analisis teknikal n fundamental sederhana: PGAS

🍇

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sulit bangkit sejak awal perdagangan hingga perdagangan sesi kedua, Kamis (31/10). Pukul 14.06 WIB, harga saham emiten yang kerap disebut dengan PGN ini turun 9,2% ke Rp 2.220 per saham.  

Bahkan tadi pagi harga saham PGAS sempat turun 10,66%. Tak cuma turun, investor asing mencatat penjualan bersih Rp 128,58 miliar di seluruh pasar pada saham emiten BUMN ini.

Sentimen negatif yang mempengaruhi harga saham PGAS adalah pembatalan kenaikan harga gas industri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Rencananya, harga gas industri akan naik per 1 November nanti.

Baca Juga: Saham PGAS anjlok 8% akibat penolakan kenaikan harga gas industri

Setelah kabar kenaikan harga gas industri, kemarin harga saham PGAS naik 3,83%. Pihak PGAS masih belum mengonfirmasi rencana kenaikan harga gas industri ini selanjutnya.



Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas ESDM Djoko Siswanto pada Selasa (29/10) mengatakan bahwa harga gas industri belum waktunya untuk naik dalam waktu dekat. “Saat ini belum perlu naik,” kata Djoko kepada Kontan.co.id.

Dia berpendapat, kenaikan harga gas industri dapat mempengaruhi aspek biaya produksi yang ditanggung tiap pelaku usaha yang menggunakan gas bumi. Padahal, efisiensi biaya produksi harus dilakukan oleh para pelaku industri.

Sebelumnya, sejumlah pengusaha menyatakan ketidaksetujuannya atas kenaikan harga gas industri. Misalnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) yang pada Selasa (29/10) telah melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo agar mengimplementasikan Perpres No. 40/2016 dan menolak kenaikan harga gas Industri dari PGAS.





Berdasarkan surat Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada Menteri BUMN, Rabu, tanggal 30 Oktober, Menteri ESDM mengatakan bahwa kementerian memahami rencana PGAS untuk menaikkan harga gas industri pada 2.213 pelanggan sebesar kurang lebih 10%-20% mulai 1 November 2019. Menteri ESDM mengatakan bahwa Kementerian Perindustrian telah menyampaikan keberatan terhadap rencana kenaikan harga gas industri karena akan mempengaruhi daya saing produk-produk industri domestik terhadap produk impor.



"Berdasarkan hal tersebut dan mempertimbangkan kondisi perekonomian baik global maupun nasional saat ini, maka rencana kenaikan harga gas oleh PT PGN Tbk untuk pelanggan komersial industri agar ditunda sementara sampai kondisi perekonomian global dan nasional membaik," ungkap Menteri Arifin dalam surat yang diterima Kontan.co.id.

🍐
JAKARTA sindonews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan membatalkan kenaikan harga gas untuk sektor industri. Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berencana menaikkan harga gas untuk industri pada 1 November 2019 mendatang.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto, mengatakan kenaikan harga gas untuk industri ini tidak perlu dilakukan. Karena kenaikan harga gas harus melihat dari berbagai aspek, baik konsumen maupun distribusi.

"Batal, batal pokoknya enggak naik aja," ungkap Djoko Siswanto di Kementerian ESDM, Rabu, (30/10/2019).
🍇

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) mengaku sudah menanggung risiko kenaikan harga pokok produksi selama 7 tahun dan berkomitmen menjaga keberlangsungan pertumbuhan dan produksi industri.
“[Walaupun penuh tekanan] PGN memutuskan tidak menyesuaikan harga sesuai kenaikan HPP dan tetap berkomitmen untuk bersama dengan industri,” kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama kepada Bisnis, Rabu (25/9/2019).
Sebelumnya, para pelaku usaha pengguna gas industri meminta PGN  tidak memaksakan kenaikan harga gas kepada pelaku industri.
Dalam kesimpulan FGD bertajuk Kepastian Implementasi Penurunan Harga Gas Bumi sesuai Peraturan Presiden No. 40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, para pelaku usaha memutuskan jika PGN tetap menaikan harga, maka seluruh pelaku industri sepakat untuk tidak akan membayar selisih dari harga lama terhadap kenaikannya.
Menanggapi hal tersebut, Rachmat mengaku menghargai sikap pelanggan. Menurutnya, PGN tetap akan melaksanakan ketentuan yang sudah disepakati bersama dalam perjanjian jual beli gas antara PGN dan pelanggan.
“Apabila terdapat kurang bayar dari pelanggan terhadap tagihan PGN, prosedurnya adalah berupa pengenaan denda atau penalti, pencairan jaminan pembayaran, penutupan aliran gas sampai dengan pengakhiran perjanjian,” tambahnya.
Untuk itu, pihaknya berharap hal tersebut tidak terjadi dan masing-masing pihak melaksanakan kewajibannya sesuai yang tertuang dalam perjanjian jual beli gas.
🍓
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JP Morgan  kembali mengerluarkan rekomendasi untuk saham PT Perusahaan Gas NegaraTbk (PGAS). JP Morgan memberi rekomendasi overweight untuk saham PGAS.
Selain itu, target harga untuk anggota indeks Kompas100 ini juga naik 44% ke level Rp 3.120 per saham.
JP Morgan menaikkan rekomendasi saham PGAS karena permintaan gas yang tinggi. Selain itu, PGAS melaporkan parameter operasional bulan Agustus dimana volume distribusi naik ke rekor tertinggi. Hal ini didorong oleh permintaan daya dan energi.
JP Morgan menilai seharusnya hal ini dapat mengurangi kekhawatiran investor akan persaingan dengan komoditas batubara. "Sementara permintaan sebagian didorong oleh perubahan cuaca, kami memperkirakan sekitar dua pertiga dari pertumbuhan dapat dipertahankan," tulis analis JP Morgan dalam risetnya, Senin (23/9).
Dalam risetnya, JP Morgan mengatakan volume distribusi gas untuk Agustus naik 8% secara month-on-month (MoM) ke level rekor tertinggi di 1.078mmscfd. Kenaikan ini terutama didorong oleh sektor listrik. Permintaan sektor listrik tumbuh 13% MoM dan 31% di atas permintaan selama semester pertama 2019.
Lebih lanjut, menurut JP Morgan cuaca panas di ASEAN mendorong permintaan listrik di region tersebut.
Untuk diketahui, kinerja PGAS sepanjang separuh pertama 2019 cukup gemilang. PGAS mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,79 miliar. Bila dikonversikan ke rupiah dengan kurs rata-rata semester I tahun 2019 Rp 14.195 per dolar Amerika Serikat (AS), maka pendapatan PGAS sekitar Rp 25,4 triliun.
Meski demikian, Angka ini turun 6,77% bila dibandingkan pendapatan PGAS pada semester I 2018 lalu sebesar US$ 1,92 miliar.
Dus, laba perusahaan plat merah ini juga ikut merosot 69,87% menjadi hanya US$ 54,04 juta jika dibandingkan dengan laba bersih PGAS semester pertama tahun lalu yang mencapai US$ 179,39 juta.

Meski demikian, PGAS terus berkomitmen untuk terus berekspansi, salah satunya adalah dengan menyediakan jaringan gas di calon ibukota baru. Lebih lanjut, Direktur Utama PGAS Gigih Prakoso Soewanto mengatakan, pihak PGAS telah menyusun Rencana Perusahaan Jangka Panjang (RJPP) untuk periode 2019-2024. Salah satu poinnya adalah volume produksi yang diproyeksikan bakal tumbuh dua kali lipat.

🍑
secara teknikal: tren harga saham PGAS emang lage BULLISH. sjak ambruk k 1775, jenuh jual tlah menghambat turun k support terendah: 1700. Efek fundamental n teknikal berbarengan mendorong harga saham PGAS k atas lage, terutama sjak 11 September 2019 (2K-an). Resistensi 2400 tampaknya terliat lage. Mungkin aza k tertinggi 2430 lage. 
🍇


JAKARTA, investor.id - Peningkatan volume transmisi dan distribusi gas diperkirakan menadi faktor penguat kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tahun depan. Sedangkan kinerja keuangan perseroan tahun ini diperkirakan cenderung melemah akibat penurunan volume distribusi gas.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, PGN melalui, Per tagas, segera menuntaskan proyek transmisi gas Suri-Dumai. Transmisi ini mampu mengalirkan gas mencapai 24 bbtud (billion British thermal unit per day) atau setara dengan 18% dari total transmisi volume Pertagas sepanjang semester I-2019 sebanyak 132 bbtud. Sedangkan kapasitas yang bisa dialirkan transmisi tersebut maksimal 57 bbtud ke kilang Pertamina di Dumai dan pelanggan industri serta komersial di kawasan Dumai dan Pekanbaru.

Sedangkan volume pendistribusian gas perseroan sepanjang 2020 diperkirakan mencapai 1.039,3 bbtud. Dibandingkan dengan target pendistribusian gas perseroan tahun ini turun sekitar 3% menjadi 931,5 bbtud. Hingga semester I-2019, volume pendistribusian telah mencapai 932 bbtud.

“Kami memperkirakan distribusi margin perseroan bakal stabil berkisar US$ 2,3-2,4 per juta kaki kubik (mmbtu) tahun 2019-2020, dibandingkan pencapaian tahun lalu sebanyak US$ 2,3 per mmbtu,” terangnya.

Selain faktor tersebut, dia mengatakan, rencana PGN mendivestasi Saka Energi akan berimbas positif terhadap kinerja keuangan perseroan ke depan. Perseroan sebelumnya telah melakukan penghabusbukukan (impairment) du blok Saka yang telah expired yang berimbas terhadap penurunan kinerja perseroan. Dibestas ini mengakibatkan penurunan produksi perseroan dari 50 ribu boepd menjadi30 ribu per boepd.

Manajemen PGN sebelumnya telah menyiapkan tiga strategi untuk mendivestasi Saka Energi, yaitu integrasi dengan Pertamina, mengundang mitra strategis bagi Saka, dan melepas kepemilikan saham PGN di Saka melalui penawaran umum perdana (IPO) saham.

Terkait kinerja keuangan PGN hingga semester I-2019, dia mengatakan, perseroan mencetak peningkatan pendapatan sekitar 7,9% menjadi US$ 929 juta pada kuartal II-2019, dibandingkan kuartal I-2019 mencapai US$ 861 juta. Namun realisasi terebut turun sekitar 4,6% dari US$ 974 pada kuartal II-2018 menjadi US$ 929 juta.

Penurunan tersebut membuat realisasi pendapatan perseroan per semester I-2019 turun 6,7% dari US$ 1,91 miliar menjadi US$ 1,78 miliar. Penurunan ini mengakibatkan anjloknya laba bersih perseroan dari US$ 179 juta menjadi US$ 54 juta. Hampir semua bisnis perseroan mengalami penurunan, kecuali bisnis trasmisi gas dan proses gas yang masih menunjukkan pertumbuhan sepanjang semester I-2019.

Petugas teknis PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) membersihkan bak valve saluran pipa gas di kawasan industri Cikupa, Tangerang, Banten, Jumat (17/11). Pasokan gas bumi di Kawasan Industri ini adalah upaya PGN merealisasikan program konversi energi ke gas bumi. Pemanfaatan gas bumi yang efisien, ramah lingkungan dan aman terbukti berhasil mendorong daya saing sektor industri nasional terus meningkat. Foto: Investor Daily / Emral
Petugas teknis PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) membersihkan bak valve saluran pipa gas di kawasan industri Cikupa, Tangerang, Banten, Jumat (17/11). Pasokan gas bumi di Kawasan Industri ini adalah upaya PGN merealisasikan program konversi energi ke gas bumi. Pemanfaatan gas bumi yang efisien, ramah lingkungan dan aman terbukti berhasil mendorong daya saing sektor industri nasional terus meningkat. Foto: Investor Daily / Emral
“Penurunan kinerja tersebut mendorong kami untuk memperkirakan laba bersih perseroan tahun ini turun menjadi US$ 218 juta dan sebesar US$ 211 juta pada 2020,” ujarnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.

Samuel Sekuritas Indonesia menargetkan penurunan laba bersih PGN menjadi US$ 218 juta tahun ini, dibandingkan perolehan tahun lalu senilai US$ 305 juta. Sedangkan pendapatan diharapkan bertumbuh dari US$ 3,87 miliar menjadi US$ 3,99 miliar.

Berbagai faktor tersebut mendorong Samuel Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham PGAS dengan target harga Rp 2.400. Target harga tersebut juga mengimplikasikan perkiraan PE tahun 2019-2020 sekitar 14,7-15,1 kali. Target tersebut sudah merefleksikan proyeksi penurunan kinerja keuangan perseroan tahun ini.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berencana menggalang dana sebesar US$ 350 juta. Perseroan mengkaji sejumlah opsi pendanaan eksternal, termasuk penerbitan surat utang berdenominasi rupiah maupun obligasi global (global bond).

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, demi memperkuat struktur keuangan, perseroan telah mengantongi bridging loan dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai US$ 350 juta pada awal tahun ini. Pinjaman bertenor pendek tersebut dimanfaatkan untuk mendanai kebutuhan belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan sepanjang 2019 yang mencapai US$ 500 juta. Hingga semester I-2019, perseroan telah menyerap sebanyak 30% capex.

“Karena bridging loan sifatnya jangka pendek, jadi harus diganti dengan tenor yang lebih panjang. Tapi skemanya bagaimana masih pengkajian,” jelas Gigih di Jakarta, Kamis (8/8).

Menurut Gigih, pihaknya cenderung mencari pendanaan yang memiliki bunga rendah. Opsi global bond dipandang menjadi alternatif yang menarik bercermin dari keberhasilan BUMN lain dalam menerbitkan global bond pada Juli lalu.

BUMN tersebut adalah PT Pertamina (Persero) yang merilis global bond senilai US$ 1,5 miliar. Pertamina meraih tingkat bunga 3,65% untuk seri bertenor 10 tahun dan 4,7% untuk yang berjangka 30 tahun.

Begitu juga dengan PT PLN (Persero) yang menerbitkan global bond senilai US$ 1,4 miliar dalam dua seri dua seri. Tingkat bunganya 3,87% untuk tenor 10 tahun dan 4,87% yang bertenor 30 tahun. “Kalau memang ada kebutuhan pendanaan eksternal, pasti nanti kita umumkan ke pasar. Karena, pasarnya sekarang lagi bagus,” kata Gigih.

Sebagai informasi, bridging loan dari Mandiri yang diraih PGN dipandang membantu perseroan dalam memperkuat posisi kas lantaran PGN telah menggunakan kas internal untuk membiayai akuisisi 51% saham PT Pertamina Gas dari PT Pertamina. Menurut Gigih, dana yang dikeluarkan dari kas internal mencapai US$ 1,3 miliar.

Seperti diketahui, dalam Amandemen dan Pernyataan Kembali Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat yang ditandatangani oleh PGN dan Pertamina tertera akuisisi yang disepakati senilai Rp 20,18 triliun. Berdasarkan perjanjian, pembayaran dilaksanakan dalam dua tahap yakni 50% dari nilai transaksi yang telah dibayarkan oleh perseroan pada 28 Desember 2018 dan sebesar 50% dari promissory note.

Sementara itu, perseroan tercatat telah menyelesaikan seluruh kewajiban terkait transaksi akuisisi pada 4 Maret 2019.

Terakhir kali PGN sukses menerbitkan global bond adalah pada 12 Mei 2014, saat perseroan merilis senior unsercure fixed rate notes senilai US$ 1,35 miliar, yang jatuh tempo pada 16 Mei 2024. Sementara itu, anak usaha perseroan, PT Saka Energi Indonesia juga sempat menerbitkan global bond senilai US$ 625 juta pada 26 April 2017. Surat utang itu bakal jatuh tempo pada 5 Mei 2024.

Kerja Sama dengan Medco

Salah satu upaya PGN dalam pengembangan program jaringan gas (jargas) adalah menjalin kerja sama dengan perusahaan gas lain.Adapun salah satu mitra perseroan saat ini adalah PT Medco E&P Indonesia, yang merupakan anak usaha PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Menurut Gigih, pihaknya membuka peluang menambah perjanjian kerja sama penyaluran gas dengan Medco, asalkan Medco memiliki lapangan gas yang dekat dengan pipa milik PGN. Misalnya, di wilayah Sumatera dan Jawa Barat.

“Peluang kerja sama selalu ada. Tapi kita masih menungu hasil pengkajian seberapa banyak penyaluran gas yang diperlukan,” jelas dia.

Seperti diketahui, PGN mendapat mandat dari pemerintah untuk membangun sekitar 4,13 juta sambungan gas ke rumah (SR) antara periode 2020-2025. Untuk periode 2020-2021, perusahaan akan membangun sebanyak 1 juta SR. Sekitar 500 ribu SR akan dibangun menggunakan dana internal PGN, sisanya berasal dari APBN.

Gigih Prakoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Foto: Investor Daily/IST
Gigih Prakoso, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Foto: Investor Daily/IST
Sementara sisa 3,1 juta SR akan dibangun PGN pada periode 2022- 2025. Untuk porsi pembangunan yang ini, PGN akan menggarap melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha availability payment (KPBU- AP)

Menurut Gigih, perseroan akan berdiksusi dengan Kementerian Keuangan untuk membahas skema KPBU. Perseroan bersiap menyiapkan berbagai dokumen serta feasibility study. Persiapan ini diproyeksikan memakan waktu dua tahun, namun perseroan akan berupaya mempercepatnya menjadi satu tahun. Sehingga, perseroan bisa mengundang investor untuk turut masuk ke program Jargas dengan membuka tender pada awal 2021.

Sumber : Investor Daily


🌹

per tgl 12 Sep 2019:
simak yang dilingkari (oval) merah muda (pink) d grafik tren analisis teknikal harga saham PGAS neh. s4 menctak tren BULLISH (naek), namun tak bertahan lama. Stochastic juga s4 naek, walo tak nyampe area jenuh bli seh. Saat ini justru tren stochastic masuk area JENUH BLI. Tren bullish harga saham pgas tampaknya mase meraguken. Apalagi desakan pepabrikan agar harga jual gas tidak makin naek, juga makin kras suaranya. Padahal tren bullish kale ini ud mendekati kuartal IV 2019, akhir taon biasanya ada kes4an naek tinggi. 
🍓


per tgl 05 Maret 2019, tren harga saham PGAS terjerembab, bareng beberapa saham berbeda: 
Bisnis.com, JAKARTA—Saham PGAS ditutup melemah 50 poin di level 2.490 pada jeda perdagangan hari ini (5/3).
Tidak hanya saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk, emiten dengan kode saham PGAS, yang mengalami koreksi sepanjang perdagangan sesi I, saham penekan utama seperti TLKM, UNVR dan saham blue chip lainnya juga kompak di zona merah.
Hingga saat ini, IHSG pun masih tertahan akibat terseret koreksi saham global. Saham Asia kembali jeblok pasca pemerintah China mengumumkan pemangkasan target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 menjadi berkisar 6% – 6,5% pada tahun 2019.
Selain itu, Presiden China Xi Jinping juga melakukan pemotongan pajak secara besar-besaran. Kebijakan ini diambil untuk mengerem perlambatan ekonomi China di tengah tumpukan utang dan dampak perang dagang.
Secara fundamental, kinerja PGAS pada 2018 membukukan pertumbuhan pendapatan yang naik 8,39% (yoy) menjadi US$3,87 miliar dari US$3,57 miliar. Selanjutnya, kenaikan pendapatan ini membawa perseroan meraih laba bersih hingga 43% menjadi US$364 juta dari US$253 juta.
Saat ini, valuasi saham PGAS memiliki nilai premium dengan forward PE ratio sebesar 16 kali atau +1 standar deviasi di atas rata-rata historis 5 tahun dengan forward PE ratio 12,3 kali. Namun, saham PGAS terlihat underperform apabila dibandingkan dengan indeks sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang memiliki forward PE ratio 16,29 kali.
Secara teknikal, candlestick saham PGAS telihat membentuk three black crows yang mengindikasikan tren pelemahan masih akan berlanjut. Indikator stochastic oscillatormenunjukkan tren bearish dengan relative strength index pada area netral. Diperkirakan saham PGAS akan menguji MA20 dan MA50 menjadi line support 1 dengan level 2.517 dan support 2 dengan level 2.399. Saham PGAS akan bergerak dalam rentang 2.435–2.540 dalam perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
🍒

per tgl 15 Januari (MALARI) 2019 @ tren harga saham PGAS, jelang mnuju REKOR: 


🌻


per tgl 09 Mei 2018: 
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berikut rekomendasi tiga saham pilihan dari sejumlah analis pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/5).
1. PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP)
Muncul long black body candle dengan RSI melemah dan klinger oscillator berpotongan dengan death cross (DC). Namun, volume perdagangan saham IIKP meningkat dan sedang menguji support 168-180.
Rekomendasi: Buy on weakness
Support: Rp 168
Resistance: Rp 210
Achmad Yaki, BCA Sekuritas
2. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Tren penurunan saham LPKR masih terlihat dengan kembali membentuk new low. Investor disarankan wait and see dengan mempertimbangkan likuiditas dan volume beli. Indikator RSI berada di level 9,9% atau berada di area jenuh jual.
Rekomendasi: Wait and see
Support: Rp 390
Resistance: Rp 424
Aditya Perdana Putra, Semesta Indovest Sekuritas
3. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
Tren bearish terlihat karena indikator MACD masih bergerak ke bawah di area negatif. Sementara, indikator Stochastic dan RSI masih bergerak ke bawah di area oversold.
Rekomendasi: Hold
Support: Rp 1.725
Resistance: Rp 2.035
Muhammad Nafan Aji, Binaartha Parama Sekuritas
🌹

per tgl 06 April 2018: 
ekspektasi sederhana JO, jika IU pgas bisa turun dari 7.06 k 2.56, maka mungkin 2600 bisa tersentuh lage @ tren harga saham PGAS. imbas tren harga energi global ada mempengaruhi tren harga saham pgas juga. setidaknya terbukti bahwa awal 2018 tlah terjadi kenaekan harga energi global. 
🍂
per tgl 21 Februari 2018: 
ekspektasi sederhana JO @ teknikal tren harga saham PGAS tampaknya ada tren bullish jangka pendek di atas MA 20D 2497; walo jelas tren harga dah memasuki area JENUH BELI @ stochastic; jika Batas Atas Bollinger Band @ 2736 tetap tertembus, maka 2800 s/d 2860 (rekor tertinggi dalam  taon terakhir) bisa juga tersentuh

🍟

per tgl 24 Januari 2018: 
ekspektasi (24/01/18): nyala tren harga saham pgas emang BULLISH JANGKA PENDEK (di atas MA 20D @ 2035), bahkan mendekati 2700 lage (per akhir Desember 2016)... sedikit di bawah batas atas Bollinger Band @ 2744 sebagai resistensi... daya beli saham ini mase kuat @ stochastic, walo mulai mendekati AREA JENUH BELI seh ... secara sederhana: tekanan bearish (turun harga) 2016-2017 tlah sirna, mungkin disebabkan oleh faktor fundamental kebijakan pemerintah yang kondusif bwat pgas ... 2700an mulai terasa hangat oleh nyala gas harga saham ini :)
🌳
per tgl 18 Januari 2018: 
ekspektasi: secara teknikal stochastic tren harga saham PGAS dah masuk area JENUH BELI, time2sell ... juga uda breaking through up a lot lwat batas atas bollinger band ... tapi secara tren: BULLISH jangka PENDEK, jauh di atas MA 20D @ 1800.75... secara sederhana: bole jual dulu, siap2 tetap naek lage mungkin bisa k 2500, dah tampak sinyal seh :)

🌵

Bisnis.com, JAKARTA - Samuel Sekuritas memproyeksikan IHSG kian mendekati level 6.500.
Tim analis Samuel Sekuritas menyebutkan IHSG telah membentuk All Time High baru di 6,452.51 meski ditutup sedikit melemah.
Tech. Analyst melihat hal tersebut cukup untuk IHSG terus naik menuju 6,500. Ada potensi Tech. Correction sebagai aksi taking profit wajar namun seharusnya IHSG tetap bertahan di atas 6,400.
Mereka juga menyebutkan kecil kemungkinan IHSG turun di bawah 6,350 namun bila terjadi, hal tersebut perlu diwaspadai.
Untuk hari ini, mereka mrekomendasikan saham DOID, BBTN, EXCL dan BNLI.
Berikut saham-saham yang direkomendasikan hari ini
Buy : DOID, BBTN, EXCL, SMRA dan BNLI
Sell : PGAS dan WIKA
> BBTN naik dalam Uptrend
> DOID telah Breakout untuk mengawali Uptrend
> BNLI segera Breakout untuk mengakhiri Downtrend
> EXCL dan SMRA mengakhiri Tech. Correction dan di awal Uptrend
> PGAS dan WIKA mengawali Tech. Correction dan di awal Uptrend

Comments

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)

terkait fundamental saham ENERGI n TAMBANG (3) (pgas, adro, indy, bumi, antm, elsa)