ERA 6K @ IHSG : tren ihsg BULAN PUASA

catatan mutakhir: ihsg akhir puasa sejak 2001 s/d ihsg akhir puasa 2018 ternyata bertren NAEK sekira nyaris 17% neh :
🍉


selama ini tren ihsg per bulan PUASA emang agak fluktuatif, walo sbenernya setidaknya ada 4 sektor yang mengalami penguatan aktifitas n pendanaan saat bulan PUASA. Yaitu: keuangan, manufaktur, konsumer n otomotif. berikut tabel n grafik tren IHSG per bulan puasa sejak taon 2001 s/d 2017:

dalam periode 2001-2018: secara kasar ternyata ekspektasi KEJADIAN PUASA NAEK d IHSG sekira 58%, dibandingkan TURUN sekira 41%. Secara kasar, ekspektasi naek mase ada di tren IHSG bulan PUASA 2018 ini. 

coba simak juga, tren IHSG sejak 2001 s/d 2018: yaitu naek dari 378.67 (awal puasa 2001) s/d 5815.91 (awal puasa 2018). tren kenaekan ihsg sebesar + 1435%. secara rerata per taon sekira + 16.40%. Pasti di atas suku bunga DEPOSITO di BANK, yang dalam periode itu berkisar dari 6% s/d 14%. secara rerata sekira 8%. tren ihsg bisa unggul sekira 8% p.a. secara rerata. 
🍑

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan analis merekomendasi saham-saham emiten perdagangan dan consumer goods seiring dengan akan menguatnya daya beli dan konsumsi menjelang Lebaran.
Analis teknikal PT Panin Sekuritas, William Hartanto mengungkapkan, saat indeks harga saham gabungan (IHSG) sedang dalam tren menurun, investor disarankan investasi pada saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.. Menurutnya, kinerja saham SIDO sangat berbanding terbalik dengan kondisi IHSG saat ini.
"Menjelang Lebaran, saham sektor consumer goods akan sangat bagus karena ada event diskon Lebaran," ungkapnya, akhir pekan lalu.
William pun merekomendasi saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido juga merekomendasikan saham RALS layak dikoleksi menjelang Lebaran.
"Segmen RALS adalah kelas menengah ke bawah. Segmen kelas menengah ke bawah, kalau memperoleh tunjangan hari raya (THR) akan konsumtif dan berbelanja," ungkap Kevin.
Selain RALS, Kevin juga merekomendasikan, saham PT Ace Hardware Tbk., dan PT Matahari Department Store Tbk. dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.. Dalam sebulan terakhir, kinerja ACES, LPPF dan ICBP masing-masing terkontraksi 11,57%, 15,99% dan 3,9%.
Kevin enggan merekomendasikan segmen otomotif, karena baru-baru ini Bank Indonesia telah menaikkan BI 7 days repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5%, dan berdampak pada pembelian kendaraan bermotor dengan skema kredit. Dia pun mengatakan, tidak menutup kemungkinan BI akan menaikkan bunga sebesar 25 basis poin lagi.
Head of Technical Analyst BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan, saham yang layak dikoleksi menjelang Lebaran adalah MAPI, seiring dengan rencana perseroan membagikan dividen dan stock split. Dua sentimen tersebut, berpotensi mengerek kinerja saham MAPI lebih moncer.
Presiden Direktur Ace Hardware Prabowo Widya Krisnadi mengatakan, permintaan menjelang Lebaran berpotensi ada pada kisaran 20%-32%. Dia mengungkapkan, tren yang terjadi menjelang Lebaran adalah peningkatan penjualan. Adapun, peningkatan penjualan paling tinggi terjadi pada akhir tahun.
Prabowo mengungkapkan, strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan adalah mengenali kondisi pasar. Dia menuturkan, pelemahan industri properti tidak berdampak terhadap kinerja perseroan, sebab pangsa pasar yang perseroan adalah kelas menengah ke atas.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan, katanya, adalah meningkatkan program promosi dari 10 dalam setahun menjadi minimal 15 kali dalam setahun. Sepanjang tahun ini, perseroan telah menjalan 4 program marketing untuk meningkatkan penjualan.


🍒
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan puasa telah tiba. Hari Kamis (17/5) umat Islam secara serentak menjalankan ibadah suci puasa. Bagaimana dengan pasar modal sendiri saat bulan puasa? Jika menilik pergerakan historis, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama bulan puasa cenderung mengalami penurunan dalam hal volume transaksi.
Tahun 2017 misalnya, sepanjang pelaksanaan bulan puasa yang dimulai sejak tanggal 25 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017, volume perdagangan di bursa tercatat rata-rata mencapai 5,39 miliar. Padahal, sejak awal Mei 2017 hingga sehari sebelum puasa rata-rata volume perdagangan mencapai 6,59 miliar transaksi.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, awal puasa biasanya perdagangan di bursa masih berjalan seperti biasa. Namun, menjelang akhir-akhir puasa, mendekati masa-masa cuti bersama barulah transaksi perdagangan mulai berkurang, yang disebabkan salah satunya faktor cuti.
Pendapat senada juga diungkapkan analis senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar. Menurutnya, bahwa selama bulan puasa memang ada penurunan transaksi yang utamanya disebabkan banyaknya investor yang menggunakan dananya untuk kebutuhan lain. Menurutnya hal tersebut wajar, mengingat selama bulan puasa ada sejumlah kebutuhan yang bakal naik.
Apalagi menjelang akhir bulan puasa tentu volume perdagangan harian lebih sepi lagi, sebab sudah mendekati akhir tentu banyak orang yang fokusnya adalah mempersiapkan untuk mudik atau liburan lebaran. Jadi, penggunaan dana tentu tidak ke bursa.
“Volume transaksi perdagangan harian di bulan puasa memang tidak seramai hari-hari sebelumnya, banyak dana yang ditarik sementara dari bursa dan ini wajar saja menurut saya,” kata William, Rabu (16/5).
Tapi, menurut Nafan meski volume perdagangan tergolong sepi bukan berarti investor tak bisa meraup keuntungan. Justru ia berpendapat untuk urusan investasi semuanya tergantung bagaimana investor melihat performa saham-saham yang likuid di bursa.
Ada beberapa sektor yang secara teknikal yang menurut Nafan menarik untuk dicermati para investor selama bulan puasa. Pertama, sektor infrastruktur yang terkait dengan telekomunikasi dengan emitennya TLKM dan EXCL. Sebab, di masa-masa puasa hingga liburan lebaran akan ada peningkatan traffic pada layanan mobile data. TLKM bahkan PER-nya sudah di bawah 15 kali.
Nafan memprediksi harga saham TLKM dalam jangka menengah-panjang bisa melaju hingga Rp 4.200 per saham.
Selain itu, sektor konsumer juga menurut Nafan bisa dilirik oleh investor dengan emitennya INDF dan ICBP serta HMSP. Memang, yang terakhir ini merupakan emiten dengan lini bisnis utama rokok, namun Nafan melihat secara teknikal pergerakannya bakal cukup bagus sepanjang bulan puasa.
LPPF yang bergerak di lini Departemen Store juga dikatakan Nafan menarik sebab pelemahannya secara teknikal sudah terbatas. Saat ini harganya diperdagangkan di level Rp 8.950 per saham, namun Nafan memprediksi saham LPPF berpeluang untuk naik kembali ke Rp 9.000 per saham, bahkan bisa naik hingga Rp 9.700 per saham.
“Saham-saham ini sangat layak dicermati. Memang pergerakan indeks saat ini pada fase bearish, namun secara perlahan fase tersebut mulai berkurang dan mengarah kepada bullish, jadi saat ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan akumulasi beli” kata Nafan, Rabu (16/5).
William lebih melihat sektor konsumer bakal menjadi sektor yang menarik untuk dilirik investor. Sementara, sektor telekomunikasi meski di bulan puasa ia akui akan ada peningkatan penggunaan mobile data, namun secara umum sektor ini penguatannya tidak akan terlalu signifikan. Sebab, saham-saham telekomunikasi sudah berada di area resistance.
“Memang ada ruang untuk tumbuh, tapi saya kira terbatas dan mungkin akan ada koreksi dulu,” ujar William.
Sektor-sektor lain yang bisa dicermati investor menurut William ada beberapa, seperti sektor CPO karena penggunaan CPO di bulan puasa akan meningkat. Menurutnya, selama ini ada korelasi antara bulan puasa dengan peningkatan konsumsi CPO.
Apalagi untuk emiten CPO yang orientasinya ekspor, khususnya ke wilayah Timur Tengah. Permintaan CPO di wilayah ini menurutnya cenderung meningkat selama bulan puasa, jadi akan berpengaruh positif bagi kinerja saham emiten CPO.
Dari sektor-sektor ini, William merekomendasikan INDF dan ICBP masih menarik karena produknya digunakan luas. Cuma, jika berbicara mengenai emiten sektor konsumer yang sahamnya sudah relatif murah dan bisa dikoleksi, William merekomendasikan HMSP.
“Ini momen tepat untuk masuk ke HMSP, harganya jangka panjang bisa mencapai Rp 4.200 per saham,” ujar William.
Selain sektor-sektor konsumer dan CPO, sektor perbankan juga menurut William menarik. Cuma, kalau untuk sektor ini ia menyatakan bahwa perbankan merupakan sektor yang bisa dimasuki kapanpun, anytime, ada bulan puasa maupun tidak tetap menarik.
William menyarankan strategi yang tepat adalah masuk sekarang di saham-saham bagus yang harganya sudah relatif murah, kemudian hold hingga rilis laporan kuartal III keluar. Sebab, setelah investor bisa meraup untung yang lebih tinggi ketika momen puasa, lebaran, liburan sekolah sudah terlewati.
Artinya, hasil yang diraih di bulan puasa dan lebaran sudah memberikan efek bagi kinerja perusahaan dan benar-benar akan terasa di kuartal III nanti. “Beli sekarang, hold jangka menengah sampai penjualan saat lebaran dan puasa terlihat dalam kinerja perusahaan,” pungkas William.

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang bulan suci Ramadan, pasar keuangan akan tetap menarik. Investor bisa mencermati beberapa saham yang memang diuntungkan oleh kehadiran Ramadan.
Tak sembarang saham bisa dimasuki investor jika ingin menambak laba yang besar. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menyarankan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian investor sebelum masuk ke pasar modal.
Pertama, sebelum masuk, investor perlu memperhatikan emiten-emiten mana saja yang memiliki kinerja baik. Caranya, investor perlu memperhatikan bagaimana kinerja emiten selama tiga bulan pertama 2018.
"Ini dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan selama kuartal I-2018," kata Achmad kepada Kontan.co.id di Jakarta, Senin (30/4).
Selanjutnya, investor perlu jeli dalam menilai apakah perusahaan memiliki potensi kenaikan kinerja untuk kuartal berikutnya. Dengan begitu, investor dapat meminimalisir risiko kerugian, serta memaksimalkan keuntungan.
Achmad pun merekomendasikan saham-saham yang bergerak di sektor konsumsi, saham daily product, ritel dan media akan mendapat dampak positif sepanjang bulan puasa. Beberapa saham yang menarik yaitu SCMA, MNCN, CPIN, JPFA, LPPF, UNVR dan MYOR.
"Kalau SCMA, CPIN, JPFA dan saham konsumsi, bagus-bagus fundamentalnya. Juga ICBP dan INDF," papar Achmad.
Sedangkan beberapa saham yang diproyeksi akan bergerak negatif, diperkirakan dari sektor industri dasar seperti semen, keramik dan kontruksi.
Investor bisa masuk ke saham-saham tersebut mulai saat ini, mengingat, harganya belum rebound terlalu banyak, terlebih setelah pekan lalu hampir semua saham terkoreksi.

🍉
ID: Secara terpisah, analis Binaarta Sekuritas M Nafan Aji Gusta optimistis IHSG bakal mendapat katalis positif dari dalam negeri. Hingga menjelang Juni 2018, indeks berpotensi menguat 4%.

"Awal April akan ada rilis data ekonomi inflasi yang diharapkan cenderung stabil. Indeks keyakinan konsumen diharapkan di atas ekspektasi, dan data cadangan devisa menguat karena ada intervensi BI," papar dia.

Nafan menjelaskan, pemerintah perlu lebih agresif mendorong sektor riil, terutama koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), melalui pemberian insentif pajak. “Rencana pemberlakuan tax holiday, misalnya, bisa memberikan sentimen positif di lantai bursa,” tutur dia.

Selama sebulan terakhir, IHSG melemah dari level 6.600 ke posisi 6.085 atau terkoreksi 7,8%. Sedangkan sepanjang kuartal I-2018, indeks melemah 0,7%.
Nafan Aji memperkirakan IHSG dalam sebulan ke depan mengalami rebound secara psikologis ke level 6.335. Jika bertahan di level tersebut, ada potensi IHSG kembali menguat pada Mei ke posisi 6.425.

Pada kuartal II-2018, kata Nafan, sentimen pilkada dapat memengaruhi pergerakan IHSG, terutama jika terjadi ketidakstabilan politik.

“Selama tidak ada pernyataan bernada hawkish dari AS, pasar tidak akan bergejolak. Isu perang dagang sudah mereda, sudah ada diplomasi antara AS dan RRT. Keadaan kondusif ini juga membuat pelaku pasar tidak perlu khawatir terhadap kebijakan proteksionisme oleh kedua negara,” papar dia. (az)



🍀

JAKARTA okezone- Penyaluran kredit perbankan pada Februari 2018 tercatat sebesar Rp4.690,6 triliun atau tumbuh 8,2% (yoy) lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,4% dari Rp4.661 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut didukung oleh peningkatan kredit pada golongan debitur korporasi dan perorangan yang masing-masing memiliki pangsa 41,4% dan 46,9% dari total kredit.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman mengatakan, pertumbuhan kredit korporasi dan perorangan pada Februari 2018 masing-masing tercatat sebesar 7,3% (yoy) dan 9,4% (yoy) meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy) dan 9,1% (yoy).
(kmj)

Comments

Popular posts from this blog

onlineisasi-digitalisasi (5)

terkait perbankan (bbri, bbca, bnii)

analisis fundamental sederhana: saham KONSUMER (mapi, myor, unvr, icbp, amrt, cpin, hero, mapi, cleo, ades)