analisis fundamental: saham otomotif (asii, imas, masa)

🚗
Tabel THS pada taon Shio Kelinci Air:



Bisnis.com, JAKARTA – PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) terus mematangkan peluang untuk memasarkan merek Kia di Tanah Air. Perusahaan juga melihat peluang untuk merakit merek asal Korea Selatan itu di Tanah Air.
Soebronto Laras, President Commissioner IMAS, mengatakan perusahaan berniat untuk memasarkan Kia kendati upaya itu tidak mudah. Perusahaan juga tengah mengkalkulasi secara matang apakah akan mendatangkan secara utuh atau merakit di dalam negeri.
“Iya ada isunya begitu, insyaallah. Ada dua alternatif impor completely built-up [CBU] atau kami memurahkan dengan cara merakit di sini. Merakit di sini alternatifnya, dulu Kia sudah dirakit juga di sini di Pulo Gadung,” ujarnya saat ditemui di Jambore Suzuki Club 2019 di Jakarta, akhir pekan lalu.
Soebronto menjelaskan Kia pernah dirakit di PT National Assemblers, Pulo Gadung. Namum, karena kerja sama Korea dan Asean membuat impor CBU dari Korea menjadi lebih murah sehingga importir lama memutuskan mendatangkan impor CBU.
Dia menuturkan saat ini anak perusahaan di bawah Indomobil Group memiliki beberapa pabrik seperti Nissan dan Hino di Purwakarta. Ada pula Suzuki di Bekasi dan Cikarang yang memiliki kapasitas 220.000 unit per tahun.
Indomobil, katanya, melihat peluang untuk merakit secara lokal sekaligus menghidupkan kembali pabrik milik perusahaan. Namun, dia belum bisa memastikan pabrik milik Indomobil yang mana yang akan dipakai untuk merakit Kia.
"Nanti tinggal kami lihat untuk menghidupkan pabrik, bagus enggak kalau kami ambil," katanya.
Indomobil telah secara resmi menjadi agen pemegang merek (APM) KIA dengan mendirikan perusahaan bernama PT Kreta Indo Artha (KIA). Perusahaan itu akan menggantikan PT Kia Mobil Indonesia (KMI) yang sebelumnya menjadi APM dan importir KIA sejak 2000.
🍓
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Jasamarga Properti akan kebut pembangunan 31 tempat istirahat dan pelayayanan atawa rest area di ruas tol jelang Lebaran. Adapun untuk investasinya sendiri diproyeksikan membutuhkan sekitar Rp 4 juta untuk tiap meter persegi.
Tita Paulina Purbasari, Direktur Teknik PT Jasa Marga Properti menyebutkan bahwa proyek terbanyak akan berada di beberapa titik ruas tol Trans Jawa. "Di Trans Jawa kami ada 27 rest area," ujarnya di Jakarta, Rabu (13/2).


Untuk ruas tol yang berada di tol Trans Jawa, Tita menyebutkan berada di Purbaleunyi, Palikanci, Batang-Semarang, Solo- Nganjuk, Ngawi-Kertosono, Pandaan-Malang, Mojokerto-Surabaya, dan Gempol-Pasuruan. Sedangkan untuk ruas tol lainnya berada di ruas tol Kualanamu-Tebing Tinggi, Balikpapan-Samarinda dan Manado-Bitung.
Ia pun tak menampik meski dikebut, layanan di rest area tersebut tidak akan langsung 100%. Hanya saja, ia memastikan setidaknya akan ada toilet, musholla, dan pujasera di tiap rest area.
Tita mencontohkan seperti rest area di ruas Semarang-Batang KM 379A yang mana saat ini rest area bersifat fungsional saja, akibatnya rest area di sana masih gelap. Namun, jelang Lebaran ia pun menegaskan akan mempercepat pembangunan tol guna memberikan kenyamanan kepada para pengguna sehingga bisa beristirahat dengan nyaman.
Hubby Ramdhani, General Manager Tempat Istirahat & Pelayanan PT Jasamarga Properti menambahkan untuk tempat pengisian bahan bakar, juga akan ada beberapa titik di rest area besar yang sudah ada SPBPU besar. Sedangkan untuk rest area kecil yang belum terdapat SPBU, ia bilang akan berkoordinasi dengan Pertamina untuk bbm portable atau kemasan.
Dian Takdir Badsyah, Direktur Keuangan & Pengembangan PT Jasamarga Properti menyebutkan bahwa untuk pembangunan ke-31 rest area yang sedang dilakukan perusahaan sangat beragam nilai investasinya lantaran tergantung besarnya rest area. "Tergantung besaran luasan yang kami bangun, sebagai informasi yang bisa kami sampaikan investasi yang kami bangun kami anggarkan di Rp 4 juta per m2," ujarnya.

Untuk perkiraan investasi dari 31 rest area tersebut disebutnya sangat besar. Ia bilang dalam pembangunan akan dilakukan selama 3 tahun, dengan begitu perusahaan menilai investasinya mencapai Rp 1,1 triliun - Rp 1,2 triliun dalam periode tersebut. Untuk sumber dananya sendiri, ia menyebutkan berasal dari perusahaan induknya.

🍍

Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. menolak berkomentar soal isu divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). Seperti diberitakan sebelumnya, mitra Astra dalam kepemilikan Bank Permata yakni Standard Chartered PLC telah menyatakan siap melepas saham.
No comment dari pihak kami,” kata Direktur Astra International yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Permata, Suparno Djasmin kepada Bisnis, Selasa (26/2/2019).
Pihak PT Standard Chartered Bank Indonesia juga belum memberikan komentar. Konfirmasi terakhir yang diterima Bisnis pada akhir Januari 2019 hanya mengatakan bahwa perusahaan menilai kabar divestasi saham adalah spekulasi pasar.
Kendati demikian, rencana melepas kepemilikan saham StanChart di Bank Permata telah diungkapkan secara resmi oleh Bill Winters, Group Chief Executive Standard Chartered yang berbasis di London.
Dalam keterangan yang dipublikasikan di situs resmi Standard Chartered pada Selasa (26/2/2019), Bill Winters mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari upaya untuk merombank bisnis secara fundamental selama tiga tahun terakhir. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja agar tumbuh dua digit pada 2021.
"Mengurangi hambatan bisnis akibat capaian kinerja yang rendah dari beberapa pasar, termasuk India, Korea, UEA, dan Indonesia," katanya dalam keterangan resmi tersebut.
Standard Chartered dan Astra International masing-masing memiliki saham Bank Permata sebesar 44,56%. Sisa saham Permata dimiliki publik 10,88%. 
Adapun kabar divestasi saham Bank Permata telah bergulir beberapa waktu terakhir. Sejumlah investor sempat mewarnai pemberitaan soal hal tersebut. 

Setelah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, bank Jepang juga sempat dikabarkan berminat menjadi pemegang saham mayoritas. Nama-nama bank Jepang sempat diisukan hendak jadi investor adalah Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho Financial Group (MFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG). Sebanyak tiga dari empat nama tersebut memiliki afiliasi dengan bank di Tanah Air.
🍄


Jakarta, Beritasatu.com – Pemanfaatan kapasitas produksi terpasang (utilisasi) industri ban di dalam negeri saat ini hanya sekitar 60%. Dari total kapasitas produksi terpasang sebanyak 80-90 juta unit per tahun, industri hanya memproduksi 50-55 juta unit per tahun.
Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengungkapkan, minimnya utilisasi tersebut disebabkan rendahnya daya saing produk ban lokal. "Susah, lelah kami ngomongnya," kata Aziz kepada Investor Daily, belum lama ini.
Dia menyebut, ketiadaan industri hulu membuat industri ban masih harus menggantungkan bahan baku dari impor. Selain itu, harga gas yang masih juga tinggi, membebani ongkos produksi.
Dia menambahkan, upah minimum regional (UMR) yang terus naik dan tidak diimbangi peningkatan produktivitas juga semakin memberatkan industri. Kondisi ini, kata Aziz, diperparah dengan lesunya permintaan ekspor di tahun 2019. Padahal, ekspor menyumbang sekitar 70% dari total produksi ban lokal. "Di Timur Tengah suhu politik masih terus memanas, Eropa juga kondisi ekonomi belum pulih, sementara efek perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok juga belum reda," ungkap Aziz.
Industri, menurut dia, telah berusaha untuk mengembangkan ekspor ke pasar-pasar baru untuk menyiasati lemahnya permintaan dari pasar-pasar tradisional tersebut. "Kami sudah coba ke Kazakhstan dan pasar-pasar lainnya, tapi di sana juga sudah ada kompetitor yang lebih kuat seperti Turki, India, dan Tiongkok yang memiliki industri hulu hingga hilir, kan ngeri. Secara geografis mereka juga sangat diuntungkan karena lebih dekat dengan negara tujuan ekspor," terang dia.
Aziz menambahkan, pasar dalam negeri juga belum menguntungkan bagi produsen ban lokal. Masih maraknya ban impor di pasar domestik membuat ban lokal sulit untuk menjadi Tuan Rumah di negeri sendiri. Terlebih, ban-ban tersebut dijual dengan harga jauh lebih murah dengan kualitas yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. 
🍑


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) tampaknya masih akan tumbuh dari segi market share. Meski data total penjualan mobil baik dari merek Astra maupun non-Astra menurun pada Januari 2019. Penurunan terbesar terjadi pada pabrikan mobil non-Astra.
Sekadar informasi, penjualan mobil nasional pada Januari 2019 turun 15,36% secara tahunan. Penurunan penjualan mobil Januari 2019 ini merupakan yang terdalam sejak 2009.  Sedangkan, penjualan Astra turun 7,77% ke 42,204 unit dari periode sebelumnya 45,760


Hampir semua agen tunggal pemegang merek (ATPM) mengalami penurunan penjualan selama periode tersebut. Besaran penurunan penjualan ATPM tersebut mulai dari 1%-28%.
Analis Danareksa, Stefanus Darmagiri menilai penurunan penjualan tidak hanya terjadi pada ASII. Melainkan pada semua dealer mobil lainnya. Seperti Mitsubishi, Honda, Suzuki, Nissan dan lainnya. Hanya saja menurut Stefanus, penurunan penjualan di Astra tak sedalam penurunan di dealer mobil lain.
“Secara nasional memang penurunan penjualan terjadi pada semua merek mobil. Tetapi, Astra masih bisa me-maintain market share mereka di angka 52%,” sebut Stefanus kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2).
Analis RHB Sekuritas, Andrey Wijaya juga meyakini bahwa volume penjualan ASII yang lebih rendah bulan lalu didorong oleh volume penjualan yang meningkat tahun lalu sebesar 11% (YoY) serta harga jual yang lebih tinggi atau diskon penjualan yang lebih rendah.

“Kalau dilihat Astra mencatat penurunan penjualan yang lebih kecil dibanding kenaikan pangsa pasar 52% tahun ini,” tandas Andrey dalam risetnya 15 Februari 2019.
🍒



Persaingan ketat industri otomotif diproyeksikan tetap berlanjut hingga tahun ini. Kehadiran produk baru dari sejumlah pabrikan otomotif, khususnya jenis kendaraan yang paling diminati konsumen Indonesia, masih berlanjut. Kondisi ini akan menekan dominasi PT Astra International Tbk (ASII) yang berakibat terhadap sulitnya mendongkrak keuntungan dari bisnis ini ke depan
Sinarmas Sekuritas menyebutkan bahwa berlanjutnya perang industri otomotif dapat dilihat dari rencana peluncuran produk baru, seperti Nissan yang bakal meluncukan produk baru New Livina. Produk tersebut menggunakan platform yang sama dengan Mitsubishi Xpander.
Begitu juta pabrikan otomotif Honda kemungkinan melakukan perubahan (minor change) produk Honda Mobilio pada kuartal I-2019. Begitu juta dengan Mitsubishi Xpander dan Suzuki Ertiga diperkirakan melakukan minor change, seiring dengan sengitnya persaingan penjualan untuk produk MPV bawah ini.
Selain itu, pabrikan otomotif Tiongkok juga tidak mau ketinggalan dalam merebut hati pelanggan otomotif di pasar Indonesia. Analis SinarmasSekuritas Richardson Raymond mengatakan, pabrikan otomotif Wuling berniat meluncurkan mobil SUV Wuling Almaz dan pabrikan DFSK juga akan meluncurkan DFSK Glory 560. Kedua pabrikan otomotif tersebut diperkirakan juga melakukan minor change produk yang sudah ada di pasar agar tidak kehilangan pangsa pasarnya ke depan.

Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di  https://subscribe.investor.i
🍓

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan jurus baru pemerintah dalam menyederhanakan kemudahan ekspor. Itu tertuang dalam Peraturan Dirjen BC nomor PER-01/BC/2019 tanggal 1 Februari 2019.

Sri Mulyani menyebut adanya aturan tersebut bisa menciptakan efisiensi bagi pengusaha yang mengekspor kendaraan bermotor dalam bentuk jadi (completely build up/CBU).

"Menurut estimasi, simplifikasi itu yang terbesar jumlah total cost efisiensi Rp 314,4 miliar per tahun," katanya saat berkunjung ke Pelabuhan Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/2/2019).


Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh PT Astra Daihatsu Motor, menunjukkan adanya penurunan average stock level atau tingkat stok rata-rata sebesar 36% dari 1.900 unit per bulan menjadi 1.200 unit per bulan.

"Kalau stock level bisa diturunkan rata-rata 36% maka ada efisiensi baik di penumpukan gudang eksportir, juga perusahaan lebih kompetitif," ujarnya.

Kebutuhan truk untuk transportasi juga turun sebesar 19% per tahun sekitar Rp 685 juta dari 26 unit menjadi 21 unit, dan biaya logistik yang terdiri dari manhour, trucking cost, direct dan indirect materials turun hingga 10%.


"Kita estimasi penurunan biaya itu bisa mencapai 19% per tahun. Dengan demikian perusahaan akan dapat manfaat dalam bentuk biaya ongkos logistik yang turun," jelasnya.

Berikutnya, studi juga dilakukan oleh Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP), yang mana menurut Sri Mulyani terjadi penurunan biaya logistik terkait storage dan handling menjadi sebesar Rp 600 ribu per unit.

"Itu bisa membuat industri mobil kita lebih kompetitif. Juga biaya truk hemat Rp 150 ribu per unit. Jadi (penghematannya) Rp 750 ribu totalnya (per unit mobil)," tambahnya.

(hns/hns)
🍋


Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
Tahun lalu menyisakan catatan manis pada kinerja ekspor kendaraan utuh otomotif Indonesia. Sepanjang 2018, total pengapalan kendaraan utuh (Complete Build Up/CBU) bermerek Toyota menembus angka 206.600 unit atau naik positif sebesar 4% dari capaian 2017 yang berjumlah 199.600 unit. Angka ini mengukir rekor tertinggi dalam sejarah kegiatan ekspor dalam negeri.
Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan bahwa performa ekspor CBU Toyota tetap naik positif di tengah situasi perang dagang dan proteksi di beberapa negara.
"Hal ini tidak terlepas dari upaya kami untuk selalu kompetitif serta sinergi dan dukungan yang kuat dari Pemerintah Indonesia, sehingga kinerja ekspor Toyota dapat terjaga walaupun kondisi makro-ekonomi dunia cenderung kurang menguntungkan," ungkap dia melalui keterangan resminya di Jakarta.
Model SUV Fortuner masih menjadi kontributor terbesar ekspor CBU Toyota dengan catatan sebesar 52.600 atau sekitar 25% dari total ekspor CBU Toyota. Posisi kedua ditempati model Avanza dengan total 35.300 (17%). Rush menjadi kontributor terbesar ketiga terhadap performa ekspor CBU Toyota dengan jumlah pengapalan sebanyak 34.100 unit (17%). Di tempat keempat diduduki Agya dengan volume ekspor 31.000 (15%). Vios berada di tempat kelima dengan kontribusi sebanyak 23.100 unit (11%).
Selain lima besar kontributor ini, model CBU ekspor bermerek Toyota lainnya adalah Kijang Innova, Yaris, Sienta, Town Ace atau Lite Ace dengan jumlah volume 30.500 unit.
Selain dalam bentuk CBU, pada periode yang sama TMMIN telah mengekspor kendaraan dalam bentuk terurai atau Completely Knock-Down (CKD) sebanyak 42.700 unit, mesin tipe TR dan NR sebanyak 146.000 unit, serta komponen sebanyak 107,6 juta buah.
Pada 2018, beberapa capaian positif kinerja ekspor juga telah ditorehkan. Mengawali 2018, destinasi ekspor model SUV Toyota Rush telah diekspansi yang awalnya hanya dikapalkan ke Malaysia, kini ke lebih dari 50 negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin.
Selanjutnya, Toyota menandai tercapainya 1 juta volume kumulatif ekspor CBU bermerek Toyota di September. Toyota pun meraih penghargaan Primaniyarta untuk yang kesembilan kalinya dalam kategori Eksportir Berkinerja pada Oktober. Penghargaan ini diberikan oleh Kemeterian Perdagangan.

Selain itu, menutup 2018, di akhir November Toyota meraih dua penghargaan dari Bank Indonesia atas konsistensi mengelola investasi dan ekspor.

🍅


Bisnis.com, JAKARTA—Emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk. (MASA) menyiapkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengganti jajaran direksi dan susunan komisaris.

Langkah tersebut merupakan tindak lanjut setelah 80% saham perseroan diakuisisi oleh perusahaan ban asal Prancis, Michelin. Adapun, MASA dan Michelin melakukan perjanjian jual beli saham pada 22 Januari 2019.

Dalam keterbukaan informasi, Direktur Multistrada Arah Sarana Ade Bunian Moniaga menyampaikan, perseroan akan mengadakan RUPSLB pada 20 Maret 2019. Agenda rapat ialag persetujuan atas perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perusahaan.

“Keterangan mengenaik tempat dan waktu pelaksanaan rapat akan diumumkan kepada pemegang saham,” paparnya dalam keterbukaan informasi akhir pekan ini.

Sebelumnya, Michelin berencana mengakuisisi 80% saham Multistrada Arah Sarana senilai US$439 juta. Selain mengakuisisi MASA, Michelin juga mengakuisisi 20% kepemilikan pada PT Penta Artha Impressi dan 50 hektare lahan.

Sejak 2017, perusahaan pabrik ban asal Prancis itu memesan langsung ban motor pada Multistrada. Setelah kerja sama tersebut, Michelin menyatakan ketertarikan dan memberikan harga penawaran premium.

Pada penutupan perdagangan Jumat (1/2/2019), saham MASA melesu 0,66% menuju Rp755. Harga menguat 4,86% sepanjang 2019, dan melonjak 143,55% dalam 6 bulan terakhir.

Dengan kurs sebesar Rp14.200, nilai akuisisi MASA oleh Michelin setara dengan Rp6,23 triliun. Jika dihitung berdasarkan volume saham beredar, maka Michelin akan mengakuisisi 7.346.357.556 saham emiten dengan sandi MASA tersebut.

Artinya, jika membayar hingga Rp6,23 triliun, Michelin menyerap saham MASA seharga Rp848,55 per lembar. Harga tersebut terbilang premium dibandingkan harga saham MASA secara actual.



🍔



Bisnis.com, JAKARTA – PT RHB Sekuritas menilai Mizuho Financial Group (MFG) akan menjadi pembeli potensial saham PT Bank Permata Tbk. Bank asal Jepang tersebut telah lama memasang mata ke industri perbankan Tanah Air. 
“Kami yakin pemegang saham mayoritas Bank Permata, Astra dan Standard Chartered terbuka terhadap kemungkinan divestasi,” kata analis RHB Sekuritas Alvin Baramuli dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (21/1/2019).
Dalam riset yang dilakukan 20 Desember 2018, Alvin menjelaskan bahwa investasi yang digelontorkan pemegang saham pengendali (PSP) akan lama mencapai titik impas. Pasalnya emiten berkode saham BNLI membukukan pendapatan kurang dari Rp1 triliun. 
Alvin juga menjabarkan bahwa valuasi BNLI tergolong murah dibandingkan dengan bank besar lain. Dengan kondisi perseroan saat ini, pemegang saham dapat melepas kepemilikan di bawah satu kali nilai buku atau 1x PBV (price to book value). 
Seperti diketahui dalam beberapa tahun terakhir, dua bank dalam negeri telah dicaplok oleh investor Jepang. PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. dibeli oleh Sumitomo Mitsui Bangking Corporation (SMCB) pada 2013 dengan valuasi 4,5x PVB. Kemudian pada 2017—2018 Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan 2x PBV. 
Bisnis mencatat isu pelepasan saham BNLI oleh PSP telah muncul sejak tahun lalu. Setelah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, kini giliran bank Jepang disebut-sebut berminat mengakuisisi.
PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered Bank selaku PSP berulang kali menyatakan komitmen untuk tetap berada di Bank Permata. Keduanya berbagi rata 89,12% kepemilikan BNLI
Kepala Riset Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan wacana penjualan saham dan masuknya investor baru tepat dimunculkan untuk bank yang memiliki valuasi murah. Pun tidak ada larangan memunculkan wacana pelepasan saham. Pemegang saham saat ini dan juga bank akan mendapat untung karena mendapat sentimen positif. 

Adapun seperti diberitakan Bisnis, Senin (21/1/2018) siang, BNLI menjadi pendorong utama terhadap berlanjutnya penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir sesi I perdagangan. Saham Bank Permata melesat 23,40%. 

🍑


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Michelin akhirnya mengumumkan akuisisi 80% saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), Selasa (22/1). Michelin akan membayar US$ 439 juta untuk 80% saham MASA. Dengan kurs Rp 14.200 per dollar AS, nilai akuisisi ini mencapai Rp 6,23 triliun.

Dalam pengumuman, Michelin mengungkapkan akan menggelar tender offer untuk membeli seluruh sisa saham MASA di harga yang sama dengan harga pembelian 80% saham, sesuai dengan aturan pasar modal Indonesia. Michelin akan membayar akuisisi ini dari dana internal.
"Akuisisi Multistrada merupakan peluang bagi Michelin untuk memperluas operasional di Indonesia, negara berpenduduk terpadat di Asia Tenggara dan langsung mendapatkan kapasitas produksi yang kompetitif dan berkualitas tanpa menciptakan fasilitas manufaktur baru," kata Jean-Dominique Senard, Chief Executive Officer of the Michelin Group dalam pengumuman akuisisi.


Multistrada memiliki kapasitas produksi lebih dari 180.000 ton ban. Memanfaatkan keahlian teknisnya, Michelin akan secara bertahap mengubah produksi ban mobil penumpang tier 3 ke merek tier 2 Michelin Group sehingga memungkinkan lebih banyak produksi tier 1 di pabrik Asia lain dan mendukung pertumbuhan permintaan volume tier 2 di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Selain akuisisi 80% saham MASA, Michelin akan mengakuisisi 20% saham PT Penta Artha Impressi. Lewat akuisisi saham perusahaan ritel ini, Michelin akan mendorong pemasaran dan penjualan merek-merek Michelin Group di Indonesia.
"Kami bangga dengan pencapaian Multistrada dan kami yakin Michelin adalah partner ideal untuk membawa Multistrada ke era pertumbuhan dan sukses untuk keuntungan stakeholders dan para pegawai," kata Pieter Tanuri, Chief Executive Officer Multistrada.

Menurut hitungan Michelin, Multistrada, termasuk 20% saham Penta dan 50 hektare lahan yang tersedia, memiliki nilai perusahaan hingga US$ 700 juta, mewakili 6,3 kali EBITDA dalam 12 bulan hingga 30 September 2018. Produsen ban ini memperkirakan potensi sinergi manufaktur, penjualan, dan pembelian akan mencapai hingga US$ 70 juta per tahun dalam tiga tahun setelah akuisisi.

🍐



TEMPO.COJakarta - Penjualan mobil di Cina mengalami penurunan 13 persen pada Desember 2018. Data Asosiasi Produsen Otomotif Cina menyebutkan penjualan terus menurun secara berturut-turut selama enam bulan, membuat penjualan tahunan menjadi 28,1 juta, turun 2,8 persen dari tahun sebelumnya.
Kondisi tersebut berbeda dengan penjualan mobil di Indonesia sepanjang 2018 mencapai 1.151.413 unit, lebih tinggi dibandingkan penjualan 2017 sebanyak 1.079.886 unit, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo.
Grup Astra International melalui merek Toyota, Daihatsu, Isuzu dan Peugeot, mendominasi separuh dari penjualan mobil sepanjang 2018, sebanyak 582.446 unit. Dengan hasil itu, maka grup Astra memiliki market share sebesar 51 persen. Sedangkan produk dari merek non-Astra tercatat sebanyak 568.967 unit.
Toyota dan Daihatsu menjadi tulang punggung dengan penjualan total masing-masing 353.471 unit dan 202.738 unit. Isuzu menyumbang 26.098 unit penjualan mobil, sedangkan Pegueot 139 unit. Dari merek non-Astra, Mitsubishi menjadi salah satu pesaing dengan penjualan 194.331 unit, diikuti Honda sebanyak 162.170 unit serta Suzuki 118.014 unit mobil.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, memproyeksikan penjualan mobil di Indonesia bertahan di angka 1,1 juta unit pada 2019. "Kami melihat pertumbuhan ekonomi nasional 5,2 persen, jadi mirip dengan saat ini. Sekarang kami tidak mau bicara yang muluk-muluk karena targetnya juga 1,1 juta unit, atau stagnan," kata Jongkie.
Tak hanya mobil, Data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mencatat penjualan sepeda motor pada 2018 sebanyak 6,38 juta unit. Jumlah penjualan itu naik 8,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Honda masih menjadi penguasa pasar. Yamaha yang meraih penjualan sebanyak 1,45 juta unit memantapkan posisi sebagai posisi kedua pangsa pasar sepeda motor nasional. Yamaha meraih 22,8 persen pangsa pasar pada 2018.
"Selain itu, pabrikan juga terus aktif mengeluarkan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan gaya hidup masyarakat masa kini," kata Public Relation Department PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Indonesia Antonius Widiantoro kepada Bisnis, Selasa 15 Januari 2019.

ANTARA | BISNIS


🍆

KOMPAS.com — Sejak pertama kali didirikan pada 2010, perusahaan teknologi ride sharing Go-Jek telah berkembang menjadi salah satu startup unicorn (valuasi di atas 1 miliar dollar AS) di Indonesia. Setelah melewati sejumlah sesi pendanaan yang meraup dana triliunan rupiah dengan melibatkan berbagai investor beken seperti Google, Tencent, JD, hingga Astra dan GDP Venture, belum banyak yang mengetahui struktur internal Go-Jek. Belakangan, beredar bocoran informasi dari firma konsultasi investasi Momentum Works soal itu. Dokumen tersebut berasal dari berkas-berkas yang diserahkan Go-Jek dalam proses sesi pendanaan terkini.  Informasi dari Momentum Works membeberkan sebagian komposisi dewan direksi dan dewan komisaris Go-Jek, berikut beberapa pemegang sahamnya. Susunan dewan direksi Menurut keterangan Momentum Works yang dihimpun KompasTekno dari Deal Street Asia, Selasa (27/11/2018), CEO sekaligus pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim, duduk di kursi dewan direksi bersama enam orang lain yang sebagian besar merupakan koleganya. Nadiem disebutkan memiliki 58.416 lembar saham atau 4,81 persen dari total saham Go-Jek. Ia merupakan individu pemegang saham terbesar di perusahaan. Selain Nadiem, anggota dewan direksi termasuk Chief Information Officer Go-Jek, Kevin Aluwi,  memegang 205 lembar saham. Kevin pernah bekerja dengan Nadiem di e-commerce Zalora pada 2012. Dewan direksi juga diisi Presiden Direktur Go-Jek Andre Soelistyo. Andre bergabung pada 2016 dari firma investasi Northstar Group yang berinvestasi di Go-Jek pada 2015 dan pernah bekerja di startup fintech Kartuku. Go-Jek mengakuisisi Kartuku pada 2017. Kemudian, ada Chief Commercial Officer Antoine de Carbonnel yang memegang 1.923 lembar saham. Seperti Andre, Carbonnel juga bergabung pada 2016 dan pernah menjadi presiden direktur di Kartuku. Tiga anggota dewan direksi lainnya adalah Hans Patuwo yang merupakan principal firma konsultasi McKinsey tempat Nadiem sempat bekerja selama tiga tahun, serta Monica Lynn Mulyanto dan Thomas Kristian Husted. Ketiganya tidak memiliki saham di Go-Jek. Susunan dewan komisaris Selain di dewan direksi, menurut informasi dari Momentum Works, Nadiem juga menduduki kursi dewan komisaris sebagai ketua. Ada sembilan anggota di dewan komisaris—termasuk Nadiem—yang bertindak sebagai perwakilan para investor besar. Anggota dewan komisaris Go-Jek mencakup Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, Direktur Toba Bara Pandu Patria Sjahrir, CEO Blili.com dan COO GDP Venture Kusumo Martono. Kemudian ada Managing Director and Head of Southeast Asia Warburg Pincus Jeffrey Perlman, George Raymond Zage III dari Farallon Capital Asia, Principal Capital Group  Hotak Chow, Zhahui Li dari Tencent Investment, dan Direktur Temasek Pradyumna Agrawal. Baca juga: Investasi Baru, Valuasi Go-Jek Disebut Bisa Tembus Rp 137 Triliun Sesuai dengan ketentuan perseroan terbatas di Indonesia, Go-Jek memiliki struktur organisasi yang terdiri dari pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi. Dewan direksi Go-Jek bertanggung jawab atas manajemen dan operasional perusahaan. Sementara dewan komisaris melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan oleh dewan direksi. Tanggung jawab lain dari dewan komisaris termasuk meninjau rencana kerja dewan direksi, dan menyusun laporan tahunan untuk rapat pemegang saham. Ada juga kewenangan untuk menentukan remunerasi dan memberhentikan anggota dewan direksi. KompasTekno telah meminta tanggapan Go-Jek mengenai informasi dari Momentum Works di atas, namun belum memperoleh keterangan. Soal pendanaan yang didapat Go-Jek, dalam sesi pendaan terkini yang diinisiasi pada Oktober 2018, Go-Jek disinyalir bakal mendapat kucuran dana segar antara 1,5 miliar hingga 2 miliar dollar AS. Sesi pendanaan itu membuat valuasi Go-Jek diprediksi bakal ikut terdongkrak menjadi sekitar 10 mililar dollar AS, atau lebih dari Rp 145 triliun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Struktur Perusahaan Go-Jek Terungkap dari Bocoran Dokumen", https://tekno.kompas.com/read/2018/11/27/12320057/struktur-perusahaan-go-jek-terungkap-dari-bocoran-dokumen
Penulis : Oik Yusuf
Editor : Reska K. Nistanto

🚗

JAKARTA ID- Toyota Indonesia telah mengekspor 173.700 mobil utuh atau completely built up (CBU) sepanjang Januari-Oktober 2018 ke lebih dari 80 negara di dunia.

"Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hasil ini tetap positif, naik dua persen dari 170.400 unit," kata Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono di Jakarta, Rabu.

Pada keterangan persnya yang diterima Antara, ia menyatakan bersyukur Toyota Indonesia masih memperoleh pertumbuhan ekspor dan akan tetap berusaha meningkatkan kinerja ekspornya, meskipun kondisi perekonomian global terutama negara-negara tujuan ekspor masih belum stabil.

"Beberapa negara tradisional tujuan ekspor Toyota Indonesia masih mengalami resesi ekonomi. Kondisi ini dimanfaatkan Toyota Indonesia untuk tetap bisa menjaga efisiensi produksi dan kualitas global, sehingga tetap kompetitif dengan negara lain," kata Warih.

Untuk itu, lanjut dia, Toyota Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing melalui peningkatan kualitas dan penggunaan material lokal sebanyak mungkin. Daya saing menjadi kunci utamanya," ujar Warih.

Dari total ekspor Toyota Indonesia itu, kendaraan sport utility vehicle (SUV) 


  • Fortuner masih mendominasi kontribusi ekspor CBU sebesar 25% dengan angka 43.400 unit.

Posisi kedua ditempati 


  • Avanza sebanyak 30.700 unit (18%), kemudian Agya 27.200 unit (16%), dan New Rush sebanyak 25.600 unit (15%).

Selain itu Toyota juga mengekspor sedan


  •  Vios yang menjadi satu-satunya sedan yang diproduksi di Indonesia, dengan angka 20.300 unit.

"Meskipun sedan kecil ini bukan primadona di pasar domestik, tetapi produksi dan kinerja ekspor Vios membuktikan seberapa besar komitmen Toyota di Indonesia," kata Warih.

Selain kendaraan CBU, Toyota Indonesia juga mengekspor mobil dalam bentuk terurai utuh (completely knocked down/CKD). Pada Januari-Oktober 2018 Toyota ekspor 35.500 unit mobil CKD dari pabrik Karawang, Jawa Barat.

Sebagai bagian dari rantai pasok dunia (global supply chain), Toyota Indonesia juga mengekspor komponen kendaraan bermotor, dengan total 81,9 juta keping, dan ekspor mesin dalam bentuk utuh (engine assy), yakni 37.300 unit tipe TR dan 87.800 unit tipe RNR.

"Konsistensi dan keberhasilan ekspor Toyota dari Indonesia menunjukan bahwa posisi Indonesia sangat strategis bagi jaringan global Toyota," ujar Direktur TMMIN Bob Azzam menambahkan.

Tidak hanya itu, untuk meningkatkan daya saing, Toyota Indonesia menggalakkan penciptaan SDM lokal berkualitas lewat pendidikan Toyota Indonesia Academy (TIA) dan program vokasi sesuai strategi pemerintah.

Atas kinerja ekspor tersebut Toyota Indonesia melalui TMMIN menerima penghargaan untuk kategori Pengelola Utang Luar Negeri Terbaik dan Responden Statistik Terbaik dari Bank Indonesia (BI), serta tercatat sebagai nominator penghargaan Penyumbang Devisa Terbaik.

Kedua penghargaan tersebut diserahkan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada Presiden Direktur TMMIN, Warih Andang Tjahjono dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2018, kemarin (27/11) di Jakarta.

Dalam periode 2014 hingga Juli 2018 neraca perdagangan TMMIN mencatatkan net ekspor sebesar kurang US$ 2,9 juta atau sekitar Rp43 triliun rupiah. (gor)

🌹


mirae: PT Astra Internasional Tbk (ASII) melalui anak usahanya PT Astra Tol Nusantara menguasai 34,71 persen ruas tol Trans Jawa yang sepanjang 870 km.

Secara akumulasi, Astra Tol Nusantara memiliki kepemilikan atas 353 kilometer (km) ruas tol, termasuk sebagian besar tol Trans Jawa. PT Astra Tol Nusantara berada di bawah grup Astra Infra bersama dengan PT Astra Nusa Perdana yang bergerak di bidang infrastruktur logistik.

Presiden Direktur Astra Infra Djap Tet Fa menuturkan dari 353 km tol milik Astra, sepanjang 270 km telah beroperasi. Hingga tahun 2019, perseroan menargetkan kepemilikan atas 500 km ruas tol. (dk)

🌹

Jakarta - Pasar otomotif tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun lalu karena perekonomian stabil dan daya beli konsumen membaik.
PT Toyota Astra Motor (TAM) merasakan dampaknya karena setiap bulannya penjualan mobil TAM tumbuh, terutama di segmen MPV dan SUV. Sepanjang tahun ini, TAM menargetkan penjualan mobil mencapai 390.000 unit dan TAM tetap menjadi market leaderpenjualan mobil nasional.
Head of Media Relation PT TAM Dimas Aska mengatakan Toyota masih menjadi brand yang tetap dicari konsumen, meskipun banyak pemain baru yang meramaikan pasar otomotif, termasuk pemain dari Tiongkok.
"Kami masih menjadi Big Five penjualan mobil nasional dan kami tetap berada di posisi teratas," ujar dia ketika ditemui dalam acara Journalist Workshop Astra, di Jakarta, Selasa (27/11).
Ia menuturkan segmen MPV masih menjadi favorit karena memang sesuai kantong dan kapasitas penumpang untuk keluarga Indonesia. Sedangkan SUV diminati karena mengikuti perkembangan gaya hidup. Fakta menariknya, selain laris di domestik, SUV Toyota juga laku di pasar ekspor.
Innova dan Avanza masih mendominasi penjualan di segmen MPV, sementara untuk Fortuner masih menjadi favorit untuk pasar ekspor. Fortuner sangat laris di Timur Tengah dan setiap tahunnya Toyota selalu meraih penghargaan dari pemerintah atas kontribusi ekspornya.
Industri otomotif masih seksi karena sudah dijadikan sebagai kebutuhan hidup dan mendorong ekonomi.Tanpa otomotif, pertumbuhan ekonomi stagnan
Sepanjang tahun ini, TAM juga mengikuti dua pameran otomotif terbesar Indonesia International Motor Show (IIMS) dan Gaikindo International Auto Show (GIIAS) dimana keduanya sukses dan berjalan lancar. Kedua pameran ini juga berkontribusi terhadap penjualan TAM secara keseluruhan.
Tidak hanya mengejar penjualan, TAM juga peduli terhadap sekitar melalui beberapa CSR Activity yang sukses seperti Toyota Dream Car Art Contest, Organic Village, Taman Lalu Lintas Bandung.
Ia mengatakan penjualan mobil tahun depan juga membaik karena ada pemilu. Dimas menilai pemilu mempengaruhi penjualan mobil karena ada euforia namun dampak secara angkanya belum dihitung.
" Tahun depan, penjualan mobil TAM lebih baik karena pengaruh pemilu, ujar dia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterima Investor Daily dari Astra Internasional, penjualan mobil pada Oktober 2018 mencapai 106.050 unit atau naik 10,25 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 96.191 unit.
Penjualan mobil merek Toyota masih mendominasi dengan penjualan mencapai 36.209 unit. Merek lain diikuti Daihatsu yang mencapai 21.026 unit, Honda mencapai 15.489 unit, Mitsubishi mencapai 15.223 unit dan Suzuki mencapai 8.514 unit.
Grup Astra masih menjadi market leader penjualan mobil dengan market share 56 persen. Jika diakumulasikan, penjualan mobil Januari-Oktober 2018 mencapai 962.817 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan penjualan mobil meningkat karena daya beli konsumen membaik ditambah banyak brand mengeluarkan promo menarik. Ia menjelaskan untuk tahun 2018 ini pasar otomotif jauh lebih baik dan Gaikindo menargetkan penjualan sampai akhir tahun mencapai 1,1 juta unit.
"Pasar otomotif tahun ini sangat baik ya, dan terjadi peningkatan penjualan mobil pada Oktober," ujar dia.
Ia optimistis target penjualan mobil 1,1 juta unit bisa mencapai target karena perekonomian stabil dan mempengaruhi daya beli konsumen. Ia menuturkan persaingan antara merek juga sehat, fakta menariknya adalah merek Tiongkok juga mulai bersaing di pasar otomotif nasional dan mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Jongkie mengatakan pameran GIIAS 2018 juga berpengaruh terhadap penjualan mobil dan tetap diadakan tahun depan. Selama ekonomi tumbuh, masyarakat kelas menengah tetap eksis maka pasar otomotif masih mempunyai prospek yang cukup cerah.
Ia menuturkan Gaikindo juga terbuka kepada brand asing yang ingin memasarkan produknya di Indonesia. Segmen mobil yang masih laris adalah segmen MPV dan SUV, MPV harga terjangkau sementara SUV mengikuti lifestyle.


Sumber: Investor Daily

🌹

Bisnis.com, JAKARTA – Dampak dari penangkapan Chairman Nissan Motor Co. Carlos Ghosn sepertinya telah merembet ke Indonesia.
Mengutip analisis RHB Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan Bloomberg, saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS), yang mendistribusikan mobil Nissan di Nusantara, membukukan penurunan lebih dari 7% dalam dua hari akibat terbebani ketidakpastian seputar aliansi otomotif global tersebut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham IMAS terpantau berakhir melemah 2,91% atau 60 poin di level Rp2.000 per lembar saham pada perdagangan hari ini, Kamis (22/11/2018).
Saham IMAS melanjutkan pelemahannya pada hari kedua berturut-turut setelah ditutup melorot 4,19% atau 90 poin di level Rp2.060 per lembar saham pada Rabu (21/11).
Padahal, saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. masih mampu ditutup di zona hijau dengan penguatan hampir 10% atau 190 poin di level Rp2.150 per lembar saham pada perdagangan Senin (19/11).
Seperti diketahui, Carlos Ghosn ditangkap di Jepang pada Senin (19/11) karena dugaan penyelewengan keuangan yang mencakup manipulasi data penghasilan dan penyalahgunaan dana perusahaan.
Dalam suatu wawancara kepada Bloomberg Television pada April 2017, Ghosn mengatakan bahwa Nissan dan Mitsubishi Motors Corp. bertujuan untuk setidaknya menggandakan pangsa pasar mereka sebesar 7%-8% di Asia Tenggara.
Kedua pabrikan mobil asal Jepang itu telah mulai berbagi logistik di kawasan Asean dan Mitsubishi Motors dapat menggunakan platform MPV (multipurpose vehicle) produksinya untuk memasok produk-produk kepada Nissan di Indonesia tahun depan.
Dengan penangkapan Ghosn, investor serta merta mengkhawatirkan prospek Indomobil. Perkenalan model Nissan Grand Livina di Indonesia, berdasarkan Mitsubishi Xpander, bisa tertunda di tengah gejolak saat ini, menurut Andrey Wijaya, seorang analis di RHB Sekuritas Indonesia.
“Indomobil diharapkan akan menawarkan Grand Livina baru pada kuartal pertama dan investor telah memperkirakan model baru itu dapat meningkatkan penjualan di Indomobil,”  lanjut Andrey, seperti dilansir dari Bloomberg.
Lebih dari 80% pendapatan Indomobil tahun ini berasal dari bisnis otomotif. Indomobil juga mendistribusikan merek mobil lainnya termasuk Suzuki Motor Corp. dan mengendalikan setidaknya 11% pangsa pasar domestik, menurut data dari asosiasi industri otomotif Indonesia.
🌹

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten yang tergabung dalam bisnis usaha Salim Group telah merilis kinerja keuangan kuartal III-2018. Adapun emiten -emiten yang tergabung dalam Salim Group antara lain, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest Sekuritas menyatakan, dari emiten yang telah merilis kinerja keuangan, hanya ICBP saja yang masih in line dan positif capaian kinerjanya. Sisanya di bawah target dari konsensus dan year on year 2017.


Aditya bilang, nampaknya hal ini sudah sesuai dengan harga saham baik di INDF, IMAS dan IMJS sehingga penurunannya sudah mulai terbatas. Untuk tahun ini belum ada yang benar-benar outperform, hanya ICBP saja. Kinerja pesat IMAS dan IMJS terjadi di tahun 2017 yang lalu, hingga akhir tahun pergerakannya akan terbatas.
"Jadi fokus untuk investasi tahun 2019. Kalau growth tahun ini jelek di tahun depan pembaginya akan kecil, jadi ada peluang yang bagus untuk emiten-emiten grup Salim membaik. Secara teknikal hanya ICBP dan LSIP yang masih oke trennya, sisanya cukup riskan," kata Aditya, Rabu (31/10).
Lanjut Aditya, kalau berkaca growth untuk tahun depan, dia memasukkan INDF sebagai stock pick. Secara jangka panjang, ICBP dan LSIP masih positif. "Buat investor yang ingin trading dan swing saham harus berhati-hati, disiplin dengan target profit dan cutloss-nya," kata Aditya
William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan untuk saham yang tergabung dalam Salim Group, baik yang telah rilis kinerja keuangan maupun belum, yang masih menarik adalah saham INDF, ICBP, LSIP dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).
"Saham sektor konsumen akan selalu menarik untuk jangka panjang. Sedangkan untuk sektor minyak sawit sedikit related ke konsumer. Untuk saham SIMP, IMAS dan IMJS penjualannya belum konsisten. Serta PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) peta persaingan jasa ritel cukup ketat," kata William
Pada penutupan perdagangan Rabu 31 Oktober 2018, saham INDF ditutup naik 4,82% ke level harga Rp 5.975, ICBP naik 3,18% ke level harga Rp 8.925. Harga saham  IMAS naik 3,27% ke Rp 1.895 per saham dan IMJS naik 5,08% ke level harga Rp 620 per saham.
Dua emiten sawit grup Salim, yakni LISP naik 3,20% ke level Rp 1.290 per saham dan SIMP naik 0,44% ke level harga Rp 460. Harga saham ROTI ditutup stagnan pada level Rp 1.050 dan DNET naik 0,30% pada level harga Rp 3.320.

Menurut data RTI, secara year to date hingga Rabu (31/10) pergerakan saham INDF turun 21,64%ICBP naik 0,28%, IMAS naik 125,60%, IMJS naik 133,08%, LSIP turun 9,15%, SIMP turun 0,86%, ROTI turun 17,65% dan terakhir DNET yang naik 47,56% secara year to date.
🌹
Jakarta - Di pasar otomotif dalam negeri segmen Low Cost Green Car(LCGC), penjualan Suzuki Karimun Wagon R memang tergolong minim. Rata-rata di bawah 500 unit per bulan, tenggelam di antara Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, Toyota Agya, maupun Daihatsu Ayla yang menjadi penguasa di segmen ini. Padahal, investasi yang sudah dikeluarkan Suzuki untuk mengembangkan mobil LCGC ini tergolong besar.
Presiden Komisaris Indomobil Group, Soebronto Laras, menyampaikan, meskipun mobil ini kurang laris di pasar dalam negeri, ekspor Karimun Wagon R ke Pakistan tergolong sukses. Angkanya bahkan mencapai 3.000 unit per bulan.
"Untuk menciptakan LCGC Karimun, investasinya mencapai Rp 5,1 triliun. Apa yang terjadi sekarang? Kami tidak malu mengakui (penjualannya) kurang berhasil. Tapi, kami juga bangga karena ekspor Karimu Wagon R ke Pakistan bisa mencapai 3.000 unit per bulan," kata Soebronto Laras, di Cikarang, Senin (22/10).
Ditambahkan oleh Head of Export PT Suzuki Indomobil Motor, Hady Surjono Halim, Suzuki mengekspor Karimun Wagon R dalam bentuk Compeletely Knock Down (CKD). LCGC ini sudah mulai diekspor ke Pakistan sejak tahun 2015. "Yang diekspor CKD dan hanya ke Pakistan saja," terangnya.
Secara keseluruhan, total ekspor mobil Suzuki dari berbagai merek selama periode Januari - September sebanyak 47.122 unit CBU dan CKD, sedangkan jumlah ekspor sepeda motor Suzuki sebanyak 127.160 unit CBU dan CKD.


Sumber: BeritaSatu.com
🌰

ID: Kinerja keuangan PT Astra International Tbk (ASII) diproyeksikan bertumbuh secara solid hingga akhir tahun ini. Proyeksi ini didukung atas pesatnya permintaan alat berat, operasional penambangan batu bara yang kuat sejalan dengan kondisi cuaca yang baik, dan pertumbuhan pangsa pasar (market share) serta volume penjualan mobil perseroan.
Astra International menggarap bisnis penambangan dan produksi batu bara, serta penjualan alat berat melalui anak usahanya PT United Tractors Tbk (UNTR). Berdasarkan data volume penjualan alat berat perseroan telah mencapai 3.221 unit hingga Agustus 2018.
Sedangkan volume overburden removal (OB) telah mencapai 623,8 juta bcm dan volume produksi batu bara meningkat menjadi 78,9 juta ton hingga Agustus 2018. Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, peningkatan kapasitas produksi mobil Toyota Rush-Daihatsu Terios dari 8.000 unit menjadi 13.000 unit per bulan menopang kenaikan penjualan mobil perseroan sepanjang kuartal III-2018.
Peningkatan tersebut juga berdampak terhadap pertumbuhan pangsa pasar penjualan mobil perseroan menjadi 51,6% pada kuartal III-2018, dibandingkan semester I-2018 sebesar 48,5%. Peningkatan tersebut membuat pangsa pasar perseroan meningkat menjadi 49,6% periode Januari-September 2018.

Baca selengkapnya di Investor Daily versi cetak di  https://subscribe.investor.id/
🍊

Jakarta - Presiden Direktur (Presdir) PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, meyakini nilai maupun volume ekspor Indonesia bisa lebih tinggi lagi dari realisasi saat ini mengingat potensinya masih besar.
"Ekspor Indonesia hanya sekitar US$ 170 miliar per tahun, ini masih bisa ditingkatkan," kata Prijono Sugiarto dalam acara kunjungan lapangan ke Industri Kecil Menengah (IKM) Mitra Usaha Astra Ventura dan acara talkshow di PT Sagateknindo Sejati di Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/10).
Ia membandingkan dengan ekspor Singapura yang menembus angka sekitar US$ 370 miliar per tahun. Padahal populasinya jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia.
Menurut dia, Indonesia bisa mengekspor jauh lebih banyak bila produk ekspor nasional memiliki nilai tambah tinggi. Hal ini harus disiasati dengan baik.
Prijono mengemukakan, sebanyak 454 industri kecil menengah (IKM) binaan Astra Ventura diharapkan bisa mengekspor sehingga ketergantungan Indonesia terhadap dolar semakin menurun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau menurun 6,58 persen dibanding ekspor Agustus 2018. Sementara dibanding September 2017 meningkat 1,70 persen. Adapun impor September 2018 mencapai US$ 14,60 miliar atau turun 13,18 persen dibanding Agustus 2018, sebaliknya jika dibandingkan September 2017 naik 14,18 persen. Dengan demikian, neraca perdagangan September surplus US$ 230 juta


Sumber: ANTARA


🌸
TEMPO.COJakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) membukukan penjualan wholesales sebanyak 29.983 unit sepanjang September 2018. Angka ini naik tipis dibanding penjualan di bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 27.251 unit.
Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengatakan bahwa dari total penjualan itu Toyota Avanza masih menjadi model terlaris. “Toyota Avanza terjual 6.151 unit,” kata Soerjo dalam pesan singkat, Kamis siang, 4 Oktober 2018.
Meski demikian, angka penjualan Avanza ini turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 8.083 unit.
Toyota Rush menjadi kontributor terbesar kedua dengan angka penjualan mencapai 5.797 unit. Penjualan terbanyak ketiga disumbangkan oleh Toyota Kijang Innova (5.177 unit). Selanjutnya adalah Toyota Calya 4.819 unit, Toyota Agya (2.437 unit), dan Toyota Fortuner (2.154 unit). Sisanya oleh model-model lain Toyota.
Sebelumnya, TAM melakukan revisi harga produknya mulai bulan Oktober 2018. Perubahan harga dilakukan pada sejumlah line up yang dapat dilihat detailnya pada situs resmi yaitu toyota.astra.co.id.
Soerjopranoto mengatakan kenaikan harga meliputi Toyota Voxy yang mengalami kenaikan kurang lebih Rp 4 juta, Toyota Rush mengalami kenaikan sekitar Rp 2,1 juta, Toyota Calya mengalami kenaikan kisaran Rp 1,6 juta dan Toyota Agya mengalami kenaikan kurang lebih Rp 1,6 juta.
"Kami lakukan (kenaikan harga) setelah melewati evaluasi biaya dengan seksama dan disertai dengan keinginan kami untuk memberikan harga terbaik kepada pelanggan Toyota di Indonesia," katanya, Senin 1 Oktober 2018.

Menurut laman resmi Toyota, Voxy dipasarkan dengan harga mulai Rp 458,25 juta. Adapun Toyota Rush dijual dengan harga mulai Rp 242,15 juta menjadi Rp 263,55 juta. Kemudian Toyota Calya dibanderol mulai Rp 134,35 juta hingga Rp 154,7 juta. Selanjutnya, Toyota Agya dijual mulai harga Rp 135,15 juta hingga Rp 155,55 juta.
🌳


Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) akan bagi dividen interim tahun buku 2018 sebesar Rp 60 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/10/2018), pembagian dividen interim diputuskan dalam rapat dan disetujui Dewan Komisaris pada 27 September 2018.
Jadwal pembagian dividen yaitu cum dividen di pasar regular dan negosiasi pada 4 Oktober 2018. Ex dividen interim di pasar regular dan negosiasi pada 5 Oktober 2018. Kemudian cum dividen interim di pasar tunai pada 9 Oktober 2018, ex dividen interim di pasar tunai pada 10 Oktober 2018.
Sedangkan recording date bagi yang berhak atas dividen interim pada 9 Oktober 2018. Pelaksanaan pembayaran dividen interim pada 31 Oktober 2018.
"Pelaksanaan pembayaran dividen interim akan dilakukan oleh perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujar Sekretaris Perusahaan PT Astra International Gita Tiffany Boer, dalam keterbukaan informasi BEI.
Adapun bagi pemegang saham luar negeri yang ingin dikenakan tarif pajak dividen sesuai tax treaty wajib menyerahkan surat keterangan domisili.
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang semester I 2018. Hal itu didukung harga batu bara dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
PT Astra International Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih 11 persen dari Rp 9,34 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 10,38 triliun pada semester I 2018.

Hal itu didukung pendapatan bersih naik 15 persen menjadi Rp 112,55 triliun hingga semester I 2018. Peningkatan pendapatan itu terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Kamis 26 Juli 2018.
🌷

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia jasa terminal kendaraan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. masih menunggu kebijakan pemerintah untuk pengelolaan Pelabuhan Patimban. Entitas anak Pelindo II tersebut percaya diri untuk memfasilitasi ekspor kendaraan melalui Patimban.
Dengan pertumbuhan ekspor kendaraan dalam 10 tahun terakhir telah mencapai CAGR 15% dan diprediksi dapat melampaui 30% dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia Kendaraan Terminal menilai Patimban dapat menjadi ceruk pendapatan baru yang amat potensial.
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal Chiefy Adi Kusmargono mengatakan IKT dapat mendesain Patimban menjadi pelabuhan ekspor kendaraan komplementer dari kendaraan terminal perseroan yang saat ini ada di Tanjung Priok dan beberapa terminal di provinsi lain.
“Namun pelabuhan di sana itu kan cukup jauh, kalau dikirimkan [kendaraan untuk diekspor] dari pabrik-pabrik yang ada di Sunter atau Pulogadung, harga logistik daratnya akan sangat tinggi. Jadi meski terminalnya murah, land transportation-nya akan tetap tinggi,” ujar Chiefy di Jakarta pekan lalu.
Chiefy menyampaikan beberapa pelanggan primer Indonesia Kendaraan Terminal memprediksi pertumbuhan ekspor pada 2018—2019 dapat mencapai 35%—45%, seiring dengan peningkatan produksi di pabrikan kendaran.
Untuk itu, dia menyebut emiten dengan sandi IPCC tersebut melakukan penambahan fasilitas ekspor—impor kendaran seperti lapangan penumpukan dan lokasi parkir. Pada 2022, IPCC berambisi menjadi terminal kendaraan terbesar kelima dunia dengan luasan konsesi mencapai 89 hektare.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menyebut akan melakukan lelang operator Pelabuhan Patimban pada Oktober 2018. Pemerintah membuka peluang pengelolaan yang sama baik bagi swasta, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Salah satu yang disebut-sebut telah menyatakan minat adalah entitas induk Indonesia Kendaraan Terminal yaitu PT Pelindo II. Sebelumnya, santer terdengar konglomerasi otomotif PT Astra Internasional Tbk. juga mengincar untuk menjadi operator pelabuhan yang pembangunannya didanai Jepang tersebut. Emiten yang juga disebut-sebut membidik Patimban yaitu PT Samudera Indonesia Tbk.
Adapun, setelah melantai di bursa saham pada 9 Juli 2018, IPCC kian gencar melakukan ekspansi. Perseroan berhasil mengantongi dana sebesr Rp920 miliar sehingga leluasa membidik pasar dalam dan luar negeri.
Tahun ini, IPCC menargetkan perolehan laba bersih dapat mencapai Rp220 miliar atau tumbuh 69% yoy. Di tahun ini IPCC mendapat tambahan dari pengalihan throughput kendaraan yang sebelumnya dikelola oleh Port of Tanjung Priok (afiliasi) sebagai bagian dari kebijakan spesialisasi (zonasi) bisnis yang dilakukan Pelindo II. 

Segmen ekspor-impor mendominasi pendapatan IPCC, namun perusahaan terus mengoptimalkan potensi segmen domestik yang dinilai masih besar kedepan seperti Transhipment Roro Services dan kerjasama operasi dengan pelabuhan domestik yang dimiliki Pelindo I, III dan IV.
🌸
jpnn.com - Pada periode Januari – Agustus  2018, perusahaan otomotif Daihatsu mencatatkan kinerja positif.  Angka penjualan di sisi retail sales mencapai 128.526 unit atau naik sekitar 8 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, dari sisi wholesales, angkanya menyentuh 130.403 unit atau naik sekitar 5 persen dari pencapaian 2017.

Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, sampai saat ini penjualan retail sales masih didominasi Sigra. Yakni, mencapai 31.813 unit atau berkontribusi sebesar 25 persen. Disusul Gran Max (PU) di angka 26.457 unit atau menyumbang 21 persen serta Xenia sebesar 21.758 unit atau 17 persen terhadap total penjualan Daihatsu.

"Tidak hanya itu. Terios juga terus memberikan kontribusi signifikan dengan kenaikan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya.

Kontribusi Terios saat ini mencapai 18.781 unit atau sekitar 15 persen. Ayla menyumbang 15.809 unit dan Gran Max (MB) 10.132 unit. Untuk line-up Daihatsu lainnya seperti Luxio, Sirion, dan Hi-Max, total penjualannya 3.776 unit.

Amel menambahkan, pada sisi wholesales, pihaknya juga membukukan penjualan yang positif. "Sigra tetap memimpin line-up Daihatsu dengan jumlah penjualan 32.636 unit atau berkontribusi 25 persen. Lalu, Gran Max (PU) 27.330 unit dan Xenia dengan perolehan 20.084 unit," paparnya.

Terios menyusul dengan raihan 18.735 unit, Ayla 17.631 unit, dan Gran Max (MB) dengan jumlah 10.405 unit. Selanjutnya, pada kategori Luxio, Sirion, dan Hi-Max, kontribusi totalnya 3.582 unit. "Kami bersyukur atas kepercayaan masyarakat terhadap Daihatsu. Kami akan terus berusaha untuk menyeimbangkan kuantitas demand dan supply guna menunjang performa bisnis Daihatsu," ujarnya.

Sementara itu, perfoma Daihatsu di Jawa Timur juga diklaim on the track. Regional Head Jawa Timur Daihatsu Budhy Lau mengatakan, posisi year-to-date penjualan Daihatsu tumbuh 12 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. "Kami yakin dalam 2 hingga 3 tahun ke depan pasar otomotif Jatim naik secara signifikan seiring pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan jalan tol. Tentu hal tersebut juga akan berdampak terhadap kenaikan penjualan unit Daihatsu," tandasnya. (car/c10/fal)
🌹


Bisnis.com, JAKARTA--Laju pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri kembali menggeliat pada Agustus 2018, setelah pada bulan sebelumnya hanya mencatatkan kenaikan tipis.
Berdasarkan Nikkei Indonesia Manufacturing Purchasing Managers’ Index (PMI), indeks pada bulan kedelapan tahun ini berada di angka 51,9 atau naik dibandingkan Juli yang sebesar 50,5. Pada bulan sebelumnya, PMI hanya naik tipis dari 50,3 ke 50,5.
Data indeks di atas 50 menunjukkan peningkatan, sedangkan di bawah 50 mengindikasikan penurunan.
Aashna Dodhia, Ekonom IHS Markit, mengatakan pertumbuhan yang cukup signifikan ini didorong oleh permintaan dalam negeri yang berada dalam laju paling tinggi sejak Juli 2014, berdasarkan survei. Walaupun demikian, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyebabkan pembengkakan biaya.
"Data pertumbuhan industri manufaktur pada Agustus 2018 mengindikasikan bahwa kesehatan sektor ini telah meningkat dalam kondisi yang paling baik dalam 2 tahun terakhir. Kondisi ini didorong permintaan, terkuat sejak Juli 2014 dan terlihat juga peningkatan serapan tenaga kerja," jelasnya Senin (3/9/2018).
Namun, Dodhia juga menggaris bawahi beberapa indikator yang tetap melemah, seperti permintaan ekspor dan peningkatan harga bahan baku yang terbesar dalam 3 tahun belakangan.

Hasil dari survei juga menunjukkan pelaku usaha manufaktur mempertahankan outlook positif pada tingkat produksi selama 12 bulan ke depan dengan optimisme mereka pada pertumbuhan tiga bulan yang tinggi, meningkat kembali dari penurunan yang terjadi sebelumnya, termasuk tingkat terendah dalam 68 bulan terakhir pada Juni 2018.
🌸
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit) dalam negeri. Salah satu upaya pemerintah ialah menekan impor barang konsumsi dengan evaluasi tarif Pajak Penghasilan (PPh) impor 900 komoditas.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto mengakui, perusahaan cukup besar dalam transaksi impor. Namun, Prijono berpendapat, perseroan juga berkontribusi besar dalam menyumbang devisa RI melalui transaksi ekspor.

"Impor memang masih terjadi di bisnis Astra, terutama di bisnis alat berat. Tetapi untuk ekspor kita juga menyumbang cadangan devisa (cadev)," tutur dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (28/8/2018).

Lebih lanjut Prijono menjelaskan, perseroan khususnya divisi bisnis otomotif perusahaan berkontribusi hingga 80 persen untuk transaksi ekspor sendiri. "Ekspor otomotif Indonesia itu 70-80 persen datang dari Astra. Itu penyumbang cadev," ujar dia.

Prijono menuturkan, hal ini sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyebutkan ekspor harus kembali ke RI

"Proceed dari ekspor itu harus masuk ke Indonesia, ini sesuai saran Pak Menko Darmin. Jadi hasil ekspor pasti bakal balik lagi ke RI," pungkas dia.







Astra International Kantongi Pendapatan Rp 112,55 Triliun

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang semester I 2018. Hal itu didukung harga batu bara dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

PT Astra International Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih 11 persen dari Rp 9,34 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 10,38 triliun pada semester I 2018.

Hal itu didukung pendapatan bersih naik 15 persen menjadi Rp 112,55 triliun hingga semester I 2018. Peningkatan pendapatan itu terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Kamis 26 Juli 2018.

Kontribusi dari tiap segmen bisnis terhadap laba bersih konsolidasi Astra International antara lain bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 60 persen dari Rp 2,05 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 3,28 triliun pada semester I 2018.

Disusul kontribusi laba dari teknologi informasi tumbuh 24 persen dari Rp 55 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 68 miliar pada semester I 2018. Selain itu, dari sektor jasa keuangan tumbuh lima persen dari Rp 2,03 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 2,14 triliun pada semester I 2018.

Sementara itu, kontribusi laba bersih dari infrastruktur dan logistik susut 96 persen dari Rp 110 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 4 miliar pada semester I 2018.

Disusul bisnis properti yang merosot 29 persen menjadi Rp 48 miliar pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 68 miliar.

Dari bisnis perkebunan, kontribusinya turun 23 persen dari Rp 815 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 625 miliar pada semester I 2018. Kontribusi dari bisnis perkebunan menyusut lantaran dari penurunan harga minyak kelapa sawit. Sedangkan dari sektor otomotif stagnan Rp 4,21 triliun pada semester I 2018.

"Kinerja grup Astra hingga akhir 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.


Ia menuturkan, walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian.

🌸

JAKARTA sindonews- Penjualan kendaraan roda empat di bulan Mei 2018 menurun dibanding bulan April 2018. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diterima SINDOnews, Rabu (27/6/2018), penjualan Mei lalu sebesar 100.468 unit berbanding penjualan April sebanyak 102.153 unit.

Adapun total penjualan lima bulan di tahun 2018 mencapai 494.777 unit. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan penjualan Januari-Mei 2017 yang mencapai 467.469 unit.

Sementara itu, Toyota masih merajai penjualan mobil nasional dengan melego 29.013 unit. Jumlah ini menerun dibanding penjualan April sebesar 29.496 unit. Daihatsu menempati posisi runner-up dengan 17.733 unit, lebih rendah dari April sebesar 18.869 unit.

Mitsubishi berada di peringkat ketiga dengan menjual 16.967 unit, jumlah ini juga lebih rendah dari penjualan bulan sebelumnya, 17.863 unit. Tempat keempat diduduki Honda dengan 14.324 unit, turun dari penjualan April sebesar 17.016 unit.

Suzuki menempati peringkat kelima dengan menjual 12.555 unit kendaraan, naik drastis dari bulan sebelumnya, 8.505 unit. Isuzu berhasil menjual 1.960 unit lebih rendah dari April sebesar 2.576 unit. Dan Nissan menjual 246 unit kendaraan, merosot dari sebelumnya 496 unit. Kendaraan merek lainnya laku 7.656 unit, naik dari penjualan April sebanyak 7.317 unit.

Dan untuk penjualan mobil kecil ramah lingkungan (Low Cost Green Car/LCGC) pada Mei 2018 juga menurun menjadi 22.009 unit, berbanding April sebesar 22.271 unit. Adapun penjualan LCGC Astra mencapai 16.397 unit, turun dibanding April sebesar 16.909 unit. Grup Astra memegang 75% untuk pangsa pasar LCGC di Indonesia dan 48% untuk pangsa pasar kendaraan roda empat nasional.
(ven)
🍀

Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) pada semester I 2018 terkerek 11 persen, disumbang dari peningkatan kontribusi kenaikan laba lini bisnis alat berat dan pertambangan. 

Direktur Utama Astra International Prijono Sugiarto mengungkapkan perusahaan meraup laba bersih sebesar Rp10,38 triliun pada semester I 2018, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp9,34 triliun.

"Pendapatan bersih konsolidasi grup periode ini meningkat 15 persen menjadi Rp112,6 triliun dengan peningkatan pendapatan terutama dari bisnis alat berat dan pertambangan," papar Prijono dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (27/7).


Dalam hal ini, bisnis alat berat dan pertambangan mendatangkan cuan bagi Astra International sebesar Rp3,28 triliun. Angka itu naik hingga 60 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp2,05 triliun.

Selain itu, bisnis teknologi informasi juga menyumbang peningkatan laba bersih cukup tinggi terhadap induk, yakni 24 persen menjadi Rp68 miliar dari sebelumnya sebesar Rp55 miliar.

Di sisi lain, bisnis jasa keuangan dan otomotif terlihat tak cukup bergairah sepanjang semester I 2018 karena peningkatan laba bersihnya cenderung stagnan.

Laba bersih dari bisnis jasa keuangan hanya naik lima persen dari Rp2,03 triliun menjadi Rp2,14 triliun. Menurut Prijono, bisnis pembiayaan konsumen secara grup memang turun bila dibandingkan dengan 2017.

"Nilai pembiayaan turun enam persen menjadi Rp39,7 triliun akibat turunnya pembiayaan pada segmen mobil low cost," jelas Prijono.

Kemudian, anak usaha yang bergerak dalam jasa perbankan, PT Bank Permata Tbk membukukan penurunan laba bersih hingga 56 persen menjadi Rp275 miliar dari sebelumnya Rp621 miliar.

Sementara itu, bisnis otomatif Astra International hampir tak terlihat meningkat. Laba bersih yang disumbang oleh bisnis ini hanya Rp4,21 triliun, atau hampir sama dengan semester I 2017 sebesar Rp4,2 triliun.

"Penjualan mobil Astra turun 10 persen menjadi 268.000 unit akibat meningkatnya kompetisi," ujar Prijono.

Lebih lanjut, Prijono memaparkan tak semua bisnis Astra International meningkat pada paruh pertama 2018. Sebab, kinerja bisnis agribisnis, infrastruktur dan logistik, dan properti justru merosot.

Prijono merinci, laba bersih yang dihasilkan dari bisnis agribisnis turun 23 persen menjadi Rp625 miliar, bisnis infrastruktur dan logistik turun drastis 96 persen menjadi hanya Rp4 miliar, properti turun 29 persen menjadi Rp48 miliar.

Kendati begitu, Prijono optimis kinerja keuangan Astra International hingga akhir 2018 bisa tetap positif didukung oleh harga batu bara yang stabil. Seperti diketahui, harga batu bara masih bertahan di atas US$100 per metrik ton. (lav)
🌽

Jakarta - Kinerja PT Astra Internasional Tbk (ASII) sepanjang 6 bulan pertama tahun ini kembali meningkat. Laba bersih perusahaan naik 11%.

Tercatat laba bersih emiten berkode ASII itu pada semester I-2018 sebesar Rp 10,38 triliun. Angka itu naik 11% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,34 triliun.

"Kinerja Grup Astra hingga akhir tahun 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil. Walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian," kata Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam keterangan tertulis, Kamis (26/7/2018).
Kenaikan laba bersih itu didorong juga oleh kenaikan pendapatan perseroan secara konsolidasi sebesar 15% dari Rp 98 triliun di semester I-2017 menjadi Rp 112,55 triliun. Peningkatan pendapatan terutama dari bisnis alat berat dan pertambangan.

Laba bersih anak usaha dari sektor bisnis alat berat dan pertambangan yakni naik 60% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 3,28 triliun. Lalu entitas dari sektor teknologi informasi naik 24% dari Rp 55 miliar menjadi Rp 68 miliar.

Namun 3 entitas usaha ASII menunjukan kinerja yang buruk. Untuk anak usaha di bidang agribisnis laba bersihnya tercatat turun 23% dari Rp 815 miliar menjadi Rp 625 miliar.

Lalu entitas usaha di bidang properti laba bersihnya turun 29% dari Rp 68 miliar menjadi Rp 48 miliar. Sementara entitas usaha infrastruktur dan logistik laba bersihnya turun paling dalam yakni 96% dari Rp 110 miliar menjadi hanya Rp 4 miliar.

Sementara laba bersih dari entitas usaha jasa keuangan hanya naik 5% dari Rp 2 triliun menjadi Rp 2,14 triliun. Sedangkan entitas usaha otomotif masih sama Rp 4,2 triliun. (ang/ang)
🍫

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan depan, pasar saham akan dipengaruhi beberapa sentimen, salah satunya publikasi kinerja keuangan dari emiten-emiten bursa.

Beberapa perusahaan besar yang diprediksi akan mengumumkan kinerja keuangan Semester I-2018 di pekan depan adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Jika data kinerja yang diumumkan emiten ternyata sama atau bahkan lebih baik daripada prediksi, maka biasanya pelaku pasar akan mengapresiasi dengan tekanan beli sehingga harga sahamnya di pasar dapat naik.

Mengingat emiten-emiten tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang signifikan, maka pergerakannya akan sangat mungkin menentukan arah pergerakan IHSG sepekan ke depan.

Berikut prediksi kinerja dari INCOTLKM dan ASII:


Vale Indonesia
Perusahaan yang dikuasai perusahaan multinasional asal Brazil Vale S.A. tersebut diprediksi analis yang dikompilasi Reuters akan mampu membukukan pendapatan US$ 208,45 juta (setara Rp 3,01 triliun) dan laba bersih US$ 34,5 juta (setara Rp 499,4 miliar).

Isnaputra Iskandar, analis PT Maybank Kim Eng Sekuritas memprediksi laba bersih emiten berkode saham INCO tersebut akan mencapai US$ 46 juta. Satu analis lain yang tidak diungkap identitasnya memprediksi laba bersih Vale Indonesia pada periode yang sama akan mencapai US$ 23 juta.



Telekomunikasi Indonesia
Rerata laba bersih berdasarkan konsensus pelaku pasar yang dikompilasi Reuters memprediksi pendapatan Telekomunikasi Indonesia dapat mencapai Rp 33,9 triliun dan laba bersih Rp 5,96 triliun.

Salah satu analis yang memprediksi kinerja Telkom adalah Andri Ngaserin dan tim dari PT Bahana Sekuritas. Andri memprediksi pertumbuhan pendapatan divisi mobile akan melemah menjadi Rp 22,3 triliun (turun 6% YoY, tumbuh 2% QoQ) sehingga lini bisnis fixed linediprediksi menopang total kinerja Grup Telkom.

Pendapatan Telkom diprediksi Andri mencapai Rp 33,6 triliun (tumbuh 2% YoY, tumbuh 4% QoQ). Laba bersih emiten diprediksi Rp 5,6 triliun.

Dua analis lain masing-masing memprediksi pendapatan Telkom dapat mencapai Rp 33,29 triliun dan Rp 34,81 triliun.


Astra International
Induk Grup Astra tersebut diprediksi mampu membukukan laba bersih Rp 4,98 triliun untuk sepanjang semester I-2018.

Dua analis masing-masing memiliki pandangan Astra International dapat mencatatkan laba bersih Rp 5,3 triliun dan Rp 4,65 triliun.



TIM RISET CNBC INDONESIA (ray)

🍁
Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja saham PT Astra International Tbk. yang turun hingga 23,8% sepanjang tahun berjalan, membuat pemegang saham harus lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Lalu, bagaimanakah pergerakannya hingga akhir tahun.
Pada penutupan perdagangan Senin (9/7), emiten dengan kode saham ASII ini ditutup pada level Rp6.325 per saham. Kendati begtiu, kalangan analis masih optimistis bahwa saham ASII akan menembus Rp9.100 per saham pada akhir tahun.
Analis Kresna Sekuritas Franky Rivan mengungkapkan, selama 5 bulan pertama tahun ini, Astra International membukukan pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat dan roda dua masing-masing sebesar 5,8% dan 13,2% secara tahunan.
"Kami akan memperhatikan penjualan Juni 2018. kami juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp9.100 per saham," tulisnya dalam riset.
Franky pun memproyeksikan, pertumbuhan penjualan ASII pada 2018 bisa mencapai 8,6% atau mencapai Rp223,81 triliun. Adapun, laba bersih tahun ini mencapai Rp25,15 triliun atau tumbuh 8,6% secara year-on-year (yoy).
Sementara itu, earning per share (EPS) ASII pada 2018 diprediksi naik 10,6% yoy menjadi Rp516 per saham.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman merekomendasikan tahan terhadap saham ASII. Rekomendasi tahan diberikan kepada ASII karena saham perseroan telah turun melampaui penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sepanjang tahun berjalan, IHSG merosot 8,63%.
Selain itu, kepemilikan asing pada saham ASII juga menurun sekitar 4% secara year-to-date. Arief juga menurunkan target harga saham ASII menjadi Rp7.550 per saham, dari Rp8.050 per saham.
Arief mengungkapkan, sentimen negatif terhadap saham ASII muncul karena adanya penurunan pangsa pasar mobil. Kendati begitu, katanya, kinerja Grup Astra masih akan didukung entitas anak yang bergerak di bidang alat berat.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, laba bersih ASII pada tahun ini diproyeksikan mencapai Rp20,91 triliun, tumbuh 10,75% secara tahunan. Adapun, earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) 2018 diproyeksikan mencapai Rp31,79 triliun.
Dari 32 analis yang menganalisis saham ASII, sebanyak 23 analis merekomendasikan beli, 8 merekomendasikan tahan dan 1 analis merekomendasikan jual. Konsensus pun menargetkan saham ASII bisa mencapai Rp8.635 hingga akhir tahun ini.
🍅

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) membidik kenaikan pendapatan tahun ini. Emiten ban ini menyiapkan ekspansi kapasitas produksi dan juga penambahan jaringan distribusi sebagai strateginya.
Pieter Tanuri, Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk menjelaskan tahun lalu merupakan acuan perusahaan untuk tumbuh. Untuk tahun ini tantangan masih sama seperti harga jual yang tertekan, persaingan ketat dengan kompetitor dan fluktuasi harga kartet. "Kami percaya tahun ini akan terus mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan, ungkap Pieter, Rabu (23/5).
Wakil Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk Sukarman memaparkan perseroan akan menaikkan kapasitas produksi ban roda empat maupun roda dua. Mengingat utilisasi produksi yang terus meningkat. 
Sejatinya ekspansi ini merupakan keterlambatan dari rencana tahun lalu. "Kapasitas ban roda dua sebesar 16.000 per hari naik jadi 20.000 per hari. Sedangkan untuk roda empat dari 30.000 ban per hari menjadi 33.000 ban per hari," papar Sukarman, Kamis (23/5).
Untuk itu, perseroan menyiapkan capital expenditure (capex) sekitar US$ 26 juta. Sebesar 90% dana akan digunakan untuk ekspansi kapasitas produksi. Sumber dananya berasal dari internal perusahaan dan juga pinjaman bank. "Saat ini utilisasi produksi ban mobil sebesar 76% akan naik jadi 80%. Sedangkan untuk ban motor sudah diatas 90%," tambahnya.
Uthan A. Sadikin, Direktur Pemasaran PT Multistrada Arah Sarana Tbk menjelaskan pendapatan perseroan akan menaikan pendapatan bersih sebesar 10%-20%.
Perseroan terus membidik pasar ekspor baru dan juga memperkuat domestik. Saat ini komposisi pendapatan 70% berasal dari ekspor dan sisanya domestik.
"Untuk ekspor utamanya produk ban mobil dengan merk Achilles dan di domestik roda dua masih penopang utama dengan merk Corsa," ungkap Uthan, Rabu (23/5).
Untuk saat ini pasar utama ekspor perseroan berasal dari Amerika Serikat dan Amerika Utara. Kemudian perseroan juga penetrasi produk ban jenis musim dingin di area Eropa. Sedangkan untuk area baru saat ini MASA membidik pasar Amerika Tengah dan juga Amerika Selatan.

Dari laporan keuangan 2017, tercatat penjualan MASA sebesar US$ 280,97 juta, naik 22.26% dari periode tahun sebelumnya sebesar US$ 229,8 juta. Sementara rugi bersih perseroan sebesar US$ 8,07 juta, atau membengkak 20,44% ketimbang periode tahun sebelumnya sebesar US$ 6,7 juta.
🌲

BANDUNG sindonews - Produsen ban sepeda motor PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menaikkan produksi ban dari 16.000 pieces (pcs) menjadi 20.000 pcs per hari. Perseroan menargetkan pangsa pasar meningkat dari 10% saat ini. 

"Kebutuhan ban untuk sepeda motor di Indonesia setiap tahunnya sekitar 40-45 juta pcs. Itu didasarkan pada jumlah pengguna sepeda motor dan penjualan sepeda motor baru," jelas Brand Manager Corsa Salomon Manalu di sela-sela buka bersama driver Gojek di Hotel Fabu, Jalan Kebonjati Bandung, Sabtu (19/5/2018) malam.

Sejauh ini, jelasnya, perseroan telah menguasai pangsa pasar ban roda dua sekitar 10%. Dia mengakui pangsa pasar terus meningkat, dengan total penjualan pada 2017 sebanyak 5 juta pcs ban. Tahun ini, pihaknya menargetkan peningkatan pangsa pasar, di mana wilayah Jawa Barat (Jabar) diharapkan berkontribusi sekitar 10% terhadap total penjualan nasional.

Selain memenuhi pasar dalam negeri, perseroan juga melakukan ekspor ban ke sejumlah negara. Dari total produksi, sebanyak 70% untuk dalam negeri, dan sisanya di ekspor ke beberapa negara ASEAN. 

Untuk menggenjot pasar dalam negeri, perseroan gencar melakukan sosialisasi kepada pengguna sepeda motor. Salah satunya menggandeng ojek online, Gojek.  "Ojek online pasar potensial. Itulah sebabnya kami menggandeng Gojek secara nasional," katanya. 

Dia mengakui, potensialnya pasar ojek online mengacu pada jumlah pengemudi, di mana di sejumlah kota besar jumlahnya mencapai ratusan ribu orang. Menurutnya, pasar ojek online berpotensi memberi kontribusi penjualan hingga 30%.

(fjo)


🌳
JAKARTA sindonews - Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada kuartal I 2018 tercatat dari industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%. Selanjutnya, industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70%.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan kontribusi industri makanan dan minuman yang besar maka daya beli masyarakat terus berangsur membaik.

"Industri jadi semakin optimistis untuk menggenjot produksinya," ujarnya di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).

Selain itu, Airlangga menjelaskan, pertumbuhan disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, seperti meningkatnya indeks manajer pembelian (PMI) dan kenaikan harga komoditas.

Di samping itu, dia menegaskan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur guna menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional. Contohnya, sejumlah produk industri manufaktur Indonesia diekspor secara langsung atau direct call ke Amerika Serikat dengan menggunakan kapal kontainer berukuran besar.

Dari 32 industri manufaktur di dalam negeri yang terlibat dalam pengiriman via kapal raksasa tersebut nilai ekspornya mencapai USD11,98 Juta. Produk nonmigas ini meliputi alas kaki sebesar 50%, garmen 15%, karet, ban dan turunannya 10%, elektronik 10% serta produk lainnya seperti kertas, ikan beku dan suku cadang kendaraan 15%.

Pada kuartal I tahun ini, industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar dengan mencapai 17,95% terhadap PDB nasional. Sementara itu, industri pengolahan nonmigas juga tumbuh sebesar 5,03% pada kuartal I 2018 atau meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80%.

(ven)
🍝

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
PT Astra International Tbk (ASII) pada periode Januari hingga Maret 2018 mengalami penurunan laba bersih menjadi Rp4,98 triliun atau sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp5,07 triliun.
Meski demikian, selama tiga bulan pertama tahun ini pendapatan bersih perseroan tumbuh 14% menjadi Rp55,8 triliun dari Rp48,78 triliun di kuartal pertama tahun 2017. Capaian tersebut seiring dengan peningkatan pendapatan terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif.
"Kami mengalami penurunan kinerja pada sebagian segmen bisnis, khususnya pada segmen otomotif dan agribisnis, di mana penurunan ini lebih tinggi dari pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi," jelas Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Adapun nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.186 pada 31 Maret 2018, naik 4% dibandingkan dengan posisi pada akhir 2017.
Nilai utang bersih, di luar Grup jasa keuangan, mencapai Rp2,4 triliun, dibandingkan dengan nilai kas bersih Rp2,7 triliun per 31 Desember 2017, terutama disebabkan oleh investasi Grup di jalan tol, Go-Jek, dan belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. 
Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp44,8 triliun, dibandingkan dengan Rp46,1 triliun pada akhir tahun 2017.
Prijono meyakini jika laba bersih perseroan bakal tetap tumbuh dengan didukung kinerja anak usaha, terutama di sektor pertambangan. 

"Grup Astra diperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari harga batu bara yang stabil sementara persaingan di pasar mobil diperkirakan semakin meningkat," pungkasnya. 
🌹
Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk membukukan kenaikan pendapatan bersih konsolidasi 14 persen menjadi Rp 55,8 triliun. Namun untuk laba bersih konsolidasi perseroan mengalami penurunan 2 persen menjadi Rp 5 triliun.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menjelaskan, Grup Astra mengalami penurunan kinerja pada sebagian segmen bisnisnya, khususnya pada segmen otomotif dan agribisnis. "Penurunan ini lebih tinggi dari pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (24/4/2018).
Sedangkan untuk nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.186 pada 31 Maret 2018. Angka tersebut naik 4 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir 2017.
Nilai utang bersih, di luar grup jasa keuangan, mencapai Rp 2,4 triliun, dibandingkan dengan nilai kas bersih Rp 2,7 triliun per 31 Desember 2017, terutama disebabkan oleh investasi grup di jalan tol, GO-JEK, dan belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan.
Anak perusahaan Astra International segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 44,8 triliun, turun dibandingkan dengan Rp 46,1 triliun pada akhir 2017.
Laba bersih dari bisnis grup otomotif turun 8 persen menjadi Rp 2,1 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya kompetisi di pasar mobil.
Penjualan mobil secara nasional meningkat 3 persen menjadi 292.000 unit. Namun, penjualan nasional mobil Astra menurun sebesar 12 persen menjadi 142 ribu unit yang disebabkan oleh kompetisi yang semakin ketat sehingga pangsa pasar Astra menurun dari 57 persen menjadi49 persen.
Astra telah meluncurkan tujuh model baru dan dua model revamped selama periode ini.


Sepeda Motor








































Penjualan sepeda motor nasional meningkat sebesar 4 persen menjadi 1,5 juta unit. Penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) stabil sebesar 1,1 juta unit, disebabkan oleh pengelolaan inventori dalam rangka peluncuran beberapa model utama, yang mengakibatkan pangsa pasar AHM menurun dari 77 persen menjadi 73 persen.
AHM telah meluncurkan satu model baru dan lima model revamped selama periode ini.
Sedangkan PT Astra Otoparts Tbk, bisnis komponen grup, mencatat penurunan laba bersih sebesar 1 persen menjadi Rp 146 miliar, meskipun terdapat kenaikan pendapatan sebesar 11 persen.
Penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari perusahaan patungan dan entitas asosiasi, yang terkena dampak dari kerugian translasi mata uang asing.
🍍
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -
PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) terus berupaya untuk memperbesar pasar. Perseroan pada tahun ini menargetkan produksi ban roda dua bakal naik 20% dibandingkan produksi tahun 2017 yang sebanyak 5 juta ban. Jika dibanding tahun 2016, angka 5 juta ban roda dua yang dicapai tahun 2017 ini, naik sekitar 25%.
"Target ini untuk mendukung pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan (sustainable sales growth)," ujar Direktur MASA Uthan M. Arief di Jakarta, Selasa (24/04/2018).
Perseroan menelurkan satu produk unggulannya untuk roda dua yakni Corsa Cross S Dual Purpose. Pasalnya, ban ini ditopang oleh teknologi perpaduan komponen carbon black dan silica. Aplikasi teknologi ini mampu menghasilkan komponen 50% lebih awet ketimbang jenis kompon lain dan tanpa mengurangi daya cengkeram antara ban dan aspal. 
"Ban ini cocok digunakan di berbagai jenis jalanan dan terbukti awet serta memiliki grip yang memumpuni untuk perjalanan touring," jelas Salomon Manalu, Brand Manager Corsa, dalam kesempatan yang sama. 
Uthan menambahkan bahwa perusahaan bakal terus melakukan inovasi guna menumbuhkembangkan bisnis. Atas dasar itulah Corsa Cross S ini lahir dan seiring dengan adanya permintaan dari pasar yang sudah mempercayakan Corsa dalam kesehariannya. 
"Jadi, kami berusaha akan terus bisa memberikan solusi terbaik kepada masyarakat," tandasnya.
🌸

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif masih berupaya pulih dari pelemahan daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang tahun lalu. Namun, beberapa event tahun ini diperkirakan bisa mendongkrak penjualan otomotif dan komponennya.
Sejak Kamis (19/4) lalu, pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) kembali hadir. Pameran ini akan berlangsung hingga 29 April mendatang. Lazimnya, di ajang ini para pabrikan mobil bakal berlomba-lomba menggenjot penjualannya.
Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengatakan, hajatan IIMS bisa memberi kontribusi banyak bagi PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
Dari pameran tersebut, nantinya bisa terlihat, apakah respons masyarakat terhadap penjualan otomotif cukup bagus. Aditya menuturkan, sepanjang Maret, penjualan mobil masih turun 0,9% secara year on year (yoy). "Ini menjadi sinyal, permintaan akan mobil sebenarnya belum sepenuhnya pulih," ujar dia.
Di sisi lain, analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji justru meyakini, ajang IIMS bisa mendongkrak performa saham emiten-emiten otomotif, khususnya ASII yang merupakan pemain terbesar di sektor ini. Sebab, di pameran otomotif seperti IIMS biasanya banyak ditawarkan kemudahan dan beberapa program menarik lainnya yang mampu mengangkat permintaan. "Diharapkan adanya event ini bisa mengerek harga saham emiten otomotif," kata Nafan.
Selain IIMS, momen lainnya seperti Lebaran juga bisa mendongkrak permintaan mobil. Jelang hari raya, produsen mobil biasanya menawarkan program-program khusus bagi konsumen. Sehingga, pertengahan tahun ini, Nafan menilai sektor otomotif akan tumbuh lebih tinggi.
Namun Aditya memperkirakan, ajang IIMS tak serta merta memberikan dampak bagi harga saham emiten-emiten otomotif. Jika nantinya respons masyarakat di IIMS tak begitu bagus, maka kemungkinan besar angka penjualan otomotif sampai akhir tahun ini tak akan tumbuh pesat. "Selain mencermati hasil IIMS, tetap perlu diamati kinerja kuartal I-2018 mendatang," kata Aditya, Jumat (20/4).
Oleh karena itu, Aditya masih menyarankan agar investor mengambil sikap wait and see terlebih dahulu untuk saham-saham emiten otomotif, menunggu dirilisnya hasil kinerja kuartal I-2018. Jika hasilnya bagus serta permintaan otomotif di ajang IIMS cukup kuat, investor bisa mulai masuk ke saham-saham otomotif dan komponennya.

Sementara itu, Nafan melihat saham ASII masih cukup menarik untuk dikoleksi. Sebab secara teknikal, saham ini sudah masuk fase konsolidasi dan ada pertanda untuk terjadi akumulasi dengan target harga jangka pendek Rp 7.750 per saham. "Investor bisa masuk sekarang," tandas Nafan.


🍚

ID : Pada kesempatan terpisah, analis Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengungkapkan, harga saham ASII berpotensi naik hingga level Rp 10.000 per unit hingga akhir tahun 2018, dari posisi saat ini Rp 7.525. Hal itu didorong langkah perseroan untuk terus melakukan investasi agar bisnis tidak monoton.

“Dia kan masuk juga ke infrastruktur dan properti. PT Astra Graphia Tbk (ASGR) juga masuk ke MyTra platform untuk sewa guide,” tuturnya.

Dibandingkan saham kapitalisasi besar lainnya seperti BBCA ataupun TLKM, saham ASII dinilai cukup murah dengan price to earning ratio (PER) hingga 16x. Kas perseroan cukup besar untuk mendanai investasi yang dilakukan pada Go-Jek, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), dan penambangan emas.

Investasi Astra di Go-Jek dinilai sebagai peluang bisnis yang baik, karena bisnis startup tersebut banyak berkaitan dengan bisnis perseroan. “Kalau kerja samanya optimal, bisa pakai asuransi Astra, Bank Permata, atau motornya harus Honda. Suntikan dana (Go-Jek) yang lain kan tidak ada yang seperti Astra,” ujar Kiswoyo.


Namun demikian, ia juga menggarisbawahi risiko yang memberatkan perseroan, seperti fluktuasi harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan harga batu bara. Selain itu, adanya pesaing baru seperti Wuling dapat mengguncang pangsa pasar perseroan. (*)


🍔

Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG akan menembus level 6.400 an dalam sesi dagang hari ini.
Analis Lanjar Nafi mengatakan sesuai dengan perkiraan sebelumnya IHSG menguji level resistance dan MA50 pada kisaran 6400.
Indikator Stochastic yang terkonsolidasi beriringan dengan bullish momentum indikator RSI memberikan signal penguatan yang cenderung terbatas diakhir pekan.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak menguat terbatas 6.303-6.400," ujarnya dalam siaran persnya. 
Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya ITMG, PGAS, SMGR, WSKT, TINS, ADHI.
IHSG (+0.57%) ditutup menguat 35.89 poin dilevel 6355.90 sektor aneka industri (+2.15%) berbalik menguat diiringi dengan sektor tambang (+1.98%) dan Industri dasar (+1.54%) menguat diatas 1%.
Saham IMAS (+16.28%) memimpin pergerakan saham aneka industri sedangkan INCO (+12.43%) dan ANTM (+5.65%) memimpin penguatan saham sektor tambang setalah harga komoditas tambang logam menguat signifikan.
Investor asing tercatat net buy 212.89 Miliar rupiah setelah mengalami rentetan net sell selama 6 hari bursa. Saham INCO, ANTM dan ASII menjadi top net buy value investor asing.

🍓
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra Internasional, Tbk ( ASII) pada periode 2016 hingga 2017 lalu mengalami penurunan pangsa pasar pada penjualan produk otomotif dari 55 persen menjadi 54 persen. Head of Investor Relations Astra International Tbk. Tira Ardianti mengatakan, menurunnya pangsa pasar disebabkan karena semakin tingginya kompetisi di sektor kendaraan penumpang (passanger vehicle) . "Banyak model baru yang diperkenalkan oleh kompetitor di pasar passanger vehicle tahun lalu, mulai didistribusikan tahun ini. Sehingga supply kompetitior naik di kuartal pertama 2018," ujar Tira selepas acara Workhop Pasar Modal Rabu (18/4/2018). Di tahun 2018 ini, ASII menargetkan untuk mempertahankan pangsa pasar otomotif di kisaran 50 persen.  "Kami tidak muluk-muluk harus 55 persen karena kami menyadari kompetisi makin ketat," sebut dia. Baca juga: Pangsa Pasar ASII Digoyang Pemain Baru, Ini Rekomendasi Bahana Untuk itu lanjut dia, pihaknya akan meluncurkan beberapa produk baru dan meningkatkan kualitas produk yang sudah ada. "Di samping yang menunjang penjualan, after sell service (pelayanan setelah transaksi) juga terus ditingkatkan," tambah Tira. Di sisi lain, ASII juga mencoba untuk menawarkan paket-paket yang dianggap menarik oleh konsumen serta mencoba menawarkan produk yang dari sisi harga, desain, dan fungsi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Sementara untuk sektor lain, seperti penjualan produk motor dan alat berat pun pangsa pasar ASII tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada produk motor, pangsa pasar meningkat dari 74 persen menjadi 75 persen. Sementara untuk produk alat berat, meningkat dari 32 persen menjadi 35 persen. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pangsa Pasar Mobil Turun, Ini Kata Astra International", https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/18/211200726/pangsa-pasar-mobil-turun-ini-kata-astra-international
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena

🌹
JAKARTA okezone - PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan belanja modal atau capital expenditur (capex) sebesar Rp25 triliun tahun ini. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu sebesar kurang lebih Rp22 triliun.
Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Adianti mengatakan mayoritas belanja modal akan dialokasi untuk anak usaha yang bergerak di bidan alat berat,PT United Tractors Tbk (UNTR).
"Tahun kemaren Rp15 triliun itu di luar investasi, kalau dengan investasi kira-kira Rp22 triliun. Tahun ini kira-kira kalau dengan investasi ya rangenya antara Rp25 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Tira menjelaskan, untuk UNTR perseroan akan memberikan capex hampir 50% dari capex 2018. Porsi mayoritas tersebut disesuaikan dengan bisnis UNTR yang mulai kembali bergairah seiring dengan kenaikan harga batu bara dunia.
"Waktu harga komoditas turun kan dia (UNTR) juga disesuaiin investasinya turun. Jadi ini keliatan naik sebenarnya enggak naik, back to normal harga batu bara," kata dia.
Disinggung mengenai rencana investasi di luar Astra Group, Tira belum memberikan jawaban. Saat ini, perseroan baru menggunakan jatah investasi dari capex untuk investasi di luar Astra Group untuk suntikan modal kepada perusahaan penyedia layanan transportasi, Go-Jek. "Suntikan modal belum tahu, nanti kita lihat kuartal I," kata dia.
Seperti diketahui perusahaan baru saja menanamkan modal sebesar USD150 juta atau sekira Rp2 triliun jika mengacu kurs Rp13.500 per USD di Go-Jek. Kerjasama dengan Go-Jek sejalan dengan komitmen Astra untuk mendukung pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia.
{Capex} Astra Naik Jadi Rp3 Triliun, untuk Suntik Go-Jek?

(mrt)
🍒

JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) berencana membagikan dividen sekira 40%-45% dari laba bersih. Besaran dividen tersebut, akan diajukan pada Rapat Umum Pemagang Saham (RUPS) perseroan yang dilangsungkan pada 25 April 2018 mendatang.
"Kita sampaikan berapa besar devidenya rangenya masih di 40%-45%," ujar Head of Investor Relations PT Astra International Tbk (ASII) Tira Adianti di Jakarta, rabu (18/4/2018).
Tira menyebut tidak ada patokan khusus dalam perseoran untuk besaran dividen. Jatah untuk pemegang saham tiap tahunnya itu diputuskan berdasarkan kinerja perusahaan.
Akan tetapi, selama lima tahun terakhir porsinya cenderung sama. "Bisa dilihat di historical pembayaran astra selama lima tahun terakhir itu 40%-45%," jelas dia.
Sebelumnya, perusahaan telah mengumumkan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan membagikan dividen final sebesar Rp130 per saham dari sebelumnya Rp122 per saham. Dividen ini diberikan setelah ASII mencetak laba bersih Rp18,81 triliun sepanjang 2017 atau naik 25% dari laba bersih 2016 yang sebesar Rp15,15 triliun.
Usulan dividen final tersebut bersama dengan dividen interim Rp55 per saham. Dengan demikian, dividen total pada tahun 2017 menjadi Rp185 per saham dari sebelumnya Rp177 per saham.

(mrt)
🍗
Bisnis.com, JAKARTA -  Penjualan kendaraan bermotor mobil bisa tumbuh 5% pada  2018 kalau industri otomotif  memiliki strategi penjualan.
Hal itu dikatakan oleh Ekonom senior "Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)" Faisal Basri, di Jakarta, Kamis (12/4/2018).
Dalam diskusi bertema "Pengembangan Pasar Domestik dan Meningkatkan Ekspor Kendaraan Bermotor"  Faisal mengatakan industri otomotif harus memiliki strategi penjualan di tengah pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan pada level lima persen.

"Terlihat ada pertumbuhan ekonomi provinsi yang jauh di atas rata-rata. Industri otomotif harus promosi khusus ke sana. Saya yakin kalau itu dilakukan pertumbuhan industri otomotif bisa mengarah lima sampai sepuluh persen," kata Faisal.

Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), industri kendaraan bermotor dalam beberapa tahun terakhir mengalami stagnansi.

Penjualan kendaraan bermotor pada 2017 tercatat sebesar 1.079.534 unit atau hanya naik 1,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Namun demikian, Faisal menilai peluang bagi industri otomotif untuk meningkatkan penjualan mobil masih sangat besar. Hal itu karena jumlah kepemilikan mobil per kapita di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand.

Dia memaparkan ada 10 dari 17 sektor dengan pertumbuhan di atas rata-rata, yakni salah satunya yang terbesar adalah sektor jasa. Dengan demikian, profesi di bidang ini pun tentu memiliki pendapatan yang tumbuh signifikan.

"Di sektor jasa, industri otomotif harus lebih aktif promosi pada profesi jasa, seperti dokter, dosen, suster dan 'business service', seperti akuntan. Itu yang pertumbuhan pendapatannya signifikan," kata dia.

Selain itu, promosi khusus juga harus dilakukan ke sejumlah provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah timur Indonesia, seperti Sulawesi Selatan, Bali, NTB dan NTT.
Sumber : ANTARA
🌹
TEMPO.COJakarta - Daihatsu mencatat penjualan yang baik pada penjualan di bulan Maret 2018. Daihatsu catat retail sales dengan penjualan sebesar 48.320 unit, naik 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pada sisi wholesales Daihatsu mencapai 51.607 unit, naik 4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Semoga pencapaian ini dapat terus memotivasi untuk dapat memberikan produk maupun pelayanan purnajual terbaik,” ujar Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), dalam siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 11 April 2018.
Secara umum, lanjut dia, data penjualan per-model Daihatsu sepanjang 2018, didominasi oleh lima kontributor utama yakni Astra Daihatsu Sigra, Daihatsu Xenia, Gran Max Pick Up (GM PU), Astra Daihatsu Ayla dan Daihatsu Terios.
Penjualan retail Daihatsu di kuartal I 2018 tercatat meningkat 10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Daihatsu Sigra menjadi mobil terlaris. (sumber: ADM)
Dalam hal retail sales, Sigra tetap menjadi mobil terlaris dengan perolehan 11.810 unit atau 24 persen, disusul Gran Max Pick Up (PU) pada urutan kedua sebanyak 10.144 unit (21 persen), dan Xenia sebesar 8.538 unit (18 persen). Selanjutnya, Terios menyusul dengan raihan 7.171 (15 persen), Ayla sebesar 5.874 unit (12 persen), serta Gran Max Mini Bus (MB) 3.543 unit (7 persen). Daihatsu lainnya (Luxio, Sirion, Hi-Max dan Copen) berkontribusi total sebesar 1.240 unit (3 persen).

Pada sisi wholesales, Sigra berada di urutan teratas dengan raihan 12.169 unit atau 24 persen, disusul dengan Gran Max Pick Up (PU) yang berkontribusi 12.005 unit (23 persen), dan ketiga adalah Xenia sebanyak 8.617 unit (17 persen). Selanjutnya ada Daihatsu Ayla menyumbang 8.060 unit (16 persen), Daihatsu Terios 6.455 unit (13 persen), dan Gran Max (MB) 2.989 unit (6 persen). Untuk Daihatsu lainnya meliputi Daihatsu Luxio, Sirion, Hi-Max dan Copen berkontribusi sebesar 1.312 unit (3 persen).
🍀
TEMPO.COJakarta - Rumor peluncuran Suzuki Ertiga terbaru di Indonesia makin kuat. Setelah model anyar itu tertangkap kamera sedang diuji yang diduga di kawasan Cikarang, Bekasi, dealerSuzuki di Jakarta mulai agresif menawarkan Ertiga terbaru ke konsumen.
“Suzuki Ertiga terbaru segera meluncur, Pak. Tanggal 19 April nanti,” kata seorang sales dari dealerSuzuki di kawasan Jakarta Selatan melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu, 11 April 2018.
Menurut sales yang enggan disebutkan namanya itu, Ertiga terbaru akan meluncur bertepatan dengan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS), 19-29 April 2018. Dalam ajang itulah Suzuki Indonesia secara resmi akan menjual mobil multipurpose vehicle (MPV) pesaing Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, dan Wuling Confero. “Iya, Pak, nanti saya kasih tiket IIMS untuk melihat unitnya langsung,” ujar sales itu.
Sales itu juga membocorkan harga Suzuki Ertiga terbaru. Model paling tinggi, kata dia, akan dijual dengan harga sekitar Rp 240 juta. Harga ini naik sekitar Rp 9 juta dibanding tipe tertinggi model sebelumnya. Saat ini, tipe tertinggi Suzuki Ertiga GX AT (ABS) dibanderol Rp 231 juta.
Sejak akhir tahun lalu, berita tentang kemunculan mobil terbaru Suzuki Ertiga ramai beredar di jagat maya. Suzuki Ertiga terbaru beberapa kali tertangkap kamera sedang diuji di jalanan di India. Fotonya ramai beredar di Internet. India, negara asal Suzuki Ertiga, diperkirakan baru meluncurkan produk ini pada Juni-Agustus 2018.
General Manager Strategic Planning Department PT Suzuki Indomobil Motor Ryohei Uchiki sempat mengisyaratkan pabrik Suzuki di Indonesia sedang menyiapkan sebuah produk yang akan world premiere dalam waktu dekat. “Tapi saya belum bisa menjelaskan secara detail, ya,” ucapnya di pabrik Suzuki di Cikarang, Bekasi, 19 Februari 2018.
Ketika itu, Ryohei sedikit membocorkan jenis mobil yang akan diluncurkan itu, yakni antara sport utility vehicle (SUV) atau MPV. "Pasar MPV dan SUV di Indonesia terus tumbuh. Keduanya sangat menjanjikan," tuturnya.
Dalam acara Suzuki Media Gathering awal Maret lalu, 4W Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Setiawan Surya memastikan penampilan Suzuki Ertiga terbaru akan berubah total. Namun ia masih menutup rapat informasi tentang Suzuki Ertiga terbaru. “Pasti berubah total, ya,” katanya di hadapan jurnalis.

Dari berbagai sumber, dimensi Suzuki Ertiga terbaru sedikit lebih besar dibanding model sebelumnya. Dimensinya mendekati Mitsubishi Xpander dan lebih besar dibanding kompetitornya.
🐇
JAKARTA okezone - Presiden komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengajukan pengunduran ini. Namun, tidak dijelaskan alasannya memilih untuk mundur dari jabatannya tersebut.
Melansir keterbukaan informasi yang diterbitkan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia (BEI), Widya Wiryawan mengajukan pengunduran diri lewat surat kepada direksi Astra Agro Lestari tertanggal 19 Maret 2018. Berikut adalah surat yang ditulis oleh Widya Wiryawan.
Dengan ini saya mengajukan permohonan pengunduran diri dari jabatan saya sebagai Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk ('Perseroan").

Sehubungan dengan pengunduran diri tersebut, dengan ini saya menyatakan bahwa saya tidak memiliki tagihan dan piutang dalam bentuk apapun terhadap Perseroan. Selanjutnya, saya mengucapkan terima kasih kepada rekan para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas dukungan yang telah diberikan selama masa bakti saya di Perseroan.

Pengunduran diri ini efektif berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan yang akan dilaksanakan pada 10 April 2018.

Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,

Widya Wiryawan
Presiden Komisaris


    (mrt)
    🍉


    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) bakal ditinggal dua orang di jajaran komisaris dan satu orang di level direktur perusahaan.
    Sidharta Utama dan Yasutoshi Sugimoto mengajukan pengunduran diri dari jabatan Komisaris Independen, sedangkan Widya Wiryawan mengundurkan diri dari jabatan direktur.
    “Dengan ini kami PT Astra International Tbk menyampaikan bahwa pada tanggal 15 Maret 2018 perseroan telah menerima permohonan pengunduran diri,” ujar Gita Tiffany Boer, Sekretaris Perusahaan ASII dalam keterbukaan informasi, Senin (19/3).
    Permohonan pengunduran diri tersebut baru akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perseroan yang akan diselenggarakan pada tanggal 25 April 2018.
    🍋

    Jakarta beritasatu- Sepanjang Januari-Februari 2018, PT Astra International Tbk masih mendominasi pasar roda empat nasional. Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Astra berhasil menguasai 48 persen market share dengan penjualan sebanyak 91.000 unit. Adapun total penjualan kendaraan roda empat di Indonesia selama Januari-Februari 2018 sebanyak 190.236 unit.

    Di segmen roda empat, Astra memiliki empat merek, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, dan Peugeot. Penjualan tertinggi masih ditopang oleh Toyota yang terjual 53.194 unit, disusul oleh Daihatsu 34.448 unit, Isuzu 3.357 unit, dan Peugeot 1 unit.

    Di segmen roda dua, Astra yang diwakili oleh merek Honda juga berhasil menjadi market leader dengan pangsa pasar lebih dari 74 persen. Dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan sepeda motor selama periode Januari-Februari 2018 mencapai 922.123 unit, sementara merek Honda terjual 685.109 unit.


    Untuk merek non-Astra, Yamaha membukukan penjualan 208.418 unit, Kawasaki 17.965 unit, Suzuki 10.551 unit, lalu TVS sebanyak 80 unit.
    🍮


    Bisnis.comJAKARTA – PT Toyota Astra Motor (TAM) masih membaca situasi soal permintaan All New Rush yang diluar ekspektasi perusahaan. Berdasarkan data internal perusahaan, surat pemesanan kendaraan (SPK) low sport unitlity vehicle (LSUV) ini sudah mencapai lebih dari 20.000 unit sepanjang dua bulan pertama 2018.
    Perusahaan tidak mau terburu-buru meningkatkan volume produksi secara signifikan. “Kami lagi usahakan untuk meningkatkan produksi Rush. Tetapi menaikan produksi tidak bisa sekejap,” kata Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto kepada Bisnis, Minggu (18/3/2018).
    Soerjo menjelaskan produksi kendaraan bermotor tidak hanya bicara kemampuan pabrik dalam hal mesin. Namun juga manusia sebagai sumber daya.
    Dengan demikian tidak mungkin meningkatkan angka produksi tanpa perhitungan matang. “Misal kami minta naik produksi 10.000 unit bulan ini. Bulan depan turun 5.000 unit. Nanti pekerjanya mau dikemanakan,” jelasnya.
    Adapun pada awal tahun ini Rush menjadi jagoan baru TAM. Jumlah SPK mobil ini sudah 39,7% di atas pasokan ke diler Avanza yang menjadi tulang punggung perusahaan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke diler New Rush pada Januari—Februari 2018 masih sepertiga dari total SPK, atau 6.991 unit. Perusahaan masih punya hutang 13.009 unit kepada konsumen.
    Vice President TAM Henry Tanoto mengatakan fokus perusahaan saat ini adalah menghadirkan total ownership experience atau pengalaman kepemilikan mobil. Mengurangi waktu tunggu adalah satu strategi yang tengah diupayakan.
    “Ini yang menjadikan kami harus menjaga alokasi yang cukup besar kepada Rush setidaknya untuk beberapa waktu kedepan, tetapi tetap menjaga agar tidak mengganggu pelayanan terhadap produk Toyota lainnya,” kata Henry.
    Pembaruan Rush menjadikan model ini kembali menjadi pemimpin segmen LSUV. Honda, harus rela menyerahkan titel tersebut.

    Dari data Gaikindo, New Rush menguasai 41,25% pasar LSUV. Diikuti kemudian oleh Honda HR-V 1.5 28,78%, lalu saudara kandung Rush, Terios 24,29%.
    🍸

    JAKARTA - PT Toyota-Astra Motor (TAM) mencatatkan peningkatkan penjualan selama dua bulan pertama 2018. TAM membukukan penjualan  wholesale pada Februari sebesar 27.665 unit di pasar domestik, naik 8,9% dibandingkan bulan sebelumnya 25.405 unit. 

    Kinerja ini tidak hanya memberikan rasa optimistis, tapi juga memperkuat posisi Toyota bertahan sebagai market leader di tengah pasar yang kian kompetitif.

    "Munculnya produk-produk baru memberikan pilihan yang kian beragam untuk konsumen sekaligus membuat pasar semakin kompetitif. Ini memberikan angin segar bagi perkembangan pasar automotif nasional dan akan semakin mendorong pelaku industri automotif nasional menawarkan yang terbaik kepada konsumen, termasuk Toyota," kata Vice President PT Toyota-Astra Motor Henry Tanoto di Jakarta, Senin (12/3/2018).

    Secara nasional, total penjualan wholesale dari pabrikan ke dealer hingga Februari 2018 mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu sekitar 9%, dari 95.865 pada Januari menjadi 86.546 unit. Hampir semua brand terlihat mengurangi suplai untuk pasar wholesale di hampir semua segmen, termasuk segmen low MPV yang merupakan ceruk pasar terbesar.

    Di segmen ini Toyota juga mengurangi suplai Avanza sehingga data penjualannya sedikit mengalami penurunan. Penjualan wholesale  Avanza pada Februari tercatat  6.773 unit sehingga total penjualan dalam dua bulan pertama tahun ini mencapai 14.316 unit.

    "Penurunan suplai wholesale  untuk Avanza  merupakan bagian dari strategi TAM menjaga keseimbangan suplai dan permintaan di antara masing-masing produk. Ini kami lakukan agar setiap pelanggan memperoleh total ownership benefit yang sama di semua segmen dan produk," kata Henry.

    TAM merupakan Agen Pemegang Merek (APM) dengan rentang produk yang paling luas, mencapai lebih 20 produk yang mengisi semua segmen pasar automotif nasional, mulai dari sedan, hatchback, MPV, SUV, dan kendaraan komersial. Di pasar ritel, total penjualan Toyota pada Februari lalu mencapai 27.772 unit sehingga total penjualan sepanjang dua bulan pertama 2018 sudah mencapai 56.267 unit. Angka itu di antaranya berasal dari penjualan Avanza yang mencapai 6.451 unit.

    "Daya serap pasar untuk Avanza stabil, sehingga kita optimistis pada Maret ini penjualan akan naik seiring dengan peningkatan suplai ke dealer atau wholesale," sebutnya.  

    Sementara itu, permintaan terhadap mobil medium SUV New Rush yang dirilis pada November 2017 lalu terus meningkat. Dibandingkan periode yang sama 2017, angka penjualan New Rush dalam dua bulan pertama tahun ini mengalami peningkatan lebih dari 113% atau naik dua kali lipat.

    Sejak resmi di pasarkan awal 2018, penjualan New Rush di pasar wholesale sudah mencapai 6.991 unit, yang berasak dari penjualan Januari 3.416 unit dan naik menjadi 3.575 unit pada Februari lalu. Total penjualan Januari-Februai 2018 sudah mencapai 6.991 unit dibandingkan Januari-Februari  2017 tercatat 3.656 unit.

    "Kami berharap, respons positif yang begitu besar terhadap kehadiran New Rush tidak sebatas memperkuat kinerja penjualan TAM, tapi juga dapat memperbesar ceruk pasar medium SUV di pasar automotif nasional," imbuh Executive General Mannager TAM Fransiscus Soerjopranoto.

    Tingginya minat pelanggan terhadap New Rush membuat indent menjadi besar. Ini yang menjadikan TAM memberikan alokasi lebih besar kepada Rush dibandingkan produk lain di pabrikan yang sama, namun tetap tidak mengganggu pelayanan terhadap produk Toyota lainnya.

    "Untuk Rush, kami berusaha agar Rush dapat cepat ter-delivery kepada customer sehingga mereka tidak perlu menunggu lama. Ini yang menjadikan kami memberikan alokasi lebih besar kepada Rush dibandingkan produk lain di pabrikan yang sama, namun tetap menjaga agar tidak mengganggu pelayanan terhadap produk Toyota lainnya," pungkasnya.

    (fjo)
    🍀


    JAKARTA sindonews - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mencatat kinerja moncer selama tahun 2017. Di tengah pasar otomotif yang stagnan, penjualan kendaraan komersial Suzuki selama periode Januari-Desember 2017 berhasil terjual 44.856 unit (wholesale).

    Bahkan, lini kendaraan komersial Suzuki menjadi market leader yang berhasil meraih 45,1% dari total market share. Kendaraan komersial ini pun menjadi backbone penjualan Suzuki secara keseluruhan dengan kontribusi sebesar 40%.

    ''Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti pembangunan infrastuktur, perdagangan komoditas, serta aktifitas manufaktur. Faktor-faktor inilah yang pada akhirnya mendorong kebutuhan akan kendaraan komersial. Salah satu produk kami, Suzuki Carry telah dikenal sebagai kendaraan komersial yang tangguh dan telah menjadi andalan konsumen khususnya pelaku bisnis di Indonesia selama lebih dari 40 tahun," jelas Dony Saputra, 4W Marketing Director PT SIS dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/3/2018).

    Kehadiran kendaraan komersial Suzuki sejak tahun 1976 tak hanya menjadi sebuah alat transportasi namun sudah menjadi andalan tiap generasi untuk menggerakkan ekonomi usaha. Kendaraan komersial Suzuki hadir kali pertama di Indonesia dengan memperkenalkan pick up ST10 atau yang biasa terkenal dengan “truntung”.

    Untuk segmen komersial PT SIS menghadirkan Suzuki APV Ambulance, Suzuki Ertiga Ambulance, Suzuki APV angkutan kota, Suzuki APV Mobil Toko serta Suzuki Carry Dump Truck. ''Produk-produk Suzuki tidak hanya tangguh untuk mendukung kegiatan niaga namun juga bisa disesuaikan dengan fungsi dan kegunaan di setiap daerah-daerah,''paparnya.

    Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan ketersediaan suku cadang, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meresmikan depo terbaru Part Depo Makassar di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Depo ini merupakan sentra suku cadang pertama dikawasan Indonesia Timur.

    "Makassar merupakan salah satu wilayah yang penting bagi Suzuki. Daerahnya sangat strategis, sehingga kami berharap depo baru ini bisa berkontribusi untuk meningkatkan pelayanan purna jual dan memudahkan distribusi suku cadang resmi ke diler-diler Suzuki khususnya untuk kawasan Sulawesi, Indonesia Bagian Timur, dan Kalimantan," ungkap 4W Deputy Managing Director PT SIS, Setiawan Surya.

    Pembukaan depo suku cadang ini merupakan perencanaan jangka panjang yang dilakukan PT SIS terkait kebutuhan suku cadang dimasa mendatang. Apalagi volume kendaraan Suzuki di kawasan Sulawesi, Indonesia bagian timur, dan Kalimantan diprediksi akan terus naik setiap tahunnya. Untuk tahun 2018, depo baru ini diharapkan bisa meningkatkan lead time akan ketersediaan suku cadang dan performa pelayanan purna jual.

    (ven)
    🍓

    Makassar beritasatu - PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meresmikan depo terbaru Part Depo Makassar di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. Depo ini merupakan sentra suku cadang pertama dikawasan Indonesia Timur. Depo ini akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan suku cadang resmi Suzuki di kawasan Sulawesi, Indonesia Bagian Timur, serta Kalimantan.
    “Makassar merupakan salah satu wilayah yang penting bagi Suzuki. Daerahnya sangat strategis, sehingga kami berharap depo baru ini bisa berkontribusi untuk meningkatkan pelayanan purnajual dan memudahkan distribusi suku cadang resmi ke diler-diler Suzuki khususnya untuk kawasan Sulawesi, Indonesia Bagian Timur, dan Kalimantan,” 4W Deputy Managing Director PT.SIS, Setiawan Surya, Jumat (2/3).
    Depo yang berlokasi di Jl. Ir. Sutami, Parangloe, Tamalanrea, Kota Makassar memiliki total kapasitas penyimpanan suku cadang Suzuki untuk mobil, motor, obm, dan SGA, sebanyak 16.000 item. Depo ini juga bertujuan untuk menaikan ketersediaan suku cadang resmi Suzuki di dealer-dealer dan pada akhirnya meningkatkan performa servis dan meningkatkan pelayanan purna jual.
    Setiawan mengatakan pembukaan depo suku cadang ini merupakan perencanaan jangka panjang yang dilakukan PT. SIS terkait kebutuhan suku cadang dimasa mendatang. Apalagi volume kendaraan Suzuki di kawasan Sulawesi, Indonesia Bagian Timur, dan Kalimantan diprediksi akan terus naik setiap tahunnya.
    “Dengan diresmikannya depo ini, kami ingin memastikan ketersediaan suku cadang resmi di diler-diler Suzuki akan selalu ada. Sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan perawatan kendaraan Suzuki andalannya,” tutup Setiawan.


    Sumber: Investor Daily
    🌷

    KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) sepanjang 2017 lalu kinclong. Laba bersih perusahaan ini meningkat 24,58% menjadi Rp 18,88 triliun. Pertumbuhan laba ASII disokong oleh pendapatan yang juga mendaki 14% menjadi Rp 206,06 triliun.

    Harga komoditas yang naik secara berkelanjutan menguntungkan bisnis alat berat dan pertambangan serta agribisnis ASII. Kontribusi laba dari bisnis alat berat dan pertambangan naik 47% jadi Rp 4,5 triliun.


    Selain itu, PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga kembali mencatatkan untung. Tahun lalu, laba BNLI mencapai Rp 784 miliar. Angka ini jauh lebih baik ketimbang kerugian pada 2016 yang senilai Rp 6,5 triliun.


    Namun, bisnis otomotif ASII masih lesu. Laba bersih dari segmen otomotif turun 3% menjadi Rp 8,9 triliun. Kenaikan laba bersih di bisnis komponen tak mampu mengimbangi penurunan penjualan mobil sekaligus tekanan diskon yang muncul lantaran persaingan yang ketat.





    Prijono Sugiarto, Direktur Utama ASII, berharap, Grup Astra bisa terus diuntungkan dari kondisi ekonomi yang membaik serta harga komoditas yang stabil. "Meskipun, persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," ujar Prijono, Selasa (27/2).
    Bagi dividen


    ASII juga berencana membagikan dividen final sebesar Rp 130 per saham. Rencana itu akan diusulkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada April nanti. Nilai dividen  final ini di atas dividen final tahun 2016 sebesar Rp 113 per saham.


    Usulan dividen final itu bersamaan dengan dividen interim Rp 55 per saham. Sehingga, total dividen 2017 yang akan ASII bagikan mencapai Rp 185 per saham, lebih tinggi dari total dividen 2016 yang senilai Rp 168 per saham.


    Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest, mengatakan, pertumbuhan penjualan dan laba bersih ASII di 2017 tertinggi dalam lima tahun terakhir. Namun, secara year on year (yoy), pertumbuhan segmen bisnis otomotif relatif stagnan. "Ini patut diwaspadai," kata Aditya.


    Pertumbuhan positif ASII ditopang segmen bisnis alat berat, konstruksi, pertambangan, serta jasa keuangan. Aditya menambahkan, dengan melihat kinerja konsolidasi, margin segmen otomotif kian kecil.




    ASII akan memperkuat bisnis non-otomotif dengan tetap menjaga pangsa pasar yang ada. Rencana pengembangan bisnis non-otomotif ini menjadi katalis positif yang mendorong kinerja jangka panjang ASII.




     Saat ini, Aditya menilai, price to earning ratio (PER) ASII sekitar 17,58 kali, dan rata-rata tiga  tahun sekitar 19,16 kali. Karena kinerja positif itu, dia merekomendasikan akumulasi beli saham ASII dan pasang target harga Rp 8.900. Sedang Kiswoyo Adi Joe, Analis Recapital Asset Management menargetkan beli ASII, dengan target Rp 10.000 per saham. 


    🍣


    Bisnis.com, JAKARTA - Sinarmas Sekuritas menyebutkan IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah.
    Dalam risetnya, mereka menyebutkan secara teknikal indeks hari Rabu (28/02). "IHSG diprediksi bergerak di kisaran 6.522-6.600," demikian hasil riset mereka.
    Adapun saham yang direkomendasikan Top Buy: ANTM, WSBP, LPPF, PWON
    Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan Selasa (27/02) sehubungan dengan kekhawatiran tentang tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi setelah meeting perdana Kepala Federal Reserve, Jerome Powell, di depan Kongres. Konsensus mengatakan bahwa kenaikan bunga The Fed diperkirakan akan naik sebanyak 3x namun terdapat kekhawatiran bahwa akan terjadi kenaikan suku bunga ke-4. Hingga saat ini, US Treasury Yield berada di level 2,9%, kami menilai rupiah akan tertekan seiring dengan naiknya US Treasury Yield.
    ·     Sehubungan dengan emiten, ASII mencetak laba bersih sebesar Rp 18,88 triliun pada 2017, naik 24,54% YoY. Dengan pencapaian tersebut, EPS ASII naik menjadi Rp 466 dari Rp 374. Laba bersih segmen otomotif turun 3,27% menjadi Rp 8,87 triliun, sedangkan laba bersih segmen jasa keuangan meningkat 375% YoY menjadi Rp 3,75 triliun. Segmen alat berat, pertambangan, dan konstruksi tumbuh 47,52% menjadi Rp 4,47 triliun. Selanjutnya, INCO melaporkan kerugian sebesar US$ 15,27 juta pada 2017 yang dipicu oleh membengkaknya biaya bahan bakar dan batu bara. Sementara, perusahaan sendiri memperoleh pendapatan senilai US$ 629,33 juta pada 2017. Capaian tersebut meningkat 7,74% YoY.
    🍐

    Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk. (ASII) baru saja mengumumkan kinerja perseroan sepanjang 2017.
    Berdasarkan laporan keuangan 2017, laba bersih ASII meningkat 24,57% dari Rp15,15 triliun pada 2016 menjadi Rp18,88 triliun pada tahun lalu.
    Dari laba tersebut, tingkat laba per saham ASII ikut terdongkrak dari Rp374 per saham pada 2016 menjadi Rp466 per saham pada 2017.
    Corporate Communications Astra International Mulawarman menuturkan perseroan mengusulkan dividen final tahun buku 2017 sebesar Rp130 per saham.
    "Usulan dividen final tersebut bersama dengan dividen interim Rp55 per saham akan menjadikan dividen total pada tahun buku 2017 menjadi Rp185 per saham," tulisnya dalam surat elektronik, Selasa malam (27/2/2018).
    Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang 40,48 miliar saham ASII. Dengan nilai dividen total sebesar Rp185 per saham, maka nilai total dividen yang dikucurkan ASII hampir mencapai Rp7,49 triliun atau 39,67% dari raihan laba bersih perseroan pada 2017.
    Berikut historis pembayaran dividen Astra Internasional dalam 5 tahun terakhir.


    JAKARTA okezone - PT Astra Interational Tbk (ASII) mencatat divisi infrastruktur dan logistik mencatat kerugian bersih sebesar Rp231 miliar. Padahal, pada 2016 ASII masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp263 miliar.

    Melansir keterbukaan infromasi yang diterbitkan perseroan, Rabu (28/2/2018), hal ini sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal dari ruas jalan tol baru Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8 km, yang 45% sahamnya diakuisisi Grup awal tahun 2017.





    Selain itu, perseroan mencatat kerugian atas divestasi PT PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih, yang sebelumnya dimiliki Grup sebesar 49% dan memiliki sisa waktu pengoperasian 5 tahun lagi.

    Sepanjang 2017, portofolio grup di jalan tol telah berkembang dari 236 km menjadi 353 km, di mana 269 km telah beroperasi. Tol Tangerang-Merak sepanjang 72,5 km yang dioperasikan PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan. Tol tersebut mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 4% menjadi 50 juta kendaraan.



    Sementara untuk jalan tol Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5 km yang keseluruhannya dimiliki ASII telah selesai dibangun, di mana dua seksi terakhir rampung pada kuartal keempat di 2017.

    Jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8 km, di mana Grup memiliki kepemilikan sebesar 45%, mengalami peningkatan volume trafik sebesar 13% menjadi 17 juta kendaraan, sedangkan jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,6 km yang 40% sahamnya dimiliki Grup, sepanjang 40,1 km telah beroperasi dan volume trafik kendaraan meningkat 3% menjadi 12 juta kendaraan.

    Di sisi lain, PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami kenaikan laba bersih sebesar 101% menjadi Rp201 miliar, disebabkan oleh kenaikan marjin kontrak sewa mobil dan bisnis logistik, meskipun terjadi penurunan sebesar 2% pada kontrak sewa kendaraan dan penurunan 18% untuk penjualan mobil bekas.

    (mrt)




    🍒
    Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian mencatat terdapat lima industri unggulan sebagai penyumbang ekspor terbesar Indonesia di 2017.
    Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan ekspor menjadi salah satu kunci mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.  Pada 2017 lalu ekspor mencapai US$125 miliar.
    "Angka tersebut memberikan kontribusi tertinggi hingga 76%, dari total nilai ekspor Indonesia yang mencapai US$168,73 miliar," kata Airlangga melalui laman twitternya, Sabtu (17/2/2018). 
    Kementerian Perindustrian mencatat produk olahan sawit menjadi penyumbang ekspor terbesar. Olahan sawit ini menyumbang ekspor sebesar Rp272 triliun tahun lalu. Di belakang sawit, produk olahan pakaian jadi menyumbang ekspor sebesar Rp90 triliun. Selanjutnya ekspor olahan karet menyumbang ekspor senilai Rp66 triliun.  
    Selanjutnya industri barang kimia mencatatkan ekspor sebesar Rp59 triliun dan industri pengolahan penyumbang nilai ekspor terbesar  terakhir adalah produk industri logam senilai Rp51 triliun. 
    Dalam kesempatan terpisah dia mengatakan produk-produk manufaktur tersebut menunjukkan daya saing yang kuat dan memiliki nilai tambah tinggi. Saat ini, negara tujuan ekspor utama kita antara lain adalah China, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Singapura, tuturnya. Adapun lima negara yang berkontribusi besar melalui investasi di Indonesia sepanjang tahun 2017, yaitu Jepang yang menanamkan modal hingga US$2,13 miliar, diikuti Singapura US$2,05 miliar, China US$1,14 miliar, Korea Selatan US$0,93 miliar, dan Swiss US$0,32 miliar.

    🌳
    Jakarta detik - PT Astra Internasional Tbk (ASII) mengumumkan bahwa akan berinvestasi di Go-Jek. Presiden Direktur Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto mengatakan, bahwa pihaknya akan merealisasikan penyuntikan modal kepada Go-Jek sebesar US$ 150 juta, angka itu setara dengan Rp 2,025 T (kurs Rp 13.500).

    Hal tersebut sempat direspons positif oleh pelaku pasar ditandai dengan sempat naiknya harga saham Astra meski belakangan ditutup stagnan.

    Pantauan detikFinance, sore ini saham ASII berada di Rp 8.200, sama dengan penutupan perdagangan saham akhir pekan lalu alias stagnan.

    Sepanjang hari ini saham perseroan telah diperdagangkan sebanyak 2.657 kali transaksi sebanyak 206.416 lot saham senilai Rp 169,9 miliar.

    Posisi tertinggi saham ASII sempat tercatat di Rp 8.300 dan terendah di Rp 8.200 dan harga rata-rata transaksi sepanjang hari ini di Rp 8.232,4.



    Prijono Sugiarto mengatakan, pihaknya tertarik untuk berinvestasi di perusahaan besutan Nadiem Makariem itu lantaran dinilai memiliki masa depan yang baik.

    Apalagi Go-Jek sempat masuk dalam daftar 56 perusahaan yang memberikan perubahan besar di dunia.

    "Di antara Apple, Microsoft, Google tapi Go-Jek masuk. Dia satu-satunya dari Indonesia bahkan dari Asia Tenggara," tuturnya.

    Selain itu dia juga melihat ada benang merah antara bisnis Astra dengan Go-Jek. Bahkan dia percaya banyak hal yang bisa dikolaborasikan antara Astra perusahaan yang memiliki bisnis distribusi kendaraan bermotor, leasing, asuransi hingga servis kendaraan dengan Go-Jek yang memiliki banyak jaringan transportasi online.







    (dna/ang)

    Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) akhirnya mengumumkan kerja sama dengan Go-Jek, perusahaan penyedia layanan on-demand berbasis aplikasi terbesar di Indonesia.
    PT Astra International Tbk mengucurkan dana sekitar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,04 triliun (asumsi kurs Rp 13.623 per dolar Amerika Serikat) di Go-Jek. Lalu dengan ada aksi korporasi tersebut, bagaimana pergerakan saham PT Astra International Tbk (ASII)?
    Berdasarkan data RTI, Senin (12/2/2018), saham PT Astra International Tbk naik 0,30 persen ke posisi Rp 8.225 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 936 kali dengan volume perdagangan saham 63.808. Nilai transaksi harian saham Rp 52,6 miliar.
    Plt Kepala Riset PT Bahana Sekuritas, Henry Wibowo menuturkan, PT Astra International Tbk berkolaborasi bersama Go-Jek dengan menanamkan investasi sekitar Rp 2 triliun merupakan langkah positif berekspansi di sektor teknologi.
    Dengan kerja sama itu, menurut Henry, PT Astra International Tbk dapat mempelajari Go-Jek terutama soal big data. Hal ini mengingat Go-Jek piawai dalam big data. Kerja sama tersebut juga dapat membantu Astra International untuk penjualan motor. Namun Henry menilai investasi Astra sekitar Rp 2 triliun tersebut masih kecil. Selain itu, investasi tersebut juga minim dampaknya terhadap kinerja keuangan PT Astra International Tbk.
    "Ini new trial investasi. Investasinya kecil dibandingkan belanja modal Astra mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun. Itu mayoritas untuk toll road, itu mungkin genjot divisi sektor infrastruktur. Namun investasi di sektor teknologi juga bagus," jelas Henry saat dihubungi Liputan6.com.
    Henry menambahkan, bagi Go-Jek, bekerja sama dengan Astra International menjadi hal positif. Apalagi sebelumnya Go-Jek dapat kucuran dana dari Google. "Google sebagai perusahaan terbesar di dunia, dan Astra termasuk perusahaan terbesar di Indonesia, itu positif buat Go-Jek," kata Henry.
    Henry menuturkan, bisnis otomotif PT Astra International Tbk masih hadapi tantangan mengingat ketatnya kompetisi. Apalagi pesaing Astra makin ekspansi dengan model kendaraan baru.
    "Mitsubishi Expander cukup ramai. Yang jadi pertanyaan apakah Avanza dan Xenia akan ada model baru tahun ini. Kalau jawabannya tidak maka market share perseroan akan turun ini juga seiring ekspansinya Wuling dan Mitsubishi," ujar Henry.

    Akan tetapi, bisnis PT Astra International Tbk akan ditopang dari bisnis non otomotif terutama di sektor komoditas, keuangan. "United Tractors hot apalagi harga batu bara tembus di atas US4 100 MT. Demikian juga sektor keuangan dengan adanya Bank Permata," tutur Henry.
    🐋

    Jakarta, CNN Indonesia -- Saham PT Astra International Tbk (ASII) dan anak usahanya PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) terpantau menanjak usai mencuatnya berita soal investasi Rp2 triliun ke Gojek.

    Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Astra International sempat naik 1,21 persen hingga Rp8.300 per lembar hingga jeda perdagangan sesi I, dari sebelumnya Rp8.200. Sementara, harga saham Astra Otoparts sempat menanjak hingga 1,29 persen ke level Rp1.965 per lembar, dari sebelumnya Rp1.940

    Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan,kerja sama tersebut memang dinilai sangat baik oleh para pelaku pasar. Pasalnya, Astra dinilai mampu mengikuti perkembangan ekonomi dengan berinvestasi di Gojek yang kini merupakan 'unicorn', atau perusahaan rintisan yang bernilai di atas US$1 miliar.


    "Kerja sama itu merupakan langkah yang sangat strategis ya bagi Grup Astra. Mereka bisa mengikuti perkembangan dan perubahan dalam ekonomi dan bisnis," kata David kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/2).

    Ia menambahkan, saat ini pelaku pasar masih menanti bentuk kerja sama antara Astra dan Gojek secara lebih rinci. Apalagi, saat ini muncul beberapa prediksi yang berkembang usai pengumuman kerja sama tersebut.

    "Saat ini yang masih ditunggu investor adalah soal rincian kerja sama usai mereka melakukan investasi. Ada juga prediksi soal kerja sama pemeliharaan motor yang memakai Astra Otoparts, tapi itu masih perkiraan panjang ya," ungkapnya.

    Atas dasar hal tersebut, menurut David dalam pekan ini harga saham Astra International dan Astra Otoparts berpeluang untuk mengalami kenaikan. 

    "Perkiraan saya, harga saham ASII bisa ke Rp8.500 per lembar minggu ini. Sementara kalau untuk AUTI bisa di atas Rp2.000 per lembar di pekan ini," jelasnya. 

    Seperti diketahui, Grup Astra mengumumkan telah menyuntikkan investasi sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2 triliun untuk Gojek hari ini. Bergabungnya Astra menambah panjang daftar perusahaan raksasa yang menyuntikkan dana segarnya ke Gojek. 

    Terkait dana segar yang digelontorkan, Presiden Direktur Astra Internasional Prijono menyebut kegigihan menjadi salah satu alasan pihaknya bersedia menanamkan modal.

    "Kenapa Astra mau kolaborasi dengan Gojek, ini ada historinya. Melihat kegigihan tinggi untuk memajukan Gojek dan paling penting akan mengubah dunia," pungkasnya di sela konferensi media di Jakarta.

    CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim, mengatakan investasi yang diterima pihaknya kali ini merupakan salah satu yang terbesar sepanjang sejarah.

    Dengan dana yang diperolehnya kali ini, Nadiem mengklaim akan melahirkan inovasi dan menjadikan Indonesia sebagai negara super power di Asia Tenggara dan dunia.

    "Ada beberapa fakta menarik investasi ini, pertama ini menjadi investasi terbesar sepanjang sejarah. Ini merupakan hal yang membanggakan pemain besar berpartisipasi dalam ekosistem digital di Indonesia," jelas Nadiem di kesempatan yang sama. (gir/bir)
    🍀
    RMOL. Pengusaha ban mengungkapkan investasi di industri ban belum akan bertambah sampai tahun politik selesai karena investor masih wait and see. Kalau politik gaduh, industri ban lokal bakal kempes.
    Ketua Umum Asosiasi Peru­sahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan, investor akan melihat terlebih dahulu situasi di pilkada dan pilpres. "Kalau gaduh investasi tidak akan masuk," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

    Saat ini sudah ada beberapa investor yang berminat untuk masuk ke pasar dalam negeri. Tapi mereka juga masih wait end see. "Mereka masih melihat momen pilkada ini bagus atau tidak untuk investasi,"   ungkapnya.

    Azis berharap, penyeleng­garaan pilkada dan pilpres pada tahun depan tidak gaduh. Seh­ingga, tingkat kepercayaan in­vestor terhadap pasar Indonesia terus membaik.

    "Momen pilkada dan pilpres tahun depan harus membawa dampak positif sehingga in­vestasi di industri ban dalam negeri semakin meningkat,"  tuturnya.

    Pada tahun ini, penjualan in­dustri ban domestik diprediksi akan naik 7-8 persen menjadi berkisar 14,55-14,68 juta unit dibanding dari tahun lalu 13,6 juta unit. Kenaikan itu ditopang perbaikan ekonomi.

    Berdasarkan catatan APBI, kapasitas produksi terpasang industri ban nasional saat ini mencapai 85 juta unit per ta­hun, dengan utilisasi sekitar 65 persen atau sekitar 55 juta unit. Kenaikan penjualan domestik diharapkan dapat meningkatkan utilisasi industri ban.

    Azis menilai, kenaikan pen­jualan ban domestik juga dipicu Peraturan Menteri Perdagan­gan (Permendag) 77/M-DAG/ PER/11/2016 tentang Ketentuan Impor Ban. Sebab, pasca-aturan itu diberlakukan impor ban tu­run 56 persen.

    "Aturan itu membuat impor tidak sembarangan masuk lagi, melainkan diawasi, sehingga penjualan domestik meningkat dan indusri ban vulkanisir bisa hidup," tuturnya.

    SNI Vulkanisir 

    Ia menjelaskan, industri ban vulkanisir adalah industri ker­akyatan yang menggunakan ban bekas. "Divulkanisir seperti ban baru dan digunakan untuk ban belakang," ujar Aziz.

    Menurut Azis, tumbuhnya industri ban vulkanisir juga berdampak terhadap penghema­tan ekonomi dari sisi transpor­tasi. "Satu unit ban bisa melalui proses vulkanisir hingga 3-4 kali," ujarnya.

    Ia mengatakan, ban vulkanisir juga bisa mengurangi sampah ban serta menumbuhan industri kecil dan menengah (IKM). Potensi industri ban vulkanisir diperkirakan mencapai Rp 36,3 miliar per tahun.

    "Kami industri ban baru tidak menganggap mereka saingan, karena efisiensi transportasi bisa diperoleh dengan vulka­nisir. Selain itu, ban vulkanisir hanya menjadi ban belakang. Permendag itu juga menaikkan pangsa pasar ban vulkanisir," jelas dia.

    Meski demikian, Aziz menilai, ban vulkanisir masih membutuh­kan Standar Nasional Indone­sia (SNI) untuk keamananan masyarakat serta memastikan kualitas. Saat ini APBI, dan in­stansi terkait tengah menyusun standar ban vulkanisir.

    "Dulu, ban dari Tiongkok lebih murah daripada vulkanisir lokal, tapi sekali pakai pecah. Ini yang ingin kami hindari," tegas dia.

    Ketua Umum Asosiasi Peru­sahaan Ban Vulkanisir Indone­sia (Abvindo) Jessica Kuesar mengungkapkan, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada anggota terkait rancangan SNI yang saat ini masih dalam tahap perumusaan Kementerian Perin­dustrian. Koordinasi juga terus dilakukan bersama pihak terkait.

    "SNI untuk ban vulkanisir be­lum diwajibkan dan belum jalan. Memang sudah ada standartnya sejak 2013 tapi itu tidak diap­likasikan sehingga kita semua belum ada yang memiliki lisensi SNI karena dari pemerintah belum menjalankan demikian," ujarnya. ***
    🚘
    Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengumumkan pencapaian positif ekspor kendaraan bermerek Toyota dalam bentuk Completly Built-Up (CBU) sepanjang 2017 lalu, dengan angka 199.600 unit.
    Jumlah tersebut naik 18 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 169.100 unit. Angka ini juga merupakan pencapaian volume tertinggi sejak kegiatan ekspor Toyota Indonesia yang dimulai tahun 1987 lalu.
    TMMIN melaporkan, kontribusi terbesar pada pencapaian ekspor Toyota berasal dari model Sport Utility Vehicle (SUV) Fortuner yang mencapai 69.700 unit. Angka ini juga merupakan rekor tertinggi ekspor Fortuner dalam 5 tahun terakhir.
    Produk ekspor lainnya yang diproduksi di pabrik TMMIN yang juga berkontribusi besar dalam pencapaian rekor ini adalah model sedan Vios dengan jumlah 28.450 unit. Kijang Innova, Sienta dan Yaris turut melengkapi performa ekspor kendaraan bermerek Toyota dengan total 18.700 unit.
    Dari sisi laju pertumbuhan, Sienta menempati urutan tertinggi mencapai 51,0 persen, diikuti Fortuner 42,2 persen, sedangkan Vios 19,3 persen. Selain itu, Toyota juga mengekspor beberapa model lain yakni Avanza, Rush, Agya (Wigo) dan Town/Lite Ace yang diproduksi oleh grup toyota di Indonesia yaitu Astra-Daihatsu Motor dengan jumlah total sebanyak 82.700 unit.
    Selain dalam bentuk CBU, tahun 2017 TMMIN juga telah mengekspor 47.600 unit kendaraan dalam bentuk terurai atau Completely Knock Down (CKD) mesin utuh tipe TR berbahan bakar bensin sebesar 123.200 unit dan mesin TR berbahan bakar etanol sebesar 5.700 unit. Sedangkan ekspor mesin tipe NR berbahan bakar bensin mencapai 93.300 unit dan NR berbahan bakar etanol 3.700 unit.



    Sumber: BeritaSatu.com

    Comments




    1. Saya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.

      Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.

      saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.

      Pembayaran yang fleksibel,
      Suku bunga rendah,
      Layanan berkualitas,
      Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan

      Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)

      Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)

      ReplyDelete

    Post a Comment

    Popular posts from this blog

    onlineisasi-digitalisasi (5)

    analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)

    terkait fundamental saham ENERGI n TAMBANG (3) (pgas, adro, indy, bumi, antm, elsa)