dari puncaknya di posisi masing-masing US$75 dan US$85 per barel.
“Kondisi tersebut direspons cukup positif oleh pelaku pasar domestik mengingat impor minyak menjadi komponen terbesar yang menyeret defisit transaksi berjalan domestik melebar,” tambahnya.

Seiring dengan itu pelaku pasar juga masih bersandar pada kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang mencapai 6% serta kebijakan Sumber Daya Alam dan aturan domestic non-deliverable forward (DNDF) yang dapat mengelola pasar mata uang domestik dengan cukup baik.
๐ŸŒท

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah sukses menambah staminanya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pengujung perdagangan pekan ini, Jumat (23/11/2018), sekaligus menjadi yang terkuat di Asia.  
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot berakhir menguat 36 poin atau 0,25% di level Rp14.544 per dolar AS, setelah rebound dan ditutup terapresiasi 23 poin atau 0,16% di Rp14.580 per dolar AS pada perdagangan Kamis (22/11).
Penguatan rupiah mulai berlanjut ketika dibuka di level Rp14.541 per dolar AS dengan apresiasi 39 poin atau 0,27% pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp14.513 – Rp14.557 per dolar AS.
Mengekor penguatan rupiah hari ini di Asia adalah ringgit Malaysia dan yen Jepang yang terapresiasi 0,13% dan 0,11% masing-masing terhadap dolar AS.
Namun nilai tukar mata uang lainnya justru melemah, dipimpin baht Thailand yang terdepresiasi 0,27% pada pukul 18.55 WIB.
Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS yang melacak kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau berbalik ke teritori positif dengan kenaikan 0,145 poin atau 0,15% ke level 96,857 pada pukul 18.46 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan koreksi 0,205 poin atau 0,21% di level 96,507, setelah pada perdagangan Kamis (22/11) hanya mampu berakhir flat di posisi 96,712.
Dilansir dari Bloomberg, nilai tukar rupiah berhasil menguat saat mata uang lainnya di Asia diperdagangkan dalam kisaran sempit pada perdagangan terakhir pekan ini seiring dengan penantian investor atas pertemuan para pemimpin AS dan China bulan ini.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping direncanakan akan bertemu di sela-sela KTT G-20 di Buenos Aires, Argentina pada akhir bulan ini guna membahas perkembangan hubungan perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia ini.
“Tidak ada banyak penggerak berarti mengingat hari libur Thanksgiving di AS,” kata Khoon Goh, kepala riset Asia di ANZ, Singapura.
“Pergerakan mata uang juga cenderung tetap di dalam rentang saat ini menjelang pertemuan Trump-Xi pekan depan. Pertemuan itu dapat memberikan katalis untuk langkah yang lebih besar tergantung pada hasilnya nanti.”
Baik pihak Trump dan Xi Jinping telah mengindikasikan kesiapan masing-masing untuk pertemuan kedua pemimpin di KTT G-20 yang akan dihelat pada 30 November-1 Desember.
Seperti diketahui, kedua negara telah terlibat dalam eskalasi perang dagang yang mulai berdampak lebih besar pada pasar keuangan dan pertumbuhan global.
Pada Kamis (22/11), Trump mengutarakan besarnya keinginan China untuk membuat kesepakatan setelah pemerintah AS memberlakukan tariff pada barang-barang senilai US$200 miliar asal China.
“China ingin membuat kesepakatan dan kami sangat senang. Saya sangat siap, saya sudah benar-benar mempersiapkannya,” tutur Trump, seperti dikutip Bloomberg.
Kemudian pada hari ini di Beijing, sejumlah pejabat tinggi China dikabarkan melakukan briefing tentang perjalanan kenegaraan Xi Jinping yang akan datang, termasuk kehadirannya di Buenos Aires.
“China berharap untuk bertemu AS dalam menyelesaikan isu-isu perdagangan. Kami melihat AS ingin mencapai kesepakatan demi menyelesaikan friksi perdagangan dengan China. China berharap untuk bekerja sama dengan AS untuk membendung perselisihan,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen di Beijing.
Namun di sisi lain, sebagian pelaku pasar terdengar pesimistis mengenai hubungan antara kedua negara bahkan jika para pemimpin AS dan China membuat progres dalam pertemuan G-20 nanti.
“Pasar menjadi berhati-hati menjelang pertemuan itu. [Kabar] pembatasan seputar Huawei telah meningkatkan kekhawatiran mengenai hubungan AS-China,” kata Linus Yip, pakar strategi di First Shanghai Securities.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan meminta sekutu-sekutu utamanya untuk meyakinkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi di negara mereka agar tidak menggunakan perangkat besutan Huawei Technologies Co.

Mengutip informasi sumber terkait yang identitasnya dirahasiakan, Wall Street Journal mengabarkan bahwa pejabat AS telah menghubungi mitra dan eksekutif di sejumlah negara termasuk Jerman, Italia, dan Jepang tentang risiko keamanan siber yang dirasakan.
๐ŸŒธ

Bisnis.com, JAKARTA - Berikut laporan Live kurs rupiah terhadap dolar AS yang diperbarui perkembangannya mulai pembukaan sampai penutupan perdagangan pasar spot akhir pekan ini, Jumat (23/11/2018).
Nilai tukar rupiah berhasil unjuk kekuatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Kamis (22/11/2018), saat sebagian mata uang lain di Asia justru melemah.  
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot rebound dengan berakhir terapresiasi 23 poin atau 0,16% di level Rp14.580 per dolar AS.
“Saat Amerika Serikat merayakan libur Thanksgiving, ada tanda-tanda menyurutnya momentum dolar,” jelas AmBank dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 terpantau melorot 1,10% atau 0,60 poin ke level US$54,03 per barel pada pukul 18.53 WIB, setelah rebound lebih dari 2% ke level 54,63 pada akhir perdagangan Rabu (21/11).
Harga minyak mentah AS tersebut diperdagangkan di bawah level US$55 per barel saat ekspansi persediaan minyak mentah di AS menambah sentimen bearish yang datang dari seruan baru oleh Presiden AS Donald Trump untuk harga minyak yang lebih rendah.
Pada saat yang sama, Federal Reserve AS dikabarkan mulai mempertimbangkan jeda untuk pengetatan moneter bertahap dan dapat mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya pada musim semi, mengutip sejumlah pejabat senior di bank sentral AS tersebut.
The Fed dinilai akan berhati-hati untuk terus menaikkan suku bunga pada tahun depan. Prospek perlambatan pertumbuhan ekonomi global, berkurangnya manfaat stimulus fiskal di AS, dan volatilitas pasar keuangan akan menjadi tantangan bagi para pembuat kebijakan setelah menaikkan suku bunga pada bulan depan ke wilayah netral, atau mendekati netral.
Spekulasi mengenai seberapa banyak The Fed akan mengerek suku bunga pada tahun depan pun menyurut, setelah The Fed memperdengarkan komentar bernada dovish dalam beberapa pekan terakhir. 
“The Fed telah menjadi sadar akan kemungkinan menghentikan kenaikan suku bunganya, dengan mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global bahkan ketika ekonomi AS terus berlanjut baik,” kata Hideyuki Ishiguro, pakar strategi senior di Daiwa Securities Co.
“Kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan berfungsi sebagai rem terhadap pertumbuhan ekonomi dan kekhawatiran seputar pelemahan mata uang pasar negara berkembang akan berkurang.”
Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 63 poin atau 0,43% ke level Rp14.517 per dolar AS (pagi, 23 Nov 2018).
๐ŸŒน

sumber: Dua pekan pertama November, kurs rupiah menguat signifikan ke sekitar Rp 14.600 per dollar Amerika Serikat (AS), dari titik terendah sekitar Rp 15.250 pada Oktober lalu. Bahkan kurs rupiah sempat bergerak di sekitar Rp 14.400-an pada 8 November. Penguatan rupiah juga disertai penurunan imbal hasil Surat Utang Negara (yield SUN) dan rally di bursa saham. Ketiga bursa finansial seperti memberi sinyal bahwa masa-masa sulit telah berlalu dan menimbulkan harapan terciptanya stabilitas finansial di tahun 2019.
Dari aspek global, diduga sentimen kemenangan partai Demokrat pada midterm election di DPR Amerika Serikat (AS) dan dinamika teknikal dapat menjadi pemicu penguatan Rupiah. Dari domestik, ada dua indikator yang dapat menjadi sentimen positif pergerakan rupiah yaitu: peningkatan cadangan devisa dan kenaikan bunga kebijakan Bank Indonesia 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR).
Kalau dilihat, cadangan devisa konsisten terus menurun sepanjang 2018, dari US$ 132 miliar pada Januari 2018 menjadi US$ 114,8 miliar di September 2018. Wajar bila rupiah kemudian sangat mudah tertekan sentimen penguatan dollar AS. Di bulan Oktober, terjadi kejutan dimana cadangan devisa naik tipis menjadi US$ 115,2 miliar.
Ironisnya, kenaikan cadangan devisa ini terjadi pada saat defisit neraca perdagangan luar negeri membengkak. Secara kumulatif Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit US$ 5,5 miliar. Defisit neraca perdagangan sepanjang 2018 kontras dengan surplus neraca perdagangan pada periode yang sama tahun 2016 dan 2017 yang masing-masing mencapai US$ 7,6 miliar dan US$ 11,8 miliar.
Merujuk siaran pers BI ternyata sumber peningkatan cadangan devisa berasal dari penarikan utang luar negeri pemerintah. Tanggal 25 Oktober, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menarik pinjaman sebesar US$ 1,6 miliar dari sindikasi bank komersial internasional. Sedangkan di Surat Utang Negara (SUN), kepemilikan asing sepanjang Oktober naik Rp 13,5 triliun (sekitar US$ 0,9 miliar).

Peningkatan cadangan devisa ini seperti mencerminkan perbaikan fundamental ekonomi. Sayang, perbaikan fundamental tersebut tidak lebih dari polesan artifisial fenomena moneter: penambahan utang luar negeri dan penjualan SUN kepada investor asing.
๐ŸŒท

BI dan Bank Sentral China Perbarui Perjanjian Swap Menjadi USD 30 Miliar

Senin, 19 November 2018 12:17Reporter : Harwanto Bimo Pratomo
  •  
  •  
  •  

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Tiongkok (Peoples Bank of China PBC) memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal (Bilateral Currency Swap Arrangement BCSA). Perpanjangan sekaligus pertambahan nilai perjanjian tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBC, Yi Gang, pada Jumat, 16 November 2018.
BI dan PBC telah menyepakati pertambahan nilai BCSA dari CNY 100 miliar (setara USD 15 miliar) menjadi CNY 200 miliar (setara USD 30 miliar). Perjanjian berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama.
"Perjanjian tersebut merefleksikan penguatan kerjasama moneter dan keuangan antara BI dan PBC, sekaligus menunjukkan komitmen kedua bank sentral untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah berlanjutnya ketidakpastian di pasar keuangan global," ujar Perry, dalam keterangan tertulis, Senin (19/11).
Perjanjian ini juga menunjukkan kuatnya kerjasama bidang keuangan antara Indonesia dan Tiongkok. Gubernur BI meyakini bahwa kerjasama dengan bank sentral lain dapat semakin meningkatkan kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
[bim]
๐Ÿ…

Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini kembali mengalami pelemahan. Dolar AS pagi ini berada di level Rp 14.595.

Mengutip Reuters, Jumat (16/11/2018), mata uang Paman Sam itu bergerak dari level Rp 14.584 hingga Rp 14.600. Dolar AS pagi ini tercatat turun dibandingkan posisi sore hari kemarin yang mencapai Rp 14.650.

Pergerakan dolar AS sepanjang hari kemarin sendiri berada di kisaran Rp 14.631-14.784. Nilai tukar dolar AS masih belum kembali menyentuh Rp 15.000 setelah lengser dari posisi tersebut dua pekan lalu.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 2,18% sepanjang November dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Akan tetapi, nilai tukar rupiah masih melemah 10,1% di sepanjang tahun ini.

"Nilai rupiah kita November kuat 2,18% mtm, tapi sepanjang tahun depresiasi 10,1%. Ini setara dengan negara lain terhadap dolar AS penguatan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani meyakini nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat. Pelemahan rupiah sepanjang tahun ini masih sama seperti China.


Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar. Meski belakangan ini nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS namun dilihat secara keseluruhan dari awal tahun rupiah masih keok.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pergerakan rupiah bergerak sesuai mekanisme pasar dan mendukung proses penyesuaian sektor eksternal dalam menopang kesinambungan perekonomian. 

"Rupiah mencatat depresiasi pada triwulan III dan Oktober 2018 dan kemudian menguat pada November 2018," ujarnya di Gedung BI.

BI mencatat pada triwulan III-2018 rupiah tercatat melemah 3,84%. Sementara pada Oktober 2018 rupiah melemah terhadap dolar AS sebesar 1,98%.

"Pelemahan itu akibat ketidakpastian ekonomi global," tambahnya.

Namun BI mencatat pada November 2018 rupiah menguat dipengaruhi aliran masuk modal asing yang dipicu kondisi perekonomian domestik yang tetap kondusif, kebijakan pendalaman pasar keuangan, dan pengaruh sentimen positif dari hasil pemilu di AS dan sempat meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. 

"Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik terjadi pada semua jenis aset, termasuk ke pasar saham," kata Perry.

(fdl/fdl)


๐ŸŒธ
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam satu minggu terakhir, rupiah terus menguat terhadap dollar AS. Rupiah pun kembali di bawah Rp 15.000 per dollar AS. Di pasar spot, data  Bloomberg  Rabu sore menunjukkan rupiah menguat 214 poin atau 1,45 persen menjadi Rp 14.590 per dollar AS. Sementara kurs refernsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di posisi RP 14.764 per dollar AS, menguat dibanding sebelumnya pada 14.891. Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, terdapat beberapa sentimen positif terhadap pasar dan memperkuat rupiah. Salah satunya yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah cukup tinggi. Baca juga: Ekonom: Penguatan Rupiah terhadap Dollar AS Hanya Sementara Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah yang menjadi acuan saat ini berada pada posisi 8,175 persen. "Kenaikan suku bunga acuan BI hingga 150 bps sementara kenaikkan FFR (Fed Fund Rate) hanya 100 bps menyebabkan spread yield SBN dibandingkan surat berharga di AS melebar," ujar Piter keika dihubungi Kompas.com, Rabu (7/11/2018). Piter mengatakan, dengan yield yang lebih tinggi, SBN pun menjadi lebih menarik bagi investor. Selain itu, Piter juga menjelaskan, faktor lain yang membuat rupiah menguat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir didorong adanya perkiraan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar sebelumnya. "Dengan pertimbangan proyeksi inflasi AS yang akan tertahan," ujar Piter. Selain itu, terkait perang dagang, pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga turut memengaruhi stabilitas rupiah, meskipun tidak menjanjikan hasil yang cukup baik. Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebutkan, hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan memberikan solusi positif terhadap ketegangan perdagangan yang telah terjadi di antara kedua negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir. "Semua berharap positif terhadap pertemuan antara Presiden Trump dengan Xi Jinping untuk memberikan paling tidak solusi yang positif, sehingga dampaknya juga positif kepada emerging currency, rupiah pun mengalami penguatan," ujar Dody ketika ditemui awak media selepas acara Indonesia Risk Management Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (6/11/2018). 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Terus Menguat, Ini Penyokongnya", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/07/183800026/rupiah-terus-menguat-ini-penyokongnya
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena
๐Ÿ‡
Bisnis.com, MEDAN - Salah satu bentuk persiapan diri dalam menghadapi gejolak dinamika perekonomian global, Bank Indonesia (BI) bersama stakeholder terkait dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menggelar simulasi krisis nasional pekan depan. 
Filianingsih Hendarta, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI mengatakan bahwa simulasi krisis yang akan dilakukan BI, bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan tersebut dijadwalkan digelar, Kamis 8 November 2018.
"Nanti kita tanggal 8 November 2018 akan melakukan simulasi krisis nasional yang melibatkan 4 otoritas untuk melihat kesiapan kita," tuturnya disela seminar bertajuk Peran Strategis Bank Indonesia dan LPS dalam Memelihara Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia, di Medan. 
Filianingsih menerangkan bahwa simulasi tersebut sebagai upaya mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan termasuk dampak terburuk dari adanya gejolak ekonomi global yang dapat berimbas ke dalam negeri.
Menurutnya dengan simulasi maka akan bisa diketahui bagian atau titik titik mana saja yang perlu diperbaiki dan diambil tindakan, sehingga ketika terjadi gejolak ekonomi global yang membahayakan, pihaknya sudah siap menghadapinya dengan langkah yang tepat.
"Jadi ini seperti orang bilang, kalau mau membenarkan atap yang bocor itu jangan di waktu hujan, tapi justru pas waktu terang di benerinnya," ujarnya. 
Pihaknya menilai bahwa sejak terjadinya krisis keuangan global satu dekade silam telah memberikan pelajaran berharga bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan fondasi yang penting dalam perekonomian. 
  
Sistem keuangan yang tidak stabil dan tidak berfungsi dengan baik dapat menciptakan inefisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi, yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan ekonomi atau bahkan terjebak dalam krisis keuangan. 
"Krisis global semakin menegaskan perlunya menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) melalui integrasi kebijakan makroekonomi, makroprudensial, dan mikroprudensial," ujarnya.
Kebijakan makroekonomi yang terdiri atas kebijakan fiskal dan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan itu masih perlu dilengkapi dengan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial. 
"Dalam hal itu, BI melalui kebijakan makroprudensial berperan dalam menjaga SSK dari perspektif makro melalui mitigasi risiko sistemik serta perilaku institusi keuangan yang cenderung bersifat procyclicality," ujarnya. 
Sementara OJK melalui kebijakan mikroprudensial, berperan menjaga kesehatan individual lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank.  
"Telah banyak yang kita lakukan selama perjalanan 10 tahun paska krisis keuangan global. Berbagai reform di sektor keuangan telah dilakukan sejalan dengan agenda reformasi sektor keuangan global yang menjadikan sektor keuangan Indonesia saat ini dalam kondisi yang kuat," ujarnya. 
Adapun berkaitan dengan hal itu, sejumlah kebijakan telah dikeluarkan BI, seperti misalnya penyesuaian suku bunga acuan, menerbitkan ketentuan suku bunga acuan pasar uang antar bank (JIBOR dan INDONIA) sebagai upaya mendorong terciptanya pasar uang yang likuid dan dalam, serta memberlakukan transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dalam rangka pendalaman pasar valas. 
Sementara dalam bidang makroprudensial, BI telah mengeluarkan kebijakan antara lain terkait pelonggaran Loan To Value (LTV) kredit perumahan dan pemberlakuan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM). 
Perkuat Kolaborasi
Filiani pun mengingatkan, bahwa jika menyimak pidato Wakil Presiden AS, Mark Pence pada awal Oktober lalu, yang menyatakan bahwa yang akan datang bukan sekedar 'winter (musim dingin)' tapi lebih hebat lagi yakni storm (badai salju), tentu hal tersebut cukup mencemaskan.
Apalagi, dirinya melihat permasalahan AS dan China lebih luas dari sekedar perang dagang. "Ini masalah rivalitas, kehormatan, antara kedua negara tersebut. Jika ini akar masalahnya, maka tensi perang dagang akan berlangsung panjang," ujarnya. 
Padahal di sisi lain, lanjut dia, proses normalisasi kebijakan moneter di AS akan terus berlanjut, di mana tahun ini The Fed masih akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) sekali lagi dan tahun depan dua kali lagi.
"Jika hal ini yang terjadi maka tampaknya apa yang kita lakukan belum cukup. Permasalahan yang akan kita hadapi ke depan, tidak akan dapat diselesaikan jika BI atau LPS bekerja sendiri-sendiri," ujarnya.
Pihaknya pun menegaskan bahwa tantangan itu hanya dapat dilewati jika ada semangat kolaborasi antar lembaga dan juga terus menambah wawasan masyarakat terkait tugas BI dan LPS dalam menjaga sistem keuangan. 
Pasalnya, BI dan LPS memiliki peran signifikan dalam pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan, sehingga kerjasama antara kedua lembaga perlu dilakukan secara komprehensif.

Lebih Siap
Sementara itu, LPS sependapat bahwa saat ini kondisi perbankan secara nasional juga sudah lebih siap dan kuat dalam menghadapi krisis keuangan seperti yang terjadi pada 1997-1998 silam. 
"Industri perbankan dua dekade terakhir berhasil keluar dari berbagai tantangan. Perbankan Indonesia sudah belajar dari krisis besar yang terjadi pada 1997-1998 dan krisis global 2008," ujar Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS Ferdinand D. Purba di Medan. 
Menurutnya hal itu tercermin dari  kondisi rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan dikisaran 22%, yang menunjukkan masih kuatnya struktur permodalan perbankan dalam negeri. 
Selain itu, terlihat dari non performing loan (NPL) saat ini yang masih di bawah 3% atau pada posisi 2,7% secara gross, yang menunjukkan bahwa rasio kredit bermasalah perbankan tanah air cukup rendah dan terkendali. 
 Pada sisi lain, lanjut dia, kondisi return on asset (ROA) perbankan juga masih terjaga di level 2,42%. "NPL yang terkendali diikuti dengan pengelolaan dan pengawasan regulator di sektor perbankan yang prudent. Perbankan Indonesia paling kuat dibandingkan negara lain, tidak hanya Asia tapi juga global," katanya. 
Namun demikian, meskipun terbilang aman, LPS mengimbau agar perbankan tetap mampu mengantisipasi tantangan datangnya gejolak ekonomi yang bersumber dari 'musim dingin' global.
  
"Perkembangan terkini, industri perbankan masih ada tantangan seperti kenaikan suku bunga global, NIM bank yang terus menurun menjadi kisaran 5,01%. Untuk itu koordinasi antara lembaga dalam KSSK harus diperkuat untuk menjaga stabilitas keuangan," ujarnya.
๐ŸŒธ

JAKARTA, iNews.id - Kurs rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot dalam dua hari terakhir. Dengan begitu, rupiah keluar dari level Rp15.000 pada penutupan perdagangan Jumat (2/11/2018) sore..
Data Bloomberg menunjukkan, rupiah berada di level Rp14.955 per dolar AS, menguat 172 poin dibandingkan posisi sebelumnya di Rp15.127 per dolar AS.
BACA JUGA:
Rupiah langsung dibuka menguat di Rp15.087 per dolar AS. Sepanjang sesi perdagangan, rupiah bergerak dalam rentang Rp14.955-15.100 per dolar AS. Sementara sejak awal tahun, rupiah masih melemah 10,33 persen terhadap greenback.
Data Reuters juga menunjukkan, rupiah menguat ke Rp14.939 per dolar AS. Mata uang Garuda sepanjang perdagangan bergerak dalam rentang Rp14.939-15.125 per dolar AS.
Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Jumat 2 November 2018, rupiah terapresiasi 106 poin menjadi Rp15.089 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.195 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan penguatan euro yang mampu mengimbangi apresiasi dolar AS seiring dengan sentimen internal di Uni Eropa cukup memberikan sentimen positif bagi terapresiasinya rupiah.
"Masih adanya sejumlah sentimen positif, selain daripada inflasi juga membantu penguatan rupiah," ujar Reza.

Editor : Rahmat Fiansyah

๐ŸŒน


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan (BI-7 Days Reserve Repo Rate) menandakan stabilitas keuangan aman.
President Director Center for Banking Crisis (CBC) Achmad Deni Daruri mengatakan, indikator bahwa stabilitas keuangan Indonesia menguat adalah menurunnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika.
Kata dia, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika pasca keputusan BI rate, relative tidak mengalami pelemahan yang serius. Berdasarkan interest rate differential, nilai tukar rupiah sudah mencapai keseimbangan baru.
"Dalam hal ini, BI cermat dalam membuat keputusan. Pasar obligasi pemerintah juga memperlihatkan tanda yang positif karena capital out flow tampaknya sudah mulai berbalik arah," ujar Deni dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (29/10/2018).
Hal ini, lanjutnya, juga terllihat dari kecenderungan yang membaik pada neraca perdagangan. Pada September 2018, tercatat surplus 227,1 juta dolar amerika, setelah pada Agustus mengalami defisit  1,02 miliar dolar amerika.
"Tren positif ini segera ditangkap oleh pasar sebagai signal positif sehingga tekanan terhadap rupiah juga menurun," kata Deni.
Selain itu, kata Deni, kecenderungan capital inflow akan meningkat karena harga asset di Indonesia secara relative juga sudah semakin murah dibandingkan dengan harga asset di negara maju.
"Hukum pasar tak akan dapat dilawan dimana pasar akan membeli aset-aset yang secara relative sudah murah. Tak heran jika capital inflow global juga memperlihatkan tanda-tanda yang semakin ramah terhadap perekonomian negara berkembang," tuturnya.
Selanjutnya, kondisi positif ini juga tidak terlepas dari upaya Presiden AS Donald Trump yang mengkritik keras Gubernur The Fed.
Trump menginginkan agar bank sentral tidak serampangan dalam mengerek tingkat suku bunga. Kalau perlu, tingkat suku bunga AS (Fed Fund rate/FFR), diturunkan saja.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tekanan Rupiah Turun, CBC Pastikan Kondisi Keuangan Aman, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/10/29/tekanan-rupiah-turun-cbspastikan-kondisi-keuangan-aman.
Penulis: Malvyandie Haryadi 

๐ŸŒธ

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebutkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini sudah stabil dan bergerak sesuai mekanisme pasar.
"Kondisi nilai tukar tetap stabil, pasokan dan permintaan di pasar berjalan baik, mekanisme pasar bergerak secara baik," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (19/10).
Kurs refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar AS Rate (Jisdor) yang diumumkan di laman BI, Jumat, menunjukkan rupiah berada di Rp 15.221 per dolar AS.
Perry mengatakan kondisi nilai tukar rupiah saat ini menunjukkan kepercayaan pelaku pasar termasuk investor global terhadap kondisi perekonomian domestik. "Perkembangan global dari hari ke hari ada berita baru, wajar kalau pergerakan nilai tukar rupiah merespons," ujarnya.
Pergerakkan nilai tukar rupiah setelah menembus level Rp 15.000 per dolar AS relatif stabil dengan tingkat volatilitas yang tidak terlalu dalam.
Sementara, kalangan ekonom menyebutkan nilai tukar rupiah yang sudah berada di kisaran Rp 15.000-an per dolar AS merupakan titik keseimbangan (ekuilibrium) baru yang mencerminkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia.
Ekonom Agustinus Prasetyantoko meyakini rupiah akan sulit kembali menguat dari level saat ini mengingat ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih akan berlanjut yang menyebabkan pengetatan likuiditas global.
Untuk mengurangi dampak ketidakpastian ekonomi global di sisa tahun, perbankan memprediksi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate satu kali lagi tahun ini menjadi enam persen, setelah lima kali kenaikan sepanjang tahun.

Sumber: ANTARA
๐ŸŒน

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerapkan kewajiban penggunaan bank dalam negeri‎ untuk kegiatan pertambangan mineral dan batu bara (minerba). Saat ini kebijakan tersebut telah dilaksanakan oleh sebagian besar pelaku usaha.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, saat ini kepatuhan pelaku usaha pertambangan ‎dalam menyimpan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di bank lokal sudah mencapai 99 persen.
"Kepatuhan DHE sektor minerba 97 sampai 99 persen," kata Agung, di Jakarta, MInggu (14/11/2018).
Kepatuhan pelaku usaha tersebut merupakan implementasi dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 1952 K/84/MEM/2018 tentang Penggunaan Perbankan Dalam Negeri untuk Penjualan Minerba ke Luar Negeri.
"Keputusan Menteri mewajibkan ‎seluruh stakeholders minerba menyimpan DHE melalui bank dalam negeri," ujarnya.
Agung mengungkapkan, ‎kebijakan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap Peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan seluruh pelaku usaha menerima devisa melalui bank dalam negeri.

"Peraturan BI mewajibkan seluruh penerimaan devisa dari bank dalam negeri," tandasnya.

๐ŸŒน
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)ditutup menguat 67,80 poin atau 1,16 persen ke level 5.868,62 poin pada perdagangan Rabu (17/10/2018).
Pada awal perdagagan, IHSG mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 6,33 triliun dengan volume 8,71 miliar unit saham yang diperdagangkan dengan frekuensi sebanyak 392,105 kali.
Sebanyak 278 saham sore ini terpantau menguat, 126 saham lainnya melemah dan 118 saham bergerak mendatar.
Bursa saham di Asia mayoritas menguat, indeks Nikkei menguat 1,29 persen, Shanghai Composite menguat 0,6 persen disusul penguatan indeks Strait Times sebesar 1,21 persen.
Sementara, dari bursa saham di Amerika Serikat, indeks Dow Jones menguat 2,17 persen. Indeks S&P 500 menguat 2,15 persen.
Rupiah Menguat
Sejalan dengan penguatan IHSG, kurs Rupiah juga ditutup menguat ke level Rp 15.150 per dolar AS dari posisi pembukaan perdagangan Rp 15.150 per dolar AS.
Dengan posisi kurs sore ini, depresiasi Rupiah sejak awal tahun ini sebesar 12,03 persen. Bloomberg mencatat, hari ini Rupiah ditransaksikan pada kisaran Rp 15.150 hingga Rp 15.186 per dolar AS.



Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rabu Sore, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat, http://www.tribunnews.com/bisnis/2018/10/17/rabu-sore-ihsg-dan-rupiah-kompak-menguat.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
๐ŸŒน

JAKARTA sindonews - Presiden Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB), Takehiko Nakau, menilai bahwa secara umum kondisi ekonomi makro global sangat kuat, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 5% atau di atas pertumbuhan internasional sebesar 3%. Namun menurutnya nilai tukar mata uang Indonesia itu telah mengalami depresiasi yang berlebihan dan tidak menunjukkan nilai fundamentalnya.

“Jadi, mereka mengatur kondisi makro ekonomi yang stabil. Sedangkan kondisi rupiah  karena sentimen spekulatif, karena efek kebijakan cadangan federal (Bank Sentral AS), dan beberapa masalah karena alasan lain, maksud saya dalam ekonomi makro yang muncul,” kata Takehiko Nakao. 

Mengenai pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Presiden ADB mengakui telah menawarkan bantuan pinjaman sebesar USD1 miliar untuk penanganan paska gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, akhir September lalu. “Jadi, 5 ratus juta dolar untuk dukungan anggaran, dan 5 ratus juta dolar untuk dukungan proyek untuk air, sanitasi, listrik, jembatan, sekolah dan sebagainya,” kata Takehiko.

Mengenai kemungkinan pinjaman di atas USD2 miliar, Takehiko menilai itu hal yang biasa, dan akan diproses di dalam dewan direktur ADB. “Kami perlu persetujuan dewan untuk ini, tetapi kami ingin memproses pinjaman ini dengan cepat,” ucap Takehiko
(akr)
๐ŸŒท


Bisnis.com: Tiba-tiba saja saya ingat peristiwa 21 tahun yang lalu, Oktober 1997. Sebagai wartawan muda, saya datang di Hong Kong sendirian. Bukan dari Jakarta, melainkan dari Bangkok, setelah meliput pertemuan ASEM (Asia-Europe Meeting), yang dihadiri banyak menteri Ekonomi dari Asia dan Eropa, termasuk Indonesia.
Di Hong Kong, saya bergabung dengan Mas Syarifudin, Kepala Pemberitaan Bisnis Indonesia, yang telah tiba duluan. Hajatan yang kami hadiri mirip dengan eventdi Bali saat ini: Joint Annual Meeting IMF-World Bank.
Dari Indonesia hadir Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dan Menteri Keuangan Mar'ie Muhamad. Ada pula Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad dan George Soros, yang kala itu dikenal sebagai spekulan kawakan. Nama Soros melambung setelah dituduh oleh Dr M, julukan Dr Mahathir, 'menghajar' mata uang Asia.
Mahathir dan Soros menjadi "newsmaker" sidang tahunan IMF tersebut. Menjawab tuduhan Dr M itu, Soros bilang Mahathir "mengancam" negerinya sendiri, dalam press conference"gaduh" yang saya ikuti.
Tentu, krisis rupiah Indonesia dan won Korea Selatan, yang terkena imbas krisis Thailand, tak kalah seru menjadi topik bahasan.
Kisah tersebut hanyalah sekelumit memori yang mengesankan saya, saat pertama kalinya liputan event ekonomi besar di luar negeri. Apalagi, ketika itu Indonesia baru saja 'angkat tangan' dan minta dukungan program ekonomi kepada IMF, tepatnya pada 8 Oktober 1997.
Lalu pada 15 Januari 1998, Presiden Soeharto menandatangani letter of intentbersejarah. Diawasi oleh Direktur Pelaksana IMF Michel Camdessus dengan tangan bersedekap, Pak Harto menandatangani LoI untuk menjalankan reformasi struktural, sebagai persyaratan paket finansial senilai US$43 miliar untuk stabilisasi ekonomi.
Indonesia saat itu berada pada pusaran krisis Asia. Padahal, semula ‘hanyalah’ ketularan dari Thailand.  Saat itu, ekonomi Indonesia tengah terhempas. Dalam waktu sangat singkat rupiah jatuh. Dari level Rp2.600-an per dolar AS pada 1 Juli 1997, anjlok menjadi Rp3.600 per dolar AS pada 1 Oktober.
Lebih parah lagi jika dibandingkan dengan posisi pada 1 Januari 1997, di mana rupiah masih berada di kisaran Rp2.376 per dolar AS. Hanya dalam 10 bulan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS anjlok lebih dari 51% pada tahun 1997 itu.
Jelas, banyak orang panik. Sesuatu yang tak biasa, mengingat sebelumnya nilai tukar rupiah dikelola dengan cara managed floating alias mengambang terkendali.
Sekadar gambaran, sejak 1 Januari 1988 hingga 1 Januari 1997, rupiah bergerak dari Rp1.660 menjadi Rp2.376 per dolar AS. Artinya, dalam kurun waktu 10 tahun itu, rupiah hanya terdepresiasi 43,1%, atau rata-rata 4% per tahun!
Itu terjadi, lantaran dalam sistem managed float, perubahan nilai mata uang ditentukan oleh perubahan band intervensi oleh bank sentral, bukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar.
Namun, begitu Indonesia tertular virus Thailand, semuanya berubah. Oleh para spekulan dan investor hot money--sebutan bagi uang yang gampang masuk tetapi juga gampang keluar dari sebuah perekonomian--Indonesia  dianggap mirip dengan Thailand.  
Akibatnya, gejolak baht yang memuncak pada Juli 1997 memberi tekanan drastis pada rupiah. Cadangan devisa Indonesia terkuras, karena bank sentral harus intervensi. Banyak pihak kala itu menyebutnya sebagai Patpong Effect. Patpong adalah red districtalias tempat hiburan malam di Bangkok, satu lokasi yang kala itu terkenal di kalangan orang Jakarta.
Sebulan setelah terkena Patpong Effect, otoritas moneter melakukan langkah drastis. Pada 14 Agustus 1997, nilai tukar rupiah dilepaskan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Pernyataan resmi yang disampaikan, "belajar dari pengalaman Thailand," maka sistem nilai tukar sejak itu berubah menjadi free float. Rupiah mengambang bebas, terserah apa maunya pasar.
Tujuannya, seperti dijelaskan oleh Pak Mar'ie dan Pak Djiwandono, untuk menghembat cadangan devisa. Kala itu cadangan devisa anjlok dari sekitar US$20 miliar menjadi US$10 miliar. Cadangan itu tersedot separuhnya untuk intervensi, mempertahankan nilai tukar rupiah. Saya juga turut menjadi saksi sejarah dalam perubahan kebijakan dramatis, yang diumumkan oleh Dewan Moneter di gedung Bank Indonesia itu.
Singkat cerita, sejak saat itu rupiah seperti roller coaster. Hanya dalam tempo singkat, nilai tukar rupiah terus merosot, dari level Rp2.300-an pada awal tahun menjadi Rp10.000 per dolar AS pada akhir 1997. Awal 1998, rupiah sempat menyentuh Rp16.000 per dolar AS. Banyak perusahaan nggak sanggup membayar utang dolar, mengurangi usaha, bahkan gulung tikar.
Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 7,5% pada 1997 langsung melambat jadi 4,6%. Padahal, dua tahun sebelumnya ekonomi Indonesia masih tumbuh 8,2% dan 7,9%. Tahun berikutnya, cerita PHK terjadi di mana-mana, antrian sembako marak di banyak pertokoan, dan bank-bank dilanda rush alias penarikan dana besar-besaran. Pertumbuhan ekonomi tahun 1998 tragis, minus hampir 14%. Mundur jauh ke belakang.
Puncaknya, Pak Harto menyerahkan kursi Presiden pada akhir Mei 1998, setelah didahului berbagai huru-hara di sejumlah kota. Krisis nilai  tukar, yang diikuti krisis perbankan, lalu krisis ekonomi yang meluas, sehingga melahirkan krisis kepercayaan.
Akibatnya, krisis politik berakselerasi begitu cepat. Fundamental ekonomi yang rapuh disertai fundamental politik yang rentan membuat Pak Harto tak mampu bertahan setelah 32 tahun berkuasa. Indonesia memasuki era reformasi.

***

Saat menyelesaikan tulisan ini, saya berada di Bali, larut kembali dalam suasana Annual Meeting IMF-World Bank. Meski tampak ada kemiripan, hajatan global ini berlangsung dalam lingkungan ekonomi dan suasana yang relatif berbeda.
Banyak event digelar secara paralel, mulai dari infrastruktur, energi terbarukan, green economy, ekonomi digital, pembangunan sosial dan berbagai serial diskusi, seminar dan forum investasi.
Di tataran kebijakan, seperti ritual rutin, seruan mengenai reformasi struktural menjadi agenda utama hajatan lembaga multilateral itu. Juga pujian.
Dalam paparan outlook ekonomi global, IMF menganggap Indonesia sebagai kisah sukses di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Ada perang dagang, ada pula fenomena dolar AS pulang kandang. Banyak orang meyakini sebagai fenomena super dolar. Namun, Indonesia dinilai sanggup bertahan.
Lihat saja datanya. Pada pekan kedua Oktober ini, Rupiah bahkan sempat menembus Rp15.300 per dolar AS. Melemah 10% sepanjang 2018. Tentu skalanya beda dibandingkan dengan anjloknya rupiah sebesar 51% pada 10 bulan pertama tahun 1997 silam.
Bedanya lagi, ekonomi Indonesia tidak serta merta lunglai. IMF memang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 5,3% menjadi 5,1%. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas proyeksi ekonomi dunia yang cuma 3,7%, lebih lanbat dari proyeksi semula 3,9%.
Prospek ekonomi Indonesia juga di atas kinerja emerging markets. Rata-rata ekonomi negara yang dianggap tumbuh pesat (emerging) itu juga dikoreksi dari 4,9% menjadi 4,7% pada tahun ini.
Artinya, ekonomi dunia memang menghadapi apa yang disebut downside risk. Risiko yang bisa memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Pemicunya antara lain ulah Mr Donald Trump, yang melancarkan perang dagang terhadap China. Dan, bukan cuma Beijing yang menjadi lebih sibuk. Hampir semua pembuat kebijakan ekonomi negara-negara di dunia ikutan kalang kabut. Apalagi ditambah ketidakpastian harga minyak dan fenomena super dolar.
Kita mesti siaga dengan mengencangkan sabuk pengaman. Pasalnya, lingkungan ekonomi global yang turbulen diperkirakan masih akan terus berlangsung beberapa waktu ke depan.
Maka, negara yang berdiri di atas fundamental ekonomi yang rapuh bakal menghadapi risiko kian besar. Moga-moga itu bukan kita.

***

Kebetulan pula, Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia kali ini berlangsung dalam suasana kebatinan yang berbeda pula. Indonesia tengah berduka akibat rentetan bencana alam di sejumlah daerah. Suhu politik juga mulai panas menjelang Pemilu 2019.
Di satu sisi tantangan kebijakan bertambah, di sisi lain ruang gerak pemerintah kian terbatas. Kareanya, ada baiknya pemerintah fokus pada skala prioritas. Mendahulukan yang pokok dan penting.
Nilai tukar rupiah adalah salah satu prioritas penting, agar tidak bergerak liar terseret persepsi dan jadi "gorengan" spekulan, seperti tahun 1997/1998.
Penting terus mengedukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Jangan pula pelaku pasar panik, sehingga merasa harus memborong dolar hari ini karena takut rupiah melemah lagi. Jika itu terjadi, rupiah akan kian melemah karena perilaku yang didorong oleh self fulfilling prophecy.
Dalam fenomena super dolar saat ini, perilaku panik justru akan memperburuk keadaan. Apalagi tren penguatan nilai dolar AS memang didukung oleh kenaikan suku bunga federal serta yield US-treasury bond. Imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS untuk tenor 10 tahun saat ini sudah di atas 3,4%.
Beruntung, fundamental ekonomi Indonesia kini relatif lebih baik, meski harus disadari tidaklah baik-baik amat. Masih ada problem struktural yang perlu ditambal.
Pasalnya, meski sistem perbankan Indonesia relatif solid dan prudent, ada bolongdi sektor manufaktur dan konsumsi, penghasil defisit transaksi berjalan. Ia membutuhkan reformasi radikal, agar tidak lagi menggerogoti pondasi ekonomi akibat ketergantungan terhadap impor.
Daya tarik pariwisata juga perlu terus ditingkatkan. Ini dapat menjadi salah satu obat untuk mengatasi defisit transaksi berjalan, yang akan memperkokoh pondasi perekonomian.
Bolehlah kita berharap, sidang tahunan IMF, dan berbagai agenda sampingan yang menghasilkan miliaran dolar deal bisnis dan investasi, menjadi pintu masuk untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia.
Jangan lupa pula, efek getok tular terhadap potensi pariwisata kita, yang cepat mendatangkan devisa. Itulah yang akan membantu rupiah bertahan, terhadap dolar yang perkasa.
Jadi, tak benar pula jika ada yang menganggap sidang IMF di Bali tak ada gunanya. Nah, bagaimana menurut Anda? (*)

  • Ket: Artikel ini telah terbit di rubrik Beranda Bisnis Indonesia hal 1 edisi 12 Oktober 2018.
๐ŸŒธ

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual investor asing dan rupiah betah di posisi 15.200 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (9/10/2018), IHSG menguat 35,71 poin atau 0,62 persen ke posisi 5.796,79. Indeks saham LQ45 naik 0,85 persen ke posisi 911,81. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham Pefindo melemah 0,77 persen.
Sebanyak 189 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 192 saham melemah dan 123 saham diam di tempat. Pada penutupan Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 5.796,79 dan terendah 5.766,24.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 346.432 kali dengan volume perdagangan saham 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,8 triliun.
Investor asing jual saham Rp 228,81 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 15.227.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham tambang melemah 1,18 persen. Sektor saham aneka industri naik 2,12 persen, dan catatkan penguatan terbesar.
Disusul sektor saham industri dasar menguat 1,58 persen dan sektor saham keuangan menguat 1,09 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham MPRO melonjak 70 persen ke posisi Rp 187 per saham, saham HKMU menanjak 49,57 persen ke posisi Rp 344 per saham, dan saham KPAS menanjak 24,86 persen ke posisi Rp 442 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham KBLV melemah 17,96 persen ke posisi Rp 402 per saham, saham SPTO turun 11,83 persen ke posisi Rp 820 per saham, dan saham SPAX susut  9,66 persen ke posisi Rp 655 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,11 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,32 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,20 persen dan indeks saham Singapura susut 0,57 persen. Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 0,17 persen, indeks saham Taiwan mendaki 0,10 persen.
Analis PT Binaarta Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, apresiasi para pelaku pasar terhadap stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan membuat pergerakan IHSG menguat meski rupiah depresiasi melebihi level 15.200.
"Penguatan harga komoditas antara lain harga minyak west texas intermediate (WTI), emas, nikel turut memberikan sentimen positif bagi IHSG,” kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, sentimen positif juga berasal dari faktor penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Bali yang masih berlangsung secara kondusif. Ini mampu meningkatkan citra Indonesia di mata internasional.
๐ŸŒน

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih terkulai lemah. Pada Jumat lalu (5/10), di pasar spot, kurs rupiah bahkan menyentuh level Rp 15.183 per dollar Amerika Serikat (AS) atau terkoreksi tipis 0,03%. Tidak berbeda jauh, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga menunjukkan pelemahan 0,32% pada Rp 15.182 per dollar AS. 
Nah, rupiah diprediksi akan semakin tertekan setelah Bank Indonesia (BI) merilis cadangan devisa yang menurun 2,61% atau hampir US$ 3,1 miliar menjadi US$ 114,8 miliar. Penurunan cadangan devisa ini lantaran digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

Namun dalam pernyataan resminya, BI masih meyakini, nilai cadangan devisa saat ini masih dapat menjaga stabilitas perekonomian khususnya makroekonomi, sektor eksternal dan sistem keuangan.
Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan, fokus sentimen terhadap rupiah akan mengarah ke domestik. Ia menyebut tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih akan cukup besar pada Senin (8/10). 
“Selain itu pelebaran defisit neraca perdagangan di September 2018 juga menjadi kekhawatiran pelaku pasar, terutama besarnya mismatch supply-demand valas,” jelasnya. Data neraca perdagangan September rencananya akan dirilis pada 16 Oktober mendatang.
Menurut Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, terkoreksinya nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh indeks dollar yang masih berpotensi menguat. Per Minggu (7/10) pukul 12.37, indeks dollar berada di level 95,31. 
Selain itu kenaikan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) juga akan menjadi sentimen penekan bagi rupiah. Kamis pekan lalu (4/10), harga minyak WTI mencapai US$ 76,67 per barel.
Walaupun begitu, kedua analis tetap memprediksi BI akan terus melakukan intervensi untuk memperlambat rupiah yang terus terdepresiasi. “Ada harapan bagi rupiah untuk stabil karena komitmen BI yang akan tetap melakukan intervensi yang agresif untuk menstabilkan nilai tukar. Rupiah akan bergerak di level Rp 15.175 dan Rp 15.250,” jelas Satria. 
Sedangkan Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di level Rp 15.100-Rp 15.200 per dollar AS pada Senin (8/10).
๐ŸŒธ
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan rupiah kembali bergejolak dalam sesi perdagangan pekan depan atau pada 8-12 Oktober. Bhima memprediksi rupiah akan bergerak di di kisaran Rp 15.110 - Rp 15.240 per dolar Amerika Serikat.
Baca: Rupiah Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS, BI: Masih Aman
"Pelemahan rupiah terjadi secara konsisten sampai akhir September kendati BI telah menaikkan bunga acuan dan intervensi cadangan devisa," kata Bhima saat dihubungi, Ahad, 7 September 2018.
Bhima mengatakan faktor global dipengaruhi oleh Yield Treasury 10 tahun atau surat utang AS yang telah mencapai 3,23 persen. Menurut Bhima, hal itu menandakan ekspektasi pelaku pasar terhadap ekonomi dunia dalam jangka panjang cenderung memburuk.
Bhima mengatakan investor memburu instrumen utang AS sebagai flight to quality atau mencari aset yang aman. "Dollar index berada di level 95,4 masih berpeluang naik. Ini menandakan era super dolar masih akan membayangi perekonomian negara berkembang," kata Bhima.
Menurut Bhima, perang dagang AS - Cina makin memburuk setelah negosiasi tidak tercapai. Bhima Goldman Sachs menganalisis perang dagang akan menurunkan profit korporasi besar di hampir seluruh dunia secara gradual.
"Dari Eropa polemik Brexit dan defisit anggaran Italia menjadi momok yang menakutkan bagi pelaku pasar. Outlook mata uang Euro masih bearish atau melemah terhadap dolar AS," ujar Bhima.
Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah pekan depan bergerak di kisaran Rp 15.220 -
Rp 15.165
"Faktor global masih menjadi pertimbangan pergerakan rupiah. Tekanan jual diharapkan bisa lebih mereda. Data-data AS juga masih menjadi perhatian pelaku pasar untuk menentukan arah pergerakan dolar AS," kata Reza.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 15.182 pada 5 Oktober 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 49 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 15.133 pada 4 Oktober 2018.
๐ŸŒฟ


JAKARTA okezone - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali mengalami pelemahan pada hari ini. Berdasarkan data indeks Bloomberg, Rupiah melemah 112 poin atau 0,75% ke level Rp15.187 per USD pada sesi I perdagangan hari ini.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dikarenakan adanya tekanan dari eksternal (perekonomian global). Dirinya berharap agar gejolak terhadap nilai tukar Rupiah bisa berakhir pada tahun depan.
"Ya mudah-mudahan tahun depan selesai. Mudah-mudahan semester satu tahun depan selesai," ujarnya saat ditemui di Komplek Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Mirza juga meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir akan pelemahan nilai tukar Rupiah. Sebab, pihaknya juga terus melakukan upaya-upaya untuk menstabilkan Rupiah.
Salah satunya adalah dengan membuka likuiditas melalui term repo. Menurutnya ini terjadi untuk efektif sebab BI pernah melakukannya saat menstabilkan nilai tukar rupiah pada bulan Mei lalu.
Dengan adanya term repo ini, secara tidak langsung Bank Indonesia bisa masuk ke pasar untuk menambah likuiditas. Meskipun hanya dilakukan ketika likuiditas rupiah mengalami pengetatan, namun dirinya meyakini metode ini bisa menstabilkan nilai tukar rupiah.
"BI selalu siap term likuiditas dengan nama term repo. Ada fasilitas term repo, kami buka di bulan Mei, bulan Juni, jadi BI pasti akan masuk ke pasar untuk tambah likuiditas jika likuiditas rupiah mengetat. Tapi, saat ini likuiditas masih cukup," jelasnya.

Selain itu Mirza juga menyebut jika pihaknya sudah menaikkan suku bunga acuannya beberapa kali. Tercatat sudah 150 Basis poin (bps) suku bunga acuan yang dinaikkan oleh Bank Indonesia.
"Bank Indonesia selalu memperhatikan likuiditas. BI memang naikkan bunga, tapi bunga yang kami lihat di pasar time deposite, kalau BI sudah naikkan 150 bps, bunga di pasar time deposite kenaikannya belum sampai 150 bps jadi masih terkendali," jelasnya.

(kmj)
๐Ÿ€

JAKARTA ID- Nilai tukar rupiah melemah hingga ke batas psikologis baru di Rp15.000 per dolar AS pada Selasa siang disinyalir karena memanasnya perang dagang AS dan China, serta kenaikan harga minyak dunia.

Dua faktor itu dikhawatirkan akan mengancam defisit transaksi berjalan domestik.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Joshua Pardede saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa, mengatakan dolar AS pada Selasa ini menguat secara luas (broadbased) yang diikuti dengan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS tenor 10 tahun (US-Treasury Bill).

Isu perang dagang kembali menghimpit China di mana terjadi perjanjian perdagangan antara Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari Tiongkok.

"Akhirnya penguatan dolar AS terjadi diikuti oleh kenaikan yield US-Treasury," ujar Joshua.

Di samping itu, harga minyak dunia sedang menunjukkan tren menanjak. Hal itu menjadi sentimen negatif bagi negara-negara net importir minyak seperti Indonesia karena berpotensi memperbesar defisit transaksi berjalan.

Hingga kuartal II 2018, defisit transaksi berjalan Indonesia sudah mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto.

Adapun harga minyak dunia mencapai level US$ 75 per barrel untuk WTI dan menembus level US$ 85 per barel untuk jenis brent.

Dengan berbagai sentimen global tersebut, pelaku pasar cenderung melakukan koreksi di pasar keuangan domestik.

Koreksi dan keluarnya dana asing di pasar keuangan juga terlihat dari imbal hasil SUN tenor 10 tahun yang naik sembilan basis poin menjadi 8,10%.

Kenaikan imbal hasil SUN berarti terdapat penurunan harga SUN yang salah satunya bisa disebabkan karena aksi penjualan oleh investor.

"Indeks Pasar juga terkoreksi 0,4% pada sesi pagi ini," ujar Joshua.

Joshua memandang pelemahan rupiah ini hanya bersifat sementara. Kebijakan pengendalian impor dan juga upaya menambah devisa dari sektor pariwisata akan turut memperkuat nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Hal itu juga ditambah penerapan transaksi valuta asing (valas) berjangka domestik atau Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) oleh Bank Indonesia.

Transaksi DNDF adalah transaksi derivatif valuta asing (valas) terhadap rupiah yang standar (plain vanilla) berupa transaksi forward (berjangka) dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.

Pada Selasa siang ini, nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh tingkat psikologis baru di Rp15.001 per dolar AS pada pukul 10.59 WIB. Level nilai tukar rupiah yang mencapai Rp15.000 merupakan level terlemah dalam beberapa tahun terakhir.

Memantau Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diumumkan Bank Indonesia (BI), Selasa, kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.988 per dolar AS melemah 83 poin dari posisi Rp14.905 pada Senin (1/10). (gor)
๐ŸŒด

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore, Kamis (27/9/2018) berakhir anjlok semakin dalam untuk mendekati level Rp15.000/USD. Tren pelemahan rupiah dalam beberapa hari terakhir mengiringi laju USD tak tertaham ketika Poundsterling tak berdaya. 

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore anjlok sangat dalam ke level Rp14.920/USD dibandingkan penutupan sebelumnya Rp14.900/USD. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.880 hingga Rp14.925/USD.

Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah akhir sesi juga memburuk di posisi Rp14.935/USD untuk terus memperlihatkan sinyal kejatuhan dibandingkan sebelumnya. Posisi ini merosot tajam dibandingkan tengah pekan kemarin.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona hijau dengan berada pada level Rp14.919/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah sedikit membaik dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.938/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat masih tak berdaya, pada perdagangan spot exchange terjun bebas ke level Rp14.922/USD dibandingkan kemarin Rp14.910/USD. Rupiah di perdagangan menjelang akhir pekan bergerak di kisaran Rp14.887-Rp14.927/USD.

Di sisi lain mata uang Inggris jatuh pada perdagangan, Kamis ketika penguatan dolar meluas setelah kenaikan suku bunga AS alias Fed rate. Investor sendiri menunggu lebih banyak kabar positif seputar negosiasi Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) untuk menjadi dukungan terhadap ekonomi. 

Poundsterling jatuh lebih dari sepertiga menjadi 1,3109 terhadap USD dan menuju posisi terendah dalam satu pekan dari 1,3042 pada pekan lalu. Terhadap euro, mata uang Inggris secara luas mendatar di posisi 89,23.

Keterpurukan euro terimbas kabar bahwa pertemuan anggaran Italia kemungkinan akan ditunda, hal tersebut mengkhawatirkan para pelaku pasar bahwa defisit akan terdorong lebih besar. Euro jatuh setengah persen ke level 1,1685 saat melawan USD, atau menjadi terlemah sejak 20 September.

Berkat tergelincirnya euro, kenaikan dolar terus bertambah ditambah setelah kenaikan suku bunga Federal Reserve. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik lebih tinggi 0,4% menjadi 94,529.
(akr)

๐Ÿ’
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI, Perry Warjiyo mengatakan sepanjang pekan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat atau dolar AS terus stabil. Bahkan, kata Perry, nilai tukar rupiah punya kecenderungan terus menguat.
Perry menjelaskan ada tiga faktor yang bisa menjelaskan mengapa nilai tukar rupiah terus menguat. Pertama, kata Perry, hal ini karena risiko di pasar keuangan global dan ketegangan perang dagang maupun di pasar keuangan telah mereda. Bahkan terlihat saat ini terlihat investasi global mulai masuk ke negara emerging market, termasuk Indonesia.
"Fund manajer itu melihat bahwa perang dagang tidak berdampak baik kepada ekonomi Amerika, sehingga mereka mulai menginvestasikan kembali aset portofolio ke berbagai emerging market," kata Perry ditemui usai menjalankan salat Jumat di area Gedung Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, 21 September 2018.
Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, nilai tukar rupiah pada Jumat, 21 September 2018 menguat pada level Rp 14.824 per dolar AS. Pada awal pekan ini, rupiah di pasar spot tercatat berada di level Rp 14.859 per dolar AS. Adapun, di pasar valuta asing, merujuk data RTI, rupiah juga terus menguat 0,04 persen dan diperdagangkan sebesar Rp 14.785 per dolar AS pada pukul 14.35 WIB.
Perry melanjutkan, para investor dan para pelaku ekonomi di dunia telah melihat bahwa kondisi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok ternyata tak menguntungkan bagi semua pihak. Bahkan, kata Perry, pasar melihat perang dagang juga tidak berdampak baik bagi ekonomi Amerika Serikat. Sehingga mereka mulai mengalokasikan kembali portofolio investasi dari negara emerging market yang sempat ditarik.
Hal ini, kata Perry, terlihat dari arus modal asing yang mulai masuk meskipun belum besar. "Semoga minggu depan kalau ada lelang SBN, bisa ada inflow. Sejauh ini yang masuk lebih ke pasar sekunder, belum terlalu besar," kata Perry.
Kemudian, yang kedua menurut Perry, penguatan rupiah juga didukung kepercayaan diri investor domestik maupun global terhadap langkah kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Kepercayaan itu terlihat ketika BI berkomunikasi dengan para investor besar yang ada di Singapura, London, maupun New York.
Perry menuturkan, para investor itu, percaya terhadap kebijakan ekonomi yang ditempuh baik di bidang moneter seperti pendalaman pasar valas, maupun kebijakan fiskal untuk ikut menurunkan defisit transaksi berjalan.
"Kebijakan itu dipandang langkah yang baik sehingga Indonesia dilihat memiliki prospek yang baik dan dibedakan dengan sejumlah negara emerging market lain," kata Perry.
Yang terakhir, kata Perry, rupiah terus menguat karena para eksportir dan pengusaha banyak yang menjual valas mereka ke pasar. Dengan banyaknya penjualan itu, bisa menambah pasokan valas di pasar sehingga membuat likuiditas menjadi lebih banyak.
Karena itu, Perry mengucapkan terima kasih kepada para ekportir dan pengusaha yang telah menjual valasnya ke pasar. "Saya mengajak seluruh pengusaha untuk semakin banyak menjual valas ke pasar sehingga rupiah bisa makin stabil," kata Perry.
๐ŸŒท


JAKARTA sindonews- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dihitung secara rata-rata masih di bawah Rp14.000 per USD sampai saat ini.

Ia menjelaskan, depresiasi rupiah disebabkan kenaikan suku bunga The Fed, perang dagang antara AS dengan China, juga krisis di ekonomi negara berkembang, terutama yang terjadi di Turki.

"Sehingga kita mengalami tekanan karena suku bunga (The Fed) naik dan terjadi capital outflow (arus modal keluar). Dan dinamika di tahun 2018 berbeda. Tapi jika dihitung rata-rata, sampai sekarang rupiah masih di bawah Rp14.000 meski minggu ini ada di atas Rp14.000. Ini adalah konteks global," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (14/8/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, nilai tukar rupiah yang rata-rata di bawah Rp14.000 tersebut dikarenakan terjaganya inflasi alias stabil. Hal tersebut merupakan hasil dari usaha pemerintah untuk terus menjaga stabilitas harga.



"Inflasi yang rendah itu menciptakan kredibilitas  dalam menstabilkan harga-harga. Pemerintah dan Bank Indonesia terus menjaga harga makanan dan voltalite food agar tetap terjaga dan cukup stabil," sambungnya.

Dengan mengacu hal tersebut, Sri Mulyani hakul yakin bahwa tahun 2019, pemerintah masih akan menjaga inflasi sebesar 3,5%. Dan dengan deflasi pada Agustus kemarin membuat Indonesia bisa menjaga inflasi.

"Kita sepakat tahun 2018 inflasi sebesar 3,5%. Dan kita jaga agar kisarannya di sekitar itu. Dan Agustus lalu, Indonesia mengalami deflasi padahal rupiah terus mengalami pelemahan," terang dia.
(ven)
๐Ÿ’


Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman menyatakan, cadangan devisa Indonesia masih cukup tinggi sebesar US$ 117,9 miliar pada akhir Agustus 2018, meski sedikit menurun dibandingkan posisi Juli 2018 senilai US$ 118,3 miliar.
Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,8 bulan impor, atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah RI. Jumlah ini di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan pembiayaan impor, serta dinilai mampu mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di Tanah Air.
Sementara itu, analis Bank Indonesia Remon Samora mencatat, cadangan devisa RI saat ini telah tumbuh 578% dari posisi saat krismon 1998 yang hanya sekitar US$ 17,4 miliar. Artinya, rata-rata bertambah sekitar 30% per tahun dalam 19 tahun terakhir. (en)
Baca selanjutnya di

๐ŸŒธ

TEMPO.COJakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, 13 September 2018, bergerak ke posisi Rp 14.792, atau terapresiasi dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.803 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa perang dagang yang berpotensi mereda setelah pejabat Amerika Serikat menyampaikan pembicaraan bilateral menahan apresiasi dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Dolar AS tertahan karena kabar mengenai sentimen perdagangan kedua negara itu," katanya.
Ia menambahkan dolar AS juga mendapat sentimen negatif dari data indeks harga konsumen (PPI) yang dirilis mengecewakan. Data PPI Amerika Serikat turun 0,1 persen pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Rabu (12/9).
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada menambahkan turunnya imbal hasil obligasi Amerika Serikat seiring dengan penurunan data indeks harga konsumen menambah tekanan bagi dolar AS.
"Data indeks harga konsumen yang menurun menandakan inflasi di Amerika Serikat berpotensi lebih rendah dari perkiraan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 14.794 dibanding sebelumnya (12/9) di posisi Rp14.863 per dolar AS.

ANTARA
๐Ÿ‰

HONG KONG, KOMPAS.com — Sebanyak tujuh negara berkembang berisiko terkena krisis nilai tukar, menurut analisis teranyar Nomura Holdings Inc. Tujuh negara tersebut antara lain Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Pakistan, Mesir, Turki, dan Ukraina. Dikutip dari The Star Online, Senin (10/9/2018), 5 dari 7 negara tersebut sudah dalam kondisi krisis nilai tukar atau berpartisipasi dalam program yang diinisiasi Dana Moneter Internasional (IMF). Dengan demikian, yang tersisa hanya Afrika Selatan dan Pakistan. Pada saat bersamaan, ada pula 8 negara berkembang yang memiliki risiko krisis nilai tukar paling kecil. Negara-negara tersebut antara lain Indonesia, Brasil, Bulgaria, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand. Nomura melaporkan delapan negara itu mencatat skor nol untuk risiko krisis. Artinya, delapan negara termasuk Indonesia tersebut memiliki risiko yang sangat kecil untuk mengalami krisis moneter. "Sejalan dengan fokus investor terhadap risiko negara berkembang, penting pula untuk tidak menempatkan seluruh negara berkembang sebagai kelompok homogen. Ada pula daftar negara-negara dengan risiko krisis yang sangat rendah," tulis Nomura dalam analisisnya. Analisis Nomura didasarkan pada model peringatan awal krisis yang dinamakan Damocles. Model ini digunakan untuk mengidentifikasi krisis nilai tukar di 30 negara berkembang. Model tersebut memeriksa sejumlah faktor, termasuk cadangan devisa, tingkat utang, suku bunga, dan impor. Damocles memprediksi dua pertiga dari 54 krisis nilai tukar di negara berkembang sejak tahun 1996 hingga 12 bulan ke depan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Negara Berkembang Berisiko Kena Krisis Nilai Tukar", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/10/151225726/7-negara-berkembang-berisiko-kena-krisis-nilai-tukar

Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

๐ŸŒท

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah berhasil rebound dan ditutup terapresiasi pada perdagangan hari ini, Rabu (12/9/2018), saat mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah rebound dan berakhir menguat 24 poin atau 0,16% di level Rp14.833 per dolar AS, setelah berakhir melemah 37 poin atau 0,25% di posisi 14.857 pada Senin (10/9).
Mata uang Garuda mulai rebound dari depresiasinya saat dibuka terapresiasi 9 poin atau 0,06% di posisi 14.848 pagi tadi. Pergerakannya sempat terpantau kembali melemah di tengah kekhawatiran tentang tensi perdagangan global lebih lanjut antara AS dan China.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak fluktuatif pada level Rp14.833 – Rp14.880 per dolar AS.
Dilansir dari Bloomberg, Bank Indonesia (BI) telah menghabiskan hampir 10% dari cadangan devisanya tahun ini demi membantu mendorong nilai tukar rupiah.
“Kebijakan pemerintah menunjukkan bahwa Indonesia sedang mempersiapkan sebuah penarikan kembali arus modal yang lebih panjang saat pergolakan emerging market mendalam,” ujar Carol Lye, analis riset di Brandywine Global Investyment Management di Singapura, dalam risetnya.
Pemerintah juga telah mulai mengurangi defisit transaksi berjalan dengan memprioritaskan proyek-proyek infrastruktur serta berupaya menarik lebih banyak penghasilan ekspor.
BACA:
Sementara itu, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) hari ini menaikkan tingkat suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing (valas).
Langkah ini dilakukan untuk mengakomodasi pengetatan moneter dan kecenderungan risiko likuiditas yang lebih tinggi akibat meningkatnya penyaluran kredit.
Tingkat bunga penjaminan dalam rupiah dan valas di Bank Umum masing-masing naik 25 bps menjadi 6,5% dan 50 bps menjadi sebesar 2%.
Nanang Hendarsah, direktur eksekutif manajemen moneter di Bank Indonesia (BI) mengatakan BI berharap upaya yang dilakukan LPS untuk menyuplai valas dapat menjaga nilai tukar rupiah dari pelemahan lebih lanjut.
Rupee Melonjak
Adapun mata uang lainnya di Asia mayoritas terpantau melemah petang ini meskipun dolar AS terkoreksi. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun tipis 0,05% atau 0,044 poin ke level 95,205 pada pukul 17.59 WIB.
Pagi tadi, indeks dolar dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,132 poin atau 0,14% di level 95,117, setelah berakhir naik 0,10% atau 0,099 poin di posisi 95,249 pada perdagangan Selasa (11/9).
Won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,28% memimpin pelemahan mata uang di Asia menyusul laporan melonjaknya tingkat pengangguran ke level tertinggi dalam delapan tahun di negara itu. Pelemahan won diikuti peso Filipina yang turun 0,19%.
Di sisi lain, rupee India yang sempat ikut terseret turun berhasil rebound dan terpantau menguat tajam 0,70% terhadap dolar AS ke posisi 72,1850 pada pukul 18.29 WIB.
Dilansir dari Bloomberg, rupee berhasil melonjak bersama bursa saham India setelah seorang pejabat mengungkapkan bahwa pemerintah dapat mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung mata uang tersebut menyusul rencana peninjauan ekonomi oleh Perdana Menteri Narendra Modi pada akhir pekan ini.
Langkah-langkah yang dimaksud kemungkinan akan mencakup upaya membatasi penurunan rupee dan harga minyak, menurut pejabat tersebut kepada wartawan di New Delhi.
Rupee telah berulang kali merosot ke rekor terendahnya dalam tiga bulan terakhir di tengah aksi jual di pasar negara berkembang serta kekhawatiran tentang defisit transaksi berjalan di India.
“Pasar melihat kelegaan sementara dan terus bergerak didukung harapan,” ujar Sajal Gupta, kepala bidang valas di Edelweiss Securities di Mumbai.

“Pelaku pasar sekarang akan sangat memperhatikan langkah pemerintah. Jika langkahnya kredibel, kita akan melihat reli berlanjut, tapi jika langkahnya tidak kredibel, kita akan melihat penurunan kembali dengan sangat cepat.”
๐Ÿ’

JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) minta masyarakat yang punya simpanan dolar Amerika Serikat (AS) agar segera menukarkannya ke rupiah. Langkah tersebut diyakini dapat membantu menstabilkan mata uang Indonesia.
JK yakin pemerintah dapat mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut JK, masyarakat yang masih menyimpan dolar AS akan rugi karena nilai rupiah akan segera membaik.
Dia mengungkapkan tekanan dolar AS terhadap rupiah yang mulai mereda di angka Rp14.800 menunjukkan pemerintah dapat mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
๐Ÿ

Merdeka.com - Setelah sempat menyentuh Rp 15.000 per USD, kini Rupiah kembali ke level Rp 14.000-an per USD, Senin (10/9).
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah dibuka di level Rp 14.835 per USD, melemah tipis dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 14.820 per USD.
Mengutip data Bloomberg, pagi ini Rupiah dibuka di Rp 14.868 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 14.893 per USD. Setelah itu, Rupiah terus bergerak melemah dan saat ini berada di Rp 14.890 per USD.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bima Yudhistira menilai trend pelemahan Rupiah masih akan terus berlanjut hingga akhir akhir tahun nanti. Hal tersebut dipicu adanya rencana kenaikan Fed Rate 25 bps.
Bima menuturkan, indikasi lain yang menyebabkan Rupiah akan terus melemah yakni dipicu oleh bunga acuan The Fed yang naik berbalikan dengan yield Treasury bound 10 tahun menjadi 2,88 persen per 6 September 2018. Prediksi ini, kata Bima sesuai dengan teori Inverted Yield Curves, dimana yield surat utang AS jangka panjang menurun sedangkan yield jangka pendek menurun.
"Artinya, ekspektasi investor dalam jangka pendek khawatir adanya market crash, dan lebih memilih membeli surat utang yang bertenor jangka panjang. Inverted Yield Curves menjadi indikator pra-krisis global sejak tahun 1970-an," ungkap Bima di Jakarta, Minggu (9/9).
Bima menyebut, kondisi ini justru berbeda dari dalam negeri, di mana berbanding terbalik dengan yield Treasury bond. Yield SBN 10 tahun terus mengalami kenaikan menjadi 8,69 persen. Yield yang naik di Negara berkembang itu mencerminkan tingkat resiko berinvestasi semakin besar, apalagi Indonesia masuk kedalam Fragile Five, 5 Negara paling rentan terpapar krisis.
"Konsekuensinya pelaku pasar masih melanjutkan flight to quality, beralih ke aset yang lebih aman salah satunya greenback (dolar). Indikator USD index berada pada level 95,3 atau naik 3,5 persen sejak awal tahun 2018. Kenaikan dolar index jadi indikasi tren super dolar akan berlanjut hingga akhir tahun," ungkap Bima
Sementara itu, di sisi lain ancaman perang dagang kembali memanas setelah Trump kembali mengancam kenaikan tarif senilai USD 267 miliar barang asal China. Efek berlanjutnya perang dagang tersebut, berpengaruh signifikan terhadap penurunan kinerja neraca perdagangan Indonesia.

Sentimen cadangan devisa juga berpengaruh terhadap prilaku pasar. Cadangan devisa per Agustus 2018 anjlok ke USD 117,9 miliar, terendah sejak Januari 2017. Penurunan cadangan devisa disebabkan oleh intervensi Bank Indonesia untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah. [azz]
๐Ÿ

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menganggap sikap oposisi yang menyalahkan pemerintah soal pelemahan rupiah bukan hal yang bijak dilakukan. Akan lebih elok jika pihak oposisi menggembar gemborkan solusi jitu yang bisa dilakukan untuk memulihkan nilai tukar rupiah tehadap dollar AS. "Oposisi jangan menari di atas masalah rupiah. Carilah solusi apa?," ujar Bhima dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (8/9/2018). Bhima mengatakan, rupiah tidak bisa menguat begitu saja dengan adanya terpaan kritik sana sini. Ketimbang kritik, pemerintah lebih membutuhkan solusi yang konstruktif. Sebab, nantinya keadaan bisa saja berbalik jika oposisi memenangkan Pemilu 2019. "Kalau oposisi terus mengibaskan bara api, apa enak kalau oposisi menang 2019 nanti akan ikut menderita rupiah Rp 15.000?" kata Bhima. "KIta seharusnya calm down," lanjut dia. Berbeda dengan 1998 Bhima menilai, terlalu jauh jika membandingkan kondisi perekonomia Indonesia saat ini dengan situasi 1998 lalu. Di tahun 1998 rupiah bertengger di angka Rp 14.800 dan terjadi krisis moneter. Harga-harga barang kebutuhan sehari-hari naik drastis. Saat ini, ia menilai, kondisinya berbeda karena tekanan rupiah tidak drastis sebagaimana 1998. "Kalau dibanding 1998 tidak apple to apple. Sekarang lebih cari solusi saja," kata Bhima. Bhima juga mengkritisi pejabat atau menteri yang nampak tak menguasai ekonomi, tapi ikut berkomentar soal pelemahan rupiah. Menurut dia, cukup Bank Indonesia dan menteri perekonomian yang paham soal kondisi ekonomi yang wajib menjelaskan. Pernyataan menteri yang tidak tepat akan membuat situasi menjadi lebih panas dan berimbas negatif ke pasar.   "Yang tidak paham ekonomi, disusupi kepentingan politik tidak usah terlalu berisik untuk mempengaruhi masyarakat di media sosial," kata Bhima. Meski tembus Rp 15.000 per dolar AS, harga kebutuhan pokok masih stabil. Dampak ke masyarakat bawah belum begitu terasa. Namun, provokasi dan gejolak di media sosial soal pelemahan rupiah justru membuat pengusaha dan investor mengmbil langkah mundur karena menganggap kondisi pasar tidak aman. "Pengkhianatan ekonomi seperti itu yang harus dihindari," kata Bhima.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lebih Elok Jika Oposisi Ajukan Solusi Jitu Ketimbang Menari di Atas Pelemahan Rupiah", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/08/220835826/lebih-elok-jika-oposisi-ajukan-solusi-jitu-ketimbang-menari-di-atas
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita 
Editor : Heru Margianto
๐ŸŽ

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie mengaku tak kaget perihal nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terus merosot. Menurut dia, sejak Indonesia berdiri, rupiah tak pernah menang melawan dollar AS. "Menurut pendapat saya tidak hal-hal istimewa yang terjadi. Jadi yang terjadi adalah percepatan atau tidak oleh karena sejak republik ini berdiri, rupiah itu tidak pernah tidak merosot," ujar Kwik dalam acara Rosi yang tayang di KompasTV, Kamis (6/9/2018) malam. Bahkan, Kwik mengaku sudah memprediksi nilai tukar rupiah akan menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS. "Jauh sebelum ini saya sudah mengatakan bahwa akan terjadi Rp 15.000 (per dollar AS), sekarang saya katakan akan terus merosot. Saya berpendapat begitu karena sejak 1945 (rupiah) itu terus merosot, malah mengalami pengguntingan," ucap dia. Kwik membandingkan kondisi pelemahan rupiah dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Menurut dia, depresiasi rupiah lebih parah ketimbang negara lainnya. "Thailand 21 bath menjadi 32. Mengalami depresiasi 52 persen. Filipina dari 6 peso menjadi 52 peso, mengalami depresiasi 760 persen. Indonesia dari Rp 362 menjadi Rp 15.000 depresiasinya 4.044 persen. Jadi itu terus menerus merosot," kata Kwik. Menurut Kwik, nilai tukar rupiah akan terus kalah dengan dollar AS selama impor Indonesia lebih banyak dibanding ekspornya. "Republik kita tidak pernah mampu sejak lahir sampai hari ini untuk menciptakan devisa dengan cara melakukan ekspor dengan perolehan ekspor dalam valuta asing yang lebih besar dari pada impornya. Impornya selalu lebih besar dari ekspornya," tuturnya. Kendati begitu, Kwik meyakini kondisi ekonomi Indonesia saat ini tak akan sama dengan krisis moneter pada 1998 lalu. "Saya mengemukakan ini untuk menjawab pertanyaan apakah akan terjadi krisis seperti 1998. Menurut saya tidak," ujar dia. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kwik Kian Gie: Sejak 1945 Rupiah Terus Merosot", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/07/070000226/kwik-kian-gie--sejak-1945-rupiah-terus-merosot
Penulis : Akhdi Martin Pratama
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

๐ŸŒน
TEMPO.COJakarta - Analis Panin Sekuritas William Hartanto memperkirakan nilai tukar rupiahakan menguat hari ini. William memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.880 - Rp 15.000 per dolar AS. "Ada sentimen positif dari pembatasan impor, jadi prediksinya akan menguat," kata William saat dihubungi, Kamis, 6 September 2018.
Sedangkan analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.905 - Rp 15.015 per dolar AS. Ia mengatakan dari eksternal faktor yang mempengaruhi masih sama, yaitu krisis Turki dan Argentina.
Reny menyebutkan tekanan di emerging markets masih berlanjut, namun ada sedikit kemajuan di sisi negosiasi perdagangan AS - Kanada. "Dari domestik, kebijakan Pemerintah terkait pembatasan impor diharapkan dapat sedikit mengurangi beban rupiah hari ini," tuturnya.
Sementara itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan rupiah masih bergerak di kisaran Rp 14.970 - Rp 15.030 per dolar AS. "Sentimen baru dari hasil perundingan Argentina dan IMF mengisyaratkan bailout dilakukan lebih awal sebesar US$ 50 miliar," ucapnya.
Dana segar IMF, kata Bhima, berimplikasi pada kebijakan austerity yang dilakukan Argentina dengan memotong defisit anggarannya. "Sentimen investor masih khawatir soal krisis Argentina."
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR tercatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.927 pada Rabu, 5 September 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 87 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.840 pada penutupan Selasa, 4 September 2018. Sedangkan pada 5 September 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 15.002 dan kurs beli Rp 14.852.
๐ŸŒธ

Jakarta ID - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait dengan utang Pemerintah yang naik Rp 1 triliun setiap harinya, Selasa (4/9).
Jusuf Kalla di Kantor Wapres RI, Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa utang menjadi wajar dilakukan oleh sebuah negara, apalagi Indonesia yang sedang melakukan pembangunan infrastruktur.
Ia mengatakan bahwa semua negara yang ingin membangun itu sama dengan perusahaan. Semua negara yang membangun butuh dana. Kalau tidak punya modal, harus meminjam.
"Negara mana saja menjalankan itu, cuma caranya beda," kata Wapres.
Di Amerika Serikat, Wapres mengatakan bahwa pinjaman dilakukan dengan mencetak dolar, sementara pemerintah Jepang meminjam dari dana pensiun warganya.
Sementara itu, Indonesia, karena rupiah tidak laku di luar negeri, Pemerintah melakukan pinjaman uang kepada Bank Dunia dan perbankan.
JK menegaskan bahwa kepemilikan utang Indonesia bukan hal yang perlu dikhawatirkan selama Pemerintah mampu membayarnya.
"Jadi, bukan soal Rp1 triliun, melainkan mampu dibayar atau tidak? Sekarang ini, ya, kita mampu membayarnya. Selama kita bisa bayar, bukan urusan T-nya (triliun), melainkan kita bisa bayar atau tidak," tegas Wapres Kalla.
Terkait dengan nominal utang, JK mengatakan bahwa Kementerian Keuangan saat ini belum menghitung secara terperinci total utang yang dimiliki Pemerintah.
"Saya belum hitung seperti itu. Akan tetapi, memang jumlahnya (dihitung) per tahun, kita tidak hitung per hari. Ada tambahan Rp 200 triliun, ada mungkin Rp 300 triliun," katanya.
Sebelumnya, dalam peluncuran buku Paradoks Indonesia, Bakal Capres RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa utang negara terus-menerus naik, hingga mencapai angka Rp1 triliun setiap harinya.
Utang tersebut, menurut mantan Danjen Kopassus, dapat mengancam stabilitas perekonomian bangsa.


Sumber: ANTARA

๐ŸŒผ
ID: Nufransa menjelaskan lebih lanjut, di tengah adanya tantangan dari eksternal, Fitch juga melihat ada ruang perbaikan bagi Indonesia ke depan. Ini seperti peningkatan tingkat penerimaan negara, peningkatan pendapatan per kapita, serta perbaikan tata kelola.
“Perbaikan tersebut dapat didorong melalui upaya reformasi berkelanjutan,” tuturnya.
Nufransa menjabarkan, beberapa faktor yang dianggap Fitch dapat mendorong peningkatan peringkat utang Indonesia ke depan adalah penguatan keuangan eksternal, perluasan basis ekspor manufaktur, dan turunnya ketergantungan terhadap arus modal portofolio.
Di sisi fiskal, perbaikan terus-menerus terhadap rasio penerimaan negara juga dapat menjadi faktor pendorong kenaikan peringkat utang, demikian pula terus membaiknya standar tata kelola.
“Langkah Fitch, mempertahankan peringkat utang Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil, menunjukkan bahwa fokus pemerintah pada upaya menjaga stabilitas di tengah gejolak global dinilai baik. Selain itu, reformasi struktural dan fiskal yang dilakukan pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan lainnya juga dipandang terus memberikan hasil positif,” imbuhnya. (en)
Baca selanjutnya di


๐ŸŒป
Bisnis.com, JAKARTA — “Pak Budi, mengapa kurs rupiah terus melemah padahal indeks dollar tidak menguat?”
Pertanyaan kritis fund manager kami pada akhir pekan lalu itu bisa jadi mewakili keprihatinan banyak pihak yang mencermati kejatuhan kurs rupiah sekitar 8,5% untuk sepanjang tahun berjalan.
Model ekonometri yang saya kembangkan memang mengindikasikan indeks dollar (Bloomberg: DXY) menjadi faktor yang paling mempengaruhi rupiah terutama dalam jangka panjang. Namun sepanjang tahun ini nampak berbeda.
Seperti terlihat melalui model, rupiah nampak diserbu oleh fenomena new normal dan berbagai kompleksitas yang menyertainya. Sebagai akibatnya, pemulihan rupiah tidak hanya tergantung pada kecakapan dan kecepatan pemerintah menempuh jalan keluar untuk jangka pendek dan panjang, tetapi juga pada perbaikan kondisi eksternal.
New normal sendiri mengacu kepada berakhirnya era suku bunga rendah sebagai akibat kebijakan moneter ultra longgar yang ditempuh bank-bank sentral di negara maju. Mereka melonggarkan likuiditas tidak hanya dengan menurunkan suku bunga yang jauh lebih rendah dibanding inflasi, namun dengan menggelontorkan dana secara volume (quantitative easing). Kebijakan moneter ini ditempuh sebagai upaya untuk mengatasi krisis keuangan global 2008. Aksi quantitative easing terlihat pada lonjakan total asset bank sentral, seperti terlihat pada peraga dibawah ini. Relatif terhadap GDP, posisi angka total asset bank sentral sekitar 21% (The Fed), 23% (ECB) dan 101% (BoJ).
Ternyata likuiditas yang digelontorkan tidak semua langsung memacu sektor riil melalui penyaluran kredit. Sebagian besar malah kembali menginap di bank sentral sebagai excess reserve.
Bayangkan saja perbankan menempatkan dana mereka di bank sentral yang melebihi posisi yang diatur berdasarkan ketentuan rasio giro wajib minimum. Setelah mencapai angka tertinggi $2,7 triliun, excess reserve di Amerika Serikat saat ini sekitar $1,8 triliun atau sekitar 11,5% GDP.
Sebaliknya untuk ECB angkanya terus meningkat hingga 1,2 triliun euro (9,5% GDP). Kelebihan likuiditas ini diikuti oleh penurunan tajam velocity of money (rasio GDP nominal terhadap M2) yang menjadi kekuatan fundamental menekan yield obligasi negara. Saya sengaja memaparkan statistik likuiditas global ini untuk mengingatkan bahwa yang kini terjadi tidak seperti ketika krisis keuangan Asia 1997 yang ditandai oleh kekeringan likuiditas.
Sebaliknya likuiditas saat ini melimpah ruah. Hanya terjadi rotasi yang memaksa negara-negara yang membutuhkan pembiayaan current account deficit harus membayar lebih mahal. Namun kini dengan laju inflasi di negara-negara tersebut yang umumnya sudah melewati paras dua persen, bank sentral terpanggil untuk segera mengetatkan likuiditas.
Terlihat pada peraga dibawah ini, angka inflasi di Amerika Serikat sendiri mencapai 2,9% yang menyebabkan the Fed menjadi imam pengetatan likuiditas.
The Fed tidak hanya dengan menaikkan bunga sejak akhir 2015, tetapi juga dengan aksi quantitative tightening. Itu sebabnya, kita dapat cermati suku bunga internasional seperti LIBOR melonjak dari hanya 0,5% pada pertengahan 2014 menjadi 2,84% saat ini namun masih lebih rendah dibanding 5,3% pada tahun 2007.
Berkurangnya aliran dana asing yang dulunya murah inilah yang turut menekan rupiah dan memicu repricing surat berharga. Pada masa lalu, memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengalami defisit neraca berjalan sebesar 2,5% GDP bisa dianggap normal. Sebab defisit itu dapat dibiayai oleh aliran dana asing baik melalui bentuk portfolio investment dan PMA di sektor riil sehingga tanpa harus menguras cadangan devisa.
Pada tahun ini Indonesia kembali harus tersengat realita refinancing risk. Untuk pertama kali dalam 9 tahun, Indonesia sempat mengalami outflow dana asing pada surat utang negara. Untunglah, arus dana asing kembali masuk menuju surat utang negara seperti terlihat pada peraga dibawah ini.
Namun, terus terjadi outflow dana asing pada saham yang melebihi kumulatif outflow tahun lalu. Untuk meredam pelemahan rupiah, Bank Indonesia telah melepas cadangan devisa yang sangat besar disamping menaikkan suku bunga acuan secara signifikan.
Kompleksitas yang menyertai new normal meliputi penguatan indeks dollar sejak pertengahan April 2018 menyusul indikator ekonomi bisnis yang mengecewakan di kawasan Uni Eropa. Sangat bisa jadi kawasan ini akhirnya terpukul oleh dampak penguatan euro yang sangat pesat selama tahun 2017.
Disamping penguatan dollar, dunia juga menyaksikan peningkatan harga minyak yang dinilai sebagai buah keberhasilan pemangkasan produksi oleh OPEC disamping penguatan ekonomi global.
Faktor kenaikan suku bunga, penguatan dollar dan kenaikan harga minyak ini memukul negara berkembang yang banyak berutang valas dan mengimpor bahan bakar minyak. Sentimen terhadap negara berkembang saat ini cenderung memburuk seperti ditunjukkan oleh pelebaran angka credit default swap dan JP Morgan emerging market spread. Fenomena yang kemudian terjadi adalah rotasi investasi antar asset dan antar regional menuju negara maju.
Narasi new normal diatas kami gunakan sebagai landasan model ekonometri sederhana untuk memproyeksikan rupiah. Secara teknis rupiah merupakan fungsi empat variable bebas:
  1. Indeks dollar DXY
  2. Suku bunga internasional LIBOR
  3. COMCUAN yang kami ukur sebagai rasio harga cost to income commodity. Setelah tidak menjadi negara OPEC lagi, harga minyak mentah tidak dapat dibantah sebagai cost commodity yang memaksa Indonesia melepas valas untuk membayarnya. Sementara untuk income commodity diukur sebagai rata-rata tertimbang harga batu bara, CPO dan karet
  4. JPEMS yang mengukur sentiment terhadap negara berkembang secara umum. Seperti dijelaskan sebelumnya, indikator sentimen ini dapat menggunakan angka credit default swap khusus untuk Indonesia.
Belajar dari dinamika indeks dollar beberapa tahun terakhir, faktor DXY nampak lebih menjadi kekuatan siklikal. Sedangkan LIBOR dapat merepresentasikan faktor struktural eksternal.
Variabel COMCUAN merupakan faktor fundamental internal yang dapat dikendalikan melalui kebijakan industri menata komposisi ekspor juga dengan menekan volume impor bahan bakar disamping membenahi strategi transportasi dan energi nasional.
Sementara variabel JPEMS mewakili faktor sentimen yang cenderung diluar kontrol pemerintah. Yang dapat dilakukan, seperti selama ini oleh Bank Indonesia, adalah upaya diferensiasi dengan keberanian menaikan bunga.
Walau efektivitasnya dalam jangka panjang lebih ditentukan melalui upaya peningkatan produktivitas dan daya saing seperti yang tuntas dibahas oleh Prof Ari Kuncoro, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia melalui media masa.
Serbuan New Normal dan Realitas VUCA Serbuan new normal yang saya maksud secara teknis terlihat pada koefisien korelasi antara rupiah dan variabel bebas yang mempengaruhinya.
Semua terlihat diatas 80%. Malahan korelasi antara masingmasing variabel bebas juga cenderung tinggi sehingga menimbulkan tantangan multicollinearity yang membuat uji individu t-test menjadi tidak signifikan walau secara bersamaan determinasi variable bebas terbilang besar.
Sekarang mari bandingkan, hasil estimasi dengan memanjangkan sample observasi menjadi 250 pekan terakhir atau sejak 22 November 2013. Silakan cermati perubahan dalam koefisien korelasi dan juga besaran t-statistik untuk menentukan variabel bebas yang paling mempengaruhi rupiah.
Terlihat semua variable bebas secara t-statistik signifikan dengan kesimpulan LIBOR merupakan variable bebas yang paling mempengaruhi rupiah.
Seperti halnya pada peraga sebelumnya, pembaca dapat membandingkan nilai forecast rupiah baik dengan menggunakan angka terakhir maupun conditional value variable bebas di masa yang akan datang.
‘Saya nilai lingkungan global yang diwarnai fenomena VUCA (volatile, uncertain, complexity, ambiguity) memberikan tantangan bagi financial forecaster dalam memprediksi suatu variable bisnis seperti nilai tukar. Koefisien variable cenderung tidak tetap yang mempersulit menduga dampak. Sekarang cermati hasil estimasi dengan menggunakan sample data yang lebih panjang lagi, yakni sejak 31 Agustus 2007 atau 575 pekan terakhir. Kesimpulan apa yang dapat Anda tarik? Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah? Dan apa yang dapat dilakukan bagi mereka yang memiliki dollar, dilepas atau ditambah?

Comments

  1. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.

    Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.

    Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

    Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.

    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.

    Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.

    ReplyDelete

  2. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    ReplyDelete
  3. Halo semuanya, nama saya Sarah Adia dari Indonesia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengucapkan terima kasih kepada ALLAH yang telah mewujudkan impian saya, saya telah mencari pinjaman selama 2 tahun terakhir sekarang sampai teman saya yang namanya LILOWYETTY memperkenalkan saya kepada Anthony Yuliana Lenders pemberi pinjaman yang andal, di mana saya akhirnya mendapat pinjaman sebesar Rp350 juta, saya hanya melakukan pembayaran untuk asuransi pinjaman saya dan biaya transfer sebelum Anthony Yuliana Lenders mentransfer pinjaman sebesar Rp350 juta ke dalam akun saya, saya ingin gunakan kesempatan ini untuk menasihati mereka yang mencari pinjaman untuk berhati-hati karena 70% dari pemberi pinjaman palsu hanya sedikit yang nyata. jika Anda tertarik pada pinjaman, saya ingin memberi nasihat bahwa Anda harus menghubungi pemberi pinjaman yang andal melalui email (anthony.yulianalenders@gmail.com) atau melalui
    BBM INVITE (E37F9BCC) atau via
      whatsapp +2348138908619, email saya untuk informasi lebih lanjut
    (sarahadia234@gmail.com)

    ReplyDelete
  4. Selamat siang, Tuan / Nyonya:
    Ini untuk memberi tahu semua republik umum di Indonesia dan negara-negara lain mengenai kata tersebut untuk mengetahui perusahaan pinjaman yang tepat dan sah, MICHELLE ANDY LOAN FIRM, Kami memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah 1% dan itu adalah mata uang jaminan 100% yang pasti , DOLAR, RUPIAH, dan mata uang lainnya. Masalah kredit dan jaminan adalah sesuatu yang selalu dikhawatirkan klien ketika mencari pinjaman
    dari pemberi pinjaman yang sah. Tetapi MICHELLE ANDY LOAN FIRM telah membuat perbedaan dalam industri pinjaman. Kita dapat mengatur pinjaman dari sekitar $ 1.000,00 hingga $ 1.000.000,00
    Layanan kami meliputi:
    Konsolidasi hutang
    Hipotek kedua
    Pinjaman Bisnis
    Pinjaman pribadi
    Pinjaman Internasional
    pinjaman perusahaan
    pinjaman mahasiswa
    pinjaman rumah
    dll.
    Tidak ada jaminan sosial dan tidak ada pemeriksaan kredit, jaminan 100%. Yang harus Anda lakukan adalah memberi tahu kami apa yang Anda inginkan dan kami pasti akan mewujudkan impian Anda. MICHELLE ANDY LOAN FIRM mengatakan YA ketika bank Anda mengatakan TIDAK.
    Akhirnya, karena kami memiliki banyak uang dan kami siap memberikan pinjaman kepada setiap individu yang serius dalam mendapatkan pinjaman. Untuk selanjutnya
    Rincian untuk memproses pinjaman kami, hubungi email kami: (michelle.andyloanfirm@gmail.com) atau BBM (E382b834)

    Terima kasih

    Michelle Andy

    ReplyDelete
  5. Halo,
    Nama saya Dodi Bayu, saya adalah korban penipuan di tangan pemberi pinjaman palsu, saya telah kehilangan sekitar 18 juta karena saya membutuhkan modal 180 juta, saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi, bisnis saya hancur dan di proses kehilangan anak saya, saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini, pada bulan Juli 2018, teman saya Jerry Andi yang memperkenalkan saya kepada seorang ibu yang baik, Anthony Yuliana, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp 180 juta setelah saya membuat pembayaran asuransi pinjaman dan biaya transfer saya. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberi tahu orang Indonesia bahwa ada banyak penipuan di luar sana, tetapi Anthony Yuliana dapat dipercaya dan dapat dipercaya sehingga jika Anda membutuhkan pinjaman, dan ingin mendapatkan pinjaman dengan cepat, cukup mendaftar melalui Anthony Yuliana dan Anda dapat menghubungi melalui email: (anthony.yulianalenders@gmail.com)
    BBM INVITE (E37F9BCC) Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya: (dodibayu32@gmail.com) Anda juga dapat menghubungi teman saya (jerryandi843@gmail.com)

    ReplyDelete
  6. Halo,
    Nama saya Dodi Bayu, saya adalah korban penipuan di tangan pemberi pinjaman palsu, saya telah kehilangan sekitar 18 juta karena saya membutuhkan modal 180 juta, saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi, bisnis saya hancur dan di proses kehilangan anak saya, saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini, pada bulan Juli 2018, teman saya Jerry Andi yang memperkenalkan saya kepada seorang ibu yang baik, Anthony Yuliana, yang akhirnya membantu saya mendapatkan pinjaman sebesar Rp 180 juta setelah saya membuat pembayaran asuransi pinjaman dan biaya transfer saya. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memberi tahu orang Indonesia bahwa ada banyak penipuan di luar sana, tetapi Anthony Yuliana dapat dipercaya dan dapat dipercaya sehingga jika Anda membutuhkan pinjaman, dan ingin mendapatkan pinjaman dengan cepat, cukup mendaftar melalui Anthony Yuliana dan Anda dapat menghubungi melalui email: (anthony.yulianalenders@gmail.com)
    BBM INVITE (E37F9BCC) Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya: (dodibayu32@gmail.com) Anda juga dapat menghubungi teman saya (jerryandi843@gmail.com)

    ReplyDelete

  7. widya Tarmuji, saya ingin bersaksi tentang pekerjaan baik Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan beberapa daSaya ri kata-kata itu, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara. Apakah mereka mencari pinjaman di antara Anda? Jadi, Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman curang di internet, tetapi mereka sangat asli di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban 6 kreditor pemberi pinjaman, saya kehilangan banyak uang karena saya sedang mencari pinjaman dari perusahaan mereka.

    Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya menjelaskan situasi saya, kemudian memperkena

    Jadi saya memutuskan untuk membagikan pekerjaan baik Tuhan melalui TRACYMORGANLOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinyalkan saya ke sebuWah perusahaan pinjaman yang kredibel, TRACYMORGANLOANFIRM. Saya mendapat pinjaman Rp. 800.000.000 dari TRACYMORGANLOANFIRM dengan tingkat rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman, Anda dapat menghubungi MRS melalui email: (TRACYMORGANLOANFIRM@gmail.com)

    Jika Anda memerlukan bantuan dalam proses pinjaman, Anda juga dapat menghubungi saya melalui email: (widyatarmuji@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka, Tn. Tonimark, email: (Tonimark28@gmail.com). Apa yang saya lakukan adalah memastikan bahwa saya tidak pernah dipenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sebagaimana disepakati dengan perusahaan pinjaman.

    ReplyDelete
  8. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete
  9. KABAR BAIK!!!

    Nama saya Rahim Teimuri Kemala dari Surabaya di Indonesia, saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, jadi banyak pemberi pinjaman di sini adalah penipu dan mereka ada di sini. dengan uang hasil jerih payah Anda, saya mengajukan pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Italia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tidak jatuh karena hutang.

    Sebagai pencarian saya untuk perusahaan pinjaman pribadi yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu adalah PERUSAHAAN KREDIT GLOBAL. Saya kehilangan 15 juta dengan mereka dan sampai hari ini, saya tidak pernah menerima pinjaman.

    Ya Tuhan, teman-teman saya yang mengajukan pinjaman juga menerima pinjaman seperti itu, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana Mrs. Alma bekerja sebagai manajer cabang, dan saya mengajukan pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, Dan setelah itu mereka selesai memverifikasi detail saya, pinjaman itu disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya lelucon, dan mungkin ini adalah salah satu tindakan curang yang membuat saya kehilangan uang, tetapi saya tertegun. Ketika saya mendapat pinjaman dalam waktu kurang dari 6 jam dengan suku bunga rendah 1% tanpa agunan.

    Saya sangat senang bahwa ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya diselamatkan dari membuat bisnis saya melonjak di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakan Dia tidak tahu tentang perusahaan mode.

    Jadi saya menyarankan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain yang membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk menghubungi

    Nyonya Alma melalui email: (rebaccaalmaloancompany@gmail.com)

    Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (rahimteimuri97@gmail.com). Ini adalah ibu yang baik Nyonya Alma WhatsApp Number +14052595662

    Sekali lagi terima kasih telah membaca kesaksian saya, dan semoga Tuhan terus memberkati kita

    ReplyDelete
  10. RAMADHAN AND COVID-19 PINJAMAN PEMBERDAYAAN, MEI 2020

    Di RIKA ANDERSON LOAN COMPANY, kami menawarkan semua jenis bantuan keuangan untuk semua individu, suku bunga kami adalah 2% per tahun. Kami juga memberikan saran dan bantuan keuangan kepada kami, klien dan pelamar. Jika Anda memiliki proyek yang baik atau ingin memulai bisnis dan memerlukan pinjaman untuk segera membiayainya, kami dapat mendiskusikannya, menandatangani kontrak, dan kemudian mendanai proyek atau bisnis Anda untuk Anda bersama dengan Bank Dunia dan Bank Industri.

    Kategori Bisnis

    Bisnis Merchandising.
    Bisnis manufaktur
    Bisnis Hibrid.
    Kepemilikan tunggal
    Kemitraan.
    Perusahaan.
    Perseroan terbatas.
    pinjaman pribadi.
    pinjaman investasi.
    Pinjaman Pinjaman.
    Kredit kepemilikan rumah.

    KONTAK PERUSAHAAN PINJAMAN:
    Situs web: rikaandersonloancompany.webs.com
    Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
    Panggilan Pelanggan: +1 (323) 689-3663
    Obrolan Whatsapp: + 1-323-689-3663
    Facebook: Rika Anderson Alfreda
    Instagram: Rikaandersonloancompany.alfred
    Twitter: @LoanRika
    Kantor Pusat: 228 Park Ave S, New York, NY 10003-1502, AS
    Pajak / CAC /: 1095/0730/2028
    Mahkamah Agung Kabupaten New York, NY9016 34001

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)

terkait fundamental saham ENERGI n TAMBANG (3) (pgas, adro, indy, bumi, antm, elsa)